Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4 IPS C PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2

Mata Kuliah : PEMAHAMAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN


PEMBELAJARANNYA
Nama : Joko Parikesit / 23102460648
Lendi Tri Wijaya / 23102460634
Rouli Milenia Qwint Siboro / 23102460593

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas


Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah
dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.

Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang
telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
- Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Menurut saya peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua
tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal karena peserta didik sudah diberikan contoh
atau langkah-langkah pengerjaan sehingga mereka menjadi paham bagaimana urutan untuk
menyelesaikan soal. Mereka mempelajari contoh yang diberikan oleh guru, kemudian setelah
bisa mereka secara mandiri mengerjakan soal tanpa perlu lagi melihat contoh. Pemberian
langkah-langkah pengerjaan soal atau contoh merupakan stimulus yang diberikan oleh guru
sedangkan kemampuan peserta didik mengerjakan soal tanpa lagi melihat contoh merupakan
respon (hasil dari stimulus

- Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Metode tersebut dapat diterapkan pada kegiatan belajar yang masih membutuhkan dominasi
peran orang dewasa, memerlukan pengulangan dan pembiasaan, berada pada tahapan suka
meniru, dan membutuhkan bentuk-bentuk penghargaan langsung. Kegiatan belajar tersebut sesui
dengan teori belajar behavioristik yaitu proses belajar melalui mekanisme terbentuknya hasil
belajar dengan prosedur stimulus-respon. Dengan mementingkan pembentukan kebiasaan
melalui latihan. Sehingga melalui pelatihan atau pengkondisian mampu membentuk suatu
perilaku yang diinginkan

Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.
- Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Menurut Jean Pieget pada usia 2-7 tahun masuk daam tahap praoperasional, yang
merupakan anak belum sepenuhnya sanggup menggunakan logika, mengubah, menggabungkan,
atau memisahkan ide atau pikiran. Sehingga anak-anak di rentang usia tersebut baru bisa
menerapkan logika pada objek fisik. Hal ini tentu harus menjadi perhatian Rani sebagai guru
atau fasilitator, agar bisa menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi serta
kebutuhan siswa.
Menurt kami, yang dapat dilakukan oleh Rina untuk membantu peserta didik di kelas 1 SD
adalah dengan menggunakan media pembelajaran sederhana sehari-hari yang ada di sekitar
lingkungan peserta didik. Ibu Rina bisa menggunakan korek 1 pack atau batu kerikil plastik
kecil. Ibu Rina sebagai guru dapat menyediakan kartu angka dalan penulisan angka. Saat belajar
mengajak peserta didik untuk berhitung benda yang sudah dibawa dari rumah dan menunjukkan
dengan kartu angka tersebut. Sehingga peserta didik dapat memahami konsep berhitung yang
sederhana dan mudah. Ibu Rina bisa juga menggunakan media belajar berhitung siswa, seperti
buku, pensil, spidol. Selain itu, Rani juga bisa menyediakan permainan tradisional yang
berkaitan dengan hitung-menghitung seperti congklak/dakon, dimana dalam permainan tersebut
secara tidak langsung anak telah diajarkan berhitung. Dengan menerapkan pelajaran berhitung
dengan kehidupan sehari-hari tentu akan menjadi salah satu cara belajar berhitung cepat dan
mudah karena anak-anak dapat mempraktikkannya secara langsung.

- Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
Kegiatan pembelajaran yang kami sarankan diatas sangat erat kaitannya dengan Teori
Belajar Konstruktivisme. Kita tahu bahwa dalam prinsip Teori Belajar Konstruktivisme, yaitu
melibatkan aktivitas dalam pengalaman langsung dan situasi nyata.
Melibatkan siswa dalam pengalaman langsung dengan menyediakan benda-benda fisik dan
permainan menghitung membantu mereka membangun pemahaman melalui tangan-tangan
mereka sendiri dan hitung sendiri, sehingga menciptakan situasi di mana siswa dapat
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
Selain itu juga, Konstruktivisme mempunyai prinsip dalam situasi nyata. Dengan
menghadapkan siswa pada dalam lingkungan sekitar mereka, pembelajaran menjadi relevan dan
terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga mereka dapat memahami dan
mengaplikasikan informasi. Hal ini tentu selaras dengan prinsip utama Teori Belajar
Konstruktivisme, dimana guru menempatkan peserta didik sebagai individu yang membangun
pemahaman dan memahami informasi secara aktif sepanjang proses pembelajaran.

Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu
Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk
memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan
khas di Bali.
- Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Pertimbangan dan keputusan Made dalam memberikan contoh yang berbeda mengenai
teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali menurut saya sudah sangat sesuai.
Made menggunakan prinsip relevansi dengan lingkungan sekitar peserta didik. Prinsip ini
mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan peserta didik. Pemilihan topik yang
dilakukan Made sangat relevan dengan tempat dimana dia mengajar, yaitu Bali. Hal tersebut
membantu peserta didik agar merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran karena mereka
dapat merasakan keterkaitan antara apa yang mereka pelajari dengan lingkungan sekitar
mereka. Sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan.

- Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Prinsip yang digunkan Made ialah prinsip relevansi dengan lingkungan peserta didik.
Prinsip ini sejalan dengan Teori Kontruktivisme yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky. Teori
ini menjelaskan pentingnya mengaitkan antara konteks sosial dan lingkungan dalam
pembelajaran. Pengaitkan pembelajaran dengan lingkungan dan budaya peserta didik sehingga
dapat membantu peserta didik agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan. Selain itu teori ini mengarah pada aktivitas pengaturan lingkungan agar terjadi
proses belajar, yaitu interaksi antara pembelajar dengan lingkungan belajar sekitar.

Anda mungkin juga menyukai