Anda di halaman 1dari 118

PENGARUH PROGRAM KAJIAN 17 SIKAP TERHADAP

AKHLAK SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL


QUR’AN RUMPIN BOGOR

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam


Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S.I)
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

SKRIPSI

Oleh:
Rizki Ainurrafik
NIM: 19.131.0196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS PTIQ JAKARTA
2023 M/1445 H
ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KAJIAN 17 SIKAP TERHADAP AKHLAK


SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL QUR’AN RUMPIN BOGOR

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rizki Ainurrafik
Nomor Induk Mahasiswa : 191310196
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah Universitas PTIQ Jakarta
Judul Skripsi : Pengaruh Program Kajian 17 Sikap Terhadap
Akhlak Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor

Menyatakan Bahwa:

Skripsi ini adalah murni karya sendiri. Apabila saya mengutip dari hasil
karya orang lain maka saya akan mencamtukan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan sanksi yang berlaku di lingkungan Universitas PTIQ Jakarta dan
perarturan perundang-undangan yang berlaku.
Jakarta, 15 September 2023

Rizki Ainurrafik

ii
iii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KAJIAN 17 SIKAP TERHADAP AKHLAK


SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL QUR’AN RUMPIN BOGOR

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai
Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S.I) untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:
Rizki Ainurrafik
NIM : 191310196

Telah selesai dibimbing oleh kami, dan menyetujui selanjutnya agar dapat
diujikan

Jakarta, 15 September 2023


Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Aas Siti Sholichah, M.Pd.I Ade Abdul Muqit, M.Pd.I

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah Institut PTIQ Jakarta

Dr. H. Baeti Rohman, M. A.

iii
iv

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KAJIAN 17 SIKAP TERHADAP AKHLAK


SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL QUR’AN RUMPIN BOGOR

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rizki Ainurrafik
Nomor Induk Mahasiswa : 191310196
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah Universitas PTIQ Jakarta
Judul Skripsi : Pengaruh Program Kajian 17 Sikap Terhadap
Akhlak Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor

TIM PENGUJI
N Nama Jabatan Dalam Tanda
O Tim Tangan

1 Dr. H. Baeti Rohman, M.A. Ketua Sidang

2 Dr. Sandi Santosa, M.Si. Penguji I

3 Dr. Nurul Hikmah, M.A. Penguji II

4 Dr. Aas Siti Sholichah, M.Pd.I. Pembimbing I

5 Ade Abdul Muqit, M.Pd.I. Pembimbing II

6 Eri Anggraini, S.M. Sekretaris Sidang

Jakarta, 15 September 2023


Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah Institut PTIQ Jakarta

Dr. H. Baeti Rohman, M. A.

iv
v

ABSTRAK
Rizki Ainurrafik, NIM. 191310196, Pengaruh Program Kajian 17 Sikap terhadap
Akhlak Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor. Fakultas Tarbiyah
Universitas PTIQ Jakarta.
Masalah akhlak sering terjadi di lingkungan masyarakat khususnya di Indonesia
yang merupakan salah satu imbas dari kemajuan zaman. Terdapat tindakan-tindakan atau
kasus yang menyimpang seperti kejahatan seksual, bullying, tawuran dan lain lain.
Bahkan di Pondok Pesantren sekalipun, dimana Pondok Pesantren sangat berperan
penting dalam mendidik akhlak manusia dengan berbagai program atau pun kegiatan
keagamaan. Terdapat beberapa kasus yang terjadi di lingkungan pondok pesantren seperti
pelecehan seksual. dan penganiayaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kajian 17
sikap, untuk mengetahui apa saja akhlak yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang
dibahas dalam Al-Qur’an dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kajian 17 sikap
terhadap akhlak santri Nurul Qur’an Rumpin Bogor. Metode penelitian menggunakan
metode kuantitatif, teknik pengumpulan data dengan observasi, angket dan wawancara.
Berdasarkan Uji Regresi Linier Sederhana yang digunakan untuk memprediksi atau
menguji pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependen).
Dan dapat diketahui bahwa nilai F hitung 46,921 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001
0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau
dengan kata lain ada pengaruh variabel X Kajian 17 sikap dan terhadap variabel Y
Akhlak santri. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23, yang mengandung
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17 sikap terhadap variabel terikat
Akhlak santri adalah sebesar 7,23%. Berdasarkan Uji koefisien determinasi yang
digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel
Independent terhadap variabel dependen, menunjukan hasil bahwa dapat diketahui nilai
Adjustred R2 sebesar 7,07, yang artinya pengaruh variabel independent Kajian 17 sikap
(X) terhadap variabel dependen Akhlak santri (Y) sebesar 7,07% Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa kajian 17 sikap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akhlak
santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
Kata Kunci : Kajian 17 sikap, Akhlak, Santri

v
vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliteasi pada penulisan skripsi ini berdasarkan Surat Keputusan


Bersama Menteri Agama RI serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
Konsonan Tunggal
Huruf Nama Huruf Latin Keterangan
Arab
‫ا‬ Alif Tidak Tidak dilambangkan
dilambangkan
‫ب‬ ba’ B Be
‫ت‬ ta’ T Te
‫ث‬ sa’ S es (dengan titik diatas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ ha’ H ha (dengan titik
dibawah)
‫خ‬ kha’ Kh Ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Zal Z zet (dengan titik diatas)
‫ر‬ ra’ R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy Es dan ye
‫ص‬ Sad S es (dengan titik
dibawah)
‫ض‬ Dad D de (dengan titk
dibawah)
‫ط‬ tha’ T te (dengan titik
dibawah)
‫ظ‬ zha’ Z zet (dengan titik
dibawah)
‫ع‬ ‘ain ‘ Koma kebalik diatas

vi
vii

‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ fa’ F Ef
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We
‫ه‬ ha’ H Ha
‫ء‬ Hamzah ‘ Apostrof
‫ي‬ ya’ Y Ye

Konsonan rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap


‫متعقد ين‬ Ditulis Muta’aqqidin
‫عدة‬ Ditulis ‘iddah

Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
‫هبة‬ Ditulis Hibah

‫جزية‬ Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
kedalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya), kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan
kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
‫كرامة الألولياء‬ Ditulis Karāmah al-auliya’

2. Bila ta’marbutah hidup dengan harakat, fathah, kasrah, dan dhammah


ditulis t.
‫زكاة الفطر‬ Ditulis Zakātulfitri

vii
viii

Vokal Pendek
_____________ Kasrah Ditulis I
/
______/______ FATHAH Ditulis a
______‫______ﻮ‬ Dhammah Ditulis u

Vokal Panjang
Fathah + alif Ditulis A
‫جاهلية‬ Ditulis Jāhiliyyah
Fathah + ya’mati Ditulis ā
‫يسعى‬ Ditulis yas’ā
Kasrah + ya’mati Ditulis Ī
‫كريم‬ Ditulis KarĨm
Dhammah + Ditulis Ū
wawumati Ditulis Furūd
‫فروض‬

Vokal Rangkap
Fathah + ya’mati Ditulis Ai
‫بينكم‬ Ditulis Bainakum
Dhammah + wawumati Ditulis Au
‫قول‬ Ditulis Qaulun

Vokal Pendek yang Berurutan Dalam Satu Kata Dipisahkan dengan


Apostrof
‫أأنتم‬ Ditulis A‘antum
‫أعدت‬ Ditulis U’iddat
‫لئن شكر تم‬ Ditulis La’insakartum

viii
ix

Kata Sandang Alif + Lam


a. Bila diikuti Huruf Qomariyah
‫القرآن‬ Ditulis al-Qur’an
‫القياس‬ Ditulis al-Qiyas
b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf syamsiyyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf (el)-nya.
‫السماء‬ Ditulis as-Sama’
‫الشمس‬ Ditulis asy-Syams

Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat


‫ذوي الفرض‬ Ditulis Zawi al-furud
‫اهل السنة‬ Ditulis Ahl as-sunnah

Penulisan Singkatan
Swt Subhanahu wata’ala
Saw Shallallahu alaihi wasallam
a.s Alaihissalam
H.R Hadis Riwayat
w. Wafat
H. Hijriah
M. Masehi

ix
x

MOTTO

“Hafal Al-Qur’an itu hebat, tapi berakhlak Al-Qur’an jauh


lebih hebat”

x
xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Program Kajian 17 Sikap Terhadap Akhlak Santri Pondok
Pesantren Nurul Qur’an” Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW atas risalah yang telah disampaikan
kepadakita semua.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terimah kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. selaku Rektor Universitas
PTIQ Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Baeti Rohman, MA. selaku dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas PTIQ Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Naelul Mubarok, M.M selaku ketua Prodi Fakultas Tarbiyah
Universitas PTIQ Jakarta.
4. Ibu Dr. Aas Siti Sholichah, M.Pd.I selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, maupun saran yang sangat
berarti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Ade Abdul Muqit, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, maupun saran yang sangat
berarti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mencurahkan ilmu
pengetahuan kepada peneliti dengan ikhlas dan sabar.
7. Pihak Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor yang senantiasa
berkolaborasi dengan membantu peneliti untuk mewujudkan hasil yang
memuaskan dalam penelitian ini.

xi
xii

8. Bapak KH. Dr. Ali Nurdin, MA dan Ibu Maimunah, S.Ag Guruku yang
mendidik dengan penuh rasa kasih sayang serta memberikan pemahaman
yang baik tentang keagamaan.
9. Bapak Abdul Aziz, S.Ag dan Ibu Enis Faridah, S.Pd.I selaku orang tua
kandungku yang selalu mendo’akan dan mendukung anak-anaknya dalam
belajar.
10. Serta semua pihak yang ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini, semoga
Allah SWT selalu menyertai di setiap langkah kalian.

Jakarta, 05 September 2023


Penulis,

Rizki Ainurrafik
NIM : 191310196

xii
xiii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................ii


TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................................iii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI.....................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................v
PEDOMAN TRANSLITERASI..........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................xi
DAFTAR ISI......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................8
C. Pembatasan Masalah...................................................................................8
D. Rumusan Masalah.......................................................................................8
E. Tujuan Penelitian........................................................................................9
F. Kegunaan Penelitian...................................................................................9
G. Manfaat Penelitian......................................................................................9
H. Penelitian Terdahulu.................................................................................10
I. Metode Penelitian.....................................................................................15
J. Sistematika Penulisan...............................................................................17
K. Sistematika Penyusunan...........................................................................17
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................19
A. Program Kajian 17 Sikap..........................................................................19
B. Akhlak Santri............................................................................................41
C. Hipotesis penelitian..................................................................................51

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................52


A. Metode dan Jenis Penelitian.....................................................................52
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................……….52
C. Populasi dan Sampel ................................................................................53
D. Variabel Penelitian...................................................................................53
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................55
F. Teknik Uji Coba Instrumen......................................................................57
G. Teknik Analisis Data................................................................................59

BAB IV PROFIL DAN HASIL PENELITIAN.................................................62


A. Deskripsi Profil .......................................................................................62
B. Gambaran Program Kajian 17 Sikap........................................................66
C. Deskripsi Data Penelitian.........................................................................71
D. Analisis Hasil Penelitian...........................................................................72
E. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................................81
BAB V PENUTUP..............................................................................................83

xiii
xiv

A. Kesimpulan...............................................................................................83
B. Saran.........................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................85
LAMPIRAN........................................................................................................91

xiv
xv

DAFTAR TABEL
1. Penelitian Terdahulu
2. Skala Likert..............................................................................................56
3. Daftar Pengajar........................................................................................63
4. Sarana Prasarana......................................................................................63
5. Program Harian........................................................................................64
6. Program Mingguan..................................................................................65
7. Program Bulanan.....................................................................................65
8. Materi Kajian 17 Sikap............................................................................66
9. Metode Kajian 17 Sikap..........................................................................67
10. Media, alat dan Sumber Belajar...............................................................67
11. Langkah-langkah Pembelajaran...............................................................67
12. Penilaian..................................................................................................69
13. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia..................................................71
14. Hasil Uji Validitas Variabel Kajian 17 Sikap..........................................73
15. Hasil Uji Validitas Variabel Akhlak Santri.............................................74
16. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas...........................................................75
17. Hasil Uji Kolmogrov-smirnov.................................................................76
18. Hasil Uji Linearitas..................................................................................78
19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana.........................................................79
20. Hasil Akhir Uji Regresi Linier Sederhana...............................................79
21. Hasil Uji Koefisien Determinasi..............................................................80

xv
xvi

DAFTAR GAMBAR
1. Histogram Uji Normalitas
2. Histogram Hasil Normalitas....................................................................77
3. Surat Permohonan Penelitian...................................................................92
4. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel X..........................................96
5. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel Y..........................................96
6. Hasil Output SPSS Variabel X................................................................97
7. Hasil Output SPSS Variabel Y................................................................98
8. Dokumentasi Penyebaran Angket...........................................................99
9. Dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.............100
10. Dokumentasi Buku Pedoman 17 Sikap.................................................101

xvi
xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Penelitian


2. Angket Penelitian....................................................................................93
3. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel X..........................................96
4. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel Y..........................................96
5. Hasil Output SPSS Variabel X................................................................97
6. Hasil Output SPSS Variabel Y................................................................98
7. Dokumentasi Penyebaran Angket...........................................................99
8. Dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.............100
9. Dokumentasi Buku Pedoman 17 Sikap.................................................101
10. Daftar Riwayat Hidup............................................................................102

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu perkembangan memprihatinkan di masyarakat Islam Indonesia
di era modern adalah kecenderungan meninggalkan akhlak ketika menghadapi
kemajuan zaman. Saat ini semua berada di zaman milenial. Dimana pada zaman
ini semuanya serba modern. Dari teknologi, peradaban, bahkan akhlak manusia
pun ikut terkena imbas kemajuan zaman. 1 Terdapat tindakan-tindakan atau kasus
yang menyimpang seperti kejahatan seksual, bullying, tawuran dan lain lain.
Data KPAI 2022 menunjukkan sebanyak 4.683 aduan masuk ke
pengaduan yang bersumber dari pengaduan langsung, pengaduan tidak langsung
(surat dan email), online dan media. Pengaduan paling tinggi adalah klaster
Perlindungan Khusus Anak (PKA) sebanyak 2.133 kasus. Kasus tertinggi adalah
jenis kasus anak menjadi korban kejahatan seksual dengan jumlah 834 kasus. Data
tersebut mengindikasikan bahwa anak Indonesia rentan menjadi korban kejahatan
seksual dengan berbagai latar belakang, situasi dan kondisi anak dimana berada.
Kekerasan seksual terjadi di ranah domestik di berbagai Lembaga Pendidikan
berbasis keagamaan maupun umum. Selama 2022 Provinsi dengan pengaduan
kasus anak korban kekerasan seksual terbanyak adalah 108, diantaranya 56
pengaduan kasus DKI Jakarta dan dan 39 Provinsi Jawa Timur. 0 kejahatan seksual
bisa terjadi dimanapun, oleh siapapun dan kepada siapapun selama manusia tidak
membatasi dirinya dengan akhlak. Akhlak yang baik dan kesadaran moral
merupakan faktor penting dalam mencegah kejahatan seksual. Pendidikan akhlak
merupakan langkah penting dalam mencegah kejahatan seksual dengan
mengembangkan nilai-nilai yang kuat, seperti rasa hormat terhadap orang lain

1
Anisa Riski, “Akhlak generasi zaman Now”, dalam
https://www.kompasiana.com/anisariski/5a95be56f13344367940d552/akhlak-generasi-zaman-
now. diakses pada 28 Februari 2018.
0
Admin KPAI,“Catatan Pengawasan Perlindungan Anak di Masa Transisi Pandemi;
Pengasuhan Positif, Anak Indonesia Terbebas dari Kebebasan”, dalam
https://www.kpai.go.id/publikasi/catatan-pengawasan-perlindungan-anak-di-masa-transisi-
pandemi-pengasuhan-positif-anak-indonesia-terbebas-dari-kekerasan. diakses pada 20 januari
2023.

1
dan penghargaan terhadap privasi individu. Selain itu, perlindungan hukum yang
kuat juga merupakan faktor penting dalam mencegah kejahatan seksual.
Bullying yang biasa dikenal dengan “penindasan/risak” merupakan segala
bentuk penindasan atau kekerasan secara fisik maupun mental yang dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh satu orang maupun atau sekelompok
orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus – menerus. Biasanya pelaku memulai
bullying disekolah pada usia muda, dengan melakukan teror pada anak laki–laki
maupun perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Indonesia sendiri
menduduki peringkat Indonesia sendiri menduduki peringkat 5 di Asia tenggara
dengan negara yang melakukan kasus bullying. Berdasarkan data KPAI pada
tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik maupun psikis. Ini termasuk angka yang
cukup besar dan perlu diperhatikan dari berbagai pihak yang terkait. 0 Bullying
merupakan permasalahan yang meluas diberbagai lingkungan, termasuk di
sekolah, tempat kerja dan media sosial. bullying memiliki dampak negatif bagi
korban seperti depresi dan gangguan mental. Pendidikan akhlak mempunyai peran
penting dalam mencegah bullying dengan mengembangkan akhlak yang baik
seperti menghargai perbedaan, membangun hubungan yang sehat, dan menolak
perilaku yang merendahkan dan menyakiti orang lain.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mencatat sekitar 202
anak berhadapan dengan hukum akibat terlibat tawuran dalam rentang dua tahun
terakhir. Sekitar 74 kasus anak dengan kepemilikan senjata tajam. belum
ditemukan formula dan jalan keluar yang efektif untuk menghentikan tradisi
tawuran. Tawuran pelajar merupakan siklus kekerasan yang terjadi dalam satu
sekolah atau antarsekolah. Dampak yang diakibatkan tawuran seperti kerusakan
fasilitas sekolah maupun publik, teror, kehilangan jiwa dari kedua kelompok yang
berkelahi dan tidak jarang menyasar masyarakat di sekitar lokasi. 0 Peran lembaga
pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan akhlak. Guru
0
Rahmadiani kartika lestari, “Merajalelanya kasus bullying” dalam
https://www.qureta.com/post/merajalelanya-kasus-bullying. diakses pada 5 januari 2023
0
Admin KPAI, “KPAI: 202 Anak Tawuran dalam Dua Tahun”, dalam
https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-202-anak-tawuran-dalam-dua-tahun. diakses pada 8
september 2018.
dan staf sekolah ataupun pesantren harus terlibat aktif dalam mendidik pelajar
tentang nilai-nilai akhlak. Orang tua juga harus berperan dalam membimbing dan
mendukung anak-anak mereka dalam mengembangkan akhlak yang baik.
Akhlak merupakan sebuah keinginan yang ada dalam jiwa yang akan
terwujud dalam bentuk suatu perbuatan yang dilakukan tanpa intervensi
akal/pikiran. Menurut Al-Ghozali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa
seseorang yang menjadikan dirinya dengan mudah melakukan sesuatu tanpa
banyak pertimbangan lagi. Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang
menurut lughat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. 0 Akhlak
juga merupakan suatu perbuatan yang diulang-ulang dan tidak cukup dengan
hanya melakukan perbuatan baik sewaktu ataupun sekali saja, akan tetapi
dilakukan dengan berulang ulang kali sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Manusia adalah ciptaan Allah yang diberi potensi untuk berubah, dari
positif ke negatif dan sebaliknya. Manusia dapat berusaha untuk berubah dan bisa
juga membiarkan dirinya tidak menjadi apa apa bahkan tidak menghasilkan
manfaat. Dengan demikian, melalui upaya yang sesuai akhlak, maka manusia
dapat berubah.0
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengarahkan
manusia muda ke arah kedewasaan, maksudnya memiliki kemampuan-
kemampuan untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengembangkan
ketarampilan, dan mengubah sikap.0 Sehingga bagi kehidupan manusia
pendidikan menjadi salah satu bagian yang sangat penting, yaitu sebagai upaya
pembebasan dari kebodohan, keterpurukan, dan ketertinggalan globalisasi.
Dalam Islam, pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Karena,
pendidikan yang baik dan benar akan dapat menjadi jembatan bagi seorang
muslim untuk meningkatkan derajat keimanan dan kualitas akhlaknya. Tujuan
pendidikan Islam adalah untuk menyempuranakan akhlak yang mulia, baik

0
Fajar Septiana Cahya, et.al, “Nilai-Nilai Karakter dalam Kitab Al-Akhlaq
Lil Banin Karya Syekh Umar Bardja”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 12, No.1, (Tahun 2016), h. 80.
0
M Quraish shihab, Yang Hilang Dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: PT. Lentera
Hati, 2016), h. 89-93.
0
Agustinus Hermino, Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 4.
vertikal yaitu hubungan dengan rabbnya maupun horizontal yaitu hubungan
dengan sesama manusia yang saling berinteraksi didalam kehidupan. Dalam QS
Al-Mujadalah 58:11 Allah berfirman:

‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّس ُح وا يِف اْلَمَج اِلِس َفاْفَس ُح وا َيْف َس ِح الَّلُه َلُك ْم ۖ َو ِإَذا‬

‫ِقيَل اْنُش ُز وا َفاْنُش ُز وا َيْر َفِع الَّلُه اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِعْلَم َدَرَج اٍت ۚ َو الَّلُه َمِبا‬

‫َتْع َم ُلوَن َخ ِبٌري‬


Terjemahnya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah/58:11).
Akhir dari ayat tersebut menerangkan bahwa Allah akan mengangkat
derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, berusaha menciptakan
suasana damai, aman, dan tenteram dalam masyarakat, demikian pula orang-orang
berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat
ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di
sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai
dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.0
Di Indonesia banyak terdapat pondok Pesantren, dimana pondok pesantren
sangat berperan penting dalam mendidik akhlak manusia dengan berbagai
program atau pun kegiatan keagamaan. kementrian agama (kemenag) mencatat,
jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 26.975 unit hingga april 2022. 0 Artinya
begitu banyak pondok pesantren di Indonesia yang berperan penting dalam
mendidik akhlak santri serta mencetak lulusan pesantren sebagai insan yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Seperti pondok pesantren pada
umumnya, pondok pesantren Nurul Qur’an juga mengajarkan betapa pentingnya
pendidikan akhlak, yaitu dengan penguatan keimanan atau ketauhidan, cara-cara
0
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid x, (Jakarta: Percetakan Ikrar
Mandiri Abadi, 2010), h. 25.
0
Dimas Bayu, “Indonesia miliki 26,975 pesantren” dalam
https://dataindonesia.id/ragam/detail/indonesia-miliki-26975-pesantren-ini-sebaran-wilayahnya.
diakses pada 5 mei 2022.
beribadah, dan hubungan sosial antara sesama muslim, manusia dan makhluk
hidup. Disamping itu, setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai perbedaan
ataupun mempunyai ciri khas tersendiri. Di pondok pesantren Nurul Qur’an selain
menjadi wadah untuk para santri penghafal Al-Qur’an, tapi juga memberikan
pemahaman ataupun pengajaran tentang bagaimana akhlak ataupun sikap yang
harus dimiliki oleh muslim dan penghafal Al-Qur’an. Para santri juga diajarkan
tentang ibadah spiritual/hubungan baik kepada Allah dan ibadah sosial/hubungan
baik kepada sesama manusia, baik muslim maupun non muslim. Juga
menekankan agar selalu bersyukur atas apa yang Allah ciptakan. Pondok
pesantren ini mempunyai cara dalam mendidik para santri penghafal Al-quran
dengan kajian 17 sikap yang ada didalam Al-qur’an untuk membangun akhlak
yang baik. Santri dipondok ini juga selalu ditegaskan agar menghafal Al-qur’an
itu jangan dijadikan tujuan Akhir, akan tetapi tujuan akhirnya adalah agar
bertambahnya kecintaan kepada Al-qur’an dengan berakhlak sesuai dengan yang
diajarkan dalam Al-Qur’an. Begitupun dengan kyai dan ustadznya mengajarkan
santri santrinya dengan penuh kasih sayang dan selalu memberikan contoh
bagaimana berakhlak seperti yang diajarkan Al-Qur’an dan Sunnah dengan penuh
kesabaran bukan dengan marah-marah. Marah akan menjadi keindahan bila
dibalut dengan keimanan, dikemas dengan keikhlasan, disentuh dengan
penjiwaan, dikelola dengan kesabaran, dan disajikan dengan seni dakwah yang
menggugah serta menyentuh perasaan sehingga dengan izin Allah bisa memantik
perubahan.0
Tidak sedikit penghafal Al-Qur’an dan lulusan Pondok pesantren justru
tidak mencerminkan Akhlak-akhlak yang telah diajarkan Al-Qur’an maupun di
pesantren. Terdapat beberapa kasus yang terjadi di lingkungan pondok pesantren
seperti pelecehan seksual. dan penganiayaan. terdapat beberapa Kasus Pelecehan
Seksual Dalam Lingkungan Pondok Pesantren di Indonesia, Pelaku Berkedok
Petinggi Ponpes Sejumlah kasus pelecehan seksual yang terjadi di Pondok
Pesantren, diantaranya: 1) seorang kyai di Pondok Pesantren Lumajang di Jawa
Timur dilaporkan mencabuli tiga santriwatinya, 2) kasus pencabulan yang

0
Solikhin Abu Izzuddin, Back To Tarbiyah, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2016), h. 267.
dilakukan tiga orang ustadz dan satu kakak kelas terhadap sebelas orang santriwati
di Pondok Pesantren Riyadul Jannah yang berlokasi di depok, 3) seorang
pimpinan pondok pesantren di Subang memperkosa santriwatinya yang masih
berusia 15 tahun, 4) pemilik pondok pesantren tahfidz di bandung memperkosa
belasan santriwatinya, 5) seorang anak kyai ternama di Jombang Jawa timur
memperkosa santriwatinya.0 Kasus penganiayaan juga terjadi di beberapa pondok
pesantren, diantaranya: 1) Santri Pondok Pesantren Gontor meninggal dunia
akibat dianiaya dua orang seniornya, 2) Santri Pondok Pesantren Daarul Qur’an
Lantaburo meninggal dunia akibat dikeroyok santri lainnya 3) Santri Pondok
Pesantren Daar El-Qalam tangerang meninggal dunia akibat berkelahi dengan
temannya.0
Sebagai santri seharusnya bisa mengamalkan apa saja yang telah diajarkan
ketika dipesantren, pun begitu juga dengan penghafal Al-Qur’an harus
mengamalkan ayat-ayat yang telah dihafal. Pengamalan atas ayat yang telah
dihafal akan mengikat kuat hafalan tersebut dan mengokohkannya. Namun, jika
hanya dihafal tanpa diamalkan, hafalan tersebut akan hilang dan tidak mengakar
dalam jiwa.0 Menghafal adalah wasilah/cara sedangkan berakhlak Al-Qur’an
adalah ghayah/tujuan. Dan semua program yang dijalankan sebuah lembaga
pendidikan yang berbasis Al-Qur’an atau pun Pesantren adalah membentuk
kepribadian peserta didik atau santri agar memiliki akhlak Al-Qur’an. 0Dan inilah
yang sedang dilakukan oleh pesantren Nurul Qur’an dengan beberapa
programnya, salah satunya adalah dengan kajian 17 sikap yang ada didalam Al-

0
Tim Tv One, “5 Kasus Peelecehan Seksual dalam Lingkungan Pondok Pesantren di
Indonesia, Para Pelaku Berkedok Petinggi Ponpes”, dalam
https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/53529-5-kasus-pelecehan-seksual-dalam-lingkungan-
pondok-pesantren-di-indonesia-pelaku-berkedok-petinggi-ponpes?page=4. diakses pada 14 juli
2022.

0
Muhlis Al Alawi, “Kasus Penganiayaan di Ponpes Gontor, Santri MFA didakwa
Keroyok Juniornya AM hingga Tewas”, dalam
https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/230732178/kasus-penganiayaan-di-ponpes-gontor-
santri-mfa-didakwa-keroyok-juniornya-am. diakses pada 22 Februari 2023.
0
Herman Syam, Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an itu sulit?!, (Yogyakarta: Pro-U
Media, 2015), h. 183.
0
Ali Nurdin, Al-Qur’an Solusi Kehidupan, (Tangerang Selatan: Yayasan Nurummubin,
2019), h. 76.
Qur’an dengan harapan dapat menciptakan santri yang berakhlak Al-Qur’an dan
dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.
Kajian 17 sikap diharapkan juga dapat menjadi contoh bagi lembaga non
pesantren atau non tahfizh agar selalu mengajarkan kepada peserta didik betapa
pentingnya berakhlak Al-Qur’an, karena berakhlak Al-Qur’an bukan hanya untuk
penghafal Al-Qur’an saja tapi juga untuk seluruh umat muslim didunia khususnya
diIndonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Lembaga pendidikan
bukan hanya berperan penting dalam mencerdaskan peserta didik saja, akan tetapi
juga sangat berperan penting dalam memperbaiki kualitas karakter atau akhlak
peserta didik, agar menjadi manusia yang tidak hanya berwawasan atau berilmu
pengetahuan saja akan tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak mulia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Implementasi Akhlak di kehidupan sehari-hari dilingkungan
masyarakat
2. Banyaknya tindakan-tindakan tercela yang jauh dari Akhlak di lingkungan
masyarakat.
3. Rendahnya semangat belajar tentang ilmu keagamaan.
4. Banyaknya tindakan-tindakan tercela di lingkungan pesantren.
5. Kurangnya program yang mudah dan menyenangkan untuk bisa dikaji dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.
C. Pembatasan Masalah
1. Dari beberapa sikap yang dikembangkan dalam pembelajaran, penulis
membatasi pada 17 sikap.
2. Dari berbagai kewajiban dalam pembelajaran, penulis membatasi pada
pelaksanaan akhlak di Pondok Pesantren.
3. Tempat penelitian dibatasi di Pondok Pesantren Nurul Qu’an Rumpin
Bogor.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah
maka penulis merumuskan masalah dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kajian 17 sikap?
2. Apa saja akhlak yang harus dimiliki seorang muslim yang dibahas dalam
Al-Qur’an?
3. Apakah terdapat pengaruh kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Nurul
Qur’an Rumpin Bogor?

E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap aktivitas perlu adanya tujuan yang akan dicapai agar usaha
tersebut tidak keluar dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kajian 17 sikap.
2. Untuk mengetahui apa saja akhlak yang harus dimiliki oleh seorang
muslim yang dibahas dalam Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kajian 17 sikap terhadap akhlak
santri Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Teoritis yakni penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khazanah
keilmuan bagi dunia pendidikan.
2. Praktis yakni diharapkan hasil dari penelitian ini bisa digunakan dan
diterapkan di lembaga pendidikan lain.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis yakni diharapkan menjadi kontribusi pemikiran bagi
pendidikan akhlak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran maupun sebagai masukan bagi peneliti lain.
b. Bagi Guru
1) Bahan referensi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
2) Informasi bagi guru agar mampu menentukan pendekatan yang
cocok dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi Murid
1) Meningkatkan minat murid dalam pelajaran Akhlak.
2) Menambah pengetahuan murid dalam pelajaran akhlak.
H. Penelitian Terdahulu
Judul Hasil Persamaan dan
perbedaan
Hermawan, penelitian ini Penelitian terdahulu ini
Pengaruh memperoleh hasil bahwa mempunyai persamaan
Pembelajaran terdapat hubungan yang dengan diteliti oleh
Mahfuzhat signifikan antara kegiatan penulis yaitu sama-sama
Terhadap Akhlak pembelajaran Mahfuzhat menggunakan metode
Santri Pondok dengan akhlak santri Dari kuantitatif dan sama sama
Pesantren perhitungan koefesien meneliti tentang
Ibadurrahman determinasi di atas, pengaruh salah satu
Cipondoh diketaui nilai koefesien kegiatan pondok
Tangerang, Skripsi, determinasi sebesar 48%. pesantren terhadap
Fakultas Ilmu Hal ini menunjukkan akhlak santri.
tarbiyah dan bahwa variabel X perbedaannya adalah
keguruan UIN (pembelajaran peneliti terdahulu
Syarif Hidayatullah Mahfuzhat) meneliti tentang
Jakarta, 2018. mempengaruhi atau pengaruh pembelajaran
memberi kontribusi mahfuzhat terhadap
terhadap variabel Y akhlak santri Pondok
(akhlak santri) sebesar Pesantren Ibadurrahman
48%. Adapun sisanya Cipondoh Tangerang.
adalah faktor-faktor lain Sedangkan penulis
yang dapat meneliti tentang
mempengaruhi akhlak pengaruh kajian 17 sikap
santri dan hal itu tidak terhadap akhlak santri
diteliti oleh penulis. Pondok Pesantren Nurul
Qur’an Pamulang.

Lisnawati, Penelitian ini Persamaan antara


Pengaruh Praktik memperoleh hasil, yaitu: penelitian terdahulu ini
Pembiasaan (1) terdapat pengaruh dengan yang diteliti oleh
Pendidikan Agama yang signifikan penulis adalah sama sama
Islam Terhadap antara praktik mengunakan metode
Akhlak Santri di pembiasaan terhadap kuantitatif dan meneliti
Pondok Pesantren akhlakul karimah di tentang pengaruh salah
Mahasiswi Al- Pondok pesantren satu kegiatan Pondok
Hidayah mahasiswi Al-hidayah Pesantren terhadap
Candikarang Candikarang Sleman akhlak santri.
Sleman Yogyakarta, Yogyakarta yang Perbedaannya adalah
Skripsi, Fakultas ditunjukkan dengan penelitian terdahulu
Ilmu Agama Islam harga R=0,758 yang meneliti tentang
Universitas Islam berkategori tinggi/kuat, Pengaruh Praktik
Indonesia (2) Besarnya pengaruh Pembiasaan Pendidikan
Yogyakarta, 2018. praktik Agama Islam Terhadap
pembiasaan terhadap Akhlak Santri di Pondok
akhlakul karimah di Pesantren Mahasiswi Al-
Pondok pesantren Hidayah Candikarang
mahasiswi Alhidayah Sleman Yogyakarta.
Candikarang Sleman Sedangkan Sedangkan
Yogyakarta yaitu sebesar penulis meneliti tentang
57,4% yang dibuktikan pengaruh kajian 17 sikap
(R2 terhadap akhlak santri
= 0,574 dan Pondok Pesantren Nurul
p=0,000<0,05), dan Qur’an Pamulang.
sisanya merupakan
variabel lain sebesar
42,6%.
Normala Hidayati, Skripsi ini memperoleh Persamaan antara
Pengaruh hasil bahwa tingkat penelitian terdahulu ini
kesenangan Game bermain game online dengan yang diteliti oleh
Online terhadap berada pada kategori penulis adalah sama sama
Akhlak tinggi dengan tingkat mengunakan metode
Madzmumah siswa prosentase 93,3 % dan kuantitatif. Perbedaannya
di MTs Sunan akhlak madzmumah pada adalah penelitian
Kalijogo Kota kategori sedang dengan terdahulu meneliti
Malang, Skripsi, tingkat prosentase 86,7%. tentang Pengaruh
Fakultas Ilmu Pada hasil perhitungan kesenangan Game Online
Tarbiyah dan statistik menunjukkan terhadap Akhlak
Keguruan UIN bahwa terdapat pengaruh Madzmumah siswa di
Malang, 2020. yang signifikan anatara MTs Sunan Kalijogo
game online terhadap Kota Malang. Sedangkan
akhlak madzmumah Sedangkan penulis
dengan nilai F 6,736 meneliti tentang
dengan tingkat signifikasi pengaruh kajian 17 sikap
0,000 (p > 0.05). terhadap akhlak santri
sehingga dapat diketahui Pondok Pesantren Nurul
bahwa Ho ditolak dan Ha Qur’an Pamulang.
diterima, yang berarti
game onine
mempengaruhi terhadap
akhlak madzmumah
siswa di MTs Sunan
Kalijogo Kota Malang.
Shofuro, Pengaruh Hasil penelitian ini Persamaan antara
Intensitas menunjukkan bahwa (1) penelitian terdahulu ini
Mengikuti Intensitas mengikuti dengan yang diteliti oleh
Pengajian Kitab pengajian kitab Taisiirul penulis adalah sama sama
“Taisiirul Khollaq Khollaq Fii Ilm Al- mengunakan metode
Fii Ilm Al-Akhlak” Akhlak berada pada kuantitatif dan meneliti
Terhadap Akhlak kategori “cukup”. Hal ini tentang pengaruh salah
Santri Pondok dibuktikan dengan nilai satu kegiatan Pondok
Pesantren Daarun rata – rata perhitungan Pesantren terhadap
Najaah Jerakah, angket sebesar 111.9855 akhlak santri.
skripsi, Fakultas berada pada interval 107 Perbedaannya adalah
Ilmu Tarbiyah dan – 116. (2) Akhlak santri penelitian terdahulu
Keguruan UIN Podok Pesantren Daarun meneliti tentang
Walisongo Najaah berada pada Pengaruh Intensitas
Semarang, 2021. kategori “cukup”. Hal ini Mengikuti Pengajian
dibuktikan dengan nilai Kitab “Taisiirul Khollaq
rata – rata hasil Fii Ilm Al-Akhlak”
perhitungan angket Terhadap Akhlak Santri
sebesar 154.7101 berada Pondok Pesantren Daarun
pada interval 147 – 162. Najaah Jerakah .
(3) Ada pengaruh antara Sedangkan Sedangkan
intensitas mengikuti penulis meneliti tentang
pengajian kitab Taisiirul pengaruh kajian 17 sikap
Khollaq Fii Ilm terhadap akhlak santri
Al=Akhlak (X) terhadap Pondok Pesantren Nurul
akhlak santri (Y). Hal ini Qur’an Pamulang.
dapat dibuktikan dengan
hasil hitung nilai Freg =
27.117 > Ftabel 3,98.
Dengan demikian
hipotesis pada taraf
signifikan 0,05
menunjukkan signifikan,
berarti variabel intensitas
mengikuti pengajian
kitab Taisiirul Khollaq
Fii Ilm AlAkhlak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
akhlak santri Pondok
Pesantren Daarun Najaah.
Berdasarkan hasil
penelitian, intensitas
mengikuti pengajian
kitab Taisiirul Khollaq
(X) mempengaruhi
variabel akhlak santri (Y)
sebesar 28,8% sedangkan
sisanya 71,2%
dipengaruhi oleh faktor
lain diluar penelitian ini.
Uswatun Khasanah, Skripsi ini memperoleh Persamaan antara
Pengaruh hasil bahwa terdapat penelitian terdahulu ini
Pendidikan Islam pengaruh yang signifikan dengan yang diteliti oleh
Dalam Keluarga antara pendidikan Islam penulis adalah sama sama
Terhadap Akhlak dalam keluarga terhadap mengunakan metode
Karimah Pada akhlak karimah pada kuantitatif dan meneliti
Santriwati Asrama santriwati asrama tentang pengaruh salah
Mahasiswi Pondok mahasiswi pondok satu kegiatan Pondok
Pesantren Sunan pesantren Sunan Pesantren terhadap
Pandanaran Pandanaran komplek VI. akhlak santri.
Komplek VI Hal ini dibuktikan dengan Perbedaannya adalah
Yogyakarta, hasil F hitung yang penelitian terdahulu
Skripsi, Fakultas nilainya sebesar 8,062 meneliti tentang
Ilmu Agama dengan tingkat Pengaruh Pendidikan
Universitas Islam signifikansi sebesar 0,007 Islam Dalam Keluarga
Indonesia < 0,05 maka terdapat Terhadap Akhlak
Yogyakarta, 2018. pengaruh variabel Karimah Pada Santriwati
pendidikan Islam dalam Asrama Mahasiswi
keluarga terhadap akhlak Pondok Pesantren Sunan
karimah. Koefisien Pandanaran Komplek VI
determinasi (R square) Yogyakarta. Sedangkan
yang menunjukkan nilai penulis meneliti tentang
sebesar 0,158 yang pengaruh kajian 17 sikap
berarti bahwa pendidikan terhadap akhlak santri
Islam dalam keluarga Pondok Pesantren Nurul
memberikan pengaruh Qur’an Pamulang.
terhadap akhlak karimah
sebesar 15,8% sedangkan
sisanya sebesar 84,2%
menunjukkan faktor lain
dalam akhlak karimah.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ada
pengaruh pendidikan
Islam dalam keluarga
terhadap akhlak karimah
pada santriwati dan
berkorelasi positif,
artinya kedua variabel
tersebut berhubungan dan
berpengaruh secara
signifikan.

I. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Penilitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengambilan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis datanya bersifat statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.0 Dalam melakukan penelitian, penulis
melakukan beberapa langkah penelitian sebagai berikut:
1. Menentukan Sumber Data
a. Menentukan sumber data teoritik, diperoleh dari buku-buku dan
bacaan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.
b. Sumber data empirik, di peroleh dari lokasi penelitian yaitu Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah

0
Sugiyono, Metode Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian R&D,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 34.
pokok dalam suatu riset khusus.0 Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan di teliti,
menurut Suharismi Arikunto mengatakan bahwa untuk sekedar ancer-
ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.0 Selanjutnya
apabila jumlah subjeknya besar dapat di ambil antara 10-15 % atau 20-
25% atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 10 % dari
jumlah populasi, maka di peroleh sampel 20 siswa dengan menggunakan
teknik random sampling.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan berbagai data yang di perlukan, penulis akan
menggunakan teknik-teknik Observasi, Angket, dan Studi Dokumentasi
Adapun rencana operasional seluruh teknik pengumpulan data tersebut dapat
di urutkan sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung pada
lokasi penelitian.
b. Teknik Angket yang dilakukan penulis yaitu membagikan daftar
pertanyaan dengan alternatif jawaban yang sudah tersedia dan di
bagikan kepada Santri yang berperan sebagai responden.
c. Dokumentasi yaitu Teknik yang di pergunakan untuk memperoleh data
tentang kondisi objektif penelitian yakni di Pondok Pesantren Nurul
Qur’an Rumpin Bogor.
J. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini merujuk kepada buku pedoman penulisan skripsi
Fakultas Tarbiyah Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta Tahun 2021.
0
Hari Wijaya dan Triton, Pedoman Penuisan Ilmiah Tesis dan Skripsi (t.tp: t.p, 2007), h.
50.
0
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (t.tp: t.p, 2001), h.
120.
K. Sistematika Penyusunan
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi:
Bab I, merupakan bab pendahuluan, untuk memberikan gambaran secara
singkat yang akan dibahas dalam penelitian ini, dalam bab pendahuluan ini
didalamnya membahas berupa unsur yang terdiri dari: Latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian,
sistematika penulisan dan sistematika penyusunan.
Bab II, kajian literatur, dalam bab ini diuraikan berbagai teori-teori yang
mendasari dan berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini, yang digunakan
sebagai pedoman dalam menganalisa masalah. Teori-teori yang digunakan berasal
dari literatur-literatur yang ada, baik dari perkuliahan maupun sumber lain.
Bab III, dalam bab ini diuraikan perihal jenis dan metode penelitian, tempat
dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik uji coba instrumen dan teknik analisa.
Bab IV, dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian Pengaruh
program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
Bab V, yaitu bab penutup. Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari
penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Program Kajian 17 Sikap
1. Pengertian Program
Program identik dengan sesuatu yang dibuat oleh programmer.
Dapat dikatakan benar memang, namun pengertian program tidak terbatas
pada hal tersebut saja. Program yang dimaksud disini adalah program
kegiatan.
Pengertian program kegiatan adalah serangkaian rencana yang
dibuat untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Penyusunan suatu
program kegiatan harus sistematis dan berdasarkan pada tujuan yang ingin
dicapai. Dengan adanya program kegiatan, maka suatu organisasi ataupun
instansi akan lebih terarah dalam bekerja.0 Program kegiatan dapat beragam
dalam skala dan kompleksitasnya, dari program kecil di tingkat lokal hingga
program nasional bahkan internasional. Program kegiatan juga memiliki
tujuan yang beragam, mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial,
ekonomi, dan banyak lagi.
Program dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktifitas
yang terencana dengan sistematis untuk diimplementasikan dalam
kegiatan nyata secara berkelanjutan dalam organisasi serta melibatkan
banyak orang di dalamnya.0
2. Pengertian Sikap
Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan
dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris
disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu
perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus bahasa Indonesia
oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang
0
Sugy Xo, “Pengertian Program”, dalam
https://www.infomase.com/pengertianprogram/#Pengertian_Program_Secara_Umum. Diakses
pada 8 juni 2022.
0
Ashiong P Munthe, “Pentingnya evaluasi program di Institusi pendidikan”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, vol. 5 No. 02, 2015, h. 5.

19
20

didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat


dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang akan
dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya serta benar-
benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-masing.0
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap
merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang
khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap
merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar,
posotitif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi,
pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya. Gagne menambahkan bahwa
sikap merupakan suatu keadaan internal (internal state) yang
mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa obyek, pribadi,
dan peristiwa.0
Menurut Saefudin Azwar, sikap adalah salah satu unsur
kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya
dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif
dan negatif. Kemudian para pakar psikologi mendisfungsikan sikap adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Dan formulasi sikap itu
dikaitkan sebagai afek positif dan afek negatif yang dikaitkan dengan suatu
obyek psikologis. Jadi sikap itu berhubungan dengan perasaan seseorang
terhadap obyek bukan tindakan, dimana perasaan ada kalanya positif dan
ada kalanya negatif.0
Ahli lain di bidang psikologi sosial dan psikologi kepribadian
mempunyai konsep lain tentang sikap, yaitu, ”sikap merupakan semacam
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu”. 0
Sikap dapat terbentuk melalui berbagai cara, termasuk pengalaman
pribadi, pengaruh sosial, dan informasi yang diterima dari lingkungan.

