BAB I Part 2
BAB I Part 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
Peningkatan mutu pendidikan secara ideal haruslah dilakukan secara terus menerus
dan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Peningkatan mutu
pendidikan dilakukan melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing
dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis
potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Memperhatikan kondisi riil SMA Islam
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam pengembangan
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMA Islam Al-Husna yang didasarkan pada hasil
analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta didik;
pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama tenaga pendidik dan sarana-
1
2
4. Kalender pendidikan SMA Islam Al-Husna disusun berdasarkan hasil perhitungan
Kurikulum SMA Islam Al-Husna ini disusun dengan tujuan sebagai acuan satuan
dan karakteristik kurikulum 2013 dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping
penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan
perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya
penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
Tantangan internal antara lain terkait dengan tuntutan pendindikan yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang meliputi: Standar isi; Standar proses; Standar kompetensi lulusan; Standar
pendidik dan tenaga kependidikan; Standar sarana dan prasarana; Standar pengelolaan;
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
mengemuka.
Tantangan masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
internasional.
3
Untuk menjawab tantangan tersebut maka Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang direvisi I dengan PP No. 32 Tahun
2013 dan revisi II dengan PP Nomor 13 Tahun 2015 mengamanatkan penyusunan dan
pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta
alam, sumber/ media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran
pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis
tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7)
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,
kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) sekolah merupakan bagian
dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) memberi waktu yang
kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
inti; dan 7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
B. Landasan Hukum
yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
Adapun yang menjadi dasar hukum yang relevan dalam penyusunan Kurikulum 2013
Pendidikan (SNP).
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal 38
kurikulum tingkat sekolah sesuai dengan relevansi atau karakteristik satuan pendidikan,
kekhasan daerah, dan potensi peserta didik. 7 Pengembangan KTSP diarahkan untuk
mencapai suatu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
2013 selain untuk mencapai tujuan di atas, juga dimaksudkan untuk lebih menitikberatkan
pada pencapaian pendidikan karakter dan mempersiapkan generasi emas Indonesia yang
mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
Tujuan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini disusun sebagai acuan
pelaksanaan pendidikan, pembelajaran, dan penilaian di sekolah serta secara terukur dan
spesifik menghasilkan dokumen KTSP baik Dokumen I, Dokumen II, dan Dokumen III.
D. Acuan Konseptual
Acuan konseptual yang meliputi 12 poin seperti yang tercantum dalam Permendikbud
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Dikarenakan SMA Islam Al-Husna berada dalam lingkungan Pondok Pesantren Al-
Husna, sehingga untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini siswa SMA Islam
muhadhoroh, qiro’ah, dan kegiatan keagamaan lainnya untuk membentuk akhlak dan
6
budi pekerti. Pada peringatan hari-hari besar keagamaan, siswa SMA Islam Al-Husna
rohani oleh penceramah, serta melaksanakan kegiatan qurban dan bantuan sosial
terhadap warga sekitar sekolah yang kurang mampu dengan anggaran yang
direncanakan.
sekolah.
5. Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu Kurikulum SMA Islam Al-
7. Tuntutan dunia kerja Kurikulum SMA Islam Al-Husna memuat kecakapan hidup
untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program Mulok.
8. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum SMA Islam Al-
berlaku.
9. Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan Kelurahan Siantan Hulu,
karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMA Islam Al-Husna memuat
10. Dinamika perkembangan global Kurikulum SMA Islam Al-Husna dikembangkan agar
peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan
bangsa lain dengan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan minatnya yang sesuai dengan ajaran agama Islam, agar
sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan dan visi misi
E. Prinsip Penyusunan/Pengembangan
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Kementrian
menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
komite sekolah/madrasah.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
8
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
keniscayaan.
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
seutuhnya.
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara