Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUKTI AUDIT,TUJUAN AUDIT,PROGRAM AUDIT DAN KERTAS KERJA

Oleh:

1. Karolus Keu (
2. Silvian Toja ( 2020440371 )
3. Karolina Dhiki ( 2020440372 )
4. Kristina Sere ( 2020440707 )
5. Michael Petrus Seme M Dede Dongga ( 2020440365 )

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Flores
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T., Tuhan yan gmenciptakan, mengatur
dan memelihara alam semesta yang menundukkan segala sesuatu untuk kepetingan dan
kemaslahatan semua makhluk ciptaannya, salamdan salawat semogah terlimpah atau tercurah
kepada junjungan Rasul-NyaMuhammad S.A.W., keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti sunnah-nya sampai akhir zaman.Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis secara pribadiuntuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk
menambah wawasan mengenai konsep dasar akuntansi sektor public
Selain itu, untuk menambah khazanah keilmuan dan sebagai tolak ukur dosen dalam
memberikan penilaian. Karena makalah ini merupakan sebuah tugas kelompok pada mata kuliah
akuntansi sector publik.Penulis menyadari betul bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
kesempurnaan, sehingga menjadi harapan Penyusun kirannya kritik korektif yang bersifat
kontruktif dalam proses revisi atau perbaikan selanjutnya.Pada akhirnya, hanya kepada Allah
SWT, kami berserah diri serta berharap semoga bimbingan, pertolongan dan perlindungan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. LatarBelakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
A. Pengertian Audit ................................................................................
B. Tujuan Audit ......................................................................................
C. Program Audit ....................................................................................
D. Kertas Kerja Audit ............................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditordalam
rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu auditor
harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agarkesimpulan
yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindardari
tuntutan pihak- pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat
yangdiberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter)
jugapenting bagi auditor. Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan
dalamorganisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak
adanyapengecekan dari pihak luar yang bebas.Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan
lapangan harus didokumentasi- kan dengan baikdalam kerta kerja audit, disertai dengan
keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut dimaksudkan agar auditor
mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih lanjut,sehingga proses pengembangan
temuan audit dapat dilakukan dengan baik berdasarkan unsur-unsurnya.Kertas kerja (working
paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan kliendengan laporan audit. Oleh
karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesiakuntan publik. Dalam proses
auditnya, auditor harus mengkumpulkan atau membuat berbagaitipe bukti. Untuk mendukung
simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untukkepentingan pengumpulan dan
pembuata bukti itulah auditor membuat kertas kerja. SA Seksi339 kertas kerja memberikan
panduan bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam auditatas laporan keuangan atau
perikatan audit lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yangditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.Kertas kerja audit (KKA) merupakan media yang digunakan auditor
untukmendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulkan
dan simpulan yangdibuat auditor dalam setiap tahapan audit. Kertas kerja audit akan
berfungsi mendukung
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep-konsep berkaitan dengan bukti audit,tujuan audit,program audit dan


kertas kerja audit?
2. Bagaimana konsep-konsep berkaitan dengan kertas kerja ?
3. Apa contoh kasus yang berkaitan dengan bukti audit dan kertas kerja?
C.Tujuan Penyusunan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalahdirumuskan sebagai
berikut:
1. Menjelaskan konsep-konsep bukti audit.
2. Menjelaskan konsep-konsep kertas kerja pemeriksaan.
3. Menguraikan contoh kasus yang berkaitan dengan bukti audit dan kertas
kerja pemeriksaan.
BAB. II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BUKTI AUDIT


Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor untuk menentukan
apakahinformasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan criteria yang ditetapkan. Informasi
inisangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan Auditor bahwa laporan
keuangantelah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti
Auditmencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas
yangdapat diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas
pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien

a. AUDIT TOP-DOWN DAN AUDIT BOTTOM-UP


Pendekatan Auditor biasanya datang dari dua arah secara simultan. Pada satu sisi,
auditorbertolak dari pemahaman mereka atas bisnis dan industri yang dikombinasikan
denganpemahaman atas keunggulan kompetitif klien untuk mengembangkan harapan
yang berkenaandengan laporan keuangan. Pada sisi lain, auditor juga mengaudit pencatatan
transaksi-transaksiindividual dan kumpulan dari transaksi-transaksi tersebut. Salah satu tantangan
dalam audit iniadalah menyeimbangkan dua pendekatan yaitu:

1. Bukti Audit Top-Down, yaitu berfokus pada upaya auditor dalam


memperolehpemahaman tentang bisnis dan industry, sasaran dan tujuan manajemen,
bagaimanamanajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran,
keunggulankompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, serta laba dan arus kas
yangdihasilkan. Prosedur audit Top-Down memberikan bukti tentang risiko bisnis
strategisyang dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut , dan
kelangsunganhidup entitas.

2. Bukti Audit Bottom-UP, yaitu berfokus pada pengujian secara langsung atas
transaksi,saldo akun, serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang pada akhirnya
menghasilkan saldo akun. Bukti Bottom-UP meliputi beberapa bentuk penarikan
sampeltransaksi, atau penarikan sampel terinci yang mendukung saldo akun (misalnya,
setiapitem-item dalam persediaan atau piutang usaha) dan mengevaluasi kewajaran
penyajiandari setiap rincian yang terakumulasi dalam laporan keuangan.

b. Keputusan Penting Tentang Bukti Audit


Ketika merencanakan Audit, auditor harus membuat empat keputusan penting
tentanglingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi:

1. Sifat Pengujian Audit


Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yangakan
dilaksanakan. Pertama, prosedur audit tersebut harus dapat memberikan buktitentang kinerja
kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuan audit spesifik yangingin dicapai auditor.
Akhirnya bukti tersebut harus relevan dengan asersi laporankeuangan manajemen. Auditor juga
harus mempertimbangkan biaya relatif sertaefektivitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan
audit yang spesifik. Auditor dapatmemilih melaksanakan pengujian guna memperoleh
pemahaman yang diperlukandalam audit, melaksanakan pengujian pengendalian, atau
melaksanakan pengujiansubstantif. Setiap keputusan tersebut mencerminkan pertimbangan audit
yang pentingtentang sifat pengujian audit tersebut.

2. Saat Pengujian Audit


Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit sertamenarik
kesimpulan audit. AU 313.02,Substantive Test Prior to Balance Sheet Date (SAS45) menyatakan
bahwa pengujian audit pada tanggal interim dapat memberikanpertimbangan awal tentang
masalah-masalah signifikan yang dapat mempengaruhilaporan keuangan pada akhir tahun buku
(sebagai contoh, transaksi-transaksi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa) selain itu,
banyak perencanaan audit yangmeliputi upaya memperoleh pemahaman tentang pengendalian
internal, mengukurrisiko pengendalian, dan penerapan pengujian substantive atas transaksi,
dapatdilaksanakan sebelum tanggal neraca

3. Luas pengujian Audit


Luas prosedur Audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapa banyakbukti audit
yang harus diperoleh. Bukti yang lebih banyak diperlukan untuk mencapaisuatu tingkat risiko
deteksi yang rendah dibandingkan dengan tingkat risiko yang tinggi.Sebagai contoh, seorang
auditor dapat mengirim permintaan konfirmasi sebanyak 50%dari akun yang ada dalam akun
piutang usaha atau hanya 10% saja dari akun-akun yang

4. Penetapan Staf Audit


Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan disupervisisesuai
dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Sehinggamereka dapat
mengevaluasi bukti audit yang sedang diperiksa. (AU 316.27),consideration of fraud in a
financial statement Audit
SAS no 82, menyatakan bahwaauditor dapat menanggapi risiko salah saji material yang disebabkan
oleh kecurangandengan cara penugasan personel. Tanggung jawab yang ditetapkan harus
disesuaikandengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan personel yang ditugaskan
sesuaidengan penilaian auditor atas tingkat risiko yang berkaitan dengan tnggung jawabtersebut.
Singkatnya auditor membuat empat pilihan penting yang berkaitan denganbukti audit; 1) bukti
apa yang akan diperoleh (sifat), 2) bilamana akan memperoleh bukti(saat), 3) berapa banyak
bukti yang akan diperoleh (luas), 4) siapa yang akan ditugaskanuntuk memperoleh bukti
(penetapan staf audit)

B. TUJUAN AUDIT
Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran ,dalam
semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai denganprinsip
akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini , auditor perlu menghimpunbukti
kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup , auditor
perlumengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun
laporankeuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut , auditor akan dapat
mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun , dan bagaimana cara menghimpun
buktitersebut.

Tujuan Audit Spesifik dan Bukti Audit


Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang
terdapatdalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen. Dalam bab sebelumnya
telahdisebutkan bahwa asersi manajemen dalam laporan keuangan menjadi pedoman bagi
auditoruntuk merencanakan pengumpulan bukti audit. Lima asersi manajemen yang digariskan
dalamstandar auditing yang berlaku umum (GAAS) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Audit untuk Keberadaan dan Keterjadian


Berkaitan dengan masalah keberadaan dan keterjadiaan biasanya auditor akanmemastikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Validitas/pisah batas semua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi
selamaperiode akuntansi
2. Validitas,semua aktiva, kewajiban, ekuitas adalah valid dan telah dicatat
sebagaimanamestinya dalam neraca

Pada saat auditor memeriksa siklus penjualan dan penagihan, ia harus mengikuti tigaalur
transaksi utama, yaitu: penjualan kredit, penagihan, dan penyesuaian penjualan.Waktu dan
perhatian yang diberikan kepada tujuan audit ini tergantung pada kepentingandan materialitis
transaksi pada proses bisnis inti entitas.
2. Tujuan Audit Untuk Kelengkapan
Berkaitan dengan masalah kelengkapan, auditor biasanya akan memastikan hal-halsebagai
berikut
1. Kelengkapan/pisah batas semua transaksi yang terjadi dalam periode itu telahdicatat.
Kelengkapan,
2. semua saldo yang tercantum dalam neraca meliputi semua aktiva,kewajiban, dan ekuitas
sebagaimana mestinya.
Dalam konteks siklus penjualan dan penagihan, biasanya auditor akan menekankanperhatian
tentang transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan sertaakumulasinya pada
saldo piutang usaha. Masalah pisah batas seringkali di review oleh paraauditor karena transaksi-
transaksi yang tidak tercatat merupakan kesalahan pencatatanpada periode yang salah.

3. Tujuan Audit Untuk Hak dan Kewajiban


Biasanya Auditor menguji kepemilikan , kesesuaian atas hak entitas terhadap aktiva,serta hak
kepemilikan yang jelas terhadap aktiva. Apabila ingin mempertimbangkankelangsungan usaha
dan arus kas, auditor akan mengukur risiko kemungkinan klien telahmenggadaikan atau menjual
piutang.

