pernyataan. Misalnya: ◦ Mereka duduk di sana. ◦ Dia akan datang pada pertemuan itu.
Tanda titik digunakan untuk mengakhiri
pernyataan lengkap yang diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru. Misalnya: Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar, perincian, tabel, atau bagan.
Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Tabel
Tabel 1 Kelas Kata No. Kata Kerja Kata Benda 1. Makan Rumah 2. Mandi Meja Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret nomor dalam perincian. ◦ Misalnya: Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam perincian. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. Misalnya: Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul. Misalnya: ◦ Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1945) ◦ Gambar 3 Alat Ucap Manusia ◦ Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan Tanda koma digunakan di antara unsur- unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau bilangan. Misalnya: ◦ Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang mewah lagi. ◦ Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan. Tidak digunakan pada: ◦ telepon dan komputer bukan barang mewah lagi Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan. Misalnya: ◦ Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. ◦ Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. ◦ Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama
Tidak digunakan pada:
◦ Saya tidak datang karena hari hujan. ◦ Dia tidak akan lulus jika tidak datang ke ujian tersebut. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Misalnya: ◦ Kalau diundang, saya akan datang. ◦ Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman. ◦ Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Misalnya: ◦ Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri. ◦ Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, dia berhasil menjadi penulis terkenal. ◦ Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana. Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat kami), dan nama jabatan penanda tangan surat. Misalnya: ◦ Dengan hormat, ◦ Salam sejahtera, Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian. Misalnya: Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya: ◦ Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku. ◦ Kerbau melenguh; kambing mengembik; kuda meringkik. ◦ Ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu menulis makalah; adik membaca cerita pendek. Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa verbal. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau frasa yang memerlukan pemerian. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu karangan. Misalnya: ◦ Ultimart 5 (2): 98–105 ◦ Surah Ibrahim: 2–5 ◦ Matius 2: 1–3 Tanda titik dua digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang menyatakan perbandingan dalam bentuk angka. Misalnya: ◦ Skala peta ini 1:10.000. ◦ Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan di kelas itu adalah 2:3. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan angka. Misalnya: ◦ se-Indonesia ◦ peringkat ke-2 ◦ tahun 2000-an ◦ hari-H Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang. Misalnya: ◦ di-slepet 'dijepret' (bahasa Betawi) ◦ ber-pariban 'bersaudara sepupu' (bahasa Batak) ◦ mem-back up 'menyokong; membantu' (bahasa Inggris) ◦ di-tafṣīl 'dijelaskan' (bahasa Arab) ◦ di-bokisin 'dibohongi' (slang) Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan satu kesatuan. Misalnya: ◦ suami-istri ◦ Soekarno-Hatta K ◦ onferensi Asia-Afrika Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'. Misalnya: ◦ Tahun 2019—2022 ◦ Tanggal 5—10 April 2022 ◦ Senin—Jumat ◦ Jakarta—Bandung Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya: ◦ "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya. ◦ Menurut Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan." Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya: ◦ Puisi "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu. ◦ Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"! ◦ Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. ◦ Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: ◦ "Peladen" komputer ini sudah tidak berfungsi. ◦ Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas! Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti singkatan atau padanan kata asing. Misalnya: ◦ Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). ◦ Banyak pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten yang membangun. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Misalnya: ◦ Puisi Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. ◦ Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Misalnya: ◦ Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. ◦ Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia. ◦ Peringatan [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Misalnya: ◦ Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35—38]) perlu dibentangkan di sini. Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim. Misalnya: ◦ Nomor: 7/PK/II/2022 ◦ Jalan Kramat III/10 Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. Misalnya: ◦ Semua organisasi harus memiliki AD/ART. ◦ Dalam susunan kepanitiaan dia tercatat sebagai ketua/anggota. ◦ Pilih salah satu moda transportasi darat/laut!