Anda di halaman 1dari 6

PENEMU PESAWAT TERBANG - WRIGHT BERSAUDARA

Wright bersaudara (Wright


brothers), Orville (19 Agustus 1871 - 30 January 1948) dan Wilbur 16 April 1867 -
30 May 1912 adalah dua orang Amerika yang dicatat sebagai penemu pesawat
terbang karena mereka berhasil membangun pesawat terbang yang pertama kali
berhasil diterbangkan dan dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17 Desember
1903. Dua tahun setelah penemuan mereka, kedua bersaudara tersebut
mengembangkan 'mesin terbang' mereka ke bentuk pesawat terbang yang memakai
sayap yang seperti sekarang kita kenal.

Walaupun mereka bukan orang yang pertama membuat pesawat percobaan atau
experiment, Wright bersaudara adalah orang yang pertama menemukan kendali
pesawat sehingga pesawat terbang dengan sayap yang terpasang kaku bisa
dikendalikan.

Penerbangan pertama kalinya dengan menggunakan balon udara panas yang


ditemukan seorang berkebangsaaan Perancis bernama Joseph
Montgolfier dan Etiene Montgolfier terjadi pada tahun 1782, kemudian
disempurnakan seorang Jerman yang bernama Ferdinand von Zeppelin dengan
memodifikasi balon berbentuk cerutu yang digunakan untuk membawa penumpang
dan barang pada tahun 1900. Pada tahun tahun berikutnya balon Zeppelin
mengusai pengangkutan udara sampai musibah kapal Zeppelin pada perjalanan
trans-Atlantik di New Jersey, 1936 yang menandai berakhirnya era Zeppelin
meskipun masih dipakai menjelang Perang Dunia II. Setelah zaman Wright, pesawat
terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin
pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.

Lantaran hasil karya kedua bersaudara ini saling berkaitan satu sama lain, mereka
tercantum berbarengan dalam daftar dan ihwal keduanya pun akan dipaparkan
dalam satu nafas. Wilbur Wright lahir tahun 1867 di kota Millville, Indiana. Orville
Wright –adiknya– lahir tahun 1871 di kota Dayton, Ohio. Kedua anak laki ini duduk di
perguruan tinggi tetapi tak satu pun peroleh ijazah. Wright bersaudara adalah dua
dari tujuh orang bersaudara. Di sekolah dasar, Orville pernah dikeluarkan dari
sekolah. Tahun 1878, ayah mereka membelikan ‘helikopter’ mainan untuk dua anak
mereka yang termuda tersebut. Mainan itu dibuat dari bambu dan karet untuk
memutar baling-baling nya. Wilbur dan Orville memainkannya hingga rusak,
kemudian membuat mainan tersebut sendiri, mereka mengaku bahwa pengalaman
brmain dengan helikopter bambu menjadi sumber bagi ketertarikan mereka terhadap
mesin yang bisa terbang.

Keduanya punya bakat di bidang mekanika dan keduanya tertarik dengan masalah
menerbangkan manusia ke udara. Di tahun 1892 mereka membuka toko, menjual,
membetulkan, dan membikin sepeda. Usaha ini mendatangkan dana untuk
melanjutkan niatnya: penyelidikan sektor aeronautik. Kakak-beradik ini asyik
menekuni karya-karya peminat aeronautik lain seperti: Otto Lilienthal, Octave
Chanute dan Samuel P. Langley. Di tahun 1899 mereka mulai bekerja ke arah
penerbangan sendiri. Pada bulan Desember 1903, sesudah kerja keras selama
empat tahun lebih sedikit, hasil usahanya berhasil dengan gemilang.

Orang mungkin heran kepada Wright bersaudara mampu menciptakan prestasi yang
gagal dilakukan orang-orang lain. Ada beberapa sebab yang membuat mereka
berhasil. Pertama, dua kepala tentu lebih efektif dari satu kepala. Wright bersaudara
senantiasa bekerja sama dan tunjang-menunjang dengan amat serasi dan
sempurna. Kedua, mereka dengan cekatan mengambil keputusan bahwa mereka
pertama mempelajari bagaimana cara terbang sebelum mencoba membikin
pesawat. Sepintas lalu hal ini rasanya bertentangan menurut ukuran umum:
bagaimana bisa belajar terbang jika belum ada pesawat terbang? Jawabnya adalah,
Wright bersaudara belajar terbang dengan menggunakan pesawat peluncur. Mula-
mula mereka mengamati cara kerja layang-layang, kemudian peluncur. Tahun
berikutnya mereka membawa pesawat peluncur ukuran besar ke Kitty Hawk, di
Carolina Utara, cukup untuk ditumpangi dan dapat mengangkat seorang manusia.
Pesawat ini dicoba.