4. Tujuan Audit untuk Penilaian atau Alokasi


Berkaitan dengan masalah penilaian atau alokasi, biasanya auditor akan memastikanhal-hal
sebagai berikut
1. Penerapan GAAP , bahwa saldo telah dinilai sebagaimana mestinya untukmencerminkan
penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan alokasi jumlah tertentuantarperiode
(seperti penyusutan dan amortisasi)
2. Pembukuan dan Pengikhtisaran
Transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkansebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku
besar.
3. Nilai bersih yang dapat direalisasikan
Saldo-saldo yang telah dinilai sebagimanamestinya pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan.Terdapat beberapa tujuan audit pokok atas asersi penilaian atau alokasi
dimana masing-masing mencerminkan jenis salah saji yang berbeda dan akan
memerlukan bukti audit yangberbeda pula
5. Tujuan Audit Untuk Penyajian dan Pengungkapan
Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan , biasanya Auditor akanmemastikan
hal-hal sebagai berikut
1. Pengklasifikasian,Transaksi dan saldo telah diklasifikasikan sebagaimana mestinyadalam
laporan keuangan.
2. Pengungkapan, Semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP telahtercantum
dalam laporan keuangan.
Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan, auditor menekankan perhatiansecara
khusus pada klasifikasi dan pengungkapan yang tepat atas transaksi pihak-pihak yangmemiliki
hubungan istimewa (related party) dalam siklus penjualan dan penagihan.Tujuan audit spesifik
dibuat sedemikian rupa agar sesuai untuk setiap klien. AU 326.09,Evidential Matter (SAS Nos.
31,48, dan 80) menyebutkan bahwa auditor harusmempertimbangkan keadaan dimana klien
beroperasi, sifat kegiatan ekonominya, dan praktikakuntansi yang unik untuk industry tersebut.
Sebagai contoh, tujuan spesifik tambahan akandiperlukan apabila sebagian dari transaksi dan
piutang entitas dinyatakan dalam valuta asing.Demikian juga, jumlah tujuan spesifik untuk setiap
kategori asersi akan beragam sebagaimanaditunjukkan dalam daftar sebelumnnya.

C. Bukti Audit, Informasi Penguat, dan Prosedur Audit


Setelah Auditor mengembangkan tujuan audit spesifik untuk saldo akun atau
golongantransaksi yang material, selanjutnya ia akan mengembangkan prosedur audit yang
dapatdigunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup.
Telahdisebutkan bahwa materialitas dan risiko, factor-faktor ekonomi, serta ukuran dan
karakteristikpopulasi mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit.
Sedangkanfaktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kompetensi
bukti auditadalah relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan objektivitas.
Keputusan Bukti AuditKeputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis
dan jumlah buktiaudit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yangt
memadai bahwa
berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya
telahdisajikan secara wajar.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalamempat
sub keputusan berikut ini:
a Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
b Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
c Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
d Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan.

Jenis-jenis Bukti Audit


Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapatmemilihnya dari
delapan kategori bukti yang luas, yang disebut tipe - tipe atau jenis - jenis buktiaudit. Menurut
Fachrudin (2007 : 7), ada beberapa jenis bahan bukti yang dapat dipilih olehauditor dalam rangka
mengevaluasi bukti audit, yaitu :
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset yang berwujud,seperti
persediaan barang, uang kas, kertas berharga ; seperti saham, wesel tagih, asettetap berwujud ;
seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor.Pemeriksaan fisik adalah untuk
memeriksa kuantitas, deskripsi, kondisi dan kualitas dariaset yang diperiksa. Dalam pemeriksaan
fisik ini indera yang digunakan dapat lebih darisatu indera dari panca indera yang kita miliki.

b. Konfirmasi
Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis maupun lisanmengenai
keakuratan suatu informasi dari pihak ketiga yang independen (sebaiknyatertulis). Jawaban
tersebut seyogyanya langsung disampaikan kepada auditor. Proseskonfirmasi adalah sebagai
berikut :
1) Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen
2) Pihak ketiga memeriksa akurasi informasi tersebut
3) Pihak ketiga langsung mengirimkan hasil pemeriksaannya kepada auditor.
Konfirmasi terdiri atas 2 tipe :
1) Konfirmasi positif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk menjawab baikinforma
si yang diterimanya akurat maupun tidak akurat.
2) Konfirmasi negatif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk menjawab jikainforma
si yang diterimanya tidak akurat.
c. Prosedur Analiis
Prosedur analitis menggunakan perbandingan - perbandingan dan hubungan -hubungan untuk
mengetahui apakah suatu angka atau data merupakan angka atau datayang logis. Prosedur analitis
pada garis besarnya dapat dilakukan dengan lima cara :
 Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan tahun yangdiaudit dengan
tahun sebelumnya
 Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan perusahaan yangdiaudit dengan data
perusahaan yang sejenis untuk tahun/periode yang sama.3)
 Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan dengananggarannya.
 Membandingkan data yang di laporan keuangan dengan data atau informasiyang
diketahui auditor atau hasil perhitungan auditor.
 Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan dengan data non keuangan
yang ada kaitannya (relationship
d. DokumenMenurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu :1)
 Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang
dikirimkanlangsung kepada auditor, misalnya konfirmasi yang merupakan
penerimaan jawaban tertulis dari pihak yang independen di luar klien yang berisi v
erifikasiketelitian yang diminta oleh auditor.
 Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang
disimpandalam arsip klien, misalnya rekening koran bank, faktur dari penjual,
order pembelian dari pelanggan, dan lain - lain. Untuk menentukan tingkat
kepercayaanterhadap jenis bukti dokumenter ini, auditor harus mempertimbangkan
apakahdokumen tersebut dapat dengan mudah diubah atau dibuat oleh karyawan
dalamorganisasi klien.
e. Tanya Jawab (wawancara, interview, Inquiries)
Tanya jawab dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya jawabdilakukan kepada
personil atau pihak perusahaan. Apa saja yang kurang jelas, bolehditanyakan kepada pihak
perusahaan, misalnya mengenai metode pencatatan, prosesproduksi, proses pembayaran gaji/upah
dan sebagainya. Tetapi dalam tanya jawab iniharus hati – hati, karena pihak perusahaan bukanlah
pihak yang independen, sehinggakemungkinan memperoleh jawaban yang bias tetap ada. Dalam
tanya jawab sebaiknyadilakukan dengan menggunakan alat komunikasi yang dimengerti oleh
pihak yangditanya, sehingga informasi yang diperoleh lebih baik. Sebagian hasil tanya jawab
inimungkin saja dapat diperkuat atau di cek kesesuaiannya dengan bukti lain sepertiobservasi
atau dokumen dapat dicek kesesuaiannya dengan tanya jawab.f.

f. Observasi
Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk menilai ataumemeriksa
kegiatan – kegiatan tertentu, misalnya jika di catatan kepegawaian ada 15personil di bagian
akuntansi, auditor dapat berkunjung ke bagian akuntansi untukmelihat apakah ada 15 orang yang
bekerja di bagian akuntansi. Jika kurang dari 15orang, perlu ditanyakan apakah ada personil yang
cuti atau sedang keluar kantor.Demikian juga, jika di catatan tidak ada barang setengah jadi
(work in proccess), auditordapat berkunjung ke pabrik untuk melihat bagaimana proses produksi
di perusahaan,untuk memastikan tidak adanya barang setengah jadi. Juga, misalnya menurut
catatandan informasi di perusahaan mesin yang baru dibeli perusahaan, kapasitasnya
dapatmenghasilkan 1.000 unit produk per jam. Untuk memeriksa hal diatas, auditor
dapatmeminta untuk melakukan observasi beroperasinya mesin tersebut.g.

g. Pengerjaan Kembali
Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah dilakukan atas suatu dataatau
informasi. Misalnya suatu faktur penjualan, jumlah rupiah di faktur tersebut Rp. 5 juta. Auditor
akan menghitung kembali dengan mengalikan kuantitas barang yang dijualdengan harga per unit
dari barang tersebut, kemudian menguranginya jika ada diskondan sebagainya, sehingga
diperoleh angka Rp. 5 juta.
h. Bukti dari spesialis
Spesialis adalah seorang yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalambidang
selain akuntansi dan auditing, misalnya pengacara, insinyur, geologist, ahli teknikdan lain – lain.
Pada umumnya spesialis yang digunakan auditor bukan orang yangmempunyai hubungan dengan
klien. Auditor harus membuat surat perjanjian kerjadengan spesialis, tetapi tidak boleh menerima
begitu saja hasil – hasil penemuanspesialis tersebut.

D. Data Akuntansi dan Informasi Penguat


Ketika auditor mengembangkan perencanaan audit serta merancang prosedur audituntuk
mencapai tujuan audit spesifik, ia harus mempertimbangkan sifat bukti yang akandiperoleh. Bukti
audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi yangmendasari, dan
informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Bagi yang menekuni bidang auditing, tentunya lebih akrab dengan komponen dasar
daridata akuntansi yang mendasari yaitu (jurnal, buku besar, kertas kerja, rekonsiliasi
dansebagainya) semuanya tergolong sebagai bukti yang mendukung laporan keuangan . dewasa
inidata-data tersebut seringkali ada dalam bentuk data elektronik.
Bukti documenter telah digunakan secara luas dalam auditing dan dapat dikaitkandengan
setiap tujuan audit spesifik, tergantung pada situasi yang ada. Dokumen yang dimaksuddapat
berasal dari luar entitas, dari dalam entitas dengan pengesahan atau tanda tangan.

E. PROGRAM AUDIT
Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan
audit,auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan
sertaharus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.
Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yangakan
dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwaprosedur audit
yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuanaudit. Program
audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusahamenyeimbangkan
prosedur audit top-down dan bottom-up ketika mengembangkan suatuprogram audit. Jenis
pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data non-
keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.

Prosedur Awal
Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis
danindustri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur
awaluntuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan
akunpengendali dalam buku besar.

Pengujian Estimasi
AkuntansiPengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo

Pengujian pengendalian
Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor.

Pengujian transaksi
Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching
transaksiberdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
Pengujian Saldo
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item
yangmembentuk saldo tersebut.

Pengujian penyajian dan pengungkapanMengevaluasi penyajian secara wajar semua


pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP

F. KERTAS KERJA
SAS 41,working Papers (AU 339.03), menguraikan kertas kerja
(working papers) sebagai catatan yang di simpan oleh auditor tentang prosedur audit yang
diterapkan,pengujian ayng dilaksanakan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan tentang
masalah yangdicapai dalam audit. Kertas kerja memberikan :
 Dukungan utama bagi laporan audit
 Cara untuk melakukan koordinasi dan supervisi audit
 Bukti bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS

Isi Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari perencanaan sampaidengan
konsep laporan hasil audit, antara lain terdiridari: program audit, hasil pemahamanterhadap
pengendalian intern, analisis,memorandum, surat konfirmasi, pernyataan dari klien,ikhtisar dan
salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan, daftar atau komentar yang dibuatatau diperoleh
auditor, draft laporan hasil audit, dan sebagainya. Kertas kerja tidak hanyaberwujud kertas, tetapi
dapat pula berupa pita magnetis, film, atau media yang lain. Kertas
kerja berupa salinan/copy dokumen auditi diberi cap “COPY SESUAI ASLINYA,
DIBERIKANUNTUK AUDITOR” dan ditanda tangani/paraf oleh petugas/counterpart yang
ditugaskan manajemen
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada kertas kerja audit harus meliputi aspek-aspek
berikut:
 Perencanaan
 Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistempengendalianinternal
 Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yangdibuat
dankesimpulan yang dicapai oleh auditor
 Review atas KKA
 Pelaporan hasil audit
 Monitoring tindak lajut terhadap hasil audi

Persyaratan Kertas Kerja


AuditKertas kerja audit memperlihatkan kecakapan teknis dan keahlianprofesional dariauditor
yang menyusunnya. Seorang auditor yang kompeten dalam melaksanakan tugasnyaakan
menghasilkan kertas kerja yang bermanfaat.Agar bermanfaat, kertas kerja harus lengkap,teliti,
ringkas, jelas dan rapi:
a. Kertas kerja yang lengkap :
 Berisi semua informasi utama, dengan pengertian semuainformasipenting
harusdicantumkan dalam kertas kerja
 Tidak memerlukan penjelasan tambahan. Auditor harus mempertimbang-kanbahwa kertas
kerja akan direviu dan digunakan oleh seniornya untukpenyusunanlaporan dan reviu hasil
audit
b.Auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan sehinggabebas
dari kesalahan.
c. Kertas kerja harus dibatasi pada informasi pokok saja yang diperlukan dan relevandengan
tujuan audit dan disajikan secara ringkas, tidak memuat data yang tidak perlu
.d.Kertas kerja harus mampu menyajikan informasi yang jelas dan sistematis,
penggunaanistilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari
.e.Kerapian dalam pembuatan dan keteraturan dalam penyusunan kertas kerja
diperlukanuntuk mempermudah ketua tim dan supervisor mereviu hasil pekerjaan dan
menyusunlaporan hasil audit
Jenis Kertas Kerja
Terdapat banyak jenis kertas kerja yang ada di dalam suatu audit. Jenis-jenis
tersebutmeliputi
(1) kertas kerja neraca saldo
(2) skedul dan analisis,
(3) memoranda audit dandokumentasi informasi penguat, dan
(4) ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.
 Kertas Kerja Neraca Saldo
Pada contoh kertas kerja neraca saldo tersedia kolom-kolom untuk saldo bukubesar tahun
berjalan (sebelum penyesuaian dan reklasifikasi audit), penyesuaian, saldosetelah penyesuaian,
reklasifikasi, dan saldo akhir (telah diaudit). Dicantumkannya saldoakhir (yang tealh diaudit)
tahun sebelumnya akan mempermudah pelaksanaan prosesanalitis tertentu.Kertas kerja neraca
saldo merupakan kertas kerja yang paling penting di dalamaudit karena
1 .Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item
yangdilaporkan dalam laporan keuangan
2.Memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas kerja individual
3.Megindetifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukit audit bagi setiap item
laporankeuanganTidak adanya nomor akun untuk Kas menunjukkan bahwa item
laporankeuangan ini merupakan gabungan dari beberapa akun buku besar kas. Dalam
kasusseperti ini, kertas kerja awal dengan indeks A harus memuat skedul kelompok
yangmenunjukkan akun buku besar apa yang telah digabungkan untuk item atau pos laporankeuangan ini.
 Skedul dan Analisis
Istilah skedul kertas kerja (working paper schedule dananalisis kertas kerja working paper analysis)
digunakan secara bergantian untuk menggambarkan setiapkertas kerja yang memuat bukti yang
mendukung item-item dalam kertas kerja neracasaldo. Dalam paragraf sebelumnya
telah disebutkan bahwa apabila beberapa akun bukubesar digabung untuk tujuan pelaporan, maka
harus disusun sebuah
skedul kelompok(group schedule) atau sering juga disebut sebagaiskedul utama (lead schedule).
Selain kelompok tersebut,skedul utama juga mengindentifikasi skedul atau analisis kertas kerja
individu yangmemuat bukti audit yang diperoleh untuk masing-masing akun dalam
kelompoktersebut.Setiap skedul atau analisis seringkali menunjukkan komposisi saldo akun
padatanggal neraca (atau pada tanggal lain menurut kepentingan audit) seperti yangterdapat pada
kertas kerja A-1 pada contoh kertas kerja kas terintegrasi. Contoh lainberupa sebuah daftar saldo
pelanggan yang terdiri dari saldo akun pengendali piutangusaha serta sebuah daftar investasi
yang terdiri dari saldo akun sekuritas yang dapatdiperdagangkan.
 Memoranda Audit dan Informasi PenguatMemoranda audit (audit memoranda)
merujuk pada data tertulis yang disusunoleh auditor dalam bentuk naratif. Memoranda meliputi
komentar-komentar ataspelaksanaan prosedur-prosedur audit yang meliputi
 lingkup pekerjaan,
 temuan-temuan, dan
 kesimpulan audit.
Sebagai contoh, auditor dapat menulis sebuah memoyang berisikan ikhtisar dari lingkup
konfirmasi, tanggapan konfirmasi, temuan-temuan,dan kesimpulan audit berdasarkan bukti-bukti
yang diperoleh.Selain itu, auditor juga dapat menyusun memoranda audit
untukmendokumentasikan informasi penguat sebagai berikut :
 Salinan risalah rapat dewan direksi
 Reprensentasi tertulis dari manajemen dan para pakar yang berasal dari luarorganisasi
 Salinan kontrak-kontrak penting
 Ayat Jurnal Penyesuaian dan Ayat Jurnal Reklasifikasi

Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries)


merupakan koreksi atas kesalahklien sebagai akibat pengabaian atau salah penerapan GAAP.
Oleh karena itu, padaakhirnya ayat jurnal penyesuaian secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
akandianggap material, dengan harapan akan dicatat oleh klien sehingga saldo buku besardapat
disesuaikan. Sebaliknya,
ayat jurnal reklasifikasi( professional conduct )
Dari AICPA menentukan bahwa seorang CPA dilarang untukmengungkapkan setiap
informasi rahasia yang diperoleh selama pelaksanaan penugasanprofesional tanpa seizin klien,
kecuali untuk kondisi tertentu sebagaimana ditetapkan dalamperaturan.Penyimpanan kertas kerja
terletak pada tangan auditor, dimana ia bertanggung jawabuntuk menyimpannya dengan aman.
Kertas kerja yang tergolong sebagai file permanen akandisimpan untuk waktu yang tak terbatas.
Sedangkan kertas kerja yang tergolong sebagai filetahun berjalan akan disimpan selama
file tersebut dibuuhkan oleh auditor untuk melayani klienatau diperlukan untuk memenuhi
persyaratan hukum sebagai retensi catatan. Ketentuanmengenai batasan waktu penyimpanan
jarang yang melampui waktu enam bulan.Hal-hal yang membuat auditor dapat memberikan
informasi tentang klien kepada pihaklain adalah :
a.Jika klien tersebut menginginkannya,
b.Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika
kertaskerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien
c.Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).
d.Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkankeharusan
untuk mengadakan peer review di antara sesama akuntan publik. Untuk me-review
kepatuhan auditor terhadap standar auditing yang berlaku, dalam peer reviewinformasi
yang tercantum dalam kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantorakuntan public
lain) tanpa memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertaskerja tersebut.
BAB. III
KESIMPULAN

Auditor harus merencanakan audit dengan memikirkan akhir audit tersebut. Tujuanaudit
secara menyeluruh adalah memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dicapaimelalui
pengumpulan dan mengevaluasi bukti audit. Bab ini me-review keputusan-keputusanpenting
yang harus dibuat oleh auditor berkenaan dengan sifat, saat, serta luasnya proseduraudit maupun
penetapan staf audit. Selain itu, auditor harus dapat menetapkan tujuan auditspesifik dari asersi
laporan keuangan manajemen, karena setiap tujuan audit biasanyamemerlukan bukti dan prosedur
audit yang berbeda pula.Melihat perkembangan perekonomian dunia. Saat ini, ada banyak
perusahaan yangmenggunakan bentuk elektronik dalam hal pegolahan setiap data perusahaan.
Makadiharapakn setiap auditor mampu untuk me-review pengaruh pemrosesan data elektronik
padapertimbangan profesional dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengumpulan
bukti audit.Setiap prosdur yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh serta evaluasi auditor atas
buktitersebut harus didokumentasikan dalam program audit dan kertas kerja yang nantinya
akamemberikan dukungan atas laporan auditor serta sebagai bukti kepatuhan auditor
DAFTAR PUSTAKA

Arens. Alvin A, Elder. Randal j, Auditing dan jasa assurance, 2006, Erlangga, Jakarta
http://triyatmoko.wordpress.com/2009/02/24/bukti-audit-tujuan-audit-program-audit-dan-kertas-
kerja-audit/http://rezekiamalia.blogspot.com/2012/06/makalah-bukti-audit-dan-kertas-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai