Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

‘’ISU PERUBAHAN IKLIM’’

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumberdaya dan


Lingkungan

Dosen Pengampu: Karimal Arum Shafriani, SP. MP

Nurul Afifah 2010514220014


Salma El-Khansa Joedaner Putri 2010514220027
Novita Limbong 2010514120009
Jully Santosa Alberzto 1710514310031
Anita 1910514220004
Dita Mudya Safira 1910514320009
Agnes M ginuni 1910514720001

PROGAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ii

BAB I ........................................................................................................ 1

PEMBAHASAN ............................................................................. 1

Latar Belakang ........................................................................ 1


Rumusan masalah .................................................................... 2
Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II ...................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ............................................................................. 4

Pengertian Perubahan Iklim 4


Penyebab perubahan iklim ........................................................... 4
Fenomena-fenomena perubahan iklim di indonesia ................... 7
Perubahan iklim dalam jangka waktu geologis 8
Cara mengatasi perubahan iklim yang terjadi sekarang .............. 10
Dampak perubahan iklim ............................................................ 12

BAB III ...................................................................................................... 14

PENUTUP ........................................................................................ 14

Kesimpulan .................................................................................. 14
Saran ............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
ii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Gambar 1 (Gas rumah kaca) ............................................................ 7


2. Gambar 2 (Penanaman pohon) ........................................................ 10
3. Gambar 3 (ajakan untuk melakukan pelestarian) ............................ 11
4. Gambar 4 (menerapkan reduce, reuse, recycle)............................... 11
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iklim merupakan unsur kehidupan yang sangat berpengaruh di bumi Jika
iklim di bumi mengalami perubahan atau gangguan, kehidupan makhluk hidup
juga terganggu. Seperti yang dirasakan saat ini, suhu udara di permukaan
bumi semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang
terjadi Perubahan iklim in dapat terjadi karena beberapa faktor, baik oleh
manusia maupun faktor alam.
Perubahan iklim merupakan isu global yang membutuhkan konsensus
internasional dalam penanganannya. Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia mempunyai kepentingan dalam upaya adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim di sektor kemaritiman, namun pemenuhan Nationally
Determined Contributions Indonesia belum memenuhi targetnya dan upaya
mendorong keterkaitan laut dalam perubahan iklim masih perlu diadvokasi
karena laut merupakan sektor yang sangat rentan dan menjadi faktor penentu
dalam perubahan iklim.
Isu perubahan iklim merupakan isu yang kompleks karena dampaknya
sistemik bagi ekosistem lingkungan dan bagi kegiatan perekonomian.
Perubahan Iklim menjadi isu penting karena akan berdampak langsung pada
kondisi ekonomi- sosial, lingkungan dan kesehatan masyarakat pesisir. Studi
sebelumnya telah banyak memaparkan keterkaitan antara dampak perubahan
iklim terhadap sektor human security, coastal community vulnerability, dan
maritime Crimes. Perubahan iklim merupakan ancaman global yang sangat
serius terhadap kehidupan di bumi.
Komposisi atmosfer global merupakan komposisi material atmosfer bumi
berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang terdiri dari Karbon Dioksida, Metana,
Nitrogen, dan Sebagainya. Konsentrasi Gas Rumah Kaca yang meningkat
mengakibatkan peningkatan ketebalan lapisan atmosfer dan membuat jumlah
panas bumi terperangkap dan mengakibatkan pemanasan global (Knowlegde
Center Perubahan Iklim , 2020).
2

Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global


(global warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun
ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang
disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK). Menurut Sejati
(2011) ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O),
sulfurheksafluorida (SFx), perfluorokarbon (PFC) dan hidrofluorokarbon
(HFC). Peningkatan emisi GRK di sebabkan karena aktivitas manusia maupun
peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi peningkatan emisi GRK
tersebut.
Sebagai salah satu negara yang meratifikasi Perjanjian Paris Indonesia
perlu merefleksikan Kembali kepentingannya dalam isu perubahan iklim dan
komitmen dalam penanganannya. Meskipun emisi perkapita Indonesia berada
di bawah rata-rata negara G20 namun, pada tahun 2011 – 2016 emisi
perkapita Indonesia telah naik hingga 17%. Dalam upaya pemenuhan target
batasan suhu global 1.50 Celcius Indonesia perlu mengurangi emisinya hingga
551 MtCO2e pada tahun 2030 dan hingga di bawah -128 MtCO2e pada tahun
2050 untuk dapat berada di rentang kontribusi yang adil yang sesuai dengan
skenario IPCC pada pembatasan kenaikan suhu global 1,5°C. Namun
Nationally Determined Indonesia (NDC) Indonesia hanya akan membatasi
emisi tahun 2030 di 1.817 MtCO2e. Hal ini menyebabkan Indonesia belum
berada di jalur yang tepat untuk pemenuhan target batasan suhu global 1.50
Celcius (Climate Transparancy, 2019).
Menurut Baer & Singer (2014), setidaknya terdapat tiga perspektif teoritik
yang selama ini digunakan dalam antropologi untuk mendekati persoalan
perubahan iklim. Tiga perspektif teoritik ini adalah ekologi budaya (cultural
ecology), interpretasi budaya (cultural interpretive), dan perspektif teori
antropologi kritis (critical anthropology).
Berbagai penulis lainnya mengkaji isu perubahan iklim dengan
menekankan pentingnya memahami dan mengintegrasikan kearifan lokal dari
masyarakat dalam kebijakan strategi adaptasi untuk menghadapi situasi yang
tak menentu akibat dari perubahan iklim (Dewi & Fajarwati, 2021; Fermansah
3

& Mamilianti, 2019; Graha & Yuliawati, 2015; Susilawati & Nursyamsi,
2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perubahan iklim?
2. Bagaimana terjadinya perubahan iklim dan dampaknya di Indonesia?
3. Bagaimana dinamika perubahan iklim Bumi menurut pembagian waktu
geologis sejak awal pembentukan bumi?
4. Bagaimana cara untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi sekarang?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perubahan iklim.
2. Mengetahui proses terjadinya perubahan iklim dan dampaknya di
Indonesia.
3. Mengetahui dinamika perubahan iklim Bumi menurut pembagian waktu
geologis sejak awal pembentukan bumi.
4. Mengetahui cara mengatasi perubahan iklim yang terjadi sekarang.
4

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Perubahan Iklim

Perubahan Iklim adalah pergeseran statistik atau rata-rata jangka


panjang cuaca. Perubahan iklim sendiri dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Faktor yang pertama adalah natural variability atau faktor alam.
Faktor kedua adalah human-induced factor atau faktor manusia. Faktor
alam adalah faktor dalam alam yang mempengaruhi satu sama lain.
Komponen faktor alam terdiri dari atmosfer (suhu, unsur-unsur di udara, uap
air, dan sebagainya), daratan (resapan tanah, keaktifan gunung berapi, unsur
di tanah, dan sebagainya), laut (tinggi gelombang, dan sebagainya) dan
radiasi matahari. Faktor manusia adalah faktor yang berasal dari manusia itu
sendiri karena tindakanya yang mempengaruhi alam.
Human-induced factor of climate change atau faktor yang
disebabkan oleh manusia adalah tindakan manusia yang dapat
mempengaruhi pergeseran iklim. Tindakan tersebut antara lain
menggunakan tenaga listrik thermal power plant( menggunakan bahan
bakar fosil), menggunakan kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar
fossil mengeluarkan co2,Bahan industri yang diciptkan menggunakan bahan
bakar fosil mengeluarkan co2 dan sampah, menggunakan sampah tak terurai
seperti plastik yang akan menciptakan kerusakan lingkungan, menggunakan
kayu sebagai bahan industri yang akan mengurangi banyak hutan di bumi
menggunakan pupuk pada pertanian yang menciptakan emisi n2o,
melakukan Degradasi lahan ( perusakan lahan hutan untuk banyak keperluan
yang merusak lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan pada
keadaan udara misal: konsentrasi CO2 di udara yang menyebabkan
terhalanganya cahaya matahari keluar bumi.
Global warming, yang merupakan salah satu gejala pergeseran
iklim pada masa kini, adalah manifestasi dari faktor alam dan faktor
5

manusia. Tindakan yang dilakukan manusia mempengaruhi alam sehingga


terjadi global warming yang akan dibahas di bab lainya.

2. Penyebab Perubahan Iklim


Perubahan iklim tidak terjadi secara tiba-tiba, peristiwa ini terjadi
oleh berbagai sebab. Ada yang disebabkan oleh ulah manusia, ada pula yang
terjadi karena factor alam. Beberapa penyebab perubahan iklim karena
faktor alam, adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan Bumi
Bumi memiliki system tersendiri untuk memanaskan temperaturnya
dengan cara menghasilkan efek gas rumah kaca. Karena jika tidak ada gas
rumah kaca, bumi sebetulnya akan 33º lebih dingin dari yang sekarang dan
perbedaan suhu siang dan malam akan sangat kentara, sehingga tidak
memungkinkan untuk dihuni oleh makhluk hidup. Namun karena adanya
gas rumah kaca, bumi tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin. Gas
rumah kaca ini berada pada ambang batas normal, sehingga tidak
mengakibatkan bencana alam.
2. Aktivitas Matahari
Sejumlah variasi dari aktivitas matahari yang telah diamati dari
penelitian sunspot dan isotope berilium. Matahari memancarkan radiasi
kebumi yang selanjutnya akan diserap oleh bumi. Namun jika pancaran
panas matahari ini terlalu banyak, bumi tidak dapat menyerapnya dan yang
terjadi adalah panas ini terperangkap didalam bumi dan menyebabkan bumi
menjadi lebih panas dari yang seharusnya.
3. Bervariasinya Jalur Orbit Bumi
Jalur orbit bumi bervariasi dari mulai hamper berbentuk
lingkaran sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun,
menyebabkan variasi dalam jarak bumi-matahari. Poros bumi pun bervariasi
kemiringannya dalam siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi luas
permukaan bumi yang terpapar kepada matahari. Periode-periode variasi
orbit dan gerak poros bumi itu telah mempengaruhi perubahan iklim
sepanjang zaman.
6

4. Pergeseran Lempeng Tektonik


Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang saling bergerak dan
bergesekan satu sama lain. Hal ini menyebabkan reposisi benua, keausan,
penyimpanan karbon, sulfur, besar-besaran dan peningkatan glaciation. Gas
karbon (co2) terkandung dalam lempeng tanah, danau dan kolam magma
yang gunungnya masih aktif. Jika terjadi pergeseran lempeng, maka struktur
tanah akan berubah, menyebabkan perubahan susunan atas karbon yang
tadinya ada dibawah akan berpindah keatas permukaan. Bahaya dari co2
adalah dapat mengurangi hemoglobin dalam pengikatan o2 sehingga
makhluk hidup akan kesulitan bernapas, dan juga co2 memiliki karakteristik
yang kasat mata sehingga sulit dideteksi. Peneliti dari university of iowa roy
j. And lucille a. Carver college of medicine menemukan bahwa inhalasi
nanopartikel karbon aktif dapat meningkatkan sumber inflamasi paru-paru
hingga dua kali lipat. Dalam perjalanan vulkanisme, bahan dari inti dan
mantel bumi dibawa kepermukaan, sebagai akibat dari panas dan tekanan
yang dihasilkan di dalamnya. Fenomena letusan gunung berapi dan geiser,
melepaskan partikulat ke atmosfer yang dapat mempengaruhi iklim.
5. El Nino dan La Nina
El nino adalah proses terjadinya peningkatan temperature atau suhu
air laut didaerah peru dan ekuador yang dapat berdampak mengganggu
iklim secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai
tujuh tahun sekali. Sedangkan la nina adalah kebalikan dari el nino, yaitu
ketika suhu atau temperatur air laut didaerah peru dan ekuador menjadi
dingin. Peristiwa la nina bisa menyebabkan angina kencang, hujan lebat dan
juga banjir didaerah-daerah sekitar Indonesia.

