Anda di halaman 1dari 11

Bumi merupakan planet yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, hal ini dikarenakan bumi memiliki

komponen-komponen penunjang kehidupan seperti air, tanah, dan udara. Bumi ini memiliki lapisan
penyusun mulai dari lapisan terdalam hingga lapisan terluar. Lapisan-lapisan bumi terdiri atas atmosfer
sebagai lapisan terluar, mantel, inti luar dan inti dalam. Lapisan bumi dapat digambarkan sebagai berikut :

● Bumi
terdiri
atas 3 komponen utama, yakni komponen gas
(atmosfer), komponen padatan (litosfer) dan
komponen air (hidrosfer). Selain itu, bumi memiliki
komponen lainnya yaitu bumi bagian es (kriosfer) dan
bagian bumi tempat di mana berlangsungnya
kehidupan yang dinamakan (biosfer).

I. ATMOSFER
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Terdiri atas campuran gas, sedikit cairan
dan padatan yang menyelimuti bumi mulai dari permukaan bumi hingga luar angkasa. Atmosfer tersusun
atas gas nitrogen sebesar 78%, Oksigen 21%, Karbon dioksida, argon, dan beberapa gas lain menyusun
sebagian kecil dari atmosfer. Karena sejumlah aktivitas manusia yang menghasilkan gas polutan (karbon
dioksida, metana, dan nitrogen dioksida) yang berasal dari asap kendaraan, limbah pertanian dan
peternakan, asap pabrik dan juga pembakaran bahan bakar fosil membuat komposisi atmosfer
mengalami perubahan dan berdampak besar tehadap bumi yaitu pemanasan global
Lapisan atmosfer bumi :
1. TROPOSFER
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling dekat
dengan planet bumi. Lapisan ini memiliki
Ketinggiannya mulai 0 km hingga 12 km di atas
permukaan bumi. Sebagian besar troposfer
berbentuk uap air dan 75% terdiri atas gas-gas
atmosfer.
Pada lapisan ini terjadi perubahan suhu, angin,
iklim, dan cuaca. Selain itu, lapisan inilah sebagai
tempat terjadinya hujan dan turunnya salju.
Semakin tinggi lapisan ini maka suhunya semakin
rendah.

2. STRATOSFER
Lapisan yang bersuhu dingin dan hanya ditempati oleh ozon (O3). Lapisan statosfer berfungsi sebagai
pelindung dari gelombang radiasi ultraviolet yang sangat membahayakan jika terkena kulit manusia.
Memiliki ketinggian 12 – 50 km di atas permukaan bumi. Tidak ada aktivitas cuaca pada lapisan ini
sehingga aman bagi pesawat udara untuk terbang selama berada di lapisan ini.

3. MESOSFER
Lapisan pada ketinggian 50 kilometer sampai dengan 80 kilometer di atas permukaan Bumi. Pada
lapisan ini terjadi penurunan suhu yang cukup signifikan (suhu tidak stabil) setiap bertambahnya
ketinggian. Setiap jarak 100 m maka suhu akan berkurang sebesar 0,4 0C. Lapisan ini merupakan
pelindung bumi dari benda-benda luar angkasa yang jatuh je permukaan bumi seperti meteor.
4. TERMOSFER (IONOSFER)
Lapisan termosfer juga disebut dengan ionosfer. Ini disebabkaan
adanya proses ionisasi pada partikel ataupun molekul. Adanya
proses ionisasi sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai reaksi
penambahan dan pengurangan elektron yang nantinya akan
menghasilkan cahaya berwarna-warni yang indah. Cahaya ini
disebut dengan sebutan aurora.
Lapisan termosfer terletak pada ketinggian 80 kilometer sampai 100 kilometer. Lapisan termosfer berfungsi
sebagai tempat mengorbitnya teleskop Hubble dan pesawat ulang-alik, serta melindungi bumi dari radiasi
ultraviolet. Selain itu juga sebagain tempat pemantulan gelombang radio.

5. EKSOSFER
Eksosfer adalah lapisan terakhir yang menyelimuti bumi dengan jarak di atas 700 kilometer sampai
dengan 190.000 kilometer. Pada lapisan ini terjadi berbagai interaksi antara gas yang ada di luar angkasa.
Satelit-satelit buatan yang mengitari bumi tersebut berada dalam lapisan ini. Kandungan utama dari
eksosfer adalah hidrogen. Pesawat luar angkasa dan satelit yang mengorbit di eksosfer tidak dapat
bergerak bebas seperti pesawat biasa. Hal ini disebabkan eksosfer memiliki sedikit molekul, sehingga gaya
tekan udara sangat rendah dan mengakibatkan sayap dari pesawat luar angkasa tidak berfungsi.
Pergerakan dari satelit atau pesawat luar angkasa tersebut bergantung pada mesin pendorongnya.

II. LITOSFER
Berdasarkan etimologi, litosfer ini berasal dari bahasa Yunani, yakni berasal dari kata “lithos” yang
artinya adalah berbatu dan “sphere” yang memiliki lapisan. Jadi dapat dikatakan bahwa litosfer adalah
lapisan paling luar atau juga Kulit Bumi. Secara umum lapisan kulit bumi tersebut disusun mengikuti
bentuk muka bumi serta juga terdiri dari batuan dan juga mineral. Lapisan litosfer memiliki manfaat
seperti berikut :
• Sebagai sumber energi (minyak bumi dan batubara)
• Sebagai pemenuhan kebutuhan industri (besi dan aluminium)
• Sebagai bahan pembuat perhiasan (mineral, intan, emas, perak)
• Sumber energi dan bahan peledak (uranium)
• Sumber bahan baku pupuk (nitrogen dan fosfat)

BATUAN PEMBENTUK LITOSFER


A. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat proses
pendinginan.

• Batuan beku dalam (tubir) → terbentuk dari


pembekuan magma di dalam kulit bumi.
Disebut juga batuan kristal. Contoh: batu
granit, diorit, gabro.
• Batuan beku korok → terbentuk dari pembekuan magma di
celah-celah/retakan bumi. Batuan korok dapat berupa
kristal kecil dan kristal besar. Salah satu contoh batuan
korok adalah granit fosfir.

• Batuan beku luar (leleran) → terbentuk dari pembekuan


magma setelah mencapai permukaan. Batuan beku luar
dapat berbentuk kristal kecil, kristal besar, maupun bahan
amorf, contohnya liparit, andesit. Salah satu contoh batuan
leleran adalah batu apung.

B. Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk oleh endapan dan sementasi yang bisa terjadi di
permukaan bumi dan di bawah tanah atau di dalam air. Pada dasarnya, batuan sedimen terbentuk akibat
proses sedimentasi. Berdasarkan tempat terjadinya pengendapan, ada 3 jenis batuan sedimen yakni :

• Batuan Sedimen Kontinental adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya terjadi di laut,
contohnya terjadi di tanah los dan tanah gurun pasir
• Batuan Sedimen Marine. Sesuai dengan namanya, proses pengendapan batuan sedimen marine
terjadi di laut, seperti di endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
• Batuan Sedimen Lakustre, adalah batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau, misalnya,
tuf danau dan tanah liat danau.

Ditinjau dari proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu :

• Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran
besar menjadi kecil. Setelah itu, batuan tersebut mengalami pengendapan dan membentuk batuan
endapan klastik. Salah satu batuan endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale).
• Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi karena proses kimiawi,
seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contoh batuan sedimen kimiawi
yang terjadi secara langsung adalah batuan sedimen kapur, yaitu stalaktit dan
stalagmit. Stalaktit dan stalagmit tersebut dapat ditemukan di gua-gua kapur.
• Batuan sedimen organik merupakan batuan yang dalam proses
pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, antara lain sisa-sisa
bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut, contohnya kerang dan terumbu
karang.
Batuan sedimen juga dapat dibagi berdasarkan perantara atau medium. Berdasarkan perantaranya,
batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 :

• Batuan sedimen aeris (aeolis). Proses pengangkutan batuan ini dilakukan oleh angin. Contohnya
antara lain tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
• Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui media perantara es.
Contohnya antara lain moraine.
• Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu
sama lain.

C. Batuan Metamorf (Malihan)


Batuan metamorf adalah batuan hasil perubahan dari batuan beku dan batuan endapan yang terjadi akibat
proses metamorphosis. Faktor-faktor penyebab perubahan batuan antara lain suhu tinggi, tekanan tinggi,
kombinasi suhu dan tekanan tinggi, penambahan bahan lain.
Berdasarkan sebab perubahan itu sendiri, batuan metamorf ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yakni sebagai berikut:

• Batuan metamorf kontak atau termik, yakni batuan metamorf yang terjadi karena adanya
penambahan suhu yang tinggi, karena berdekatan letaknya dengan dapur magma. Contoh batuan ini
adalah batu pualam.
• Batuan metamorf dinamik atau sintektonik, yakni batuan metamorf yang terbentuk karena adanya
tekanan tinggi. pada umumnya perubahan ini karena adanya gaya tektonik yang bekerja pada batuan
tersebut. Contoh batuan ini adalah batu sabak.
• Batuan metamorf temik pneumatolitik, yakni batuan metamorf yang terjadi karena adanya
penambahan suhu dan juga tekanan. Contoh batuan ini adalah batu permata, dan topas.

TEORI TEKTONIK LEMPENG


Seorang ahli meteoroligi asal Jerman, bernama Alfred Wegener mengajukan sebuah teori yang
dikenal dengan Teori Pergerakan Benua (Continental Drift). Dalam teorinya, Wegener
menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, semua benua di Bumi menyatu membentuk sebuah
daratan yang sangat luas. Sekitar 200 juta lalu benua tersebut terpisah dan bergerak menjauh
secara perlahan.
Penemuan fosil juga mendukung teori pergerakan benua, salah satu buktinya
dengan adanya penemuan fosil Mesosaurus di Amerika Selatan
dan di Afrika. Mesosaurus merupakan jenis reptile yang hidup di
darat dan di air tawar. Wegener beranggapan bahwa
Mesosaurus tidak mungkin berenang di samudra untuk sampai
ke benua lain. Oleh karena itu, Wegener beranggapan bahwa
Mesosaurus hidup di benua tersebut pada saat benua masih
menyatu.
Kesamaan struktur batuan juga salah satu fakta pendukung bahwa benua pernah menyatu. Akan tetapi, teori
pergerakan benua yang di ajukan Wegener tidak dapat menjelaskan bagaimana benua berpisah dan
bergerak menjauh. Oleh karena itu, teori pergerakan benua Wagener di tolak oleh para ahli pada saat itu.

Pada awal tahun 1960, seorang ilmuan dari


Princeton University yang bernama Harry
Hammond Hess mengajukan teori yang
bernama Seafloor Spreading atau pergerakan
dasar laut. Hess menjelaskan bahwa di bawah
kerak bumi tersusun atas material yang panas
dan memiliki massa jenis yang rendah.
Akibatnya, material tersebut naik ke punggung
kerak samudra. Sehingga bagian dasar kerak
samudra tersebut menjauh dari punggung kerak
samudra dan membentuk sebuah patahan.

Secara garis besar, teori pergeseran dasar laut ini beranggapan bahwa pecahnya suatu benua disebabkan
oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi, tetapi teori ini tidak dapat menjelaskan struktur lapisan bumi,
sehingga muncul teori baru Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic).

Berdasarkan teori Continental drift dan seafloor spreading ilmuwan mengembangkan sebuah teori ini
disebut teori Tektonik Lempeng. Berdasarkan teori ini, kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi terbagi
menjadi beberapa bagian. Bagian ini disebut lempeng. Lempeng bersifat plastis dan dapat bergerak di lapisan
ini. Lempeng tersusun atas kerak dan bagian atas mantel bumi.

Berdasarkan teori tektonik lempeng, bagian luar bumi tersusun atas litosfer yang dingin dan kaku (lempeng)
serta tersusun oleh astenosfer. Astenosfer bersifat plastis yang berada di bawah lempeng. Akibatnya,
lempeng seolah- olah mengapung dan bergerak di atas astenosfer.
Ketika lempeng bergerak, akan terjadi interaksi antar lempeng. Lempeng ini dapat bergerak saling menjauh
dan memisah. Selain itu, lempeng juga bisa saling mendekat hingga terjadi tumbukan antar lempeng.
JENIS-JENIS PERGERAKAN LEMPENG

1. DIVERGEN
Divergen merupakan pertemuan dua lempeng yang saling bergerak menjauh akibat terjadinya perpecahan
di litosfer. Karena gerakan yang menjauh, timbul
retakan-retakan yang menjadi jalan keluar
magma. Contoh akibat pergerakan divergen, dapat
muncul pemekaran dasar lautan di lempeng
samudra. Dampak yang ditimbulkan dari divergensi
adalah meluasnya samudra, terbentuknya lapisan
permukaan bumi yang baru, aktivitas gempa bumi
dan vulkanik laut, dan penyempitan palung pada
tepian benua.

2. KONVERGEN
Konvergen adalah pertemuan dua lempeng yang saling
berdekatan. Akibat perbedaan kepadatan, salah satu
lempeng akan menghunjam hingga masuk ke bawah
lempeng lainnya. Pergerakan jenis konvergen juga bisa
disebut dengan pertemuan lempeng yang saling
bertumbukan. Tumbukan lempeng benua dan lempeng
benua, akan menyebabkan lempeng tektonik terangkat dan jadilah pegunungan tinggi. Dampak yang
ditimbulkan dari konvergensi adalah terbentuknya palung samudera, terbentuknya gunung berapi, dan
terbentuknya pegunungan dasar laut. Contohnya gunung Himalaya yang merupakan tumbukan antara
lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.

3. TRANSFORM / SESAR MENDATAR


Gerakan sesar mendatar adalah bertemunya dua
lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara
menyamping sehingga menimbulkan patahan. Hal ini
terjadi apabila lempeng bumi bergesekan dalam posisi
yang sama datar, sejajar, dan selalu bergerak. Dampak
yang ditimbulkan dari sesar mendatar adalah gempa laut
disertai dengan tsunami.

III. HIDROSFER
Hidrosfer adalah lapisan air yang berada di permukaan bumi. Hidrosfer di permukaan Bumi meliputi laut
atau samudera, danau, sungai, salju, gletser, air tanah dan uap air. Hidrosfer memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan di muka bumi ini, karena semua makhluk hidup membutuhkan air dan tidak bisa
hidup tanpa adanya air.
SIKLUS HIDROSFER
Siklus hidrosfer disebut juga siklus hidrologi merupakan perputaran air bumi yang mempunyai jumlah tetap
serta selalu bergerak dalam suatu lingkaran peredaran. Siklus tersebut terjadi diakibatkan pengaruh sinar
matahari. Matahari tersebut memancarkan suatu energi panas ke seluruh permukaan bumi sehingga
terjadilah suatu penguapan air dari sungai, danau, rawa, laut, serta juga samudra. Uap air tersebut bergerak
naik ke tempat yang lebih tinggi dan juga suhu udara akan makin rendah sehingga uap air tersebut disebut
akan mengalami suatu proses kondensasi.

Kondensasi disebut juga pengembunan merupakan perubahan wujud dari benda ke wujud yang lebih padat,
seperti ialah gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi tersebut terjadi pada saat uap didinginkan menjadi
cairan. Dari proses kondensasi tersebut, uap air tersebut berubah menjadi titik-titik air yang bergerombol di
udara ialah sebagai awan. Awan tersebut makin lama makin padat sehingga titik-titik air akan bergabung
satu sama lain untuk membentuk tetesan air yang akan jatuh kemudian ke bumi sebagai hujan itulah yang
menyebabkan terjadinya hujan.

Air hujan yang jatuh pada permukaan bumi tersebut sebagian akan meresap ke dalam tanah dan akan
menjadi air tanah, sebagiannya lagi mengalir di permukaan bumi, dan juga sebagian lagi akan menguap. Air
tanah tersebut akan keluar menjadi mata air serta mengalir menjadi sungai menuju ke laut maupun ke
danau.

Siklus hidrologi dapat digambarkan sebagai berikut :


Siklus Hidrologi
1. Evaporasi (penguapan)
Akibat sinar matahari yang memancarkan energi panas ke seluruh permukaan bumi terjadilah penguapan
air dari sungai, danau, rawa, laut, serta juga samudra
2. Transpirasi (penguapan yang terjadi pada tumbuhan)
Transpirasi adalah proses penguapan air dari tanaman melalui stomata atau mulut daun. Dalam tahapan ini,
tumbuhan mengeluarkan uap pada siang hari. Faktor yang mempengaruhi transpirasi antara lain suhu,
kelembaban udara, jenis tanaman, dan pergerakan angin.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan proses evaporasi dan transpirasi. Di tahap ini, akan terjadi proses
penguapan air dari permukaan tanah ke atmosfer. Proses ini mencakup penguapan dari seluruh perairan
dan makhluk hidup.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah proses penguapan di kutub atau puncak gunung, di mana es berubah menjadi uap air tanpa
mengalami fase pencairan.
5. Kondensasi
Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi partikel es akibat suhu udara yang rendah sehingga
membentuk awan yang tebal.
6. Adveksi
Adveksi adalah proses perpindahan awan secara horizontal dari satu lokasi ke lokasi lainnya disebabkan
karena tekanan udara atau angin.
7. Presipitasi
Presipitasi adalah proses pencairan awan hitam menjadi air yang diaebut hujan. Awan (uap air yang
terkondensasi) berubah menjadi air lalu turun ke permukaan bumi sebagai hujan karena pengaruh angin
panas atau perubahan suhu.
8. Run off /Limpasan
Run Off (Limpasan). Limpasan adalah proses mengalirnya air hujan ke sungai, samudra, danau dan saluran
air lainnya.
9. Infiltrasi
Infiltrasi adalah air yang merembes ke bawah dan menjadi air tanah atau proses penyerapan air ke dalam
tanah. Penyerapan air ke dalam tanah dibantu oleh adanya tumbuhan.
10. Perkolasi
Pergerakan air di dalam tanah secara horizontal
JENIS SIKLUS HIDROLOGI
1. Siklus panjang
Siklus ini terjadi pada saat badan air (air laut, air
sungai serta air danau) mengalami evaporasi →
kemudian membentuk uap → uap air tersebut
kemudian terkumpul makin banyak di udara →
setelah itu uap air tersebut menjadi jenuh → lalu
terjadi kondensasi itu menjadi awan kristal es →
kemudian awan terdorong ke pegunungan →
setelah itu awan turun di dalam bentuk
hujan/es/salju pada lereng gunung → lelehan es
tersebut kemudian menyerap kedalam tanah →
setelah itu kembali ke badan air

2. Siklus sedang
Siklus ini terjadi pada saat badan air (air laut, sungai serta
juga danau ke arah daratan) yang mengalami evaporasi →
kemudian membentuk uap → lalu uap air tersebut
terkumpul makin banyak di udara → setelah itu uap air itu
menjadi jenuh → kemudian mengalami suatu kondensasi
→ lalu kemudian akan turun hujan → air hujan yang jatuh
di daratan → kemudian air tersebut ini bergerak menuju
badan air.

3. Siklus pendek
Air laut mengalami suatu evaporasi (penguapan) →
kemudian mengalami kondensasi → lalu terbentuk
awan → setelah itu turun hujan di atas laut → lalu air
kembali menjadi air laut yang akan kembali mengalami
evaporasi lagi.
JENIS HIDROSFER
Terdapat beberapa jenis hidrosfer, antara lain yaitu:
• Perairan Sungai merupakan jenis air tawar yang selalu mngalir pada titik yang sumbernya menuju
pada muara dilaut dengan air sungai lebih besar bersumber dari limpasan mata air tanah.
• Perairan Laut merupakan jenis air asin yang bersumber dari permukaan bumi berada diperairan
yang asin mencangkup semua air yang berada pada laut.
• Perairan Darat merupakan jenis air tawar yang sumbernya dari tanah yang dangkal di permukaan
bumi dan berbagai air yang terdapat didanau atau sungai.
• Air Tanah merupakan jenis ari yang berada diwilayah jenuh dibawah permukaan tanah. Air tanah ini
dapat dijumpai dibawah gurun yang sangat kering atau dibawah tanah yang tertutup oleh lapisan
salju.
• Rawa adalah jenis tanah basah yang sering digenangi air karena letak yang relatif rendah dengan
ditumbuhi berbagai macam tumbuhan dan rumputan.

Anda mungkin juga menyukai