Disusun Oleh :
Nurfarida Ningrum
NIM. 40901900041
Disusun Oleh :
Nurfarida Ningrum
NIM. 40901900041
i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya, untuk Bapak dan Ibu saya yang telah memberikan
dukungan dan senantiasa mendoakan saya setiap sujudnya serta memberi
semangat penuh kepada putrinya.
2. Adik saya Muhammad Lutfi yang telah memberikan semangat dan perhatian
penuh kepada saya semoga kita menjadi anak yang dapat membanggakan
kedua orang tua.
3. Ibu Ns. Apriliani Yulianti W, M.Kep., Sp.Kep.Mat terimakasih atas waktu,
ilmu dan kesabarannya dalam membimbing hingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
4. Semua dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula yang telah memberikan
saya ilmu dan mengajarkan banyak hal tentang ilmu kesehatan
5. Terimakasih buat teman-teman saya Dini Lestari, Fitria Anwar, Zulia
Sofiana, Meylinda Puji Saidati dan Sany Octavia yang telah m dan
senantiasa memberi semangat serta mensupprort saya sampai Karya Tulis
Ilmiah ini selesai
6. Untuk teman-teman satu bimbingan dengan saya yaitu Nur Aini dan Nadya
Putri Fatmasari yang senantiasa membantu dan berjuang bersama sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini selesai
7. Semua teman-teman DIII Fakultas Ilmu Keperawatan angkatan 2019,
terimakasih atas dukungan, pertemanan dan kebersamaan selama menimba
ilmu di Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula serta motivasinya.
v
HALAMAN MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
P1A0 POST PARTUM SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI KETUBAN
PECAH DINI (KPD) DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Diploma III
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
Terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang sudah
membantu dalam proses pembuatan KTI ini, diantaranya :
1. Bapak Prof. Dr. H. Gunarto.,S.H.,M.Hum, selaku Rektor Universitas Islam
Sultan Agung Semarang.
2. Bapak Iwan Ardian, SKM., M. Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
3. Bapak Ns. Muh Abdurrouf, M. Kep, selaku Katua Prodi D-III Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
4. Ibu Ns. Apriliani Yulianti Wuriningsih, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku
pembimbing yang berkenan meluangkan waktu dalam memberikan
pengarahan, bimbingan dan motivasi selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah
5. Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang sudah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk praktik di Rumah Sakit tersebut, sehingga
penulis dapat menerapkan ilmu yang sudah dipelajari serta didapatkan selama
belajar di Fakultas Ilmu Keperawatan dan dapat melakukan proses pembuatan
Karya Tulis Ilmiah hingga selesai.
6. Bapak dan ibu tersayang yang tak pernah lelah untuk menyemangati,
mendukung dan mendoakan dengan penuh kasih sayang, penuh keikhlasan,
vii
dan pengorbanannya yang besar didalam merawat, membesarkan dan
mendidik saya serta memberikan dukungan penuh untuk saya secara materil
maupun non materil.
7. Teman seperjuangan DIII keperawatan yang selalu menyemangati dan saling
mendoakan satu sama lain dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah, serta
berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya
pembaca yang budiman pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. wb
Nurfarida Ningrum
viii
DAFTAR ISI
ix
1. Pengkajian............................................................................................. 25
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 27
3. Intervensi Keperawatan ....................................................................... 27
D. Patofisiologisways ............................................................................. 31
BAB III RESUME KASUS ............................................................................... 32
A. Pengkajian ......................................................................................... 32
B. Analisa data dan penegakkan diagnosa keperawatan .......................... 34
C. Diagnosa keperawatan ....................................................................... 35
D. Rencana keperawatan ......................................................................... 35
E. Catatan Perkembangan (Implementasi) .............................................. 37
F. Evaluasi ............................................................................................. 43
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 47
A. Pengkajian Keperawatan .................................................................... 47
B. Diagnosa, Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi Keperawataan ....... 49
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi. ............. 49
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri saat bergerak. ............................................. 52
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
pasien mengatakan lemah dan aktivitas dibantu keluarga. ................ 53
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer, kerusakan integritas kulit ditandai dengan luka post
sectio caesarea. ..................................................................................... 54
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 47
A. Simpulan............................................................................................ 58
B. Saran.................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60
LAMPIRAN ...................................................................................................... 64
x
DAFTAR SKEMA
xi
DAFTAS ISTILAH/SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
KPD : Ketuban Pecah Dini
WHO : World Health Organization
KB : Keluarga Berencana
GPA : Gravida, Para, Abortus
REEDA : Reednes, Edema, Ekimosis, Discharge, Approximatic
PQRST : Provoking incident (penyebab), quality of pain (kualitas),
Radiates (penyebaran), Severety (keparahan), Time (waktu)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
14
kematian pada ibu ataupun bayinya. Resiko ketuban pecah dini bisa
memunculkan sebagian permasalahan untuk bunda ataupun bakal anak.