Tampaknya hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Mereka bikin dan coba pesawat
peluncur lengkap di tahun 1901 dan disusul dengan pembikinan tahun 1902.
Pesawat peluncur ketiga ini merupakan gabungan dari pelbagai penemuan-
penemuan penting mereka. Beberapa paten dasar, digunakan tahun 1903, berkaitan
dengan pesawat peluncur itu ketimbang pesawat terbang pertama mereka.
Mengenai pesawat peluncur ketiga itu mereka telah lebih dari seribu kali
mengangkasa dengan berhasil. Kedua bersaudara Wright telah merupakan pilot
pesawat peluncur terbaik dan paling berpengalaman di dunia sebelum mereka mulai
membikin pesawat udara bermesin.

Pengalaman mengudara dengan pesawat peluncur merupakan inti sukses ketiga


mereka yang amat penting. Banyak orang yang sebelumnya sudah pernah mencoba
membikin pesawat punya kekhawatiran utama bagaimana hasil ciptaannya tinggal
landas. Wright bersaudara dengan tepat menyadari bahwa masalah pokok adalah
bagaimana mengawasi pesawat sesudah berada di udara. Karena itu, sebagian
besar waktu dan perhatian mereka tumpahkan pada soal bagaimana mencapai
kestabilan pesawat ketika sudah terbang. Mereka berhasil menciptakan tiga jenis
alat pokok untuk mengawasi pesawat, dan inilah yang membuat mereka berhasil
dalam peragaan.

Wright bersaudara juga memberi sumbangan penting dalam hal perancangan sayap.
Mereka sadar, data-data sebelumnya yang sudah disiarkan, tidak bisa dijadikan
pegangan. Karena itu mereka menciptakan sendiri lorong-lorong angin dan dicoba
terhadap lebih dari dua ribu macam bentuk permukaan sayap. Inti utama dari
percobaan ini adalah, kedua bersaudara itu mampu membikin bagan sendiri,
memaparkan tentang tekanan udara terhadap sayap tergantung pada bentuk sayap
itu. Keterangan ini kemudian digunakan dalam tiap pembuatan sayap pesawat
terbang.

Disamping semua hasil penemuan mereka, kedua bersaudara Wright ini tak bakal
bisa sukses berhasil bilamana mereka tidak tampil pada saat yang tepat dalam
sejarah. Percobaan penggunaan penerbangan dengan mesin pada paruh pertama
abad ke-19 jelas cenderung ke arah gagal. Mesin uap jelas terlampau berat untuk
penggunaan penerbangan. Pada saat kedua bersaudara Wright muncul, mesin
pemroses pembakaran sudah diketemukan orang. Tetapi, mesin ini hanya untuk
pemakaian secara umum, terlalu berat untuk digunakan dalam penerbangan
pesawat. Ketika tak ada satu pabrik pun yang sanggup merancang mesin yang
cukup ringan, kedua bersaudara Wright (dengan bantuan seorang ahli mesin)
merancang sendiri. Ini menunjukkan kegeniusan mereka karena walaupun dalam
tempo relatif singkat toh mereka mampu merancang mesin yang lebih unggul dari
hampir semua bikinan pabrik lain. Tambahan pula, Wright bersaudara merancang
sendiri baling-baling. Salah satu yang mereka pergunakan di tahun 1903, 66%
berhasil.

Penerbangan pertama dilakukan tanggal 17 Desember tahun 1903 di Kill Devil Hill
dekat Kitty Hawk, Carolina Utara. Masing-masing kedua bersaudara itu melakukan
dua penerbangan pada hari itu. Penerbangan pertama, yang dilakukan Orville
Wright berlangsung 12 detik dan mencapai jarak 120 kaki. Penerbangan terakhir,
yang dilakukan Wilbur Wright, berlangsung 59 detik dan mencapai ketinggian 852
kaki. Pesawatnya yang mereka namakan Flyer I (kini terkenal dengan julukan Kitty
Hawk) memakan ongkos pembuatan kurang dari 1000 dolar. Pesawat itu punya
sayap sepanjang 40 kaki dan bobot sekitar 750 pon, berkekuatan mesin 12 tenaga
kuda dengan berat cuma 170 pon. Pesawat asli itu kini tersimpan rapi di Museum
Udara dan Ruang Angkasa Washington D.C.

