Anda di halaman 1dari 5

Gerak dan Gaya

A. Gerak

“Perpindahan posisi suatu benda ke titik acuan tertentu”

∆ x=x t −x o

Keterangan :
x = Perubahan posisi (m)
xo = posisi awal (m)
xt = posisi akhir (m)

Jika dari posisi xo bergerak ke posisi xt kemudian kembali ke posisi awal (xo) maka
perpindahan x = 0 (tidak melakukan perpindahan). Berbeda dengan perpindahan
jarak tempuhnya tidak nol tapi bernilai 200 m.

Gerak bersifat relatif, tergantung dari pengamat dan titik acuan.


1. Gerak nyata, pengamat melihat benda yang bergerak memang benar-benar
bergerak
2. Gerak semu, pengamat melihat benda yang diam seakan-akan bergerak. Contoh.
Pengamat yang duduk di dalam mobil yang sedang melaju, akan melihat pohon-
pohon dipinggir jalan yang sebenarnya diam seakan-akan bergerak menjauh.

Kelajuan

“Seberapa cepat sebuah jarak ditempuh dalam waktu tertentu tanpa


memperhitungkan arah”

Kelajuan konstan/Kelajuan Sesaat Kelajuan Rata-Rata ( v )

v=
s
v=
∑ s = s1 + s2 +…
t
Keterangan :
∑ t t1 +t 2 +…
v = kelajuan (m/s)
v = kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu (s) ∑ s= Jumlah jarak yang ditempuh (m)
∑ t = Jumlah waktu yang ditempuh (s)
Contoh Soal :
Maryam berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda dan membutuhkan waktu
20 menit untuk sampai di sekolahnya. Awalnya, ia bersepeda dengan kelajuan tetap 60
m/menit selama 10 menit. Lima menit berikutnya, ia bersepeda dengan kelajuan 50
m/menit dan 5 menit terakhir dengan kelajuan 30 m/menit. Tentukanlah kelajuan
rata-rata dari sepeda yang dikendarai Maryam!

Diketahui:
v1 = 60 m/menit t1 = 10 menit s1 = v1 x t1 = 60 x 10 = 600 m
v2 = 50 m/menit t2 = 5 menit s2 = v2 x t2 = 50 x 5 = 250 m
v3 = 30 m/menit t3 = 5 menit s3 = v3 x t3 = 30 x 5 = 150 m
Ditanya : v =....

v=
∑ s = s1 + s2 + s3
∑ t t1 +t 2+t 3
600+250+150
v=
10+5+5

1000
v=
20

v=50 m/s2

Kecepatan ( ⃗v )

“Besarnya perpindahan persatuan waktu”


∆ s x akhir −x awal
⃗v = =
∆ t t akhir −t awal

⃗v = kecepatan (m/s)
∆ s= Selisih jarak yang ditempuh (m)
∆ t = Selang waktu yang ditempuh (s)

Percepatan (a)
“Besarnya pertambahan kecepatan tiap satuan waktu”

a=
( v t−v o
t 1−t o )
⃗v = kecepatan (m/s)
∆ s= Selisih jarak yang ditempuh (m)
∆ t = Selang waktu yang ditempuh (s)

Contoh Soal :
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan awal yaitu 2 m/s. Setelah mobil melaju 10 sekon,
kecepatan mobil tersebut bertambah menjadi 4 m/s. Hitunglah percepatan mobil tersebut!

( )
Diketahui : v t−v o
vo = 2 m/s a=
t 1−t o
vt = 4 m/s
to = 0 s
t1 = 10 s a= ( 10−0
4−2
)
Ditanya :
a = ....? 2
a=
10

a = 0,2 m/s2
Gaya (F)
“Dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak”

Gaya juga dapat menyebabkan perubahan arah, bentuk dan kecepatan sebuah benda.
Resultan Gaya (F)
“Jumlah total gaya yang bekerja pada benda”

1. Gaya Saling Sejajar Dan Searah

∑ F=F 1 + F2

2. Gaya Saling Sejajar Dan Berlawan Arah


∑ F=F 1−F 2
Contoh soal :

Hitunglah resultan gaya yang bekerja pada benda berikut!

Diketahui :
F1 = 20 N (ke arah kiri)
F2 = 5 N (ke arah kiri)
F3 = 10 N (ke arah kanan)

∑ F=F 1 + F2−F 3
∑ F=20+ 5−10
∑ F=¿ 15 N ¿
Jika gaya yang diberikan sama besar maka gaya total saling meniadakan dari arah
kanan maupun dari arah kiri sehingga arah dan resultan kedua gaya adalah nol.

Macam-Macam Gaya
“ Gaya otot, gaya pegas, gaya magnet, gaya mesin, gaya listrik, gaya gravitasi dan gaya
gesek”

Gaya Gesek

“Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang saling bergesekan dan
arahnya berlawanan dengan arah gerak benda”

Gaya gesek dipengaruhi oleh kekasaran permukaan


benda dan berat benda, tetapi tidak dipengaruhi luas
permukaan benda.
Gaya gesek yang terjadi pada saat benda belum bergerak disebut gaya gesek statis.
Adapun gaya gesek yang terjadi setelah benda bergerak disebut gaya gesek kinetis
Gaya gesek yang menguntungkan

1. Sepatu dan sandal dari bahan karet yang tidak licin jika dipakai akan menahan
pemakainya untuk tidak terpeleset.
2. Ban mobil, ban sepeda motor dibuat dari karet keras dan bentuknya didesain
sehingga akan memperbesar gaya gesek antara ban dengan jalan raya untuk
mempercepat laju kendaraan

Gaya gesek yang merugikan

1. Gir dan rantai pada sepeda motor yang sering bergesekan akan membuat aus dan
rusak. Usaha untuk mengurangi gesekan yang terjadi dapat dilakukan dengan
memberikan oli sebagai pelicin.
2. Roda kereta api dan rel kereta api yang bergesekan akan membuat aus dan rusak
oleh karena itu kereta api cepat Shinkansen di Jepang berjalan di atas rel magnet
untuk menghilangkan gaya gesek antara roda kereta dengan rel.

Hukum Newton

Pada abad ke-17 (sekitar tahun 1600-an), seorang ilmuan bernama Isaac Newton
merumuskan hukum-hukum gerak yang dituliskan dalam buku Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica.

1. Hukum I Newton ( Hukum Kelembaman)


“Bila resultan atau jumlah gaya-gaya yang bekerja pada benda bernilai nol atau
tidak ada gaya yang bekerja sama sekali pada benda, benda itu akan diam
selamanya (tidak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan dengan kecepatan
tetap”

Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya, benda yang diam tetap


diam dan benda yang bergerak tetap bergerak dengan kecepatan konstan.
∑ F=¿ 0 ¿
Semakin besar kelembaman benda maka semakin malas benda tersebut bergerak.
Semakin besar massa maka benda semakin lembam.

2. Hukum II Newton
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda”

∑ F=¿ ma¿ atau a= ∑m


F

F = Resultan Gaya (N)


m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)

Makin besar resultan gaya maka percepatan makin besar. Makin besar massa
percepatan makin kecil.

Contoh Soal :
Sebuah bola bermassa 500 gram dipukul dengan gaya 2 N. Akibatnya benda yang
semula diam menjadi bergerak. Percepatan gerak benda tersebut adalah ….

Diketahui :
a=
∑F
m= 500 gram = 0,5 kg
m
F=2N
2
Ditanya : a = ....? a=
0 ,5

a=4 m/s2

Sebuah mainan motor bermassa 2 Kg diam diatas lantai licin, kemudian diberi gaya
tertentu dan bergerak dengan percepatan 10 m/s2. Berapakah gaya yang diberikan
pada mainan tersebut?

Diketahui : ∑ F=¿ ma ¿
m = 2 kg
a = 10 m/s2
∑ F=¿ 2 ×10 ¿
Ditanya : a = ....? ∑ F=¿ 20 N ¿

3. Hukum III Newton(Hukum Aksi-Reaksi)

“Untuk setiap aksi akan ada reaksi yang sama


tetapi berlawanan arah”

Faksi = -Freaksi

Anda mungkin juga menyukai