N DENGAN
HIPERTENSI DIRUANG BAITUL IZZAH 1
Disusun oleh :
40902000003
2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN
HIPERTENSI DIRUANG BAITUL IZZAH 1
Disusun oleh :
40902000003
2023
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
HALAMAN MOTTO
(Bambang Pamungkas)
v
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari kesulitan dan
kendala, namun berkat dukungan, bimbingan, saran dan kerjasama dari berbagai
pihak akhirnya penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Allah SWT yang telah memberikan Kesehatan dan kekuatan sehingga saya
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. Prof. Dr. H. Gunarto, SH.,MH Rektor Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
3. Iwan Ardian, SKM.,M.Kep Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
4. Ns. Muh. Abdurrouf, M. Kep Kaprodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
5. Ns. Retno Setyawati, M.Kep. Sp. KMB selaku pembimbing karya tulis
ilmiah saya yang senantiasa bijaksana dan sabar dalam memberikan
bimbingan, semangat, nasehat, kepercayaan, dam waktunya selama
penulisan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh Dosen Pengajar dan staff Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan serta dukungan kepada penulis selama menempuh studi.
7. Pihak Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk praktek disana, dan dapat mengaplikasikan
ilmu yang telah saya peroleh dari kampus sehingga dapat mengambil studi
kasus untuk karya tulis ilmiah ini.
vi
8. Keluarga hebat saya, Bapak Karmin, Ibu Suparmi, kakak saya Rian Tiarno
yang saya sangat cintai dan saya sayangi terima kasih untuk dukungan,
semangat, nasehat, waktu, biaya, dan semua yang telah dicurahkan pada
saya dengan segenap kasih sayang memberikan doa, ilmu, dan bantuan
moral dan material.
9. Buat sahabat terbaik saya Natasya A’thiyatul Jalila yang telah membantu
dan memberikan semangat dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini
10. Teman satu pembimbing yang selalu memberikan semangat dan motivasi
dalam Menyusun karya tulis ilmiah ini.
11. Teman-teman DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Univeristas
Islam Sultan Agung angkatan 2020 yang saling menguatkan dan
memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan dukungannya yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan sehingga membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan, semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sehingga dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan dimasa mendatang.
Penulis
NIM : 40902000003
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 55
A. Kesimpulan ........................................................................................... 55
B. Saran ..................................................................................................... 56
ix
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi yaitu proses peningkatan aliran darah arteri dari waktu ke
waktu. Pada kondisi ini, saat tekanan darah naik arteriole menjadi lebih sempit
mengakibatkan darah sulit mengalir, sehingga jantung akan susah melakukan
pemompaan darah ke seluruh tubuh (Marlene, 2016).
Hipertensi adalah kondisi kesehatan yang dianggap berbahaya di seluruh
dunia dan sering dijuluki the silent disease atau penyakit tersembunyi. Banyak
orang tidak menyadarinya sehingga penting untuk memeriksakan tekanan
darah karena setiap individu menunjukkan gejala yang bervariasi bahkan ada
yang asimtomatik. Hal ini memungkinkan kondisi tersebut dapat segera
diketahui lebih awal dan dilakukan penanganan yang tepat agar tidak
menimbulkan komplikasi (Najib Bustan, 2015).
Berdasarkan data dari World Health Organization (2018) menunjukkan
ada 26,4% masyarakat dunia menderita hipertensi dan rasio jenis kelamin 26,6
% pria serta 26,1% wanita. Dari tahun ke tahun akan terjadi peningkatan jumlah
penderita hipertensi, dan di tahun 2025 memperkirakan terdapat 1,5 miliar
seseorang dengan kondisi tersebut. Hipertensi serta kompikasinya
menyebabkan 10,44 juta kematian didunia. Menurut Institute for Health
Metrics and Evaluation di 2017 dari 53,3 juta kematian di seluruh dunia, 33,1
% di sebabkan penyakit kardiovaskular, diikuti oleh kanker 16,7%, DM serta
terganggunya endokrin menyumbang sebesar 6% dan infeksi saluran napas
bawah ada 4,8% . 80 % kasus hipertensi di dunia paling sering terjadi di negara
berkembang. Penyakit kardiovaskular sedang meningkat di Indonesia, dimana
hipertensi merupakan penyebab utama kematian terhitung sebesar 23,7%.
dikarenakan pengobatan untuk hipertensi masih sulit untuk dikelola
(Kemenkes, 2019).
Berdasarkan data dari (Riskesdas, 2018) menunjukkan di Indonesia ada
peningkatan 34,1 % kasus hipertensi dengan jumlah penduduk ada 260 juta
1
2
darah yang tidak dikontrol atau diobati dengan baik, dan jika penyakit
mencapai retina, retinopati dapat terjadi (Tika, 2021).
Semua pasien hipertensi rata-rata akan mengalami keluhan nyeri kepala
serta pusing. Menurut (Dwi Novitasari & Wirakhmi, 2018) nyeri kepala adalah
gejala hipertensi yang paling umum dirasakan oleh pasien karena tekanan
intracranial yang tinggi, nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien di daerah
oksipital. Keluhan umum lainnya adalah pusing yang disebabkan oleh
vasokontriksi pembuluh darah dan berkurangnya perfusi jaringan serebral.
Nyeri kepala dapat dikurangi dengan terapi non farmakologi dan melalui terapi
farmakologi dengan menggunakan obat antihipertensi (Adistia et al., 2022).
Akibat nyeri kepala yang dirasakan pasien hipertensi dapat menyebabkan
terganggunya pola tidur. Rusaknya pola tidur pasien dipengaruhi oleh salah
satu faktor resiko yaitu nyeri kepala pada penderita hipertensi. Hal ini membuat
pasien terjaga dan sulit untuk tidur sehingga mengakibatkan durasi tidur lebih
singkat dan menyebabkan terganggunya aktivitas dan menurunnya konsentrasi
(Habel et al., 2019).
Faktor utama tidak terkontrolnya hipertensi disebabkan karena kurangnya
pengetahuan pasien terhadap penyakitnya. Masalah ini biasanya ditandai
dengan ketidakpatuhan dalam menjalankan terapi pengobatan serta perilaku
yang tidak sehat, tidak mengikuti perintah. Jika masalah defisit pengetahuan
tidak segera diatasi maka akan menimbulkan masalah komplikasi lebih lanjut
(Parmilah et al., 2022).
Dalam hal ini peran perawat sangat dibutuhkan sebagai pemberi asuhan
keperawatan dalam melakukan perawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien
hipertensi. Selain itu perawat juga berperan sebagai educator untuk
memberikan informasi terkait masalah hipertensi dalam rangka meningkatkan
pengetahuan pasien agar mampu melakukan asuhan hipertensi secara mandiri
guna mencegah terjadinya komplikasi (Ayaturahmi et al., 2022).
4
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu memahami tentang asuhan
keperawatan pada Ny.N dengan Hipertensi Diruang Baitul Izzah-1 RSI
Sultan Agung Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pada Ny.N dengan hipertensi.
b. Mendeskripsikan penentuan diagnosa keperawatan yang sesuai pada
Ny.N dengan hipertensi.
c. Mendeskripsikan penyusunan rencana keperawatan yang sesuai pada
Ny.N dengan hipertensi.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan yang sesuai pada Ny.N
dengan hipertensi.
e. Mendeskripsikan evaluasi Tindakan yang telah dilakukan pada Ny.N
dengan hipertensi.
C. Manfaat penulisan
Karya tulis ilmiah ini harapannya memberikan manfaat untuk beberapa
pihak, yakni:
1. Institusi pendidikan
Karya tulis ilimah ini bisa digunakan sebagai sumber informasi dan
sebagai referensi bagi mahasiswa dalam menerapkan teori asuhan
keperawatan dengan gangguan system kardiovaskular hipertensi.
2. Profesi keperawatan
Sebagai bahan referensi bagi tenaga kesehatan untuk menambah
wawasan supaya dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat
dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan
system kardiovaskular hipertensi.
3. Lahan praktik
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini bagi lahan praktik yaitu untuk
meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan system kardiovaskular hipertensi.
5
4. Bagi masyarakat
Mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Hipertensi yaitu penyakit tidak menular menahun dimana tekanan darah
dalam pembuluh darah di arteri meningkat di atas normal, kondisi ini
memaksa jantung melakukan tugasnya lebih keras guna membawa darah
melewati pembuluh darah menuju seluruh tubuh. Hipertensi dapat
menghambat nutrisi dan oksigen dari darah menuju jaringan tubuh yang
memerlukannya, sehingga mempengaruhi organ tubuh yang dapat
menyebabkan kerusakan yang lebih serius pada organ tersebut (Fabiana
Meijon Fadul, 2019).
Orang bisa dinilai mempunyai tekanan darah tinggi apabila tekanan
istirahatnya > 140/90 mmHg pada saat pemeriksaan dan diperiksa berkali-
kali dalam waktu 5 menit (Fabiana Meijon Fadul, 2019).
2. Etiologi
Hipertensi tidak memiliki etiologi dengan spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon terhadap meningkatnya curah jantung dan meningkatnya
tekanan perifer. Namun, terdapat berbagai faktor yang berkontribusi secara
khusus terhadap terjadinya hipertensi, antara lain : merokok, asupan garam
yang tinggi, gaya hidup tidak sehat, kebiasaan makan yang tidak teratur,
kegiatan fisik yang kurang, usia, obesitas, mengonsumsi minuman
beralkohol, dan faktor genetik (Marhabatsar & Sijid, 2021).
Menurut (Saputra & Huda, 2023) berdasarkan etiologinya hipertensi
terbagi menjadi dua yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder,
sebagai berikut :
a. Hipertensi primer (Esensial)
6
7
sebagai silent killer. Kondisi seperti ini justru lebih berbahaya dapat
menyebabkan komplikasi bahkan kerusakan organ (Tika, 2021).
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan menurut (Hariyono, 2020),
antara lain :
a. Hemoglobin/Hematokrit
Untuk mengevaluasi keterkaitan antara sel darah dan banyaknya
cairan serta memperoleh informasi tentang potensi risiko seperti anemia
dan gangguan koagulasi.
b. Blood Urea Nitrogen (BUN)/Kreatinin
Memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
c. Glukosa
Diabetes yaitu faktor yang menyebabkan tekanan darah tinggi
karena pelepasan ketokolamin dalam jumlah besar.
d. Urinalisa
Darah, glukosa, protein, memberikan isyarat kelainan kerja ginjal
serta adanya diabetes melitus.
e. EKG
Untuk mengetahui dimana luas peninggian gelombang P yang
menandakan terdapat penyakit jantung.
f. CT Scan
Untuk mengetahui adanya encelopati dan tumor cerebral.
g. IUP
Untuk mengetahui penyebab hipertensi misal adanya batu ginjal.
h. Foto thorax
Menunjukkan susunan pembagian area pembesaran pada jantung.
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko utama timbulnya
penyakit stroke, jantung, ginjal serta gangguan pengelihatan. Komplikasi
hipertensi menurut (Saputra & Huda, 2023) antara lain :
a. Otak
11
2) Olahraga senam
Senam arobik,senam ergonomic dan senam hipertensi
merupakan senam yang dapat membantu dalam menurunkan
tekanan darah.
3) Pembatasan konsumsi garam
Mengurangi asupan garam dapat memperbaiki tekanan darah.
Kebanyakan garam dapat mengganggu keseimbangan cairan pada
pasien hipertensi dan mempersulit jantung untuk memompa darah
sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Menurut (Suprapto et al., 2022) pengkajian umum yang dilakukan
meliputi:
a. Data umum
1) Identitas klien
Diantaranya: umur, agama, nama, tempat tanggal lahir, alamat,
pekerjaan, jenis kelamin, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa
medis, suku/bangsa, nomor rekam medis.
Hipertensi lebih banyak terjadi pada wanita (40,17%)
dibandingkan pria (34,63%). Hal ini biasanya terjadi pada usia diatas
45 tahun seiring bertambahnya usia, kelenturan pembuluh darah
akan berkurang sehingga mengakibatkan tekanan darah mudah
meningkat (Riskesdas, 2018).
2) Identitas penanggung jawab
Diantaranya: umur, nama, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, dan
status hubungan.
3) Keluhan utama
Keluhan sering dirasakan oleh orang yang menderita hipertensi
meliputi sakit kepala, cemas, pening, kekakuan leher, pengelihatan
kabur, dan mudah merasa lelah.
14
14) Pembelajaran/penyuluhan
Pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien terkait penyakit
hipertensi serta komplikasinya seperti penyakit jantung, DM, dan
lain-lain, penggunaan pil KB.
15) Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantauan diri tekanan darah/perubahan
dalam terapi obat.
2. Diagnosa keperawatan
Dalam SDKI (PPNI, 2018a) diagnosa keperawatan yang biasanya
dialami pasien hipertensi, yakni:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.00111).
3. Intervensi keperawatan
Menurut SLKI (PPNI, 2018c) dan SIKI (PPNI, 2018b) kriteria dan hasil
serta intervensi keperawatan dalam pasien hipertensi yaitu:
1. Nyeri akut
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan intervensi keperawatan diharapkan
tingkat nyeri menurun.
Kriteria hasil: keluhan nyeri menurun, gelisah menurun, kesulitan tidur
menurun, tekanan darah membaik
Intervensi:
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
b. Identifikasi skala nyeri.
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identidikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
e. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
f. Jelaskan strategi meredakan nyeri
18
4. Defisit pengetahuan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan intervensi keperawatan diharapkan
tingkat pengetahuan membaik
Kriteria hasil : perilaku sesuai anjuran meningkat, pengetahuan tentang
suatu topik meningkat
Intervensi :
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
c. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
d. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
20
Gambar Pathways
Elastisitas, arteriosklerosis
Hipertensi
Perubahan status Krisis
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
kesehatan situasional
Perubahan struktur
Koping
Ansietas individu
Penyumbatan pembuluh darah
tidak efektif
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
21
22
Keluhan utama yang dirasakan Ny.N yaitu pusing dan sakit kepala
bagian belakang sejak 3 hari. Alasan Ny.N masuk rumah sakit yaitu
pasien merasakan pusing dan sakit kepala, mual, badannya gemetar dan
lemas, serta bengkak dikedua kakinya. Ny.N mengatakan sakit kepala
yang dirasakannya tibul secara tiba-tiba dikepala bagian belakang, nyeri
yang dirasakannya hilang timbul dengan skala nyeri 4 dari 1-10
menggunakan skala numerik, nyeri yang dirasakannya cenut-cenut
seperti dipukul sehingga mengganggu pola aktivitasnya akibat nyeri
yang dirasakannya, Ny.N diantar oleh suaminya ke IGD RSI Sultan
Agung Semarang pada tanggal 19 Febuari 2023 lalu dipindahkan
keruang Baitul izzah 1 pada tanggal 20 Febuari 2023 untuk
mendapatkan perawatan. Faktor pencetus yang memicu timbulnya
hipertensi pada Ny.N yaitu suka makan makanan yang asin dan manis.
Ny.N menderita hipertensi sejak 5 tahun lalu. Ny.N mengatakan
keluhannya timbul secara mendadak. Ketika keluhannya timbul upaya
yang dilakukan oleh Ny.N yaitu dengan memeriksakannya ke pelayanan
kesehatan terdekat. Adapun faktor yang memperberat keluhan yaitu jika
Ny.N melakukan aktivitas terlalu berat dan ketika kecapekan serta saat
banyak pikiran.
c. Riwayat Kesehatan lalu
Pada riwayat kesehatan sebelumnya Ny.N mengatakan selain
penyakit hipertensi yang dideritanya sekarang Ny.N juga menderita
penyakit DM. pasien tidak pernah mengalami trauma fisik seperti
kecelakaan. Serta tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan.
Untuk riwayat imunisasinya Ny.N mengatakan tidak pernah melakukan
imunisasi karena waktu kecil belum ada imunisasi.
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Pasien Ny.N merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, suaminya
merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ayah dan ibu baik dari Ny.N
maupun dari Tn. I sudah meninggal dunia. Tn.I dan Ny.N menikah dan
dikaruniai 3 anak yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki. Anggota keluarga
23
pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan
pasien baik DM maupun hipertensi.
e. Riwayat Kesehatan lingkungan
Pasien tinggal di sayung demak, dan untuk kondisi rumah dan
lingkungan tempat tinggalnya bersih dan kecil kemungkinan terjadinya
bahaya.
2. Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon (Data Fokus)
Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, menurut Ny.N sebelum
sakit kesehatan baginya sangat penting. Ny.N suka makan makanan yang
manis dan asin, Ny.N tidak memeriksakan kesehatannya secara berkala
kecuali saat dirinya sakit. Apabila sakit Ny.N berobat ke puskesmas
kecamatan didekat rumahnya. Kebiasan hidup Ny.N tidak mengonsumsi
obat-obatan tertentu dan biasanya mengonsumsi jamu tradisional kunyit
asam,tidak mengonsumsi kopi dan jarang berolahraga. Selama dirawat
Ny.N ingin segera sembuh dan pulang kerumah. Ny.N mengatakan kurang
tahu tentang penyakit hipertensi yang dideritanya sekarang, hanya sekedar
tahu bahwa hipertensi adalah tekanan darah tinggi dan kurang tahu cara
perawatannya. Selama dirawat Ny.N hanya makan makanan yang diberikan
oleh rumah sakit dan mengikuti terapi yang diberikan oleh dokter maupun
perawat serta beristirahat dengan cukup. Ny.N mengikuti terapi yang
diberikan oleh dokter maupun perawat. Ny.N tidak berkerja hanya sebagai
ibu rumah tangga, saat ini biaya perawatanya ditanggung BPJS kesehatan.
Pada pola nutrisi dan metabolic, Ny.N mengatakan sebelum sakit pola
makan 3x sehari dan bisa menghabiskan 1 porsi makan sekitar 1 centong
nasi dengan menu sayur-sayuran dan ikan. Makanan yang disukai Ny.N
yaitu sayur-sayuran dan buah dan tidak memiliki pantangan makanan
tertentu yang menyebabkan alergi dan tidak ada makanan yang dibatasi
serta tidak ada keyakinan maupun kebudayaan yang mempengaruhi dietnya,
Ny.N tidak mengonsumsi obat penambah nafsu makan, tidak ada keluhan
anoreksia nervosa maupun bulimia nervosa, tidak ada gangguan mengunyah
dan menelan. Sedangkan untuk pola minumnya Ny.N sehari minum habis
24
sekitar 2 botol aqua sedang air putih @ 600 ml dan 1 gelas teh tiap sarapan
pagi. Selama dirawat Ny.N makannya sehari 3x dan hanya menghabiskan
½ porsi makanan yang diberikan rumah sakit. Keadaan sakit saat ini
mempengaruhi pola makannya karena nafsu makannya menurun, Ny.N
mengatakan ada keluhan mual tapi tidak sampai muntah, dan tidak
mengalami penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir, berat badannya
selalu stabil yaitu 60 kg. Untuk pola minumnya Ny.N sehari minum habis
sekitar 1 botol aqua sedang air putih dan 1 gelas susu yang diberikan oleh
rumah sakit. tidak ada keluhan demam.
Pada pola eliminasi, Ny.N mengatakan sebelum sakit biasanya BAB 1x
sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan bauk khas
feses untuk pola BAK nya sekitar 5-6x sehari dengan warna urine bewarna
kuning bau khas amoniak. Sedangkan pada saat di rawat Ny.N BAB 2 hari
sekali dengan konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan bau khas
feses. Tidak terpasang kolostomi/ileostomy. Untuk pola BAK nya 3-4 x
sehari sekitar 1200 cc dengan urine bewarna kuning, bau khas amoniak,
tidak terpasang kateter.
Pada pola aktivitas dan latihan, Ny.N mengatakan tidak ada hambatan
dalam melakukan aktivitas, serta tidak ada kesulitan dalam melakukan
pergerakan, Ny.N dapat melakukan semua perawatan diri secara mandiri
baik makan, mandi, berpakaian dan berpindah, bisa BAB dan BAK secara
mandiri, dan tidak ada keluhan sesak napas. Pada saat dirawat Ny.N
mengatakan pada saat sakit dirinya mengalami keterbatasan dalam
melakukan aktivitas karena sering pusing dan kakinya bengkak. Ny.N tidak
pernah berolahraga, ada keluhan dalam melakukan pergerakan karena
tubuhnya terasa lemas. Untuk melakukan perawatan diri Ny.N dibantu oleh
keluarganya kecuali makan dan minum. Ny.N mudah merasa kelelahan saat
melakukan aktivitas berlebih sehingga menyebabkan hipertensinya
kambuh.
Pada pola istirahat dan tidur, Ny.N mengatakan sebelum sakit biasa
tidur selama 8 jam perhari diwaktu malam hari dari mulai pukul 21.30
25
sampai pukul 04.30 dapat tidur dengan nyenyak dan jarang terjaga serta
tidak ada kesulitan tidur. Selama dirawat Ny.N sering terbangun sebanyak
3-4 x dan hanya bisa tidur selama 4-5 jam diwaktu malam hari dan sering
terjaga karena merasakan nyeri.
Pada pola kognitif dan perseptual sensori, Ny.N mengatakan tidak ada
masalah dengan pengelihatan dan pendengarannya, serta tidak memiliki
masalah dengan kemampuan kognitifnya Ny.N mampu mengingat, bicara
dengan jelas dan memahami pesan yang diterima serta mengambil
keputusan. Selama dirawat Ny.N mengatakan sering pusing dan sensitive
dengan nyeri P : nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas berlebih, Q : nyeri
rasanya cenut-cenut seperti dipukul, R : nyeri pada kepala bagian belakang,
S : skala nyeri 4 (1-10), T: hilang timbul.
Pada pola persepsi dan konsep diri, Ny.N mengatakan hal yang
dipikirkannya saat ini yaitu ingin segera sembuh dari penyakitnya,
perubahan yang dirasakannya saat sakit yaitu mengalami keterbatasan
dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Perilaku non verbal Ny.N sesuai
dengan perilaku verbalnya. Ny.N bersyukur dan menyukai semua anggota
tubuhnya dan menganggap penyakitnya sekarang sebagai ujian dari allah
serta menerima ndan menjalani prosedur pengobatan dengan baik. Saat
dirumah Ny.N merupakan seorang ibu dari 3 orang anak dan ketika dirawat
Ny.N merupakan seorang pasien. Ny.N berharap ingin segera sembuh dari
sakit yang dialami. Ny.N tidak pernah merasa rendah diri dengan
keadaannya sekarang.
Pada pola mekanisme koping, Ny.N mengatakan dalam mengambil
keputusan dilakukan oleh dirinya dan dibantu oleh keluarganya terutama
dalam pengambilan keputusan Tindakan dan pengobatan yang dilakukan.
Ny.N apabila ada masalah selalu bercerita dengan keluarganya. Saat dirawat
Ny.N merasa nyamna dengan perawatan yang telah diberikan oleh perawat.
Pada pola seksual-reproduksi, Ny.N mengatakan paham dan mengerti
tentang fungsi seksual serta tidak memiliki gangguan dan tidak ada
permasalahan dalam hubungan seksual. Ny.N menstruasinya teratur dan
26
nyeri didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan pusing dan nyeri
kepala bagian belakang mulai berkurang setelah minum obat, P : nyeri
dirasakan saat melakukan aktifitas berlebih , Q : nyeri cenut-cenut seperti
dipukul, R: nyeri kepala bagian belakang, S : skala nyeri 3 (1-10), T : hilang
timbul dan untuk data objektifnya pasien tampak lemas dan bedrest hasil
pemeriksaan TTV TD : 170/80 mmHg. S : 36.5 C, N: 88 x/menit, RR : 20
x/menit. Pukul 10.35 mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif
pasien mengatakan skala nyeri 3 dari 1-10, nyerinya berkurang setelah
minum obat data objektif yang didapatkan yaitu pasien kooperatif. Pukul
10.40 memberikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(relaksasi tarik napas dalam dan dzikir) didapatkan data subjektif yaitu
pasien mengatakan jika nyerinya muncul melakukan tarik napas dalam
seperti yang sudah diajarkan data objektif yang didapatkan yaitu pasien
kooperatif.
Diagnosa ke dua yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan kontrol
tidur pukul 11.00 mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur didapatkan data
subjektif pasien mengatakan tidur jam 22.00 bangun jam 03.00 dan tidak
bisa tidur lagi semalam bangun sebanyak 2x dan siang harinya tidak bisa
tidur untuk pola aktivitasnya hanya jalan ke kamar mandi dan kembali ke
tempat tidur dibantu oleh suaminya data objektif yang didapatkan yaitu
pasien tampak lemas dan kurang tidur TD : 170/80 mmHg. S : 36.5 C, N:
88 x/menit, RR : 20 x/menit. Pukul 11.10 menetapkan jadwal tidur rutin di
peroleh data sujektif pasien mengatakan bersedia untuk di buatkan jadwal
tidur malam hari mulai pukul 22.00-04.00 dan tidur siangnya jam 13.00-
14.00 data objektif yang didapatkan jadwal tidur malam hari mulai pukul
22.00-04.00 dan tidur siangnya jam 13.00-14.00.
Diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan pukul 11.30 mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelemahan didapatkan data subjektif pasien mengatakan
pasien mengatakan keluhan pusing berkurang sehingga dapat melakukan
aktifitas ke kamar mandi meski dibantu oleh suaminya data objektif yang
34
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan seluruh data pasien yang diperoleh
dari berbagai sumber di susun secara sistematis untuk menilai dan menentukan
status kesehatan pasien (Hadinata & Abdillah, 2022). Sesuai teori yang ada
penulis melakukan pengkajian pada Ny.N dengan metode wawancara secara
langsung dengan pasien dan keluarga, mengobservasi secara langsung dan
melihat data rekam medis untuk memperoleh informasi seperti terapi apa saja
yang diberikan, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil radiologi serta catatan
perkembangan pasien.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh penulis pada tanggal 20
Febuari 2023 diperoleh data hasil pengkajian masalah yang dialami oleh Ny.N
yaitu hipertensi hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas
normal. Ny.N menunjukkan gejala yang dirasakannya yaitu pusing, sakit
kepala bagian belakang, sulit tidur, tekanan darah 198/92 mmHg, mengeluh
sesak napas sehingga diberikan O2 nasal kanul 3 lpm, pasien lemas sehingga
sulit melakukan aktivitas. Namun tanda dan gejala yang muncul berbeda-beda
tiap individu, dan adapun penderita hipertensi asimtomik sering di sebut silent
killer (Tika, 2021).
Pada tahap pengkajian terdapat persamaan antara kasus dengan teori.
Pasien suka makan makanan yang asin. Mengonsumsi garam berlebihan dapat
memicu peningkatan tekanan darah. Ginjal akan menyingkirkan kelebihan
natrium melalui urine. Jika ginjal tidak beroperasi dengan efektif, natrium bisa
40
41
sering dialami oleh wanita gejala yang biasanya dialami oleh penderita yaitu
pengelihatan buram, telinga berdenging, mual, muntah, pusing, hilangnya
keseimbangan, dan pengelihatan ganda (Tim Promkes RSST, 2022).
Didalam pengkajian didapatkan data pasien terdapat bengkak dikedua
kakinya serta mendapatkan infus 20 tpm hal ini dapat menyebabkan pasien
kelebihan cairan maka perlu dilakukan perhitungan balance cairan. Di dalam
kasus tersebut penulis tidak mencantumkan perhitungan balance cairan.
Rumus menghitung balance
Intake = output + IWL
IWL = (15x BB)/ 24 jam = 15 x 60 kg/ 24 jam = 37,5 cc/ jam
Dalam 24 jam → 37,5 x 24 jam = 900cc/24 jam
Input cairan
Infuse : 2000 cc/24 jam
Minum : 800cc /24 jam
------------------------------------ +
2800 cc
Output cairan
Urine : 1200 cc
BAB : 100 cc
----------------------------- +
900 cc
Balance cairan = intake = output + IWL
2800 cc = 1200 cc + 900 cc
2800 cc = 2100 cc
Balance cairan = 2800 cc – 2100 cc
= + 700 cc
43
B. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI (PPNI, 2018a) diagnosa keperawatan merupakan
penilaian klinis terhadap reaksi klien mengenai masalah kesehatan yang ada
baik actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan ini bertujuan untuk
mengetahui reaksi individu, keluarga, maupun komunitas terhadap masalah
kesehatan.
Dalam menentukan diagnosa prioritas sesuai dengan hierarki
kebutuhan maslow yang terbagi menjadi lima tingkat prioritas yaitu
kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan prioritas tertinggi dalam hirarki
maslow, tingkat dua yaitu kebutuhan keamanan dan keselamatan, tingkat
tiga kebutuhan mencintai dan dicintai, tingkat empat yaitu kebutuhan harga
diri dan tingkat lima yaitu kebutuhan aktualisasi diri (Darmawan, 2019).
Diagnosa yang muncul berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan
oleh penulis untuk asuhan keperawatan pada Ny.N dengan hipertensi, ada 4
diagnosa yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiolgis
Menurut SDKI (PPNI, 2018a) nyeri akut merupakan pengalaman
sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan dan timbul secara
mendadak atau lambat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Pada tanggal 20 Febuari 2023 penulis menegakkan diagnosa ini
karena saat melakukan pengkajian diperoleh data subjektif yaitu pasien
mengeluh pusing dan nyeri kepala belakang sejak 3 hari yang lalu
badannya gemetar dan lemas, nyeri dirasakan pasien saat melakukan
aktivitas belebih, rasanya cenut cenut di kepala bagian belakang dengan
skala nyeri 4, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Data objektif
didapatkan pasien tampak meringis merasakan nyeri, tampak gelisah
dan lemas TD : 198/92 mmHg, S : 36 C, RR :21x/menit, N: 87x/menit.
Diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis menjadi diagnosa prioritas utama karena pada pasien
hipertensi nyeri kepala dan pusing merupakan gejala yang paling sering
dirasakan. Maka harus segera dilakukan penanganan karena jika tidak
44
dengan kriteria hasil keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering terjaga
menurun, kemampuan beraktivitas meningkat. Sesuai dengan SIKI
(PPNI, 2018b) yaitu dengan dukungan tidur. Intervensi yang dilakukan
antara lain identifikasi pola aktivitas dan tidur, identifikasi faktor
pengganggu tidur, modifikasi lingkungan, tetapkan jadwal tidur rutin,
jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit. Dukungan tidur
merupakan tindakan yang dilakukan perawat untuk meningkatkan
kenyamanan pasien dengan pengaturan posisi tidur , menetapkan
jadwal tidur, dan modifikasi lingkungan. Rasionalnya lingkungan yang
nyaman dapat meningkatkan pola tidur, serta situasi lingkungan yang
kondusif seperti pencahayaan saat tidur juga berpengaruh terhadap pola
tidur. Orang yang tidur dengan pencahayaan yang redup dapat
mengurangi sekresi melatonin dan memperpanjang latensi tidur
(Handayani et al., 2021).
3. Intervensi untuk diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan sesuai dengan SLKI (PPNI, 2018c) yang dilakukan selama
3x8 jam kepada Ny.N bertujuan agar toleransi aktivitas pasien
meningkat dengan kriteria hasil keluhan lelah menurun, perasaan lemah
menurun, tekanan darah membaik. Sesuai dengan SIKI (PPNI, 2018b)
yaitu dengan manajemen energi. Intervensi yang dilakukan antara lain
identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan,
monitor pola dan jam tidur, monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas, anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap. Aktivitas fisik merupakan segala aktivitas yang melibatkan
gerak tubuh, tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi dapat
terjadi karena kurangnya aktivitas fisik yang dapat membahayakan sel
saraf dan menyebabkan pembuluh darah diotak pecah dan
melumpuhkan organ (Neng yulia maudi et al., 2021). Aktivitas fisik
secara bertahap yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan
menganjurkan pasien untuk duduk, berdiri, serta dapat berjalan ke
kamar mandi secara bertahap. Rasionalnya dengan dilakukannya
49
55
56
dan kriteria hasil dan sesuai buku SIKI meliputi Tindakan observasi,
terapeutik, edukasi, dan kolaborasi.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan selama 3 hari sudah
sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang didapatkan dari 4 masalah keperawatan yang muncul
sudah teratasi karena keluhan nyeri yang dirasakan pasien menurun,
gangguan pola tidur pasien membaik, toleransi aktifitas pasien meningkat
serta tingkat pengetahuan pasien meningkat.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Karya tulis ilimah ini bisa digunakan sebagai sumber informasi
kepustakaan dan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam menerapkan
teori asuhan keperawatan dengan gangguan system kardiovaskular
hipertensi.
2. Bagi rumah sakit atau lahan praktek
Penulisan karya tulis ilmiah ini bagi rumah sakit yaitu untuk
meningkatkan kualitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan system kardiovaskular hipertensi.
3. Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan referensi bagi tenaga Kesehatan untuk menambah
wawasan supaya dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat
dalam memberi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system
kardiovaskular hipertensi.
4. Bagi mahasiswa
Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai bahan belajar untuk
membuat tugas atau melakukan asuhan keperawatan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A. G. A., Jeini, E. N., & Windy, M. V. W. (2018). Kejadian Hipertensi dan
Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi di Puskesmas Paceda Kota Bitung.
Jurnal KESMAS, 7(5), 1–5.
Adistia, E. A., Dini, I. R. E., & Annisaa’, E. (2022). Hubungan antara Rasionalitas
Penggunaan Antihipertensi terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Hipertensi
di RSND Semarang. Generics: Journal of Research in Pharmacy, 2(1), 24–
36. https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.13067
Aditya, N. R., Mustofa, S., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Lampung, U.,
Fisiologi, B., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2023). Hipertensi : Gambaran
Umum Hypertension : An Overview. 11, 128–138.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 61.
Fitri Tambunan, F., Nurmayni, Rapiq Rahayu, P., Sari, P., Indah Sari, S., Depkes,
Suling, F. R. W., Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D.,
Yulianti, M., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Khie, L.,
Widhani, A., Wijaya, E., … Kesehatan, D. (2021). Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia. In Buku (Vol. 8, Issue 2).
Habel, P. R. G., Silalahi, P. Y., & Taihuttu, Y. (2019). Hubungan Kualitas Tidur
dengan Nyeri Kepala Primer pada Masyarakat Daerah Pesisir Desa Nusalaut,
Ambon. Smart Medical Journal, 1(2), 47.
https://doi.org/10.13057/smj.v1i2.28698
Handayani, W., Lukman, M., & Mambang Sari, C. W. (2021). Quality of Sleep
Among Elderly with Hypertension at Werdha Institusion in West Java
Province. Journal of Nursing Science Update (JNSU), 9(1), 133–142.
https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.01.17
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). buku ajar patofisiologi. alih
bahasa oleh Andry Hartono. EGC.
Madeira, A., Wiyono, J., & Ariani, N. L. (2019). Hubungan Gangguan Pola Tidur
Dengan Hipertensi Pada Lansia. Nursing News, 4(1), 29–39.
Maskanah, S., Suratun, S., Sukron, S., & Tiranda, Y. (2019). Hubungan Aktivitas
Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 97–
102. https://doi.org/10.30651/jkm.v4i2.3128
Neng yulia maudi, Platini, H., & Pebrianti, S. (2021). Aktivitas Fisik Pasien
Hipertensi. Jurnal Keperawatan ’Aisyiyah, 8(1), 25–38.
https://doi.org/10.33867/jka.v8i1.239
Noegroho, R. T. S., Suriadi, & Nurfianti, A. (2017). Hubungan Antara Pola Tidur
Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soedarso Pontianak. Kesehatan, 3, 68.
Novitasari, Dwi, & Wirakhmi, I. N. (2018). Penurunan Nyeri Kepala Pada Lansia
60
PPNI. (2018a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018c). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
Pratiwi, K. A., Ayubbana, S., & Fitri, N. L. (2021). Penerapan Relaksasi Benson
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Kota Metro.
Jurnal Cendikia Muda, 1(1), 90–97.
Rahma Reza, R., Berawi, K., Karima, N., Budiarto, A., Tidur dalam Manajemen
Kesehatan, F., Fakultas Kedokteran, M., Lampung, U., Biomedik, B.,
Fakultas Kedokteran, F., Psikologi, F., & Jenderal Achmad Yani, U. (2019).
Fungsi Tidur dalam Manajemen Kesehatan Sleep Function in Health
Management. Medical Journal Of Lampung University, 8(2), 247–253.
Saputri, R., Ayubbana, S., & HS, S. A. S. (2022). Penerapan Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Nyeri Kepala Pasien Hipertensi di Ruang Jantung RSUD
Jend. Ahmad Yani Kota Metro. Jurnal Cendikia Muda, 2(2), 506–513.
Warijan, W., Wahyudi, T., Astuti, Y., & Rahayu, R. D. (2021). Nursing Care of
Hypertension in the Elderly with a Focus on Study of Activity Intolerance in
Dr. R. Soetijono Blora Hospital. Jurnal Studi Keperawatan, 2(1), 14–23.
https://doi.org/10.31983/j-sikep.v2i1.6805