Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

(APN)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Maret 2022
Halaman : 1 dari 8
UPTD dr.M.John sanova, M.Si
PUSKESMAS
CALANG NIP. 19830303 201103 1 001
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
1. Pengertian sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur, mula-
mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya
pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu.
2. Tujuan Membantu persalinan agar bersih dan aman, serta mencegah terjadinya komplikasi dalam
persalinan.
Surat Keputusan kepala Puskesmas Calang N0. 440/ /PKMCLG/2022 tentang
3. Kebijakan

4. Referensi  Buku Pedoman Asuhan Persalinan Normal, JNKKR-POGI,75 Tahun 2014


5. Alat dan 1. Persiapan Perlindungan Diri
Bahan - Celemek plastik
- Masker
2. Pesiapan Ibu dan Bayi
- 1 buah handuk
- 1/3 kain alas bokong ibu
- Selimut untuk mengganti
- Topi bayi
- Pakain ibu
- Kain/ sarung yang bersih dan kering (3-5 buah)
- Pakaian bayi
- 2 buah washlap
3. Partus Set
- 2 Klem kelly/ 2 klem kocher
- Gunting tali pusat
- Benang tali pusat atau klem plastik
- Kateter nelaton
- Gunting episiotomi
- Klem ½ kocher
- 2 pasang Sarung tangan DTT atau steril
- Kasa steril
- Gulungan kapas basah (menggunakan air DTT)
- Spuite 2 ½ atau 3 ml
- Penghisap lendir De Lee atau bola karet
4. Heacting Set
- Pinset anantomis
- Pinset sirugis
- Nald pooder (pegangan jarum)
- 2-3 jarum jahit tajam/ nald (otot dan kulit)
- Benang chromic (satu kali pakai) ukuran 2.0 atau 3.0
5. Peralatan Tidak Steril
- Termometer
- Stetoskop
- Tensimeter
- Pita pengukur/ meteran
- Stetoskop leanec atau dopler
- Bengkok
- Timbangan bayi
- Pengukur panjang bayi
- Gunting ferband
- Wadah untuk larutan klorin 0,5%
- Wadah untuk air DTT
- Tempat Sampah (sampah medis dan non medis)
6. Obat-Obat dan Bahan Habis Pakai
- 8 ampul Oksitosin 1 ml 10 U
- 20 ml Lidokain 1%
- Cairan infus RL, Nacl, dan dext 5%
- Infus Set
- Kanula IV no 16-18G
- 2 ampul Methylergometrin
- 2 vial MgSO4 40% (25 gr)
- 6 spuite 2 ½ - 3 ml steril
- 2 spuite 5 ml steril
- 1 spuite 10 ml steril
- 10 kapsul/ kaplet Amoksisilin/ Ampisilin 500 mg atau Amoksisilin/ Ampisilin
IV 2mg
- Vitamin K
- Salep mata tetrasiklin 1%
7. Formulir yang Disiapkan
- Formulir informed consent
- Formulir partograf
- Formulir persalinan/ nifas dan Kb
- Formulir rujukan
- Formulir surat kelahiran
- Formulir kematian
6. Langkah- A. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
langkah 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua:
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva da spinger ani membuka
B. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asfiksia: tempat datar dean keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
 Menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril pakai di dalam partus
set
3. Pakai celemek plastik.
4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun
dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung DDT dan streril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
C. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan menggunakan kapas
atau kasa yang dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan kebelakang
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit,
cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraki atau saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam partograf
D. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu
dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase
aktif) dan dokumentasikan semua temu7an yang ada
 Jelaskian pada anggota keluarga tentang bagaimana peran merekan
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar
12. Minta keluarga bantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran
dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi
lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran:
 Bombing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 \dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga member dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan ingin meneran dalam 60 menit.
E. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkasn bayi) diperut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
LAHIRNYA KEPALA
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk menahan perlahan sambil
bernapas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan bagian atas kepala
bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan.
LAHIRNYA BAHU
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan arah atas distal untuk melahirkan bahu belakang.
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangn bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, loengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran lengan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
F. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian sepintas:
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan ?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera
lakukan tindakan resusitasi (langkah 25 ini berlanjut ke langkah-
langkah prosedur dan resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).
26. Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu
 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
(tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
 Ganti handuk basah denan handuk yang kering
 Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu
27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
28. Beritahu pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin (agar uterus
berkontraksi dengan baik).
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi lahir) pada
sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi
tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari
klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem
tersebut
 Ikat tali pusat dengan benag DTT/ steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan
kedua menggunakan dengan simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakan bayi
dengan posisi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehinnga bayi
menempel dengan baik didinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-6 cm dari vulva.
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
lain mendorong uterus kea rah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulus puting susu.
MENGELUARKAN PLASENTA
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso kranial).
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1) Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateteriasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir
6) Bila terjadi perdarah, lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan
dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
39. Segera setelah plasenta da selaput ketuban lahir, lakukan masasse uterus, letakan
telapak tangan di fundus dan lakukan masasse dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan: jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masasse.
G. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta kedalam kantung plastik atau
tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan.
H. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN
42. Patikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibi-bayi (di dada ibu paling
sedikit 1 jam)
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
44. Lakukan penimbangan/ pengukura bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis,
dan vitamin K1, 1 mg intramuscular dip aha kiri anterolateral setelah 1 jam
kontak kulit ibu-bayi.
45. Berikan suntikan imunisasi HEPATITIS B (setelah satu jam pemberian vitamin
K1) dip aha kanan anterolateral.
 Letakkan bayi didalam jangkauan i8bu agar sewaktu-waktu bias di
susukan.
 Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu
didalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.

I. EVALUASI
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang
sesuai untuk melaksanakan Antonia uteri.
47. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masasse uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
 Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama pascapersalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/ menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)
J. KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontami8nasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yan sesuai.
53. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lender, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan ibu merasa nyama. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
untuk member ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
55. Dekontaminasi tampat bersalin dengan larutan klorin 0.5%
56. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian
dalam ke luar rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih.
K. DOKOMENTASI
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan
Asuhan Kala IV.
Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua

Menyiapkan Pertolongan Persalinan

Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik

Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran

Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

7. Bagan Alir Penanganan Bayi Baru Lahir

Menilai Perdarahan

Melakukan Asuhan Pasca Persalinan

Evaluasi

Kebersihan Dan Keamanan

Dokomentasi
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
 Poli umum
9. Unit Terkait  Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
 Unit gawat darurat (PONEK)
10. Dokumen
terkait

11. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan


Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai