PERATURAN BUPATI
NOMOR .. TAHUN 2023
TENTANG
TATA KELOLA / PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAW)
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT
Pasal 2
Nama, Falsafah, Visi, Misi, Tujuan, Moto dan Nilai Dasar, Tugas
Pokok dan Fungsi UPT RSUD Kabupaten Raja Ampat :
1. Nama rumah sakit adalah UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Raja Ampat
2. Falsafah rumah sakit adalah:
a. Kami meyakini bahwa mutu adalah unsur utama dalam
melayani pasien;
b. Kami meyakini bahwa prosedur pelayanan yang mudah
serta tidak berbelit- belit akan menyenangkan pasien;
c. Kami meyakini bahwa sikap ramah dan baik serta
professional akan membantu pasien untuk mecapai
kesembuhan dan kepuasan;
d. Kami meyakini bahwa sika, pengetahuan, dan ketrampilan
kami sangat mempengaruhi mutu pelayanan;
e. Kami meyakini bahwa bekerja adalah ibadah
f. Kami meyakini bahwa bekerja adalah ibadah.
Kami meyakini bahwa salah satu tolak ukur keberhasilan
UPT RSUD Raja Ampat adalah pemanfaatan rumah sakit
oleh Masyarakat; dan
g. Kami meyakini bahwa saran dan kritik dari masyarakat akan
membuat RS menjadi lebih baik
3. Visi Rumah Sakit adalah Menjadi Penyedia Pelayanan kesehatan
Rujukan Bagi Masyarakat Raja ampat;
4. Misi Rumah Sakit adalah:
a. Menata manajemen pelayanan rumah sakit sesuai tipe RS
dan kondisi daerah;
b. Meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia RS
yang profesional
c. Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
penunjang pelayanan RS
d. Memberikan pengobatan gratis bagi penyakit tertentu
e. Mengupayakan pemenuhan kesejahteraan yang layak bagi
seluruh petugas RS
f. Mewujudkan Raja Ampat sebagai tujuan utama wisata
bahari di Indonesia
5. Tujuan Strategis Rumah Sakit :
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dan
terpadu kepada seluruh lapisan masyarakat;
b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah di bidang
pelayanan kesehatan;
Pasal 7
1 Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6, Dewan Pengawas bertugas:
a. menentukan arah kebijakan Rumah Sakit;
b. menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana strategi
s;
c. menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit;
g. mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika
profesi, dan peraturan perundang-undangan;
2 Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada pemilik Rumah Sakit paling sedik
it 1 (satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-sewaktu atas pe
rmintaan pemilik Rumah Sakit.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas mempunyai w
ewenang:
a. menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan kinerja
dan keuangan Rumah Sakit dari Kepala/Direktur Rumah Sakit;
b. menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satu
an Pemeriksa Internal Rumah Sakit dengan sepengetahuan Ke
pala/Direktur Rumah Sakit dan memantau pelaksanaan rekom
endasi tindak lanjut;
c. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat manajemen l
ainnya mengenai penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sak
it dengan sepengetahuan Kepala/Direktur Rumah Sakit sesu
ai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) a
tau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance);
d. meminta penjelasan dari komite atau unit nonstruktural di Ru
mah Sakit terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Peng
awas sesuai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospita
l bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governa
nce);
e. berkoordinasi dengan Kepala/Direktur Rumah Sakit dalam me
nyusun Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) ata
u Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance), untuk d
itetapkan oleh pemilik;
f. memberikan rekomendasi perbaikan terhadap
pengelolaan Rumah Sakit.
BAB IV
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Paragraf 2
Direktur
Pasal 7
1. Direktur mempunyai tugas membantu kepala dinas
melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna dan profesional yang menjadi kewenangan Daerah.
2. Direktur dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. Mematuhi perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjalankan visi dan misi rumah sakit yang telah ditetapka
n.
c. Menetapkan kebijakan rumah sakit.
d. Memberikan tanggapan terhadap setiap laporan pemeriksaa
n yang dilakukan oleh regulator.
e. Mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia, keua
ngan dan sumber daya lainnya.
f. Merekomendasikan sejumlah kebijakan, rencana strategis, d
an anggaran kepada Representatif pemilik/Dewan Pengawa
s untuk mendapatkan persetujuan.
g. Menetapkan prioritas perbaikan tingkat rumah sakit yaitu per
baikan yang akan berdampak luas/menyeluruh di rumah sak
it yang akan dilakukan pengukuran sebagai indikator mutu p
rioritas rumah sakit.
h. Melaporkan hasil pelaksanaan program mutu dan keselama
tan pasien meliputi pengukuran data dan laporan semua insi
den keselamatan pasien secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
kepada Representasi pemilik/Dewan Pengawas.
i. Melaporkan hasil pelaksanaan program manajemen risiko k
epada Representasi pemilik/Dewan Pengawas setiap 6 (ena
m) bulan.
j. Perumusan kebijakan teknis RSUD;
k. Pelaksanaan kebijakan teknis RSUD;
l. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan teknis RSUD;
m. Pelaksanaan administrasi RSUD sesuai dengan lingkup
tugasnya;
n. Penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan
dan barang milik Daerah RSUD;
o. Penyampaian laporan bidang kepegawaian RSUD; dan
p. Pelaksanaan fungi kedinasan lain yang diberikan oleh
kepala dinas terkait dengan tugas dan fungsinya;
Paragraf 3
Kepala Subbagian Tata Usaha
Pasal 8
1. Kepala Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
ketatausahaan,kerumahtanggaan,kepegawaian,keuangan,pengel
olaan aset,hukum,hubungan masyarakat serta pengembangan
program dan informasi RSUD.
