Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DDST

Oleh :

RINNA MERLIN SORONGAN


NIM :C1814201228
KELAS : 1B PROKUS
STIKES STELLA MARIS
MAKASSAR

Soal :
Seorang anak ber inisial S dibawa ibunya ke posyandu mekar kasih, untuk minta
bantuan perawat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya , dari hasil
pengkajian anak lahir normal pada tanggal 12 Oktober 2016 .

1. Berapa perkiraan usia anak ?

Jawab : perkiraan usia anak 2tahun 4 bulan

2. Apakah stimulasi yang harus kita lakukan pada anak ?

Jawab : Dilihat dari usia anak diatas adalah usia 2 tahun dan stimulasi perlu diberikan
kepada anak 2 tahun adalah stimulasi motoric untuk melatih gerakan halus
supaya kelak anak terampil menggunakan jari jemari dalam kehidupan sehari-
harinya,
Berikut saya berikan contoh untuk bermacam jenis kegiatan rangsangan berupa
permainan atau stimulasi sederhana menyenangkan yang bisa diberikan untuk
melatih kemampuan motorik halus si kecil antara lain:
1. Permainan tebak benda
Permainan ini akan mendorong anak Anda untuk menyentuh dan merasakan
objek yang berbeda-beda yang Anda berikan. Anda hanya perlu kantong
kertas dan benda-benda yang aman untuk anak balita Anda. Carilah barang
yang terbuat dari bahan atau material yang berbeda dan memiliki bentuk
yang bervariasi. Sembunyikan barang di dalam kantong dan biarkan anak
merasakan dengan jari-jarinya yang mungil benda apa yang ada dalam
kantong tanpa melihat ke dalam. Minta anak untuk menebak benda-benda
tersebut dan saat permainan selesai biarkan anak kemudian bermain dengan
benda-benda tersebut.
2. Merangkai puzzle
Puzzle kayu atau berbahan karton tebal yang berukuran cukup besar
misalnya bergambar hewan atau buah baik diberikan pada anak usia 2-3
tahun. Hal ini untuk melatih kecerdasan dalam merangkai gambar juga
kecermatannya dalam memungut dan menempatkan puzzle pada tempatnya.
Bila anda tidak memiliki banyak dana, Anda bisa membuat puzzle sendiri di
rumah. Caranya dengan menggunting gambar karton favorit ukuran besar
dari majalah bacaan anak atau print gambar dari internet, tempelkan pada
kardus tebal, gunting menjadi beberapa bagian dan minta anak untuk
merangkainya.
3. Menarik dan mendorong
Di usia ini anak suka bermain dengan mendorong kardus, keranjang cucian
atau menarik mainannya. Misalnya saja bermain menarik mainan kayunya
dengan tali, minta anak untuk menariknya menggunakan tangan kanan dan
kirinya secara bergantian. Latih anak untuk menggunakan kedua tangannya
agar kedua tangannya terampil. Anda tidak perlu khawatir kalau anak Anda
memang kidal, latihlah tangan tersebut agar lebih terampil.
4. Bermain lilin atau playdough
Ajari dan minta anak untuk meniru bentuk-bentuk sederhana menggunakan
lilin berwarna-warni yang Anda buat. Anda bisa memperkenalkan nama-nama
warna juga saat melakukan stimulasi ini. Misalnya saja bentuk bola-bola kecil,
ular, cincin atau boneka salju. Kegiatan meremas, menggulung, dan
mencetak berbagai macam bentuk selain menyenangkan dapat memperkuat
lengan bagian atas, otot-otot telapak tangan dan jari-jarinya.
5. Menempelkan sticker
Ajaklah dan biarkan anak untuk memilih ketika Anda membeli sticker-sticker
tokoh kartun favoritnya. Biarkan anak untuk menempelkannya di boks plastik
makanan atau di mainan favoritnya. Bisa juga Anda membeli buku sticker
khusus dimana anak dapat menempelkan stickernya di atas sebuah pola atau
bentuk yang memiliki gambar sama dengan bentuk stikernya. Kegiatan
mencabut dan menempel sticker tentu dapat melatih keterampilan jari-jari
kecilnya.
6. Membalik halaman buku satu persatu
Kegiatan rangsangan ini bisa dilakukan ketika Anda sedang membacakan
buku cerita bergambar untuknya. Anda bisa membuka 2 atau 3 halaman
lembar pertama buku tersebut, dan selanjutnya minta anak untuk membuka
halamannya satu per satu.
7. Mencorat-coret
Duduklah bersama anak, berikan selembar kertas dan sebuah pensil atau
crayon. Ajarkan anak untuk memegang pensil atau crayon yang benar.
Mintalah anak untuk menggambar apa saja yang disukainya. Atau berikan
contoh bagaimana cara menggambar lingkaran dan garis lurus, minta anak
untuk meniru gambar-gambar tersebut.
8. Menggunting kertas
Anda bisa membeli gunting plastik khusus anak yang tidak membahayakan di
toko-toko alat tulis. Aktivitas menggunting ini bisa melatih anak dalam
memegang dan menggerakan gunting yang tentu saja dapat melenturkan
otot-otot jarinya agar lebih cekatan. Pada awalnya berikan contoh kepada
anak cara memegang gunting yang benar dan bantu anak dalam
menempatkan posisi jari-jarinya sebelum menggunting.
anda bisa membuat pola-pola sederhana di kertas seperti bentuk segitiga
dan persegi panjang lalu minta anak untuk mengguntingnya. Untuk lebih
menyenangkan, Anda juga bisa memintanya menggunting gambar tokoh
karton favoritnya dari majalah bacaan anak atau kertas kado.
9. Mengukur dengan sendok
Saat Anda memasak di dapur, misalnya saja kegiatan membuat kue
sebenarnya juga bisa digunakan sebagai kegiatan rangsangan yang melatih
kelenturan jari-jarinya. Anda bisa memberikan sendok dan meminta anak
untuk mengambil tepung menggunakan sendok tersebut untuk dimasukkan
ke timbangan kue.
10. Merobek
Kegiatan menyenangkan ini bisa dilakukan dengan kertas koran atau kertas
kado bekas. Setelah anak merobek-robek, bantu anak untuk bisa
menempelkannya ke kertas putih dengan menggunakan lem.

11. Menyusun balok dan lego


Kegiatan menyusun ini dapat membuat anak cerdas karena anak dapat
membebaskan ekspresinya dalam menyusun balok-balok atau lego menjadi
bentuk-bentuk yang diinginkannya. Misalnya mobil, jembatan atau gedung
bertingkat.
12. Bermain sarung tangan
Belilah beberapa boneka tangan atau boneka jari yang banyak dijual saat ini.
Boneka jenis ini seperti sarung tangan dan pada umumnya memiliki bentuk
beberapa kepala binatang. Bukan saja Anda bisa menggunakannya saat
membacakan dongeng untuknya tapi Anda bisa juga meminta anak untuk
menggerakan jari-jarinya sambil bermain melakukan dialog misalnya saja
percakapan antara si bebek dan si burung.
13. Mengepal dan menguleni
Permainan ini bisa dilakukan saat Anda membuat cemilan ringan seperti
membuat donat atau roti dimana Anda membutuhkan kegiatan dalam
mengepal dan menguleni adonan. Anda bisa memberikan sedikit adonan
donat atau roti kepada anak untuk bermain, mengepal dan menguleninya,
bahkan mencetak adonan dengan cetakan plastik yang biasa digunakan anak
saat bermain playdough. Goreng atau panggang adonan kue hasil cetakan
anak dan berikan ke anak setelah matang. Anak akan merasa bangga telah
membantu Anda memasak di dapur dan menikmati makanan hasil karyanya.
14. Melipat kertas
Stimulasi ini dapat memperkuat otot-otot telapak tangan dan jari-jari anak
Anda. Kegiatan seni melipat atau origami biasanya nanti dapat dilakukan
anak dengan cukup mahir ketika usia TK. Untuk anak berusia 2 sampai 3
tahun Anda bisa mengajarkan teknik melipat kertas sederhana misalnya
dengan melipat kertas segi empat menjadi dua atau membuat lipatan segitiga
dari kertas berbentuk bujur sangkar.
15. Buka kado
Kegiatan ini sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, tapi mungkin akan terasa
lebih tepat dilakukan saat Anda memberikan sebuah kado untuk anak. Ketika
Anda membelikan hadiah buku atau mainan untuknya, cobalah untuk
membungkusnya berlapis-lapis dengan kertas kado atau koran. Minta anak
untuk membuka lapisannya satu persatu, tapi sebaiknya jangan terlalu
banyak lapisannya agar anak tidak ngambek dan frustasi.
16. Potong buah
Anak-anak biasanya sangat ingin terlibat membantu ibu di dapur. Dengan
menggunakan pisau plastik mainannya anak bisa membantu Anda dalam
memotong pisang atau alpukat dan meminta anak untuk menatanya di piring
saji. Dalam hal ini tentu saja Anda tidak bisa lengah karena banyak sekali hal-
hal yang berbahaya di dapur seperti pisau dan alat-alat memasak tajam yang
lainnya.
17. Menyambung titik-titik
Kegiatan rangsangan ini perlu dilatih sejak anak kecil karena keterampilan ini
akan dibutuhkan anak untuk belajar menulis. Gambar dua titik pendek-
pendek dan minta anak untuk menyambungkannya. Anda juga bisa membeli
buku khusus menyambung titik-titik menjadi gambar-gambar yang banyak
dijual saat ini di toko-toko buku.
18. Merangkai
Stimulasi yang diberikan bisa dilakukan dengan menggunakan cereal
berbentuk cincin atau sedotan berwarna-warni yang dipotong dengan ukuran
sedang. Berikan tali sepatu atau tali rafia dan minta anak untuk memungut
dan merangkai cereal atau potongan-potongan sedotan tersebut. Aktivitas
merangkai misalnya saja membentuk kalung atau gelang berguna untuk
melatih kelenturan otot pada jari-jari tangan anak Anda, karena gerakan
memasukkan tali ke cereal atau potongan sedotan sama dengan cara
memegang pensil.
19. Bermain air
Saat memandikan anak juga bisa dijadikan area untuk bermain yang
menyenangkan sambil memberikan stimulasi untuk melatih kekuatan otot-otot
tangannya. Berikan botol plastik kosong dan gelas plastik dan biarkan anak
mengisi botol air yang kosong dan menuangkan air ke gelas plastiknya saat
berada di bak mandi.