Beberapa penyebab perubahan iklim karena faktor manusia, adalah


sebagai berikut:
1. Gas Rumah Kaca
Salah satu aktifitas manusia yang merusak lingkungan adalah
penggunaan barang yang menggunakan pembakaran fosil sebagai bahan
bakar utamanya, seperti mobil dan motor. Hasil pembakaran bahan bakar
7

fosil ini adalah gas co2. Gas ini dapat mengakibatkan efek rumah kaca. Efek
rumah kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi akibat
semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara, hasil dari polusi buangan
pabrik dan bahan samping dari pembakaran bahan bakar fosil berupa gas
co2, co, no2, so2, hcn, hcl, h2s, hf, dan nh4. Semakin hari zat-zat ini makin
terakumulasi dan semakin tinggi kadarnya dan hal tersebut menghambat
radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi. Sebagian sinar matahari
dipantulkan ke angkasa, tetapi tertahan oleh gas lain yang kembali
dipantulkan ke bumi, hingga berakibat semakin panasnya udara di
permukaan bumi. Kenaikan suhu ini kan berakibat pada pencairan es di
kutub lalu meningkatnya permukaan air laut hingga terendamnya area di
sekitar tepi pantai hingga berkuragnya wilayah kepulauan.

gambar 1

2. Aktifitas Manusia
Kegiatan manusia merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim,
terlebih aktivitas manusia yang melakukan pengrusakan lingkungan seperti
penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan air, membuang
limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Salah satunya yaitu
melakukan penebangan hutan sembarangan. Pohon adalah sebagai salah
satu sumber daya alami yang akan menyerap co2 yang kita keluarkan.
Apabila terlalu banyak pohon yang ditebang akan menyebabkan co2 yang
8

ada tidak akan mampu terserap oleh pohon sehingga menyebabkan


pemanasan global.

3. Fenomena-fenomena perubahan iklim di Indonesia


Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia terjadi semakin parah
dari hari ke hari. Perubahan pola terjadi pada aspek curah hujan, suhu bumi,
dan tinggi muka laut. Pergeseran pola curah hujan dapat berupa peningkatan
curah hujan maupun penurunan curah hujan. Peningkatan curah hujan
menyebabkan bencana lain seperti banjir dan tanah longsor. Penurunan
curah hujan dapat menimbulkan kekeringan dan menyebabkan penurunan
ketersediaan air. Di lain pihak, perubahan suhu bumi diperkiran meningkat
dan pada tahun 2020-2050 akan mencapai peningkatan 0.8–1°C relatif
terhadap periode iklim terakhir di abad ke-20. Perubahan suhu ini dapat
menimbulkan ancaman bagi ekosistem, dapat menimbulkan kebakaran
hutan, dan dapat menimbulkan evaporasi berlebihan pada tumbuhan.
Perubahan juga terjadi pada tinggi muka laut. Tinggi muka laut mengalami
kenaikan sebesar 7mm/tahun pada periode 1993-2008. Diprediksikan tinggi
muka laut akan meningkat 35-40cm pada tahun 2050 dibanding pada tahun
2000. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan muka laut adalah
terancamnya kehidupan pesisir, terjadi peningkatan genangan air, abrasi
pesisir, dan intrusi air laut.

• Upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim


Dalam menghadapi pergeseran perubahan pola iklim ini, pemerintah
terutama pada sektor kementrian, BNPB,BPPT, dan LIPI , mengambil upaya
dalam hal mitigasi dan adaptasi. Selain itu, pemerintah juga berperan aktif
dalam perjanjian-perjnjian internasional seperti meratifikasi UNFCC 1994
dan Kyoto Protocol 2004 . Untuk upaya dalam negeri, pemerintah
meluncurkan Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) 2010-
2030 untuk menguatkan upaya adaptasi dan mitigasi yang akan dilakukan.
Upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah antara lain peningkatan efisiensi
penggunaan energi pada kawasan terbangun di kota, peningkatan
penggunaan sumber energi alternatif, dan pengembangan sistem transportasi
9

massal dengan sumber energi alternatif yang bertujuan mengurangi


penambahan kendaraan pribadi. Di sisi lain, upaya adaptasi yang dilakukan
pemerintah adalah meningkatkan sistem drainase kota untuk antisipasi
peningkatan debit air hujan, meningkatkan sistem pengendalian banjir,
perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang/guna lahan,
meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi penggunaan air untuk rumah
tangga maupun industri, dan meningkatkan pemanfaatan sumber air
alternatif seperti air hujan.