Kendati ada lima saksi mata tatkala penerbangan pertama, relatif sedikit sekali
diberitakan oleh koran-koran pada terbitan keesokan harinya (dan itu pun umumnya
kurang cermat). Surat kabar kotanya sendiri di Dayton Ohio samasekali
menganggap sepi usaha ini. Baru lima tahun sesudah itu dunia umum sadar bahwa
penerbangan manusia betul-betul sudah bisa terlaksana.

Setelah penerbangan mereka di Kitty Hawk, Wright bersaudara kembali ke kota


asalnya di Dayton. Di sana mereka merancang dan membikin pesawat kedua, Flyer
II. Dengan pesawat yang kedua ini mereka melakukan 105 kali penerbangan di
tahun 1904 tanpa menarik perhatian umum samasekali. Pesawat Flyer III yang
sudah disempurnakan dan lebih praktis dibikin tahun 1905. Meski mereka banyak
kali mengudara di dekat kota Dayton, banyak orang tetap tidak percaya bahwa yang
namanya pesawat terbang sudah lahir di dunia. Di tahun 1906 –misalnya– koran
The Herald Tribune edisi Paris menurunkan tulisan berjudul Flyer or Liars?
(Penerbangan atau pengibulan?).

Di tahun 1908 akhirnya mereka menyapu bersih semua kebimbangan dan


ketidakpercayaan umum. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke Perancis,
bikin demonstrasi akrobatik di udara dan mengorganisir perusahaan untuk
memasarkan hasil ciptaannya. Sementara itu, di Amerika Serikat, Orville Wright
menyuguhkan pertunjukan serupa. Malangnya, pada tanggal 17 September 1908
pesawatnya jatuh terhempas. Inilah satu-satunya kecelakaan yang pernah dialami
oleh mereka berdua. Seorang penumpang tewas, Orville patah kaki dan dua tulang
iganya tetapi segera dapat sembuh. Keberhasilan penerbangannya menggugah
pemerintah Amerika Serikat menandatangani kontrak untuk membuat pesawat-
pesawat buat Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dan di tahun 1909 dengan
anggaran belanja pemerintah ada pesanan seharga $30.000 buat keperluan
Angkatan Udara.

Pernah ada sengketa hukum menyangkut hak paten antara Wright bersaudara
dengan saingan-saingannya, tetapi di tahun 1914 tuntutan mereka itu ditolak
pengadilan. Apa hendak dikata, di tahun 1912 Wilbur Wright terserang tipus dan
meninggal dunia pada umur empat puluh lima tahun. Orville Wright yang pada tahun
1915 menjual saham-sahamnya ke suatu perusahaan, hidup sampai tahun 1948.
Tak seorang pun dari dua bersaudara itu pernah kawin.

Kendati banyak penyelidikan di bidang ini yang mendahuluinya, tak syak lagi Wright
bersaudaralah yang bisa dianggap sebagai cikal bakal penemuan pesawat terbang.
Dalam hal penentuan urutan dalam daftar buku ini, yang jadi pegangan utama
adalah terciptanya pesawat terbang punya arti kurang penting ketimbang penemuan
mesin cetak ataupun tenaga uap yang keduanya telah membikin perombakan
revolusioner peri kehidupan manusia. Namun, tak bisa dibantah penemuan pesawat
terbang merupakan fenomena sejarah yang penting, baik dalam hal penggunaan
untuk tujuan-tujuan damai maupun perang. Hanya dalam tempo puluhan tahun
sesudah itu, pesawat terbang telah membikin dunia kita ini begitu ciut bahkan ruang
angkasa pun rasanya bisa disentuh jari. Dan lebih jauh dari itu, penemuan pesawat
terbang bermuatan manusia merupakan pemula dan pembuka jalan bagi
penerbangan di angkasa luar.

Berabad lamanya terbang itu sudah menjadi impian manusia. Mereka kepingin
melayang di langit dengan permadani terbang seperti dalam dongeng-dongeng
Seribu Satu Malam, impian yang berada jauh dalam jangkauan. Si genius Wright
bersaudaralah yang telah mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan, betul-betul terbang
dengan pesawat dan bukannya bersila di atas permadani dongeng sambil mengisap
“hoga” yang tiga hasta panjangnya.

Anda mungkin juga menyukai