Untuk ibu bisa menimbulkan peradangan intrapartum (dalam persalinan),
peradangan puerparalis (masa nifas), partus lama, perdarahan post partum,
mordibitas, serta mortalitas maternal. Sebaliknya untuk balita bisa
menimbulkan prematuritas, prolaps funiculli (penyusutan tali pusar),
hipoksia, asfiksia sekunder, sindrom deformitas bakal anak, mordibitas, serta
mortalitas perinatal (Mitra & Husada, 2021).
Proses persalinan terdapat 2 metode, ialah persalinan dengan metode
wajar (lewat Miss V) serta persalinan abnormal (SC). Persalinan wajar
merupakan proses pengeluaran bakal anak yang terjalin pada kehamilan
lumayan bulan (37- 42) lahir otomatis tanpa komplikasi baik ibu ataupun
bakal anak. Sebaliknya persalinan SC ialah sesuatu aksi operatif pada bunda
bersalin dengan melaksanakan insisi pada kulit, bilik perut serta bilik rahim
buat menyelamatkan bunda dan balita. Aksi SC dicoba bunda yang tidak bisa
melahirkan secara wajar yang diakibatkan oleh sesuatu gejala tertentu (Setia
& Arifin, 2021).
Permintaan ibu hamil untuk melaksanakan persalinan secara sectio
caesarea hadapi kecenderungan kenaikan dari waktu ke waktu. Angka SC
terus bertambah dari 3 hingga 4 persen pada 15 tahun yang dulu sekali, serta
terjalin kenaikan 10 sampai 15 persen pada waktu saat ini. Kenaikan tersebut
bisa terjalin sebab bermacam alibi semacam, operasi jadi lebih nyaman buat
bunda, serta pula jumlah balita yang luka akibat partus lama serta operasi
traumatic Miss V jadi menurun. Atensi terhadap mutu serta pengembangan
intelektual pada bayi sudah memperluas gejala Sectio Caesarea. Pemicu
meningkatnya angka peristiwa persalinan SC pula tidak lepas dari ekspansi
gejala yang di jalani serta kemajuan dalam metode pembedahan serta
anesthesia dan obat antibiotika (Warsono et al., 2019). World Health
Organitation (WHO) menetapkan standar rata-rata persalinan operasi dengan
SC disebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia.
15
WHO (World Health Organitation) melaporkan kalau kenaikan
persalinan dengan pembedahan SC diseluruh negeri terjalin sejak tahun 2007-
2008 ialah 110. 000 per kelahiran diseluruh Asia. Studi Kesehatan Bawah(
Rikesdas) tahun 2018 mengatakan kalau total persalinan SC di Indonesia
sebanyak 17, 6% dari 78. 736 persalinan, sebaliknya persalinan SC di Jawa
Tengah sebanyak 17, 1% dari 9. 291 persalinan. Aksi pembedahan SC
menimbulkan perih serta pergantian kontiunitas jaringan sebab terdapatnya
operasi (Rini & Susanti, 2018). Pasien yang dilakukan SC bisanya mengalami
ketidaknyamanan semacam, rasa perih pada wilayah cedera yang diakibatkan
robeknya pada jaringan bilik perut serta bilik uterus yang kondisi berbeda.
Perih yang dirasakan post pembedahan bertabiat kronis serta wajib ditangani,
strategi penatalaksanaan perih mencakup pendekatan farmakologis serta non
farmakologis. Penatalaksanaan farmakologis memakai obat-obatan kimia.
Sebaliknya penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis antara lain
memakai sentuhan afektif, sentuhan terapeutik, relaksasi, metode imajinasi,
distraksi, hipnosis kompres dingin ataupun kompres hangat serta relaksasi
(Warsono et al., 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan
pengelolaan asuhan keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah “Asuhan
Keperawatan Ny. S Post Operasi Sectio Caesarea dengan Indikasi Ketuban
Pecah Dini (KPD) di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada Ny. S
usia 23 tahun dengan post operasi sectio caesarea dengan indikasi
ketuban pecah dini.
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada
Ny. S usia 23 tahun dengan post operasi sectio caesarea dengan indikasi
ketuban pecah dini di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang,
meliputi:
16
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S dengan post operasi
sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang.
b. Menegakkan prioritas masalah dan diagnosa keperawatan pada Ny. S
dengan post operasi sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah
dini di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
c. Menentukan intervensi keperawatan pada Ny. S dengan post operasi
sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada Ny. S dengan post
operasi sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah dini di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
e. Melakukan evaluasi keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. S
dengan post operasi sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah
dini di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
C. Manfaat Penulisan
17
18
BAB II
TINJAUAN TEORI
dan evaluasi. Salah satu manfaat dari penerapan asuhan keperawatan yang
baik merupakan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dalam bidang
keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Kebutuhan yang dimaksud meliputi kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta dan
saling memiliki, kebutuhan akan harga diri serta kebutuhan aktualisasi diri
(Julieta & Widiastuti Giri, 2021).
1. Adaptasi fisiologis
Post partum ataupun masa nifas merupakan masa kembalinya
organ- organ reproduksi semacam sedia kala saat sebelum hamil. Berikut
adaptasi fisiologis menurut (Utami et al., 2021) :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
a) Proses Involusi
Proses kembalinya uterus seperti keadaan sebelum hamil.
Proses ini dimulai setelah plasenta keluar disebabkan
karena kontraksi otot-otot polos uterus.
b) Kontraksi
Respons terhadap penurunan volume intra uterin yang
sangat besar terjai karena intensitas kontraksi uterus
meningkat setelah bayi lahir.
c) Afterpains
Kondisi ini banyak terjadi pada primipara, tonus uterus
meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang.
Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami
multipara serta dapat menimbulkan rasa nyeri yang dapat
bertahan selama awal puerperium.
2) Tempat Plasenta
22
g. Sistem neurologi
Perubahan saraf selama masa nifas adalah kebalikan dari adaptasi
saraf yang terjadi selama kehamilan dan disebabkan oleh trauma
yang dialami wanita selama persalinan dan melahirkan.
h. Sistem muskuloskeletal
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu selama kahamilan terjadi
secara reversibel pada periode postpartum. Penyesuaian ini termasuk
hal-hal yang membantu ibu rileks dan berubah karena rahim yang
membesar.
2. Adaptasi psikologis
Adaptasi psikologis menurut (Astri et al., 2020) ialah perubahan
psikologis ibu post partum dimulai ketika seorang ibu mulai merawat
bayinya. Hal ini merupakan tanggung jawab baru bagi seorang ibu pasca
melahirkan. Berikut fase psikologis ibu post partum menurut
(Taviyanda, 2019) antara lain:
a) Fase taking in / ketergantungan
Pada fase ini dimulai hari pertama sampai hari kedua pasca
melahirkan dimana seorang ibu membutuhkan perlindungan dan
pelayanan.
b) Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan
berakhir pada minggu keempat hingga minggu kelima, sampai ibu
siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal
baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi
ibu muda yang membutuhkan pengetahuan lebih dan penyembuhan
fisik sehingga dia dapat beristirahat dengan baik dan tenang.
c) Fase letting go / saling ketergantungan
Pada fase ini dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam
setelah melahirkan. Sistem anggota keluarga telah menyesuaiakan
diri dengan anggota yang baru.
25
1. Pengkajian
a. Identitas, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status pernikahan, suku bangsa, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis (Purba, 2016).
b. Keluhan Utama, pada umumnya Ibu dengan Post Sectio Caesarea
mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi. Karakteristik nyeri
dikaji dengan istilah PQRST (Amin et al., 2017).
c. Riwayat kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang, berisi tentang evaluasi data untuk
menentukan alasan dilakukan operasi caesar seperti implantasi
bayi, sungsang, plasenta previa, bayi kembar, preeklamsia, dan
ketuban pecah dini.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu, hal-hal yang akan dipelajari
sebelumnya dalah penyakit yang diderita pasien terutama
penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
diabetes, TBC, hepatitis dan penyakit kelamin (Juniartati et al.,
2022).
d. Riwayat obstetri
Pada riwayat obstetri yang dikaji meliputi riwayat kehamilan,
persalinan, maupun abortus yang dinyatakan dengan kode GxPxAx
(Gravida, Para, Abortus), Riwayat menarche, siklus haid, ada
tidaknya nyeri haid ataupun gangguan haid lainnya (Farah Dilla &
Hendyca Putra, 2020).
e. Riwayat kontrasepsi
26
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI DPP PPNI (2016), diagnosa keperawatan
merupakan masalah keperawatan yang ditegakkan atas dasar data pasien,
berikut ini kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul menurut
(PPNI, 2016):
a. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik
ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi.
Data subyektif : mengeluh nyeri, nyeri saat bergerak
Data obyektif : tampak meringis, gelisah, posisi menghindari nyeri
b. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) berhubungan dengan nyeri
ditandai dengan pasien mengatakan nyeri saat bergerak.
Data subyektif : nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan,
merasa cemas saat bergerak
Data obyektif : fisik lemah, gerakan terbatas
c. Intoleransi aktivitas (D.0056) berhubungan dengan kelemahan
ditandai dengan pasien mengatakan lemah dan aktivitas dibantu
keluarga.
Data subyektif : mengeluh lelah, merasa lemah
Data obyektif : terlihat lemah, aktivitas dibantu keluarga
d. Resiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer, kerusakan integritas kulit ditandai dengan
luka post sectio caesarea.
Data subyektif : nyeri luka operasi dan sedikit panas
Data obyektif : ada luka post operasi, luka operasi kemerahan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien sesuai dengan
diagnosis yang telah ditentukan dengan tujuan untuk terpenuhinya
kesehatan pasien (siregar, 2020).
28
a) Nyeri menurun
b) Kecemasan menurun
c) Gerakan terbatas menurun
d) Kelemahan fisik menurun
3) Intervensi keperawatan : dukungan mobilisasi
Observasi
a) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
b) Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
c) Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
a) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
b) Fasilitasi melakukan pergerakan
Edukasi
a) Anjurkan melakukan mobilisasi dini
b) Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis.duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan pasien mengatakan lemah dan aktivitas dibantu keluarga
1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8
jam diharapakan aktivitas meningkat
2) Kriteria hasil :
a) Perasaan lemah menurun
b) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat
3) Intervensi keperawatan : manajemen energi
Observasi
a) Monitor pola dan jam tidur
b) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
30
E. Patofisiologisways
RESUME KASUS
A. Pengkajian
32
33
pantangan. Cairan, pasien mengatakan setelah post operasi pasien minum air
mineral 600 ml sehari dengan tiduran menggunakan sedotan. Eliminasi, tidak
ada keluhan keringan berlebih, pasien terpasang foley kateter untuk BAK,
pasien mengatakan belum BAB setelah persalinan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaaan laboratorium pada tanggal 16 Januari 2022 didapatkan hasil :
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Ket
Rujukan
Darah rutin
Hemoglobin 15.1 L 11.7-15.5 g/dl
Leukosit 14.10L 3.6-11.0 Ribu
Eritrosit 4.82 L 3.8-5.2 Juta
Trombosit 240 150-400 Ribu
Program terapi yang diberikan yaitu keterolac 3x2 gram, donperidone 3x2
gram, As nefenamat 3x1 gram, cefradoxil 3x1 gram, infus RL 20 tpm.
C. Diagnosa keperawatan
D. Rencana keperawatan
jumlah pengunjung, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien, anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, anjurkan
meningkatkan asupan cairan.
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien dengan respon objektif mencuci
tangan sebelum mengganti perban luka jahitan dan sesudah tindakan.
Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi respon subjektif pasien
mengatakan menghabiskan setengah porsi makan dari rumah sakit. Respon
objektif pasien menghabiskan makanan yang diberi rumah sakit dengan lahap
dan menghabiskan porsi lebih banyak dari sebelumnya.
Implementasi hari ketiga pada tanggal 19 Januari 2022. Implementasi
dilakukan pada Ny.S untuk mengatasi diagnosa pertama nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada bagian luka operasi. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dengan respon
subjektif pasien mengatakan nyeri luka operasi. Respon objektif pasien
terlihat meringis menahan nyeri, P : nyeri jika pasien bergerak, Q: nyeri
seperti ditusuk-tusuk, R: dirasakan dibagian perut pasca operasi, S: skala
nyeri 2, T: lama nyeri sekitar 5 menit, dan dirasakan secara hilang timbul.
Mengidentifikasi skala nyeri respon subjektif pasien mengatakan nyeri diluka
post operasi sedikit berkurang, skala nyeri 2 dan respon objektifnya pasien
terlihat masih memegangi perut dan menahan nyeri hilang timbul.
Selanjutnya memfasilitasi istirahat dan tidur respon subjektif pasien
mengatakan sudah bisa tidur, dan respon objektif pasien terlihat segar.
Selanjutnya memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
dengan latihan tarik nafas dalam dan terapi musik (mendengarkan murotal
qur’an), respon subjektif pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas
dalam. Respon objektif pasien terlihat lebih tenang setelah melakukan teknik
relaksasi nafas dalam.
Diagnosa kedua yaitu gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri ditandai dengan pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Intervensi
yang dilakukan yaitu mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya, respon subjectif pasien mengatakan nyeri pada luka post op saat
bergerak. Respon objektif pasien terlihat meringis, P: saat pasien bergerak,
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: dibagian perut pasca operasi, S: skala nyeri
42
F. Evaluasi
sectio caesarea. Evaluasi objektif luka post operasi berwarna merah, keluarga
dan pengunjung yang menemani pasien masih dibatasi, perawatan luka/
mengganti perban dilakukan setiap hari, maka dapat disimpulkan masalah
risiko infeksi teratasi sebagian dan penulis melanjutkan intervensi memonitor
tanda dan gejala.
Evaluasi yang didapatkan penulis pada tanggal 18-01-2022 dari hasil
implementasi diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada bagian luka
operasi. Evaluasi subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian luka post
operasi, dan evaluasi objektif pasien tampak meringis saat bergerak, P: nyeri
jika pasien bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: dirasakan dibagian
perut pasca operasi, S: skala nyeri 3, T: lama nyeri sekitar 5 menit, dan
dirasakan secara terus-menerus, maka dapat disimpulkan masalah nyeri pada
luka operasi teratasi sebagian dan penulis melanjutkan intervensi
mengidentifikasi skala nyeri.
Evaluasi gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Evaluasi subjektif pasien
mengatakan nyeri luka post operasi saat bergerak, dan evaluasi objektif
pasien belum mampu melakukan pergerakan secara mandiri dan dibantu oleh
keluarga, pasien sudah mampu duduk ditempat tidur, maka dapat
disimpulkan masalah mobilisasi teratasi sebagian dan penulis melanjutkan
intervensi mengajarkan mobilisasi sederhana (seperti berdiri, berjalan).
Evaluasi diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan ditandai dengan pasien mengatakan lemah dan aktivitas dibantu
keluarga yaitu respon subjektif pasien mengatakan masih terasa lemah,
dengan evaluasi objektif pasien sudah bisa duduk di tempat tidur, aktivitas
pasien dibantu dengan keluarga, pasien sudah merasa lebih nyaman dengan
kondisinya, maka dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian dan penulis
merencanakan untuk melanjutkan intervensi.
Evaluasi diagnosa risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer: kerusakan integritas kulit
45
ditandai dengan luka post sectio caesarea yaitu evaluasi objektif luka post
operasi sedikit kering, keluarga dan pengunjung yang menemani pasien
masih dibatasi, perawatan luka/ mengganti perban dilakukan setiap hari,
maka dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian dan penulis merencanakan
untuk melanjutkan intervensi.
Evaluasi yang didapatkan penulis pada tanggal 19-01-2022 dari hasil
implementasi diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada bagian luka
operasi. Evaluasi subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian luka post
operasi, dan evaluasi objektif pasien tampak meringis saat bergerak, P: nyeri
jika pasien bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: dirasakan dibagian
perut pasca operasi, S: skala nyeri 2, T: lama nyeri sekitar 5 menit, dan
dirasakan secara hilang timbul, maka dapat disimpulkan masalah nyeri pada
luka operasi teratasi sebagian dan penulis melanjutkan intervensi
mengidentifikasi skala nyeri.
Evaluasi gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Evaluasi subjektif pasien
mengatakan nyeri luka post operasi saat bergerak, dan evaluasi objektif
pasien terlihat lebih nyaman namun masih memegangi perutnya, pasien
sudah mampu melakukan pergerakan secara mandiri dan dibantu oleh
keluarga, pasien sudah mampu duduk ditempat tidur, berdiri dan berjalan
meskipun masih dibantu oleh anggota keluarganya, maka dapat disimpulkan
masalah mobilisasi teratasi sebagian dan penulis melanjutkan intervensi
mengajarkan mobilisasi sederhana.
Evaluasi diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan ditandai dengan pasien mengatakan lemah dan aktivitas dibantu
keluarga yaitu respon subjektif pasien mengatakan masih terasa lemah,
dengan evaluasi objektif pasien sudah bisa duduk di tempat tidur, berdiri dan
berjalan, aktivitas pasien dibantu dengan keluarga, maka dapat disimpulkan
masalah teratasi sebagian dan penulis merencanakan untuk melanjutkan
intervensi.
46
BAB IV
PEMBAHASAN
48
49
transmisi impuls nyeri pada sistem saraf pusat sehingga nyeri berkurang
(Nawangsar & Pratiwi, 2021)
Menurut (Potter, 2010) teknik relaksasi nafas dalam ada tujuh
diantaranya yaitu: 1) Menciptakan lingkungan yang tenang. 2) Tarik
nafas dalam dari hidung pada hitungan ketiga perlahan udara di
keluarkan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan bawah
rileks. 3) Anjurkan bernafas dengan normal 3 kali, kemudian tarik nafas
dalam lagi melalui hidung dan hembuskan melalui mulut secara
perlahan. 4) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan agar
tetap konsentrasi pada daerah nyeri serta mata terpejam. 5) Anjurkan
untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang. 6) Ulangi
sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali. 7) Bila
nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan cepat.
Penulis dalam melakukan implementasi keperawatan sudah
sesuai dengan rencana atau intervensi keperawatan yang telah
ditentukan, pada intervensi manajamen nyeri point terapeutik penulis
memberikan penatalaksanaan nonfarmakologis dengan relaksasi nafas
dalam. Teknik relaksasi menggunakan abnormal breathing atau sama
juga dengan teknik relaksasi nafas dalam dapat dilakukan oleh ibu post
sc secara mandiri, aman dan tidak menimbulkan efek samping (Amalia
& Agustina, 2021).
Dari mplementasi yang sudah dilakukan selama tiga hari, penulis
melakukan evaluasi keperawatan untuk diagosis nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan nyeri
pada luka pasca operasi. Evaluasi subjektif pasien mengatakan nyeri
pada bagian luka post operasi saat bergerak, evaluasi objektif pasien
terlihat meringis menahan nyeri saat bergerak. Setelah dilakukan
evaluasi maka bisa disimpulkan bahwa masalah nyeri teratasi sebagaian,
pertahankan kondisi dan lanjutkan intervensi mengidentifikasi skala
nyeri.
52
BAB V
PENUTUP
1. Institusi Pendidikan
Untuk kementrian keperawatan maternitas supaya membekali mahasiswa
dan mahasiswi untuk lebih memperdalam lagi ilmu tentang sectio
caesarea.
2. Lahan Praktik
Untuk tempat ataupun lahan praktik penulis menyarankan
penatalaksanaan pada pasien post op sectio caesarea indikasi ketuban
pecah dini perlu di lakukan tindakan secara intensif, sebab tidak terjadi
komplikasi berat yang bisa membahayakan ibu ataupun bayi. Penulis
menyarankan untuk lahan praktik agar meningkatkan kualitas pelayanan
yang maksimal untuk perawatan post operasi sectio caesarea maupun
yang lainnya.
3. Masyarakat
Supaya masyarakat meningkatkan pengetahuan tentang persalinan
section caesarea dan persalinan normal, terutama untuk para wanita.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, K., Nyeri, P., Nyeri, P., Adam, N., Khoirunnisa, N., & Novitasari, R. W.
(2017). Teknik-Assessment Nyeri Related papers. Kesehatan, 42.
Amira, I., Sutrisno, T., Hendrawati, & Senjaya, S. (2020). Hubungan Sikap
Tentang Manajemen Laktasi Terhadap Puskesmas Guntur. Jurnal Kesehatan
Bakti Tunas Husada, 20(1), 62–73.
Astri, R., Fatmawati, A., & Gartika, G. (2020). Dukungan Sosial pada Ibu Post
Partum Primipara Terhadap Kejadian Post Partum Blues. JURNAL
KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 7(1), 16–21.
https://doi.org/10.33653/jkp.v7i1.417
Aulia, D., Anjani, A., & Utami, R. (2021). Pemeriksaan Fisik Ibu Dan Bayi.
Aulia, F., Sari, D. K., Ulfa, S. M., & Lestari, P. P. (2022). Pengenalan Metode
Alat Kontrasepsi Guna Meningkatkan Keikutsertaan Dalam Menjadi Peserta
Keluarga Berencana. 1(06), 755–761.
Farah Dilla, R., & Hendyca Putra, D. S. (2020). Desain Formulir Pengkajian Awal
Neonatus di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. J-REMI :
Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(3), 311–319.
https://doi.org/10.25047/j-remi.v1i3.2083
Irawan, I., Sukarsa, M. R. A., & Aziz, M. A. (2022). Pola Kuman dan Kepekaan
Antibiotik pada Kasus Infeksi Luka Operasi Obstetri. Indonesian Journal of
Obstetrics & Gynecology Science, 5(1), 77–86.
https://doi.org/10.24198/obgynia/v5n1.343
60
61
http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/6418
Juniartati, E., Barlia, G., Agustina, M., Keperawatan, J., Kemenkes, P.,
Keperawatan, A., Caesarea, S., & Lama, P. (2022). Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Indikasi Partus Lama.
100–107.
Mitra, S., & Husada, R. I. A. (2021). Pecah Dini ( Kpd ) Di Puskesmas Ciambar
Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 Differences in Characteristics and Other
Factors Towards Earned America ( Kpd ) At Puskesmas Ciambar , Sukabumi
District , 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Kebidanan, x no 1, 1–16.
Paritas, H. A., Ibu, U., Kadar, D. A. N., Astuti, D., Sari, D. N., & Herlina, L.
(n.d.). Hemoglobin dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Terhadap Ibu
Bersalin di RSUD Banten Tahun 2020.
Potter, P. &. (2010). Buku Ajari Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses, dan
Praktik). EGC.
Priatna, H., & Evi Nurafiah. (2020). Pengetahuan Ibu Tentang Manajemen Laktasi
Dengan Perilaku Pemberian ASI Ekslusif. Jurnal Kesehatan, 9(1), 22–32.
https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.118
Rini, S., & Susanti, I. H. (2018). Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Caesaria
Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding. Medisains, 16(2),
83. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2801
Rose, E. I., & Janet, A. A. (2018). Evaluation of the quality of postnatal care and
mothers satisfaction at the university college hospital Ibadan, Nigeria.
International Journal of Nursing and Midwifery, 10(9), 99–108.
https://doi.org/10.5897/ijnm2018.0314
Setia, I. C., & Arifin, T. (2021). Penentuan Penanganan Persalinan Caesar dengan
Neural Network dan Particle Swarm Optimization. Sistemasi, 10(2), 346.
https://doi.org/10.32520/stmsi.v10i2.1235
Sudrajat, A., Wartonah, W., Riyanti, E., & Suzana, S. (2019). Self Efficacy
Meningkatkan Perilaku Pasien Dalam Latihan Mobilisasi Post Operasi ORIF
Pada Ekstremitas Bawah. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 6(2), 175–
183. https://doi.org/10.32668/jitek.v6i2.187
Taufik, M., & Hasibuan, D. (2018). Hubungan Status Nutrisi dengan Waktu
Penyembuhan Luka pada Pasien. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda, 4(1),
1–4.
Utami, K. A., Hapsari, E., Maretta, M. Y., & Umarianti, T. (2021). Pengaruh
Senam Nifas dan Dukungan Suami Terhadap Penurunan Skala Nyeri Ibu
Post Partum di Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.
Warsono, W., Fahmi, F. Y., & Iriantono, G. (2019). Pengaruh Pemberian Teknik
Relaksasi Benson terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea di
RS PKU Muhammadiyah Cepu. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah,
2(1), 44. https://doi.org/10.32584/jikmb.v2i1.244
Widyandini, M., & Nugraheny, E. (2018). Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu
Bersalin Di Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Jurnalilmukebidanan.Akbiduk.Ac.Id, 145–157.
http://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik/article/view/86
Yuhana, Tuti Farida, T. (2022). Hubungan Ketuban Pecah Dini, Partus Lama,
dan Gawat Janin dengan Tindakan Persalinan Sectio Caesarea di Rumah
Sakit TK. IV DR. Noesmir Baturaja Tahun 2020. 22(1), 78–83.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.1735