2. Kepala Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana keria bagian;
b. Pengelolaan pelayanan administrasi umum RSUD;
c. Pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian RSUD;
d. Pengelolaan pelayanan administrasi keuangan dan
pengelolaan aset RSUD;
e. Pengelolaan pengembangan program dan informasi RSUD;
f. Pengelolaan kerumahtanggaan, ketatalaksanaan,
kerjasama, perundang- undangan, kearsipan, perpustakaan,
hubungan masyarakat dan protokol RSUD;
g. Pelaksanaan koordinasi di bidang umum dan kepegawaian;
h. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
umum dan kepegawaian;
I. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas dan
fungi bagian; dan
j. Pelaksanaan funsgi kedinasan lain yang diberikan oleh
Direktur terkait dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 3
Seksi Pelayanan dan Penunjang
Pasal 8
1. Seksi Pelayanan dan Penunjang mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis,
pengoordinasian, monitoring, evaluasi dan pelaporan yang
berkaitan dengan pelayanan medis dan penunjang medik,
pelayanan keperawatan RSUD dan penunjang non medik RSUD.
2. Seksi Pelayanan dan Penunjang dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja bidang;
b. Penyiapan bahan dan perumusan konsep kebijakan teknis
yang berkenaan dengan pelayanan medis dan penunjang
medik, pelayanan keperawatan RSUD dan penunjang non
medik RSUD;
Komite Keperawatan
Pasal 12
Guna membantu direktur dalam menyusun standar pelayanan
keperawatan dan memantau pelaksanaannya, mengatur kewenangan
(previlege) perawat dan bidan, mengembangkan pelayanan
keperawatan, program pendidikan, pelatihan dan penelitian serta
mengambangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dibentuk
Komite Keperawatan
Pasal 13
1. Komite Keperawatan sebagaimana diatur dala pasal 13
merupakan badan non struktural yang berada di bawah seta
bertanggung jawab kepada Direktur
2. Ketua Komite Keperawatan diangkat dan ditetapkan dengan
Keputusan Direktur
3. Susunan organisasi Komite Keperawatan diusulkan oleh ketua
Komite Keperawatan dan ditetapkan oleh Direktur dengan
memperhatikan saran dari seksi Pelayanan dan Penunjang
4. Dalam menjalankan tugasnya Komite Keperawatan wajib
menjalin kerjasama dengan komite, seksi dan unit lain yang ada
di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Raja Ampat.
Komite Nakes Lainnya
Pasal 14
1. Komite Nakes Lainnya beranggotakan seluruh petugas
kesehatan yang ada di RS selain dokter, perawat dan bidan
2. Ketua Komite Nakes Lainnya diangkat dan ditetapkan dengan
Keputusan Direktur
3. Susunan organisasi Komite Nakes Lainnya diusulkan oleh Ketua
Komite Keperawatan dan ditetapkan oleh Direktur dengan
memperhatikan saran dari seksi Pelayanan dan Penunjang
4. Dalam menjalankan tugasnya Komite Nakes Lainnya wajib
menjalin kerjasama dengan komite, seksi dan unit lain yang ada
di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Raja Ampat
Komite Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI)
Pasal 15
1. Komite PPI di pimpin oleh seorang dokter yang diangkat dan
ditetapkan dengan Keputusan Direktur
2. Susunan organisasi, tugas pokok dan fungsi Komite PPI
diuraikan lebih lanjut pada panduan Komite PPI
Komite Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Pasal 16
1. Komite PMKP di pimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
2. Susunan organisasi, tugas pokok dan fungi Komite PMKP
diuraikan lebih lanjut pada panduan Komite PMKP
Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pasal 17
1. Komite K3 di pimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan
ditetapkan dengan Keputusan Direktur
2. Susunan organisasi, tugas pokok dan fungi pada panduan Komite
K3
Bagian Ketiga
Organisasi Pelaksana
Instalasi
Pasal 18
1. Guna memungkinkan penelenggaraan kegiatan pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
kesehatan dibentuk instalasi yang merupakan unit pelayanan non
struktural.
2. Instalasi dapat berada langsung di bawah Direktur atau Seksi.
3. Pembentukan instalasi ditetapkan dengan keputusan Direktur.
4. Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur.
BAB V
KEPANGKATAN, PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Bagian Pertama
Kepangkatan
Pasal 22
1. Direktur adalah Jabatan Eselon Ill.a
2. Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi adalah Jabatan Eselon
IV.b.
Bagian Kedua
Persyaratan menjadi Direktur, Kepala Sub Bagian
dan Kepala Seksi
Pasal 23
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Direktur adalah:
a. Seorang tenaga medis berstatus Pegawai Negeri Sipil yang
mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan
b. Berpangkat Minimal Penata (IV/a)
c. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
rumah sakit;
d. Bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan untuk
menjalankan tugas secara professional di rumah sakit;
Pasal 24
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Umum
adalah:
a. Seorang Pegawai Neger Sipil berpendidikan minimal Sarjana
atau Sederajat,
b. Berpangkat Minimal Penata Muda Tingkat 1 (IIl/b);
c. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
pelayanan umum, kepegawaian,keuangan dan perencanaan
rumah sakit;
d. Mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan mum dan
administrasi rumah sakit;
e. Bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan umum serta
mampu menjalankan prinsip pengelolaan keuangan yang sehat di
rumah sakit;
Pasal 25
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Seksi Pelayanan dan
Penunjang adalah:
a. Seorang Pegawai Negeri Sipil berpendidikan minimal DIll atau
Sederajat
b. Berpangkat minimal Penata Muda Tingkat I(Ill/b);
c. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
pelayanan yang profesional;
d. Mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan rumah
sakit
e. Bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di rumah sakit;
Pasal 26
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Pengembangan adalah:
a. Seorang Pegawai Negeri Sipil berpendidikan minimal DIll atau
Sederajat
b. Berpangkat minimal Penata Muda Tingkat I(Ill/b);
c. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
pelayanan yang profesional;
d. Mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan rumah
sakit.
Bagian Ketiga
Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam jabatan
Pasal 27
1. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usulan
Kepala Dinas Kesehatan
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan dan
Penunjang, serta Kepala Seksi Keperawatan diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati atas usul Direktur, setelah mendapat
persetujuan Kepala Dinas Kesehatan;
3. Bupati dapat mendelegasikan kewenangan pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi kepada
Sekretaris Daerah atas usulan Direktur setelah mendapat
persetujuan Kepala Dinas Kesehatan;
4. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Kepala Sub
Bagian dan Kepala Seksi ditetapkan berdasarkan kompetensi
dan kebutuhan serta sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku;
5. Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
keahlian berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam tugas jabatan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional diangkat dan diberhentikan sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku.
Pasal 28
Direktur, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dapat
diberhentikan karena:
a. meninggal dunia;
b. berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut-turut;
c. tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik;
d. melanggar misi, kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang
telah digariskan;
e. mengundurkan diri karena alasan yang patut;
f. terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang ancaman
pidananya 5 (lima) tahun atau lebih.
BAB VI
TATA KELOLA
Pasal 29
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di
lingkungan rumah sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan pendekatan lintas fungsi (cross functional
approach) secara vertikal dan horizontal baik di lingkungannya serta
dengan unit lain sesuai tugas masing-masing.
Pasal 30
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya
masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan, wajib mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pasal 31
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 32
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan serta menyampaikan
laporan berkala
Pasal 33
Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi
dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
perubahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk
memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Pasal 34
Kepala Sub bagian dan Kepala Seksi wajib menyampaikan laporan
berkala kepada Direktur Rumah Sakit sebagai atasannya lansung.
Pasal 35
Kepala Instalasi dan Unit lain wajib menyampaikan laporan berkala
kepada atasannya masing-masing
Pasal 36
Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan
lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organsasi
dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka
pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-
masing wajib mengadakan rapat berkala.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pasal 38
Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai Sumber Daya Manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien.
Pengangkatan Pegawai
Pasal 39
1. Pegawai rumah sakit dapat berasal dari Pegawai Negeri Sipil
atau Non Pegawai Negeri Sipil profesional sesuai dengan
kebutuhan yang dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan
kontrak;
2. Pengangkatan pegawai rumah sakit yang berasal dari Pegawai
Negeri Sipil disesuaikan dengan peraturan perundangan-
undangan;
3. Pengangkatan pegawai rumah sakit yang berasal dari Non
Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan pada prinsip
efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan
pelayanan;
4. Mekanisme pengangkatan pegawai rumah sakit yang berasal dari
Non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati
Rotasi Pegawai
Pasal 40
1. Rotasi Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan dengan tujuan untuk peningkatan kinerja dan
pengembangan karir;
2. Rotasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
a.Penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesai dengan
pendidikan dan ketrampilannya;
b. Masa kerja di unit tertentu;
c. Pengalaman pada bidang tugas tertentu;
d. Kegunaannya dalam menunjang karir
e. Kondisi fisik dan psikis pegawai
Disiplin Pegawai
Pasal 41
1. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban yang
dituangkan dalam :
a. Daftar Hadir;
b. Laporan Kegiatan; dan
c. Penilaian Kinerja
2. Tingkatan dan jenis hukuman disiplin pegawai, meliputi:
a. Hukuman disiplin ringan, yang terdiri dari teguran lisan,
teguran tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis;
Ditetapkan di : Waisai
Pada tanggal : …, November 2023