3. Berapa perkiraan berat badan anak dengan mengunakan rumus perhitungan berat
badan yang anda ketahui ?

Jawab : karena anak tergolang dalam balita umur 2 tahun saya menggambil rumus
yang baisa saya pakai untuk pengukuran berat badan pada balita dengan
Rumus : BBI(berat badan ideal) = 2n + 8
Bila usia anak 2 tahun 4 bulan dapat dihitung : 2 x (2,4) + 8 = 4,8 + 8 = 12.8
Jadi , berat badan ideal pada anak umur 2 tahun 4 bulan adalah 12,8 kg
4 Silahkan uraikan langkah langkah yang anda akan lakukan dan item tes apa yang
akan anda lakukan kepada anak tersebut

Jawab :
DDST terdiri dari item-item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak mulai
dari usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam formulir khusus yang terbagi
dalam 4 sektor yaitu :
a. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
b. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
c. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa
d. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar
lainnya.
ARA PEMERIKSAAN DDST:
1. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun.
2. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
3. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
4. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang
F.

Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan


dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang
lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2
tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.
Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atauØ
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hariØ
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai DDST
Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
1. OK : Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
antara persentil ke-25 dan ke-75
2. Caution :Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
3. Delay :Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia
kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan,
karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan
tugas tertentu

Interpretasi tes
-Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
-Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
-Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih
dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:


Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.
5. Apakah kesimpulam nanti yang akan anda akan lakukan .

Jawab :

Kesimpulannya perawat harus mampu mengunakan metode pengkajian KPSP dan


DDST pada perkembangan tumbuh kembang anak untuk dapat menilai kemajuan dan
penyimpangan pada tumbuh kembang anak.

6 Apa perbedaan KPSP dan DDST

Jawab :

Perbedaannya ialah DDST adalah sebuah metode pengkajian yang


digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan usia 0-6 tahun. DDST
di gunakan untuk mendetaksi adanya masalah dalam perkembangan anak yang berat
dan sebagai metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan
evaluasi lebih lanjut.
Sedangakan, KPSP merupakan salah satu instrument deteksi dini penyimpangan
perkembangan pada balita dan anak prasekolah.
Pada anak usia di bawah dua tahun, screening dilakukan tiap 3 bulan sekali. Di atas
dua tahun sampai usia enam tahun, dilakukan tiap 6 bulan sekali.
Pada bentuk interpretasi hasil KPSP :
Hitunglah berapa jumlah jawaban “YA” (jawaban “YA”, bila pengasuh/ibu anak
menjawab: anak bisa, pernah, sering atau kadang-kadang melakukannya)
Jumlah jawaban “YA”=9 atau 10 : perkembangan sesuai
Jumlah jawaban “YA”=7 atau 8 : perkembangan meragukan
Jumlah jawaban “YA”=6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
Untuk jawaban “TIDAK” perlu dirinci menurut jenis keterlambatannya.

Anda mungkin juga menyukai