Anda di halaman 1dari 13

KONTEKSTUALISASI PEMIKIRAN POLITIK

JEAN JACQUES ROUSSEAU DI INDONESIA

Oleh:
Mhd. Alfahjri Sukri*

Institut Agama Islam Negeri Batusangkar


malfahjrisukri@iainbatusangkar.ac.id

Abstract

The research aims to analyze the contextualization of Jean


Jacques Rousseau's political thought in Indonesia, including
state of nature, social contracts, common will, freedom, and
democracy. This study used a qualitative method to describe
the results of the analysis. Data was obtained through books,
journals, scientific articles and others. The result of research
on state of nature is that before Indonesia existed there were
already states in the form of kingdoms. As for the social
contract established in Indonesia through Pancasila in a
complicated way due to agreements and conflicts from
several groups. But in the end Pancasila was able to unite the
Indonesian nation to this day. Regarding the general will and
freedom, in Indonesia, it is regulated in Pancasila and the
1945 Constitution of the Republic of Indonesia with various
existing problems such as the abuse of general will and
freedom that occurred during the Soekarno Guided
Democracy and the Suharto Era. As for democracy,
Rousseau views direct democracy as the best, while
Indonesia is more familiar with representative democracy
based on deliberation.

Keywords: Jean Jacques Rousseau, Social Contract, State of Nature,


General Will, Democracy

A. PENDAHULUAN ortodoks. Rousseau mengkritik


kehidupan modern Prancis yang
Perkembangan pemikiran politik mengagungkan akal yang
di dunia tidak dapat dilepaskan dari mengakibatkan manusia kehilangan
para pemikir dari Barat, salah satunya perasaannya, yang menimbulkan
adalah Jean Jeacques Rousseau. Ia kesenjangan ekonomi, sosial, dan
termasuk dalam pemikir politik politik. Oleh karena itu, ia mengajak
terkenal yang karyanya masih manusia untuk kembali ke alam, yaitu
digunakan hingga saat ini. Rousseau kondisi dimana manusia masih
sendiri dididik dalam agama Calvins memiliki kebaikan-kebaikan alamiah.
90
91 Jurnal Al-Aqidah, Volume 13, Edisi 1, Juni 2021

Karya Rousseau yang sangat terkenal pandangan Rousseau dalam kontrak


adalah Du Social Contract (Kontak sosial yang dikeluarkannya dengan
Sosial). melihat kontrak sosial yang terjadi di
Indonesia, karena kontrak sosial yang
Du Social Contract ini bahkan dipaparkan oleh Rousseau tidak
menjadi salah satu karya yang sepenuhnya sama dengan apa yang
menyulut semangat rakyat Prancis terjadi dalam prakteknya di
dalam melakukan revolusi untuk Indonesia. Oleh karena itu, penelitian
mencari kebebasan. Revolusi yang ini berusaha untuk menjawab
terjadi pada 17 Januari 1793, bagaimana kontekstualisasi
menyebabkan diguingkan dan pemikiran Rousseau tersebut dalam
dihukum matinya Raja Louis XVI kehidupan politik negara Indonesia,
karena dianggap tidak melaksanakan mulai dari state of nature,
kehendak umum dan mengekang terbentuknya Indonesia dengan
kebebasan. Dalam revolusi tersebut kontrak sosial, praktik kehendak
terkenal semboyan liberte umum dan kebebasan serta
(kebebasan), egaliter (persamaan), implementasi demokrasi di Indonesia.
fraternite (persaudaraan). Rousseau
dianggap menjadi salah satu tokoh B. METODE PENELITIAN
yang mengisnpirasi revolusi tersebut
(Muthmainnah, 2011) Penelitian ini menggunakan
metide kualitatif. Sugiyono (2012)
Dalam kontrak sosial tersebut menyebutkan, metode kualitatif bisa
berbicara mengenai bangaimana digunakan untuk meneliti serta
hubungan rakyat dengan negara, menganalisis objek yang bersifat
mengenai kehendak umum, alamiah. Sedangkan menurut
kebebasan, demokrasi dan lain Cresswell, penelitian kualitatif
sebagainya. Rousseau merupakan merupakan metode yang dipakai
tokoh yang disatu sisi pejuang dalam mengekplorasi masalah serta
kebebasan namun disisi lain juga memahami gejala yang sentral
dapat menimbulkan negara totaliter. (Ritchie & Lewis, 2003) Di samping
Kontrak sosialnya tersebut, banyak itu, penelitian kualitatif
dipelajari oleh ilmuwan dan peneliti penekanannya bukan pada “angka”
masa kini, termasuk di Indonesia. Di melainkan pada “kata” dengan
Indonesia, juga memiliki kontrak instrument kuncinya adalah peneliti
sosial dengan nama Pancasila yang sendiri (Margret et al., 2014) Data
merupakan buah pemikiran dan diperoleh melalui artikel ilmiah,
kesepakatan dari para tokoh-tokoh jurnal, buku dan sumber sejenis
Indonesia dahulu. Kontrak sosial lainnya yang membahas tentang
inilah yang menjadi landasan hidup pemikiran J.J. Rousseau dan juga
bangsa Indonesia, sehingga ia harus yang berkaitan dengan Indonesia.
dijalankan agar terbentuknya negara Hasil dan pembahasannya disajikan
yang makmur dan sejahtera. serta dianalisis secara deskriptif-
analitis dengan penggambaran
Maka menjadi sangat menarik bagaimana kontekstualisasi
melihat bagaimana pandangan- pemikiran J.J. Rousseau di Indonesia.
Al Fahjri, Kontekstualisasi Pemikiran… 92

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Latar belakang serta pengalaman


yang ia miliki mempengaruhi cara
1. Sejarah Singkat JJ berpikirnya. Pemikiran Rousseau
Rousseau dan Pemikirannya tidak lepas dari pengaruh masa
kecilnya. Bagaimana dalam
Sebelum masuk ke dalam otobiografinya, Confessions,
pemikiran Jean Jacques Rousseau, memperlihatkan kesan bahwa
ada baiknya kita sedikit mengenal ayahnya merupakan figur yang
sejarah dan latar belakang mempengaruhi pembentukan watak
pemikirannya. Rousseau dilahirkan di dan pemikirannya. Bersama ayahnya
Geneva, Swiss pada tanggal 28 Juni dimasa kanak-kanaknya, ia
1712. Rousseau dididik dalam agama menghabiskan malam demi malam
Calvins ortodoks. Ia diasuh oleh dengan cerita-cerita klasik karya
ayahnya yang bernama Isac Rousseau Plutarch yang merupakan tokoh pada
yang bekerja sebagai tukang jam dan masa Romawi kuno (Suhelmi, 2001)
guru tari. Ayahnya sering Karya Rousseau yang terkenal adalah
menceritakan kisah-kisah romantis Social Contract (Kontrak Sosial)
kepadanya setiap malam. Namun yang terkenal sampai sekarang ini.
ketika ia berumur 10 tahun, ayahnya
melarikan diri dari Geneva untuk Dalam bukunya tersebut, ia
menghindari hukuman penjara. paparkan mengenai state of nature,
Kemudian ia diasuh oleh saudara kehendak umum, kebebasan, dan
ibunya. Didikan ayahnya yang sering demokrasi yang dijadikan pisau
menceritakan kisah-kisah romantis analisis dalam penelitian ini. State of
setiap malamnya, telah mengasah nature adalah pandangan Rousseau
kepekaan dan perasaan romantisnya mengenai keadaan alamiah manusia
(McDonald, 1968) sebelum terbentuknya negara. State
of nature ini hanya merupakan
Di tahun 1949, Rousseau pandangan Rousseau yang bersifat
menjadi terkenal karena karyanya hipotesis. Manusia dalam keaadaan
yang berjudul Discourse on the Arts alamiahnya adalah baik, ia memiliki
and Sciences yang memenangkan „kebaikan-kebaikan‟ alamiah.
penghargaan yang diberikan oleh Manusia dalam kondisi alamiahnya
Akademi Dijon. Di tahun 1762, dua tidak suka berperang, karena tidak
karyanya yaitu Social Contract dan memiliki rasa benci dan dendam.
Emile diterbitkan. Karya Emile ini Perang dalam pandangan Rousseau
jugalah yang mengakibatkan ia bukanlah fenomena almiah, tapi
meninggalkan Paris, karena karyanya fenomena sosial. Dalam kondisi
tersebut dikecam oleh parlemen alamiah, manusia memiliki
Paris. Di tahun 1770, ia kembali ke kebebasan mutlak, yaitu kebebasan
Paris dan di Parislah ia menghabiskan yang tidak terdapat keinginan
tahun-tahun terakhirnya dengan manusia untuk menaklukkan
mengalami delusi dan halusinasi. Dan sesamanya, bebas dari rasa takut,
kemudian meninggal pada tahun kebebasan dalam artian keadilan yang
1778 dalam keadaan sangat miskin membuat manusia merdeka, dan
(Schmandt, 2009)
93 Jurnal Al-Aqidah, Volume 13, Edisi 1, Juni 2021

kebebasan yang tidak menimbulkan kepentingan-kepentingan yang


anarki sosial (Suhelmi, 2001) bersifat khusus dapat dieliminasi dan
nantinya hanya menghasilkan
Dikarenakan keadaan tidak kepentingan umum (Suseno, 2003)
menentu dengan kebebasan alaminya, Dalam pandangan Rousseau,
karena perperangan dan pertikaian kehendak umum tidak bisa
bisa terjadi kapan saja, individu- diwakilkan serta tidak bisa dibagi.
individu kemudian sepakat untuk Dan sifat kehendak umum ini selalu
mengadakan perjanjian bersama benar (Baramuli, 1992)
berupa kontrak sosial. Maka
terbentukalah negara yang Berkaitan dengan pandangan
merupakan produk kontrak sosial. Rousseau mengenai kebebasan, bagi
Dimana individu-individu Rousseau, kebebasan adalah hal yang
menyerahkan sebagaian kekuasaan, mutlak bagi manusia. Kebebasan ini
kebebasan serta hak mereka pada dijamin oleh negara, artinya
kekuasaaan bersama. Kekuasaan kebebasan yang dimiliki tidak
inilah yang nantinya disebut dengan melanggar kehendak umum dan
negara atau kedaulatan rakyat. Dalam kebebasan untuk berbuat apa yang
suatu negara, kebebasan individu dikehendaki oleh negara (Baramuli,
tidak hilang, namun dijamin oleh 1992) Pandangan Rousseau ini
negara. Dalam hal ini, kebebasan ini sebenarnya menujukkan paradoks
tidak sama dengan kebebasan alami, kebebasan, yang dapat melahirkan
namun merupakan kebebasan sipil, negara totaliter, karena bebas dalam
yaitu kebebasan yang disokong oleh pengertian Rousseau adalah tidak
kehendak umum (Noer, 1982) bertentangan dengan kehendak umum
Kontrak sosial memberikan individu dan negara.
kekuatan kelompok dan kebebasan
absolut. Berkaitan dengan demokrasi,
Rousseau tidak setuju dengan adanya
Dalam kontrak sosial tersebut, lembaga perwakilan, termasuk partai
Rousseau berbicara mengenai politik, ia condong ke demokrasi
kehendak umum. Dalam lansung. Baginya, hubungan antara
pandangannya, kehendak umum rakyat dengan negara adalah bersifat
adalah tuntutan kepentingan umum. lansung, tidak diperantarai oleh
Rakyat harus taat pada hukum yang lembaga apapun, termasuk dalam
bersendikan kehendak umum. Dan penyertaan rakyat dalam bidang
legitimasi negara dapat hilang apabila legislatif. Bagi Rousseau, sistem
negara tidak dijalankan sesuai perwakilan adalah sistem yang
kehendak umum. Dengan begitu, muncul dari kemalasan.
negara yang absolut dapat berubah Keikutsertaan masyarakat dalam
jadi negara yang menjalankan pemerintahan haruslah bersifat
kehendak umum. Kehendak umum lansung tanpa perantara. Oleh karena
dapat diperoleh melalui penyaringan itu, Rousseau berpandangan bahwa
terlebih dahulu kehendak umum negara yang baik adalah yang
dengan memungut suara. Dengan berukuran tidak begitu kecil maupun
pemungutan suara, maka tidak terlalu besar. Kalau negara
Al Fahjri, Kontekstualisasi Pemikiran… 94

memiliki luas wilayah yang besar, bersama terhadap penjajah, sampai


maka susah terlaksananya kemudian dengan
keterlibatan rakyat secara lansung diproklamasaikannya kemerdekaan
dalam pemerintahan, dan kalau Indonesia pada tahun 1945 dengan
terlalu kecil, akan sukar untuk dasar negara Pancasila.
mempertahankan diri. Dan oleh
karena itulah ia mengganggap negara Adapun kontrak sosial di
yang ideal adalah republik seluas Indonesia, tercantum dalam Pancasila
polis atau Geneva (Noer, 1982) sebagai dasar negara, hasil konsensus
the founding fathers Indonesia yang
2. State of Nature dan Kontrak memiliki perjalanan sangat panjang
Sosial serta perdebatan yang tidak ada
habisnya. Pancasila sebagai kontrak
Dalam pandangan Rousseau, sosial disampaikan oleh Onghokham
state of nature adalah kondisi alamiah (2006) dalam artikelnya pada surat
manusia yang masih berisikan kabar Suara Pembaharuan dengan
„kebaikan-kebaikan‟ alamiah manusia judul “Kembalikan Pancasila sebagai
sebelum terbentuknya negara Kontrak Sosial Bangsa”. Pandangan
sebelum terjadinya kontrak sosial. Pancasila sebagai kontrak sosial ini
Dalam prakteknya di Indonesia, state kembali ia pertegas kumpulan tulisan
of nature ini terjadi jauh sebelum bersama tokoh lainnya yang berjudul
Indonesia terbentuk, karena sebelum “Restorasi Pancasila: Mendamaikan
terbentuknya Indonesia, sudah Politik Identitas dan Modernitas”
terdapat negara-negara yang (Nasution & Agustinus, 2006)
berbentuk kerajaan-kerajaan yang Pancasila sebagai kontrak sosial ini
dipimpin oleh seorang raja, memiliki juga disampaikan oleh Idrus Ruslam
wilayah, rakyat, serta hukum yang (2013) dalam tulisannya “Pemikiran
berlaku. Oleh karena itu, penting Kontrak Sosial Jean Jacques
untuk melihat kondisi Indonesia Rousseau dan Masa Depan Umat
sebelum terjadinya kontrak sosial. Beragama”. Penelitian ini
menempatkan Pancasila sebagai
Sebelum terjadinya kontrak kontrak sosial yang menyatukan
sosial di Indonesia, sudah terdapat bangsa Indonesia
kerajaan-kerajaan yang telah tumbuh
dan berkembang sebelum datangnya Dalam menjelaskan bagaimana
penjajah dari Barat. Perjuangan dan terjadinya kontrak sosial di
perlawanan terus dilakukan oleh Indonesia, tidak semudah apa yang
kerajaan-kerajaan tersebut, namun disampaikan oleh Rousseau. Ada
terus menghasilkan kegagalan. pertarungan ideologi di dalamnya.
Memiliki kesamaan latar belakang Perumusan mengenai dasar negara ini
karena sama-sama dijajah oleh sebenarnya mulai dibicarakan pada
Belanda dan Jepang, rakyat Indonesia masa persidangan pertama BPUPKI
kemudian bersatu. Sehingga (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
muncullah Sumpah Pemuda pada 27- Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
28 Oktober 1928 yang menjadi yang disahkan oleh Jepang pada 29
tonggak nasional perlawanan April 1945. Pembentukan BPUPKI
95 Jurnal Al-Aqidah, Volume 13, Edisi 1, Juni 2021

merupakan realisasi janji Jepang dengan adanya sedikit perubahan


berjanji menjadikan Indonesia negara pada kata-kata dan urutannya.
merdeka. Tugas BPUPKI adalah Perubahan tersebut juga terjadi pada
memberikan gambaran tentang dasar Sila Ketuhanan yang dipindah
hukum negara, sistem pemerintahan, menjadi sila pertama yang ditambah
dan bentuk negara (Sulato & Yunarti, dengan kata-kata “dengan kewajiban
2010) menjalankan syari‟at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” yang
Pancasila yang lahir dari gagasan kemudian dikenal dengan tujuh kata
Soekarno pada 1 Juni 1945 sebagai sila pertama (Latif, 2011)
respon terhadap permintaan Penambahan tujuh kata ini sebagai
Rajdiman Wediodiningrat mengenai bentuk pengakuan negara terhadap
dasar negara Indonesia . Pandangan Islam yang telah berjuang dengan
Soekarno ini disepakati sebagai tumpah darah untuk mempertahankan
konsensus bersama. Dalam dan menyatukan Indonesia.
perjalanannya kemudian Soekarno
membentuk panitia kecil yaitu Panitia Hasil rumusan ini kemudian
Sembilan yang beranggotakan 9 dibawa ke sidang kedua BPUPKI
orang yang membahas rancangan (10-17 Juli 1945) Dan hasil rumusan
Pembukaan Undang-Undang Dasar ini mendapat pertentangan dari
Negara Republik Indonesia, golongan lain terutama non Islam,
didalamnya termuat Dasar Negara. yang akhirnya menimbulkan
Hal ini merupakan inisiatif Soekarno perdebatan pro-kontra terhadap tujuh
untuk menyatukan kelompok Islam kata sila pertama, serta pasal-pasal
dengan kelompok kebangsaan, karena lain seperti syarat agama untuk
kelompok Islam menginginkan dasar presiden dan agama resmi negara.
negara Islam bagi Indonesia, yang Namun kemudian, Piagam Jakarta ini
juga sebelumnya keterwakilan umat tetap diakui hingga akhir 17 Juli
Islam di BPUPKI juga sedikit (Latif, 1945, dan Piagam Jakarta inilah yang
2011) kemudian menjadi dasar dari proses
pembentukan UUD 1945 berdasarkan
Panitia Sembilan inilah yang Piagam Jakarta (Latif, 2011)
kemudian melahirkan “Piagam
Jakara”, dan juga dari panitia ini Pada akhirnya rancangan UUD
kemudian dalam Muqaddimah disepakati pada 16 Juli 1945 oleh
Rancangan Pembukaan Undang- BPUPKI, kecuali oleh Muhammad
Undang Negara Republik Indonesia Yamin dan anggota kebangsaan yang
dimasukkan kata-kata “Atas berkat masih menganggap tujuh kata tidak
rahmat Allah Yang Mahakuasa dan sesuai dengan negara Indonesia.
dengan didorong oleh keinginan Masalah ini kemudian berlanjut
luhur, supaya berkehidupan dalam PPKI (Panitia Persiapan
kebangsaan yang bebas...” yang Kemerdekaan Indonesia) yang
mencerminkan penyatuan kelompok menggantikan BPUKI. PPKI bertugas
Islam dengan kebangsaan. Piagam untuk mempercepat kemerdekaan
Jakarta juga melahirkan rumusan Indonesia dan mempersiapkan
dasar negara berdasarkan Pancasila konstitusi. Pada 17 Agustus 1945
Al Fahjri, Kontekstualisasi Pemikiran… 96

proklamasi dibacakan, dan Indonesia Suara yang berimbang antara


merdeka. Soekarno dan Hatta pendukung Islam dan Pancasila
kemudian dipilih oleh PPKI sebagai mengakibatkan sidang jalan di
Presiden dan Wakil Presiden tempat. Sebelum dibubarkan,
Indonesia pada 18 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelumnya sudah
PPKI juga menyetujui naskah Piagam menganjurkan kepada Konstituante
Jakarta dengan penghapusan tujuh agar dasar negara kembali ke UUD
kata sila pertama dan diganti dengan 1945 dan Pancasila, namun tidak ada
kata “Yang Maha Esa”, sehingga keputusan yang dihasilkan oleh
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Konstituante. Syarat 2/3 suara untuk
Esa” . Dan pasal 6 ayat 1 yang mengubah dasar negara tak terpenuhi,
dulunya berbunyi bahwa agama Dan diperparah dengan anggota-
presiden haruslah beragama Islam anggota Konstituante yang lain yang
kemudian ditukar dengan presiden tidak lagi mau ikut dalam sidang-
adalah orang Asli Indonesia. Pasal 29 sidang selanjutnya, sehingga menjadi
ayat 1 diubah menjadi negara salah satu alasan bagi Soekarno
berpondasikan Ketuhana Yang Maha mengumumkan Dekrit Presiden 5 Juli
Esa (Ilyas, 2020) Perubahan- 1959, serta Indonesia kembali pada
perubahan ini juga sebenarnya Pancasila dan UUD 1945 (Lubis,
memiliki banyak polemik, intrik, dan 2020) Di samping juga terdapat
permasalahan yang sebagian umat faktor politik dari munculnya dekrit
Islam sebut sebagai penghianatan tersebut yaitu dikarenakan posisi
terhadap perjuangan umat Islam. Surkano sebagai presiden dalam
sistem pemerintahan parlementer saat
Umat Islam menerima perubahan itu sangatlah kecil. Dengan
terhadap Pancasila saat itu dikeluarkannya dekrit Presiden
dikarenakan perkataan Soekarno dengan dukungan militer, Soekarno
bahwa dasar negara tersebut bersifat melanggengkan kekuasaannya
sementara, dan akan dibahas lebih menjadi diktator pertama di
lanjut dalam Konstituante yang Indonesia.
bertugas untuk menyiapkan konstitusi
dan dasar negara yang permanen. Dari paparan di atas, terlihat
Namun, kemudian Kontituante yang terjadinya kontrak sosial di Indonesia
sudah terbentuk dibubarkan oleh yang menghasilkan Pancasila tidak
Soekarno karena dianggap tidak semudah yang dipaparkan oleh
melahirkan kesepakatan, sehingga Rousseau. Dalam kontrak sosial
melahirkan Dekrit Presiden 1959 Rousseau dipaparkan bahwa kontrak
dengan lahirnya Demokrasi sosial mucul dengan masing-masing
Terpimpin (Lubis, 2020) Sidang- individu menyerahkan hak-hak dan
sidang dalam Majelis Konstituante kebebasan kepada kekuasaan
memang berjalan alot, terutama bersama dalam bentuk negara untuk
dalam pembahasan dasar negara. melindungi mereka. Adapun dalam
Dalam sidang tersebut terdapat tiga kontrak sosial masyarakat Indonesia
pilihan dasar negara yaitu Pancasila, (Pancasila), kesepakatan ini tidak
Sosial Ekonomi, dan Islam. lansung diterima oleh masing-masing
golongan. Banyak perdebatan dan
97 Jurnal Al-Aqidah, Volume 13, Edisi 1, Juni 2021

perbedaaan pandangan yang harus merupakan refleksi dari kehendak


dilalui, dan bahkan pada akhirnya ada umum. Adapun penyaringan
bentuk pemaksaan kehendak yang kepentingan individu menjadi
dilakukan oleh Soekarno dengan kepentingan umum adalah dengan
Dekrit Presidennya. Hal ini pemungutan suara (suara mayoritas).
menunjukkan bahwa terbentuknya Kehendak umum inilah yang
kontrak sosial di Indonesia menunjukkan kedaulatan rakya.
mengalami perjalanan yang panjang
dan rumit yang telah melahirkan Pada prakteknya, kehendak
Pancasila. umum di Indonesia tidak sepenuhnya
sama dengan apa yang dipaparkan
Dalam pembentukan oleh Rousseau. Kehendak umum di
Pancasilapun, tidak semua rakyat Indonesia yang menggambarkan
Indonesia ikut andil di dalamnya, kedaulatan rakyat diatur oleh UUD
namun yang ikut adalah perwakilan- 1945 yang sempat mengalami
perwakilan golongan, yang masing- amademen. Sebelum amademen,
masing golongan memberikan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 berbunyi
pendapat dan pandangannya “Kedaulatan adalah ditangan rakyat
mengenai dasar negara. Hal ini terjadi dan dilakukan sepenuhnya oleh
juga karena kondisi perperangan saat Majelis Permusyawaratan Rakyat”,
itu, yang mengharuskan untuk namun setelah amademen, Pasal 1
mengambil langkah cepat untuk ayat (2) UUD 1945 berbunyi
merumuskan dasar negara, serta juga “Kedaulatan berada di tangan rakyat
budaya Indonesia yang lebih dan dilaksanakan menurut Undang-
mengenal jalan musyawarah dengan Undang Dasar”. Posisi MPR (Majelis
perwakilan. Permusyawaratan Rakyat) berubah,
bukan selaku pemegang kekuasaan
Bagaimanapun, lahirnya kontrak tertinggi lagi.
sosial Indonesia berupa Pancasila
adalah hal yang luar biasa. Pancasila Di Indonesia rakyat berdaulat
adalah kontrak sosial yang dapat dengan perwakilannya yang sudah
menyatukan rakyat Indonesia, yang mereka pilih dalam badan-badan atau
nilai-nilainya seharusnya dijalankan perwakilan-perwakilan rakyat seperti
dalam kehidupan bernegara. Namun, DPR dan DPD. Lembaga-lembaga
seiring berjalannya waktu dan efek inilah yang menampung aspirasi
globalisme yang melahirkan rakyat. Bukan rakyat yang ikut
individualisme mengakibatkan nilai- lansung dalam menentukan suatu
nilai Pancasila semakin pudar dan peraturan seperti yang dipaparkan
hilang ditelan masa. oleh Rousseau. Indonesia masih
mengenal sistem musyawarah
3. Kehendak Umum dan perwakilan yang terdapat dalam sila
Kebebasan ke empat. Rakyat saat sekarang ini
memilih lansung para perwakilan dan
Menurut Rousseau kehendak pemimpin mereka. Artinya secara
umum merupakan tuntutan kasat mata, rakyat memiliki
kepentingan umum, dan hukum yang
Al Fahjri, Kontekstualisasi Pemikiran… 98

kedaulatan tertinggi, selama mentaati kontrol negara yang kuat oleh


hukum yang telah ditetapkan. Soeharto.

Dalam perjalanan sejarahnya, Adapun kebebasan dalam


sebelum UUD 1945 di amademen, pengertian bangsa Indonesia, telah
UUD Indonesia mengalami beberapa diatur dalam UUD 1945, termasuk di
kali perubahan, yaitu mulai dari UUD dalamnya mengenai Hak Asasi
1945 yang diterapkan mulai dari Manusia (HAM). UUD melindungi
tahun 1945 hingga 1949; Konstitusi kebebasan beragama, berpendapat,
Republik Indonesia Serikat (RIS) dari dan berserikat yang telah diatur
tahun 1949 hingga 1950; Undang- sedemikian rupa. Dan bahkan
Undang Dasar Sementara (UUDS) kebebasan dalam artian yang dianut
yang diterapkan pada 1950 hingga oleh bangsa Indonesia memiliki
1959; hingga kemudian kembali ke makna yang luas, tidak hanya
UUD 1945 setelah Soekarno menuntut kebebasan dalam negara
mengeluarkan Dekrit pada 1959; sendiri, namun juga memperjuangkan
berulah kemudian dilakukan kebebasan dan kemerdekaan negara
amademen UUD 1945 setelah lain sebagaimana yang tercantum
Soeharto lengser. Artinya, Undang- dalam Mukaddimah (Pembukaan)
Undang Dasar sebagai salah satu UUD 1945, yang penggalannya
representasi kehendak umum berbunyi “Bahwa sesungguhnya
masyarakat Indonesia juga dapat kemerdekaan itu ialah hak segala
mengalami perubahan yang dapat bangsa dan oleh sebab itu, maka
dipengaruhi oleh kondisi sosial penjajahan diatas dunia harus
politik Indonesia sendiri, serta dihapuskan karena tidak sesuai
perubahan dilakukan ketika UUD dengan perikemanusiaan dan
yang ada dianggap tidk lagi sesuai perikeadilan." Dalam pasal 28 E ayat
dengan zaman. Namun, walaupun 3 UUD 1945 juga menyatakan bahwa
UUD dapat dilakukan amademen, “Setiap orang berhak atas kebebasan
Pancasila sebagai dasar negara tetap berserikat, berkumpul dan
berlaku dan tidak diubah. mengeluarkan pendapat.”

Di samping itu, penyelewengan Dalam implementasinya,


atas kehendak umum juga terjadi di kebebasan ini juga mendapatkan
Indonesia, ketika Orde Lama rintangan, khususnya pada masa
pimpinan Soekarno maupun Orde Demokrasi Terpimpin Soekarno dan
Baru pimpinan Soeharto. Soekarno Orde Baru, bahkan hingga saat ini.
melanggar hak sipil dan konstitusi Pada masa Demokrasi Terpimpinnya
dengan menggangkat dirinya sebagai Soekarno terjadi berbagai
presiden seumur hidup serta pengekangan terhadap kebebasan.
melanggar prosedur lainnya dalam Terjadi 184 pembredelan terhadap
bernegara. Hal ini berlanjut pada pers serta 224 tindakan anti pers
masa Orde Baru ketika alasan untuk lainnya yang dilakukan oleh
“kepentingan umum” dipakai untuk Soekarno. Selama rentang tahun 1957
membungkam lawan politiknya, serta hingga 1965 menurut Mahfud MD
tercatat tiga bentuk pelanggaran
99 Jurnal Al-Aqidah, Volume 13, Edisi 1, Juni 2021

HAM yang dilakukan Soekarno yaitu Transaksi Elektronik (ITE) yang saat
pembredelan 184 kasus, ini menjadi perdebatan.
memenjarakan 30 kasus, dan
penahanan 30 kasus. Di tambah pada Dari paparan di atas tampak
masa ini Partai Sosialis Indonesia bahwa, kehendak umum dan
(PSI) dan partai Masyumi kebebasan yang dipaparkan
dibubarkan. Berbagai aturan dalam Rousseau, terdapat dalam negara
bentuk Keputusan Presiden Indonesia. Namun, dalam prakteknya
dikeluarkan dalam mengekang di Indonesia sendiri memiliki
kebebasan berekspresi dan dinamikan dan berbagai
berorganisasi masyarakat permasalahannya sendiri.
(Nurhardianto, 2014)
4. Demokrasi
Sedangkan kondisi kebebasan
masyarakat dalam berekspresi dan Demokrasi yang terdapat dalam
berserikat lebih parah lagi pada masa pikiran Rousseau adalah demokrasi
Soeharto. Kasus-kasus pelanggaran lansung tanpa perwakilan, karena
HAM banyak terjadi pada masa ini. Rousseau mengganggap adanya
Penyederhanaan partai dilakukan perwakilan rakyat sebagai bentuk
dengan satu golonga karya yaitu kelemahan dan kemalasan. Serta
Glokar dan dua partai yaitu Partai Rousseau tidak menyukai adanya
Persatuan Pembangunan (leburan partai politik.
partai Islam), dan Partai Demokrasi
Indonesia (leburan partai nasionalis Pandangan Rousseau tersebut
sekuler). Masa ini Soeharto juga berbanding terbalik dengan paktek
mengawasi secara ketat media massa, yang dilakukan di Indonesia. Di
kegiatan mahasiswa di kampus dan Indonesia, lebih mengenal demokrasi
LSM (Nurhardianto, 2014). Banyak permusyawaratan dengan perwakilan-
pelanggaraa HAM di masa Soeharto perwakilannya di DPR dan DPD.
seperti kasus nipah, kasus Aceh, Adapun partai politik, hidup subur di
kasus Papua, Kasus Timor Timur, awal-awal kemerdekaan Indonesia
kasus Tanjung Priok, Talang Sari, sampai saat sekarang ini, walaupun
tuduhan komando Jihad, penembakan kebebasan berpartai politik tersebut
misterius dan kasus HAM lainnya pernah dikekang di masa Demokrasi
(Anif & Dewi, 2017) Perlindungan Terpimpin dan masa Orde Baru.
atas HAM dan juga jaminan
kebebasan berekspresi dan berserikat Demokrasi permusyawaratan ini
barulah kemudian membaik pasca berakar pada tradisi dan budaya serta
jatuhnya Soeharto dan Indonesia nilai-nilai religius yang dianut
memasuki era Reformasi. Walaupun Indonesia untuk mewujudkan
memang masih terdapat semangat kekeluargaan dan keadilan
permasalahan dalam kebebasan sosial. Oleh sebab itu, rakyat
berpendapat, khususnya berkaitan memiliki perwakilannya di DPR dan
dengan kasus-kasus mengeai UU No. DPD untuk menyampaikan aspirasi
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan mereka, serta rakyat akan melihat
bagaimana kualitas dari wakil yang
Al Fahjri, Kontekstualisasi Pemikiran… 100

telah mereka pilih secara lansung diakibatkan oleh pandangan


tersebut. Rakyat ikut berpatisipasi Rousseau yang cenderung idealis
dalam perpolitikan di Indonesia, serta yang menginginkan negara dengan
menunjukkan bahwa rakyat memiliki wilayah yang tidak besar dan juga
kedaulatan. tidak kecil, sehingga semua rakyat
ikut lansung dalam menentukan
Yudi Latif (2011) menyebutkan, kebijakan negara atau keputusan
empat prasyarat keputusan dikatakan politik. Berbeda dengan Indonesia
benar dalam demokrasi yang memiliki luas wilayah yang
permusyawaratan, yaitu pertama, besar, sehingga tidak memungkinkan
dedikasi bagi kepentingan umum; untuk semua rakyat ikut lansung
kedua, imparsial dalam artian dalam pengambilan keputusan, oleh
keputusan mempertimbangkan serta karena itu rakyat memilih
melibatkan semuaa pihak; ketiga, perwakilannya untuk menyampaikan
berdasarkan pada rasinal dan adil; aspirasi mereka. Ini juga tercantum di
dan keempat, orientasinya jauh ke sila ke empat dalam Pancasila yang
depan untuk kepentingan bangsa. berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Demokrasi di Indonesia secara permusyawaratan perwakilan”.
subtansi merupakan demokrasi
didasarkan pada musyawarah. Hal ini Demokrasi permusyawaratan
berdasarkan pada Pancasila di sila ke lebih mudah diterapkan di Indonesia,
empat yang berbunyi “Kerakyatan dibandingkan menerapkan demokrasi
yang dipimpin oleh hikmat lansung dalam pandangan Rousseau.
kebijaksanaan dalam Dalam beberapa hal, rakyat Indonesia
permusyawaratan/perwakilan”. memilih lansung presiden dan
Namun, dalam prakteknya di perwakilan mereka di Parlemen, serta
Indonesia, walaupun esensinya sama mempercayakan wakil-wakil tersebut
namun bentuk demokrasi di dalam membawa aspirasi mereka.
Indonesia juga mengalami perubahan
sesuai kondisi sosial politik seperti D. KESIMPULAN
Demokrasi Liberal ketika Indonesia
menganut Sistem Pemerintahan Pandangan Rousseau mengenai
Parlementer dimana partai politik kontrak sosial, memiliki perbedaan
memiliki kekuatan yang kuat; dan persamaan ketika melihat
Demokrasi Terpimpinnya Soekarno kontekstualisasinya di Indonesia.
yang memusatkan kekuasaan pada State of nature terjadi jauh sebelum
Soekarno; Demokrasi Pancasilanya Indonesia terbentuk, karena sebelum
Soeharto yang menjadikan Pancasila terbentuknya Indonesia, sudah
sebagai alat politiknya; serta terdapat negara-negara yang
Demokrasi era Reformasi saat ini berbentuk kerajaan-kerajaan. Dan
yang kembali mengembalikan HAM Kontrak sosial yang tejalin di
masyarakat Indonesia. Indonesia melalui Pancasila terbentuk
dengan cara yang tidak mudah,
Pandangan demokrasi Rousseau karena adanya penolakan serta
dan Indonesia memang berbeda. Ini pertentangan dari golongan-golongan
101 Jurnal Al-Aqidah, Volume 13, Edisi 1, Juni 2021

yang ada. Mengenai kehendak umum Rousseau memandang demokrasi


dan kebebasan, di Indonesia, langsung yang paling baik, dan ini
semuanya sudah diatur dalam berbeda dengan praktek di Indonesia
Pancasila dan UUD 1945, namun yang lebih menerapkan demokrasi
juga mengalami dinamika, khususnya perwakilan yang didasarkan pada
ketika penyelewengan kehendak permusyawaratan sesuai dengan sila
umum dan pengekangan kebebasan ke empat Pancasila. Implementasi
pada masa Orde Lamanya Soekarno demokrasi di Indonesiapun juga
dan Orde Barunya Soeharto.. mengalami perubahan dan
Berkaitan dengan demokrasi, permasalahannya..

Daftar Kepustakaan Nature J.J. Rousseau dan


Implikasinya Terhadap Bentuk
Anif, V., & Dewi, G. M. (2017). Negara Ideal. Jurnal Filsafat,
Arah Politik Hukum Kebijakan 21(1).
Perlindungan HAM di Nasution, I., & Agustinus, R. (2006).
Indonesia. Lex Scienta Law Restorasi Pancasila:
Review, 1(1). Mendamaikan Politik Identitas
Baramuli, A. (1992). Pemikiran dan Modernitas. Brigthen Prees.
Rousseau Dalam Konstitusi Noer, D. (1982). Pemikiran Politik di
Amerika Serikat. Yayasan Negeri Barat. CV. Rajawali.
Sumber Agung. Nurhardianto, F. (2014). Politik
Ilyas. (2020). Islam dan Kebangsaan: Hukum HAM di Indonesia.
Pergumulan dalam BPUPKI, Jurnal TAPIs, 10(2).
PPKI dan Piagam Jakarta. Onghokham. (2006). Kembalikan
Buletin Al-Turas, 26(1). Pancasila sebagai Kontrak
Latif, Y. (2011). Negara Paripurna. Sosial. Suara Pembarahuan.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Ritchie, J., & Lewis, J. (2003).
Lubis, A. A. A. M. R. (2020). Politik Qulitative Research Practice: A
Ruang NKRI: BPUPKI sampai Guide for Social Science
Majelis Konstituante. Shar-E: Students and Researches. Sage
Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Publication.
Syariah, 6(1). Ruslam, I. (2013). Pemikiran Kontrak
Ma‟arif, S. (2010). Menggugat Sosial Jean Jacques Rousseau
Sejarah. Saga Arsy. dan Masa Depan Umat
Margret, A., Ardiansa, D., Irwansyah, Beragama. Al-Ad-YaN, 8(2).
Ichwanuddin, W., & Fajar, Y. Schmandt, H. J. (2009). Filsafat
(2014). Panduan Praktis Metode Politik: Kajian Historis dari
Penelitian Sosial. Pusat Kajian Zaman Yunani Kuno Sampai
Politik Universitas Indonesia. Zaman Modern. Pustaka Pelajar.
McDonald, L. C. (1968). Western Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Political Theory: From Its Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Origins to The Present. Harcourt Alfabeta.
Brace Javanovich. Suhelmi, A. (2001). Pemikiran
Muthmainnah, L. (2011). State Of Politik Barat. PT Gramedia
Al Fahjri, Kontekstualisasi Pemikiran… 102

Pustaka Utama. Suseno, F. M. (2003). Etika Politik:


Sulato, & Yunarti, D. R. (2010). Prinsip-Prinsip Moral Dasar
Konflik Di Balik Proklamasi : Kenegaraan Modern. PT.
BPUPKI, PPKI, dan Gramedia Pustaka.
Kemerdekaan. Penerbit Buku
Kompas. .

Anda mungkin juga menyukai