Kebutuhan Gizi
Aspek Bahasa
Ucapan dapat dipahami, sekalipun oleh orang asing yang baru bertemu
Bicara dalam kalimat yang terdiri dari 5-6 kata
Bertanya dengan lebih bertujuan, menggunakan variasi kata tanya (siapa,apa,dimana,
kapan, mengapa, bagaimana)
Menyebut nama lengkap, usia, dan jenis kelamin
Menjawab pertanyaan sebab akibat
Menguasai aturan dasar berbahasa (S-P-O-K)
Membuat cerita sendiri
Menyanyikan lagu-lagu anak
Aspek Kognitif
Masih agak sulit bedakan fantasi dan realita (mungkin punya temen imajiner; takut ada
monster)
Semakin kreatif bermain pura-pura
Memahami perbedaan dua hal dari jenis yang sama (apel-jeruk)
Mengikuti perintah tiga langkah
Mulai mengikuti dan mengingat alur cerita
Menyusun puzzle 9 keping atau lebih
Mengenali bagian yang hilang dari suatu pola/gambar
Menyebut setidaknya 1 warna dengan benar dan konsisten
Memahami konsep hitung hingga 3, mulai kenal angka
Semakin memahami berbagai kegiatan dan fungsi benda
Daya ingat meningkat, mampu menyebut tiga gambar yang diperlihatkan sebelumnya.
o Ajak anak menggambar dengan pasir atau garam. Tabur pasir atau garam di nampan.
Orang tua dapat mencontohkan terlebih dahulu bagaimana membuat aneka bentuk
(lingkaran, persegi)bdan garis (zigzag, gelombang) dengan jari tangan, lalu minta anak
untuk mengikuti jejak-jejak goresannya.
o Bermain dengan jepitan untuk memperkuat otot-otot sekitar jari. Berkreasilah, misal
menggunakan jepitan jemuran sebagai hiasan rambut boneka yang terbuat dari piring
kertas. Kemampuan menjepit ini adalah keterampilan pra-menulis, bermanfaat untuk
memegang alat tulis dan gunting. Secara tidak disadari, saat menjepit posisi jari-jari
akan seperti tripod grip (pegangan tiga jari jempol, telunjuk, dan jari tengah).
o Meronce dengan menggunakan tali sepatu dan manik-manik ukiuran agak besar,
menjadi kalung atau gantungan pintu. Dapat pula menggunakan kain flanel dan kancing
berukuran agak besar.
o Bermain tukang-tukangan, dengan menggunakan obeng besar untuk membuka dan
mengencangkan mur. Permainan ini untuk melatih kekuatan otot pergelangan tangan
anak.
o Jangan paksa anak meminjamkan barangnya, namun ingatkan pula bahwa dirinya tidak
boleh marah bilaanak lain tidak mau meminjamkan mainannya. Di tempat umum,
ingatkan milik publik harus dipakai bersama. Di rumah, ajak main secara
bergantian “Ayah sudah selesai, sekarang giliran kamu bermain”. Puji anak saat mau
menunggu giliran.
o Beri anak hak untuk memilih, mulai dari makanan, baju, permainan, atau kegiatan yang
ingin diikuti. Perbanyak bertanya daripada menyuruh. “Nak, kamu ingin bermain
boneka atau bola?”, “Sayang, mau pakai kaos dan celana atau rok?”, “Siang ini mau
makan mie atau nasi?”
o Berikan waktu transisi agar anak lebih kooperatif pada tuntutan orang
dewasa. “Waktu nontonnya 5 menit lagi ya. Kalau alarmnya bunyi, matikan
videonya” atau “Kalau mama selesai cuci, saatnya kamu mandi ya..”
1. Baca buku dan ajak mengimajinasikan ceritanya. “Wah ani senang ya saat dapat
hadiah dari ibu? Sampai lompat-lompat kegirangan!” atau “Nak, kenapa ya Ani
menangis saat mainannya diambil teman? Sedih atau marah ya? Kamu pernah begitu?” .
2. main dadu emosi. Buat kubus dari kertas dan tempel dengan enam gambar ekspresi
(bisa foto atau emoticon). Lempar dadu, minta anak menirukan ekspresi yang muncul.
Bantu anak kenali emosi apa dan situasi yang biasanya memunculkan emosi itu.
Aspek Bahasa
o Beri kesempatan anak untuk berinteraksi balik dengan teman seusia, anak yang lebih
muda, maupun orang-orang dewasa di sekitarnya. Biarkan ia menjelaskan isi pikiran
dan menyampaikan pendapat dengan caranya.
o Pancing anak untuk memberi jawaban sebab akibat dengan cara mengajukan
pertanyaan terbuka, dan hargai setiap jawaban anak. Misalnya “Menurut kamu, apa
yang terjadi kalau memukul teman?” atau “Mengapa ya kalau tidak cuci tangan bisa
sakit?”
o Perbanyak kesempatan anak untuk mengembangkan imajinasinya dengan cara
memperlihatkan berbagai gambar padanya, dan minta ia membuat cerita berdasarkan
gambar tersebut. Saat anak membuat gambar atau melakukan sesuatu, tanyai
mengenai hasil karya dan pengalamanya.
o Bila anak membuat kesalahan tata bahasa (Aku dimainkan bola), ulangi kalimat dan
koreasi dengan menggunakan tata bahasa yang benar.
o Di waktu membaca, biarkan anak memilih sendiri bukunya. Bacakan buku sambil
menunjuk kata yang diucapkan, agar anak paham bahwa cerita dibaca dari kiri ke
kanan, atas ke bawah. Bahas bagian-bagian buku seperti mana judul, daftar isi, tulisan,
dan ilustrasi. Berhenti membaca saat ada kata yang sulit dan bahas artinya.
Aspek Kognitif
o Jelaskan ke anak bahwa saat menonton televisi/membaca buku cerita, ada tokoh
nyata (benar-benar ada di dunia) dan ada tokoh imajinasi (hanya ada di film, karangan).
Siapkan gambar-gambar yang mencerminkan karakter nyata (foto diri, teman, guru,
anggota keluarga; gambar hewan-hewan sebenarnya) dan tidak nyata (unicorn, peri,
naga, pooh, minons, dll), lalu satukan di dalam wadah. Ambil satu per satu, sebutkan
namanya, dan bahas apakah itu nyata atau tidak.
o Sediakan mainan yang dapat anak susun bebas seperti balok-balok atau lego, maupun
mainan yang perlu disusun dengan teratur seperti puzzle.
o Belajar warna dan angka melalui permainan dadu. Siapkan dua buah dadu. Dadu
pertama, tempel keenam sisinya dengan kertas warna-warni. Dadu kedua, tempel
keenam sisinya dengan kertas bertuliskan angka 1-3. Lempar kedua dadu bersamaan,
lalu cari benda sesuai instruksi dadu. Misal yang muncul “2 & kuning” maka harus
mencari dua benda yang warnanya kuning. Bila anak sudah dapat berhitung sampai 3,
angka di dadu dapat diubah menjadi 1-6.
Tips sehat