0
Yayat Suharyat, “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, Jurnal Region,
vol I. No. 03, 2009, h. 1.
0
Yayat Suharyat, “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, h. 2.
0
Yayat Suharyat, “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, h. 2-3.
0
M. Shabran Tenrie, Studi Korelasional Antara Kompensasi dan Sikap Guru Terhadap
Tugas Dengan Disiplin Kerja Guru, (Bekasi: Pascasarjana UNISMA, 2005), h. 44.
21

Sikap bisa bersifat stabil atau dapat berubah seiring waktu, tergantung
pada faktor-faktor seperti pengalaman atau pengetahuan baru.
3. Pengertian Kajian 17 Sikap
Kajian 17 sikap merupakan salah satu program atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh pesantren Nurul Qur’an Rumpin. Kajian 17 sikap
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun akhlak yang baik
yang diajarkan oleh Al-Qur’an pada santri. Santri juga dapat menambah
wawasan dan keilmuan di pondok pesantren melalui kegiatan ini tentang
penguatan keimanan/akidah, pembiasaan akhlak yang baik, dan juga tentang
bagaimana mengatur waktu yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 0 Selain
itu juga santri diajarkan tentang pentingnya memahami perbedaan
disamping persamaan. Menebar kasih sayang seluas-luasnya, meskipun
begitu banyak orang yang kasih sayngnya hanya sebatas pada keluarga inti,
dan manusia-manusia saja, tampaknya kasih sayang dan perhatian itu
sepertinya sudak tak tersisa apalagi untuk binatang dan lingkungan.
Keadaan ini menunjukan bahwa iman dan takwa kita perlu disegarkan dan
di cerahkan kembali.0 Tidak lain substansinya adalah agar kita memahami
pentingnya mensyukuri apa yang Allah berikan kepada kita dengan
memanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin pemberian tersebut.
Kajian 17 sikap juga diharapkan bisa dijadikan acuan dalam
berdakwah. Disamping banyak yang menyalahgunakan dakwah untuk
menghakimi, mengadu domba dan menjelekkan individu atau suatu
kelompok, santri ditekankan agar kelak suatu saat bisa berdakwah dengan
dakwah yang sesungguhnya. Tidak menghakimi, tapi mengajak. Inilah yang
sering dilupakan oleh para da’i. sebanyak apapun dosa seseorang , selama
dia masih hidup maka pintu taubat terbuka setiap waktu. Allahlah yang
berhak mengubah seseorang. Maka dari itu, jangan menghakimi orang lain
hanya karena dosa yang ia perbuat.0

0
Hasil wawancara dengan pengajar pondok pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
0
Muhammad Thohir, Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar, (Jakarta: Lentera
Hati, 2009), h. 120.
0
M. Iqbal Afif, Merevisi Prinsip Muslim Milenial, (jakarta: Gramedia, 2020), h. 64.
22

Sebagaimana tujuan kajian Islam secara konvensional adalah untuk


keperluan pengamalan ajaran Islam yang benar. Disamping untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta moralitas individual, kajian
Islam juga untuk membangun masyarakat yang damai dan beradab.0
4. Materi Program Kajian 17 Sikap
a. Berakidah Kuat
Kata akidah berasal dari Bahasa Arab yaitu dari kata al-‘aqdu yang
berarti ikatan, at-tautsiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang
kuat, al-ihkamu yang berarti mengokohkan, dan ar-rabthu biquwwah
yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah, akidah
adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi
orang yang meyakininya.0
Akidah merupakan pondasi awal bagi setiap manusia dalam
menjalankan kehidupan. Akidah yang benar akan membawa pada ujung
perjalanan penuh kebahagiaan. Dalam bahasa agama, akidah ialah
keimanan yang menancap dalam setiap jiwa yang muncul karena
kesadaran akan keberadaan sesuatu yang lebih hebat diluar dirinya.
Aqidah adalah keyakinan yang tidak mengenal keraguan bagi
pemeluknya. Aqidah berarti sebuah keyakinan yang kokoh, utuh, tersimpul
dengan sebuah kebenaran didalam hati yang bisa mendatangkan
ketentraman jiwa. Seperti aqidah adanya Allah dan diutusnya para Rasul,
bentuk jamak aqidah adalah ‘aqo’id lebih jelasnya aqidah ialah yang di
yakini oleh hati seseorang secara pasti, baik hak (benar) ataupun batil
(salah).0
Allah memberikan perumpamaan orang yang memiliki akidah
yang kuat seperti pohon yang memiliki akar yang kokoh menancap
kedalam bumi.

0
Masykuri Abdillah, Islam Agama Kedamaian, (Kompas: Jakarta, 2021), h. 292.
0
Muhammad Asroruddin, Belajar Akidah Akhlak, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2015), h.
10.
0
Sutisna, Indriya dan Intan Dwi Wijayanti, “Peran Majelis Ta’lim dalam Penguatan
Aqidah Masyarakat Muslim Indonesia di Los Angeles Amerika (Studi Kasus IMFO), Jurnal
Pendidikan Islam, Vol 12. No 01, 2023, h. 194.
23

‫َأْمَل َت َك ْيَف َض َب الَّلُه َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َك َش َج ٍة َطِّيَبٍة َأْص ُلَه ا َثاِبٌت َو َفْر ُعَه ا يِف‬
‫َر‬ ‫َر‬ ‫َر‬
‫الَّس َم اء‬
Terjemahnya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (Q.S.
Ibrahim/14:24).
Setiap orang harus memperisai dirinya dengan akidah yang benar.
Ulama sepakat bahwa akidah yang benar ialah berlandaskan ahlussunnah
waljama’ah. Akidah termanifestasi dalam rukun iman yang enam,
keyakinan terhadap hal-hal yang ghoib. Orang memiliki akidah yang kuat
akan selalu bersikap optimis dalam hidup, berjuang keras menghadapi
setiap masalah, tidak bergantung pada makhluk, dan berbagai karakter
positif lainnya. Ia hanya menggantungkan segala sesuatu hanya kepada
Tuhan. Allahu as-Shamad, Allah-lah tempat bergantung.
Hal yang bisa merusak akidah adalah perbuatan syirik dimana
pelakunya tidak akan mendapat jaminan ampunan selama belum bertaubat.
Jika akidah terkontaminasi perbuatan syirik maka amal akan menjadi sia-
sia, tidak mendapat pahala. Karena itu Allah memperingatkan kita bahwa
syirik merupakan kedzaliman yang besar.
‫ْش ِر ْك ِبالَّلِه َق ِد‬ ‫َٰذ ِل ِل‬ ‫ِبِه ِف‬ ‫ِف‬ ‫ِإ‬
‫َف‬ ‫َّن الَّلَه اَل َيْغ ُر َأْن ُيْش َر َك َو َيْغ ُر َم ا ُدوَن َك َمْن َيَش اُءۚ َو َمْن ُي‬
‫اْفَتَر ٰى ِإًمْثا َعِظ يًم ا‬
Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisa’/4:48).
Karena itu, masing masing kita bertugas untuk menjadi “The
guardian of faith” bagi diri kita dan orang lain agar terhindar dari
perbuatan yang merusak keyakinan. Keyakinan yang kokoh yang tidak
akan roboh jika kita mampu saling menjaga satu sama lain.
b. Istiqamah Dalam Ibadah
24

Istiqamah adalah sebuah komitmen dalam menjalankan satu


program untuk menuju satu tujuan. Maka istiqamah dalam beribadah
merupakan komitmen untuk terus berusaha menjaga ibadah sebagai bentuk
penghambaan kepada Allah sehingga nanti mendapatkan keridhaan dari
Allah. Istiqamah dalam beribadah itu melelahkan. Melaksanakan ibadah
yang wajib saja, semisal shalat 5 waktu berjamaah dimasjid masih belum
mampu untuk istiqamah. Apalagi untuk istiqamah dalam ibadah-ibadah
sunnah, seperti shalat malam atau puasa senin-kamis.0
Tampaknya memang untuk menjadi seorang yang istiqamah
memerlukan perjuangan yang meminta tenaga lebih. Apabila seorang yang
berjalan dalam jalan kebenaran tidak bisa istiqamah maka usahanya pasti
akan sia-sia dan kerja kerasnya tidak akan berguna. Istiqamah merupakan
syarat diawal dan sekaligus bekal ditengah untuk sampai pada tujuan.
Istiqamah merupakan titik poros bagi turunnya karomah. Istiqamah
merupakan kunci sukses bagi kehidupan dunia dan akhirat. Selain itu
Allah menyiapkan surga bagi hamba-hambanya yang istiqamah dalam
keimanan dan ibadah kepada-Nya.

‫ِإَّن اَّلِذ يَن َقاُلوا َر ُّبَنا الَّلُه َّمُث اْس َتَق اُموا َتَتَنَّزُل َعَلْيِه ُم اْلَم اَل ِئَك ُة َأاَّل َخَتاُفوا َو اَل ْحَتَز ُنوا‬

‫َو َأْبِش ُر وا ِباَجْلَّنِة اَّليِت ُك ْنُتْم ُتوَعُد وَن‬


Terjemahnhya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S.
Fussilat/41:30).
Istiqamah merupakan obat ketika keimanan seseorang sedang turun
karena memang ketika keimanan turun ujian dari nafsu dan syetan akan
datang bertubi-tubi untuk merobohkan benteng keimanan seorang muslim
maka isrtiqamahlah yang akan menjadi pahlawan yang mempertahankan
benteng keimanan dari serangan syetan dan nafsu. Nabi pernah

0
Rahmat Kurniawan, Mulai Kembali ke Titik Nol, (Sidoarjo: Genta Group Production,
2020), h. 166.
25

mengingatkan kita bahwa ibadah yang terbaik bukanlah ibadah yang


secara kuantitas banyak namun tidak dilakukan dengan konsisten akan
tetapi ibadak terbaik adalah ibadah yang konsisten dilakukan dalam
keadaan apapun meskipun secara kuantitas jumlahnya sedikit. Istiqamah
terbagi menjadi 3, pertama, istiqamah dalam hati seperti menjaga kesucian
hati dari sifat syirik, menjauhi sifat-sifat tercela, dan menyuburkan hati
dengan sifat ikhlas. Kedua, Istiqamah dalam lisan seperti menjaga tutur
kata dan berkata jujur. Ketiga, istiqamah dalam perbuatan seperti tekun
bekerja dan menjaga ibadah agar diridhai Allah.0
c. Jujur
Jujur dalam bahasa Al-Qur’an paling tidak berarti menyelaraskan
antara perkataan dan perbuatan. Jujur adalah sifat yang menggambarkan
tingkah laku seseorang yang senantiasa pada kebenaran bukan
kebohongan.0 Seorang yang mengaku beriman hendaknya berusaha sekuat
tenaga untuk menyelaraskan antara perkataan dan perbuatannya sehingga
terlepas dari ancaman Allah terhadap orang-orang yang tidak berusaha
menyesuaikan antara apa yang dikatakan lisannya dengan perbuatan yang
dilakukan. Allah berfirman:

‫َك ُبَر َم ْق ًتا ِعْنَد الَّلِه َأْن َتُقوُلوا َم ا اَل َتْف َعُلوَن‬
Terjemahnya: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. As-Saff/61:3).
Kejujuran akan melahirkan kepercayaan yang merupakan pondasi
utama untuk mencapai keberhasilan, kebahagiaan, ketentraman serta
mendatangkan cinta dan rahmat dari Allah. Sedangkan kebohongan
sebagai lawan dari kejujuran hanya akan melahirkan kesengsaraan,
kegelisahan, dan ketidakpercayaan bahkan kebohongan dapat mendorong
seseorang berbuat kemungkaran dan menjerumuskannya kedalam api
neraka.
0
Patur Rahman, “Konsep Istiqamah dalam Islam”, Jurnal Studi Agama, Vol. 2. No. 02,
2018, h. 94-95.
0
Izzal Afifir Rahman, Jujur Kunci Hidup Makmur: Nilai kejujuran dalam Al-Qur’an,
(Kota Batu: Beta Muroqi), h. 14.
26

Kebiasaan berkata jujur adalah cermin orang bermartabat, baik


dihadapan manusia apalagi dihadapan Allah. Hidup menjadi tenang dan
terarah. Cobalah kita perhatikan orang yang selalu berkata jujur, tutur
katanya sopan dan pembawaannya tenang karena tidak ada beban yang
ditanggung. Jujur pada dasarnya yaitu upaya menjadikan pribadi yang
selalu dapat dipercaya, dalam perkataan tindakan dan pekerjaan.0
Akan tetapi, lain dengan orang yang suka berdusta, seakan
kebohongan menjadi senjata yang ampuh dalam menghindar dari satu
masalah namun sebenarnya hanya akan menimbulkan masalah lainnya dan
kebohongan akan terus menumpuk karena kebohongan yang terucap akan
kembali ditutupi dengan kebohongan lainnya sehingga Allah mencatatnya
sebagai orang yang suka berbohong.
d. Suka Berbagi
Sikap suka berbagi atau sering disebut sikap dermawan adalah
bagian dari akhlak mulia yang dapat dimiliki oleh dua hal, yangpertama
dapat diperoleh dengan sifat posesif naluriah. Kedua, dapat dicapai
melalui latihan, kebiasaan dan pengalaman. Orang yang memiliki sikap
dermawan adalah orang yang ikhlas dalam bersedekah, tanpa ada niat
untuk mendapat imbalan dan dilakukan hanya untuk mendapat pahala
dan ridho dari Allah. 0 Salah satu ciri individu yang memiliki jiwa sosial
adalah yang memikirkan orang lain yang berkebutuhan. Tidak hanya itu, ia
akan memberikan semampu mungkin apa saja untuk membantu orang
yang membutuhkan. Kebiasaan berbagi telah dicontohkan sendiri oleh
pribadi Rasulullah dan para sahabat. Rasulullah juga telah menasihati,
“Tangan diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah.” (HR. Bukhari).0
Dengan berbagi kepada sesama berarti kita telah menekan
penyakit kikir agar tidak menggrogoti hati. Kebiasaan berbagi akan
0
Puja Tri Rezekiyah, Islamiani Safitri dan Risma Delima Harahap, “Analisis Nilai-Nilai
Karakter Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika”, Jurnal Cendekia, Vol. 6. No. 02,
2022, h. 1261.
0
Arif Rahman Hakim dan Nur Ikhsan Kharisma Sitorus, “Menumbuhkan Sikap
Dermawan Pada Peserta Didik Di Lingkungan Sekolah”, Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini,
Vol. 4. No. 03, 2023, h. 185.
0
Hemawati, et.al., Hadist Tarbawi (Medan: Merdeka Kreasi, 2022), h. 151.
27

menimbulkan ikatan emosional antar individu yang pada akhirnya akan


melahirkan sikap peduli dan jauh dari egoisme. Salah satu ciri orang yang
bertakwa yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah orang yang senantiasa
berbagi baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
‫ِف‬ ‫ِظِم‬ ‫ِء‬ ‫ِء‬ ‫ِذ ِف‬
‫اَّل يَن ُيْن ُقوَن يِف الَّسَّر ا َو الَّض َّر ا َو اْلَك ا َني اْلَغْيَظ َو اْلَعا َني َعِن الَّناِس ۗ َو الَّلُه‬
‫ِس ِن‬ ‫ِحُي‬
‫ُّب اْلُم ْح َني‬
Terjemahnya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imran/3:134).
Bila sudah terukir sifat suka berbagi, jiwa itu akan sehat. Dengan
berbagi dan peduli kepada sesama itu membuat jiwa sehat dan bahagia,
serta memberikan kepuasan tersendiri pada orang yang suka berbagi dan
peduli kepada sesama. Berbagi itu mempunyai makna yang luas bukan
sesempit hanya memberi uang, tapi bisa juga memberi tenaga, waktu,
ilmu, perhatian, kasih sayang, dan setidak-tidaknya senyuman.0
e. Toleransi
Secara kebahasaan, Toleransi diartikan sebagai sifat/sikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya)
yang berbeda atau bertentangan dengan penndirian sendiri. 0 Toleransi
adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari
aturan, dimana seorang menghargai atau menghormati setiap tindakan
yang orang lain lakukan. Sikap toleransi harus selalu dipupuk agar tidak
layu karena tersapu “angin zaman”. Sebagai manusia yang memiliki
perbedaan dengan manusia lain baik dalam hal agama, kebudayaan,
tradisi, dan latar belakang lainnya, setiap individu hendaknya memahami
betapa pentingnya bersikap toleransi.

0
Muhammad thohir, Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa yang Besar, h. 77.
0
Mahmud Arif, Akhlak Islami dan Pola Edukasinya, (Jakarta: Kencana, 2021), h. 49.
28

Orang yang memiliki sikap toleransi merupakan bagian dari agen


perdamaian. Dengan sikap ini, permusuhan yang disebabkan karena
perbedaan akan terkikis melalui cara menghargai dan menghormati
perbedaan itu. Dalam konteks toleransi beragama, Allah memberikan
prinsip yang jelas dalam Al-Qur’an.

‫اَل َيْنَه اُك ُم الَّلُه َعِن اَّلِذ يَن ْمَل ُيَق اِتُلوُك ْم يِف الِّديِن َو ْمَل ْخُيِر ُج وُك ْم ِم ْن ِد َياِر ُك ْم َأْن‬
‫ْق ِس ُطوا ِإَل ِه ۚ ِإَّن الَّل ِحُيُّب اْل ْق ِس ِط‬
‫َني‬ ‫ُم‬ ‫َه‬ ‫ْي ْم‬ ‫َتَبُّر وُه ْم َو ُت‬
Terjemahnya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Q.S. Al-Mumtahanah/60:8).
Sikap bertoleransi tidak hanya menghormati dan menghargai
kepercayaan tradisi orang lain tapi juga lebih dari itu yaitu berbuat baik
kepada mereka selama mereka tidak melakukan perbuatan jahat kepada
kita.
Menurut Qodir Sikap toleransi itu sendiri merupakan sikap
bersedia menerima adanya perbedaan teologi, perbedaan keyakinan,
menghargai, menghormati yang berbeda sebagai sesuatu yang nyata
adanya dan diyakini oleh mereka yang memang berbeda dengan kita.0
f. Setia Kawan
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya
membutuhkan kehadiran orang lain. Manusia hidup berbaur saling
berinteraksi satu sama lain.0 Interaksi sosial menuntut adanya kepercayaan
antara satu dengan yang lain. Disinilah pentingnya komunikasi yang
baikagar pergaulan tetap berjalan diatas rel yang membawa maslahat.
Setiap pribadi harus siap untuk menjaga diri agar tidak menyakiti dan
meremehkan orang lain. Kita mampu bersikap empati kepada teman yang
lagi dalam kesusahan. Rasulullah pun telah mengingatkan, “Seorang

