Skripsi
Oleh
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
DAFTAR TABEL..............................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................7
1.1. Latar Belakang...............................................................................................7
1.2. Tujuan Penelitian............................................................................................8
1.3. Manfaat Penelitian..........................................................................................8
1.4. Rumusan Masalah..........................................................................................8
1.5. Batasan Masalah.............................................................................................9
1.6. Sistematika Penulisan.....................................................................................9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................11
2.1. Komposit......................................................................................................12
2.1.1. Serat Alami...............................................................................................13
2.1.2. Kekuatan Mekanis....................................................................................14
2.1.3. Konduktivitas Listrik................................................................................16
2.1.4. Serat Serabut Kelapa................................................................................16
2.1.5. Matriks.....................................................................................................17
2.1.6. Polimer Konduktif....................................................................................18
2.1.7. Multi Walled Carbon Nanotube (MWCNT).............................................20
2.2. Sistem Proteksi Petir....................................................................................21
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................................24
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................24
3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian...........................................................................24
3.3. Diagram Alir Penelitian................................................................................25
3.4. Alat dan Bahan Penelitian............................................................................26
3.5. Prosedur Penelitian.......................................................................................26
3.5.1. Perlakuan Terhadap Serat Kelapa.............................................................27
3.5.2. Preparasi Serat Kelapa Dilapisi Polianilin................................................28
3.5.3. Pembuatan Sampel Uji/Device Under Test...............................................30
2
3.5.4. Pengukuran Tegangan Flashover.............................................................31
BAB IV. HASIL DAN PEMBASAHAN.........................................................................34
4.1 Hasil Pembuatan Sampel Uji........................................................................34
4.2 Hasil Pengukuran.........................................................................................35
4.2.1 Pengukuran Gelombang Impuls......................................................................35
4.2.2 Pengukuran Kotak Uji.....................................................................................36
4.3 Analisis Hasil Uji Kotak Komposit..............................................................40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................43
5.1 Kesimpulan..................................................................................................43
5.2 Saran............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................45
LAMPIRAN.....................................................................................................................49
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
Gambar 4.6 Perbandingan tegangan flashover dengan variasi nilai induktor pada
kotak komposit CF 5%...........................................................................................39
Gambar 4.7 Flashover pada kotak komposit CF 5%.............................................40
Gambar 4.8 Perbandingan nilai tegangan flashover yang terukur dengan variasi
nilai induktor dan serat kelapa...............................................................................41
6
BAB I. PENDAHULUAN
Pada penelitian ini penulis akan membuat komposit alami dari serat kelapa yang
digunakan sebagai material proteksi petir. Serat kelapa dipilih karena banyak
tersedia di Provinsi Lampung dan Indonesia pada umumnya. Selain itu untuk
meningkatkan nilai tambah serat kelapa yang merupakan limbah. Peningkatan
konduktivitas serat kelapa dilakukan dengan pelapisan polimer konduktif
polyaniline melalui polimerisasi. Sedangkan resin epoksi sebagai matrik diberi
7
serbuk Multi Walled Carbon Nanotube (MWCNT) untuk meningkatkan
konduktivitas. Komposit dengan serat kelapa yang dilapisi dengan polyaniline dan
resin epoksi yang diberi MWCNT diharapkan dapat meningkatkan konduktivitas
komposit serat alami sehingga baik digunakan sebagai material sistem proteksi
petir.
8
3. Bagaimana mengukur tegangan flashover pada bahan komposit serat alami
menggunakan Rogowski coil.
4. Bagaimana menganalisis karakteristik bahan komposit serat alami terhadap
sambaran impuls petir.
9
LAMPIRAN
10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Sarana transportasi udara seperti pesawat terbang dan pesawat tanpa awak pada
saat di udara mengalami masalah seperti sambaran petir yang menyebabkan
kecelakaan, maupun listrik statis akibat gesekan antara sayap pesawat dengan
awan. Saat ini banyak wahana transportasi udara yang menggunakan material
komposit untuk menggantikan material logam pada struktur pesawat. Karena
komposit bersifat lebih ringan, tidak korosif, dan memiliki kekuatan mekanis yang
tinggi. Namun, material komposit memiliki konduktivitas yang tidak sebaik
material logam. Sehingga kemampuan material untuk menyalurkan arus petir ke
seluruh permukaan material tidak sebagus jika menggunakan material logam.
Pada penelitian ini penulis akan membuat komposit alami dari serat kelapa yang
digunakan sebagai material proteksi petir. Serat kelapa dipilih karena banyak
tersedia di Provinsi Lampung dan Indonesia pada umumnya. Selain itu untuk
meningkatkan nilai tambah serat kelapa yang merupakan limbah. Peningkatan
konduktivitas serat kelapa dilakukan dengan pelapisan polimer konduktif
polyaniline melalui polimerisasi. Sedangkan resin epoksi sebagai matrik diberi
11
serbuk Multi Walled Carbon Nanotube (MWCNT) untuk meningkatkan
konduktivitas. Komposit dengan serat kelapa yang dilapisi dengan polyaniline dan
resin epoksi yang diberi MWCNT diharapkan dapat meningkatkan konduktivitas
komposit serat alami sehingga baik digunakan sebagai material sistem proteksi
petir.
1.1. Komposit
Komposit merupakan material yang tersusun dari campuran dua material atau
lebih dengan sifat kimia dan fisik yang berbeda. Dari pencampuran tersebut akan
menghasilkan material komposit dengan sifat dan karakteristik yang berbeda dari
material dasarnya [1].
Terdapat dua material penyusun dari komposit, yaitu matriks yang berfungsi
sebagai pengikat komposit dan filler berfungsi sebagai penguat (reinforcement)
komposit. Matriks umumnya memiliki sifat ulet, tetapi memiliki kekuatan dan
kekakuan yang lebih rendah untuk mempermudah pada saat dibentuk atau
didesain. Kekuatan tarik komposit dipengaruhi oleh kekuatan permukaan dari
matriks, sehingga perbedaan campuran matriks dan penguat dapat menghasilkan
kekuatan adhesive yang berbeda pada komposit. Komposit matriks ada beberapa
macam, yaitu Komposit Matriks Keramik (Ceramic Matrix Composites),
Komposit Matriks Logam (Metal Matrix Composites), dan Komposit Matriks
Polimer (Polymer Matrix Composites). Penguat (reinforcement) komposit
berfungsi sebagai penahan beban dari komposit, sehingga kekuatan dari komposit
sangat bergantung dari penguat yang digunakan. Oleh karena itu, penguat harus
memiliki kekuatan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi dari matriks
kompositnya. Ada dua jenis penguat (reinforcement), yaitu yang pertama
continuously reinforced yang memiliki bentuk memanjang dan seringkali disebut
dengan serat. Bahan penguat jenis serat terbagi menjadi serat alam (serat serabut
kelapa, serat nanas, dan lain-lain) dan serat sintetis (serat karbon, serat gelas, dan
lain-lain). Kemudian jenis yang kedua adalah discontinuously reinforced yang
bentuknya pendek, komposit partikel masuk pada jenis penguat ini [2].
12
Permintaan komposit dengan serat alami tumbuh secara signifikan pada industri
otomotif termasuk pesawat terbang karena bobotnya yang ringan dan ramah
lingkungan. Komponen yang ringan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan
mengurangi emisi gas rumah kaca. Komposit serat alami sebagian besar
digunakan pada bagian interior seperti dashboard, pintu, laci, bantalan kursi,
sandaran dan pelapis kabin. Sedangkan penggunakan pada bagian eksterior masih
sangat terbatas. Penggunaan serat alami didasarkan pada regulasi persyaratan
habis pakai pada produk otomotif di negara-negara uni eropa dan sebagian negara-
negara di asia. Selain di bidang otomotif, penggunaan serat alami meluas mulai
dari tekstil, konstruksi, farmasi, olah raga, pengemasan, kertas, alat musik,
bioenergi, dan biofuel [3].
13
Serat alami memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan serat sintetis
diantaranya; ketersediaanya yang melimpah, harganya murah, dan dapat terurai.
Berbagai macam sifat tergantung pada spesies tanaman, kondisi pertumbuhan, dan
metode pada saat ekstraksi. Tabel 2.2 menunjukkan komposisi unsur kimia pada
serat alam.
Tabel 2.2 Komposisi unsur kimia serat alami [5].
Serat Selulosa (%) Hemiselulosa (%) Lignin (%) Kadar Air (%)
Pisang 60-65 6-8 5-10 10-15
Sabut 43 <1 45 10-12
Flax 70-72 14 4-5 7
Jute 61-63 13 5-13 12,5
Rami 80-85 3-4 0,5 5-6
Sisal 60-67 10-15 8-12 10-12
Sun Hemp 70-78 18-19 4-5 10-11
Kapas 90 6 - 7
14
tidak sempurna karena adanya lapisan lilin di permukaan serat [7]. Tabel 2.3
menujukkan sifat mekanis beberapa serat alami.
Tabel 2.3 Sifat Mekanis Beberapa Serat Alami [8].
Diharjo melakukan penelitian [9] terkait pengaruh alkali pada komposit serat rami
- polyester dengan variasi perendaman 0 jam, 2 jam, 4 jam, dan 6 jam pada fraksi
volume serat 35%. Kekuatan tarik paling optimal didapatkan pada pengukuran
perlakuan alkali selama 2 jam dengan nilai 190,27 Mpa. Serat rami yang diperkuat
dengan perlakuan 5% NaOH, mengindikasikan patahan tanpa adanya fiber pull
out.
Nugroho melakukan penelitian [10] terkait fraksi volume NaOH terbaik untuk
meningkatkan kekuatan tarik dan regangan pada serat tandan kosong kelapa sawit.
Perlakuan alkali NaOH dengan variasi fraksi volume 4%, 6%, dan 8% selama 2
15
jam diperoleh kekuatan tarik dan regangan paling optimal pada fraksi volume 4%
yaitu sebesar 36,4 Mpa dan nilai regangan 1,95%.
16
Tabel 2.4 Komposisi kimia serat serabut kelapa [13]
Komponen Persentase (%)
Air 5,25
Pektin 3,00
Hemiselulosa 0,25
Lignin 45,84
Selulosa 43,44
Selulosa adalah salah satu biopolimer alam yang memiliki banyak gugus hidroksil
yang memungkinkan pembentukan jaringan dengan ikatan hidrogen yang sangat
baik sebagai reaksi kimia. Seluosa merupakan bagian penyusun utama jaringan
tanaman berkayu. Hemiselulosa merupakan senyawa polisakarida yang mudah
larut dalam alkali dan mudah terhidrolisis oleh asam mineral menjadi gula dan
senyawa lain. Lignin adalah bagian paling dominan pada selulosa, memiliki peran
membentuk lapisan di antara serat yang kemudian mengikat antar serat selulosa
dalam kayu atau bukan kayu [14]. Pektin adalah senyawa polimer yang dapat
mengikat air, membentuk gel, atau mengentalkan cairan bersama gula dan asam
sitrat [15]. Sifat dari serabut kelapa diantaranya adalah tahan terhadap pelapukan
gangguan mikroorganisme, serta lebih ringan dari serat lainnya. Serat serabut
kelapa tidak mudah membusuk karena tidak terdapat pengurai yang dapat
merusak ijuk dan serabut kelapa [16].
1.1.5. Matriks
Matriks digunakan sebagai pengikat filler dan melindungi filamen di dalam
struktur komposit. Terdapat beberapa jenis matriks diantaranya logam, keramik,
dan polimer. Komposit dengan matriks polimer memiliki kelebihan diantaranya
lebih mudah dibuat dan suhu operasinya yang rendah dibandingkan dengan logam
dan keramik. Matriks polimer dibagi berdasarkan jenis polimer yang digunakan
yaitu termoset dan termoplastik.
17
Resin epoksi dikenal merupakan salah satu dari jenis matriks polimer thermoset
yang dibentuk melalui proses polimerisasi kondensasi. Keunggulan resin epoksi
adalah ketahanannya terhadap panas dan kelembaban, sifat mekanik yang baik,
tahan terhadap bahan kimia, sifatnya yang isolator, sifat perekatnya yang baik
terhadap berbagai bahan, dan mudah dibuat atau dimodifikasi. Kekurangan dari
resin epoksi adalah sifatnya yang sensitif terhadap air, kekuatannya yang rendah
dan cenderung rapuh, sehingga saat ini terus dilakukan penelitian untuk
meningkatkan kekuatan jenis matriks ini [13]. Gambar 2.4 menunjukkan jenis
resin epoksi.
18
Tabel 2.5 Jenis polimer konduktif [18].
Konduktivitas Kemungkinan
Polimer -1 -1
Stabilitas
(Ω cm ) Pembuatan
Polyactylene 1000 - 100000 Buruk Terbatas
Polyphenylene 1000 Buruk Terbatas
PPS 100 Buruk Sangat Baik
PPV 1000 Buruk Terbatas
Polypyroles 100 Baik Baik
Polythiophenes 100 Baik Sangat Baik
Polyaniline 10 Baik Baik
Dengan adanya polimer konduktif di dalam suatu komponen dasar, dapat merubah
sifat dasar yang tidak konduktif menjadi konduktif. Nilai konduktif listrik yang
dihasilkan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan sifat dasar dari polimer konduktif
yang digunakan. Selain itu, dapat dipengaruhi juga oleh adanya penambahan
volume fraksi bahan pengisi di dalam suatu komponen (salah satunya material
komposit).
Polimer konduktif dengan bahan dasar organik seperti Polietilena terftalat (PET),
Polipirol (Ppy), dan Polianilin (PANi) banyak dimanfaatkan karena sifatnya yang
lebih mudah terurai dibandingkan dengan material anorganik seperti Ni-Cd, Li-
ion, dan Ni. Polianilin (PANi) merupakan jenis polimer konduktif memiliki sifat
stabil yang baik, mudah dibuat, dan mempunyai konduktivitas yang tinggi [19].
Polyaniline adalah polimer berbasis fenilena yang khas, memiliki sifat fleksibel
secara gugus -NH- dalam rantai polimer. Polyaniline memiliki representasi
khusus karena (1) monomer tidak mahal, (2) mudah dalam proses sintesis, (3)
19
lebih ramah lingkungan, (4) doping sederhana pada asam protonik, (5) konversi
monomer menjadi polimer lebih mudah, (6) Proses polimerisasi dengan rendemen
yang tinggi, (7) tingkat konduktivitas yang relatif tinggi, (8) bisa diolah dengan
basa garam sebagai penghantar kemudian diubah ke bentuk dasarnya, (9) Sifat
listriknya dapat diatur dengan proses oksidasi dan protonasi, (10) Stabilitas yang
tinggi, (11) Memiliki peran penting pada pembentukan ikatan antar rantai pada
atom hidrogen dengan benzenoid, dan (11) Banyak polimer dengan sifat non-
degenerasi seperti Polythiophene dan Polypyroles, berbeda denga aniline yang
dari pada kedua cincin karbon dan nitrogen berada pada jalur konjugasi [20].
20
Gambar 2.3 Multi Walled Carbon Nanotube (MWCNT).
MWCNT memiliki peran untuk meningkatkan konduktivitas listrik, mekanik,
thermal, membantu transfer beban dari matriks ke bahan penguat (misalnya tekstil
kevlar atau serat karbon). MWCNT memiliki beberapa kesamaan sifat kimia
dengan Single Walled Carbon Nanotube (SWCNT), perbedaan yang paling
terlihat adalah pada diameter luar yang lebih besar pada MWCNT, namun sifatnya
kurang reaktif dibandingkan dengan SWCNT. MWCNT memiliki kepadatan yang
sangat rendah antara 0,03 g/cm3 dan 0,22 g/m3. MWCNT dapat tahan pada suhu
yang sangat panas dan kerapatan arus yang sangat tinggi. Penambahan serbuk
CNT 5-10% sudah cukup untuk meningkatkan konduktivitas listrik dari jenis
matriks keramik sebesar 5-8 kali lipat, dan umumnya sifat mekaniknya juga
membaik. Studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa Konduktivitas listrik
pada MWCNT dan SWCNT masing-masing 3000 W/mK dan 2000 W/mK [24].
21
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Jepang, jumlah penumpang
yang mengalami cedera dan kematian akibat sambaran petir mengalami
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir [28][29].
Pada pesawat terbang sebagian besar strukturnya terdiri dari material logam.
Perubahan kemudian dilakukan dengan mengganti material logam dengan Carbon
Fiber Reinforced Polymer (CFRP), namun konduktivitas listriknya tidak sebaik
material logam seperti aluminium. Hal ini yang merupakan masalah yang serius
pada upaya perlindungan dari sambaran petir [27].
22
Sementara itu studi yang banyak dilakukan saat ini adalah menemukan material
alternatif untuk membuat mobil lebih ringan sehingga dapat menghemat bahan
bakar [26]. Serat karbon merupakan serat sintetis yang tidak dapat didaur ulang
sehingga tidak ramah lingkungan. Komposit alami serat kelapa merupakan
alternatif bahan yang dapat digunakan menggantikan serat sintetis karena ramah
lingkungan dan sudah banyak diaplikasikan pada bagian dalam maupun luar
kendaraan seperti pada kopling/clucth, running boards mobil, dan spatbor depan
motor matic [32][33][34]. Serat kelapa yang dilapisi dengan polyaniline
digunakan sebagai penguat serta epoxy resin dan Multi Walled Carbon Nanotube
(MWCNT) sebagai matriks pada komposit. Polyaniline dan MWCNT diharapkan
dapat meningkatkan konduktivitas komposit sehingga baik digunakan sebagai
material sistem proteksi sambaran petir.
Pada penelitian ini, akan digunakan epoxy resin sebagai matriks dan serat alami
sebagai penguat. Serat alami yang digunakan adalah serat sabut kelapa. Selain itu,
ditambahkan bahan filler konduktif yaitu Multi Walled Carbon Nanotube
(MWCNT) dan polimer konduktif polyaniline. MWCNT dan polyaniline
digunakan untuk meningkatkan konduktivitas material komposit sehingga
diharapkan dapat digunakan sebagai material sistem proteksi petir.
23
BAB III. METODE PENELITIAN
Studi literatur dilakukan selama 4 pekan untuk mencari permasalahan dan metode
penyelesain dari berbagai topik yang didapatkan dari jurnal dan penelitian
sebelumnya untuk mendukung topik penelitian yang akan dilakukan. Kemudian
perancangan metode adalah menyusun secara sistematis metode yang akan
dilakukan berdasarkan literatur yang telah dipelajari, dilakukan selama 3 pekan.
Pembuatan material direncanakan selama 4 pekan di mulai dengan preparasi serat
24
kelapa, pembuatan komposit, dan pembuatan sampel uji. Dilanjutkan dengan
pengukuran material komposit dan pengambilan data yang diperlukan pada
penelitian selama 4 pekan.
Mulai
Studi Literatur
Perancangan Metode
Pengujian
Analisa data
Kesimpulan
Selesai
25
1.4. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. NaOH 9. Hardener
2. Serat kelapa 10. MWCNT
3. Cairan Polyvinyl Alcohol (PVA) 11. Impulse generator
4. HCl 12. Osiloskop
5. Aniline 13. Rogowski Coil beserta integrator
6. Ammonium Persulfate (APS) 14. Laptop
7. Aquades 15. Kaca Ukuran 30 cm x 30 cm
8. Resin Epoksi
Gambar 3.2 Diagram blok pembuatan dan pengujian komposit serat kelapa
Pada tahap pertama adalah membuat alat dan bahan penelitian meliputi perlakuan
terhadap serat kelapa berupa proses perendaman serat kelapa dengan NaOH untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada serat dan mengurangi kadar lignin
pada serat sehingga meningkatkan sifat mekanis serat. Kemudian dilanjutkan ke
tahap pembuatan komposit dengan merendam serat pada larutan HCL, aniline,
dan ammonium persulfate untuk meningkatkan sifat konduktif dari serat kelapa.
Setelah didapatkan serat kelapa tersebut, dilanjutkan dengan proses pembuatan
sampel uji dari bahan komposit serat kelapa. Resin epoksi yang diberi serbuk
Multi Walled Carbon Nanotube digunakan sebagai perekat serat kelapa dalam
pembuatan komposit. Setelah itu dilanjutkan dengan proses pembuatan kotak
sampel uji menggunakan komposit yang sudah dibuat. Dan, pada tahan terakhir
26
adalah pengukuran sampel uji dengan pembangkitan tegangan tinggi impuls serta
mengukur tegangan flashover menggunakan kumparan rogowski.
2. Rendam serat sabut kelapa dengan larutan NaOH 5% selama 2 jam seperti
pada gambar 3.4.
27
Gambar 3.5. Pencucian Serat Kelapa
28
Gambar 3.7 Penimbangan Serat Kelapa
3. Setelah 6 jam, kemudian serat kelapa dicuci dengan larutan HCl. Selanjutnya,
keringkan serat sabut kelapa ke dalam oven selama 6 jam dengan suhu 45 oC.
Hasil dari proses preparasi dapat dilihat pada gambar 3.9.
29
Gambar 3.9 Hasil Polimerisasi Serat Kelapa
a) b)
Gambar 3.10 a) Resin Epoksi dan b) MWCNT
2. Melumasi cetakan (kaca) dengan cairan PVA sebagai zat anti-perekat, untuk
mencegah menempelnya material komposit pada cetakan saat setelah proses
pencetakan selesai.
30
Gambar 3.11 Polyvinyl Alcohol (PVA)
31
Gambar 3.14 menunjukkan skema pengukuran tegangan flashover pada kotak
komposit. Elektroda atas ditempatkan sejajar dengan elektroda bawah. Elektroda
atas dan bawah dipasang sekitar 2 mm di atas dan di bawah bagian atap kotak
komposit. Sebuah kotak kaca ditempatkan di bagian bawah kotak komposit dan
terhubung ke tanah. Kotak komposit digunakan untuk mengisolasi elektroda
bawah.
1 6 2
7
5
3 4
32
Prosedur pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan kotak komposit yang akan digunakan dan penopang kotak
komposit yang terbuat dari pipa PVC. Kemudian menyiapkan peralatan alat
tulis dan laptop.
2. Selanjutnya meletakkan kotak komposit pada penopang dan mengatur jarak
antar elektroda uji dengan kotak komposit dengan jarak 2 mm serta
memasang kabel ground pada elektroda bawah kotak komposit. Lalu,
meletakkan Kumparan Rogowski pada bagian kabel ground elektroda bawah
sebagai alat ukur tegangan flashover.
3. Setelah kotak komposit, elektroda, dan Kumparan Rogowski telah siap,
kemudian melakukan pengukuran dengan mengaktifkan pembangkit tegangan
tinggi impuls dan melakukan pengkalibrasian osiloskop.
4. Setelah kotak komposit siap, maka tegangan impuls akan dibangkitkan pada
tegangan sumber AC 6 kV. Pengujian dilakukan dengan 10 kali percobaan di
daerah yang sama pada kotak komposit.
5. Setelah semua pengukuran dan pengambilan data selesai, maka selanjutnya
adalah mematikan semua peralatan. Kemudian peralatan dan penopang kotak
komposit kembali dirapikan seperti kondisi sebelumnya.
33
BAB IV. HASIL DAN PEMBASAHAN
Sampel 1
45
(CF-PANI 5%/CNT)
Sampel 2
50
(CF-PANI 10%/CNT)
Sampel 3
(CF 5%)
Tanpa polimerisasi 35
polyaniline dan filler
MWCNT
34
Kemudian dilakukan pengukuran menggunakan rangkaian tegangan tinggi impuls
pada masing-masing sampel kotak komposit seperti pada gambar 3.14.
25
L = 20 μH
Tegangan (kV)
15 L = 50 μH
L = 60 μH
5 L = 70 μH
-5 L = 110 μH
-15
Waktu (μs)
35
Sedangkan kenaikan nilai induktor cenderung menghasilkan kenaikan nilai
puncak tegangan impuls walaupun terjadi fluktuasi pada nilai induktor 50 H.
4.2.2 Pengukuran Kotak Uji
A) Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls untuk Kotak Komposit CF-
PANI 5%/CNT
Pengukuran dilakukan dengan nilai tegangan flashover 9,4 kV, 8,6 kV, 8,4 kV,
8,8 kV, 8 kV untuk nilai induktor sebesar 20 H, 50 H, 60 H, 70 H, dan 110
H secara berurutan pada kotak uji komposit serat kelapa CF-PANI 5%/CNT.
Gambar 4.2 adalah gabungan gelombang tegangan flashover yang diukur dengan
Kumparan Rogowski. Data Hasil pengukuran dan tampilan gelombang tegangan
flashover pada masing-masing nilai induktor dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Gambar 1-5 pada Lampiran 3.
L = 50 μH
6
L = 60 μH
4
L = 70 μH
2
L = 110 μH
0
-20.0050.3850.7651.1451.5251.9052.2852.6653.0453.4253.805
-4
Waktu (μs)
Data tegangan flashover pada komposit CF-PANI 5%/CNT dengan nilai induktor
yang bervariasi ditampilkan pada Tabel 4.3.
36
9,4 8,6 8,4 8,8 8
37
Tegangan Flashover Dengan Variasi Nilai Induktor
Pada CF-PANI 10%/CNT
12
10
8 L = 20 μH
Tegangan (kV)
L = 50 μH
6
L = 60 μH
4
L = 70 μH
2
L = 110 μH
0
-20.0050.3850.7651.1451.5251.9052.2852.6653.0453.4253.805
-4
Waktu (μs)
38
.
Gambar 4.5 Flashover pada kotak komposit CF-PANI 10%/CNT.
6 L = 50 μH
4 L = 60 μH
2 L = 70 μH
0 L = 110 μH
-20.0050.3850.7651.1451.5251.9052.2852.6653.0453.4253.805
-4
-6
Waktu (μs)
Gambar 4.6 Perbandingan Tegangan flashover dengan Variasi Nilai Induktor pada
Kotak Komposit CF 5%.
39
Data tegangan flashover pada komposit CF 5% dengan nilai induktor yang
bervariasi ditampilkan pada Tabel 4.5.
40
Perbandingan Tegangan Puncak Dengan Variasi
Nilai Induktor dan Serat Kelapa
12
10
8 L = 20 μH
Tegangan (kV)
L = 50 μH
6 L = 60 μH
L = 70 μH
4
L = 110 μH
2
0
CF-PANI 5%/CNT CF-PANI CF 5%
10%/CNT
Jenis Komposit
Secara teori semakin besar persentase serat yang dipolimerisasi polianiline maka
semakin konduktif kotak uji yang dibuat, sehingga arus yang mengalir lewat kotak
uji semakin besar dan tegangan flashover yang dihasilkan menjadi semakin besar.
Gambar 4.8 menunjukkan tegangan flashover pada komposit CF-PANI 10%/CNT
adalah yang paling tinggi, sedangkan tegangan flashover pada komposit CF 5%
adalah yang paling rendah.
41
menyebabkan terjadi perubahan sifat fisik pada kotak uji akibat adanya
pemanasan dari pengukuran sebelumnya.
42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kotak komposit yang dibuat dari serat yang dipolimerisasi dan resin yang
diberi filler MWCNT yaitu CF-PANI 5%/CNT dan CF-PANI 10%/CNT
menghasilkan tegangan flashover yang lebih besar dari kotak komposit
CF5% tanpa polimerisasi. Hal ini karena konduktivitas pada kotak uji dengan
persentase serat kelapa yang dipolimerisasi lebih besar daripada serat kelapa
yang tanpa polimerisasi.
2. Tegangan flashover pada komposit CF-PANI 10%/CNT lebih besar daripada
komposit CF-PANI 5%/CNT karena konduktivitas komposit CF-PANI
10%/CNT lebih besar akibat kandungan serat kelapa yang dipolimerisasi
lebih banyak.
3. Nilai induktor yang digunakan pada rangkaian mempengaruhi nilai tegangan
flashover yang dihasilkan. Semakin tinggi induktansi yang diberikan pada
induktor, menghasilkan nilai tegangan flashover yang cenderung menurun
meskipun tidak secara signifikan.
43
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Penelitian selanjutnya dapat memperbanyak variasi serat alami dan jenis resin
yang digunakan dengan matriks yang lebih konduktif.
2. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kelembaban dan suhu ruangan yang
sama.
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pujiati, Retno. 2017. Analisa Teknis Bahan Komposit Dari Serat Alami
Ampas Tebu Untuk Bahan Alternatif Pembuatan Kulit Kapal [Skripsi].
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
[2] Zebua, Rahmat. 2015. Preparasi dan Karakterisasi Komposit Resin Dgeba
(Digylycidyl Ether of Bisphenol A) secara In-situ dengan Pengisi Seat Sabut
Kelapa [Tesis]. Universitas Sumatera Utara. Medan.
[3] Pecas, P. dkk, “Natural Fibre Composites and Their Applications : A
Review”, Journal of Composites Science, vol. 2, no. 66, 2018,
doi:10..3390/jcs2040066.
[4] Sadiqsha H A J, Pradeep P Patil, “A Review on Natural Fibre Composites”,
Journalof Xidian University, vol.14, no.6, pp. 1001-2400, 2020,
doi:10.3896/jxu14.6/332.
[5] H. Fahmi, H. Hermansyah, “Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit Resin
Polyester/Serat Daun Nenas Terhadap Kekuatan Tarik”, Jurnal Teknik Mesin,
vol. 1, no. 1, pp. 46-52, 2011.
[6] I. Mawardi, A. Rizal, “Kajian Perlakuan Serat Sabut Kelapa Terhadap Sifat
Mekanis Komposit Epoksi Serat Sabut Kelapa”, Jurnal Polimesin, vol. 15,
no. 1, 2017.
[7] Rindrawan, Felicitas F. 2016. Karakteristik Kekuatan Komposit Serabut
Kelapa Dengan Variasi Arah Serat [Skripsi]. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
[8] S. Habibie, dkk, “Serat Alam Sebagai Bahan Komposit Ramah Lingkungan,
Suatu Kajian”, JITM, vol. 2, no. 2, 2021.
[9] K. Diharjo, “Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Tarik Bahan
Komposit Serat Rami-Polyester”, Jurnal Teknik Mesin, vol. 8, no. 1, pp. 8-13,
2006.
45
[10] G. E. Nugroho. 2017. Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Tandan
Kosong Kelapa Sawit Menggunakan NaOH Dengan Fraksi Volume 4%, 6%,
dan 8% [Skripsi]. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
[11] Liu, K. Takagi, H. Osugi, R. Yang, Z., “Effect of Lumen Size on The
Effective Transverse Thermal Conductivity of Unidirectional Natural Fiber
Composites”, Composites Science and Technology, vo. 72, no. 5, pp. 4586-
4589, 2011.
[12] Naik, J B. Mishra, S., “Studies on Electrical Properties of Natural Fiber :
HDPE Composites”, Polymer-Plastic Technology and Engineering, vol. 44,
pp. 687-693, 2005, doi: 10.1081/PTE-200057818.
[13] Zebua, Rahmat. 2015. Preparasi dan Karakterisasi Komposit Resin Dgeba
(Digylycidyl Ether of Bisphenol A) secara In-situ dengan Pengisi Seat Sabut
Kelapa [Tesis]. Universitas Sumatera Utara. Medan.
[14] Gustinenda, Beta Y. 2017. Sintesis Superabsorben Aerogel Selulosa Berbasis
Sabut Kelapa [Skripsi]. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
[15] F. P. Nurani., “Penambahan Pektin, Gula, dan, Asam Sitrat Dalam
Pembuatan Selai dan Marmalade Buah-buahan”, Journal of Food Technology
and Agroindustry, vol. 2, no. 1, 2020.
[16] Nasution, Polaris., dkk., “Karakteristik Fisik Komposit Sabut Kelapa Sebagai
Insulator Palka Ikan”, Berkala Perikanan Terubuk, vol. 42, no. 2, 2014.
[17] Suryanto, Heru. Biokomposit Starch-Nanoclay : Sintesis dan Karakterisasi.
Cet. 1. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang, 2019
[18] Saputra, Beringin. 2009. Pengaruh Penambahan Polyaniline Terhadap
Karakteristik Komposit Epoxy Resin/Grafit Sintesis dan Carbon Black
Sebagai Material Pelat Bipolar Untuk Polymer Electrolyte Membrane Fuel
Cell [Skripsi]. Universitas Indonesia. Depok.
[19] Hanafi, Salim A. 2020. Sintesis Bahan Sensor Dari Material Konduktif
Komposit Polianilin-Selulosa (Nata De Coco) [Skripsi]. Universitas Jember.
Jember.
[20] A. Kanhegaokar, Shivkaylan, “Studies on Conducting Polymers Syinthesis
and Characterization of Conducting Polymer Blends”, Polymer Science &
Engineering National Chemical Laboratory/Pune, 2004.
46
[21] C. Merlini., dkk., “Polyaniline-coated Coconut Fibers : Structure, Properties
and Their Use as Conductive Additives in Matrix of Polyurethane Derived
from Castrol Oil,” Polymer Testing, vol. 38, pp. 18-25, 2014, doi:
10.1016/j.polymertesting.2014.06.005.
[22] D. Abdullah., dkk., “Peningkatan Sifat Mekanik Polimer Epoksi Akibat
Penambahan Multi-Wall Carbon Nanotube (MWCNT) dengan Fraksi Berat
5% Melalui Metode Dispersi Ultrasonik”, Proceeding Seminar Tahunan
Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV UGM, 2012.
[23] Alemour B, Bradan O, Hassan MR (2019) A Review of Using Conductive
Composite Materials in Solving Lightning Strike and Ice Accumulation
Problems in Aviation. J Aerosp Technol Manag, 11:e1919.
https:doi.org/10.5028/jatm.v11.1022.
[24] L. Dong-Kwan., dkk., “Electrical and Thermal Properties of Carbon
Nanotube Polymer Composites with Various Aspect Ratios”, Materials 2022,
15, 1356, doi:10.3390/ma15041356.
[25] A. A. Kareem, H. K. Rasheed, “Electrical and Thermal Characteristics of
MWCNTs Modified Carbon Fiber/Epoxy Composite Films,” Sciendo, vol.
37, no. 4, 2019, doi: 10.2478/msp-2019-0081.
[26] Alkhteeb, Sultan A., dkk, “Artificial Lightning Tetst on Metal and CRFP
Automotive Bodies: A Comparative Study”, SAE Int, J Trans. Safety, vol. 7,
no. 1, 2019, doi: 10.4271/09-07-01-0001.
[27] Evans S, Revel I, Cole M, “Lightning Strike Protection of Aircraft Structural
Joints”, ICLP, 2014.
[28] Yamamoto K, Takahashi N, Naito Y, Yanagawa S, Matsui M, “Accident of
Automobile Due to Lightning”, ICLP, 2014.
[29] Yanagawa S, Yamamoto K, Naito Y, Takahashi N, Matsui M,” Investigation
of Lightning Accidents on Automobiles”, ELSEVIER, 2015.
[30] Siregar, Arizona X. 2009. Proteksi Pesawat Terbang Boeing 737-200
Terhadap Sambaran Petir [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan.
[31] Khoirudin, Mukhlis. 2020. Sistem Keamanan Pesawat Terbang Terhadap
Listrik Statis dan Sambaran Petir [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
47
[32] P. I. Purboputro, “Pengaruh Komposisi Serat Kelapa Terhadap Kekerasan,
Kausan dan Koefisien Gesek Bahan Kopling Gesek Kendaraan Pada Kondisi
Kering dan Pembasahan Oli”, Simposium Nasional RAPI XIV, 2015.
[33] A. Setiawan, D. Rahmalina, “Pengembangan Komposit Polimer Epoxy
Berpenguat Serat Bambu Dan Serat Sabut Kelapa Untuk Aplikasi Running
Boards”, TEKNOBIZ, vol. 5, no. 1, 2015.
[34] M. A. Shomad, A. Sofyan, “Analisis Karakterisasi Komposit Hybrid pada
Spatbor Depan Motor Matic”, Jurnal Engine, vol. 4, no. 2, pp. 68-75, 2020.
[35] Naito Y, Yanagawa S, Yamamoto K, “High Voltage Impulse Experiment on
Electric Automobiles and its Verification”, ICLP, 2014.
48
LAMPIRAN
49
LAMPIRAN 1
Adapun rumus pengenceran lartan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
V1M1 = V2M2
Keterangan :
V1 = Volume larutan pekat (L)
M1 = Konsentrasi larutan pekat (M)
V2 = Volume larutan encer (L)
M2 = Konsentrasi larutan encer (M)
Berikut adalah perhitungan pengenceran larutan HCl, Aniline, dan Ammonium
Persulfat (APS) yang akan dibuat untuk melakukan proses polimerisasi aniline
yaitu sebagai berikut :
HCl (0,1 mol/L)
Diketahui :
M1 = 0,1 mol/L, M2 = 93,13 mol/L, dan V1 = 1 Liter
Sehingga diperoleh V2 yaitu :
V1M1 = V2M2
1000 x 0,1 = V2 x 36,46
V2 = 2,7 mL
Aniline (0,2 mol/L)
Diketahui :
M1 = 0,2 mol/L, M2 = 93,13 mol/L, dan V1 = 1 Liter
Sehingga diperoleh V2 yaitu :
V1M1 = V2M2
1000 x 0,2 = V2 x 36,46
V2 = 2,1 mL
APS (0,1 mol/L)
Diketahui :
M1 = 0,1 mol/L, M2 = 228,2 mol/L, dan V1 = 1 Liter
Sehingga diperoleh V2 yaitu :
V1M1 = V2M2
1000 x 0,1 = V2 x 228,2
V2 = 0,4 mL
50
LAMPIRAN 2
Adapun rumus perhitungan untuk pencampuran serat, resin, dan MWCNT adalah
sebagai berikut :
= 300 x 300 x 1
= 90.000 mm3
= 90 ml
Resin dan katalis dituang pada sebuah gelas ukur dengan perbandingan 2 : 1 dari
volume cetakan.
Vresin = 60 ml
Vkatalis = 30 ml
= 0,45 gram
51
LAMPIRAN 3
Data hasil pengukuran tegangan tinggi impuls pada sampel uji CF-PANI
5%/CNT, CF-PANI 10%/CNT, dan CF 5% ditampilkan pada Tabel dan Gambar
di bawah.
A) Gelombang keluaran rangkaian pembangkitan tegangan tinggi impuls
dengan variasi induktor pada kotak uji CF-PANI 5%/CNT.
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
52
Tegangan Puncak Dengan Nilai Induktor 60 μH
Pada CF-PANI 5%/CNT
10
8
Tegangan (kV)
6
4
2
0
0.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-2
Waktu (μs)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
53
Tegangan Puncak Dengan Nilai Induktor 110 μH
Pada CF-PANI 5%/CNT
10
8
Tegangan (kV)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
54
Tegangan Puncak Dengan Nilai Induktor
50 μH Pada CF-PANI 10%/CNT
12
10
8
Tegangan (kV)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
6
4
2
0
0.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-2
Waktu (μs)
55
Tegangan Puncak Dengan Nilai Induktor
70 μH Pada CF-PANI 10%/CNT
12
10
8
Tegangan (kV)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
56
C) Gelombang keluaran rangkaian pembangkitan tegangan tinggi impuls
dengan variasi induktor pada kotak uji CF 5%.
6
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
Waktu (μs)
6
4
2
0
0.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-2
Waktu (μs)
57
Tegangan Puncak Dengan Nilai Induktor
60 μH Pada CF 5%
10
8
6
Tegangan (kV)
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
-6
Waktu (μs)
8
Tegangan (kV)
0
0.0050.2850.5650.8451.1251.4051.6851.9652.2452.5252.8053.0853.3653.6453.925
-2
Waktu (μs)
58
Tegangan Puncak Dengan Nilai Induktor
110 μH Pada CF 5%
10
8
6
Tegangan (kV)
4
2
0
-20.0050.2950.5850.8751.1651.4551.7452.0352.3252.6152.9053.1953.4853.775
-4
-6
Waktu (μs)
59
Tabel 1. Data hasil pengukuran pada sampel uji CF-PANI 5%/CNT.
Tegangan (kV)
Waktu (μs)
L = 20 μH L = 50 μH L = 60 μH L = 70 μH L = 110 μH
0 -2 -1 -1 -0,4 -1,6
0,005 -1,8 -0,6 -0,4 -0,4 -1
0,01 0 1 0,8 0,4 0,6
0,015 2,2 3 2,4 1,6 2,8
0,02 4,2 4,8 4 3,2 4,8
0,025 5,2 6,4 5,6 4,8 6,6
0,03 5,4 7,2 6,6 6,2 7,8
0,035 5,4 7 7,2 7,6 8
0,04 5,6 6,4 7 8 8
0,045 6,2 5,4 6,4 7,8 7,2
0,05 6,6 4,8 5,4 7,2 6,4
0,055 5,8 4,2 4,6 6,4 4,6
0,06 4,6 3,2 3,6 4,8 3,2
0,065 3 3 2,8 3,6 1,6
0,07 1,6 2,8 2,4 2,6 0,8
0,075 1,6 3,2 2,4 1,8 0,8
0,08 2,8 4 2,8 2 1,6
0,085 4,4 5 2,8 2,4 3
0,09 5,4 6 3,2 3,4 4
0,095 6 7 3,4 4,8 4,8
0,1 6,4 7,4 4 6 5,6
0,105 6,2 7 4,4 7 6
0,11 6,6 6,4 4,6 7,6 6
0,115 7,2 6 4,6 8,2 5
0,12 7,8 5,6 4,4 8 4
0,125 7,2 5,4 3,8 7,4 2,4
0,13 6 5 3,4 6,6 0,8
0,135 4,2 4,8 3 5 0,2
0,14 3,2 4,6 2,8 4 0
0,145 2,4 4,4 2,6 3 0,6
0,15 2,6 4,4 2,8 2,2 1,6
0,155 3,2 4,4 2,8 1,8 2,8
0,16 4 4,8 3 2,2 4
0,165 4,4 4,8 3,4 2,8 5,6
0,17 4,4 4,6 3,8 4 6,6
0,175 4,4 4,2 4,4 5 7
0,18 4,8 4 4,8 5,8 7,2
0,185 5,4 4 5,2 6,6 6
0,19 6,4 4,2 5,4 7 4,8
0,195 6,4 4,8 5,2 6,8 3,8
0,2 5,6 5,2 5 6,8 3,2
60
0,205 4,8 5,4 4,6 6,2 2,8
0,21 3,8 5,6 3,8 5,4 2,6
0,215 3,2 5,4 3,4 4,4 2,8
0,22 3,2 5,4 3 3,8 3,2
0,225 3,4 5,4 3,2 3,2 4
0,23 4 5,2 3,2 3,2 4,8
0,235 4 5,2 3,6 3,6 5,6
0,24 4,4 4,8 4,2 4,2 5,6
0,245 4,8 4,4 4,4 5,2 5,4
0,25 5 4,6 4,6 5,8 4,8
0,255 6 4,8 4,8 6,8 3,8
0,26 7,2 5,4 4,6 7,2 3,4
0,265 7,8 6 4,4 7,6 2,8
0,27 7,6 6,4 4 7,4 2,4
0,275 6,8 6,4 3,8 7 2,6
0,28 5,6 6,6 3,4 6 2,8
0,285 4,8 6,4 3 5,2 3,4
0,29 4,2 6,2 3 4,2 4,4
0,295 4 5,6 3,2 4 5,2
0,3 4 5,2 3,8 3,6 6
0,305 3,8 4,6 4,6 3,6 6,4
0,31 3,8 4,4 5,2 3,8 6,4
0,315 4,2 4,4 6 4,4 6,2
0,32 5 4,6 6,4 5,4 6
0,325 6,2 5,4 6,8 6,4 5,4
0,33 7,4 6 6,8 7,6 5
0,335 8,2 6,8 6,4 8,2 4,6
0,34 8,4 7,2 5,8 8,4 4,4
0,345 7,8 7,8 5,4 8,4 4,2
0,35 7 7,8 4,8 7,8 4,4
0,355 5,6 7,2 4,4 7 4,8
0,36 4,8 6,8 4 6 4,8
0,365 4,4 6 3,6 5,4 5,4
0,37 4 5 3,6 4,4 5,6
0,375 4 4,4 3,6 4 5,2
0,38 4 4 4,4 4 5
0,385 4,2 4 4,6 4,2 4,8
0,39 5 4,6 5 4,8 4,4
0,395 6,4 5,2 5,6 5,6 4
0,4 7,6 6,2 5,6 6,4 3,8
0,405 8,2 7 5,6 7,2 3,4
0,41 8,4 7,8 5,2 7,6 3,6
0,415 7,8 8,2 4,8 7,8 4
0,42 7 8 4,6 7,6 4,6
61
0,425 5,8 7,2 4,4 7,2 5,2
0,43 4,6 6,4 4 6,2 5,6
0,435 4 5 4 5,4 6
0,44 3,4 4 4 4,6 6
0,445 3,2 3,6 4,2 4 6
0,45 3,2 3,4 4,6 3,8 5,6
0,455 3,4 3,2 5 3,8 5,2
0,46 4,2 3,8 5,6 4,2 4,8
0,465 5,4 4,4 5,8 4,8 4,4
0,47 6,6 5,6 6 5,6 4
0,475 7,6 6,6 6,2 6,4 4
0,48 8 7,6 5,8 6,8 4,4
0,485 8,2 8,2 5 7,6 5
0,49 7,6 8,2 4,8 7,8 5,6
0,495 6,6 7,6 4,4 7,8 6
0,5 5,6 6,8 4 7,2 6,2
0,505 5 5,8 4 6,8 6,2
0,51 4,4 5 4,2 6 6,2
0,515 4 4,8 4,8 5,6 6
0,52 4 4,6 5,2 5 5,6
0,525 4,4 4,6 6 5 5,4
0,53 4,8 4,8 6,4 5,2 4,8
0,535 6 5,6 6,8 5,4 4,6
0,54 7 6,6 6,8 6 4,8
0,545 8 7,4 6,6 6,6 5
0,55 8,6 8 6,4 7,2 5,4
0,555 8,6 8,2 5,6 7,6 5,8
0,56 7,8 8 5,2 8 6
0,565 7,2 7,2 4,6 7,8 6,2
0,57 6,2 6,4 4,6 7,4 6,4
0,575 5,2 5,8 4,6 7,2 6,2
0,58 4,8 5,2 4,8 6,4 5,8
0,585 4,4 4,8 5 5,8 5,6
0,59 4 4,8 5,6 5,6 5,6
0,595 4,4 5 6,2 5,2 5,4
0,6 5 5,4 6,6 5,2 5,4
0,605 6 6,4 7 5,4 5,6
0,61 7 7 7,2 5,8 6
0,615 7,6 7,6 7,2 6,4 6,4
0,62 8 8 7 7,2 6,6
0,625 8,2 8,2 6,8 7,6 6,8
0,63 8 7,8 6,4 8 6,8
0,635 7,2 7,2 6 8 6,4
0,64 6,4 6,4 5,4 8 6,2
62
0,645 5,6 5,8 5 7,6 5,6
0,65 5 5,2 4,8 7,2 5,4
0,655 4,8 5 4,6 6,6 4,8
0,66 4,8 5,2 4,6 6,2 4,4
0,665 4,8 5,6 4,6 5,6 4,2
0,67 5,4 6,4 4,8 5,6 4,2
0,675 6,2 6,8 5,4 5,6 4,4
0,68 7 7,4 5,8 5,6 4,8
0,685 7,6 8 6 6,4 5,4
0,69 8 8 6,4 6,8 6
0,695 8,2 8,2 6,8 7,2 6,2
0,7 8 8 6,6 7,6 6,6
0,705 7,6 7,2 6,4 8 6,6
0,71 7,2 6,6 6,2 8 6,6
0,715 6,4 6,2 6 8 6,4
0,72 5,8 5,6 5,6 7,6 6
0,725 5,4 5,6 5,4 7,2 5,6
0,73 5,2 5,6 5,4 6,6 5,2
0,735 5 6 5,2 6,2 5,2
0,74 5 6,4 5,4 5,8 5,2
0,745 5,4 6,4 5,8 5,6 5,4
0,75 6 6,8 6,4 5,6 5,8
63
Tabel 2. Data hasil pengukuran pada sampel uji CF-PANI 10%/CNT.
Tegangan (kV)
Waktu (μs)
L = 20 μH L = 50 μH L = 60 μH L = 70 μH L = 110 μH
0 -0,2 -0,2 -0,6 -0,4 -1
0,005 -0,8 -0,2 -0,4 -0,8 -0,2
0,01 0,2 0,6 0 0 1,2
0,015 1,8 2,2 1 0,8 3
0,02 3,6 4,2 2,4 2,8 4,8
0,025 5,6 6,4 3,8 4,6 6,8
0,03 6,4 8 5,2 6 8
0,035 7 9,2 6,2 7,6 8,8
0,04 7 9,6 6,6 8 9
0,045 6,6 8,8 6,6 8,2 8,6
0,05 6,4 7,6 6,2 8 7,6
0,055 6 5,6 6 7 6,2
0,06 4,6 4 4,8 5,4 4,8
0,065 3,4 2,2 3,4 3,8 3,8
0,07 2,6 1,2 2 2,2 2,8
0,075 1,6 0,8 1 0,8 2,6
0,08 1,6 1,4 0,4 0,2 2,6
0,085 2,6 2,4 0,2 0,4 3,6
0,09 3,8 4 0,2 1 4,4
0,095 4,8 5,6 0,4 2,4 5,6
0,1 5,6 6,8 0,8 3,8 6,4
0,105 5,6 7,4 2 5,6 7,2
0,11 5,8 7,6 3,8 7,8 7,2
0,115 5,8 6,8 5,4 9,4 7
0,12 5,4 5,8 6,6 10,2 6,4
0,125 5,2 4,6 7,2 10,6 5,8
0,13 4,8 3,6 7,2 9,8 5
0,135 4 3 6,6 9 4,8
0,14 3,4 2,2 5,6 7,6 4,6
0,145 3 2,4 4,8 5,4 4,4
0,15 3,4 3 3,6 3,8 4,6
0,155 4 4,2 2,6 2 4,4
0,16 5,2 5,2 1,8 0,8 4,6
0,165 6 6 1,2 0,2 4,6
0,17 6,4 6,8 1,4 0,2 4
0,175 6,4 7 2 0,8 3,8
0,18 5,8 6,4 3,2 2 3,6
0,185 5,4 5,6 4,4 3,2 3,6
0,19 5,2 4,8 6 4,4 3,6
0,195 4,8 4,2 7,2 5,8 4,2
0,2 4,6 3,4 8 7,2 4,8
64
0,205 4 3,2 8,4 8 5,8
0,21 4 3,4 8,4 8,2 6,8
0,215 4 3,8 7,8 8,2 7,2
0,22 4,2 4,6 7,2 7,8 8
0,225 4,8 5,4 6 7 7,8
0,23 5,6 6,2 4,8 6 8
0,235 6,4 6,6 3,4 5 7,8
0,24 6,4 6,6 2,4 4,2 7,2
0,245 6,4 6,2 1,2 3,6 6,8
0,25 5,8 5,6 0,8 3,2 6,4
0,255 5,4 4,8 0,6 3,2 5,6
0,26 5 3,8 0,8 3,6 5,2
0,265 5,2 3,6 1,4 3,8 4,6
0,27 5 3,6 2,4 4,4 4,4
0,275 5 3,8 3,6 4,8 4,6
0,28 5,2 4 4,6 5,2 4,8
0,285 4,8 4,8 5,6 5,2 5,6
0,29 5 5,2 6,8 5,6 6,4
0,295 5,2 6,2 7,4 5,8 6,8
0,3 5,4 6,8 8,4 6 7,2
0,305 6 6,8 8,6 5,8 7,6
0,31 5,6 6,8 8,4 5,6 7,6
0,315 5,6 6,4 8 5,4 7,2
0,32 5,2 6 7 5 6,6
0,325 4,8 5,6 5,6 4,8 6
0,33 5,4 5,6 4,8 4,6 5,6
0,335 5,6 5,4 4 4,4 5,4
0,34 6 5,4 3,4 4 5,4
0,345 6,4 5,8 3,2 4 5,6
0,35 6,4 6,4 3,2 4 6
0,355 6,4 6,4 3,2 4,2 6,4
0,36 6 6,8 3,6 4,4 6,8
0,365 5,8 6,6 3,8 4,8 6,8
0,37 5,6 6,2 4 5,2 6,6
0,375 5,4 5,8 4,4 5,6 6,4
0,38 5,2 5,4 4,6 6 6
0,385 4,8 4,8 4,8 6,8 5,4
0,39 4,8 4,6 5 6,8 5,4
0,395 5 4,6 5,4 7,2 5,4
0,4 5,4 4,8 5,6 7,2 5,4
0,405 6 4,8 5,8 7,4 5,6
0,41 6,4 5,6 5,8 7,2 6,2
0,415 6,8 6,4 5,8 7,2 6,6
0,42 6,8 7 5,6 7,2 7,2
65
0,425 6,6 7,2 5,2 6,8 7,4
0,43 6,4 7,2 5 6,4 7,2
0,435 6,2 6,8 4,6 6,2 7,4
0,44 6 6,2 4,4 5,8 7
0,445 5,6 5,6 4,2 5,4 6,4
0,45 5,6 5,2 4,4 5,2 5,6
0,455 5,4 4,6 4,4 4,8 5,4
0,46 5,4 4,6 5,2 4,8 4,8
0,465 5,6 4,4 6 4,8 4,6
0,47 6 4,8 6,8 4,6 4,6
0,475 6,4 5,4 7,2 5 5
0,48 7 6,2 7,6 5,2 5,6
0,485 7,2 6,8 8 5,6 6,4
0,49 7,2 7,2 7,4 6,2 7,4
0,495 6,8 7,2 7,2 6,6 8,4
0,5 6,2 7 6,6 7 8,8
0,505 6,2 6,2 5,8 7,2 9
0,51 5,6 5,8 5,2 7,4 9
0,515 5,6 5,4 4,8 7,2 8,6
0,52 5,2 5 4,6 7 8
0,525 5,2 4,8 4,6 7 7,2
0,53 5,4 5 4,8 6,2 6,6
0,535 6 5,6 5,2 5,8 6
0,54 6,6 6,2 5,2 5,4 5,6
0,545 7,2 7 5,6 5,2 5,4
0,55 8 7,6 5,6 4,8 5,6
0,555 8,2 8,2 5,8 4,8 5,8
0,56 8,2 8,2 5,8 4,8 6,4
0,565 7,6 7,6 5,8 5,2 6,4
0,57 6,8 7,2 5,6 5,4 6,6
0,575 6 6,4 5,4 5,8 6,8
0,58 5,4 5,6 5,8 6,4 7
0,585 4,8 5 6,2 6,8 7
0,59 4,6 4,8 6,4 7 7,2
0,595 4,6 4,8 7 7,2 7,2
0,6 4,8 5,2 7,2 7,4 7
0,605 5,6 5,8 7 7,2 6,8
0,61 6,6 7 7 6,8 7
0,615 7,4 7,8 6,8 6,4 7
0,62 8,4 8,6 6,6 6,2 7,2
0,625 8,6 8,8 6 6 7
0,63 8,6 8,4 5,6 5,6 7,2
0,635 8,2 8 5,2 5,6 7
0,64 7,2 7,4 4,8 5,6 7
66
0,645 6,4 6,2 4,6 5,6 6,4
0,65 5,6 5,4 4,6 6 6,4
0,655 5 4,6 4,6 6 6
0,66 4,8 4,2 5 6,4 5,6
0,665 4,8 4,2 5,2 6,6 5,8
0,67 5,2 4,6 5,6 7 6
0,675 5,8 5,2 5,8 7,2 6,2
0,68 6,6 6 6,4 7,4 6,6
0,685 7,4 7 6,6 7,6 7
0,69 7,8 7,6 7,2 7,6 8
0,695 8,2 8 7,2 7,6 8,4
0,7 8 8 7,6 7,6 8,6
0,705 7,6 8 7,4 7,2 8,8
0,71 7,2 7,4 7,2 7 8,8
0,715 6,4 6,6 7,2 6,8 8,2
0,72 6 6,2 6,8 6,4 7,6
0,725 5,8 5,4 6,4 6,2 7
0,73 5,6 5 6,2 6 6,2
0,735 6 5,2 5,8 5,6 5,8
0,74 6 5,6 5,8 5,6 5,4
0,745 6,6 6,2 5,8 5,6 5,4
0,75 7,2 6,8 6,4 6 5,6
67
0,005 -0,4 -0,4 -1,4 -1 -1,6
0,01 0,8 0,2 1,8 1,6 0
0,015 3 1,2 4 2,4 2
0,02 5 2,4 5 3,8 2,6
0,025 7,2 3,6 4,2 3 4,2
0,03 9 4,6 3,4 2,4 4
0,035 9,6 5,2 2,8 1,8 4,6
0,04 10 5,6 3,8 0,8 4,2
0,045 9,2 5,8 5,2 0,4 3,4
0,05 7,6 5,6 6,2 0,4 2
0,055 5,6 5,6 7,2 0,8 0,8
0,06 3,8 5,6 6,2 1,6 0,8
0,065 2,2 5,2 4,4 2,8 2
0,07 0,8 4,6 3 4 3,2
0,075 0,2 4,8 2,4 5,4 4,8
0,08 0,2 4,8 3,2 6,4 5,2
0,085 1 5 4,4 5,6 5,6
0,09 2,4 4,8 5,2 5 4,6
0,095 4 4,6 5,2 3,8 3,6
0,1 6 4,8 4 2,8 1
0,105 7,2 5 2 1,8 0,6
0,11 8,4 5,2 0,6 1 0,4
0,115 8,8 5,6 0,8 1,2 0,8
0,12 8,8 6,2 2 1,6 1,2
0,125 7,8 6,2 4 1,8 1,4
0,13 7 6 5,6 1,4 1,4
0,135 5,8 6 6 0,8 0,8
0,14 4,4 5,6 5 0,8 0,8
0,145 3,4 5,6 2,8 1,4 1
0,15 2,8 5,4 1,2 2,6 2,2
0,155 2,8 5 0 3,2 3,2
0,16 3,2 4,8 0,6 3,6 4,2
0,165 4 4,4 2 3,6 4,2
0,17 5 4,2 3,6 3,2 4,4
0,175 6,2 4 4,4 3 4,2
0,18 7,2 3,4 4,4 3 4,4
0,185 7,8 3 3,6 3 4,6
0,19 8,2 2,4 2,6 3,4 4,6
0,195 7,8 2,2 2 3,6 4,6
0,2 7,2 2,4 2,2 4 4,2
0,205 6,6 2,8 3,2 4,4 4,2
0,21 5,6 3,2 4,4 4,6 4,6
0,215 4,4 3,6 5 4,8 4,8
0,22 3,6 4,4 5,4 4,6 5,2
68
0,225 3,2 4,6 5 5 5,4
0,23 3,2 5,2 4,6 5,6 5,4
0,235 3,4 6 4,6 6 5,2
0,24 4 6,4 5,2 5,6 4,8
0,245 4,8 6,6 6,4 4,8 4,4
0,25 5,8 6,4 7,2 4 4
0,255 6,4 6,4 7,6 3,6 3,6
0,26 7 6,2 7,2 4 3,6
0,265 7 6,2 6,2 4 3,8
0,27 7 5,6 5 4,6 4,2
0,275 6,6 5,4 4,4 4,4 4,4
0,28 6 5 4,2 4 4,4
0,285 5,4 4,6 5 3,6 4
0,29 4,8 4 6 2,4 3,4
0,295 4,4 3,8 6,6 2,4 3
0,3 4,2 3,8 6,6 2,2 2,4
0,305 4,4 3,8 6 2,8 2,6
0,31 4,8 3,6 5,2 3 2,4
0,315 5,4 4 4,4 3,2 2,6
0,32 6,2 4 3,8 3,2 2,6
0,325 6,6 4,6 3,6 3,2 2,8
0,33 7,2 4,8 3,8 2,8 3,2
0,335 7,6 5,2 4 3 3,6
0,34 7,8 5,4 3,6 3,2 4
0,345 7 5,6 3,2 4 4,8
0,35 6,8 6 3,2 4,6 5,2
0,355 6 6,4 3,2 5 5,2
0,36 5,2 6,4 3,8 5,2 5
0,365 4,8 6,2 4,4 5,4 4,8
0,37 4,4 6,2 5 4,8 5
0,375 4,4 6 5,2 4,4 4,8
0,38 4,8 5,6 4,8 4,2 4,8
0,385 5,2 5,4 4,8 4,6 4,8
0,39 6 5,2 4 5,2 4,8
0,395 6,8 5,2 4 5,6 4,6
0,4 7,4 5 4,6 5,4 4,2
0,405 7,8 5,4 5,4 4,8 4,4
0,41 8,2 5,4 6,2 4,2 4,2
0,415 8 5,6 6,8 4 4,2
0,42 7,8 5,6 6,8 3,8 4,2
0,425 7,2 6 6 4 4,2
0,43 6,4 6 5,2 4 4,2
0,435 5,8 6 4 4 4,2
0,44 5,4 6,4 4 4,2 4
69
0,445 5,2 6,2 4 4,4 4
0,45 5 6,4 4,6 4,4 4
0,455 5,4 6 5,2 4,4 4
0,46 6 6,2 5,6 4 4,4
0,465 6,4 6,2 5,6 4 4,4
0,47 7 6 5,4 4,4 5
0,475 7,2 5,8 5,2 4,8 5,2
0,48 7,2 5,6 5 5 5,4
0,485 7,2 5,6 5 4,8 5,6
0,49 7,2 5,2 5 4,8 5,6
0,495 6,8 5,2 4,8 5 5,4
0,5 6,4 5,2 4,6 4,8 5,2
0,505 5,6 5,2 4,6 4,8 4,8
0,51 5,4 5,2 4,8 5 4,8
0,515 5 5,4 5 5,2 4,6
0,52 5 5,6 5,4 5,2 5
0,525 5,4 5,4 6,4 5,4 5
0,53 5,6 6 6,6 5,4 5,6
0,535 6 6,2 6,8 5,4 5,8
0,54 6,4 6,4 6,8 5,2 5,6
0,545 6,6 6,4 6,4 5,4 5,6
0,55 7,2 6,6 5,8 5,4 5,4
0,555 7,2 6,8 5,4 5,4 5
0,56 7,4 7 5 5,4 5
0,565 7,2 6,8 5,2 5,2 5
0,57 7 6,6 5,8 5,2 5,2
0,575 6,6 6,4 6,4 4,8 5,4
0,58 6,4 6,2 6,6 4,8 5,2
0,585 6 6 6,8 4,6 5,6
0,59 6,2 6 6,6 4,8 5,4
0,595 6,2 6 6 4,8 5
0,6 6,4 5,8 5,6 5,2 4,8
0,605 6,4 5,8 5,6 5,2 4,8
0,61 7 5,8 5,6 5,4 4,8
0,615 7,2 5,6 5,6 5,2 4,8
0,62 7,4 6 5,6 5 5
0,625 7,6 6,2 5,4 4,8 5,2
0,63 7,6 6,2 5,4 4,8 5,4
0,635 7,6 6,4 5,6 5 5,2
0,64 7,2 6,4 6 5,2 5,4
0,645 6,8 6,4 6 5,2 5,2
0,65 6,4 6,4 6,4 4,8 5,4
0,655 6,2 6,8 6,2 4,8 5,2
0,66 6 7 5,8 5 5,2
70
0,665 6,2 6,8 5,6 5 5,6
0,67 6,4 6,6 5,2 5,2 5,8
0,675 6,4 6,6 5,4 5,6 6
0,68 7 6,6 5,6 5,8 6,2
0,685 7,2 6,6 5,8 6 6,2
0,69 7,4 6,6 6,4 6,4 6,2
0,695 7,6 6,4 6,8 6,2 6
0,7 7,8 6,4 7 6 5,6
0,705 7,6 6,2 6,8 6 5,6
0,71 7,2 6,4 6,6 6,2 5,6
0,715 7,2 6,4 6,4 6,2 5,6
0,72 7 6,4 5,8 6,2 5,6
0,725 6,6 6,2 5,6 6,2 5,6
0,73 6,6 6,4 6 6 6
0,735 6,6 6,4 6,2 5,8 6
0,74 6,6 6,4 6,4 5,6 6
0,745 6,8 6,6 6,6 5,6 6
0,75 7,2 6,4 6,8 5,6 6,2
71
LAMPIRAN 4
Data pengukuran tegangan tinggi impuls tanpa menggunakan kotak uji dan
rogowski coil.
Gambar 21. Tf dan Tt Pada Pengukuran Tanpa Kotak Uji dan Rogowski Coil
Dengan Nilai Induktor 20 μH.
Gambar 22. Tf dan Tt Pada Pengukuran Tanpa Kotak Uji dan Rogowski Coil
Dengan Nilai Induktor 50 μH.
72
Gambar 23. Tf dan Tt Pada Pengukuran Tanpa Kotak Uji dan Rogowski Coil
Dengan Nilai Induktor 60 μH.
Gambar 24. Tf dan Tt Pada Pengukuran Tanpa Kotak Uji dan Rogowski Coil
Dengan Nilai Induktor 70 μH.
73
Gambar 25. Tf dan tt Pada Pengukuran Tanpa Kotak Uji dan Rogowski Coil
Dengan Nilai Induktor 110 μH.
74
LAMPIRAN 5
Dokumentasi pada saat pengukuran sampel uji di laboratorium.
75
Gambar 29. Setting elektroda pada saat pengukuran tegangan tinggi impuls.
76
Lampiran 5
Spesifikasi alat ukur rogowski coil yang digunakan.
77
Lampiran 6
Rangkaian Pengukuran Menggunakan Rogowski Coil dan Kotak Uji Komposit.
78