Anda di halaman 1dari 9

Imunisasi

Tidak ada imunisasi

Kebutuhan gizi

 Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa


 Tambahkan porsinya menjadi 1 piring
 Beri makanan selingan 2 kali sehari

Indikator pengembangan

Aspek Motorik Kasar

o Posisikan anak di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat
orangtua/pengasuh berdiri. Arahkan anak untuk melompat dengan dua kaki. Bisa juga
dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam, tekuk lututnya, lalu
berikan intruksi untuk melompat ke arah orangtua yang berada di dalam kolam.
o Gunakan media yang ada di rumah seperti kursi yang disusun seperti gawang, tong
sampah (dalam keadaan bersih), hula hop, atau kertas origami yang ditempel ke dinding
sebagai sasaran. Minta anak untuk menendang atau melempar bola ke arah gawang/
sasaran tersebut.
o Bermain memindahkan air dari satu ember ke ember lain yang berjarak 2 meter. Anak
diminta untuk mengambil air dengan wadah kecil kemudian dibawa berjalan dan
menuangkannya ke ember lain, hingga air habis. Usahakan tidak ada/sedikit air yang
tumpah dalam perjalanan. Permainan ini lebih menyenangkan bila dimainkan bersama
dengan anak-anak lain dan dibuat semacam perlombaan.
o Ajak anak untuk bermain sepeda roda tiga. Contohkan pada anak bagaimana caranya
mengayuh. Minta anak menapakkan kakinya di pedal, lalu beri dorongan sedikit agar
anak paham bahwa dengan menekankan kaki pada pedal secara bergantian maka sepeda
akan bergerak maju.

Aspek Motorik Halus

o Bermain dengan kertas dan pensil, membuat gambar balon. Pertama anak hanya diminta
membuat tali dari balon (garis lurus) lalu tingkatkan membuat bentuk balon beserta tali.
Variasikan gambar sesuai minat anak. Tunjukkan cara memegang alat tulis yang benar,
dapat pula memakai alat yang dirancang khusus untuk melatih tripod grip
o Bantu anak mengembangkan keterampilan berpakaian, misalnya berlatih membuka
menutup resleting dan pasang-lepas kancin. Siapkan kain-kain kecil yang tengahnya
sudah diberi bolongan, dan anak diminta masukkan kancing (ukuran besar) ke dalamnya.
o Membuat rumah dari lipatan dan guntingan kertas. Berikan kertas warna (ukuran _+
10cm) pada anak dan ajak untuk melipatnya jadi segitiga. Berikan satu kertas lain dan
biarkan anak menggunting secara acak. Pilih gunting khusus anak yang ujungnya tidak
tajam. Tempelkan hasil lipatan sebagai atap dan hasil guntinganan sebagai rumah (dibuat
semacam mozaik).
o Banyak kegiatan rumah tangga untuk melatih koordinasi mata tangan, seperti belajar
menuang air dari botol minum (jug) ke gelas, memotong adonan kue, memindahkan
bakso dengan pencapit, mengupas telur, atau menjemur kaos kaki dengan jepit jemuran.
o Buatlah kerangka outline dari beberapa benda. Berikan benda-bendanya ke anak dan
minta anak mencari kerangka mana yang sesuai dengan bendanya.

Aspek Sosial Kemandirian

o Perbanyak kesempatan anak untuk mengerjakan berbagai hal sendiri (makan, berpakaian,
mandi, bereskan mainan, mengepel lantai karena minum yang tumpah dan lainnya).
Orang tua perlu bersabar untuk menunggu agak lebih lama serta menyadari rumah dapat
lebih kotor/berantakan awalnya saat proses ini. Dukung kemandirian anak dengan
menyiapkan lingkungan, misal letakkan anak tangga kecil untuk pijakan saat ingin cuci
tangan/gosok gigi atau letakkan pakaian anak di laci lemari yang pendek agar bisa ambil
sendiri.
o Biasakan budaya antri. Saat ia ingin main ayunan di tempat umum dan masih dipakai
anak lain, beri peringatan bahwa ia perlu sabar menunggu giliran. Saat anak diajak pergi
ke supermarket atau pom bensin, tunjukkan bahwa ia harus antri sesuai kedatangan.
o Ajak anak bermain peran dan biarkan ia memilih aneka peran, seperti dokter, koki, kasir,
polisi, supir, atau lainnya.
o Bermain pengandaian. Orangtua membuat pernyataan, anak menjawab boleh/tidak. Misal
“memegang colokan listrik”, “berbagi kue”, atau ‘’mengambil tanpa ijin”. Agar lebih
seru, buat gerakan tertentu untuk jawaban boleh dan tidak boleh.

Aspek Bahasa

o Tanggapi pertanyaan dan cerita anak. Anak akan sangat banyak bertanya (dan mungkin
berulang-ulang). Jangan matikan rasa ingin tahunya dengan melarang anak bertanya. Saat
ia bercerita, meskipun melompat-lompat dan kurang dapat dipahami maksudnya,
dengarkan akan apresiasi cerita anak.
o Ajarkan lagu-lagu anak. Agar lebih menyenangkan, lengkapi dengan gerakan-gerakan.
Mengingat anak cepat menyerap apapun yang didengar, pilihlah lagu yang liriknya sesuai
usia. Begitu pula dalam memilih bacaan dan film.
o Asah pemahaman anak dengan bertanya seputar cerita siapa tokohnya, apa yang terjadi,
bagaimana akhir ceritanya. Ajak anak bermain sandiwara dan memainkan peranan,
berdasarkan cerita/dongeng yang mereka baca/tonton.
o Perlihatkan gambar situasi (misalnya gambar anak sedang memberi makan kucing).
Kembangkan kemampuan bahasa dan pengamatan terhadap situasi sosial anak dengan
memintanya bercerita tentang gambar tersebut, semampu yang ia bisa.
o Memberi tambahan informasi pada perkataan ana. Misalnya, saat anak melihat dan
berkata ‘gajah’, orangtua/pengasuh dapat melanjutkan “wah iya, ada gajah. Gajah itu
badannya besaaaae sekali. Hidungnya panjang, namanya be-la-lai! Telinganya besar.
Gajah tinggal di hutan...”

Aspek Kognitif
o Minta anak berbaring di kertas lebar lalu buat kerangka tubuhnya dengan spidol. Siapkan
potongan-potongan gambar anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan, kaki) dan lem
untuk menempel. Bebaskan anak menghias (gambar rambut, warnai baju, dll)
o Siapkan beberapa gambar benda/orang berkegiatan (dapat pula pakai obyek konkret/anak
praktek). Beri pertanyaan seperti “Kalau haus harus apa?”, “mana yang dipakai untuk
memotong/ saat dingin?”
o Buatlah semacam peta di lantai rumah dengan menggunakan lakban. Ajak bermain “lalu
lintas”. Di persimpangan, instruksikan untuk belok kiri, kanan, atau lurus. Siapakan
karton merah dan karton hijau sebagai tanda lampu merah lampu hijau. Anak baru boleh
bergerak saat lampau hijau.
o Anak diminta mencari dua yang sama diantara sekian gambar. Tantangannya, gambar
diletakkan terbalik. Bila yang ia buka berbeda, keduanya harus ditutup lagi dan coba
buka dua gambar lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh gambar terbuka.

Stimulasi

Aspek Motorik Kasar

o Posisikan anak di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat
orangtua/pengasuh berdiri. Arahkan anak untuk melompat dengan dua kaki. Bisa juga
dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam, tekuk lututnya, lalu
berikan intruksi untuk melompat ke arah orangtua yang berada di dalam kolam.
o Gunakan media yang ada di rumah seperti kursi yang disusun seperti gawang, tong
sampah (dalam keadaan bersih), hula hop, atau kertas origami yang ditempel ke dinding
sebagai sasaran. Minta anak untuk menendang atau melempar bola ke arah gawang/
sasaran tersebut.
o Bermain memindahkan air dari satu ember ke ember lain yang berjarak 2 meter. Anak
diminta untuk mengambil air dengan wadah kecil kemudian dibawa berjalan dan
menuangkannya ke ember lain, hingga air habis. Usahakan tidak ada/sedikit air yang
tumpah dalam perjalanan. Permainan ini lebih menyenangkan bila dimainkan bersama
dengan anak-anak lain dan dibuat semacam perlombaan.
o Ajak anak untuk bermain sepeda roda tiga. Contohkan pada anak bagaimana caranya
mengayuh. Minta anak menapakkan kakinya di pedal, lalu beri dorongan sedikit agar
anak paham bahwa dengan menekankan kaki pada pedal secara bergantian maka sepeda
akan bergerak maju.

Aspek Motorik Halus

o Bermain dengan kertas dan pensil, membuat gambar balon. Pertama anak hanya diminta
membuat tali dari balon (garis lurus) lalu tingkatkan membuat bentuk balon beserta tali.
Variasikan gambar sesuai minat anak. Tunjukkan cara memegang alat tulis yang benar,
dapat pula memakai alat yang dirancang khusus untuk melatih tripod grip
o Bantu anak mengembangkan keterampilan berpakaian, misalnya berlatih membuka
menutup resleting dan pasang-lepas kancin. Siapkan kain-kain kecil yang tengahnya
sudah diberi bolongan, dan anak diminta masukkan kancing (ukuran besar) ke dalamnya.
o Membuat rumah dari lipatan dan guntingan kertas. Berikan kertas warna (ukuran _+
10cm) pada anak dan ajak untuk melipatnya jadi segitiga. Berikan satu kertas lain dan
biarkan anak menggunting secara acak. Pilih gunting khusus anak yang ujungnya tidak
tajam. Tempelkan hasil lipatan sebagai atap dan hasil guntinganan sebagai rumah (dibuat
semacam mozaik).
o Banyak kegiatan rumah tangga untuk melatih koordinasi mata tangan, seperti belajar
menuang air dari botol minum (jug) ke gelas, memotong adonan kue, memindahkan
bakso dengan pencapit, mengupas telur, atau menjemur kaos kaki dengan jepit jemuran.
o Buatlah kerangka outline dari beberapa benda. Berikan benda-bendanya ke anak dan
minta anak mencari kerangka mana yang sesuai dengan bendanya.

Aspek Sosial Kemandirian

o Perbanyak kesempatan anak untuk mengerjakan berbagai hal sendiri (makan, berpakaian,
mandi, bereskan mainan, mengepel lantai karena minum yang tumpah dan lainnya).
Orang tua perlu bersabar untuk menunggu agak lebih lama serta menyadari rumah dapat
lebih kotor/berantakan awalnya saat proses ini. Dukung kemandirian anak dengan
menyiapkan lingkungan, misal letakkan anak tangga kecil untuk pijakan saat ingin cuci
tangan/gosok gigi atau letakkan pakaian anak di laci lemari yang pendek agar bisa ambil
sendiri.
o Biasakan budaya antri. Saat ia ingin main ayunan di tempat umum dan masih dipakai
anak lain, beri peringatan bahwa ia perlu sabar menunggu giliran. Saat anak diajak pergi
ke supermarket atau pom bensin, tunjukkan bahwa ia harus antri sesuai kedatangan.
o Ajak anak bermain peran dan biarkan ia memilih aneka peran, seperti dokter, koki, kasir,
polisi, supir, atau lainnya.
o Bermain pengandaian. Orangtua membuat pernyataan, anak menjawab boleh/tidak. Misal
“memegang colokan listrik”, “berbagi kue”, atau ‘’mengambil tanpa ijin”. Agar lebih
seru, buat gerakan tertentu untuk jawaban boleh dan tidak boleh.

Aspek Bahasa

o Tanggapi pertanyaan dan cerita anak. Anak akan sangat banyak bertanya (dan mungkin
berulang-ulang). Jangan matikan rasa ingin tahunya dengan melarang anak bertanya. Saat
ia bercerita, meskipun melompat-lompat dan kurang dapat dipahami maksudnya,
dengarkan akan apresiasi cerita anak.
o Ajarkan lagu-lagu anak. Agar lebih menyenangkan, lengkapi dengan gerakan-gerakan.
Mengingat anak cepat menyerap apapun yang didengar, pilihlah lagu yang liriknya sesuai
usia. Begitu pula dalam memilih bacaan dan film.
o Asah pemahaman anak dengan bertanya seputar cerita siapa tokohnya, apa yang terjadi,
bagaimana akhir ceritanya. Ajak anak bermain sandiwara dan memainkan peranan,
berdasarkan cerita/dongeng yang mereka baca/tonton.
o Perlihatkan gambar situasi (misalnya gambar anak sedang memberi makan kucing).
Kembangkan kemampuan bahasa dan pengamatan terhadap situasi sosial anak dengan
memintanya bercerita tentang gambar tersebut, semampu yang ia bisa.
o Memberi tambahan informasi pada perkataan ana. Misalnya, saat anak melihat dan
berkata ‘gajah’, orangtua/pengasuh dapat melanjutkan “wah iya, ada gajah. Gajah itu
badannya besaaaae sekali. Hidungnya panjang, namanya be-la-lai! Telinganya besar.
Gajah tinggal di hutan...”

Aspek Kognitif

o Minta anak berbaring di kertas lebar lalu buat kerangka tubuhnya dengan spidol. Siapkan
potongan-potongan gambar anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan, kaki) dan lem
untuk menempel. Bebaskan anak menghias (gambar rambut, warnai baju, dll)
o Siapkan beberapa gambar benda/orang berkegiatan (dapat pula pakai obyek konkret/anak
praktek). Beri pertanyaan seperti “Kalau haus harus apa?”, “mana yang dipakai untuk
memotong/ saat dingin?”
o Buatlah semacam peta di lantai rumah dengan menggunakan lakban. Ajak bermain “lalu
lintas”. Di persimpangan, instruksikan untuk belok kiri, kanan, atau lurus. Siapakan
karton merah dan karton hijau sebagai tanda lampu merah lampu hijau. Anak baru boleh
bergerak saat lampau hijau.
o Anak diminta mencari dua yang sama diantara sekian gambar. Tantangannya, gambar
diletakkan terbalik. Bila yang ia buka berbeda, keduanya harus ditutup lagi dan coba
buka dua gambar lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh gambar terbuka.

Tips sehat

 Ajari anak berpakaian sendiri


 Perlihatkan buku bergambar, bacakan dan ceritakan kepada anak
 Beri anak makanan dari mangkok atau piringnya sendiri
 Ajari anak cuci tangan, buang air kecil dan air besar pada tempatnya

24-26 BULAN

Imunisasi

Tidak ada imunisasi

Kebutuhan gizi

 Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa


 Tambahkan porsinya menjadi 1 piring
 Beri makanan selingan 2 kali sehari

Indikator pengembangan

Aspek Motorik Kasar

 Posisikan anak di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat
orangtua/pengasuh berdiri. Arahkan anak untuk melompat dengan dua kaki. Bisa juga
dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam, tekuk lututnya, lalu
berikan intruksi untuk melompat ke arah orangtua yang berada di dalam kolam.
 Gunakan media yang ada di rumah seperti kursi yang disusun seperti gawang, tong
sampah (dalam keadaan bersih), hula hop, atau kertas origami yang ditempel ke
dinding sebagai sasaran. Minta anak untuk menendang atau melempar bola ke arah
gawang/ sasaran tersebut.
 Bermain memindahkan air dari satu ember ke ember lain yang berjarak 2 meter. Anak
diminta untuk mengambil air dengan wadah kecil kemudian dibawa berjalan dan
menuangkannya ke ember lain, hingga air habis. Usahakan tidak ada/sedikit air yang
tumpah dalam perjalanan. Permainan ini lebih menyenangkan bila dimainkan bersama
dengan anak-anak lain dan dibuat semacam perlombaan.
 Ajak anak untuk bermain sepeda roda tiga. Contohkan pada anak bagaimana caranya
mengayuh. Minta anak menapakkan kakinya di pedal, lalu beri dorongan sedikit agar
anak paham bahwa dengan menekankan kaki pada pedal secara bergantian maka
sepeda akan bergerak maju.

Aspek Motorik Halus

 Bermain dengan kertas dan pensil, membuat gambar balon. Pertama anak hanya
diminta membuat tali dari balon (garis lurus) lalu tingkatkan membuat bentuk balon
beserta tali. Variasikan gambar sesuai minat anak. Tunjukkan cara memegang alat
tulis yang benar, dapat pula memakai alat yang dirancang khusus untuk melatih tripod
grip
 Bantu anak mengembangkan keterampilan berpakaian, misalnya berlatih membuka
menutup resleting dan pasang-lepas kancin. Siapkan kain-kain kecil yang tengahnya
sudah diberi bolongan, dan anak diminta masukkan kancing (ukuran besar) ke
dalamnya.
 Membuat rumah dari lipatan dan guntingan kertas. Berikan kertas warna (ukuran _+
10cm) pada anak dan ajak untuk melipatnya jadi segitiga. Berikan satu kertas lain dan
biarkan anak menggunting secara acak. Pilih gunting khusus anak yang ujungnya tidak
tajam. Tempelkan hasil lipatan sebagai atap dan hasil guntinganan sebagai rumah
(dibuat semacam mozaik).
 Banyak kegiatan rumah tangga untuk melatih koordinasi mata tangan, seperti belajar
menuang air dari botol minum (jug) ke gelas, memotong adonan kue, memindahkan
bakso dengan pencapit, mengupas telur, atau menjemur kaos kaki dengan jepit
jemuran.
 Buatlah kerangka outline dari beberapa benda. Berikan benda-bendanya ke anak dan
minta anak mencari kerangka mana yang sesuai dengan bendanya.

Aspek Sosial Kemandirian

 Perbanyak kesempatan anak untuk mengerjakan berbagai hal sendiri (makan,


berpakaian, mandi, bereskan mainan, mengepel lantai karena minum yang tumpah dan
lainnya). Orang tua perlu bersabar untuk menunggu agak lebih lama serta menyadari
rumah dapat lebih kotor/berantakan awalnya saat proses ini. Dukung kemandirian anak
dengan menyiapkan lingkungan, misal letakkan anak tangga kecil untuk pijakan saat
ingin cuci tangan/gosok gigi atau letakkan pakaian anak di laci lemari yang pendek
agar bisa ambil sendiri.
 Biasakan budaya antri. Saat ia ingin main ayunan di tempat umum dan masih dipakai
anak lain, beri peringatan bahwa ia perlu sabar menunggu giliran. Saat anak diajak
pergi ke supermarket atau pom bensin, tunjukkan bahwa ia harus antri sesuai
kedatangan.
 Ajak anak bermain peran dan biarkan ia memilih aneka peran, seperti dokter, koki,
kasir, polisi, supir, atau lainnya.
 Bermain pengandaian. Orangtua membuat pernyataan, anak menjawab boleh/tidak.
Misal “memegang colokan listrik”, “berbagi kue”, atau ‘’mengambil tanpa ijin” . Agar
lebih seru, buat gerakan tertentu untuk jawaban boleh dan tidak boleh.
Aspek Bahasa

 Tanggapi pertanyaan dan cerita anak. Anak akan sangat banyak bertanya (dan
mungkin berulang-ulang). Jangan matikan rasa ingin tahunya dengan melarang anak
bertanya. Saat ia bercerita, meskipun melompat-lompat dan kurang dapat dipahami
maksudnya, dengarkan akan apresiasi cerita anak.
 Ajarkan lagu-lagu anak. Agar lebih menyenangkan, lengkapi dengan gerakan-gerakan.
Mengingat anak cepat menyerap apapun yang didengar, pilihlah lagu yang liriknya
sesuai usia. Begitu pula dalam memilih bacaan dan film.
 Asah pemahaman anak dengan bertanya seputar cerita siapa tokohnya, apa yang
terjadi, bagaimana akhir ceritanya. Ajak anak bermain sandiwara dan memainkan
peranan, berdasarkan cerita/dongeng yang mereka baca/tonton.
 Perlihatkan gambar situasi (misalnya gambar anak sedang memberi makan kucing).
Kembangkan kemampuan bahasa dan pengamatan terhadap situasi sosial anak dengan
memintanya bercerita tentang gambar tersebut, semampu yang ia bisa.
 Memberi tambahan informasi pada perkataan ana. Misalnya, saat anak melihat dan
berkata ‘gajah’, orangtua/pengasuh dapat melanjutkan “wah iya, ada gajah. Gajah itu
badannya besaaaae sekali. Hidungnya panjang, namanya be-la-lai! Telinganya besar.
Gajah tinggal di hutan...”

Aspek Kognitif

 Minta anak berbaring di kertas lebar lalu buat kerangka tubuhnya dengan spidol.
Siapkan potongan-potongan gambar anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan,
kaki) dan lem untuk menempel. Bebaskan anak menghias (gambar rambut, warnai baju,
dll)
 Siapkan beberapa gambar benda/orang berkegiatan (dapat pula pakai obyek
konkret/anak praktek). Beri pertanyaan seperti “Kalau haus harus apa?”, “mana yang
dipakai untuk memotong/ saat dingin?”
 Buatlah semacam peta di lantai rumah dengan menggunakan lakban. Ajak bermain
“lalu lintas”. Di persimpangan, instruksikan untuk belok kiri, kanan, atau lurus.
Siapakan karton merah dan karton hijau sebagai tanda lampu merah lampu hijau. Anak
baru boleh bergerak saat lampau hijau.
 Anak diminta mencari dua yang sama diantara sekian gambar. Tantangannya, gambar
diletakkan terbalik. Bila yang ia buka berbeda, keduanya harus ditutup lagi dan coba
buka dua gambar lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh gambar terbuka.

Stimulasi

Aspek Motorik Kasar

 Posisikan anak di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat
orangtua/pengasuh berdiri. Arahkan anak untuk melompat dengan dua kaki. Bisa juga
dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam, tekuk lututnya, lalu
berikan intruksi untuk melompat ke arah orangtua yang berada di dalam kolam.
 Gunakan media yang ada di rumah seperti kursi yang disusun seperti gawang, tong
sampah (dalam keadaan bersih), hula hop, atau kertas origami yang ditempel ke
dinding sebagai sasaran. Minta anak untuk menendang atau melempar bola ke arah
gawang/ sasaran tersebut.
 Bermain memindahkan air dari satu ember ke ember lain yang berjarak 2 meter. Anak
diminta untuk mengambil air dengan wadah kecil kemudian dibawa berjalan dan
menuangkannya ke ember lain, hingga air habis. Usahakan tidak ada/sedikit air yang
tumpah dalam perjalanan. Permainan ini lebih menyenangkan bila dimainkan bersama
dengan anak-anak lain dan dibuat semacam perlombaan.
 Ajak anak untuk bermain sepeda roda tiga. Contohkan pada anak bagaimana caranya
mengayuh. Minta anak menapakkan kakinya di pedal, lalu beri dorongan sedikit agar
anak paham bahwa dengan menekankan kaki pada pedal secara bergantian maka
sepeda akan bergerak maju.

Aspek Motorik Halus

 Bermain dengan kertas dan pensil, membuat gambar balon. Pertama anak hanya
diminta membuat tali dari balon (garis lurus) lalu tingkatkan membuat bentuk balon
beserta tali. Variasikan gambar sesuai minat anak. Tunjukkan cara memegang alat
tulis yang benar, dapat pula memakai alat yang dirancang khusus untuk melatih tripod
grip
 Bantu anak mengembangkan keterampilan berpakaian, misalnya berlatih membuka
menutup resleting dan pasang-lepas kancin. Siapkan kain-kain kecil yang tengahnya
sudah diberi bolongan, dan anak diminta masukkan kancing (ukuran besar) ke
dalamnya.
 Membuat rumah dari lipatan dan guntingan kertas. Berikan kertas warna (ukuran _+
10cm) pada anak dan ajak untuk melipatnya jadi segitiga. Berikan satu kertas lain dan
biarkan anak menggunting secara acak. Pilih gunting khusus anak yang ujungnya tidak
tajam. Tempelkan hasil lipatan sebagai atap dan hasil guntinganan sebagai rumah
(dibuat semacam mozaik).
 Banyak kegiatan rumah tangga untuk melatih koordinasi mata tangan, seperti belajar
menuang air dari botol minum (jug) ke gelas, memotong adonan kue, memindahkan
bakso dengan pencapit, mengupas telur, atau menjemur kaos kaki dengan jepit
jemuran.
 Buatlah kerangka outline dari beberapa benda. Berikan benda-bendanya ke anak dan
minta anak mencari kerangka mana yang sesuai dengan bendanya.

Aspek Sosial Kemandirian

 Perbanyak kesempatan anak untuk mengerjakan berbagai hal sendiri (makan,


berpakaian, mandi, bereskan mainan, mengepel lantai karena minum yang tumpah dan
lainnya). Orang tua perlu bersabar untuk menunggu agak lebih lama serta menyadari
rumah dapat lebih kotor/berantakan awalnya saat proses ini. Dukung kemandirian anak
dengan menyiapkan lingkungan, misal letakkan anak tangga kecil untuk pijakan saat
ingin cuci tangan/gosok gigi atau letakkan pakaian anak di laci lemari yang pendek
agar bisa ambil sendiri.
 Biasakan budaya antri. Saat ia ingin main ayunan di tempat umum dan masih dipakai
anak lain, beri peringatan bahwa ia perlu sabar menunggu giliran. Saat anak diajak
pergi ke supermarket atau pom bensin, tunjukkan bahwa ia harus antri sesuai
kedatangan.
 Ajak anak bermain peran dan biarkan ia memilih aneka peran, seperti dokter, koki,
kasir, polisi, supir, atau lainnya.
 Bermain pengandaian. Orangtua membuat pernyataan, anak menjawab boleh/tidak.
Misal “memegang colokan listrik”, “berbagi kue”, atau ‘’mengambil tanpa ijin” . Agar
lebih seru, buat gerakan tertentu untuk jawaban boleh dan tidak boleh.

Aspek Bahasa
 Tanggapi pertanyaan dan cerita anak. Anak akan sangat banyak bertanya (dan
mungkin berulang-ulang). Jangan matikan rasa ingin tahunya dengan melarang anak
bertanya. Saat ia bercerita, meskipun melompat-lompat dan kurang dapat dipahami
maksudnya, dengarkan akan apresiasi cerita anak.
 Ajarkan lagu-lagu anak. Agar lebih menyenangkan, lengkapi dengan gerakan-gerakan.
Mengingat anak cepat menyerap apapun yang didengar, pilihlah lagu yang liriknya
sesuai usia. Begitu pula dalam memilih bacaan dan film.
 Asah pemahaman anak dengan bertanya seputar cerita siapa tokohnya, apa yang
terjadi, bagaimana akhir ceritanya. Ajak anak bermain sandiwara dan memainkan
peranan, berdasarkan cerita/dongeng yang mereka baca/tonton.
 Perlihatkan gambar situasi (misalnya gambar anak sedang memberi makan kucing).
Kembangkan kemampuan bahasa dan pengamatan terhadap situasi sosial anak dengan
memintanya bercerita tentang gambar tersebut, semampu yang ia bisa.
 Memberi tambahan informasi pada perkataan ana. Misalnya, saat anak melihat dan
berkata ‘gajah’, orangtua/pengasuh dapat melanjutkan “wah iya, ada gajah. Gajah itu
badannya besaaaae sekali. Hidungnya panjang, namanya be-la-lai! Telinganya besar.
Gajah tinggal di hutan...”

Aspek Kognitif

 Minta anak berbaring di kertas lebar lalu buat kerangka tubuhnya dengan spidol.
Siapkan potongan-potongan gambar anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan,
kaki) dan lem untuk menempel. Bebaskan anak menghias (gambar rambut, warnai baju,
dll)
 Siapkan beberapa gambar benda/orang berkegiatan (dapat pula pakai obyek
konkret/anak praktek). Beri pertanyaan seperti “Kalau haus harus apa?”, “mana yang
dipakai untuk memotong/ saat dingin?”
 Buatlah semacam peta di lantai rumah dengan menggunakan lakban. Ajak bermain
“lalu lintas”. Di persimpangan, instruksikan untuk belok kiri, kanan, atau lurus.
Siapakan karton merah dan karton hijau sebagai tanda lampu merah lampu hijau. Anak
baru boleh bergerak saat lampau hijau.
 Anak diminta mencari dua yang sama diantara sekian gambar. Tantangannya, gambar
diletakkan terbalik. Bila yang ia buka berbeda, keduanya harus ditutup lagi dan coba
buka dua gambar lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh gambar terbuka.

Tips sehat

 Ajari anak berpakaian sendiri


 Perlihatkan buku bergambar, bacakan dan ceritakan kepada anak
 Beri anak makanan dari mangkok atau piringnya sendiri
 Ajari anak cuci tangan, buang air kecil dan air besar pada tempatnya

Anda mungkin juga menyukai