4. Perubahan iklim dalam jangka waktu geologis


Paleozoikum
Zaman Paleozoikum terjadi pada 541 hingga 252 juta tahun yang
lalu. Pada masa itu terjadi perkembangan makhluk hidup yang bersel
banyak. Zaman ini dibagi menjadi 6 masa yaitu; Cambrian, Ordovician,
Cambrian, Ordovician, Carboniferus, Silurian, Devonian, dan
Permian.Iklim pada masa tersebut mayoritas hangat namun terjadi zaman
es pada masa Ordovician dan Permian.
Mesozoikum
Mesozoikum terjadi pada masa 252 hingga 66 juta tahun yang lalu.
Masa tersebut dibagi menjadi 3 masa;Cretaceus,Jurrasic,Triassic. Pada
zaman ini berembang Dinosaurus sebagai predator utama dalam Bumi.
Sebagai hewan superior, populasi dinasaurus adalah populasi terbanyak di
Bumi saat itu. Zaman puncak populasinya ada pada masa Jurrasic sebelum
punah di masa Paleogene di Zaman Cenozoic. Iklim secara umum lembab
dan hangat.
Cenozoikum
Terjadi pada 66 juta tahun yang lalu hingga saat ini. Zaman ini
dibagi menjadi 3; Paleogene, Neogene dan QuatemaryZaman Paleogene
terjadi mass Extinction beberapa species salah satunya dinosaurus.
Disebabkan oleh perubahan iklim yang drastis. Penyebab perubahan iklim
ini masih diperdebatkan. Zaman Neogene pada umumnya iklim moderat
seperti masa kini namun pertengahan zaman terjadi zaman es (ice age).
10

Zaman Quatemary dibagi menjadi 3: Pleistocene dan Holocene.


Pada Pleistocene terjadi ice age terakhir 75.000 tahun lalu disebabkan oleh
Erupsi Gunung Toba yang asapnya menutupi atmosfer selama beribu-ribu
tahun menyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk sehingga terjadi
zaman es. Di pengakhir zaman es muncul Homo Sapiens.Saat itu Homo
Neanderthal masih ada. Masa Holocene adalah masa mulainya peradaban
manusia modern

• Revolusi industri sebagai permulaan global warming


Revolusi Industri adalah permulaan dari global warming yang
terjadi saat ini. Global warming disebabkan oleh manusia itu sendiri yang
diawali dengan revolusi industri. Revolusi industri dimulai sejak abad 18
hingga abad 19. Hal ini terbukti dengan tercatatnya kenaikan rata-rata suhu
Bumi sebesar 0,6 derajat celcius dari abad 19 hingga abad 21.

Tindakan yang dilakuakan manusia selama revolusi industri yang


mempengarui global garming adalah penebangan hutan,penciptaan mesin-
mesin industri yang menghasilkan polusi (jelaga) , praktik pertanian yang
masif dengan membuka lahan baru dan menerapkan teknologi pertanian
seperti pupuk, dan penggunaan bahan bakar fosil. Hutan sebagai sequester
(penyerap dan penampung) emisi karbon dioksida dari makhluk hidup dan
aktivitas manusia ditebang untuk dimanfaatkan kayunya sebagai bahan
bakar (tungku), bahan bangunan, dll. Mesin-mesin industri yang masih
sederhana menghasilkan gas-gas buangan yang sangat banyak. Pembukaan
lahan semakin mengurangi luas lahan tertutup pohon. Penggunaan pupuk
menyebabkan akumulasi gas nitrogen oksida di udara. Sementara
pengunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon yang sangat
masif.

5. Cara Mengatasi Perubahan Iklim yang Terjadi Sekarang


Penanganan perubahan iklim sebenarnya bisa dilakukan dengan cara
sederhana yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Beberapa
diantaranya sebagai berikut:

a. Menanam Pohon
11

Cara mengatasi perubahan iklim yang pertama adalah dengan menanam


pohon. Kamu bisa menanam pohon di halaman rumah atau menaruh
tanaman-tanaman kecil di teras. Selama fotosintesis, pohon dan tanaman
lain menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. tanaman
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari siklus pertukaran atmosfer
alami. Beberapa tanaman juga bisa melawan peningkatan karbon dioksida
yang disebabkan oleh lalu lintas mobil, manufaktur, dan aktivitas manusia
lainnya.

gambar 2

b. Ajak Orang Lain untuk Melakukan Pelestarian Lingkungan

Cara mengatasi perubahan iklim berikutnya adalah dengan megajak orang


lain untuk melakukan pelestarian lingkungan. Cara yang paling mudah
adalah berbagai informasi tentang daur ulang dan konservasi energi
dengan teman, tetangga, dan rekan kerja.

Beri contoh yang baik untuk pelestarian lingkungan dengan kebiasaan-


kebiasaan yang kamu lakukan. Kamu juga bisa turut serta dalam
komunitas pecinta lingkungan.
12

gambar 3

c. Menerapkan Reduce, Reuse, Recycle


Reduce, Reuse, Recycle merupakan langkah sederhana sebagai cara
mengatasi perubahan iklim lainnya. Reduce adalah kegiatan menggunakan
produk kemasan, terutama plastik seminimal mungkin.
Langkah ini juga akan membantu mengurangi pemborosan. Reduce
juga bisa dilakukan dengan membeli produk yang dapat digunakan
kembali alih-alih yang sekali pakai.
Reuse adalah langkah menggunakan kembali benda-benda bekas
seperti kantong plastik atau botol plastik. Sementara recycle adalah
kegiatan mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi
berguna lagi, Kamu bisa mendaur ulang kertas, plastik, koran, kaleng kaca
dan limbah lainnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

gambar 4

d. Kurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi


Terakhir, kamu bisa mengatasi perubahan iklim dengan
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi yang berarti lebih
13

sedikit emisi. Selain menghemat bensin, berjalan kaki dan bersepeda


merupakan bentuk olahraga yang menyehatkan. Kamu juga bisa
memanfaatkan angkutan umum atau menggunakan kendaraan bersama-
sama. Jika terpaksa mengemudi, pastikan mobil atau motor berjalan
efisien. Misalnya, menjaga agar ban terus mengembang dengan baik dapat
meningkatkan jarak tempuh hingga lebih dari 3 persen.

6. Dampak perubahan iklim


Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam
jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, tetapi sejak periode
1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan
iklim, terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara,
minyak, dan gas) yang menghasilkan gas yang memerangkap panas
Ada sepuluh dampak perubahan iklim di Indonesia:
a. Gelombang panas ekstrem
Berdasarkan catatan penelitian di Journal of Geophysical Reasearch,
Atmospheres oleh para peneliti yaitu Russo S,. Dosio A, dkk ; Indonesia
akan mengalami lebih dari tiga kali kondisi gelombang panas ekstrem
antara tahun 2020 dan 2052.Kemudian di antara tahun 2068 dan 2100,
akan terjadi sebuah gelombang panas yang ekstrem akan terjadi setiap 2
tahun sekali.Gelombang panas ini akan memiliki intensitas yang sama atau
lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010, di mana gelombang panas
ekstrem terjadi di Rusia dan menewaskan 55.000 orang.Tidak hanya itu,
kejadian tersebut juga akhirnya menghancurkan sekitar 9 juta hektar
tanaman, membunuh semua burung di Moskow dan menyebabkan
peristiwa kebakaran hutan.
b. Meningkatkan kejadian kebakaran hutan ekstrem
Potensi dampak berikutnya dari perubahan iklim yang tidak terkendali
adalah meningkatnya kejadian kebakaran hutan ekstrem.Diprediksi, dalam
skenario emisi yang tinggi, maka Kalimantan Timur dan Sumatera bagian
Timur akan mengalami pemanasan hampir 4 derajat Celcius dan curah
hujan berkurang 12 persen pada tahun 2070 hingga 2100.Hal ini akan
14

menyebabkan sekitar 55 hari bahaya kebakaran ekstrem per tahun di


Timur Kalimantan pada tahun tersebut.Sementara, di Sumatera Timur,
jumlah hari bahaya kebakaran ektrem setiap tahun meningkat 17 hingga 64
hari di bawah skenario emisi tinggi ini.
c. Meningkatnya risiko kekeringan
Bersamaan dengan potensi risiko kebakaran hutan ekstrem, risiko
kekeringan juga akan meningkat akibat perubahan iklim ini.Wilayah
Kalimantan Selatan dan Sumatera bagian utara pada tahun 2071 hingga
2100 akan menjadi lebih kering sekitar 20-30 persen.Sedangkan, di
wilayah Jawa dan bagian selatan Sumatera menjadi lebih kering 30-40
persen pada tahun tersebut.
d. Risiko banjir meningkat
Selain kekeringan dan kebakaran hutan, bencana hidrometeorologi
lainnya yang juga ikut meningkat akibat perubahan iklim adalah risiko
banjir.Di rentan waktu tahun 1990 dan 2013, banjir sungai merugikan
Indonesia sekitar 5,5 miliar US Dolar.Nah, perubahan iklim ini juga
diperkirakan dapat meningkatkan kerusakan ekonomi akibat banjir sungai
hingga 91 persen pada tahun 2030.Beberapa daerah yang berisiko banjir
parah adalah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Pulau Maluku, dan Papua.
15

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Iklim merupakan unsur kehidupan yang sangat berpengaruh di bumi.
2. Perubahan iklim merupakan isu global yang membutuhkan konsensus
internasional dalam penanganannya. Perubahan iklim dapat terjadi karena
beberapa faktor, baik oleh manusia maupun faktor alam.
3. Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global
(global warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke
tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan
oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK).
4. Human-induced factor of climate change atau faktor yang disebabkan oleh
manusia adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi pergeseran iklim.
Tindakan tersebut antara lain menggunakan tenaga listrik thermal power plant
(menggunakan bahan bakar fosil), menggunakan kendaraan bermotor
menggunakan bahan bakar fosil mengeluarkan CO2, bahan industri yang
diciptakan menggunakan bahan bakar fosil mengeluarkan CO2 dan
menggunakan sampah tak terurai seperti plastik yang akan menciptakan
kerusakan lingkungan.
5. Perubahan iklim karena faktor alam diantaranya, yaitu pemanasan bumi,
aktivitas matahari, bervariasinya jalur orbit bumi, pergeseran lempek tektonik,
serta El-Nino dan La Nina.
6. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia terjadi semakin parah dari hari
ke hari. Perubahan pola terjadi pada aspek curah hujan, suhu bumi, dan tinggi
muka laut.
7. Dalam menghadapi pergeseran perubahan pola iklim ini, pemerintah terutama
pada sektor kementrian, BNPB, BPPT, dan LIPI, mengambil upaya dalam hal
mitigasi dan adaptasi.
16

Saran

Ketidakpastian iklim masa depan berkemungkinan sangat tinggi, sehingga


disarankan untuk mengimplementasikan strategi adaptasi perubahan iklim yang
bersifat no regret adaptation. Untuk meningkatkan implementasi mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan sejalan dengan tujuan pembangunan
bidang lainnya (cobenefit), terutama bagi masyarakat atau pengusaha yang
memiliki keterbatasan pemahaman dan kepedulian perubahan iklim dan
dampaknya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Baer, H., & Singer, M. (2014). The Anthropology of Climate Change: An


Integrated Critical Perspective (1st edition). London ; New York:
Routledge.
Climate Transparancy. (2019). BROWN TO GREEN: Transisi G20 Menuju
Nir Emisi. Jakarta: Institute for Essential Services Reform (IESR).
Dewi, F. A., & Fajarwati, L. (2021). Local Knowledge: Analisis Pengetahuan
Lokal Masyarakat Pesisir dalam
Fermansah, T., & Mamilianti, W. (2019). Kearifan Lokal Suku Tengger dalam
Adaptasi Perubahan Iklim dan
Graha, A. A. W. & Yuliawati. (2015). Potret Kearifan Lokal, Perubahan
Iklim dan Pengaruhnya pada Produtivitas Padi Sawah di Salatiga.
Agric, 27(1), 50–59. doi: 10.24246/agric.2015.v27.i1.p50-59
http://ditjenppi.menlhk.go.id/.
Knowlegde Center Perubahan Iklim . (2022, September 06).
Menghadapi Perubahan Iklim. Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah, 5(1), 31–37. doi: 10.19184/jlc.v5i1.25292
Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Produksi Kentang. AGROMIX, 10(1),
44–58. doi: DOI: 10.17510/wjhi.v12i2.122
Susilawati, A., & Nursyamsi, D. (2014). Sistem surjan: Kearifan lokal petani
lahan pasang surut dalam mengantisipasi perubahan iklim. Jurnal
Sumberdaya Lahan, 8(1), 31–42. doi: 10.21082/jsdl.v8n1.2014.%p

Anda mungkin juga menyukai