Anda di halaman 1dari 19

5/21/2023

ANTI KORUPSI

Agus Achmadi

Disampaikan dalam
PELATIHAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Di Soerojo Hospital
Tanggal 25 Mei 2023

• Pendidikan : - S1 dan Profesi Ners Undip, Semarang


- S2 Unika Soegijopranoto, Semarang
• Jabatan : - Manajer Pelayanan Pasien
- Ketua Subkomite Hukum, KEH
- Sekretaris Dewan Pengawas
- Sekretaris UPG
- Ketua Tim Kerja Pembangunan ZI
• Organisasi : - Pengurus DPK PPNI RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang (1999-2016)
- Pengurus DPK Korpri RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang (Sejak 2011)
- Sekretaris Jenderal PP IMPPI (Sejak 2020)
- Ketua DPD PPNI Kota Magelang (Sejak 2022)
- Kepala Divisi Non Litigasi Badan Bantuan Hukum DPW PPNI Prov. Jateng (Sejak 2022)
- Surveior Akreditasi RS, Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
• Alamat : Balong, 01/01, Langgeng, Tlogomulyo, Temanggung
• HP/WA : 08122696938
• E-mail : goesmad73@gmail.com
• Facebook : www.facebook.com/goes.ahmad
• Twitter : www.twitter.com/agus_achmadi

1
5/21/2023

1. Latar Belakang
2. Pengertian Korupsi
3. Sejarah Penanganan Korupsi di
LAYOUT
Indonesia
4. Tindak Pidana Korupsi di Dunia
Layanan Kesehatan
5. Pencegahan Korupsi
a. Pengendalian Gratifikasi
b. Whistle Blowing System
c. Pengendalian Sponsorship
6. Kesimpulan

LATAR BELAKANG
Indeks Persepsi Korupsi
1. Adalah gambaran persepsi korupsi atas
penyalahgunaan wewenang untuk
kepentingan pribadi, yang mencakup
sektor publik, administrasi
pemerintahan, dan politik.
2. Mengukur tingkat persepsi korupsi sektor
publik di 180 negara/ wilayah di seluruh
dunia.

2
5/21/2023

LATAR BELAKANG
IPK Indonesia
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2002-2022
45
Rata-Rata
40 Global 43
40 38 38
37 37 37
36
35 34 34
32 32
30
30 28 28
26
25 24
23
22
20
20 19 19

15

10

LATAR BELAKANG
IPK Indonesia

3
5/21/2023

LATAR BELAKANG
IPK Indonesia

LATAR BELAKANG

4
5/21/2023

Pengertian Korupsi
1. Berkembang dengan begitu banyak definisi.
2. Dapat ditemui dalam berbagai perspektif: harfiah,
pendapat berbagai pakar, maupun berdasarkan legislasi
yang mengaturnya.
3. Berasal dari Bahasa Latin corruptio atau corruptus:
tindakan merusak atau menghancurkan.
4. Corruptio  kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan
yang menghina atau memfitnah.
5. KBBI: penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
6. World Bank (2000): penyalahgunaan kekuasaan publik
untuk keuntungan pribadi  menjadi standar
internasional dalam merumuskan korupsi.

Pengertian Korupsi

Sumber: UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang


Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

5
5/21/2023

30 JENIS DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI


(UU 31/1999 JO UU 20/2001)
Delik yg terkait dgn
Pasal 2 (1); 3
kerugian keuangan negara

Ps 5 (1) a,b; Ps 5 (2);


Delik pemberian sesuatu/janji
Ps 6 (1) a,b; Ps 6 (2);
kpd Peg Neg/PN (Penyuapan)
Ps 11; Ps 12 a,b, c,d; Ps 13;
Merupakan delik-delik yg
Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d; diadopsi dari KUHP (berasal dari
Delik perbuatan curang
Ps 7 (2); Ps 12 huruf h pasal 1 ayat 1 sub c UU no. 3/71)

Delik penggelapan dalam jabatan Pasal 8; 9; 10 a,b,c

Delik perbuatan pemerasan Pasal 12 huruf e,f,g

Delik benturan kepentingan dalam


Pasal 12 huruf i
pengadaan

Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C

Sejarah Penanganan Korupsi di Indonesia

• Orde Lama
• Kerajaan
• Orde Baru
• Penjajahan Penjajahan • Orde Reformasi

Pra
Kemerdekaan
Kemerdekaan

6
5/21/2023

Sejarah….

Dilatarbelakangi adanya kepentingan atau motif


kekuasaan dan kekayaan.
Konflik pada zaman kerajaan adalah konflik
kekuasan disertai motif memperkaya diri (dan
sebagian kecil karena wanita).

Mulai terbangunnya watak oportunisme bangsa


Indonesia  muncul “abdi dalem”.
Muncul Perang Saudara.

Sejarah….

• Budaya korupsi berkembang di kalangan tokoh


lokal, yang diangkat dan dipekerjakan untuk
memanen upeti atau pajak dari rakyat.
• Politik Devide et Impera
• Perilaku “korup” bukan hanya didominasi oleh
masyarakat Nusantara.
• Penyebab hancur dan runtuhnya VOC pada
peralihan abad ke-18 karena korupsi.
• VOC yang bangkrut, diejek dengan
sebutan Vergaan Onder Corruptie.

7
5/21/2023

Sejarah….

• Tindak pidana korupsi sudah


pengaturannya ada dalam
hukum positif sejak berlakunya
kitab undang-undang hukum
pidana 1 januari 1918.
• KUHP sebagai suatu kodifikasi
dan unifikasi berlaku bagi
semua golongan di Hindia
Belanda sesuai dengan asas
konkordansi dan diundangkan
dalam Staatblad 1915 nomor
752, tanggal 15 Oktober
1915

Sejarah….

• Pengaturan yang berkuasa Nomor PRT/PM/06/1957


dikeluarkan oleh Penguasa Militer Angkatan Darat dan
berlaku untuk daerah kekuasaan Angkatan Darat.
• Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/PM/08/1957 
pembentukan badan yang berwenang mewakili negara untuk
menggugat secara perdata orang-orang yang dituduh
melakukan berbagai bentuk perbuatan korupsi yang bersifat
keperdataan (perbuatan korupsi lainnya lewat Pengadilan
Tinggi). Badan yang dimaksud adalah Pemilik Harta Benda
(PHB).
• Peraturan Penguasaan Militer Nomor PRT/PM/011/1957
merupakan peraturan yangmenjadi dasar hukum dari
kewenangan yang dimiliki oleh PHB untuk melakukan
penyitaan harta benda yang dianggap hasil perbuatan
korupsi lainnya, sambil menunggu putusan dari Pengadilan
Tinggi.

8
5/21/2023

Sejarah….

• Peraturan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat


16 April 1958 no. Prt/Peperpu/013/1958 (BN No. 40 Tahun
1958) (staf AL No. Prt/Z.1/I/7)  Pertama kali dikenal istilah
korupsi, dibedakan antara korupsi pidana (Pasal 2) dan korupsi
bukan pidana – perdata (Pasal 3).
• Masa UU Nomor 24/Prp/Tahun 1960 tentang Pengusutan,
Penuntutan, dan Pemeriksaan Tipikor. Penggunaan pertama kali
istilah Tindak Pidana Korupsi, Hukum pidana khusus.
• Paran (Panitia Retooling Aparatur Negara) dibentuk berdasarkan
UU Keadaan Bahaya, dipimpin oleh AH Nasution dan dibantu
oleh dua orang anggota yakni M Yamin dan Roeslan Abdulgani.
• Usaha Paran akhirnya mengalami deadlock karena kebanyakan
pejabat berlindung di balik Presiden.
• Tahun 1963: Keppres No 275/1963, upaya pemberantasan
korupsi kembali digalakkan.
• Lembaga ini di kemudian hari dikenal dengan istilah “Operasi
Budhi”.

Sejarah….

16 Agustus 1967 1970

• Tim • Komite Empat • Opstib (Operasi


Pemberantasan beranggotakan Tertib)
Korupsi tokoh yang
• Diketuai Jaksa dianggap bersih
Agung dan berwibawa
(Prof Johannes,
IJ Kasimo, Mr.
Wilopo, dan A
Tjokroaminoto)

9
5/21/2023

Sejarah….

2009: UU No. 19/2019


ttg Perubahan UU
KPK
2009: UU No. 46/2009
ttg Pengadilan Tipikor

2002: UU No. 30/2002


ttg KPK

2001: UU No. 20/2001 ttg


Perubahan UU No.
31/1999

1999: UU No. 31/1999 ttg


Pemberantasan Tipikor

1999: UU No. 28/1999 ttg


Penyelenggaraan Negara yg
Bersih dari KKN

Tipikor di Dunia Layanan


Kesehatan

10
5/21/2023

Pencegahan Korupsi
1. Pengendalian Gratifikasi
Gratifikasi adalah:
- pemberian dalam arti luas (Penjelasan Pasal 12B UU Tipikor).
- pemberian dalam arti luas meliputi uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di
luar negeri, yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik (Permenkes No. 1/2022
ttg Pengendalian Gratifikasi di Lingk. Kemenkes).

Penyuapan Gratifikasi
Transaksional Pasif
Pegawai
Negeri/ Pengusaha/
Pengusaha/ Masyarakat
Penyelenggara
Masyarakat
Negara

Aktif

Pemerasan

Pengusaha/
Masyarakat

11
5/21/2023

Gratifikasi

Tidak Dianggap
Dianggap Suap
Suap

Terkait Tidak Terkait


Kedinasan Kedinasan

GRATIFIKASI YANG DIANGGAP SUAP


Adalah gratifikasi yang diterima oleh Aparatur Meliputi penerimaan
Pemerintah yang berhubungan dengan jabatan dan namun tidak terbatas pada:
berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima. a. marketing fee
b. Cashback
Pasal 12 B ayat (1) UU Tipikor: “Setiap gratifikasi c. Gratifikasi yang terkait
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan pengadaan
barang dan jasa,
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan
pelayanan publik, atau
dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan proses lainnya; dan
kewajiban atau tugasnya” d. sponsorship
Pasal 4 Angka 8 PP No. 53/2010 tentang Disiplin PNS:
Setiap PNS dilarang menerima hadiah atau suatu
pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dg jabatan dan/atau pekerjaannya.

12
5/21/2023

KARAKTERISTIK UMUM:
GRATIFIKASI YANG TIDAK DIANGGAP SUAP DAN TIDAK
WAJIB DILAPORKAN

BERLAKU UMUM
(Jenis, persyaratan, dan nilai sama
dan memenuhi prinsip
kewajaran/kepatutan)

Tidak bertentangan dengan dalam ranah adat istiadat,


peraturan perundang-undangan kebiasaan, dan norma yang hidup
yang berlaku di masyarakat

Dipandang sebagai
wujud ekspresi,
keramah-tamahan

GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB DILAPORKAN KE KPK

Hadiah Pernikahan, kelahiran,


Karena hubungan
aqiqah, baptis, khitanan, dan
keluarga, sepanjang
potong gigi, atau upacara
tidak memiliki konflik
adat/agama lain paling banyak
kepentingan.
Rp. 1.000.000,00.

Sesama Peg pd pisah sambut,


terkait musibah atau pensiun, promosi, & ultah (tdk
bencana paling berbentuk uang), plg banyak Rp.
banyak Rp. 300.000,00 dg total pemberian
1.000.000,00; Rp. 1.000.000,00 dlm 1 th dari
pemberi yg sama.

Sesama rekan kerja


paling banyak (tidak
dalam bentuk uang) hidangan atau sajian yang
Rp200.000,00 dengan berlaku umum;
total pemberian
Rp1.000.000,00 dalam
1 (satu) tahun dari
pemberi yang sama;

13
5/21/2023

GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB DILAPORKAN KE KPK


prestasi akademis atau
non akademis yang diikuti
keuntungan atau bunga dari
dengan menggunakan
penempatan dana, investasi
biaya sendiri seperti
atau kepemilikan saham
kejuaraan, perlombaan
pribadi yang Berlaku Umum;
atau kompetisi tidak
terkait kedinasan;

Seminar kit yang berbentuk


manfaat bagi seluruh seperangkat modul dan alat tulis
peserta koperasi atau serta sertifikat yang diperoleh
organisasi pegawai dari kegiatan resmi kedinasan
berdasarkan keanggotaan seperti rapat, seminar,
yang Berlaku Umum; workshop, konferensi,
pelatihan, atau kegiatan lain
sejenis yang Berlaku Umum;

penerimaan hadiah, diperoleh dari kompensasi atas


beasiswa atau tunjangan profesi diluar kedinasan, yang
yang ada kaitannya dengan tidak terkait dengan tupoksi dari
peningkatan prestasi kerja pejabat/pegawai, tidak memiliki
yang diberikan oleh konflik kepentingan dan tidak
Pemerintah atau pihak lain melanggar aturan internal
sesuai dengan peraturan instansi pegawai/kode etik;
perUUan yang berlaku;

SANKSI HUKUM

Pasal 12B ayat (2) UU Tipikor (Sanksi bagi


Penerima)  pidana penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun, dan pidana
denda paling sedikit Rp200.000.000,00 dan
paling banyak Rp1.000.000.000,00

Pasal 13 UU Tipikor (Sanksi bagi Pemberi)  Pidana penjara


paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)

PENGECUALIAN SANKSI HUKUM


Pasal 12 C ayat (1) UU Tipikor Sanksi Hukum
TIDAK BERLAKU, jika lapor KPK

14
5/21/2023

Pencegahan Korupsi

Mekanisme Pengendalian Gratifikasi


- Setiap Aparatur wajib melaporkan Gratifikasi yang diterima kepada KPK
melalui UPG.
- Semua penerimaan gratifikasi wajib dilaporkan ke UPG, melalui unit kerja
masing-masing, walaupun termasuk ke dalam kategori tidak wajib lapor.
- Untuk menghindari ancaman pidana, Pegawai Negeri/Penyelenggara
Negara wajib melaporkan kepada KPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak tanggal penerimaan gratifikasi tersebut atau melalui Unit
Pengendalian Gratifikasi Instansi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja yang
kemudian diteruskan ke KPK.

Laporkan gratifikasi yang diterima melalui


aplikasi Gratifikasi Online (GOL) KPK, melalui
web: https://gol.kpk.go.id/ dgn cara:
a. Pelapor mendaftarkan diri sebagai
Pengguna aplikasi.
b. Pelapor memasukkan data laporan dan
dokumen pendukung, kemudian
mengirimkannya kepada KPK melalui
aplikasi GOL.
c. Laporan gratifikasi yang disampaikan
melalui aplikasi GOL akan diproses oleh KPK
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
laporan dinyatakan lengkap dan diterima
oleh KPK.

15
5/21/2023

Pencegahan Korupsi
2. Whistle Blowing System
- Whistle Blower:
1. Peniup Pluit, Pengungkap Fakta, Pelapor.
2. Mahkamah Agung RI: pelapor tindak pidana
yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana
tertentu dan bukan bagian dari pelaku kejahatan
yang dilaporkannya.
3. KPK RI: Seseorang yang melaporkan perbuatan
yang berindikasi tindak pidana korupsi yang
terjadi di dalam organisasi tempat dia bekerja,
dan dia memiliki akses informasi yang memadai
atas terjadinya indikasi tindak pidana korupsi
tersebut.
4. PERMENKES 29 TAHUN 2014: Pegawai atau
pejabat di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang melaporkan dugaan tindak pidana korupsi.

Pencegahan Korupsi
2. Whistle Blowing System
- Sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan
setiap masyarakat / pegawai untuk melaporkan
adanya dugaan tindak pidana korupsi yang
kerahasiaan identitas pelapor dijamin serta diberikan
perlindungan oleh Pimpinan Kementerian Kesehatan
(PERMENKES 29 TAHUN 2014)
- Mekanisme penyampaian dugaan pelanggaran
tindak pidana korupsi yang telah terjadi atau akan
terjadi yang melibatkan pegawai dan atau orang lain
yang dilakukan di lingkungan kementerian kesehatan
(SE Menpan Dan RB Nomor 08/M.PAN-RB/06/2012
Tanggal 29 Juni 2012).

16
5/21/2023

Pencegahan Korupsi
2. Whistle Blowing System
- POKOK-POKOK YANG PERLU DILAPORKAN VIA WBS:
a. Menyebutkan PENYIMPANGAN atau dugaan
Tindak Pidana Korupsi yang terjadi
b. Menjelaskan DIMANA dan KAPAN kasus
tersebut dilakukan
c. Menyebutkan SIAPA pejabat/pegawai Kemenkes
yang melakukan atau terlibat
d. Menceritakan BAGAIMANA cara perbuatan
tersebut dilakukan
e. Melampirkan bukti permulaan (data, dokumen,
gambar dan rekaman) yang mendukung
/menjelaskan adanya dugaan Tindak Pidana
Korupsi

Pencegahan Korupsi
2. Whistle Blowing System
- Hal-hal yang Perlu Perlu Diperhatikan Whistle Blower:
a. Membuat nama samaran/kata sandi.
b. Menggunakan nama yang tidak menggambarkan Kanal WBS Soerojo Hospital
identitas Pelapor.
c. Memberikan alamat email bila ingin
berkorespondensi.
d. Mencatat dan menyimpan dengan baik nama
samaran dan sandi Pelapor.
e. Jika identitas ingin dirahasiakan, maka jangan
mengisi data pribadi (nama, hubungan pelapor
dengan Pelaku tindakan korupsi)

17
5/21/2023

Pencegahan Korupsi
3. Pengendalian Sponsorship
- Sponsorship adalah pemberian dukungan dalam segala bentuk
bantuan dan/atau kegiatan dalam rangka peningkatan
pengetahuan yang dilakukan, diorganisir atau disponsori oleh
perusahaan/ industri farmasi, alkes, alat labkes dan/atau
perusahaan/industri lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan
secara transparan dan akuntabel.
- Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan:
a. Sponsorship diberikan kepada Nakes dengan status Pegawai
ASN atau nonpegawai ASN/pegawai swasta.
b. Sponsorship diberikan melalui Institusi.
c. Institusi wajib mengumumkan secara terbuka dan berkala
terhadap Nakes yang menerima Sponsorship, paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
d. Sponsorship dapat diberikan kepada Nakes praktik
perorangan.
e. Sponsorship kepada Nakes dapat diberikan sebagai peserta,
narasumber atau moderator.
Sumber: Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan

Pencegahan Korupsi
3. Sponsorship………
- Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi fasyankes
dan/atau OP sebagai penyelenggara dapat digunakan untuk
penyelenggaraan seminar dan/atau pertemuan ilmiah; atau
pendidikan dan/atau pelatihan.
- Institusi baik sebagai penyelenggara maupun bukan sebagai
penyelenggara, OP, organisasi fasyankes, dan Nakes praktik
perorangan yang menerima Sponsorship dan perusahaan/
industri farmasi, alkes, alat labkes dan/atau perusahaan/
industry lainnya pemberi Sponsorship harus lapor kepada KPK
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima
Sponsorship.
Sumber: Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan

18
5/21/2023

PENUTUP
1. Diantara komponen korupsi, pada dasarnya terdiri dari suatu
perilaku, ada penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan,
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau
kelompok, melanggar hukum atau menyimpang dari norma
dan moral, dapat terjadi atau dilakukan di lembaga
pemerintah atau swasta.
2. Antikorupsi adalah antithesis, yaitu semua tindakan,
perkataan, atau perbuatan yang menentang korupsi dan
segala macam bentuknya. Seseorang yang memahami
pengertian antikorupsi ini akan berlaku sesuai dengan nilai-
nilai integritas.
3. Langkah-langkah untuk mengatasinya, antara lain:
mendesain dan menata ulang pelayanan publik, memperkuat
transparansi, pengawasan dan sanksi, meningkatkan
pemberdayaan perangkat pendukung dalam pencegahan
korupsi.

Hari Kamis pergi ke Pati,


Tidak lupa membeli nasi gandul.
Mari bersama kita berantas korupsi,
Mulai dari diri sendiri, saat ini, dan hal-hal kecil.

Terima Kasih
Any questions?
You can find me at:
08122696938
goesmad73@gmail.com

19

Anda mungkin juga menyukai