Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“SEJARAH PRAMUKA”

Disusun Oleh

Nama : Anita Tanalul Fahimah


Kelas : X PPLG 1

YAYASAN ISLAM HASAN KAFRAWI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN HASAN KAFRAWI

Jl.Raya Mayong – Pancur Km. 08 Pancur Mayong Jepara Kode Pos 59465
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………
BAB I :
PENDAHULUAN………………………………………...
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………..
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan……………..
……………………………………
BAB II :
PEMBAHASAN…………………………………………
1.Sejarah pramuka di dunia………………………........
2.Sejarah pramuka di indonesia ....................................
3.Lahirnya Gerakan pramuka di indonesia………….......
4.Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia.............................
5. Sifat gerakan Pramuka......................................

6. kode kehormatan................................................
BAB III : PENUTUPAN
Kesimpulana dan Saran………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tugas Dasar-dasar Komposisi untuk memenuhi tugas dari pembina pramuka.
Mengingat terbatasnya kemampuan penulis dalam penyusunan makalah ini,
penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka penulis mengharapkan
pembaca meberi kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jepara, Januari 2024


Penulis

i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal
yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
“Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki
arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok
anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih
Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing
Pramuka.Sedangkan yang dimaksud ”Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah sistem
pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat
penulis rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah pramuka di dunia dan di indonesia ?
2. Bagaimana lambang gerakan pramuka ?
3. Apa motto gerakan pramuka ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dasar kepramukaan ?
3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah pramuka.
2. Untuk mengetahui bagaimana lambang pramuka.
3. Untuk mengetahui Motto gerakan pramuka.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar kepramukaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Gerakan pramuka di dunia


1.Sejarah pramuka di dunia
Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada Tahun 1907 ketika Robert Bad
en – Powell, seorang Letnan Jendral Angkatan Bersenjata Britania Raya, dan William A
lexander Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan Kepanduan pertama d
i Kepulauan Brownsea, Inggris. Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika
Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan Kota Mafeking, Afrika Selata
n, dari serangan tentara Boer.
Ketika itu, pasukannya kalah besar di bandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya,
sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela.
Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka
mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang
diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat
mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan
kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang
mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana.
Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan Pramuka
Internasional.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan Kota Mafeking membuatnya dianggap
menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting
(ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London
Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat s
ebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark


Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

2
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru d
apat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beli
au mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pen
didikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Int
ernasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahu
n 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tangga
l 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang bertur
ut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR.
Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor ka
wasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramuk
aan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik,
Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku
karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang

3
keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan
pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan
pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali
bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols.

Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika
itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk
21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada
tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang
dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci
dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda
untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara
mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut. Setelah bukunya diterbitkan dan
perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses.

Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk
mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut,
dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku
panduan Kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.

Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk
beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah
membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing
mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta
mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.Seiring dengan bertambahnya
jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia
membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk
membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult
Leadership Training Center).
Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut.
Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku
lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to

4
Success for Rover Scouts pada tahun 1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama
setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris
dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan
diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.Unit kepanduan di luar
wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar
pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta.
Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk
mendirikan Gerakan Kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika
Selatan.Chile ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk
Gerakan Kepanduan.

Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade
tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra
dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan Kepanduan. Pada 1910 Argentina,
Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia,
Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi
Kepramukaan.

Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia
11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan
cepat.
Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan
ketertarikan para generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka menambah empat
program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan Gerakan
Pramuka. Keempat program tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini,
Usia Remaja, pendidikan Kepanduan Putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi
Pembina Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/Pandega
mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan
tersebut hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru
kemudian diakui dan diadopsi oleh Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada
pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana program golongan siaga telah
dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting, namun belum mendapatkan pengakuan hingga

5
1930 sejak awal didirikannya Gerakan Kepanduan, para remaja putri telah
mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat
tersebut, Agnes Baden Powel- adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden
Powell, pada tahun 1910 ditunjuk menjadi Presiden Organiasi Kepanduan putri pertama
di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian
berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari kursi Presiden
pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell, Istri dari Lord Baden Powell.
Agnes tetap menjabat sebagai wakil Presiden hingga ia meninggal pada usia 86
tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari
kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat
tersebut.
Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara
unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal bagi
pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun
1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan
semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan
praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus
Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda
hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell
Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang
luas.
Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina antara lain
a. Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus
b. Woodbadge
c. Scoutings Centenary • 5288 Comments/Trackbacks

6
BIOGRAFI BADEN POWEL
Kehidupan awal Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857.
Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak Profesor Savilian yang mengajar Geometri di Oxford.
Ayahnya, Pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia
dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa
anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia
keberhasilan saya adalah ibu saya.”Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge
Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk Sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan memasak hewan – dan
menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang.
Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan
kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan
dihabiskan dengan ekspedis belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.
Karir Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di
India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India
pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards. Baden-Powell berlatih dan
mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan
Natal Afrika Selatan di mana Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan

7
karena keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke
dinas rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-
rama, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-
kupunya. Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di
daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan
ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk
memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia
menulis buku panduan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah yang dia
berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara
baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri,
menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.

Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat


dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer
menjadi Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab
untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan
hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara
Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil
bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu
dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-
Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya
diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara
parit kubu.Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan
membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang
menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam
melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan
kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu
dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor
Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.

Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke


Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.

8
pulang ke Inggris setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan
ketentaraannya “Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh
para guru dan organisasi pemuda.Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’
Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis
kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907
membuat satu perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang
berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for
Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak remaja
membentuk “Scout Troops” secara spontan dan Gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja,
pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan
Pramuka berkembang seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua
Pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell
menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada
tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-
Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell
memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan
Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih baik
melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-
Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam
perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23,
Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada
September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran
Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari
gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30
Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain
dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Low).

Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka


membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. Perang
Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I pada tahun
1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab
diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia bisa

9
mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang
yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin menyatakan Baden-
Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan
mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and was created Baron
Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell Park being the
International Scout Leader training centre. He was appointed to the Order of Merit of
the British honours system in 1937, and was also awarded 28 decorations from foreign
states.Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron
Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-
Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun
1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang
ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please
call it Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya
pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta
Pramuka di 32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua
perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya
kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd Baron Baden-
Powell (1913-1962)• Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)• Hon. Betty Baden-
Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay
(lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan) Tidak lama selepas
menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami
beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap
dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit
kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur
baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939
dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah
dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat
Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell
dan semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada

10
1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun
itu, karena pecahnya Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan
22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell,
untuk memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri
Dunia.

2. Sejarah Pramuka di Indonesia


Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh k
epramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatu
an Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu w
adah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan
Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh seg
enap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah R
I mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keput
usan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Febr
uari 1947.

11
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahk
an pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halam
an gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa So
eprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cin
tanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu R
akyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kep
anduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Mu
da (KIM).
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo berha
sil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua
federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatua
n Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyam
but singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarak
an Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus
1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan
seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup k
epramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramuk
aan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Peme
rintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Ja
wa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKP
I menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi berte
mpat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipi
ndo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

3. Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia


Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan d
i depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sanga

12
t banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPR
S/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Ber
encana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa da
sar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang ke
panduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui re
ncana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepandua
n supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pes
iden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan a
ktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menja
di satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sulta
n Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis
Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achma
di serta mentri sosial Muljadi Djojo Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesa
han. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 Apri
l 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan sus
unan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai La
mpiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang G
erakan Pramuka.

4. Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia


Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan menga
ndung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan

13
jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut s
aja kegiatan menarik.

2. Pengabdian bagi orang dewasa


Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewaj
iban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan orga
nisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mas
yarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Ja
di kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka
itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan deng
an keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan t
ujuan agar;
• Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi me
ntal, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
• Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
• Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
• Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa
ancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjad
i angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarak
an pembangunan bangsa dan negar.
Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh ke
mampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum
atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur mem
iliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pande
ga hanya satu tingkatan.
• Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.

14
• Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang T
erap
• Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkata
n tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umu
r anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4 :
• Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
• Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
• Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
• Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang
emiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan un
tuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pra
muka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lain
nya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.

5. Sifat gerakan Pramuka


Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen
Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
• Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu ne
gara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepenti
ngan masyarakat, bangsa dan negara.
• Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia in
i harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesam
a Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingka
t, suku dan bangsa.
• Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk men
didik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu me
nggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

15
• Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
• Belajar sambil melakukan;
• Sistem berkelompok;
• Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai d
engan
Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
• Kegiatan di alam terbuka;
• Sistem tanda kecakapan;
• Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
• Sistem among.

Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepra
mukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramu
kaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang me
rupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidika
n yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

6. Sifat gerakan Pramuka


Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketent
uan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan al
at pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
1. Satya
Satya adalah :

16
• Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramu
ka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengama
lkan janji;
Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, nte
lektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota mas
yarakat lingkungannya.
 Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dw
isatya dan Trisatya"
2. Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berb
unyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
• menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengikuti tatakrama keluarga.
• setiap hari berbuat kebajikan. ”
3. Trisatya
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka.
Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pram
uka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untu
k acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembac
aan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pram
uka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, d
an anggota dewasa.
• Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3. menepati Dasadharma.

17
• Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
ndonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.
2. Dharma
Dharma adalah :
• Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pek
erti luhur.
• Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup d
an menjadi anggota.
• Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui k
epramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyara
kat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan g
otong royong;
• Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral
disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggot
a, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu
Dwidharma dan Dasadharma"
DwidharmaØ
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
• Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
• Siaga berani dan tidak putus asa.
DasadharmaØ
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

18
Dasadharma
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

I. Tanda kehormatan
1. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dal
am lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: - Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, - sulun
g, pratama, pradana, - pemimpin / wakil krida / saka, - Dewan Kerja, Pembina, P
embantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka d
an lain-lain.
2. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat
usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: - Tanda kecakapan umum / khusus, - pramuka garuda dan tanda kea
hlian lain bagi orang dewasa.

3. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa,
darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan
Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: - Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bint

19
ang teladan. - Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tuna
s Kencana.

Lambang Gerakan Pramuka


Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-
cita setiap anggota Gerakan Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak
Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan
Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72
tahun 1972.

Bentuk dan Arti Kiasan


Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan
lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.

20
Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota
pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan
kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka
mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia
tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan
tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-
landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan
membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan
negara RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.

MOTTO GERAKAN PRAMUKA


Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingat
kan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersi
apkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBA


KTIKAN “
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :
1. Menanamkam rasa percaya diri.

21
2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
4. Rasa bangga sebagai Pramuka.
5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya
Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka
dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan s
ehari hari.
Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mi
s. Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehk
an membuat motto Satuan di satuan masing-masing.
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.
c. Peduli terhadap diri pribadi.
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuk
a, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses pen
ghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksana
an dan pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kema
ndirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupu
n sebagai anggota masyarakat.
(3) Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Prisip Dasar Kepram
ukaan, dalam arti:
a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah s
esuai tata cara dari agama yang dipeluknya.

b. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial, memperkok


oh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
c. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan me
mberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup dan karenanya setiap anggota Gerakan

22
Pramuka wajib peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan
menciptakan kondisi yang lebih baik.
d. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan
prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan makhluk lain ciptaan Tuhan, kh
ususnya dengan sesama manusia.
e. Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentinga
n masa depan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

BAB III
PENUTUP
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan
nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan
bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di
Indonesia.

23
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka
Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pramuka sPandega atau para pemuda usia
antara 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida,
yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida
memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan
KhususKelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung
dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan
Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka,
sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang
disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan
Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan
Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.
3.1 Saran Dan Kesimpulan
Saran yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Selalu mengamalkan kepramukaan dikeluarga, sekolah, dan masyarakat mengin
gat pentingnya Pramuka demi menbangun karakter bangsa.
2. Seharusnya untuk Pemerintah lebih memperhatikan lagi dan mensuport adanya
pramuka.
Pengajar atau guru harus giat memperluas pengetahuan tentang Pramuka serta meciptak
an suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.

KESIMPULAN
Pramuka adalah gerakan kepanduan yang memiliki sejarah yang panjang da
n menarik, baik di dunia maupun di Indonesia. Pramuka bertujuan untuk m
embentuk karakter, keterampilan, dan jiwa patriotisme generasi muda. Pra
muka memiliki banyak manfaat bagi individu dan masyarakat. Pramuka jug

24
a menjadi bagian dari warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestar
ikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://berbagikhlas27.blogspot.com/2017/11/contoh-makalah-pramuka.html
http://repository.upi.edu/19910/4/S_SEJ_0906275_Chapter1.pdf
https://pdfcookie.com/documents/makalah-cara-membina-dalam-pramuka-3ld0np8zeg2
4
https://www.buatmakalah.com/1982/04/makalah-pramuka-pdf.html
https://www.soalrevisi.com

25

Anda mungkin juga menyukai