Anda di halaman 1dari 3

Anak tidak bisa ‘diam’, adalah hal biasa.

Membuka tutup pintu lemari berulang-ulang,


mengosongkan isi keranjang dan menyembunyikan sesuatu, adalah cara anak mengeksplor apa yang
ada di sekitarnya, dalam arti kata, ini adalah salah satu cara ia belajar. Untuk memaksimalkan proses
belajarnya, Ibu bisa membuat permainan anak-anak yang seru untuk mengedukasi.

Permainan yang tidak terstruktur adalah permainan yang paling sesuai untuk anak-anak usia
satu sampai tiga tahun(balita). Permainan yang akan dilakukan, semestinya disesuaikan dengan
ketertarikan anak.

Contohnya, jika anak sedang senang permainan yang aktif, Ibu bisa membuat permainan
yang melibatkan melompat atau menari. Jika anak sedang menyukai permainan yang lebih tenang,
Ibu bisa mengajaknya menyusun balok, atau mewarnai.

Dengan jenis permainan yang tepat, bermain bisa membantu perkembangan bagi anak.
Misalnya membangun kemampuan kognitif, perkembangan fisik dan emosi anak.

Berikut adalah contoh permainan anak yang bisa dicoba di rumah. Permainan berikut sangat
sederhana, tanpa Ibu perlu membeli mainan mahal, atau Ibu bahkan bisa berkreasi sendiri.

1. Mengikuti instruksi

Adalah permainan anak-anak dengan memeragakan apa yang diinstruksikan oleh Ibu.
Misalnya, Ibu mengatakan, ‘pegang kepala’, maka si anak mesti memegang kepalanya juga.
Permainan sederhana ini bisa melatih anak dalam mengikuti instruksi dan membantunya dalam
menghafal sesuatu, misalnya nama-nama anggota tubuh.

2. Bermain rintangan

Biasanya, Ibu dan Ayah, apalagi kakek dan nenek, akan khawatir jika melihat anak berlarian
di atas sofa, atau melompat-lompat. Sebetulnya cara bermain seperti ini bermanfaat untuk melatih
motorik kasar, perkembangan keseimbangan dan koordinasi tubuhnya, juga melatih kekuatan.

Namun tentu saja, anak mesti bermain di tempat yang aman. Untuk menyalurkan
kegiatannya yang satu ini, Ibu bisa membuatkannya alas bermain. Misalnya, menyusun hula hoop di
lantai, dan anak harus berjalan atau melompat ke dalam cincin-cincin tersebut.

3. Mencari mainan

Ibu pasti tahu apa mainan kesayangannya, misalnya sebuah bola. Permainan anak-anak ini
bertujuan untuk melatih kesabaran, kegigihan dan kemampuan emosional anak. Caranya adalah
dengan menyembunyikan bola tersebut dan beri anak waktu untuk menemukannya. Jika anak
terlihat kesal, Ibu bisa berpura-pura membantunya mencari.

4. Puzzle

Puzzle tidak hanya menantang bagi orang dewasa, tapi puzzle juga bisa menjadi permainan
yang menarik untuk balita. Sekarang ini, ada banyak sekali model puzzle untuk anak-anak usia dini.
Ada yang terbuat dari kayu, plastik hingga karton. Puzzle pun sekarang tidak hanya pada lembar
karton, tapi juga dibuat pada buku cerita.
Puzzle adalah contoh permainan anak-anak yang lengkap manfaatnya. Dengan bermain
puzzle, anak-anak bisa melatih keterampilan fisiknya dengan bergerak mencari potongan puzzle,
melatih kognitif anak dengan mencari potongan puzzle yang sesuai dan melatih kesabaran anak.

5. Bermain dengan seprai

Jika Ibu hanya bermain berdua, Ibu bisa menggunakan kain yang lebih kecil seperti taplak
meja, jika bermain dengan lebih banyak anak, bisa memakai seprai. Permainan anak-anak ini
bermanfaat untuk melatih kesabaran, mendengarkan instruksi dan kemampuan motorik mereka.

Masing-masing pemain, memegang ujung atau sisi taplak meja dengan kuat. Lalu jika Ibu
ucapkan ‘angkat’, maka Ibu dan pemainnya mesti mengangkat taplak meja. Kemudian tambahkan
istruksi lain, seperti ‘turunkan’ atau ‘sembunyi di bawah seprai’. Agar lebih menarik, acak urutan
instruksi dan beri jeda di antaranya.

6. Melempar pertanyaan

Permainan anak-anak ini cocok dimainkan ketika anak sedang belajar mengenali dan
mengingat sesuatu. Bermain ini bakal lebih seru dengan menggunakan banyak mainan favoritnya.

Misalnya, tumpuk mainannya dalam satu wadah, kemudian, misalnya tanyakan, ‘Mana balok
yang berwarna merah?’ atau ‘Mana pensil yang berwarna kuning?’. Permainan ini juga seru untuk
melatih anak mengenali gambar hewan, huruf, angka atau bentuk.

7. Berbagi mainan

Berbagi mainan adalah cara yang sederhana untuk mengajari anak berbagi. Ada pun
permainan anak-anak yang bisa dicoba adalah dengan pensil warna miliknya.

Sediakan tiga wadah, wadah A, adalah tempat menaruh semua pensil warnanya, wadah B
adalah miliknya, sedangkan yang terakhir adalah milik Ibu. Minta anak untuk membagi pensil
warnanya.

Pensil warna yang pertama di ambil, adalah untuk ditaruh di wadah miliknya, pensil warna
ke dua, adalah untuk Ibu, begitu seterusnya hingga pensil warna habis. Agar permainan lebih
menarik, Ibu bisa melanjutkan dengan kegiatan mewarnai setelahnya.

8. Membentuk lilin

Pertama, lilin harus yang aman untuk anak dan selalu awasi saat ia bermain, karena
terkadang, anak-anak suka memasukkan mainan seperti ini ke dalam mulutnya.

Tidak masalah jika anak tidak memiliki cetakannya, justru ia bisa semakin berkreasi.
Misalnya, anak membuat lilin berbentuk kue, Ibu bisa sambil membuat pertanyaan, seperti, ‘Kenapa
kamu membuat kue?’

Selain melatih kreativitasnya, anak juga akan belajar menjelaskan, belajar membuat
keputusan dan melatih imajinasinya.

9. Pretend Games

Adalah permainan anak-anak dengan berpura-pura menjadi seseorang atau sesuatu.


Misalnya, dengan bermain dress up, menjadi super hero.
Permainan ini selain mengajarkan anak berimajinasi, juga melatihnya mengekspresikan
emosi, misalnya marah atau gembira. Untuk anak perempuan, misalnya bermain sebagai seorang
putri.

10. Mewarnai

Permainan anak-anak ini kesannya sangat ‘biasa’ atau malah membosankan. Tapi
kenyataannya, kegiatan ini memang disukai anak-anak dan mencoret-coret adalah masa tumbuh
kembang yang dilewati oleh semua anak. Anak-anak senang melihat warna-warna yang cerah,
termasuk pada pensil warna atau krayonnya.

Dengan mewarnai anak akan perlahan memahami instruksi, seperti keharusan mewarnai
suatu objek dengan warna tertentu atau di mana saja ia boleh mewarnai. Mewarnai juga
bermanfaat melatih anak untuk fokus, melatih koordinasi antara mata dan tangan, serta melatih
kesabaran. Agar manfaatnya meningkat, Ibu bisa menyediakan buku mewarnai dengan gambar-
gambar menarik di dalamnya.

11. Membaca buku

Betul, mungkin balita belum mampu membaca tulisan di dalam bukunya. Namun anak usia
dua tahun sudah mulai bisa menghafal huruf. Membaca juga bisa menjadi permainan yang semakin
menyenangkan, ditambah dengan gambar menarik atau objek timbul pada buku (pop up). Membaca
baik bagi perkembangan motoriknya dan bisa meningkatkan daya ingat.

12. Membuat tangan kotor

Bermanfaat untuk anak mengenali tekstur dan juga melatih konsentrasinya. Contoh
permainannya adalah membuat adonan kue, mengambil balok yang dikubur dalam pasir atau
membuat kantung-kantung berisi beras.

Mengikuti aturan ini juga bisa melatih anak cara bermain yang baik, terutama ketika ia
bermain dengan orang lain. Anak akan mempelajari, bermain itu adalah milik semua pemain. Semua
yang ikut bermain boleh mengeluarkan pendapat, boleh merasakan keberatan dan harus sama-sama
dihargai.

Anda mungkin juga menyukai