Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kemiskinan diperlihatkan sebagai ketidak mampuan untuk memenuhi kondisi
pendapatan rendah atau kebutuhan dasar manusia (misalnya pangan, papan dan
sandang). Terkadang kemiskinan terjadi dilingkungan masyarakat dilingkungan
sekitar karena keadaan yang harus dijalani dalam kehidupan dilingkungan miskin
seperti karena krisis ekonomi, gaya hidup dan budaya. dilingkurangan sekitar yang
justru menyebabkan warga Indonesia menjadi warga yang dominan masyarakat
miskin. Masalah kemiskinan diindoensia menjadi salah satu persoalan yang mendasar
bagi pemerintah pusat untuk segera mengatasinya walau terbilang sulit untuk
mengatasinya. Oleh sebab itu, pemerintah membuat kebijakan dalam membantu
masyarakat dengan program bantuan sosial seperti Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). Program bantuan sosial ini diberikan kepada keluarga miskin agar keluarga
kategori fakir miskin dapat bertahan dan mengatasi krisis ekonomi. Program BPNT
diberikan kepada seluruh masyarakat miskin di Indonesia dengan kriteria yang telah
di tuntukan oleh pemerintah pusat.
Bantuan Pangan Non Tunai atau biasa disebut (BPNT) merupakan salah satu
bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada
masyarakat kurang mampu setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang
digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan (e-warung)
yang ditentukan oleh pemerintah desa bekerjasama dengan bank BRI.Penyaluruan
BPNT dilakukan dalam rangka menanggulangi kemiskinan.Bahan pangan dalam
program BPNT ini adalah baras,telur,minyak goreng dan buah-uahan.
Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi Widodo pada rapat
terbatas tentang program RASKIN atau singkatan dari Beras Miskin,pada bulan juli
tahun 2016 yaitu tentang penyaluran Raskin diganti dengan menggunakan kartu
elektronik yang akan diberikan langsung kepala rumah tangga sasaran,sehingga
bantuan sosial dan subsidi akan disalurkan secara non tunai dengan menggunakan
sistem perbankan.Sistem baru penyaluran bantuan pangan ini diatur dalam peraturan
Presiden Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai.
. Bantuan Sosial Non Tunai atau biasa disebut (BPNT) diberikan dalam rangka
program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan
sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar. Program ini juga
diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk menjangkau layanan keuangan
formal di perbankan, sehingga mempercepat program keuangan inklusif. Penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai kepada masyarakat dinilai lebih efisien, tepat sasaran,
tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, serta tepat administrasi sesuai yang
diberikan oleh pemerintah.Sasaran yang akan dicapai melalui prioritas ini adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat miskin, sehingga
angka kemiskinan dapat menurun.
Desa dambalo juga mendapat perhatian dari pemerintah untuk memperoleh
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sebelumnya dikenal dengan program beras
untuk keluarga miskin (raskin) di distribusikan oleh Perum Bulog ke kantor desa
dambalo, disebut titik distribusi. Program ini sebagai upaya pemerintah dalam
memenuhi hak dasar masyarakat miskin terhadap kebutuhan pangan. Program ini
juga merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam mengurangi beban
pengeluaran rumah tangga miskin , maka berbagai kebijakan tersebut akan terus
dikembangkan. . Selain itu, penyaluran bantuan sosial non tunai juga dapat
membiasakan masyarakat untuk menabung karena pencairan dana bantuan dapat
mereka atur sendiri sesuai kebutuhan. Untuk menyalurkan bantuan sosial non tunai
ini, diawali dengan pendaftaran peserta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang
dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Calon KPM akan mendapat surat pemberitahuan berisi teknis pendaftaran di
tempat yang telah ditentukan. Data yang telah diisi oleh calon penerima program ini
lalu diproses secara paralel dan sinergis oleh bank yang tergabung dalam Himpunan
Bank Milik Negara (Himbara), kantor kelurahan dan kantor walikota/ kabupaten.
Setelah diverifikasi data selesai, penerima bantuan sosial akan dibukakan rekening di
bank dan mendapatkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang berfungsi juga sebagai
kartu non tunai untuk pengambilan bantuan pangan. Setelah Penerima bantuan sosial
yang telah memiliki KKS dapat langsung datang ke e-warong (Elektronik Warung
Gotong Royong) terdekat untuk melakukan transaksi pembelian bahan pangan
menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Gambar 1.1 kartu keluarga sejahtera

E-warong adalah agen bank, pedagang atau pihak lain yang telah bekerja sama
dengan bank penyalur yang ditentukan sebagai tempat
pencairan/penukaran/pembelian bahan pangan oleh Keluarga Penerima Manfaat
(KPM). KPM atau Keluarga Penerima Manaat dapat membeli bahan pangan sesuai
kebutuhan pada e-warong yang memiliki tanda lokasi penyaluran bantuan sosial non
tunai. . Transaksi ini dilakukan secara non tunai mengacu pada jumlah saldo yang
tersimpan pada chip di Kartu Keluarga Sejahtera (KPM). melalui sistem yang
terhubungan dengan perbankan, penyalur bantuan akan mendapatkan laporan rinci
seputar jumlah dana
Penyaluran bantuan pangan secara non tunai (BPNT) memiliki 4 (empat)
prinsip umum, yaitu:
1. Mudah dijangkau dan mudah digunakan oleh KPM.
2. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada Keluarga Penerima
Manfaat(KPM) dalam memanfaatkan bantuan, kapan dan berapa banyak bahan
pangan yang dibutuhkan. Juga termasuk kebebasan memilih jenis dan kualitas bahan
pangan berdasarkan preferensi yang telah ditetapkan dalam program ini.
3. Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh pelanggan dan peningkatan
penghasilan dengan melayani kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ini.
4. Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat dan KPM
yang telah disalurkan, jumlah dana yang ditarik oleh penerima, jumlah dana
yang tersisa dan berapa orang penerima yang belum menarik bantuan pangannya.

Desa Dambalo adalah salah satu desa yang berada di kabupaten gorontalo utara
kecamatan tomilito yang jumlah penduduknya sejumlah 1452 jiwa yang memiliki 5
dusun diantaranya dusun beringin,dusun kilometer 5,dusun tengah,dusun hukolo dan
dusun simpang tiga masing masing dusun memiliki penerima bantuan pangan non
tunai (BPNT) dan Sistem Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)ini yang berjalan saat
ini masih banyak kendala,hanya saja data warga yang diusulkan oleh RT/ Kepala
Desa langsung masuk ke data Warga Miskin dan penerima Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) belum merata,karena banyak warga yang cukup mampu masuk
dalam Data Warga penerima Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT).Dan kendala
tersebut yang menyebabkan beberapa data warga miskin di Desa dambalo kurang
Valid dengan kriteria yang ada.
Kepala Desa Dambalo memiliki tugas yang cukup berat yaitu harus mendata warga
miskin untuk diajukan kepusat agar mendapatkan rekomendasi sebagai penerima
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di desa dambalo.
Sedangkan data jumlah penduduk sejumlah 1452 jiwa dan KK 422 KK yang
memiliki 4 dusun dan dimasing-masing dusun ada penerima bantuan pangan non
tunai (BPNT) diantaraanya dusun Beringin memeiliki 22 penerima,dusun kilometer 5
memiliki 12 penerima,dusun tengah memiliki 12 penerima,simpang tiga 9 penerima
dan dusun hukolo 19 penerima .Padahal seluruh penerim bantuan pangan non tuni
(BPNT) di desa dambalo masih banyak yang berhak mendapatkan BPNT, tetapi
hanya khusus bagi warga miskin saja yang berhak untuk mendapatkan Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di desa dambalo. Salah satu kesulitan yang dihadapi
pemerintah desa dambalo dalam penyaluran Bantuan Pngan NonTunai (BPNT)
adalah proses pembagian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang tidak tepat
sasaran.Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa penerima
sebelumnya yang memiliki kemampuan ekonomi yang cukup menerima bantuan
pangan tersebut.Karena munculnya masaalah tersebut diakibatkan kurangnya
pertimbangan penerima Bantuan Pangan Noo Tunai (BPNT) dalam menentukan
kelayakan saat pengajuan pendataan.Maka salah satu solusi untuk mengatasi
permasalahan penyaluran Bantun Pangan Non Tunai (BPNT) yaitu menggunakan
metode naive bayes untuk menentukan kelayakan penerima.
berikut adalah data nama penerima bantuan pangan non tunai di desa dambalo
Tabel 1.1 Data Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di Desa
Dambalo
NO Nomor Cekpos Nama NomorDano Alamat
Penerima m
1 BNT75050241077200021 Asrin 7505072001 Dusun Hukolo
Puluhulawa Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
2 BNT75050241078300011 Yulin 7505072001 Dusun Tengah
Modanggu Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
3 BNT75050241117700031 Herlina male 7505072001 Dusun Simpang
Tiga Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
4 BNT75050243058000011 Len 7505072001 Dusun Hukolo
Mohamad Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
5 BNT75050243067600011 Warni ismail 7505072001 Dusun Beringin
Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
6 BNT75050243127600011 Asna Ys 7505072001 Dusun
Bungi Kilometer Lima
Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
7 BNT75050244127500011 Nurmin 7505072001 Dusun Tengah
abdullah Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
8 BNT75050245037300021 Olha Lakoro 7505072001 Dusun Tengah
Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
9 BNT75050245057200041 Husna tueno 7505072001 Dusun Tengah
Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
10 BNT75050245076400021 Hadija Ismail 7505072001 Dusun beringin
Dambalo
Tomolito
Gorontalo Utara
Gorontalo
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut,dibutuhkan sebuah penerapan
metode naive bayes untuk sistem pendukung keputusan penentuan prioritas Penerima
Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT) di desa dambalo.
Penerapan metode naive bayes adalah metode yang cocok untuk klasifikasi
biner dan multiclass. Metode naive bayes yang juga dikenal sebagai Naive
Bayes Classifier ini menerapkan teknik penentuan objek di masa depan dengan
menetapkan label kelas ke instance/catatan menggunakan probabilitas bersyarat.
Berdasarkan uraian diatas,maka bisa disimpulkan bahwa penerima bantuan
pangan non tunai perlu menggunakan metode penerapan dengan model algoritma
naive bayes untuk ini peneliti menggunakan Software Rapiminer
Untuk itu peneliti mengambil judul “Penerapan Metode Naive Bayes Untuk
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Penerima Bantuan Pangan Non
Tunai(BPNT) Di Desa Dambalo”

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Sesuai dengan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi masaalah sebagai
berikut
1. Penyaluran bantuan pangan non tunai didesa dambalo Kurang maksimalnya dalam
menentukan penerima antara yang layak dan tidak layak dalam mendapatkan bantuan
pangan non tunai.
2. Mendata penerima bantuan pangan nontunai(BPNT) di desa dambalo guna
mempermudah dalam proses penerapan prioritas penerima bantuan pangan non tunai
(BPNT)
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan di atas maka perumusan permasalahan yang terdapat
pada penelitian ini adalah...
1. Bagaimana Kinerja Penerapan Metode Naive Bayes untuk sistem keputusan
penentuan prioritas penerima bantuan pangan non tunai
2. Bagaimana Hasil sistem keputusan penentuan prioritas penerima bantuan
pangan non tunai menggunakan metode naive bayeS
1.4 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui kinerja penerapan untuk sistem keputusan penentuan prioritas
penerima bantuan pangan non tunai didesa dambalo menggunakan metode naive
bayes
2. Untuk memperoleh hasil sistem pendukung keputusan dengan metode naive bayes
untuk penentuan prioritas penerima bantuan pangan non tunai di desa dambalo
1.5 MANFAAT PENELITI
1.5.1 manfaat teoritas
penelitian ini dapat di manfaatkan untuk memberikan masukan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.khususnya pada bidang ilmu komputer, yaitu dengan
menggunakan metode Naive Bayes

1.5.2 manfaat praktis


Mempermudah pemerintah desa dambalo untuk memberi data penerima
terhadap penerima bantuan pangan non tunai diharapkan hasil dari pengelompokkan
dapat dijadikan bahan pengambilan kebijakan terkait peningkatan kecerdasan dimasa
yang akan datang.
1.5.2 manfaat praktis
sebagai referensi masyarakat desa dambalo untuk lebih mengetahui penerima
bantuan pangan non tunai yang layak dan yang tidak layak agar penerima bantuan
pangan non tunai tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai