Anda di halaman 1dari 11

4-5 TAHUN

Imunisasi

tidak ada imunisasi

Kebutuhan Gizi

 Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa


 Tambahkan porsinya menjadi 1 piring
 Beri makanan selingan 2 kali sehari

Indikator tumbuh kembang

Aspek Motorik Kasar

 Lompat dan berdiri di atas 1 kaki selama 10 detik atau lebih


 Melakukan lompatan jauh dan lompat jauh
 Berjalan di papan keseimbangan
 Berguling ke depan
 Memanjat dan menggantung (bergelayut)
 Mulai dapat skipping
 Menggunakan sepatu roda

Aspek Motorik Halus

 Preferensi tangan sudah jelas


 Memegang alat tulis layaknya orang dewasa
 Mewarnai dalam garis
 Menggunting dan menempel bentuk geometris
 Mencontoh segitiga dan pola geometris lainnya
 Membuat garis lurus, lengkung, diagonal
 Menggambar orang dengan badannya
 Membuat coretan gambar bermakna
 Menulis huruf-huruf
 Memakai sendok dan garpu saat makan
 Belajar memakai sepatu bertali

Aspek Sosial Kemandirian

 Mengekspresikan emosi dengan kata-kata, bukan agresi fisik


 Dapat merasakan kecemburuan
 Dapat membedakan benardan salah, jujur dan bohong
 Dapat berbohong untuk melindungi diri
 Mencari penghargaan dari orang lain
 Lebih ingin bermain bersama teman daripada sendirian
 Antusias melakukan permainan kompetitif, menaati aturan bermain
 Senang menyanyi, menari, dan memerankan karakter; tampil percaya diri
 Ingin diri dan orang lain melakukan/diperlakukan secara sama
 Mandiri saat berpakaian (baju berkancing, sepatu tali), mengambil makanan, dan
perawatan diri (gosok gigi, cuci tangan, sisir rambut)

Aspek Bahasa
 Bicara dengan lancar, kalimat lebih kompleks
 Mengenal jenis-jenis kata
 Menyimak percakapan orang lain
 Mengajukan pertanyaan yang lebih kompleks
 Mengutarakan pendapat, menyatakan alasan
 Memahami dan menyebutkan lawan kata
 Menyebut alamat
 Menceritakan kembali cerita/pengalaman

Aspek Kognitif

 Memahami beda fantasi dan kenyataan


 Mulai mengenali pola (AB AB, ABC ABC)
 Mengekspresikan sesuatu sesuai ide sendiri
 Mengurutkan benda hingga 5 seri ukuran
 Menyusun 3 gambar sesuai urutan kejadian
 Menyebut setidaknya 4 warna dan bentuk
 Mengenal lambang huruf dan angka
 Meghitung benda hingga 10
 Semakin paham sebab akibat

Aspek Motorik Kasar

 Ajak anak berjalan di papan keseimbangan. Buatlah lintasan di dalam rumah dengan
menggunakan lakban berwarna. Lintasan bisa dibuar dalam bentuk sarang laba-laba,
garis lurus, ataupun garis bergelombang. Minta anak untuk berjalan hanya di atas garis
tersebut dengan seluruh telapak kaki menginjak garis, bukan berjalan dengan kaki
dimiringkan. Bisa juga ditrambahkan rintangan yang tidak boleh terinjak oleh anak.
 Bermain lompat karung, lompat tali, atau berjalan sambil membawa kelereng di sendok
yang digigit. Permainan tradisional ini akan melatih keseimbangan dan kemampuan
motorik kasar anak, juga merupakan kegiatan yang bisa dilakukan beramai-ramai
dengan teman-teman.
 Ajak anak untuk melakukan kegiatan outbond atau memanfaatkan fasilitas mainan
yang ada di taman untuk mendorong anak melatih kemampuan memanjat tangga
vertikal, melompat, berayun, bergelantungan, berguling, dan menjaga keseimbangan.
Kegiatan ini juga bisa meningkatkan interaksi antara anak dengan orang tua,
memperbanyak paparan matahari ke anak, serta memberikan alternatif tempat
bermain selain di dalam pusat perbelanjaan.

Aspek Motorik Halus

 Berikan lembar kerja dengan gambar yang menarik bagi anak, variasikan kegiatan:
mewarnai, menarik garis, mengikuti titik-titik (tracing), dan menempel stiker mengikuti
pola
 Menggunting bentuk dan menempelkan kembali pada kertas bisa dilakukan dengan
membuat jigsaw puzzle sendiri sesuai dengan tokoh atau gambar kegemaran anak.
 Menggambar tidak harus selalu di kertas dengan menggunakan pensil warna atau
krayon. Buat variasi kegiatan dengan menggambar di karton besar menggunakan
spidol, di papan tulis besar / tembok hitam dengan kapur, di kain menggunakan cat,
atau di jalan raya menggunakan kapur besar. Biarkan anak berkreasi dengan ide-ide
nya, tidak perlu terlalu terpatok batasan (misalnya daun tidak selalu harus hijau, rumah
tidak harus selalu ada atap segitiga).
 Ajak anak belajar menyimpul tali sepatu dengan cara berlatih dengan iringan lirik yang
mudah diingat, seperti “Buat dua telinga kelinci, lalu silangkan. Masukkan telinga
kanan ke bawah telinga kiri...”. Orang tua dapat membuat lirik yang sesuai sesuka hati.

Aspek Sosial Kemandirian

 Mengekspresikan emosi dengan kata-kata, bukan agresi fisik


 Dapat merasakan kecemburuan
 Dapat membedakan benardan salah, jujur dan bohong
 Dapat berbohong untuk melindungi diri
 Mencari penghargaan dari orang lain
 Lebih ingin bermain bersama teman daripada sendirian
 Antusias melakukan permainan kompetitif, menaati aturan bermain
 Senang menyanyi, menari, dan memerankan karakter; tampil percaya diri
 Ingin diri dan orang lain melakukan/diperlakukan secara sama
 Mandiri saat berpakaian (baju berkancing, sepatu tali), mengambil makanan, dan
perawatan diri (gosok gigi, cuci tangan, sisir rambut)

Aspek Bahasa

 Bicara dengan lancar, kalimat lebih kompleks


 Mengenal jenis-jenis kata
 Menyimak percakapan orang lain
 Mengajukan pertanyaan yang lebih kompleks
 Mengutarakan pendapat, menyatakan alasan
 Memahami dan menyebutkan lawan kata
 Menyebut alamat
 Menceritakan kembali cerita/pengalaman

Aspek Kognitif

 Memahami beda fantasi dan kenyataan


 Mulai mengenali pola (AB AB, ABC ABC)
 Mengekspresikan sesuatu sesuai ide sendiri
 Mengurutkan benda hingga 5 seri ukuran
 Menyusun 3 gambar sesuai urutan kejadian
 Menyebut setidaknya 4 warna dan bentuk
 Mengenal lambang huruf dan angka
 Meghitung benda hingga 10
 Semakin paham sebab akibat

Tips sehat

o Minta anak menceritakan apa yang sedang dilakukan


o Dengarkan anak ketika ia berbicara
o Jika anak gagap, bantu anak bicara lebih lambat
o Beri kesempatan anak bermain dan mencoba sesuatu yang baru dan awasi anak

6-7 tahun
Imunisasi
tidak ada imunisasi

Kebutuhan gizi pada bayi usia 0-6 bulan cukup terpenuhi dari ASI saja (ASI Eksklusif)

 Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)


 Jangan berikan makanan atau minuman selain ASI
 Susui bayi sesering mungkin
 Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari
 Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
 Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
 Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya

Aspek Motorik Kasar

 Lancar berguling depan belakang


 Duduk tanpa bantuan/sandaran
 Belajar merangkak maju/mundur
 Mengangkat badan ke posisi berdiri
 Berdiri dengan bantuan/memegang perabotan, namun sulit duduk kembali

Aspek Motorik Halus

 Makan biscuit sendiri


 Memungut benda kecil (kacang, kismis, potongan biscuit) dengan gerakan tangan
miring/mencapit dengan seluruh jemari
 Melempar benda yang dipegang
 Memegang sendok/cangkir tanpa terjatuh

Aspek Sosial Kemandirian

 Suka dengan permainan interaktif seperti cilukba atau boneka tangan


 Mulai membedakan orangtua/pengasuh utama dengan orang yang belum dikenal,
cemas terhadap orang asing
 Menepuk dan mengecup bayangan dicermin
 Ekspresif (senang, sedih, takut, terkejut, kesal)
 Mencari perhatian dengan berteriak

Aspek Bahasa

 Mulai memahami beberapa kata (+20 kata)


 Mengenali namanya saat dipanggi
 Menyebut suku kata sama (mamama, dadada, wawawa) tanpa paham arti
 Mengandalkan bahasa tubuh atau arah pandangan orang dewasa untuk mengetahui
makna kata.

Aspek kognitif

 Menatap kea rah atau benda yang sedang ditunjuk/dibicarakan orang lain
 Mencoba mencari benda yang terjatuh
 Mulai paham konsekuensi tindakan dan ingin mengulang
 Mulai mencoba meniru perilaku orang lain seperti tepuk tangan, kedip mata, geleng-
geleng, salaman.

Aspek Motorik Kasar

o Perbanyak durasi dan frekuensi bayi duduk ditempat yang rata, namun terjaga dari
permukaan yang keras. Orangtua/pengasuh dapat menggunakan alat bantu seperti
duduk dikursi makan bayi.
o Posisikan bayi tengkurap di lantai. Untuk menghindari benturan yang terlalu keras,
sebaiknya lantai dilapisi karpet atau playmat. Pilih alas yang tidak mudah ikut bergeser
ketika bayi bergerak-gerak. Letakkan mainan di depan bayi dan perlahan tarik mainan
mundur seiring bayi merangkak ke depan. Mainan yang dapat berjalan sendiri dan
membuat suara saat bergerak akan sangat menarik bagi bayi.
o Letakkan mainan favorit bayi diatas sofa atau meja rendah ketika bayi sedang duduk
dilantai, untuk mendorong keinginan bayi mengangkat badan ke posisi berdiri untuk
meraihnya. Perbanyak kesempatan berlatih berdiri dengan meletakkan perabotan-
perabotan yang dapat bayi jadikan pegangan. Pilih perabotan yang kuat dan stabil
untuk menghindari resiko jatuh dan menimpa bayi.

Aspek Motorik Halus

o Berikan makanan dalam bentuk potongan, seperti wortel rebus atau biscuit bayi.
Biarkan anak untuk mencoba mengambil dan memakan sendiri makanannya, dengan
pengawasan orangtua. Mulailah dari makanan dengan tekstur yang cukup mudah
dilumat dalam mulut. Variasi kan ukuran makanan di mulai dari agak besar dan mudah
digapai, hingga ukuran cukup kecil dan perlu dicapit dengan jari-jarinya.
o Menggunakan gelas minum bergagang (cangkir) untuk minum jus atau air putih sendiri
o Kumpulkan mainan dengan tekstur empuk (semacam spons atau soft toys lain) dalam
satu wadah. Siapkan satu wadah lain yang kosong dan letakkan ditempat yang cukup
jauh. Beri contoh anak mengambil mainan dan melempar pada wadah kosong, dan
biarkan bayi mencoba.
o Buat papan sensori. Temple berbagai macam benda dari tekstur berbeda (missal spons
yang empuk, amplas yang kasar, bulu garing kapas yang halus, bubble wrap yang
membal, plastic yang licin) dikardus, biarkan bayi meraba-raba. Saat bayi meraba suatu
benda, deskripsi kan teksturnya. Permainan sensori dapat menstimulasi jalur-jalur
saraf dan menyiapkan otak untuk belajar hal yang lebih kompleks. Selagi bayi
memegang-megang aneka tekstur, mereka belajar membedakan, yang merupakan
dasar dari kemampuan klasifikasi.

Aspek Sosial Kemandirian

o Cilukba merupakan permainan sederhana namun sangat seru. Bayi lebih kecil belum
memahami konsep permanensi objek, sehingga yang hilang dari pandangan ia anggap
tidak ada. Direntang usia ini, bayi mulai memhami bahwa yang tidak terlihat bukan
berarti tidak ada. Saat orangtua menutup wajah, bayi akan mengantisipasi
kemunculan, yang membuatnya semakin senang. Buat bayi semakin tertawa dengan
berekspresi lucu saat membuka tangan.
o Posisikan bayi dipangkuan dan menghadaplah cermin. Perlihatkan beragam ekspresi
dengan heboh, agar bayi lebih meperhatikan dan mudah bedakan mimik-mimik wajah
tersebut, serta terdorong untuk mengikutinya.
o Kumpulkan beberapa boneka tangan dan mulailah membuat suatu pertunjukan boneka,
misalnya adegan boneka menari bersama. Variasikan suara dan intonasi setiap
menyuarakan karakter tertentu, sehingga pertunjukan menjadi lebih hidup.
o Senantiasa kembangkan kelekatan dan rasa aman dalam diri bayi dengan menanggapi
panggilan, teriakan, dan tangisannya. Bayi yang orangtuanya lebih reponsif dan
mempraktekkan attachment parenting terbukti menjadi pribadi yang lebih mandiri
nantinya.

Aspek bahasa

o Sering-seringlah ajak bayi berbicara. Meskipun mereka terkesan belum terlalu


memahami, bila ia terus terpapar dan mendengar kata-kata, kemampuan berbahasa
akan meningkat. Intonasi nada berperan penting. Bicaralah dengan antusias,
bermelodi, serta menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang heboh
o Ajak bayi bernyanyi dengan lagu karangan sendiri, seperti “Namaku …. (nama bayi), ini
kakiku! Namaku …. (nama bayi), ini tanganku!” saat kalimat ‘Namaku …’ gunakan
tangan bayi dan tunjuk ke dadanya. Saat kalimat ‘ini kakiku’ tunjukkan bagian tubuh
yang dimaksud searah dengan pandangan mata bayi.
o Tunjuk benda-benda sederhana dan ulangi nama benda tersebut berkali-kali. Beri
penekanan pada kata yang ingin diajarkan. “kakak mau minum? Ini minumnya, pakai
gelas, GE…LAS… Apa kak? GEEE..LASSSSS”. selalu gunakan kata yang benar untuk
setiap kata, kurang disarankan untuk memakai bahasa bayi, misalnya menyebut susu
sebagai cucu.
o Senantiasa deskripsikan apa yang sedang bayi atau orangtua lakukan. Misalnya “kakak
lagi lihat apa? Oh lihat kipas angina ya. Kipas anginnya putar-putar ya..” atau “kak,
lihat nih papa lagi apa. Lagi makan buah pisang..” hal ini dapat mempercepat
pemahaman bayi tentang dunianya, menambah kosa kata, dan mengasah kemampuan
pengamatan terhadap kejadian yang ada disekitarnya.

Aspek Kognitif

o Letakkan aneka ragam barang di keranjang (kunci, kaleng selai, gelang, pita, kipas,
dll). Ambil benda satu per satu dan tarik perhatian bayi untuk menatap benda tersebut.
Gerakan benda ke berbagai penjuru arah, lihat apakah pandangannya mengikuti.
o Bayi senang efek sebab-akibat yang bisa langsung ia rasakan. Berikan kesempatan ia
untuk eksplorasi dan punya control, seperti menyala-matikan lampu, memukul panic
hingga berbunyi, atau menyenggol mainan gantung hingga bergoyang-goyang.
o Dudukkan bayi dikursi makan atau pangkuan. Siapkan benda yang ketika jatuh akan
membuat suara gaduh. Goyangkan benda didepan wajah bayi hingga ia memberikan
perhatian dan ingin memegangnya. Secara tiba-tiba jatuhkan benda tersebut dan
katakana “hah? Kemana perginya?” jika bayi belum menyadari, tunjuk dan arahkan
pandangan bayi kebawah. “ooo, ternyata jatuh dibawah!” selanjutnya biarkan bayi
memegang dan menjatuhkannya bendanya sendiri, berulang-ulang.
o Posisikan diri berhadapan dengan bayi. “adik lagi monyong bibir ya, mama ikutan
ah..” setelah beberapa kali, katakana “coba adik ikutan mama, kedip-kedip
mata.” Buat gerakan yang sangat jelas dan mudah diikuti.

Tips Sehat
 Sering menengkurapkan bayi
 Menggerakkan benda kekiri dan kenana di depan mata bayi
 Dengarkan berbagai bunyi-bunyian
 Beri benda berwarna dan besar agar diraih oleh bayi

31 bulan

Indikator pengembangan

Aspek Motorik Kasar

 Posisikan anak di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat
orangtua/pengasuh berdiri. Arahkan anak untuk melompat dengan dua kaki. Bisa juga
dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam, tekuk lututnya, lalu
berikan intruksi untuk melompat ke arah orangtua yang berada di dalam kolam.
 Gunakan media yang ada di rumah seperti kursi yang disusun seperti gawang, tong
sampah (dalam keadaan bersih), hula hop, atau kertas origami yang ditempel ke
dinding sebagai sasaran. Minta anak untuk menendang atau melempar bola ke arah
gawang/ sasaran tersebut.
 Bermain memindahkan air dari satu ember ke ember lain yang berjarak 2 meter. Anak
diminta untuk mengambil air dengan wadah kecil kemudian dibawa berjalan dan
menuangkannya ke ember lain, hingga air habis. Usahakan tidak ada/sedikit air yang
tumpah dalam perjalanan. Permainan ini lebih menyenangkan bila dimainkan bersama
dengan anak-anak lain dan dibuat semacam perlombaan.
 Ajak anak untuk bermain sepeda roda tiga. Contohkan pada anak bagaimana caranya
mengayuh. Minta anak menapakkan kakinya di pedal, lalu beri dorongan sedikit agar
anak paham bahwa dengan menekankan kaki pada pedal secara bergantian maka
sepeda akan bergerak maju.

Aspek Motorik Halus

 Bermain dengan kertas dan pensil, membuat gambar balon. Pertama anak hanya
diminta membuat tali dari balon (garis lurus) lalu tingkatkan membuat bentuk balon
beserta tali. Variasikan gambar sesuai minat anak. Tunjukkan cara memegang alat
tulis yang benar, dapat pula memakai alat yang dirancang khusus untuk melatih tripod
grip
 Bantu anak mengembangkan keterampilan berpakaian, misalnya berlatih membuka
menutup resleting dan pasang-lepas kancin. Siapkan kain-kain kecil yang tengahnya
sudah diberi bolongan, dan anak diminta masukkan kancing (ukuran besar) ke
dalamnya.
 Membuat rumah dari lipatan dan guntingan kertas. Berikan kertas warna (ukuran _+
10cm) pada anak dan ajak untuk melipatnya jadi segitiga. Berikan satu kertas lain dan
biarkan anak menggunting secara acak. Pilih gunting khusus anak yang ujungnya tidak
tajam. Tempelkan hasil lipatan sebagai atap dan hasil guntinganan sebagai rumah
(dibuat semacam mozaik).
 Banyak kegiatan rumah tangga untuk melatih koordinasi mata tangan, seperti belajar
menuang air dari botol minum (jug) ke gelas, memotong adonan kue, memindahkan
bakso dengan pencapit, mengupas telur, atau menjemur kaos kaki dengan jepit
jemuran.
 Buatlah kerangka outline dari beberapa benda. Berikan benda-bendanya ke anak dan
minta anak mencari kerangka mana yang sesuai dengan bendanya.

Aspek Sosial Kemandirian


 Perbanyak kesempatan anak untuk mengerjakan berbagai hal sendiri (makan,
berpakaian, mandi, bereskan mainan, mengepel lantai karena minum yang tumpah dan
lainnya). Orang tua perlu bersabar untuk menunggu agak lebih lama serta menyadari
rumah dapat lebih kotor/berantakan awalnya saat proses ini. Dukung kemandirian anak
dengan menyiapkan lingkungan, misal letakkan anak tangga kecil untuk pijakan saat
ingin cuci tangan/gosok gigi atau letakkan pakaian anak di laci lemari yang pendek
agar bisa ambil sendiri.
 Biasakan budaya antri. Saat ia ingin main ayunan di tempat umum dan masih dipakai
anak lain, beri peringatan bahwa ia perlu sabar menunggu giliran. Saat anak diajak
pergi ke supermarket atau pom bensin, tunjukkan bahwa ia harus antri sesuai
kedatangan.
 Ajak anak bermain peran dan biarkan ia memilih aneka peran, seperti dokter, koki,
kasir, polisi, supir, atau lainnya.
 Bermain pengandaian. Orangtua membuat pernyataan, anak menjawab boleh/tidak.
Misal “memegang colokan listrik”, “berbagi kue”, atau ‘’mengambil tanpa ijin” . Agar
lebih seru, buat gerakan tertentu untuk jawaban boleh dan tidak boleh.

Aspek Bahasa

 Tanggapi pertanyaan dan cerita anak. Anak akan sangat banyak bertanya (dan
mungkin berulang-ulang). Jangan matikan rasa ingin tahunya dengan melarang anak
bertanya. Saat ia bercerita, meskipun melompat-lompat dan kurang dapat dipahami
maksudnya, dengarkan akan apresiasi cerita anak.
 Ajarkan lagu-lagu anak. Agar lebih menyenangkan, lengkapi dengan gerakan-gerakan.
Mengingat anak cepat menyerap apapun yang didengar, pilihlah lagu yang liriknya
sesuai usia. Begitu pula dalam memilih bacaan dan film.
 Asah pemahaman anak dengan bertanya seputar cerita siapa tokohnya, apa yang
terjadi, bagaimana akhir ceritanya. Ajak anak bermain sandiwara dan memainkan
peranan, berdasarkan cerita/dongeng yang mereka baca/tonton.
 Perlihatkan gambar situasi (misalnya gambar anak sedang memberi makan kucing).
Kembangkan kemampuan bahasa dan pengamatan terhadap situasi sosial anak dengan
memintanya bercerita tentang gambar tersebut, semampu yang ia bisa.
 Memberi tambahan informasi pada perkataan ana. Misalnya, saat anak melihat dan
berkata ‘gajah’, orangtua/pengasuh dapat melanjutkan “wah iya, ada gajah. Gajah itu
badannya besaaaae sekali. Hidungnya panjang, namanya be-la-lai! Telinganya besar.
Gajah tinggal di hutan...”

Aspek Kognitif

 Minta anak berbaring di kertas lebar lalu buat kerangka tubuhnya dengan spidol.
Siapkan potongan-potongan gambar anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan,
kaki) dan lem untuk menempel. Bebaskan anak menghias (gambar rambut, warnai baju,
dll)
 Siapkan beberapa gambar benda/orang berkegiatan (dapat pula pakai obyek
konkret/anak praktek). Beri pertanyaan seperti “Kalau haus harus apa?”, “mana yang
dipakai untuk memotong/ saat dingin?”
 Buatlah semacam peta di lantai rumah dengan menggunakan lakban. Ajak bermain
“lalu lintas”. Di persimpangan, instruksikan untuk belok kiri, kanan, atau lurus.
Siapakan karton merah dan karton hijau sebagai tanda lampu merah lampu hijau. Anak
baru boleh bergerak saat lampau hijau.
 Anak diminta mencari dua yang sama diantara sekian gambar. Tantangannya, gambar
diletakkan terbalik. Bila yang ia buka berbeda, keduanya harus ditutup lagi dan coba
buka dua gambar lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh gambar terbuka.
Stimulasi

Aspek Motorik Kasar

 Posisikan anak di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat
orangtua/pengasuh berdiri. Arahkan anak untuk melompat dengan dua kaki. Bisa juga
dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam, tekuk lututnya, lalu
berikan intruksi untuk melompat ke arah orangtua yang berada di dalam kolam.
 Gunakan media yang ada di rumah seperti kursi yang disusun seperti gawang, tong
sampah (dalam keadaan bersih), hula hop, atau kertas origami yang ditempel ke
dinding sebagai sasaran. Minta anak untuk menendang atau melempar bola ke arah
gawang/ sasaran tersebut.
 Bermain memindahkan air dari satu ember ke ember lain yang berjarak 2 meter. Anak
diminta untuk mengambil air dengan wadah kecil kemudian dibawa berjalan dan
menuangkannya ke ember lain, hingga air habis. Usahakan tidak ada/sedikit air yang
tumpah dalam perjalanan. Permainan ini lebih menyenangkan bila dimainkan bersama
dengan anak-anak lain dan dibuat semacam perlombaan.
 Ajak anak untuk bermain sepeda roda tiga. Contohkan pada anak bagaimana caranya
mengayuh. Minta anak menapakkan kakinya di pedal, lalu beri dorongan sedikit agar
anak paham bahwa dengan menekankan kaki pada pedal secara bergantian maka
sepeda akan bergerak maju.

Aspek Motorik Halus

 Bermain dengan kertas dan pensil, membuat gambar balon. Pertama anak hanya
diminta membuat tali dari balon (garis lurus) lalu tingkatkan membuat bentuk balon
beserta tali. Variasikan gambar sesuai minat anak. Tunjukkan cara memegang alat
tulis yang benar, dapat pula memakai alat yang dirancang khusus untuk melatih tripod
grip
 Bantu anak mengembangkan keterampilan berpakaian, misalnya berlatih membuka
menutup resleting dan pasang-lepas kancin. Siapkan kain-kain kecil yang tengahnya
sudah diberi bolongan, dan anak diminta masukkan kancing (ukuran besar) ke
dalamnya.
 Membuat rumah dari lipatan dan guntingan kertas. Berikan kertas warna (ukuran _+
10cm) pada anak dan ajak untuk melipatnya jadi segitiga. Berikan satu kertas lain dan
biarkan anak menggunting secara acak. Pilih gunting khusus anak yang ujungnya tidak
tajam. Tempelkan hasil lipatan sebagai atap dan hasil guntinganan sebagai rumah
(dibuat semacam mozaik).
 Banyak kegiatan rumah tangga untuk melatih koordinasi mata tangan, seperti belajar
menuang air dari botol minum (jug) ke gelas, memotong adonan kue, memindahkan
bakso dengan pencapit, mengupas telur, atau menjemur kaos kaki dengan jepit
jemuran.
 Buatlah kerangka outline dari beberapa benda. Berikan benda-bendanya ke anak dan
minta anak mencari kerangka mana yang sesuai dengan bendanya.

Aspek Sosial Kemandirian

 Perbanyak kesempatan anak untuk mengerjakan berbagai hal sendiri (makan,


berpakaian, mandi, bereskan mainan, mengepel lantai karena minum yang tumpah dan
lainnya). Orang tua perlu bersabar untuk menunggu agak lebih lama serta menyadari
rumah dapat lebih kotor/berantakan awalnya saat proses ini. Dukung kemandirian anak
dengan menyiapkan lingkungan, misal letakkan anak tangga kecil untuk pijakan saat
ingin cuci tangan/gosok gigi atau letakkan pakaian anak di laci lemari yang pendek
agar bisa ambil sendiri.
 Biasakan budaya antri. Saat ia ingin main ayunan di tempat umum dan masih dipakai
anak lain, beri peringatan bahwa ia perlu sabar menunggu giliran. Saat anak diajak
pergi ke supermarket atau pom bensin, tunjukkan bahwa ia harus antri sesuai
kedatangan.
 Ajak anak bermain peran dan biarkan ia memilih aneka peran, seperti dokter, koki,
kasir, polisi, supir, atau lainnya.
 Bermain pengandaian. Orangtua membuat pernyataan, anak menjawab boleh/tidak.
Misal “memegang colokan listrik”, “berbagi kue”, atau ‘’mengambil tanpa ijin” . Agar
lebih seru, buat gerakan tertentu untuk jawaban boleh dan tidak boleh.

Aspek Bahasa

 Tanggapi pertanyaan dan cerita anak. Anak akan sangat banyak bertanya (dan
mungkin berulang-ulang). Jangan matikan rasa ingin tahunya dengan melarang anak
bertanya. Saat ia bercerita, meskipun melompat-lompat dan kurang dapat dipahami
maksudnya, dengarkan akan apresiasi cerita anak.
 Ajarkan lagu-lagu anak. Agar lebih menyenangkan, lengkapi dengan gerakan-gerakan.
Mengingat anak cepat menyerap apapun yang didengar, pilihlah lagu yang liriknya
sesuai usia. Begitu pula dalam memilih bacaan dan film.
 Asah pemahaman anak dengan bertanya seputar cerita siapa tokohnya, apa yang
terjadi, bagaimana akhir ceritanya. Ajak anak bermain sandiwara dan memainkan
peranan, berdasarkan cerita/dongeng yang mereka baca/tonton.
 Perlihatkan gambar situasi (misalnya gambar anak sedang memberi makan kucing).
Kembangkan kemampuan bahasa dan pengamatan terhadap situasi sosial anak dengan
memintanya bercerita tentang gambar tersebut, semampu yang ia bisa.
 Memberi tambahan informasi pada perkataan ana. Misalnya, saat anak melihat dan
berkata ‘gajah’, orangtua/pengasuh dapat melanjutkan “wah iya, ada gajah. Gajah itu
badannya besaaaae sekali. Hidungnya panjang, namanya be-la-lai! Telinganya besar.
Gajah tinggal di hutan...”

Aspek Kognitif

 Minta anak berbaring di kertas lebar lalu buat kerangka tubuhnya dengan spidol.
Siapkan potongan-potongan gambar anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan,
kaki) dan lem untuk menempel. Bebaskan anak menghias (gambar rambut, warnai baju,
dll)
 Siapkan beberapa gambar benda/orang berkegiatan (dapat pula pakai obyek
konkret/anak praktek). Beri pertanyaan seperti “Kalau haus harus apa?”, “mana yang
dipakai untuk memotong/ saat dingin?”
 Buatlah semacam peta di lantai rumah dengan menggunakan lakban. Ajak bermain
“lalu lintas”. Di persimpangan, instruksikan untuk belok kiri, kanan, atau lurus.
Siapakan karton merah dan karton hijau sebagai tanda lampu merah lampu hijau. Anak
baru boleh bergerak saat lampau hijau.
 Anak diminta mencari dua yang sama diantara sekian gambar. Tantangannya, gambar
diletakkan terbalik. Bila yang ia buka berbeda, keduanya harus ditutup lagi dan coba
buka dua gambar lainnya. Begitu seterusnya hingga seluruh gambar terbuka.

Tips sehat

 Ajari anak berpakaian sendiri


 Perlihatkan buku bergambar, bacakan dan ceritakan kepada anak
 Beri anak makanan dari mangkok atau piringnya sendiri
 Ajari anak cuci tangan, buang air kecil dan air besar pada tempatnya

Anda mungkin juga menyukai