Anda di halaman 1dari 7

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) / ANALISA KESELAMATAN TUGAS ( AKT )

Nama Pekerjaan Erection Sparator Beam Disetujui oleh Tandatangan / Sign Off JSA No/ No JSA JSA/KAK/ADT/002
/Task Title Lantai 2 /Approved by
Dibuat Tanggal 17-Juli-2020
/Issued on
Contract No Revisi Tanggal
/No kontrak /Revision date
Perusahaan PT KARYA AMANAH No. JSA Terkait
/Company KONSTRUKSI /Relevant JSA.

Alat Pelindung Diri (APD) yang harus Dipakai /Required Personal Protective Equipment (PPE)
Topi Pengaman, Kacamata pengaman, Sepatu Boot / Hard Hat, Safety Glass, Body harness,Kedok las,Face Shield, Sarung tangan kulit

BAHAYA-BAHAYA TINDAKAN ATAU PROSEDUR YANG PIC


URUTAN DARI LANGKAH-
POTENSIAL DIREKOMENDASIKAN
LANGKAH POKOK TUGAS
SEQUENCE OF CRITICAL STEPS RECCOMMENDED ACTION OR PROCEDURE
OF THE TASK POTENTIAL HAZARDS

1. Morning briefing 1. Radiasi 1. Sebelum aktifitas, pekerja wajib sudah makan pagi Safety
ultraviolet (jatuh Officer,
pingsan) 2. Tidak bergurau atau bercanda yang berlebihan Pelaksana
pada saat berjalan menuju area toolbox meeting
2. Lalu lintas
kendaraan 3. Menggunakan seragam semestinya (tidak robek-
robek)
4. APD digunakan sesuai kebutuhan (kacamata
safety, helm safety, sepatu safety, rompi
berpendar)

2. Melengkapi dokumen 1. Cara pengisian 1. Pengisian dokumen dilakukan oleh orang yg telah Safety
seperti izin kerja, JSA yg salah ditunjuk & otoritas dalam memahami sistem kerja Officer,
dan metode kerja Pelaksana
2. Pengisian 2. Kelengkapan dokumen secara tepat waktu
kurang lengkap
atau kurang 3. Semua dokumen izin kerja (hot work permit,
memahami working at height permit, dan general permit)
sesuai dengan apa yang akan dikerjakan.
3. Gambar metode
kerja harus 4. PTW dan JSA sudah mendapatkan approval dari
sesuai dengan pihak management owner sebelum aktifitas
uraian pekerjaan dimulai
pengerjaan.

3. Inspeksi alat kerja (tools) 1. Alat (tools) tidak 1. Melakukan tagging kelayakan pakai (tagging hijau) Inspector,
layak pakai / alat setelah dilakukan inspeksi Safety
rusak Officer
2. Memberikan tagging merah atau penarikan
2. Benda tajam terhadapa alat kerja yang tidak memenuhi prosedur
(tergores, kelayakan
terluka)
3. Letakkan alat kerja secara rapi
3. Kondisi tata
letak alat kerja 4. Penggunaan alat pelindung diri (helm safety,
(tersandung, kacamata safety, sepatu safety, sarung tangan,
tergelincir) masker debu)
5. Manual handling

4. Inspeksi alat berat untuk 1. Lalu lintas alat 1. Inpeksi kelayakan pakai alat berat dilakukan oleh Inspector,
erection (Tower crane) berat (tertabrak) inspector yang berkompeten Safety
Officer
2. Terbentur swing 2. Legalitas dari alat berat (SILO dan SIO) wajib ada
mobile crane dan masih berlaku
(tergores, luka 3. No.seri dari alat berat harus sesuai dengan SILO
ringan) yang sudah tercantum
3. Tergelincir 4. Terdapatnya LMI (Limit Moment Indicator) pada
kabin operator dan masih berfungsi dengan baik
4. Wire sling putus (sudah ter-kalibrasi)
5. Boom patah 5. Wajib terdapat APAR tersedia di dalam kabin dan
(luka berat, sudah dilakukan inspeksi dan tagging laik pakai
fatality)
6. Pengujian test beban maksimal angkat
7. Cek fungsional secara berkala (minimal 1 minggu
sekali)
5. Unloading material
H150x150 4 meter dan 1. Lalu lintas alat 1. Menyingkirkan benda/material yang mengganggu Pelaksana,
H150x150 2,3 meter dari berat (tertabrak) akses kerja unloading menggunakan tower crane Safety
trailer menuju area kerja ataupun secara manual Officer,
2. Terbentur swing
lantai 2 menggunakan crane (firs aid, 2. Memperhitungkan secara cermat beban yang akan Signal
alat bantu (tower crane) medical diangkat oleh tower crane Man
ataupun secara manual threatment, LTI)
3. Ringging pada material yang akan di-unloading
3. Tergelincir, dilakukan oleh rigger yang sudah berpengalaman
Berat H Beam : tersandung
4. Membatasi akses radius kerja crane minimal
H 150x150 4m = 126Kg 4. Tertimpa dengan menggunakan safety line
H 150x150 2,3m = 72,45Kg material (LTI,
Fatality) 5. Memperhitungkan radius kerja crane secara tepat
dan aman (Lihat table RAF dan HAF)
5. Terjepit material
baja (Medical 6. Memperhitungkan save work load crane
threatment, LTI, 7. Terdapat signal man dan pengawas pada saat
Fatality) unloading material untuk memberikan arahan
6. Wire sling dan kepada operator crane
webbing sling 8. Dilarang melakukan aktifitas apapun di dalam
putus radius kerja crane
(kerusakan
material, 9. Apabila unloading dilakukan secara manual agar
nearmiss, LTI, memperhatikan beban maksimal angkat dari setiap
Fatality) pekerja (satu material diangkut minimal oleh 2
orang pekerja)
7. Boom patah
(LTI, Fatality) 10. Apabila turun hujan harap hentikan sementara
waktu aktifitas pengangkatan
8. Kebakaran
mesin motor 11. Perlengkapan APD yang wajib digunakan (helm
crane safety, masker, sarung tangan, kacamata, sepatu
(kerusakan safety, full body harness (jika diperlukan))
asset & Fatality)
9. Tertusuk benda
tajam (first aid,
medical
threatment)
10. Cuaca hujan

6. Fabrikasi H-Beam 150 x 1. Kerusakan 1. Sebelum melakukan pemotongan (grinding),


150 pada alat kerja menyingkirkan terlebih dahulu bahan-bahan yang
mudah terbakar di sekitar area pekerjaan tersebut
2. Tertimpa
material 2. Disediakan fire watcher yang selalu stanby untuk
memantau spark (percikan api) agar tidak
3. Terkena benda menimbulkan sumber api yang mengakibatkan
tajam (luka kebakaran
sobek
ringan/berat) 3. Selalu stanby seorang pengawas (supervisor) dan
safety officer di tempat area kerja
4. Kebakaran
5. Terkena 4. Melakukan inspeksi secara berkala selama 30
pecahan mata menit setelah melakukan aktivitas pekerjaan panas
gerinda
5. Memproteksi spark yang dihasilkan pada area
6. Terjepit welding dan grinding dengan menggunakan fire
blanket dan welding blanket
7. Cuaca (hujan)
6. Menyediakan minimal 1 unit APAR pada area kerja
8. Binatang liar lokasi panas.
9. Kebisingan 7. Membarikade lokasi pekerjaan menggunakan
10.Tersengat aliran safety line dan memberikan safety sign
listrik 8. APAR yang digunakan harus layak (pressure tidak
habis, powder tidak beku dan tidak cacat secara
visual)
9. Inspeksi secara berkala terhadap APAR yang
digunakan (melakukan re-tagging dalam periode 1
minggu sekali atau 1 bulan sekali jika diperlukan)
10. APD yang wajib digunakan: helmet, safety shoes,
face shield, welding face shield, ear plug, sarung
tangan biasa, sarung tangan las, masker.

7. Inspeksi material alat 11. Benda tajam 1. Inpeksi kelayakan material scaffolding dilakukan Pelaksana,
bantu sccaffolding (tergores, luka oleh pengawas dan safety officer Safety
sobek) Officer
2. Tidak ada korosif pada setiap material scaffolding
12. Tangan terjepit
(tergores, luka 3. Material lengkap dalam setiap bagian (seperti ada
ringan) join pin, bressing, dll)

13. Tertimpa 4. Penempatan material perancah di satu area agar


material tertata rapi.
scaffolding 5. Tidak ada cacat fisik pada material scaffolding
(organ tubuh
patah) 6. Pemilahan material scaffolding yang tidak layak
pakai dan layak pakai agar disendirikan
14. Tersandung
material 7. Pengecekan secara berkala (minimal 1 minggu)
scaffolding sekali
(luka sobek,
memar)
8. Perakitan perancah /
scaffolding 1. Jatuh dari 1. Menyingkirkan material yang mengganggu akses Pelaksana,
ketinggian perakitan perancah/scaffolding Safety
(patah tulang, Officer
kematian) 2. Pengangkatan material perancah dengan gerakan
secara ergonomis dan efisien
2. Tertimpa
material 3. Wajib penggunaan jackbase apabila lantai kerja
perancah (luka tidak rata
sobek, patah 4. Perakitan scaffolding dilakukan oleh seorang
tulang) scaffolder yang sudah tersertifikasi dan memiliki
3. Terjepit material lisensi sebagai scaffolder yang masih aktif
scaffolding (luka 5. Bagian-bagian dari perancah semua wajib
sobek, memar) dipakai/di-aplikasikan seperti cross bress, ladder,
4. Terpelintir (luka toeboard dll
memar, patah 6. Pengawasan perakitan dilakukan oleh supervisi
tangan) scaffolding / safety officer di area
5. Cuaca (Hujan) 7. Pengecekan/inspeksi proper perancah dilakukan
oleh supervise scaffolding dan safety officer
8. Pemberian tagging merah pada perancah yang
tidak lolos inpeksi (tidak laik pakai)
9. Pemberian tagging hijau apabila scaffolding sudah
laik pakai
10. Inspeksi/pengecekan untuk validasi kelayakan
pakai perancah (minimal 1 minggu sekali)/Re-
tagging
11. Setiap ada bongkar pasang scaffolding wajib
dilakukan pengecekan ulang kelayakan pakai
12. Wajib menggunakan full body harness double hook
untuk pekerja yang merakit perancah
13. Barikade minimal menggunakan safety line area
sekitar pekerjaan perakitan scaffolding
14. Wajib penggunaan out-trigger pada scaffolding
yang sudah di atas 3,5 meter
15. Pemasangan life line untuk mengkaitkan hook
harness
16. Jika cuaca tidak mendukung (hujan) maka hentikan
sementara dahulu pekerjaan hingga hujan sudah
berhenti
9. Erection material H beam
untuk struktur dengan 1. Lalu lintas alat 1. Menyingkirkan benda/material yang mengganggu Pelaksana,
menggunakan chain berat (tertabrak) akses kerja erection menggunakan chain block Safety
block kapasitas 3 T atau Officer,
2. Terbentur swing 2. Metode kerja dan Lifting plan sudah dimengerti oleh Operator &
5T crane (firs aid, semua pihak yang bersangkutan dalam Rigger
medical pelaksanaan lifting & rigging
threatment, LTI)
3. Memperhitungkan secara cermat beban yang akan
3. Tergelincir, diangkat oleh chain block
tersandung
4. Ringging pada material yang akan di-erection
4. Tertimpa dilakukan oleh rigger yang sudah berpengalaman
material (LTI,
Fatality) 5. Memperhitungkan radius kerja crane secara tepat
dan aman
5. Terjepit material
baja (Medical 6. Dilarang melakukan aktifitas apapun di dalam
threatment, LTI, radius kerja pengangkatan
Fatality) 7. Dilarang terdapat orang yang melintas di bawah
6. Wire sling dan akses kerja pengangkatan
webbing sling 8. Memperhatikan proses penguncian baut dengan
putus torque wrench (kunci momen) dengan benar yang
(kerusakan telah disesuaikan pada table momen torsi yang
material, sudah tercantum
nearmiss, LTI,
Fatality) 9. Pelumasan pada rantai chain block dengan oli atau
minyak rantai agar tidak tejadi lost weight saat
7. Boom patah pengangkatan
(LTI, Fatality)
10. Pada saat erection kondisi webbing sling laik pakai
8. Kebakaran (Tidak berserabut maupun jahitan terkoyak)
mesin motor
crane 11. Apabila turun hujan harap hentikan sementara
(kerusakan waktu aktifitas pengangkatan
asset & Fatality) 12. Perlengkapan APD yang wajib digunakan (helm
9. Tertusuk benda safety, masker, sarung tangan, kacamata, sepatu
tajam (first aid, safety, full body harness (untuk akses kerja
medical diketinggian))
threatment)
10. Cuaca hujan

10. Pekerjaan panas (hot 1. Kerusakan pada 1. Pengelasan dilakukan oleh welder yang sudah Pelaksana,
work) – welding & alat kerja memiliki lisensi/sudah tersertifikasi resmi dengan
grinding 2. Tertimpa catatan lisensi masih berlaku Safety
material Officer
2. Sebelum melakukan pengelasan, menyingkirkan
3. Terkena benda terlebih dahulu bahan-bahan yang mudah terbakar
tajam (luka di sekitar arra pekerjaan tersebut
sobek
ringan/berat) 3. Disediakan fire watcher yang sellu stanby untuk
memantau spark (percikan api) agar tidak
4. Kebakaran menimbulkan sumber api yang mengakibatkan
kebakaran
5. Terkena
pecahan mata 4. Selalu stanby seorang pengawas (supervisor) dan
gerinda safety officer di tempat area kerja
6. Terjepit 5. Melakukan inspeksi secara berkala selama 30
menit setelah melakukan aktivitas pekerjaan panas
7. Cuaca (hujan)
6. Memproteksi spark yang dihasilkan pada area
8. Binatang liar welding dan grinding dengan menggunakan fire
9. Kebisingan blanket dan welding blanket

10.Tersengat aliran 7. Menyediakan minimal 1 unit APAR pada area kerja


listrik lokasi panas.
8. Membarikade lokasi pekerjaan menggunakan
safety line dan memberikan safety sign
9. APAR yang digunakan harus layak (pressure tidak
habis, powder tidak beku dan tidak cacat secara
visual)
10. Perhatikan MSDS dari bahan chemical yang
dipakai
11. APD yang wajib digunakan: helmet, safety shoes,
face shield, welding face shield, ear plug, sarung
tangan biasa, sarung tangan las, masker.

11. Pengecatan pada 1. Terkontaminasi 1. Pada saat proses pengecetan, pekerja wajib Pelaksana,
struktur baja bahan kimia menggunakan respirator
(iritasi) Safety
2. Gunakan landasan (seperti kardus/kertas) pada Officer
2. Paparan panas pipa pada saat proses pengecetan tetesan dari cat
berlebihan tidak mengotori area kerja
terhadap sisa
material cat 3. Tempatkan material cat pada tempat yang sejuk
(kebakaran, agar terhindar dari radiasi panas yang berlebihan
kerusakan 4. APD yang wajib digunakan : kacamata, respitaror
asset maupun (apabila diperlukan), sarung tangan
material)
3. Tertimpa
material
4. Tergores
material

12. House keeping 1. Debu (sesak 1. Gunakan masker, sarungtangan, dan kaca mata Pelaksana,
nafas) pelindung pada saat melakukan cleaning area Safety
Officer
2. Tersandung 2. Sisa material tumpukan disusun dengan rapi agar
sisa material akses jalan maupun kerja tidak terganggung
3. Tertimpa 3. Sampah-sampah diposisikan atau dilangsir ke tempat
material yang sudah ditentukan areanya.
4. Terjepit
material baja
dan
scaffolding
Petunjuk Umum /General Guidelines:
1. Sebutkan secara berurutan hanya langkah-langkah pokok tugas yang harus dikerjakan. Gunakan kalimat aktif secara jelas dan
singkat /Describe in sequence only the main steps of the task to be performed. Use active sentences.
2. Gunakan frasa singkat untuk mendeskripsikan Bahaya-bahaya Potensial, seperti: Terjepit di antara daun pintu dan kerangka mesin,
dll. /Use
simple phrases to describe identified potential hazards, such as: Pinched between the door
and the machine, etc.
1. Terpukul oleh ... / Struck by ... 6. Terperangkap dalam … / Caught in … 11. Terpapar oleh … / Exposure to …
2. Membentur ... / Struct against ... 7. Terjepit di antara … / Caught between  Menghirup … / Inhaling …
3. Terkena oleh ... / Contacted by ... 8. Terpeleset … / Slip …  Kulit tubuh terkena … /Absorbing
4. Kontak dengan ... (listrik, kimia) ... / 9. Jatuh … / Fall …
Contact with ... (Electrical, chemical) 10. Terlalu memforsir tenaga / Overexertion  Menelan … / Swallowing …
5. Terkait pada … / Caught on …

3.Bila ada perubahan dengan isi di JSA ini harus dengan sepengetahuan dan persetujuan HSES manager dan manager SUP / When any
changes of this JSA’s content have to acknowledge and approved by manager HSES Fluor dan SMP.
4.Wajib disosialisasikan oleh supervisor kepada crew atau teamnya dan menenandatangani tanda bukti kehadiran / It’s mandatory to socialize
by supervisor to his crew or team and to sign off at the attendance list.

SOCIALIZATION ATTENDANCE LIST / TANDA HADIR SOSIALISASI


TITLE / JUDUL : erection sparator beam 2nd floor / Pengangkatan separator beam lantai 2

DAY / HARI :

DATE/ TGL :

CREW / KRU :

LEAD BY/ DIPIMPIN OLEH :

SUPERVISOR / PENGAWAS :

NO NAME/NAMA DESIGNATION/JABATAN COMPANY/PERUSAHAAN SIGNATURE/TANDATANGAN

Checked by HSE Dept.

Anda mungkin juga menyukai