Anda di halaman 1dari 2

Karena Al-Qur’an, Kami Kuliah Gratis

Al-Qur’an itu mulia, segara apapun yang ada kaitannya dengan Al-Qur’an pasti mulia. Al-
Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi paling
mulia, melalui malaikat Jibril AS yang merupakan malaikat paling mulia. Lalu Al-Qur’an di
turunkan di bulan Ramadan tepat di malam paling mulia yaitu malam lailatul qodr dan Al-
Qur’an diturunkan di dua kota suci yaitu kota Mekkah dan Madinah yang merupakan tempat
paling mulia. Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang yang belajar Al-
Qur’an dan mengamalkannya”. (HR

Puji syukur Alhamdulillah saya disekolahkan oleh orang tua di sekolah swasta Islam yang
berada di dekat rumah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai SMA. Sehingga sudah
tidak asing dengan pelajaran agama khususnya dalam belajar membaca dan menghafal Al-
Qur’an, ditambah lagi sepulang sekolah pagi dilanjutkan dengan belajar di TPQ pada sore
harinya.

Namun saat waktu sekolah, kesadaran akan penting dan manfaat yang didapatkan ketika
belajar dan menghafal Al-Qur’an belum bisa dirasakan, ketika itu belajar membaca dan
menghafal hanya sekedar rutinitas dan tuntutan sekolah saja.

Menjelang lulus SMA, kesadaran dan keinginan saya untuk melanjutkan kuliah tanpa
membebani orang tua itu muncul. Dengan kemudahan mengakses segala informasi saat ini,
sampai saya menemukan flyer/poster kuliah gratis dengan fasilitas asrama, makan tiga kali
sehari, bebas biaya kuliah selama empat tahun dan segala fasilitas lainnya. Tentu untuk
mendapatkan fasilitas tersebut pasti ada tes dan syarat tertentu untuk bisa mendapatkannya,
serta konsekuensi dan tanggung jawab setelah masuk di dalamnya.

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Ar-Rahmah Surabaya, merupakan
kampus pencetak imam dan manajer masjid. Terletak di Jalan Teluk Buli I, No. 3-5-7, Perak
Utara, Kec. Pabean Cantikan, Surabaya, Jawa Timur. Adapun syarat calon mahasiswa yang
ingin mendaftar diantaranya; 1) Laki-laki maksimal berusia 21 tahun, 2) Memiliki hafalan Al-
Qur’an minimal 3 Juz, 3) Siap mengikuti rangkaian seleksi, dan lain-lain.

Setelah melewati serangkaian tes, baik tes administrasi, tes praktik Al-Qur’an, tes
pengetahuan keislaman, dan lain-lain. Dari total 300 pendaftar dari seluruh Indonesia,
qodarullah Allah mentaqdirkan saya lulus dan menjadi bagian dari 30 orang yang diterima
masuk perguruan tinggi tersebut.

Kampus ini sama seperti kampus-kampus lain di luar sana, S1 ditempuh dengan 4 tahun, hari
aktif kuliah dari Senin-Jumat, tugas-tugas yang hampir sama pula seperti membuat makalah,
ujian semester, kemudian tugas akhir seperti magang, proposal, hingga skripsi. Tetapi hal
yang berbeda dari kampus lain adalah adanya kewajiban menghafal Al-Qur’an 5 juz setiap
semesternya, sehingga setiap pagi ba’da shubuh dan sore ba’da ashar ada kewajiban
mengikuti halaqah Qur’an. Tak hanya itu ada juga UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang
mewadahi minat dan bakat yang dimiliki para mahasiswa seperti UKM jurnalistik, beladiri,
seni suara, dan lain-lain.

Waktu terus berjalan, Hingga tiba waktunya wisuda, dari 30 orang yang diterima dan jadi
bagian dari angkatan 2018, tersisa 26 orang mahasiswa yang Allah takdirkan selesai dan
wisuda tepat waktu, dimana keempat teman kami lainnya ada yang keluar dengan alasan
tertentu dan ada juga yang belum menyelesaikan tugas akhir.

Kuliah selesai, serangkaian seremoni wisuda juga telah berakhir, masih ada tanggung jawab
kami sebagai mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah belum berakhir, masih tugas yang harus kamis
selesaikan yaitu Pengabdian, disinilah kesempatan mahasiswa untuk mengamalkan dan
menyebarkan seluruh ilmu-ilmu yang telah didapat kepada ummat, dimana mahasiswa
ditugas di berbagai daerah di Indonesia, ada yang di Jakarta, Kalimantan Timur, Yogyakarta,
Surabaya, bahkan Papua. Mahasiswa disebar di masjid, sekolah/pesantren, lembaga amal di
berbagai daerah yang sudah menjalin kerja sama dengan kampus kami. Seluruh mahasiswa
wajib menuntaskan tugas pengabdian di tempat yang telah ditentukan tersebut selama satu
tahun, setelah menuntaskan tugas pengabdian, baru mahasiswa diberi kebebasan untuk
melanjutkan kariernya masing-masing, ada yang kembali ke kampung halaman, melanjutkan
ditempat pengabdian, ada yang melanjutkan jenjang pendidikan ke S2, kursus, mengambil
sanad Al-Qur’an, dan lain-lain. Apapun nantinya keputusan, karier atau profesi yang dijalani,
tetap beban dakwah harus terus dipikul walaupun cara dan jalan yang mungkin berbeda,
sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai