Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PESAWAT TERBANG


Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Anggota Kelompok :

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga mengalami perkembangan
yang pesat pula. Adanya kemajuan di bidang teknologi semakin memudahkan
manusia untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Salah satu teknologi yang
mengalami perkembangan pesat adalah teknologi di bidang penerbangan.
Saat ini kita sudah bisa menikmati kecanggihan teknologi di bidang
penerbangan. Hal ini tidak terlepas dari perjuangan tokoh-tokoh terdahulu
dalam mewujudkan impian mereka.
Penemuan pesawat terbang merupakan fenomena sejarah yang penting, baik
dalam hal penggunaan untuk tujuan-tujuan damai maupun perang. Hanya
dalam tempo puluhan tahun sesudah itu, pesawat terbang telah membuat
dunia kita begitu sempit, bahkan ruang angkasa pun rasanya dapat disentuh
jari. Dan lebih dari itu, penemuan pesawat terbang bermuatan manusia
merupakan pemula dan pembuka jalan bagi penerbangan di luar angkasa.
Sebelum keberhasilan Wilbur dan Orville Wright dalam membuat pesawat
terbang, bisa terbang layaknya burung hanyalah sebuah impian belaka.
Seperti halnya kata-kata penyair Jerman (dalam: Stever, 1973: 9) “Betapa
dalam aku mendambakan kemampuan meluncurkan diri mengarungi angkasa
yang tak terbatas dan melayang di atas jurang menganga yang
mempesonakan” (Guyford Stever,1973:9). Kata-kata tersebut
mengungkapkan impian manusia untuk terbang sejak awal zaman.
Pesawat Terbang mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang.
Ada beberapa tokoh yang sangat berjasa dalam perkembangan pesawat
terbang. Salah satunya adalah bapak pesawat terbang kita yaitu Wilbur dan
Orville Wright Di mana mereka telah berhasil membuat ”The Flayer “
pesawat bermesin pertama. Keberhasilan dalam membuat The Flayer
memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat saat itu. Fokus dari
makalah ini adalah sejarah perkembangan pesawat, pembuatan The Flayer
serta dampak keberhasilan pembuatan The Flayer. Untuk itulah penyusun
mengambil judul”SEJARAH AHLI PESAWAT TERBANG”

2
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja para ahli sebelum Wright bersaudara dan apa penemuannya?
2. Bagaimana proses pembuatan The Flayer oleh Wright bersaudara?
3. Bagaimana dampak keberhasilan pembuatan The Flayer?
C. Tujuan
1. Memaparkan para ahli sebelum Wright bersaudara beserta penemuannya.
2. Menjelaskan proses pembuatan The Flayer oleh Wright bersaudara.
3. Menjelaskan dampak keberhasilan pembuatan The Flayer.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Para Ahli Sebelum Wright Bersaudara


Burung besi bernama pesawat terbang memang bukan barang aneh
lagi di zaman modern seperti sekarang ini. Ternyata, perjalanan sejarah
pesawat terbang dari pertama kali dibuat hingga pesawat terbang masa kini
dengan segala kecanggihannya telah cukup panjang yaitu 100 tahun.
Sebelum adanya penerbangan, telah ada penerjunan dari menara kira-
kira pada abad pertengahan. Para perintis penerjun payung tersebut
mempercayakan nyawa mereka sepenuhnya pada sayap yang mereka buat
berdasarkan anggapan bahwa sumber daya angkat pada burung adalah
sayapnya, sedangkan sumber daya dorongnya adalah gerak kepakannya.
Mereka tidak memahami perbedaan penting antara burung dan manusia. Baru
pada tahun 1680, Giovanni Borelli, seorang Italia mengemukakan fakta
tersebut. (Peterson, 1983 : 34)
Sampai akhir abad ke-18, hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam
seni terbang ataupun bahkan tidak ada kemajuan sama sekali. Satu-satunya
karya yang pantas menjadi bahan pertimbangan serius adalah karya Leonardo
Da Vinci, sang jenius dari zaman Renaissance. Leonardo (1452-1519)
melakukan studi mendetail tentang gerak burung, aliran udara, dan tekanan
udara terhadap benda yang bergerak melaluinya. Selama 200 tahun lebih
sesudah Leonardo kemajuan penerbangan terhenti. Kemudian pada akhir
tahun 1700-an kedambaan manusia untuk terbang mengambil arah baru.
Secara historis penerbangan sejati pada dasarnya berhutang budi pada
empat orang jenius, Sir George Cayley (1773-1857), Otto Lilienthal (1848-
1896), dan dua orang bersaudara yakni Wilbur (1867-1912) dan Orville
Wright (1871-1948). Sumbangan lainnya datang dari William S.Henson
(1812-1888), Octave Chanute (1832-1910), Samuel Pierpont Langley (1834-
1906), Sir Hiram Maxim (1840-1916) dan Alfonso Penaud (1850-1880),
(Stever, 1986 : 10). Berikut ini adalah sumbangan beberapa tokoh diatas :
1. Sir George Cayley

4
Ia adalah seorang bangsawan dari Yorkshire yang luar biasa
minatnya. Selama 84 tahun perjalanan hidupnya Cayley menyelidiki obyek
yang demikian beraneka ragam. Para ahli sejarah menyebut Cayley sebagai
“penemu pesawat terbang” yang sebenarnya. Sebutan itu mungkin terlalu
dibesar-besarkan, tetapi tidak diragukan lagi bahwa Cayley telah meletakkan
dasar untuk penelitian aeronautika di kemudian hari. Dialah orang yang
pertama merakit berbagai unsur yang diperlukan untuk penerbangan
walaupun sebenarnya hanya berbentuk teori saja. Seperti banyak orang
sebelumnya, Cayley memulai studinya dengan mempelajari tentang cara
burung terbang. Tetapi ia menggabungkan penelitian ini dengan penyelidikan
tentang reaksi udara terhadap benda yang bergerak melaluinya.
Pada tahun 1804, sesudah penelitian bertahun-tahun Cayley membuat
pesawat terbangnya yang pertama, sebuah pesawat terbang layang yang oleh
banyak ahli sejarah diterima sebagai pesawat terbang asli. Dalam
penerbangan uji pesawat itu cukup berhasil sehingga lima tahun kemudian ia
membuat dalam ukuran yang sebenarnya dengan luas sayap kurang lebih 18,5
m dan ia berhasil menerbangkannya tanpa awak. Cayley mencoba
menggunakan daya untuk pesawat layangnya. Satu-satunya sumber daya
yang dapat di peroleh adalah mesin uap, tetapi terlalu berat untuk digunakan
pada pesawat terbang. Cayley membuat studi tentang propulsi, tetapi
akhirnya ia gagal mendapatkan suatu daya yang cukup ringan untuk
penerbangan.
Setelah gagal membuat pesawat yang pertama, Cayley membuat
pesawat yang kedua dengan teori yang baru dan kemudian mengujinya.
Dalam uji terbangnya tersebut ia menjadikan seorang bocah lelaki sebagai
penerbang uji dan konon telah terbang beberapa meter menuruni bukit.
Kemudian sekitar tahun 1853 ia membujuk kusirnya supaya terbang dari
sebuah bukit melintasi bukit.

2. William S.Henson

5
Henson adalah pengagum utama Cayley. Henson bekerja sama
dengan seorang insinyur bernama John Stringfellow. Mereka berdua
membuat model kereta uap itu dengan ukuran 6 m. Penggeraknya sebuah
mesin uap yang relatif ringan dan ringkas. Dalam sebuah pengujian pada
tahun 1848 model itu “terbang” dengan cara tertentu, tetapi mesinnya tidak
mampu mempertahankan terbangnya. Model itu hanya mampu melayang,
dengan penurunan yang lebih lambat daripada jika tidak menggunakan daya.
Namun terbang uji ini merupakan usaha pertama untuk menggunakan
propulsi mekanis pada pesawat terbang.
3. Alphonse Penaud
Ia mulai mempelajari aeronautika pada tahun 1870-an. Ia
menghasilkan rancangan pertama yang mengandung unsur stabilitas. Model
yang panjangnya 56 cm dengan baling-baling pendorong berdaya pita karet
yang disebutnya “planophore” diterbangkan dengan sukses di depan umum
pada tahun 1871.
Penaud kemudian mengalihkan perhatiannya pada pesawat terbang
pengangkut manusia dan merancang suatu pesawat amfibi dengan ukuran
yang sebenarnya. Pesawat ini sangat maju dan memiliki banyak ciri pesawat
modern. Penaud memperkirakan bahwa rancangannya mampu terbang pada
90 km/jam, asalkan ia dapat memperoleh dukungan keuangan. Tetapi
dukungan itu tak pernah didapatkannya dan pesawat tadi tak pernah di buat.
Pada tahun 1880 dalam keadaan patah semangat yang sangat pedih dan sakit-
sakitan, Penaud bunuh diri.
Ia meninggal tanpa mengetahui sumbangan yang telah diberikannya
bagi masa depan penerbangan. Pada tahun 1878 Milton Wright, seorang
uskup Gereja United Brethrem di Cedar Rapids, Iowa membeli pesawat
terbangnya untuk kedua anak laki-lakinya Wilbur dan Orville Wright.
4. Otto Lilienthal
Ia adalah seorang Jerman. Ia melakukan studi mendetail tentang
burung dan menerbitkan penemuannya dalam buku Bird Flight as The Basis
of Aviation. Lilienthal memulai usahanya tahun 1891 dan dia membuat serta
menerbangkan serangkaian pesawat layang. (O’Brien, 1986 : 106)

6
Pada tahun 1896 Lilienthal mulai menangani pesawat layang
bermesin. Ia mempergunakan pendekatan baru : sebuah mesin gas asam arang
digunakan agar memberi tenaga pada ujung sayap dan menyebabkan gerakan
yang menyerupai kepakan sayap burung. Tetapi nasib baik Lilienthal berakhir
sebelum ia berhasil dengan pesawat baru. Pada tanggal 9 Agustus 1896 ia
sedang melakukan penerbangan rutin dengan pesawat layang tak
bermesinnya. Ketika hembusan angin menghalangi meluncurnya pesawat,
mengakibatkan pesawat tersebut jatuh terhempas dari ketinggian kira-kira 15
m. Pada hari berikutnya Lilienthal meninggal karena luka-lukanya.
5. Sir Hiram Haxim
Sebelum tahun 1900 ia telah membuat pesawat besar bermesin dan ia
bereksperimen dengan pesawat tersebut. Ia berkonsentrasi pada penggunaan
daya dan mengabaikan masalah yang berkaitan dengan gaya angkat dan
pengendalian. Ia membuat sebuah pesawat bersayap ganda yang menurut
ukuran aerodinamika sangat sederhana dan berdaya dua mesin uap 180 daya
kuda.
6. Octave Chanute
Ia mulai berminat pada penerbangan tahun 1875 dan menghabiskan
sisa hidupnya untuk mengumpulkan dan menyebarkan karya peneliti-peneliti
lain. Baru pada tahun 1896 ia memutuskan untuk merancang pesawat
layangnya sendiri. Dalam umur enam pulahan, Chanute menyempurnakan
pesawat layang bersayap ganda hasil rancangan Lilienthal. Ia memberikan
satu sumbangan penting bagi struktur di masa depan dengan mengenalkan
konstruksi kerangka jembatan ciptaan Pratt. Pesawat-pesawat layang Chanute
melakukan ratusan penerbangan yang berhasil. Banyak diantaranya
menempuh jarak lebih dari 90 m. Chanute berharap akan meneruskan
eksperimen ke pesawat bermesin, tetapi pada tahun 1900 ia menjadi orang
kepercayaan dan konsultan Wright bersaudara.

7. Samuel Pierpont Langley

7
Langley mulai melakukan penelitian teoritis dan laboratorium secara
ekstensif dalam bidang aerodinamika, mulai dari tahun1896 sampai
meninggalnya tahun 1906. Kemudian ia melakukan penelitian untuk
mendapatkan mesin ringan yang berdaya besar. Dan barulah Charles
M.Manley (teman sejawatnya) merancang mesin tersebut. Mesin ini
membangkitkan daya 52 kuda, sedangkan beratnya hanya 57 kg. Ini disebut
aerodrom, sebuah istilah yang dipakai Langley bagi pesawat terbangnya.
Perbandingan daya terhadap berat ini tak terlampui sampai akhir PD I.
Pesawat ciptaan Langley di coba pertama kalinya pada 7 oktober
1903. Percobaan ini gagal, Aerodom mengalami masalah pada alat
peluncurnya. Aerodom terjungkir ke sungai Potomac akan tetapi Manley
tidak terluka. Setelah 2 bulan perbaikan dilakukanlah percobaan ke-2. Lagi-
lagi alat peluncurnya macet. Kali ini walaupun Manley selamat, Aerodom itu
rusak berat. Sesudah Langley meninggal, pengagum-pengagumnya tetap
berpendapat bahwa Aerodom adalah pesawat pertama yang mampu terbang
dengan menggunakan mesin walaupun memiliki kelemahan pada rancangan
alat lontarnya. (Arismunandar, 2000 : 22)
B. Pembuatan The Flayer (Wilbur dan Orville Wright)
Wilbur dan Orville Wright adalah dua orang bersaudara, Wilbur
Wright (16 April 1876-30 Mei 1912) dan Orville Wright (19 Agustus 1871-
30 Januari 1948), putra dari seorang pendeta dari Dayton, Ohio. Wilbur
Wright lahir di kota Millville, Indiana. Sedangkan adiknya, Orville Wright
lahir di kota Dayton, Ohio. Kedua anak lelaki ini pernah duduk di perguruan
tinggi tetapi tidak satu pun memperoleh ijazah. Keduanya punya bakat di
bidang mekanika dan keduanya tertarik dengan masalah menerbangkan
manusia ke udara.
Selagi masih muda, Wright bersaudara membuat mesin cetak dan
menerbitkan sebuah surat kabar. Pada tahun 1892 mereka membuka toko,
menjual, membetulkan, dan membikin sepeda. Usaha ini banyak
mendatangkan dana untuk melanjutkan niatnya, yaitu penyelidikan di sektor
aeronautik. Kakak-beradik ini asyik menekuni karya-karya peminat
aeronautik, seperti Otto Lilienthal, Octove Chanute, dan Samuel P. Langley.

8
Ketika perintis terbang layang dari Jerman Otto Lilienthal jatuh dan
meninggal pada tahun 1896, perhatian dua orang bersaudara itu menjadi
terpusat pada penerbangan. Dalam waktu tiga tahun, kedua bersaudara
tersebut melakukan eksperimennya sendiri dengan pesawat layang.
Pada saat mereka siap melakukan eksperimen-eksperimennya, mereka
telah melahap bacaan apa saja tentang aerodinamika dan menelaah apa
burung-burung selagi terbang. Sehingga mereka mendapat suatu kesimpulan
yang sangat penting bagi eksperimen mereka. Mereka yakin bahwa unsur
pokok dalam penerbangan adalah pengendalian atau menjaga keseimbangan
dalam udara yang tidak stabil. Dari pengamatannya terhadap burung yang
sedang terbang, Wilbur bersaudara mendapatkan cara untuk membuat layang-
layang bersayap ganda yang sayapnya dapat di puntir dengan jalan
memainkan tali.
Pada tahun 1900 setelah melakukan studi mendalam, Wilbur dan
Orville Wright memutuskan untuk membuat pesawat layang dengan ukuran
sebenarnya. Pesawat itu bersayap ganda, tidak berekor dan dilengkapi dengan
bidang pengontrol mendatar dibagian depan sayap. Rancangannya mirip
Chanute akan tetapi ada suatu perbaikan penting. Sayapnya terpilin atau
terputar sehingga diperoleh pengontrolan pesawat itu pada sisi-sisinya.
Ada beberapa sebab yang membuat mereka berhasil. Pertama, dua
kepala tentu lebih efektif daripada satu kepala. Wright bersaudara senantiasa
bekerja sama dan tunjang-menunjang dengan amat serasi dan sempurna.
Kedua, mereka dengan cekatan mengambil keputusan bahwa mereka pertama
mempelajari bagaimana cara terbang sebelum mencoba membikin pesawat.
Wright bersaudara terlebih dahulu belajar terbang dengan menggunakan
pesawat peluncur. Mula-mula mereka mengamati cara kerja layang-layang,
kemudian peluncur. Pada bulan Oktober 1900 di Kitty Hawk, Karolina Utara
Wright bersaudara melakukan percobaan penerbangan. Walaupun pesawat
layangnya memiliki kemampuan angkat yang lebih kecil daripada perkiraan
mereka, Wright bersaudara merasa berbesar hati dan mereka kembali ke
Dayton untuk membuat pesawat yang lebih besar.

9
Pada bulan Juli dan Agustus 1901 mereka menerbangkan pesawat
layang yang kedua, dan hasilnya mengecewakan. Pengontrolan dan stabilitas
pesawat yang lebih besar itu lebih jelek. Kegagalan tersebut tidak membuat
mereka berputus asa. Setelah gagal mereka kembali ke Dayton dan banyak
membuat percobaan mengenai sayap. Mereka kemudian melakukan
eksperimen-eksperimen serta mempelajari karya-karya para pendahulunya.
Pengalaman mengudara dengan pesawat peluncur merupakan inti sukses
ketiga mereka yang amat penting. Banyak orang yang sebelumnya sudah
pernah mencoba membuat pesawat punya kekhawatiran utama bagaimana
hasil ciptaannya dapat tinggal landas. Wright bersaudara dengan tepat
menyadari bahwa masalah pokok adalah bagaimana mengatasi pesawat
sesudah berada di udara. Karena itu, sebagian besar waktu dan perhatian
mereka tumpahkan pada bagaimana mencapai kestabilan pesawat ketika
sudang terbang.
Salah satu eksperimen yang telah mereka lakukan yaitu membangun
terowongan angin mereka sendiri dan melakukan pengujian terhadap
beraneka ragam bentuk sayap dari sayap tunggal, sayap ganda, dan sayap
ganda tiga. Pekerjaan ini menghasilkan kesimpulan yang sangat penting
bahwa mereka dapat membuat sayap yang lebih efisien dan lebih stabil kalau
mereka mempergunakan lebih sedikit cembungan atau lengkungan dan
memakai perbandingan lebih besar antara panjang sayap dan lebarnya.
Pengetahuan ini beserta teknik pemuntiran sayap dan penemuan lain
digabungkan dalam perancangan pesawat mereka yang ketiga.
Wright bersaudara juga memberi sumbangan penting dalam hal
perancangan sayap. Mereka menciptakan lorong-lorong angin dan dicoba
terhadap lebih dari dua ribu macam bentuk permukaan sayap. Inti utama dari
percobaan ini adalah kedua bersaudara itu mampu membuat bagan sendiri,
memaparkan tentang tekanan udara terhadap sayap tergantung pada bentuk
sayap itu. Keterangan ini kemudian digunakan dalam setiap pembuatan sayap
pesawat terbang.
Dalam waktu 39 hari pada bulan September dan Oktober 1902 mereka
melakukan hampir 1000 kali penerbangan dengan Glider No.3 di bebukitan

10
Devil dekat Kitty Hawk. Tetapi dalam penerbangan tersebut mereka
menemukan suatu masalah yang tak terduga yaitu mengenai masalah
keseimbangan pada saat berbelok. Akan tetapi Orville segera dapat
menemukan solusi dari masalah tersebut yaitu dengan menambahkan kemudi.
Pada pembaharuan ini Wilbur menambahkan pembaharuan lain dengan
menyatukan pengendali sayap dengan kemudi. Dengan perbaikan-perbaikan
besar ini Wright bersaudara telah mencapai ambang penerbangan yang
sebenarnya. Yang masih harus mereka lakukan tinggalah memasang mesin
pada pesawat.
Mengenai masalah mesin, bagi Wright bersaudara bukanlah menjadi
masalah lagi. Ketika tidak didaptkan model yang cocok, mereka merancang
dan membuatnya sendiri. Mesin tersebut beratnya 80 kg dengan daya 13 daya
kuda. Yang ternyata membingungkan ialah baling-balingnya. Kedua
bersaudara itu menemukan hal yang menonjol yakni baling-baling
sebenarnya adalah gerakan sayap yang gerakannya spiral. Akan tetapi
mengenai cara kerjanya mereka masih bingung. Sesudah penyelidikan
berkali-kali mereka berhasil membuat sebuah baling-baling yang efisien.
Pesawat bermesin pertama buatan Wright bersaudara dibuat pada
musim panas tahun 1903. Mereka menyebutnya “The Flayer” kemudian pada
14 Desember 1903 pesawat itu di uji cobakan.dengan kemudinya Wilbur.
Percobaan pertama ini gagal. Kemudian pada tanggal 17 Desember 1903
setelah perbaikan The Flayer, mereka menerbangkannya kembali dan kali ini
Orville sebagai kemudinya. Pesawat ini berhasil diterbangkan selama 12
detik. Mereka berkali-kali menerbangkan pesawat pada hari tersebut dan pada
penerbangan terakhir berhasil mencapai 59 detik dengan jarak 260 m.
(O’Brien, 1983 : 108). Pesawat The Flyer I (kini terkenal dengan julukan
Kitty Hawk) yang memakan ongkos pembuatan kurang dari 1000 dolar
Amerika. Pesawat itu mempunyai sayap dengan panjang 12 meter dan berat
sekitar 340 kilogram, berkekuatan mesin 12 tenaga kuda dengan berat cuma
77 kilogram. Pesawat asli tersebut sekarang disimpan di Museum Udara dan
Ruang Angkasa Washington D.C., Amerika Serikat.

11
Di tahun 1908 akhirnya mereka menyapu bersih semua kebimbangan
dan ketidakpercayaan umum. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke
Perancis, membikin demonstrasi akrobatik di udara dan mengorganisir
perusahaan untuk memasarkan hasil ciptaannya. Sementara itu, di Amerika
Serikat, Orville Wright menyuguhkan pertunjukkan serupa. Malangnya, pada
tanggal 17 September 1908 pesawatnya jatuh terhempas. Inilah satu-satunya
kecelakaan yang pernah dialami oleh mereka berdua. Seorang penumpang
tewas, Orville patah kaki dan dua tulang iganya, tetapi segera dapat sembuh.
Keberhasilan penerbangannya menggugah pemerintah Amerika Serikat, dan
pada tahun 1909 dengan anggaran belanja pemerintah ada pesanan seharga
$30.000 untuk keperluan Angkatan Udara.
Pernah ada sengketa hukum menyangkut hak paten antara Wright
bersaudara dengan saingan-saingannya, tetapi di tahun 1914 tuntutan mereka
ditolak pengadilan. Pada tahun 1912 Wilbur Wright terserang tipus dan
meninggal dunia pada umur empat puluh lima tahun. Orville Wright yang
pada tahun 1915 menjual saham-sahamnya ke suatu perusahaan, hidup
sampai tahun 1948. Tak seorang pun dari kedua bersaudara itu yang pernah
menikah.
C. Dampak Penemuan The Flayer Bagi Masyarkat & Dunia
Keberhasilan Wilbur bersaudara dalam membuat The Flayer memiliki
dampak yang luar biasa baik dampak positif maupun negatif. Adapun dampak
positifnya adalah sebagi berikut :
1. Pada tahun 1911 untuk pertama kali diadakan lomba balap udara, yang
membuat berbondong-bondong orang untuk menjadi penakluk tantangan
pesawat.
2. Arus mobilisasi antar negara meningkat ketika era penerbangan sipil
diproduksi. Mereka dapat menghemat waktu dengan kecepatan yang dimiliki
pesawat.
3. Pengetahuan tentang planet dan tata surya semakin berkembang dengan
adanya pesawat satelit dan pesawat ulang alik.
4. Dengan memanfaatkan pemotretan dari udara, para ahli purbakala juga
dapat mengungkap mengenai penghidupan zaman dahulu

12
5. Menciptakan lapangan kerja baru karena dengan adanya penemuan
pesawat banyak dibuka perusahaan-perusahaan penerbangan dan pabrik-
pabrik pesawat terbang.
Selain dampak positif juga terdapat dampak negatif. Berikut ini adalah
beberapa dampak negatif dari kemajuan penerbangan :
1. Pesawat banyak digunakan untuk perang, banyak pesawat yang dirancang
untuk kebutuhan perang terutama pada saat Perang Dunia 1. Pesawat militer
modern pada saat itu telah mampu melampaui 6000 km/jam.
2. Pesawat membuat kemudahan untuk transportasi barang. Hal ini
menguntungkan dari pada pengiriman melalui transportasi darat, sehingga
pengiriman melalui transportasi darat berkurang
3. Pesawat terbang mengakibatkan polusi udara. Selain itu juga
mengakibatkan polusi suara. Karena pesawat menimbulkan kebisingan.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga mengalami
perkembangan yang pesat pula. Adanya kemajuan di bidang teknologi
semakin memudahkan manusia untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan pesat adalah teknologi
di bidang penerbangan. Secara historis penerbangan sejati pada dasarnya
berhutang budi pada empat orang jenius, Sir George Cayley (1773-1857),
Otto Lilienthal (1848-1896), dan dua orang bersaudara yakni Wilbur (1867-
1912) dan Orville Wright (1871-1948). Sumbangan lainnya datang dari
William S.Henson (1812-1888), Octave Chanute (1832-1910), Samuel
Pierpont Langley (1834-1906), Sir Hiram Maxim (1840-1916) dan Alfonso
Penaud (1850-1880).
The Flayer merupakan pesawat bermesin pertama yang berhasil
membawa manusia dan mengangkat dirinya dengan dayanya sendiri ke udara
dengan benar-benar terbang dan melayang maju tanpa berkurang
kecepatannya, serta akhirnya mendarat di suatu titik yang sama tingginya
dengan titik berangkatnya. Pembuat dari The Flayer ini tak lain adalah 2
orang bersaudara, Wilbur dan Orville Wright. Keberhasilan Wright
bersaudara dalam menciptakan The Flayer telah mengakibatkan dampak
positif dan dampak negatif.
B. Saran
Semangat dari Wright bersaudara yang tidak pernah putus asa, patut
untuk dicontoh. Karena semangat dan keberanian mereka untuk mewujudkan
mimpilah yang membuat kita pada masa sekarang ini bias hidup enak,
dimana jarak bukan menjadi masalah, perjalanan antar negara bahkan antar
benua sudah bias ditempuh dalam hitungan hari, bahkan dengan hitungan
jam.

14
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar Wiranto. 2000. Pengantar Turbin Gas dan Propulsi. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
O’Brien Robert. 1986. Mesin. Jakarta : Tira Pustaka.
Peterson Roger Tory. 1983. Burung. Jakarta : Tira Pustaka.
Stever H. Guyford & Haggaerty James J. 1986. Penerbangan. Jakarta : Tira Pustaka.

15

Anda mungkin juga menyukai