Skripsi Rizki FIX Revisi Selesai Banget
Skripsi Rizki FIX Revisi Selesai Banget
SKRIPSI
Oleh:
Rizki Ainurrafik
NIM: 19.131.0196
Menyatakan Bahwa:
Skripsi ini adalah murni karya sendiri. Apabila saya mengutip dari hasil
karya orang lain maka saya akan mencamtukan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan sanksi yang berlaku di lingkungan Universitas PTIQ Jakarta dan
perarturan perundang-undangan yang berlaku.
Jakarta, 15 September 2023
Rizki Ainurrafik
ii
iii
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai
Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S.I) untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Rizki Ainurrafik
NIM : 191310196
Telah selesai dibimbing oleh kami, dan menyetujui selanjutnya agar dapat
diujikan
Mengetahui
iii
iv
TIM PENGUJI
N Nama Jabatan Dalam Tanda
O Tim Tangan
iv
v
ABSTRAK
Rizki Ainurrafik, NIM. 191310196, Pengaruh Program Kajian 17 Sikap terhadap
Akhlak Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor. Fakultas Tarbiyah
Universitas PTIQ Jakarta.
Masalah akhlak sering terjadi di lingkungan masyarakat khususnya di Indonesia
yang merupakan salah satu imbas dari kemajuan zaman. Terdapat tindakan-tindakan atau
kasus yang menyimpang seperti kejahatan seksual, bullying, tawuran dan lain lain.
Bahkan di Pondok Pesantren sekalipun, dimana Pondok Pesantren sangat berperan
penting dalam mendidik akhlak manusia dengan berbagai program atau pun kegiatan
keagamaan. Terdapat beberapa kasus yang terjadi di lingkungan pondok pesantren seperti
pelecehan seksual. dan penganiayaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kajian 17
sikap, untuk mengetahui apa saja akhlak yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang
dibahas dalam Al-Qur’an dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kajian 17 sikap
terhadap akhlak santri Nurul Qur’an Rumpin Bogor. Metode penelitian menggunakan
metode kuantitatif, teknik pengumpulan data dengan observasi, angket dan wawancara.
Berdasarkan Uji Regresi Linier Sederhana yang digunakan untuk memprediksi atau
menguji pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependen).
Dan dapat diketahui bahwa nilai F hitung 46,921 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001
0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau
dengan kata lain ada pengaruh variabel X Kajian 17 sikap dan terhadap variabel Y
Akhlak santri. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23, yang mengandung
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17 sikap terhadap variabel terikat
Akhlak santri adalah sebesar 7,23%. Berdasarkan Uji koefisien determinasi yang
digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel
Independent terhadap variabel dependen, menunjukan hasil bahwa dapat diketahui nilai
Adjustred R2 sebesar 7,07, yang artinya pengaruh variabel independent Kajian 17 sikap
(X) terhadap variabel dependen Akhlak santri (Y) sebesar 7,07% Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa kajian 17 sikap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akhlak
santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
Kata Kunci : Kajian 17 sikap, Akhlak, Santri
v
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
vi
vii
غ Gain G Ge
ف fa’ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه ha’ H Ha
ء Hamzah ‘ Apostrof
ي ya’ Y Ye
Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
هبة Ditulis Hibah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
kedalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya), kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan
kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
كرامة الألولياء Ditulis Karāmah al-auliya’
vii
viii
Vokal Pendek
_____________ Kasrah Ditulis I
/
______/______ FATHAH Ditulis a
____________ﻮ Dhammah Ditulis u
Vokal Panjang
Fathah + alif Ditulis A
جاهلية Ditulis Jāhiliyyah
Fathah + ya’mati Ditulis ā
يسعى Ditulis yas’ā
Kasrah + ya’mati Ditulis Ī
كريم Ditulis KarĨm
Dhammah + Ditulis Ū
wawumati Ditulis Furūd
فروض
Vokal Rangkap
Fathah + ya’mati Ditulis Ai
بينكم Ditulis Bainakum
Dhammah + wawumati Ditulis Au
قول Ditulis Qaulun
viii
ix
Penulisan Singkatan
Swt Subhanahu wata’ala
Saw Shallallahu alaihi wasallam
a.s Alaihissalam
H.R Hadis Riwayat
w. Wafat
H. Hijriah
M. Masehi
ix
x
MOTTO
x
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Program Kajian 17 Sikap Terhadap Akhlak Santri Pondok
Pesantren Nurul Qur’an” Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW atas risalah yang telah disampaikan
kepadakita semua.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terimah kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. selaku Rektor Universitas
PTIQ Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Baeti Rohman, MA. selaku dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas PTIQ Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Naelul Mubarok, M.M selaku ketua Prodi Fakultas Tarbiyah
Universitas PTIQ Jakarta.
4. Ibu Dr. Aas Siti Sholichah, M.Pd.I selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, maupun saran yang sangat
berarti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Ade Abdul Muqit, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, maupun saran yang sangat
berarti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mencurahkan ilmu
pengetahuan kepada peneliti dengan ikhlas dan sabar.
7. Pihak Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor yang senantiasa
berkolaborasi dengan membantu peneliti untuk mewujudkan hasil yang
memuaskan dalam penelitian ini.
xi
xii
8. Bapak KH. Dr. Ali Nurdin, MA dan Ibu Maimunah, S.Ag Guruku yang
mendidik dengan penuh rasa kasih sayang serta memberikan pemahaman
yang baik tentang keagamaan.
9. Bapak Abdul Aziz, S.Ag dan Ibu Enis Faridah, S.Pd.I selaku orang tua
kandungku yang selalu mendo’akan dan mendukung anak-anaknya dalam
belajar.
10. Serta semua pihak yang ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini, semoga
Allah SWT selalu menyertai di setiap langkah kalian.
Rizki Ainurrafik
NIM : 191310196
xii
xiii
DAFTAR ISI
xiii
xiv
A. Kesimpulan...............................................................................................83
B. Saran.........................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................85
LAMPIRAN........................................................................................................91
xiv
xv
DAFTAR TABEL
1. Penelitian Terdahulu
2. Skala Likert..............................................................................................56
3. Daftar Pengajar........................................................................................63
4. Sarana Prasarana......................................................................................63
5. Program Harian........................................................................................64
6. Program Mingguan..................................................................................65
7. Program Bulanan.....................................................................................65
8. Materi Kajian 17 Sikap............................................................................66
9. Metode Kajian 17 Sikap..........................................................................67
10. Media, alat dan Sumber Belajar...............................................................67
11. Langkah-langkah Pembelajaran...............................................................67
12. Penilaian..................................................................................................69
13. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia..................................................71
14. Hasil Uji Validitas Variabel Kajian 17 Sikap..........................................73
15. Hasil Uji Validitas Variabel Akhlak Santri.............................................74
16. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas...........................................................75
17. Hasil Uji Kolmogrov-smirnov.................................................................76
18. Hasil Uji Linearitas..................................................................................78
19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana.........................................................79
20. Hasil Akhir Uji Regresi Linier Sederhana...............................................79
21. Hasil Uji Koefisien Determinasi..............................................................80
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Histogram Uji Normalitas
2. Histogram Hasil Normalitas....................................................................77
3. Surat Permohonan Penelitian...................................................................92
4. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel X..........................................96
5. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel Y..........................................96
6. Hasil Output SPSS Variabel X................................................................97
7. Hasil Output SPSS Variabel Y................................................................98
8. Dokumentasi Penyebaran Angket...........................................................99
9. Dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.............100
10. Dokumentasi Buku Pedoman 17 Sikap.................................................101
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu perkembangan memprihatinkan di masyarakat Islam Indonesia
di era modern adalah kecenderungan meninggalkan akhlak ketika menghadapi
kemajuan zaman. Saat ini semua berada di zaman milenial. Dimana pada zaman
ini semuanya serba modern. Dari teknologi, peradaban, bahkan akhlak manusia
pun ikut terkena imbas kemajuan zaman. 1 Terdapat tindakan-tindakan atau kasus
yang menyimpang seperti kejahatan seksual, bullying, tawuran dan lain lain.
Data KPAI 2022 menunjukkan sebanyak 4.683 aduan masuk ke
pengaduan yang bersumber dari pengaduan langsung, pengaduan tidak langsung
(surat dan email), online dan media. Pengaduan paling tinggi adalah klaster
Perlindungan Khusus Anak (PKA) sebanyak 2.133 kasus. Kasus tertinggi adalah
jenis kasus anak menjadi korban kejahatan seksual dengan jumlah 834 kasus. Data
tersebut mengindikasikan bahwa anak Indonesia rentan menjadi korban kejahatan
seksual dengan berbagai latar belakang, situasi dan kondisi anak dimana berada.
Kekerasan seksual terjadi di ranah domestik di berbagai Lembaga Pendidikan
berbasis keagamaan maupun umum. Selama 2022 Provinsi dengan pengaduan
kasus anak korban kekerasan seksual terbanyak adalah 108, diantaranya 56
pengaduan kasus DKI Jakarta dan dan 39 Provinsi Jawa Timur. 0 kejahatan seksual
bisa terjadi dimanapun, oleh siapapun dan kepada siapapun selama manusia tidak
membatasi dirinya dengan akhlak. Akhlak yang baik dan kesadaran moral
merupakan faktor penting dalam mencegah kejahatan seksual. Pendidikan akhlak
merupakan langkah penting dalam mencegah kejahatan seksual dengan
mengembangkan nilai-nilai yang kuat, seperti rasa hormat terhadap orang lain
1
Anisa Riski, “Akhlak generasi zaman Now”, dalam
https://www.kompasiana.com/anisariski/5a95be56f13344367940d552/akhlak-generasi-zaman-
now. diakses pada 28 Februari 2018.
0
Admin KPAI,“Catatan Pengawasan Perlindungan Anak di Masa Transisi Pandemi;
Pengasuhan Positif, Anak Indonesia Terbebas dari Kebebasan”, dalam
https://www.kpai.go.id/publikasi/catatan-pengawasan-perlindungan-anak-di-masa-transisi-
pandemi-pengasuhan-positif-anak-indonesia-terbebas-dari-kekerasan. diakses pada 20 januari
2023.
1
dan penghargaan terhadap privasi individu. Selain itu, perlindungan hukum yang
kuat juga merupakan faktor penting dalam mencegah kejahatan seksual.
Bullying yang biasa dikenal dengan “penindasan/risak” merupakan segala
bentuk penindasan atau kekerasan secara fisik maupun mental yang dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh satu orang maupun atau sekelompok
orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus – menerus. Biasanya pelaku memulai
bullying disekolah pada usia muda, dengan melakukan teror pada anak laki–laki
maupun perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Indonesia sendiri
menduduki peringkat Indonesia sendiri menduduki peringkat 5 di Asia tenggara
dengan negara yang melakukan kasus bullying. Berdasarkan data KPAI pada
tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik maupun psikis. Ini termasuk angka yang
cukup besar dan perlu diperhatikan dari berbagai pihak yang terkait. 0 Bullying
merupakan permasalahan yang meluas diberbagai lingkungan, termasuk di
sekolah, tempat kerja dan media sosial. bullying memiliki dampak negatif bagi
korban seperti depresi dan gangguan mental. Pendidikan akhlak mempunyai peran
penting dalam mencegah bullying dengan mengembangkan akhlak yang baik
seperti menghargai perbedaan, membangun hubungan yang sehat, dan menolak
perilaku yang merendahkan dan menyakiti orang lain.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mencatat sekitar 202
anak berhadapan dengan hukum akibat terlibat tawuran dalam rentang dua tahun
terakhir. Sekitar 74 kasus anak dengan kepemilikan senjata tajam. belum
ditemukan formula dan jalan keluar yang efektif untuk menghentikan tradisi
tawuran. Tawuran pelajar merupakan siklus kekerasan yang terjadi dalam satu
sekolah atau antarsekolah. Dampak yang diakibatkan tawuran seperti kerusakan
fasilitas sekolah maupun publik, teror, kehilangan jiwa dari kedua kelompok yang
berkelahi dan tidak jarang menyasar masyarakat di sekitar lokasi. 0 Peran lembaga
pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan akhlak. Guru
0
Rahmadiani kartika lestari, “Merajalelanya kasus bullying” dalam
https://www.qureta.com/post/merajalelanya-kasus-bullying. diakses pada 5 januari 2023
0
Admin KPAI, “KPAI: 202 Anak Tawuran dalam Dua Tahun”, dalam
https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-202-anak-tawuran-dalam-dua-tahun. diakses pada 8
september 2018.
dan staf sekolah ataupun pesantren harus terlibat aktif dalam mendidik pelajar
tentang nilai-nilai akhlak. Orang tua juga harus berperan dalam membimbing dan
mendukung anak-anak mereka dalam mengembangkan akhlak yang baik.
Akhlak merupakan sebuah keinginan yang ada dalam jiwa yang akan
terwujud dalam bentuk suatu perbuatan yang dilakukan tanpa intervensi
akal/pikiran. Menurut Al-Ghozali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa
seseorang yang menjadikan dirinya dengan mudah melakukan sesuatu tanpa
banyak pertimbangan lagi. Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang
menurut lughat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. 0 Akhlak
juga merupakan suatu perbuatan yang diulang-ulang dan tidak cukup dengan
hanya melakukan perbuatan baik sewaktu ataupun sekali saja, akan tetapi
dilakukan dengan berulang ulang kali sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Manusia adalah ciptaan Allah yang diberi potensi untuk berubah, dari
positif ke negatif dan sebaliknya. Manusia dapat berusaha untuk berubah dan bisa
juga membiarkan dirinya tidak menjadi apa apa bahkan tidak menghasilkan
manfaat. Dengan demikian, melalui upaya yang sesuai akhlak, maka manusia
dapat berubah.0
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengarahkan
manusia muda ke arah kedewasaan, maksudnya memiliki kemampuan-
kemampuan untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengembangkan
ketarampilan, dan mengubah sikap.0 Sehingga bagi kehidupan manusia
pendidikan menjadi salah satu bagian yang sangat penting, yaitu sebagai upaya
pembebasan dari kebodohan, keterpurukan, dan ketertinggalan globalisasi.
Dalam Islam, pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Karena,
pendidikan yang baik dan benar akan dapat menjadi jembatan bagi seorang
muslim untuk meningkatkan derajat keimanan dan kualitas akhlaknya. Tujuan
pendidikan Islam adalah untuk menyempuranakan akhlak yang mulia, baik
0
Fajar Septiana Cahya, et.al, “Nilai-Nilai Karakter dalam Kitab Al-Akhlaq
Lil Banin Karya Syekh Umar Bardja”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 12, No.1, (Tahun 2016), h. 80.
0
M Quraish shihab, Yang Hilang Dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: PT. Lentera
Hati, 2016), h. 89-93.
0
Agustinus Hermino, Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 4.
vertikal yaitu hubungan dengan rabbnya maupun horizontal yaitu hubungan
dengan sesama manusia yang saling berinteraksi didalam kehidupan. Dalam QS
Al-Mujadalah 58:11 Allah berfirman:
َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّس ُح وا يِف اْلَمَج اِلِس َفاْفَس ُح وا َيْف َس ِح الَّلُه َلُك ْم ۖ َو ِإَذا
ِقيَل اْنُش ُز وا َفاْنُش ُز وا َيْر َفِع الَّلُه اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِعْلَم َدَرَج اٍت ۚ َو الَّلُه َمِبا
0
Solikhin Abu Izzuddin, Back To Tarbiyah, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2016), h. 267.
dilakukan tiga orang ustadz dan satu kakak kelas terhadap sebelas orang santriwati
di Pondok Pesantren Riyadul Jannah yang berlokasi di depok, 3) seorang
pimpinan pondok pesantren di Subang memperkosa santriwatinya yang masih
berusia 15 tahun, 4) pemilik pondok pesantren tahfidz di bandung memperkosa
belasan santriwatinya, 5) seorang anak kyai ternama di Jombang Jawa timur
memperkosa santriwatinya.0 Kasus penganiayaan juga terjadi di beberapa pondok
pesantren, diantaranya: 1) Santri Pondok Pesantren Gontor meninggal dunia
akibat dianiaya dua orang seniornya, 2) Santri Pondok Pesantren Daarul Qur’an
Lantaburo meninggal dunia akibat dikeroyok santri lainnya 3) Santri Pondok
Pesantren Daar El-Qalam tangerang meninggal dunia akibat berkelahi dengan
temannya.0
Sebagai santri seharusnya bisa mengamalkan apa saja yang telah diajarkan
ketika dipesantren, pun begitu juga dengan penghafal Al-Qur’an harus
mengamalkan ayat-ayat yang telah dihafal. Pengamalan atas ayat yang telah
dihafal akan mengikat kuat hafalan tersebut dan mengokohkannya. Namun, jika
hanya dihafal tanpa diamalkan, hafalan tersebut akan hilang dan tidak mengakar
dalam jiwa.0 Menghafal adalah wasilah/cara sedangkan berakhlak Al-Qur’an
adalah ghayah/tujuan. Dan semua program yang dijalankan sebuah lembaga
pendidikan yang berbasis Al-Qur’an atau pun Pesantren adalah membentuk
kepribadian peserta didik atau santri agar memiliki akhlak Al-Qur’an. 0Dan inilah
yang sedang dilakukan oleh pesantren Nurul Qur’an dengan beberapa
programnya, salah satunya adalah dengan kajian 17 sikap yang ada didalam Al-
0
Tim Tv One, “5 Kasus Peelecehan Seksual dalam Lingkungan Pondok Pesantren di
Indonesia, Para Pelaku Berkedok Petinggi Ponpes”, dalam
https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/53529-5-kasus-pelecehan-seksual-dalam-lingkungan-
pondok-pesantren-di-indonesia-pelaku-berkedok-petinggi-ponpes?page=4. diakses pada 14 juli
2022.
0
Muhlis Al Alawi, “Kasus Penganiayaan di Ponpes Gontor, Santri MFA didakwa
Keroyok Juniornya AM hingga Tewas”, dalam
https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/230732178/kasus-penganiayaan-di-ponpes-gontor-
santri-mfa-didakwa-keroyok-juniornya-am. diakses pada 22 Februari 2023.
0
Herman Syam, Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an itu sulit?!, (Yogyakarta: Pro-U
Media, 2015), h. 183.
0
Ali Nurdin, Al-Qur’an Solusi Kehidupan, (Tangerang Selatan: Yayasan Nurummubin,
2019), h. 76.
Qur’an dengan harapan dapat menciptakan santri yang berakhlak Al-Qur’an dan
dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.
Kajian 17 sikap diharapkan juga dapat menjadi contoh bagi lembaga non
pesantren atau non tahfizh agar selalu mengajarkan kepada peserta didik betapa
pentingnya berakhlak Al-Qur’an, karena berakhlak Al-Qur’an bukan hanya untuk
penghafal Al-Qur’an saja tapi juga untuk seluruh umat muslim didunia khususnya
diIndonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Lembaga pendidikan
bukan hanya berperan penting dalam mencerdaskan peserta didik saja, akan tetapi
juga sangat berperan penting dalam memperbaiki kualitas karakter atau akhlak
peserta didik, agar menjadi manusia yang tidak hanya berwawasan atau berilmu
pengetahuan saja akan tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak mulia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Implementasi Akhlak di kehidupan sehari-hari dilingkungan
masyarakat
2. Banyaknya tindakan-tindakan tercela yang jauh dari Akhlak di lingkungan
masyarakat.
3. Rendahnya semangat belajar tentang ilmu keagamaan.
4. Banyaknya tindakan-tindakan tercela di lingkungan pesantren.
5. Kurangnya program yang mudah dan menyenangkan untuk bisa dikaji dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.
C. Pembatasan Masalah
1. Dari beberapa sikap yang dikembangkan dalam pembelajaran, penulis
membatasi pada 17 sikap.
2. Dari berbagai kewajiban dalam pembelajaran, penulis membatasi pada
pelaksanaan akhlak di Pondok Pesantren.
3. Tempat penelitian dibatasi di Pondok Pesantren Nurul Qu’an Rumpin
Bogor.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah
maka penulis merumuskan masalah dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kajian 17 sikap?
2. Apa saja akhlak yang harus dimiliki seorang muslim yang dibahas dalam
Al-Qur’an?
3. Apakah terdapat pengaruh kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Nurul
Qur’an Rumpin Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap aktivitas perlu adanya tujuan yang akan dicapai agar usaha
tersebut tidak keluar dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kajian 17 sikap.
2. Untuk mengetahui apa saja akhlak yang harus dimiliki oleh seorang
muslim yang dibahas dalam Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kajian 17 sikap terhadap akhlak
santri Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Teoritis yakni penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khazanah
keilmuan bagi dunia pendidikan.
2. Praktis yakni diharapkan hasil dari penelitian ini bisa digunakan dan
diterapkan di lembaga pendidikan lain.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis yakni diharapkan menjadi kontribusi pemikiran bagi
pendidikan akhlak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran maupun sebagai masukan bagi peneliti lain.
b. Bagi Guru
1) Bahan referensi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
2) Informasi bagi guru agar mampu menentukan pendekatan yang
cocok dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi Murid
1) Meningkatkan minat murid dalam pelajaran Akhlak.
2) Menambah pengetahuan murid dalam pelajaran akhlak.
H. Penelitian Terdahulu
Judul Hasil Persamaan dan
perbedaan
Hermawan, penelitian ini Penelitian terdahulu ini
Pengaruh memperoleh hasil bahwa mempunyai persamaan
Pembelajaran terdapat hubungan yang dengan diteliti oleh
Mahfuzhat signifikan antara kegiatan penulis yaitu sama-sama
Terhadap Akhlak pembelajaran Mahfuzhat menggunakan metode
Santri Pondok dengan akhlak santri Dari kuantitatif dan sama sama
Pesantren perhitungan koefesien meneliti tentang
Ibadurrahman determinasi di atas, pengaruh salah satu
Cipondoh diketaui nilai koefesien kegiatan pondok
Tangerang, Skripsi, determinasi sebesar 48%. pesantren terhadap
Fakultas Ilmu Hal ini menunjukkan akhlak santri.
tarbiyah dan bahwa variabel X perbedaannya adalah
keguruan UIN (pembelajaran peneliti terdahulu
Syarif Hidayatullah Mahfuzhat) meneliti tentang
Jakarta, 2018. mempengaruhi atau pengaruh pembelajaran
memberi kontribusi mahfuzhat terhadap
terhadap variabel Y akhlak santri Pondok
(akhlak santri) sebesar Pesantren Ibadurrahman
48%. Adapun sisanya Cipondoh Tangerang.
adalah faktor-faktor lain Sedangkan penulis
yang dapat meneliti tentang
mempengaruhi akhlak pengaruh kajian 17 sikap
santri dan hal itu tidak terhadap akhlak santri
diteliti oleh penulis. Pondok Pesantren Nurul
Qur’an Pamulang.
I. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Penilitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengambilan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis datanya bersifat statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.0 Dalam melakukan penelitian, penulis
melakukan beberapa langkah penelitian sebagai berikut:
1. Menentukan Sumber Data
a. Menentukan sumber data teoritik, diperoleh dari buku-buku dan
bacaan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.
b. Sumber data empirik, di peroleh dari lokasi penelitian yaitu Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah
0
Sugiyono, Metode Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian R&D,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 34.
pokok dalam suatu riset khusus.0 Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan di teliti,
menurut Suharismi Arikunto mengatakan bahwa untuk sekedar ancer-
ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.0 Selanjutnya
apabila jumlah subjeknya besar dapat di ambil antara 10-15 % atau 20-
25% atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 10 % dari
jumlah populasi, maka di peroleh sampel 20 siswa dengan menggunakan
teknik random sampling.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan berbagai data yang di perlukan, penulis akan
menggunakan teknik-teknik Observasi, Angket, dan Studi Dokumentasi
Adapun rencana operasional seluruh teknik pengumpulan data tersebut dapat
di urutkan sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung pada
lokasi penelitian.
b. Teknik Angket yang dilakukan penulis yaitu membagikan daftar
pertanyaan dengan alternatif jawaban yang sudah tersedia dan di
bagikan kepada Santri yang berperan sebagai responden.
c. Dokumentasi yaitu Teknik yang di pergunakan untuk memperoleh data
tentang kondisi objektif penelitian yakni di Pondok Pesantren Nurul
Qur’an Rumpin Bogor.
J. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini merujuk kepada buku pedoman penulisan skripsi
Fakultas Tarbiyah Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta Tahun 2021.
0
Hari Wijaya dan Triton, Pedoman Penuisan Ilmiah Tesis dan Skripsi (t.tp: t.p, 2007), h.
50.
0
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (t.tp: t.p, 2001), h.
120.
K. Sistematika Penyusunan
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi:
Bab I, merupakan bab pendahuluan, untuk memberikan gambaran secara
singkat yang akan dibahas dalam penelitian ini, dalam bab pendahuluan ini
didalamnya membahas berupa unsur yang terdiri dari: Latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian,
sistematika penulisan dan sistematika penyusunan.
Bab II, kajian literatur, dalam bab ini diuraikan berbagai teori-teori yang
mendasari dan berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini, yang digunakan
sebagai pedoman dalam menganalisa masalah. Teori-teori yang digunakan berasal
dari literatur-literatur yang ada, baik dari perkuliahan maupun sumber lain.
Bab III, dalam bab ini diuraikan perihal jenis dan metode penelitian, tempat
dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik uji coba instrumen dan teknik analisa.
Bab IV, dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian Pengaruh
program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
Bab V, yaitu bab penutup. Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari
penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Program Kajian 17 Sikap
1. Pengertian Program
Program identik dengan sesuatu yang dibuat oleh programmer.
Dapat dikatakan benar memang, namun pengertian program tidak terbatas
pada hal tersebut saja. Program yang dimaksud disini adalah program
kegiatan.
Pengertian program kegiatan adalah serangkaian rencana yang
dibuat untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Penyusunan suatu
program kegiatan harus sistematis dan berdasarkan pada tujuan yang ingin
dicapai. Dengan adanya program kegiatan, maka suatu organisasi ataupun
instansi akan lebih terarah dalam bekerja.0 Program kegiatan dapat beragam
dalam skala dan kompleksitasnya, dari program kecil di tingkat lokal hingga
program nasional bahkan internasional. Program kegiatan juga memiliki
tujuan yang beragam, mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial,
ekonomi, dan banyak lagi.
Program dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktifitas
yang terencana dengan sistematis untuk diimplementasikan dalam
kegiatan nyata secara berkelanjutan dalam organisasi serta melibatkan
banyak orang di dalamnya.0
2. Pengertian Sikap
Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan
dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris
disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu
perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus bahasa Indonesia
oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang
0
Sugy Xo, “Pengertian Program”, dalam
https://www.infomase.com/pengertianprogram/#Pengertian_Program_Secara_Umum. Diakses
pada 8 juni 2022.
0
Ashiong P Munthe, “Pentingnya evaluasi program di Institusi pendidikan”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, vol. 5 No. 02, 2015, h. 5.
19
20
0
Yayat Suharyat, “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, Jurnal Region,
vol I. No. 03, 2009, h. 1.
0
Yayat Suharyat, “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, h. 2.
0
Yayat Suharyat, “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, h. 2-3.
0
M. Shabran Tenrie, Studi Korelasional Antara Kompensasi dan Sikap Guru Terhadap
Tugas Dengan Disiplin Kerja Guru, (Bekasi: Pascasarjana UNISMA, 2005), h. 44.
21
Sikap bisa bersifat stabil atau dapat berubah seiring waktu, tergantung
pada faktor-faktor seperti pengalaman atau pengetahuan baru.
3. Pengertian Kajian 17 Sikap
Kajian 17 sikap merupakan salah satu program atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh pesantren Nurul Qur’an Rumpin. Kajian 17 sikap
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun akhlak yang baik
yang diajarkan oleh Al-Qur’an pada santri. Santri juga dapat menambah
wawasan dan keilmuan di pondok pesantren melalui kegiatan ini tentang
penguatan keimanan/akidah, pembiasaan akhlak yang baik, dan juga tentang
bagaimana mengatur waktu yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 0 Selain
itu juga santri diajarkan tentang pentingnya memahami perbedaan
disamping persamaan. Menebar kasih sayang seluas-luasnya, meskipun
begitu banyak orang yang kasih sayngnya hanya sebatas pada keluarga inti,
dan manusia-manusia saja, tampaknya kasih sayang dan perhatian itu
sepertinya sudak tak tersisa apalagi untuk binatang dan lingkungan.
Keadaan ini menunjukan bahwa iman dan takwa kita perlu disegarkan dan
di cerahkan kembali.0 Tidak lain substansinya adalah agar kita memahami
pentingnya mensyukuri apa yang Allah berikan kepada kita dengan
memanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin pemberian tersebut.
Kajian 17 sikap juga diharapkan bisa dijadikan acuan dalam
berdakwah. Disamping banyak yang menyalahgunakan dakwah untuk
menghakimi, mengadu domba dan menjelekkan individu atau suatu
kelompok, santri ditekankan agar kelak suatu saat bisa berdakwah dengan
dakwah yang sesungguhnya. Tidak menghakimi, tapi mengajak. Inilah yang
sering dilupakan oleh para da’i. sebanyak apapun dosa seseorang , selama
dia masih hidup maka pintu taubat terbuka setiap waktu. Allahlah yang
berhak mengubah seseorang. Maka dari itu, jangan menghakimi orang lain
hanya karena dosa yang ia perbuat.0
0
Hasil wawancara dengan pengajar pondok pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
0
Muhammad Thohir, Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar, (Jakarta: Lentera
Hati, 2009), h. 120.
0
M. Iqbal Afif, Merevisi Prinsip Muslim Milenial, (jakarta: Gramedia, 2020), h. 64.
22
0
Masykuri Abdillah, Islam Agama Kedamaian, (Kompas: Jakarta, 2021), h. 292.
0
Muhammad Asroruddin, Belajar Akidah Akhlak, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2015), h.
10.
0
Sutisna, Indriya dan Intan Dwi Wijayanti, “Peran Majelis Ta’lim dalam Penguatan
Aqidah Masyarakat Muslim Indonesia di Los Angeles Amerika (Studi Kasus IMFO), Jurnal
Pendidikan Islam, Vol 12. No 01, 2023, h. 194.
23
َأْمَل َت َك ْيَف َض َب الَّلُه َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َك َش َج ٍة َطِّيَبٍة َأْص ُلَه ا َثاِبٌت َو َفْر ُعَه ا يِف
َر َر َر
الَّس َم اء
Terjemahnya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (Q.S.
Ibrahim/14:24).
Setiap orang harus memperisai dirinya dengan akidah yang benar.
Ulama sepakat bahwa akidah yang benar ialah berlandaskan ahlussunnah
waljama’ah. Akidah termanifestasi dalam rukun iman yang enam,
keyakinan terhadap hal-hal yang ghoib. Orang memiliki akidah yang kuat
akan selalu bersikap optimis dalam hidup, berjuang keras menghadapi
setiap masalah, tidak bergantung pada makhluk, dan berbagai karakter
positif lainnya. Ia hanya menggantungkan segala sesuatu hanya kepada
Tuhan. Allahu as-Shamad, Allah-lah tempat bergantung.
Hal yang bisa merusak akidah adalah perbuatan syirik dimana
pelakunya tidak akan mendapat jaminan ampunan selama belum bertaubat.
Jika akidah terkontaminasi perbuatan syirik maka amal akan menjadi sia-
sia, tidak mendapat pahala. Karena itu Allah memperingatkan kita bahwa
syirik merupakan kedzaliman yang besar.
ْش ِر ْك ِبالَّلِه َق ِد َٰذ ِل ِل ِبِه ِف ِف ِإ
َف َّن الَّلَه اَل َيْغ ُر َأْن ُيْش َر َك َو َيْغ ُر َم ا ُدوَن َك َمْن َيَش اُءۚ َو َمْن ُي
اْفَتَر ٰى ِإًمْثا َعِظ يًم ا
Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisa’/4:48).
Karena itu, masing masing kita bertugas untuk menjadi “The
guardian of faith” bagi diri kita dan orang lain agar terhindar dari
perbuatan yang merusak keyakinan. Keyakinan yang kokoh yang tidak
akan roboh jika kita mampu saling menjaga satu sama lain.
b. Istiqamah Dalam Ibadah
24
ِإَّن اَّلِذ يَن َقاُلوا َر ُّبَنا الَّلُه َّمُث اْس َتَق اُموا َتَتَنَّزُل َعَلْيِه ُم اْلَم اَل ِئَك ُة َأاَّل َخَتاُفوا َو اَل ْحَتَز ُنوا
0
Rahmat Kurniawan, Mulai Kembali ke Titik Nol, (Sidoarjo: Genta Group Production,
2020), h. 166.
25
َك ُبَر َم ْق ًتا ِعْنَد الَّلِه َأْن َتُقوُلوا َم ا اَل َتْف َعُلوَن
Terjemahnya: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. As-Saff/61:3).
Kejujuran akan melahirkan kepercayaan yang merupakan pondasi
utama untuk mencapai keberhasilan, kebahagiaan, ketentraman serta
mendatangkan cinta dan rahmat dari Allah. Sedangkan kebohongan
sebagai lawan dari kejujuran hanya akan melahirkan kesengsaraan,
kegelisahan, dan ketidakpercayaan bahkan kebohongan dapat mendorong
seseorang berbuat kemungkaran dan menjerumuskannya kedalam api
neraka.
0
Patur Rahman, “Konsep Istiqamah dalam Islam”, Jurnal Studi Agama, Vol. 2. No. 02,
2018, h. 94-95.
0
Izzal Afifir Rahman, Jujur Kunci Hidup Makmur: Nilai kejujuran dalam Al-Qur’an,
(Kota Batu: Beta Muroqi), h. 14.
26
0
Muhammad thohir, Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa yang Besar, h. 77.
0
Mahmud Arif, Akhlak Islami dan Pola Edukasinya, (Jakarta: Kencana, 2021), h. 49.
28
اَل َيْنَه اُك ُم الَّلُه َعِن اَّلِذ يَن ْمَل ُيَق اِتُلوُك ْم يِف الِّديِن َو ْمَل ْخُيِر ُج وُك ْم ِم ْن ِد َياِر ُك ْم َأْن
ْق ِس ُطوا ِإَل ِه ۚ ِإَّن الَّل ِحُيُّب اْل ْق ِس ِط
َني ُم َه ْي ْم َتَبُّر وُه ْم َو ُت
Terjemahnya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Q.S. Al-Mumtahanah/60:8).
Sikap bertoleransi tidak hanya menghormati dan menghargai
kepercayaan tradisi orang lain tapi juga lebih dari itu yaitu berbuat baik
kepada mereka selama mereka tidak melakukan perbuatan jahat kepada
kita.
Menurut Qodir Sikap toleransi itu sendiri merupakan sikap
bersedia menerima adanya perbedaan teologi, perbedaan keyakinan,
menghargai, menghormati yang berbeda sebagai sesuatu yang nyata
adanya dan diyakini oleh mereka yang memang berbeda dengan kita.0
f. Setia Kawan
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya
membutuhkan kehadiran orang lain. Manusia hidup berbaur saling
berinteraksi satu sama lain.0 Interaksi sosial menuntut adanya kepercayaan
antara satu dengan yang lain. Disinilah pentingnya komunikasi yang
baikagar pergaulan tetap berjalan diatas rel yang membawa maslahat.
Setiap pribadi harus siap untuk menjaga diri agar tidak menyakiti dan
meremehkan orang lain. Kita mampu bersikap empati kepada teman yang
lagi dalam kesusahan. Rasulullah pun telah mengingatkan, “Seorang
0
Nugroho Eko Atmanto dan Umi Muzayanah, “Sikap Toleransi Beragama Siswa
Madrasah Aliyah di Kabupaten Kendal Jawa Tengah”, Jurnal Smart, Vol. 6. No 02, 2020, h. 217.
0
Sutji Justitia, Adab Menjaga Pergaulan Dalam Islam, (San Francisco: Blurb, 2021), h. 1.
29
ِإَمَّنا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُح وا َبَنْي َأَخ َو ْيُك ْم ۚ َو اَّتُقوا الَّلَه َلَعَّلُك ْم ُتْر ُمَحوَن
Terjemahnya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-
Hujurat/49:10).
Dalam pergaulan sehari hari, kita tidak layak untuk membeda
bedakan teman. Sebab semua teman adalah bagai saudara, tidak peduli
miskin atau kaya, pintar atau bodoh, dan warna kulit yang berbeda selama
teman itu adalah orang berkarakter baik. Karena itu, berteman tidak hanya
termasuk usaha kita untuk tetap menjaga silaturrahim sesama muslim, tapi
lebih dari itu yaitu menjaga persatuan dan melepas sekat-sekat.
g. Disiplin
Sikap disiplin adalah kejituan atau ketepatan dalam mengikuti tata
tertib atau aturan main yang telah disepakati. Kedisiplinan adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban.0 Disiplin dapat dibentuk melalui proses
pembelajaran. Sikap disiplin harus dibentuk sedini mungkin. Sikap disiplin
juga menuntut kesadaran seseorang untuk melakukan dan tidak melakukan
apa yang harus dan tidak harus dilakukan.0
Waktu merupakan bagian hidup yang paling penting namun
seringkali tersia-siakan. Kemampuan mengatur waktu yang baik sangat
menentukan tingkat kesuksesan seseorang baik bagi kehidupan dunia
maupun akhirat. Oleh karena itu seorang muslim yang baik seyogyanya
memanfaatkan waktu secara optimal dalam melakukan kebaikan dan
0
M. Fuad Nasar, Capita Selecta Zaka:Esei-esei Zakat, Aksi Kolektif Melawan Kemiskinan,
(Yogyakarta: GRE PUBLISHING, 2018), h. 165.
0
Ani Endriani, “Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Sikap Disiplin Siswa”,
Jurnal Pedagogy, Vol. 4. No. 02, 2020, h. 43.
0
Imam Musbikin, Pendidikan Karakter Disiplin, ( t.tp: Nusa Media, 2021), h. 1.
30
ِإاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّص اَحِلاِت َو َتَو اَصْو ا ِباَحْلِّق. ِإَّن اِإْل ْنَس اَن َلِف ي ُخ ْس ٍر. َو اْلَعْص ِر
0
Silvia Sandi Wisuda Lubis, “Membangun Budaya Literasi Membaca dengan
Pemanfaatan Media Jurnal Baca Harian”, Jurnal Pendidikan, Vol. 9. No. 01, 2020, h. 129.
0
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, (Bandung: Nusa Media, 2018), h. 85.
33
sejajar. Maka bagaimana mungkin kita bisa merasa diri lebih hebat dari
orang lain.
Ketika kita ingin dihargai oleh orang lain maka singkirkanlah rasa
sombong dan angkuh dari diri kita dan tanamkan sifat rendah hati karena
hanya dengan menghilangkan kesombongan diri kita bisa menghargai
orang lain, tidak merasa diri paling benar dan mau menerima kritik
maupun nasehat. Orang-orang seperti ini akan mendapatkan penghargaan
dari lainnya karena penghargaan tidak pernah datang sebelum kita
berusaha menghargai orang lain meskiput terhadap orang-orang yang jahil.
َو ِعَباُد الَّر َٰمْحِن اَّلِذ يَن ْمَيُش وَن َعَلى اَأْلْر ِض َه ْو ًنا َو ِإَذا َخ اَطَبُه ُم اَجْلاِه ُلوَن َقاُلوا
َس اَل ًم ا
Terjemahnya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang
itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-
kata (yang mengandung) keselamatan.” (Q.S. Al-Furqan/25:63).
Cara yang diberikan Al-Qur’an untuk menghadapi orang-orang
jahil sebagaimana ayat diatas adalah dengan membalas ucapan mereka
dengan ucapan yang bijak bukan membalas dengan hinaan, ejekan dengan
ejekan, cacian dengan cacian lainnya dan kemarahan denga kemarahan.
Bukan berarti kita berdiam diri saja dengan semua makian yang bahkan
mungkin tidak mendasar, namun yang dianjurkan oleh Al-Qur’an adalah
membalasnya dengan berkata yang baik karena itu merupakan salah satu
penghargaan terhadap makhluk Allah sekaligus rasa diri bahwa
kesempurnaan hanya berhak disandarkan kepada Allah.
Sikap rendah hati itu akan membawa jiwa manusia kepada ajaran
Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Membimbing
dan membawa manusia untuk menjadi seorang yang ikhlas serta
menerima apa adanya.0
k. Selalu Bersyukur
0
Ahda Segati, “Penyuluhan Sikap Tawadhu (Rendah Hati) Di Panti Asuhan Putri
Aisyiyyah (PDA Kota Pekanbaru, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1. No. 03, 2022,
h. 16.
34
َو ِإْذ َتَأَّذَن َر ُّبُك ْم َلِئْن َش َك ْر ْمُت َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئْن َك َف ْر ْمُت ِإَّن َعَذ ايِب َلَش ِد يٌد
Terjemahnya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim/14:7).
Bersyukur tidak hanya terbatas dengan mengucapkan kata syukur
saja kepada Allah. Namun, menggunakan potensi yang Allah berikan
kepada manusia dengan sebaik mungkin juga merupakan bentuk syukur
terhadap nikmat yang Allah berikan. Menggunakan kemampuan akal
untuk belajar dan merenungi keagunganNya merupakan manifestasi rasa
syukur.
Bersyukur adalah bentuk rasa berterimakasih individu terhadap
segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, baik kejadian maupun
menerima sesuatu dari pihak lain. Termasuk juga didalamnya respon
kegembiraan dan kecenderungan untuk melihat kehidupannya sebagai
anugerah.0
l. Tidak Mudah Menyerah
Albert einstein pernah berkata, “Seseorang yang tidak pernah
melakukan kesalahan berarti tidak pernah mencoba sesuatu.” Kesalahan
yang dilakukan seseorang merupakan suatu pengalaman dan pelajaran agar
tidak terjatuh pada lubang yang sama dua kali. Jika masih jatuh maka tidak
0
Muhammad Qhadir, Tetaplah Bersyukur, (Yogyakarta, DIVA Press, 2017), h. 12.
0
Bernard Lubis, “Syukur Dengan Kebahagiaan Remaja”, Jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan, Vol. 5. No 04, 2019, h. 284.
35
peduli berapa kali jatuh, tapi yang lebih penting ialah senantiasa bangkit
tiap kali terjatuh. Sikap seperti ini bisa dikategorikan dalam persistensi,
sikap tidak mudah menyerah menghadapi masalah dan tantangan apapun.
ِس ِن ِد ِف ِذ
َو اَّل يَن َج اَه ُد وا يَنا َلَنْه َيَّنُه ْم ُسُبَلَناۚ َو ِإَّن الَّلَه َلَمَع اْلُم ْح َني
Terjemahnya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut/29:69).
Tidak mudah menyerah bukan berarti seseorang memperjuangkan
secara egois hasrat dan keinginan ideal tanpa henti. Apalagi yang
diperjuangkan adalah urusan dunia seperti harta, kedudukan, wanita, dan
sejenisnya. Tidak mudah menyerah artinya kita harus memasrahkan arah
hidup kita ini hanya kepada Allah. Tidak mudah menyerah harus dipahami
sebagai sikap syukur dalam menghadapi segala rupa permasalahan hidup.0
m. Suka Kebersihan Dan Peduli Lingkungan
Islam sangat menekankan kebersihan dan menjaga lingkungan
terhadap para pemeluknya. Dalam masalah kebersihan misalnya banyak
kitab-kitab kesilaman yang dimulai dengan bab Thaharah yang merupakan
kunci ibadah. Kebersihan dalam islam tidak hanya terfokus pada anggota
badan saja namun juga pada aspek lainnya seperti kebersihan rumah,
asrama, dan semua hal yang bisa membuat lingkungan kita asri, nyaman
dan indah. Bahkan bahasan mengenai kebersihan ini juga pada konsep
bersuci secara sosial dalam artian menjaga kebersihan dilingkungan
masyarakat.
Allah menyukai orang-orang yang berusaha terus menerus menjaga
kebersihan, baik kebersihan fisik maupun kebersihan rohani.
ِب ِحُي ِحُي ِإ
َّن الَّلَه ُّب الَّتَّو ا َني َو ُّب اْلُم َتَطِّه ِر يَن
0
Arifin Ilham dan Yudy Effendy, 4 Zikir Superdahsyat, (Jakarta: Qultum Media, 2011), h.
178.
36
َفِإَذا ُقِض َيِت الَّصاَل ُة َفاْنَتِش ُر وا يِف اَأْلْر ِض َو اْبَتُغوا ِم ْن َفْض ِل الَّلِه َو اْذُك ُر وا
َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْج َتِنُبوا َك ِثًريا ِم َن الَّظِّن ِإَّن َبْعَض الَّظِّن ِإٌمْثۖ َو اَل َجَتَّس ُس وا َو اَل
َۚيْغَتْب َبْع ُض ُك ْم َبْع ًض اۚ َأِحُيُّب َأَح ُد ُك ْم َأْن َيْأُك َل ْحَلَم َأِخ يِه َم ْيًتا َفَك ِر ْهُتُم وُهۚ َو اَّتُق وا الَّلَه
ِح ِإ
َّن الَّلَه َتَّو اٌب َر يٌم
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.
Al-Hujurat/49:12).
Berpikir positif sangat penting karena apa yang menjadi sikap dan
perilaku seseorang digerakkan oleh pikirannya. Jika dasar sikap dan
perilaku seseorang itu negatif, maka sikap dan perilakunya pun cenderung
0
Amir Maliki Abitolkha dan Muhammad Basyrul Muvid, Islam Sufistik: Membumikan
Ajaran Tasawuf yang Humanis, Spiritualis dan Etiis, (Purwokerto: Pena Persada, 2020), h. 111.
0
Hariadi Ahmad dan Lalu Andry Adifa Maulana, “Pengaruh Teknik Video Edukasi
Terhadap Berfikir Positif Siswa SMPN 16 Mataram”, Jurnal Realita, Vol. 4. No. 07, 2019, h. 731.
39
0
Heri Kurniawan Tadjid, Berpikir Positif dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits itu Ada
Seninya, (Yogyakarta: Araska, 2019), h. 3.
0
Wahyudi, “Taat, Tertib dan Disiplin sebagai identitas kehidupan berjamaah”, dalam
https://minanews.net/taat-tertib-dan-disiplin-sebagai-identitas-kehidupan-berjamaah/. Diakses
pada 24 Mei 2017.
40
B. Akhlak Santri
1. Hakikat Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab akhlaq,
bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khuluq, yang secara etimologis
(bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal usul kata
serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna) antara lain berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak diartikan juga
sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik,
mungkin buruk, seperti telah disebut diatas.0
Secara umum pakar-pakar muslim menekankan bahhwa: akhlak
adalah sifat dasar yang telah terpendam didalam diri dan tampak ke
permukaan melalui kehendak/kelakuan dan terlaksanakan tanpa
keterpaksaan oleh satu dan lain sebab.0
Adapun indikator akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an yaitu:
1) Kebaikan bersifat mutlak (al-Khairiyah al-Muthlaq) yaitu kebaikan
yang terkandung dalam akhlak merupakan kebaikan murni dalam
lingkungan, keadaan, waktu dan tempat apa saja.
2) Kebaikan bersifat menyeluruh (as-Shalahiyah al-Ammah) yaitu
kebaikan yang terkandung didalamnya kebaikan untuk seluruh umat
manusia.
3) Implementasi bersifat wajib (al-Ilzam al-Mustajab) yaitu merupakan
hukum, tingkah laku yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi
hukum.
4) Pengawasan bersifat menyeluruh (al-Raqabah al-Muhitah) yaitu
melibatkan pengawasan Allah dan manusia lainnya karena sumbernya
dari Allah.0
b. Macam-macam Akhlak
0
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), H. 346.
0
M. Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: Lentera Hati,
2016), h.
0
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja grafindo, 2012), h. 141.
41
0
Siti Suwaibatul Aslamiyah, et.al, Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami, (Lamongan:
Nawa Litera Publishing, 2021), h. 1-2.
0
Siti Suwaibatul Aslamiyah, et.al, Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami, h. 2.
42
ُقْل ُه َو ٱ لَّر ْح َٰم ُن َءاَم َّنا ِبِهۦ َو َع َلْيِه َتَو َّك ْل َنا ۖ َفَس َتْع َلُم وَن َمْن ُه َو ِفى َض َٰل ٍل
ُّم ِبيٍن
Terjemahnya: “Katakanlah: ‘Dialah Allah Yang Maha Penyayang
kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal.
Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan
yang nyata,” (Q.S. Al-Mulk/67:29).
Selalu mengingat Allah pada setiap saat dan setiap kondisi
merupakan faktor yang terpenting yang bisa menjadikan dada terasa
lapang, begitu juga sebaliknya, lupa kepada Allah menjadi sebab dada
terasa sesak, hati terasa sempit, sedih dan tersiksa.0
2) Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah suatu sikap yang dilakukan
oleh seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani atau ruhani.
Manusia dapat diperbaiki akhlaknya dengan menghilangkan akhlak-
akhlak tercela. Disinilah terletak tujuan pokok agama, yakni
menawarkan dan mengajarkan sejumlah nilai moral atau akhlak mulia
agar seseorang menjadi baik dan bahagia dengan melatih diri untuk hal
terbaik.0 Allah memerintahkan manusia untuk berbuat baik dan
menghindari perbuatan jahat.
ِإْن َأْح َس ْنُتْم َأْح َس ْنُتْم َأِلْنُف ِس ُك ْم ۖ َو ِإْن َأَس ْأْمُت َفَلَه اۚ َفِإَذا َج اَء َو ْعُد اآْل ِخ َر ِة ِلَيُس وُءوا
ُوُج وَه ُك ْم َو ِلَيْد ُخ ُلوا اْلَمْس ِج َد َك َم ا َدَخ ُلوُه َأَّو َل َم َّر ٍة َو ِلُيَتِّبُر وا َم ا َعَلْو ا َتْتِبًريا
Terjemahnya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan)
yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan
0
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, h. 201.
0
Shaleh Ahmad Asy-Syaami, Berakhlak dan Beradab Mulia: Contoh-contoh dari
Rasulullah, (Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 249.
0
Muhiyi Subhie, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2023), h. 215.
43
0
Daud Ali, Pendidikan Agama islam, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), h.353.
0
Darmadi, Arsitektur Akhlak dan Budi Pekerti dalam Interaksi Lintas Budaya, (Lampung:
Swalova Publishing, 2019), h. 34.
44
َأْه ِلَه اۚ َٰذ ِلُك ْم َخ ْيٌر َلُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر وَن
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q.S. An-Nur/24:27).
Prinsip-prinsip akhlak ini membantu menjaga harmoni, kerjasama,
dan saling pengertian dalam bermasyarakat. Bisa juga membentuk
hubungan yang sehat dan positif antara individu-individu dalam
masyarakat.
5) Akhlak Terhadap Lingkungan
Akhlak terhadap lingkungan adalah sikap seseorang terhadap
lingkungan disekelilingnya. Sebagaimana diketahui bahwa Allah
menciptakan lingkungan yang terdiri dari hewan, tumbuh-tumbuhan,
air, udara, dan benda-benda lain yang terdapat di muka bumi.
Semuanya diciptakan Allah untuk manusia. pada dasarnya semua yang
diciptakan Allah tersebut diperuntukkan untuk kepentingan manusia
0
Saadatus Salamah dan Abdul Muiz, Nilai-nilai Akhlak dalam Surat Ad-Dhuha,
(Sukabumi: Haura Utama, 2022), h. 45.
0
Mulyadi dan Adriantoni, Psikologi Agama, (Jakarta: Kencana, 2021), h. 29.
46
0
Ovi Munawaroh dan Hilyah Ashoumi, Budaya Religius, (t.tp, t.p, t.th), h. 11.
0
Priyono, Menata Akhlak, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2019), h. 110.
47
0
Said Agil Syiraj, Pesantren Masa Depan, Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 85.
0
Herman, “Sejarah Pesantren di Indonesia”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 06 No. 02, 2013, h.
146-147.
0
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), h. 97.
0
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta:
LP3ES, 1984), h.18.
0
Herman, “Sejarah Pesantren di Indonesia”, h. 147.
48
0
Hasan basri, Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, jilid II, (Bandung: Pustaka
Setia, 2010), h. 227.
0
Muhammad Sali, Mendisiplinkan Santri, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2019), h. 25.
0
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramida,
2016), h. 19.
0
Zamkhasyari Dofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: Mizan, 2016), h. 18.
49
yaitu kata “cantrik”, berarti orang yang selalu mengikuti seorang guru
kemana guru itu pergi menetap.0
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan definisi operasional yang dikenukakan diatas, maka
peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah program kajian
17 sikap memiliki pengaruh terhadap akhlak santri? Berdasarkan pertanyaan
diatas maka dapat diajukan hipotesa sebagai berikut:
Ha: ada pengaruh program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri pondok
pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
Ho: tidak ada pengaruh program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri pondok
pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
0
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, h. 20.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
Penilitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengambilan data menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya bersifat
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.0
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif
survey. Metode deskriptif kuantitatif survey adalah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data yang pokok.0 Maksimalisasi objektivitas penelitian ini dilakukan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik dengan program SPSS
(Statistical Program for Social Science). Metode ini bertujuan untuk melihat
keterkaitan antara dua variabel atau lebih melalui analisis data yang didapat. Hal
ini sebagaimana dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah
membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki 0 yaitu
variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini adalah pengaruh
program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin
Bogor, penelitian ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan yaitu dari bulan
mei sampai bulan juni. Alasan penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren
Nurul Qur’an Rumpin Bogor adalah dikarnakan merupakan Cabang ke-dua dri
tujuh cabang pondok pesantren Nurul Qur’an yang didirikan oleh KH. Dr. Ali
0
Sugiyono, Metode Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian R&D,
h. 34.
0
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
2014), h. 3
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2016), h. 67.
50
51
Nurdin, MA pada tahun 2016. Dan cabang Pertama adalah tempat dimana penulis
belajar dan menghafal Al-Qur’an.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan penelitian.0 Adapun populasi dari
penelitian “Pengaruh program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor” ini adalah seluruh santri Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor dengan jumlah 20 santri sehingga
jumlah populasi secara keseluruhan sebesar 20 santri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Arikunto
memberikan anjuran bahwa dalam pengambilan sampel, apabila jumlah subjek
kurang dari 100 orang lebih baik jumlah tersebut diambil seluruhnya sehingga
penelitian menjadi penelitian populasi, selanjutnya apabila jumlah subjek besar
atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% -25% atau
lebih.0 Karena populasi sebesar 20 santri berdasarkan pendapat diatas maka
peneliti mengambil sampel seluruhnya yaitu 20 santri.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.0 Sebagaimana tersirat dalam judul, ada dua variabel yang menjadi
objek penelitian ini, yaitu “Program kajian 17 sikap” sebagai variabel independent
atau variabel X dan “Akhlak santri” sebagai variabel dependent atau variabel Y.
Adaapun variabel independent atau variabel bebas yang dinotasikan
dengan simbol X. pada penelitian ini yang menjadi variabel independentnya
meliputi:
1. Materi kajian 17 sikap, yaitu suatu bahan ajar yang memberikan pemahaman
kepada santri dalam memperbaiki akhlak. Adapun materi kajian 17 sikap itu
meliputi:
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, h. 68.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 118.
0
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, h. 3.
52
0
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainya, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011) h. 69.
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 57.
54
Tabel 3.1
Skala Likert
Selalu 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Tidak pernah 1
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam melengkapi
data-data yang sudah ada seperti buku-buku, majalah, dokumen, majalah,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 0 Data yang dibutuhkan yaitu
terkait pondok pesantren Nurul Qur’an itu sendiri, kitab/buku yang dikaji, dan
foto yang dapat menunjang teori penelitian.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 10.
55
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
rxy
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi
X : Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y : Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑ 𝑋 : Jumlah skor dalam distribusi X
∑ 𝑌 : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ 𝑋2 : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ 𝑌2 : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya responden
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan
nilai r tabel. Dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 10%, valid atau
tidaknya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Uji Realibilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat ukur untuk menunjukkan
keakuratan instrumen dalam mengukur konsep menilai kebaikan ukuran dan
konsistensi serta stabilitas ukurannya.0 Reliabilitas konsumen dihitung dengan
mengkorelasi antara dua instrumen satu dengan instrumen yang dijadikan
equivalent, bila korelasi positif signifikan maka instrumen dinyatakan
reliabel.0 Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach Alpha, yaitu:
Keterangan :
0
I Made Sudana dan Rahmat Heru Setianto, Metode Penelitian Bisnis & Analisis Data
dengan SPSS, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 115.
0
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 179.
56
= varian total
Data yang baik seharusnya memiliki hubungan linier antara variabel depenten
dan variabel independent.
1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel bebas
Kajian 17 sikap (X) dengan variabel terikat Akhlak santri (Y) adalah
linier.
2. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel bebas
Kajian 17 sikap (X) dengan variabel terikat Akhlak santri (Y) adalah
tidak linier.
3. Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier sederhana adalah sebuah prosedur statistic untuk
menganalisis hubungan asosiatif antara sebuah dependent variabel
dengan satu atau lebih independent variabel. Dalam penelitian ini
digunakan regresi linier untuk mencari tahu hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Pada tahapan awal regresi linier
akan dilakukan hanya untuk menganalisis dua variabel yaitu variabel
Kajian 17 sikap dengan Akhlak santri. Regresi linear sederhana memiliki
persamaan seperti yang tertera dibawah ini :
Y-a + bX
Keterangan :
Y = variabel dependent
X = variabel independent
a = konstanta regresi
b = slope atau kemiringan garis regresi
Tahap pertama adalah melakukan analisis faktor terhadap indikator
yang terpilih menjadi bentuk faktor skor. Tahap kedua melakukan
estimasi dari faktor skor yang diperoleh dengan analisis regresi
linierdengan bantuan SPSS 27. hasil keluarannya berupa uji F dan
tingatsignifikasi.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
58
0
Damodar N Gujarati, Ekonometri Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 220.
BAB IV
PROFIL DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Profil
1. Profil Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor merupakan
Pondok Pesantren takhasus yang fokus dalam bidang tahfidz. Didirikan pada
tanggal 01 Agustus 2016. Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
juga merupakan cabang ke-2 dari 7 cabang Pondok Pesantren Nurul Qur’an
yang berada dalam naungan Yayasan Nurummubin. Dengan program
“Hamalatul Qur’an” untuk mencetak Santri Hafidz 30 juzz yang
mengintegrasikan 4T, yaitu: Tilawah (membaca), Tafhim (memahami),
Tahfidz (menghafal), Tathbiq (mengamalkan) Al-Qur’an. Santri juga
diajarkan untuk fokus membangun kepribadian yang berkarakter akhlak Al-
Qur’an yang mengacu buku pegangan pesantren yaitu buku 17 sikap.
2. Letak geografis Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
Pesantren ini berfokus pada bidang dakwah dan pendidikan Islam
bersifat nun-profit. Karena sifatnya yang non-profit, maka partisipasi dan
kepedulian dari masyarakat menjadi penopang utama bagi keberlangsungan
seluruh kegiatan. Di antara Program kegiatan yang telah berjalan adalah:
Takhasus Al-Qur’an, TPA Nurul Qur’an, kajian bulanan dan mingguan Ibu-
ibu Jama’ah Nurul -Qur’an.
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
a. Visi
Terbentuknya kepribadian Santri yang berkarakter Qur’ani.
b. Misi
1) Mencetak Hamil Qur’an yang istiqamah.
2) Membangun kepercayaan diri Santri dengan dasar Akhlakul
Karimah.
c. Tujuan
Untuk mencetak para hafidz qur’an dengan berakhlak al-Qur’an.
4. Daftar pengajar di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
59
60
Tabel 4.1
Daftar pengajar
No. Materi Pengampu
1. Tahfidz Qur’an Ustadz Tarom,Sy
2. Tahfidz Qur’an Ustadz Agus.S.Sos.
3. Tahfidz Qur’an Ustadz Aziz
4. Tafsir Tematik Ustadz Agus.S.Sos.
5. Ta’lim Bahasa Arab Ibu Hj. Maimunan.S.Pd.i
6. Kitab Hadist KH. Dr. Ali Nurdin, MA
7. Fiqih Ustadz Tarom,Sy
8. Kitab Jurmiyyah Ustadz Aziz
9. Kajian 17 Sikap KH. Dr. Ali Nurdin, MA
10. Tajwid Ustadz Agus.S.Sos.
11. Kitab Ta’allim Ustadz Tarom,Sy
a. Program harian
Tabel 4.3
Program harian
NO
JAM KEGIATAN KETERANGAN
.
1 03.30 - 03.40 Persiapan Tahajjud
4 Rakaat, 1 Witir ( Maqro' 1/4 Juz atau 5
2 03.40 - 04.00 Tahajjud Berjamaah
Halaman )
Persiapan Setoran Hafalan
3 04.00 - 04.30 Di Masjid
Baru
4 04.30 - 04.50 Sholat Subuh Berjama'ah Maqro' 1 Lembar / 2 Halaman
5 04.50 - 06.10 Setoran Baru Di Masjid, Aula dan Asrama
6 06.10 - 06.30 Sholat Dhuha Berjamaah 4 Rakaat ( Maqro' 1/4 Juz atau 5 Halaman )
7 06.30 - 07.00 Piket Lingkungan Pesantren
8 07.00 - 07.30 Sarapan Di Dapur
07.30 -
9 Kegiatan Masing – Masing
08.30 Olahraga, mencuci, mandi, dll.
08.30 –
10 Takrir Berjama’ah
10.00 Takrir 2 Juz Terbaru
Istirahat / Qoilullah /
11 10.00 - 11.00 Di Kamar / Di Asrama
Aktifitas Lain
Takrir 1 Juz Lama, Per Halaqah ( sistem
12 11.00 - 11.45 Takrir Halaqah Per Ayat
ayat-ayatan )
13 11.45 - 12.05 Sholat Dzuhur Berjama'ah Di Masjid
14 12.05 - 13.00 Setoran Lama Di Masjid, Aula dan Asrama
15 13.00 - 13.30 Makan Siang Di Dapur
16 13.30 - 14.30 Istirahat / Aktifitas Lain
17 14.30 - 15.10 Takrir Berjama'ah Takrir 1 Juz Lama
18 15.10 - 15.30 Sholat Ashar Berjamaah Di Masjid
62
Di Aula
19 15.30 - 16.30 Mengajar TPA ( Bagi yang tidak mengajar, melanjutkan
takrir / membuat hafalan baru / menulis )
Di Lapangan ( Bagi yang sudah
20
16.30 - 17.30 Olahraga menyelesaikan Takrir 5 Juz )
21 17.30 - 18.00 Makan Malam Di Dapur
22 18.00 - 18.20 Sholat Maghrib Berjama'ah Maqro' 1 Lembar / 2 Halaman
23 18.20 - 18.40 Kultum Di Masjid
24 18.40 – 19.30 Kajian Kitab Di Masjid
25 19.30 - 19.50 Sholat Isya Berjama'ah Maqro' 1 Lembar / 2 Halaman
Membuat Setoran Baru, Bagi Santri Baru
26 19.50 - 21.00 Jam Wajib Mengaji Menghafal & Menulis ( Di Masjid / Di Aula
)
Di kamar / Di asrama, kecuali bagi yang
27 21.00 - 03.30 Istirahat
terjadwal ronda
b. Program Mingguan
Tabel 4.4
Program mingguan
c. Program bulanan
Tabel 4.5
Program bulanan
2. Berakidah kuat
3. Istiqamah dalam beribadah
4. Jujur
5. Dermawan
6. Toleransi
7. Setia kawan
8. Disiplin
9. Bersungguh-sungguh
10. Gemar membaca
11. Rendah hati
12. Selalu bersyukur
13. Tidak mudah menyerah
14. Suka kebersihan dan peduli lingkungan
15. Tanggung jawab
16. Mandiri
17. Berpikir positif
18. Tertib
Tabel 4.8
Media, Alat dan Sumber Belajar
d) Langkah-langkah pembelajaran
Tabel 4.9
Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan
Kyai memberikan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, menanyakan kabar santri
Kyai menanyakan terkait materi sebelumnya kepada santri
Kyai menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran yang akan 15 menit
dicapai
2. Kegiatan Inti
A. Pertemuan ke-1
Kyai mengenalkan materi 17 sikap
B. Pertemuan ke-2
Kyai menjelaskan tentang sikap berakidah kuat
66
C. Pertemuan ke-3
Kyai menjelaskan tentang sikap istiqamah dalam beribadah
D. Pertemuan ke-4
Kyai menjelaskan tentang sikap jujur
F. Pertemuan ke-6
Kyai menjelaskan tentang sikap toleransi
G. Pertemuan ke-7
Kyai menjelaskan tentang sikap setia kawan
H. Pertemuan ke-8
Kyai menjelaskan tentang sikap disiplin
I. Pertemuan ke-9
Kyai menjelaskan tentang sikap bersungguh-sungguh
J. Pertemuan ke-10
Kyai menjelaskan tentang sikap gemar membaca
K. Pertemuan ke-11
Kyai menjelaskan tentang sikap rendah hati
L. Pertemuan ke-12
Kyai menjelaskan tentang sikap selalu bersyukur
M. Pertemuan ke-13
67
N. Pertemuan ke-14
Kyai menjelaskan tentang sikap suka kebersihan dan peduli
lingkungan
O. Pertemuan ke-15
Kyai menjelaskan tentang sikap tanggung jawab
P. Pertemuan ke-16
Kyai menjelaskan tentang sikap mandiri
Q. Pertemuan ke-17
Kyai menjelaskan tentang sikap berpikir positif
R. Pertemuan ke-18
Kyai menjelaskan tentang sikap tertib
3.
1. Kyai bertanya kepada santri terkait materi yang sudah dijelaskan
2. Kyai memimpin do’a penutup kegiatan pembelajaran 15 menit
e) Penilaian
Tabel 4.10
68
Penilaian
No Penilaian
1. Pengetahuan Santri
2. Menulis
3. Sikap santri
3. Kendala program
Seringkali terdapat santri yang mengantuk saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung.
4. Profil Pembicara
Dr. Ali Nurdin, MA, lahir di Boyolali, 26 Juni 1970. Saat ini pembicara
merupakan Pimpinan Cariustadz.id sekaligus sebagai salah satu Dewan Pakar
Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ). Dosen tetap Institut PTIQ Jakarta ini diamanahi
sebagai Wakil Rektor III di institusi tersebut dalam bidang kemahasiswaan.
Selain itu, pembicara yang aktif berdakwah di media sosial ini juga
merupakan Ketua Pembina Pusat Studi Akhlak dalam Al-Qur'an (PSAQ)
serta Khadim Ma’had Pesantren Nurul Qur’an.
Riwayat Pendidikan formalnya ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah di
Boyolali 1982, Madrasah Tsanawiyah di Boyolali 1985, Madrasah Aliyah di
Boyolali 1988, Institut PTIQ Jakarta (S-1) 1995, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (S-2 Tafsir-Hadis) 1999, dan gelar doktornya juga diraih di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ( S-3 Tafsir/ Program Doktor) 2005.
Selain pendidikan formal, pembicara juga menimba ilmu di lembaga
pendidikan nonformal, yaitu Pesantren Sunan Pandan Aran Yogyakarta
(khusus menghafal Al-Qur’an) : 1991, Daurah Lughat al-‘Arabiyah : 1995,
Kursus Bahasa Inggris IEC Jakarta : 1995, Dirasah Lughat al-‘Arabiyah
(Pusat Studi Islam al-Manar): 1996, dan Pesantren Darus-Sunnah (khusus
Hadis dan Ilmu Hadis): 2000.
Pembicara juga aktif dalam berbagai aktivitas organisasi dan
kemasyarakatan seperti Ketua SEMA PTIQ Jakarta: 1994, relawan pada
69
Tabel 4.11
Deskripsi responden berdasarkan usia
No Usia Responden Frekuensi Persen
1 13 tahun 4 20%
2 14 tahun 4 20%
3 15 tahun 5 25%
4 16 tahun 3 15%
5 17 tahun 4 20%
Total 20 100%
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Kajian 17 Sikap
No Nomor Item rhitung Rtabel Validitas
1 Item 1 0,665 0,444 Valid
2 Item 2 0,888 0,444 Valid
3 Item 3 0,845 0,444 Valid
4 Item 4 0,875 0,444 Valid
5 Item 5 0,892 0,444 Valid
6 Item 6 0,862 0,444 Valid
7 Item 7 0,888 0,444 Valid
8 Item 8 0,800 0,444 Valid
9 Item 9 0,872 0,444 Valid
10 Item 10 0,901 0,444 Valid
11 Item 11 0,822 0,444 Valid
12 Item 12 0,863 0,444 Valid
13 Item 13 0,868 0,444 Valid
14 Item 14 0,813 0,444 Valid
15 Item 15 0,860 0,444 Valid
16 Item 16 0,813 0,444 Valid
17 Item 17 0,798 0,444 Valid
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan pada
variabel X memiliki nilai r hitung lebih besar daripada r tabel. Maka dari
itu seluruh pernyataan variabel X dinyatakan valid.
2) Validitas item Variabel Kajian 17 sikap
72
Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan pada
variabel Y memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Maka dari itu
seluruh pernyataan variabel Y dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
73
Pada tabel 4.8 diatas menyatakan bahwa hasil pengujian reliabilitas pada
variabel brand image dan minat beli terdapat nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,060 yang menerapkan jika seluruh variabel
menunjukankuatnya reliabilitas.
2. Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji
One Sample Kolmigorov Smirov. Apabila nilai signifikansi diatas 0,05
maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika hasil One Sample
Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka
data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.15
74
N 20
Mean ,0000000
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation 5.18982835
Absolute ,152
Negative -,152
Kolmogorov-Smirnov Z ,152
Pada tabel 4.9 diatas hasil uji normalitas diketahui nilai sign 0,200
> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi
normal.
Gambar 4.1
75
Gambar 4.2
Histogram Hasil Normalitas
Gambar dari 4.1dan 4.2 dari kurva histogram dan kurva normal Q-
Q plot yang menunjukan jika data pada seluruh variabel penelitian
berdistribusi normal. Diperoleh bahwa grafik ogive lurus atau hampir
lurus. Artinya, sampel yang diambil berdasarkan dari populasi.
b. Uji Linieritas
76
Squares Square
Akhlak santri*Kajian 17
Sikap (Combined) 1618.375 91 179.819 7.908 .002
227.375 10 22.737
Total
ANOVA Table
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Total 1845.750 19
Square Estimate
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
soal dinyatakan valid. Dari hasil Uji Reliabilitas diatas dapat diketahui
pada variabel Kajian 17 sikap dan Akhlak santri terdapat nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,060 yang menerapkan jika seluruh variabel
menunjukan kuatnya reliabilitas.
2. Berikut ini adalah hasil Analisa dari Uji normalitas dengan menggunakan
metode Kolmogrov-Simogrov dengan bantuan SPSS Versi 27. Diketahui
bahwa nilai signifikan yang didapatkan 0,200 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
3. Uji Linieritas dihitung dengan menggunakan SPSS Versi 27, Adapun hasil
dari uji linieritas dalam penelitian ini adalah kelinieran antara variabel X
Kajian 17 sikap dan variabel Y Akhlak santri dapat diketahui dari nilai
signifikansi yang didapat yaitu sebesar 0,250 lebih besar dari 0,05. Oleh
karena itu dapat disumpulkan yakni antara hubungan variabel X Kajian 17
sikap dan variabel Y Akhlak santri bersifat linier.
4. Selanjutnya perhitungan Uji Regresi Linier Sederhana digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas (independent)
terhadap variabel terikat (dependen). Dan dapat diketahui bahwa nilai F
hitung = 46,921 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001 < 0,05, maka
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau
dengan kata lain ada pengaruh variabel X Kajian 17 sikap dan terhadap
variabel Y Akhlak santri. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23,
yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17
sikap terhadap variabel terikat Akhlak santri adalah sebesar 7,23%.
5. Terakhir pengukuran ketetapan model dalam menerangkan variabel
dependen, maka digunakan koefisien determinasi menunjukan hasil bahwa
dapat diketahui nilai Adjustred R2 sebesar 7,07, yang artinya pengaruh
variabel independent Kajian 17 sikap (X) terhadap variabel dependen
Akhlak santri (Y) sebesar 7,07% sisanya dipengaruhi oleh varibel-variabel
lain diluar model penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh program kajian 17 sikap
terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor, maka
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebegai berikut:
Berdasarkan Uji Regresi Linier Sederhana yang digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas (independent)
terhadap variabel terikat (dependen). Dan dapat diketahui bahwa nilai F hitung
= 46,921 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001 < 0,05, maka model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau dengan kata lain ada
pengaruh variabel X Kajian 17 sikap dan terhadap variabel Y Akhlak santri.
Koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23, yang mengandung pengertian
bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17 sikap terhadap variabel terikat
Akhlak santri adalah sebesar 7,23%.
Berdasarkan Uji koefisien determinasi yang digunakan untuk menentukan
seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel Independent terhadap
variabel dependen, menunjukan hasil bahwa dapat diketahui nilai Adjustred R2
sebesar 7,07, yang artinya pengaruh variabel independent Kajian 17 sikap (X)
terhadap variabel dependen Akhlak santri (Y) sebesar 7,07% sisanya
dipengaruhi oleh varibel-variabel lain diluar model penelitian ini. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa kajian 17 sikap memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin
Bogor, maka Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak,
karena program sudah berjalan dengan baik, santri disiplin dalam mengikuti
program sehingga dapat membangun akhlak yang baik yg diajarkan dalam Al-
Qur’an.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran untuk penelitian yaitu sebagai
berikut:
80
81
82
83
Makbuloh, Deden. Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja grafindo, 2012).
Mulyadi dan Adriantoni, Psikologi Agama, (Jakarta: Kencana, 2021).
Munawaroh, Ovi dan Hilyah Ashoumi, Budaya Religius, (t.tp, t.p, t.th).
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Arab Indonesia Al-Munawwir, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997).
Munthe, Ashiong P. “Pentingnya evaluasi program di Institusi pendidikan”,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, vol. 5 No. 02, 2015.
Musbikin, Imam. Pendidikan Karakter Disiplin, ( t.tp: Nusa Media, 2021).
Musbikin, Imam. Penguatan Karakter Kemandirian, Tanggung Jawab dan Cinta
Tanah Air, (t.tp: Nusa Media, 2021).
Nasar, M. Fuad. Capita Selecta Zaka:Esei-esei Zakat, Aksi Kolektif Melawan
Kemiskinan, (Yogyakarta: GRE PUBLISHING, 2018).
Nurdin, Ali. Al-Qur’an Solusi Kehidupan, (Tangerang Selatan: Yayasan
Nurummubin, 2019).
Nurjaman, Andri. Santrilogi: Berbicara Segala Hal persepektif Seorang Santri,
(t.tp, t.p, t.th).
Priyono, Menata Akhlak, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2019).
Qhadir, Muhammad. Tetaplah Bersyukur, (Yogyakarta, DIVA Press, 2017).
Rahman, Izzal Afifir. Jujur Kunci Hidup Makmur: Nilai Kejujuran dalam Al-
Qur’an, (Kota Batu: Beta Muroqi).
Rahman, Patur. “Konsep Istiqamah dalam Islam”, Jurnal Studi Agama, Vol. 2.
No. 02, 2018.
Rezekiyah, Puja Tri. Islamiani Safitri dan Risma Delima Harahap, “Analisis
Nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika”,
Jurnal Cendekia, Vol. 6. No. 02, 2022.
Riski, Anisa. “Akhlak generasi zaman Now”, dalam
https://www.kompasiana.com/anisariski/5a95be56f13344367940d552/akhl
ak-generasi-zaman-now diakses pada 28 Februari 2018.
Salamah, Saadatus dan Abdul Muiz, Nilai-nilai Akhlak dalam Surat Ad-Dhuha,
(Sukabumi: Haura Utama, 2022).
86
Tadjid, Heri Kurniawan. Berpikir Positif dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits itu ada
Seninya, (Yogyakarta: Araska, 2019).
Tenrie, M. Shabran. Studi Korelasional Antara Kompensasi dan Sikap Guru
Terhadap Tugas Dengan Disiplin Kerja Guru, (Bekasi: Pascasarjana
UNISMA, 2005).
Thohir, Muhammad. Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar, (Jakarta:
Lentera Hati, 2009).
Tim Tv One. “5 Kasus Pelecehan Seksual dalam Lingkungan Pondok Pesantren di
Indonesia, Para Pelaku Berkedok Petinggi Ponpes”, dalam
https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/53529-5-kasus-pelecehan-
seksual-dalam-lingkungan-pondok-pesantren-di-indonesia-pelaku-
berkedok-petinggi-ponpes?page=4, diakses pada 14 juli 2022.
Wahyudi, “Taat, Tertib dan Disiplin sebagai identitas kehidupan berjamaah”
dalam https://minanews.net/taat-tertib-dan-disiplin-sebagai-identitas-
kehidupan-berjamaah/, Diakses pada 24 Mei 2017.
Wijaya, Hari dan Triton, Pedoman Penuisan Ilmiah Tesis dan Skripsi (t.tp: t.p,
2007).
Xo, Sugy. “Pengertian Program” dalam
https://www.infomase.com/pengertianprogram/#Pengertian_Program_Sec
ara_Umum, Diakses pada 8 juni 2022.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 2. Angket Penelitian
Bagian A. Variabel X
Bagian B. Variabel Y
No Keterangan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
1. Saya meyakini bahwa Allah
selalu ada dalam kondisi
apapun, kapan pun dan
dimanapun..
2. Saya membaca Al-Qur’an setiap hari.
4. Saya berolahraga.
B. DATA PENDIDIKAN
1. MI Nurul Falah Asem
2. SMPIT Al-Madany
3. MA Al-Mukhlishin
4. Universitas PTIQ Jakarta