Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PROFESIONAL


PEMBERI ASUHAN (PPA)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MINAS


KABUPATEN SIAK 2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.,

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT dan


Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, RSUD Minas telah mempunyai
Panduan Komunikasi Efektif antar Profesional Pemberi Asuhan. Panduan ini
diharapkan menjadi acuan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di
lingkungan RSUD Minas yang kita cintai ini.
Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran untuk perbaikan panduan ini
dimasa yang akan datang.

Wa’alaikum salam wr. wb.

Minas, Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii

BAB I DEFINISI.......................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP..........................................................................3

BAB III TATA LAKSANA...........................................................................4

BAB IV DOKUMENTASI............................................................................9

iii
BAB I DEFINISI

Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam


menyampaikan pesan/ rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah
proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki
peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/
rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan
"receiver" (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang
dikirimkan oleh "source" (komunikator).
Sebagaimana yang terjadi pada pelayanan rumah sakit, bahwa
keberhasilan pencapaian visi rumah sakit sangat ditentukan oleh kemampuan
berkomunikasi setiap professional pemberi asuhan (PPA). Pelayanan rumah
sakit selalu berhubungan dengan manusia dari berbagai karakter, baik
pasien maupun petugas rumah sakit yang berbeda. Perbedaan karakter ini
meliputi budaya, bahasa dan prilaku. Hal ini menuntut tenaga kesehatan
harus mampu berkomunikasi secara baik dan efektif. Profesional pemberi
asuhan harus selalu terlibat untuk memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga disetiap tindakan yang diberikan.
Komunikasi dapat berbentuk verbal, elektronik, atau tertulis.
Komunikasi yang kurang efektif dari profesional pemberi asuhan dapat
membahayakan pasien. Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan adalah saat
perintah lisan atau perintah melalui telepon, komunikasi verbal, saat
menyampaikan hasil pemeriksaan kritis yang harus disampaikan lewat telpon.
Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan aksen dan dialek. Pengucapan juga
dapat menyulitkan penerima perintah untuk memahami perintah yang
diberikan. Misalnya, nama-nama obat yang rupa dan ucapannya mirip (look
alike, sound alike), seperti phenobarbital dan phentobarbital, serta lainnya.
Menurut Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru
tidak memerlukan waktu yang lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan
waktu yang lebih sedikit karena petugas, perawat dan dokter sangat terampil
mengidentifikasi kebutuhahan pasien. Berdasarkan hasil identifikasi maka
perawat dan dokter melakukan manajemen dalam mengelola masalah
kesehatan bersama pasien dan melibatkan keluarga.
Komunikasi efektif adalah proses pengalihan informasi dan tanggung
jawab perawatan pasien dari satu petugas kesehatan ke petugas kesehatan
lainnya yang dapat dilakukan pada kegiatan :

1
a) Sesama tenaga kesehatan : antar dokter, dari dokter ke tenaga
kesehatan lainnya, atau antara tenaga kesehatan saat pergantian shift
kerja.
b) Antara unit perawatan rawat inap biasa pindah ke ICU, atau dari IGD ke
ruang operasi.
c) Dari ruang perawatan pasien ke bagian radiologi untuk uji diagnostik
radiologi.
d) Saat melaporkan keadaan pasien, hasil pemeriksaan yang memiliki nilai
kritis atau konsultasi perawat kepada dokter.

2
BAB II RUANG LINGKUP

Panduan komunikasi efektif merupakan bagian dari implementasi


Sasaran Keselamatan Pasien yang kedua. Penerapan implementasi ini menjadi
acuan dalam menilai pelaksanaan program keselamatan pasien di RSUD
Minas.
Pelaksanaan atau implementasi komunikasi efektif harus dilakukan oleh
petugas dalam pemberian asuhan kepada pasien. Hal ini sangat penting
untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan asuhan/pelayanan
yang bisa menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan.
Panduan ini disusun mempunyai ruang lingkup sebagai berikut :
a. panduan ini disusun untuk diterapkan oleh semua profesional pemberi
asuhan (PPA) di Lingkungan RSUD Minas untuk berkomunikasi secara
efektif terutama komunikasi yang dilakukan secara verbal atau melalui
telepon.
b. jika dalam keadaan darurat, komunikasi secara tertulis tidak
memungkinkan, diperlukan panduan agar pelayanan dapat berjalan
dengan baik

3
BAB III TATA LAKSANA

Penyampaian informasi dan penerimaan instruksi lisan melalui telpon


dan sejenisnya di RSUD Minas sebagai berikut :
1. Penyampaian informasi yang berkaitan dengan kondisi pasien selama
masa perawatan diantara pemberi layanan dilakukan dengan
menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessment,
Recommendation).
2. Setiap penerima instruksi lisan harus menulis lengkap instruksinya,
membaca ulang dan melakukan konfirmasi ( TeBaK )
3. Penyampaian informasi dan edukasi kepada pasien Covit-19 dilakukan
dengan menggunakan media elektronik.
4. Penyampaian informasi dan edukasi kepada pasien yang memiliki
keterbatasan bahasa/bahasa isyarat Rumah Sakit menyediakan
Penerjemah Bahasa.

Tata laksana komunikasi efektif antar Profesional Pemberi Asuhan di


Rumah Sakit dengan tehnik komunikasi lisan SBAR dan TBAK.
1. Tehnik komunikasi lisan menggunakan tehnik SBAR (situation,
background, assesment, recommendation)
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian dan tindakan segera. Teknik SBAR terdiri atas unsur
situation, background, assesment, recommendation. Pada prinsipnya, SBAR
merupakan komunikasi standar yang ingin menjawab pertanyaan, yaitu apa
yang terjadi, apa yang diharapkan oleh perawat dari dokter yang dihubungi
dan kapan dokter harus mengambil tindakan.
4 (empat) unsur SBAR sebagai berikut :
1. Situation
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien.
2. Background
Mengenali informasi mengenai latar belakang klinik yang menyebabkan
timbulnya keluhan klinis.
3. Assessment
Penilaian/pemeriksaan terhadapan kondisi pasien terkini sehingga perlu
diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk.

4
4. Recommendation
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini.

Contoh laporan perawat ke dokter dengan menggunakan SBAR (Haig, K.M.,


dkk.,2006) :
Situation (S) • Sebutkan nama anda dan unit
• Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar pasien.
• Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak
nafas, nyeri dada, dsb.

Background (B) • Sebutkan diagnosa dan data klinis pasien sesuai


kebutuhan:

• Status kardiovaskuler (nyueri dada, tekanan darah,


EKG, dsb.)

• Status respirasi ( frekuensi pernafasan, spO2, analisis


gas darah, dsb.)

• Status gastro-intestinal (nyeri perut, muntah,


perdarahan, dsb.)

• Neorologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb.)


• Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya.
Assessment (A) Sebutkan problem pasien tersebut :

• Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia maligna,


dsb.)

• Problem gastro-intestinal (perdarahan massif dan syok)

Recommendation (R) Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan) :

• Saya meminta dokter untuk :


- Memindahkan pasien ke ICU
- Segera datang melihat pasien
- Mewakilkan dokter lain untuk datang
- Konsultasi ke dokter lain

• Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan


- Foto rontgen
- Pemeriksaan analisis gas darah
5
- Pemeriksaan EKG
- Pemberian O2
- Beta 2 agonis nebulizer

Penerapan SBAR dapat dilihat dari tabel di bawah ini (yang dicetak tebal
adalah item yang harus dipenuhi, yang dicetak biasa adalah pilihan jawaban
sesuai kondisi pasien):
S Situation Situasi
Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)
Pasien Tn. Roni, 35 Tahun, di Gedung II lantai 3 ruang 2310,
Dok
Masalah yang ingin disampaikan adalah ______
Saya khawatir pasien akan mengalami gagal napas
Tanda-tanda Vital:
TD: __ / __, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___ Saya
Khawatir tentang:
Tekanan darah karena lebih dari 200 atau kurang dari 100,
atau 30 mmHg di bawah biasanya.
Nadi karena lebih dari 140 atau kurang dari 50
Pernapasan karena kurang dari 5 atau lebih dari 40
Suhu karena kurang dari 350 C atau lebih dari 400 C
B Background/ Latar Belakang Status
mental pasien:
Sadar dan orientasi orang, tempat, dan waktu baik
Kebingungan dan kooperatif/ tidak kooperatif
Gelisah atau mengacau
Lesu tetapi dapat berbicara dan dapat menelan
Koma. Mata tertutup. Tidak respon terhadap stimulasi
Kulit: Hangat dan kering
Pucat/ berbintik-bintik
Ekstremitas dingin/ hangat
Pasien memakai/ tidak memakai oksigen
Pasien memakai oksigen ___ l/mnt atau % selama ___menit/
jam
Oksigen menunjukkan ___%
Oksimeter tidak menunjukkan denyut nadi yang baik dan

6
sulit dibaca

A Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (sebutkan apa masalah
yang Anda pikirkan)
Masalah tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis,
respirasi, ___
Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi pasien memburuk
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk
Kita perlu melakukan sesuatu, Dok

R Rekomendasi
Apakah (katakana apa yang ingin disarankan) Pasien
dapat ditransfer ke ICU/ HCU, Dok?
Dokter dapat melihat pasien sekarang?
Dokter dapat berbicara pada keluarga mengenai kondisi
pasien sekarang?
Dokter dapat menghubungi dokter jaga/konsulen ___
untuk melihat pasien saat ini?
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:
Apakah Dokter membuthkan pemeriksaan seperti Rontgen
Toraks, analisa gas darah, EKG, DPL, BMP atau
pemeriksaan lainnya?
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan:
Seberapa sering perlu dilaporkan tanda vital ke Dokter?
Menurut perkiraan Dokter berapa lama masalah ini akan
berakhir?
Jika pasien tidak membaik apakah Dokter ingin
diberitahu/ ditelepon lagi?

2. Tehnik komunikasi lisan menggunakan tehnik TBAK (Tulis Baca


Kembali)
Tulis instruksi ataupun terapi dan jam diterimanya informasi di catatan
terintegrasi berkas rekam media oleh penerima informasi.

7
Bacakan kembali instruksi ataupun terapi dan jam diterimanya
informasi oleh petugas kesehatan penerima informasi untuk verifikasi.
Konfirmasi ulang kebenaran instruksi ataupun terapi pasien yang
dibacakan kembali oleh petugas kesehatan penerima pesan.

Pemberi instruksi harus segera melengkapi dokumentasi verifikasi


secara tertulis di catatan terintegrasi dalam kolom cap verifikasi komunikasi
efektif dalam 1 x 24 jam.
Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima pesan
harus menuliskan dan membacakannya kembali kepada pemberi pesan
(konfirmasi dan verifikasi dilakukan langsung). Pemberi pesan harus segera
melengkapi dokumentasi verifikasi secara tertulis. Komunikasi verbal
menerapkan TBAK → Tulis Baca Kembali. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam tehnik TBAK ini adalah :
1) Untuk istilah yang sulit atau obat-obatan kategori LASA (Look Alike
Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut per
huruf,misalnya: UBRETID
2) Kode alfabet internasional yang digunakan dalam mengeja huruf adalah
sebagai berikut:
A= alfa H = hotel O= oscar V= victor
B= bravo I= India P = papa W = whiskey
C= charlie J=juliet Q=quebec X= Xray
D= delta K=Kilo R= romeo Y = Yankee
E=echo L= lima S = Sierra Z= zulu
F=fanta M=mama T=tango
G=Golf N= november U= uniform

Bentuk verifikasi yang diakui di lingkungan RSUD Minas adalah


berbentuk stempel yang mencakup seperti gambar di bawah ini :

Sudah dilakukan TBAK dengan benar

Pemberi Informasi/ pesan Penerima Informasi/ pesan


Tanggal : ------------------------ Tanggal : ------------------------
Jam : ---------------------- Jam : ----------------------
Nama : --------------------- Nama : ---------------------
Paraf : ---------------------- Paraf : ----------------------

8
BAB IV DOKUMENTASI

Kebijakan Komunikasi Efejktif


SPO Komunikasi Efektif

Ditetapkan di : Minas
Pada tanggal : Desember 2022

DIREKTUR RSUD MINAS,

drg.USWATUN HASANAH
Penata Tk.I
NIP. 19730822 200604 2 007

Anda mungkin juga menyukai