0
Nugroho Eko Atmanto dan Umi Muzayanah, “Sikap Toleransi Beragama Siswa
Madrasah Aliyah di Kabupaten Kendal Jawa Tengah”, Jurnal Smart, Vol. 6. No 02, 2020, h. 217.
0
Sutji Justitia, Adab Menjaga Pergaulan Dalam Islam, (San Francisco: Blurb, 2021), h. 1.
29

muslim adalah saudara muslim, janganlah menganiaya, menghina, dan


meremehkannya.” (HR. Tirmidzi).0
Sabda Rasulullah pun dikuatkan dengan firman Allah:

‫ِإَمَّنا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُح وا َبَنْي َأَخ َو ْيُك ْم ۚ َو اَّتُقوا الَّلَه َلَعَّلُك ْم ُتْر ُمَحوَن‬
Terjemahnya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-
Hujurat/49:10).
Dalam pergaulan sehari hari, kita tidak layak untuk membeda
bedakan teman. Sebab semua teman adalah bagai saudara, tidak peduli
miskin atau kaya, pintar atau bodoh, dan warna kulit yang berbeda selama
teman itu adalah orang berkarakter baik. Karena itu, berteman tidak hanya
termasuk usaha kita untuk tetap menjaga silaturrahim sesama muslim, tapi
lebih dari itu yaitu menjaga persatuan dan melepas sekat-sekat.
g. Disiplin
Sikap disiplin adalah kejituan atau ketepatan dalam mengikuti tata
tertib atau aturan main yang telah disepakati. Kedisiplinan adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban.0 Disiplin dapat dibentuk melalui proses
pembelajaran. Sikap disiplin harus dibentuk sedini mungkin. Sikap disiplin
juga menuntut kesadaran seseorang untuk melakukan dan tidak melakukan
apa yang harus dan tidak harus dilakukan.0
Waktu merupakan bagian hidup yang paling penting namun
seringkali tersia-siakan. Kemampuan mengatur waktu yang baik sangat
menentukan tingkat kesuksesan seseorang baik bagi kehidupan dunia
maupun akhirat. Oleh karena itu seorang muslim yang baik seyogyanya
memanfaatkan waktu secara optimal dalam melakukan kebaikan dan

0
M. Fuad Nasar, Capita Selecta Zaka:Esei-esei Zakat, Aksi Kolektif Melawan Kemiskinan,
(Yogyakarta: GRE PUBLISHING, 2018), h. 165.
0
Ani Endriani, “Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Sikap Disiplin Siswa”,
Jurnal Pedagogy, Vol. 4. No. 02, 2020, h. 43.
0
Imam Musbikin, Pendidikan Karakter Disiplin, ( t.tp: Nusa Media, 2021), h. 1.
30

kemanfaatan bagi sesama. Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berusaha


mengoptimalkan waktu yang diberikan dan mengisinya dengan perbuatan-
perbuatan yang produktif serta mendatangkan banyak manfaat.

‫ِإاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّص اَحِلاِت َو َتَو اَصْو ا ِباَحْلِّق‬. ‫ِإَّن اِإْل ْنَس اَن َلِف ي ُخ ْس ٍر‬. ‫َو اْلَعْص ِر‬

‫َت اَصْو ا ِبالَّص ِرْب‬


‫َو َو‬
Terjemahnya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr/103:1-3).
Agar waktu tersebut dapat termanfaatkan dengan baik kita harus
benar-benar hidup disiplin. Dengan demikian jalan usaha dan kerja sebagai
perwujudan beribadah kepada Allah akan selalu mendapatkan keridhaan
serta kemudahan daripadaNya.
h. Bersungguh-sungguh
Kesungguhan merupakan satu hal yang wajib kita miliki jika ingin
berhasil mencapai satu tujuan. Dalam kesungguhan itu terkadang mental
baja dan sikap pantang menyerah. Ketika bersungguh-sungguh kita
memberikan seluruh energi, hati, dan pikiran kita pada apa yang kita
kerjakan. Kita berfokus pada keinginan kita untuk mencapai apa yang kita
inginkan. Bukan kesulitan yang mungkin dihadapi untuk mencapainya.
Allah akan mengubah nasib seseorang jika ia sendiri berusaha
untuk mengubahnya. Semakin sungguh-sungguh usaha dan doa yang ia
lakukan, semakin besar pula ridha dan pertolongan Allah. Dengan
kesungguhan maka pasti Allah akan menolong kita menjadi seorang yang
sukses dan Allah akan membuatkan jalan bagi setiap problematika yang
dihadapi.
‫ِس ِن‬ ‫ِد‬ ‫ِف‬ ‫ِذ‬
‫َو اَّل يَن َج اَه ُد وا يَنا َلَنْه َيَّنُه ْم ُسُبَلَناۚ َو ِإَّن الَّلَه َلَمَع اْلُم ْح َني‬
Terjemahnhya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut/29:69).
31

Kesungguhan adalah salah satu wujud keyakinan kita pada Allah


bahwa Dia bisa mewujudkan apa saja dan kesungguhan kita merupakan
salah satu pembuka jalannya. Kesungguhan membuat kita maksimal dalam
melakukan setiap hal. Tidak mudah menyerah sebelum mencapai tujuan,
meresapi proses perjuangannya dan menikmati buah manis keberhasilan
pada akhirnya.
Intinya, tidak akan tercapai kesuksesan di dunia ini jika tanpa
usaha yang serius. Islam tidak akan tegak kalau tidak ada pendakwah yang
sungguh-sungguh. Orang tua tidak akan mampu membesarkan anak kalau
tidak sungguh-sungguh. Rumah tangga tidak akan bahagia kalau suami
istri tidak sungguh-sungguh. Murid tidak akan pandai kalau guru tidak
sungguh sungguh. Dan begitu seterusnya.0
i. Gemar Membaca
Membaca merupakan suatu proses untuk pemahaman atau
penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan skemata yang
dimiliki oleh pembaca, sesuai dengan tujuan membaca ketika itu, yakni
dilakukan secara nyaring atau dalam hari. Atau dengan kata lain, membaca
merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan
kemampuan kognisi.0 Kita sering mendengar adagium bahwa buku adalah
jendela dunia. Cara untuk membuka jendela itu adalah dengan
membacanya. Karena keistimewaan membaca inilah, ayat yang pertama
kali diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah adalah perintah untuk
membaca. Kata perintah Iqra’ tidak hanya sebatas perintah membaca
sesuatu yang tertulis dalam buku atau lembaran tulisan, tapi lebih dari itu
yaitu membaca segala sesuatu yang terbentang di alam semesta ini.
Semakin sering membaca semakin bertambah pengetahuan. Membaca bisa
membuat kita menjelajahi menembus batas ruang dan waktu. Apalagi
teknologi internet yang sudah bia diakses oleh semua kalangan
memudahkan siapapun untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan.
0
Amirullah Syarbini dan Sumantri Jamhari, Jika Sungguh-sungguh Pasti Berhasil,
(Bandung: Ruang Kata, 2012), h. 4.
0
Darmadi, Membaca Yuk, (t.tp: t.p, t.th), h. 10-11.
32

‫ْك ُف ِبِه‬ ‫ِم ِبِه‬ ‫ِت ِتِه َٰلِئ‬ ‫ِك‬ ‫ِذ‬


‫اَّل يَن آَتْيَناُه ُم اْل َتاَب َيْتُلوَنُه َح َّق اَل َو ُأو َك ُيْؤ ُنوَن ۗ َو َمْن َي ْر‬

‫َفُأوَٰلِئَك ُه ُم اَخْلاِس ُر وَن‬


Terjemahnya: “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab
kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka
itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka
mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Q.S. Al-Baqarah/2:121).
Menurut Al-Raghib Al-Ashfahani makna yatlunah dalam ayat ini
mengikuti dengan ilmu dan amal. Artinya, ketika kita membaca kitab suci
tidak hanya membaca teks saja tapi harus Memahami dan mengamalkan
isinya dalam kehidupan nyata. Ada banyak manfaat membaca, di
antaranya membantu pengembangan pemikiran dan menjernihkan cara
berpikir, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori dan
pemahaman. Dengan sering membaca, seseorang mengembangkan
kemampuan untuk memproses ilmu pengetahuan, mempelajari berbagai
disiplin ilmu, dan menerapkan dalam hidup.0
j. Rendah Hati
Rendah hati merupakan pekerti moral yang kerap diabaikan
padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik.
Rendah hati adalah bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk keterbukaan
murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk berbuat sesuatu demi
memperbaiki kegagalan kita.0 Rendah hati bisa dikatakan sebagai
kesadaran manusia atas kedudukannya yang sejati dihadapan Allah,
menempuh jalan ke arah itu dan mengukur kedudukannya dihadapan
makhluk berdasarkan kesadaran ini dan menganggap diri sama seperti
manusia lainnya atau sebagai salah satu dari warga alam semesta. Rendah
hati adalah gerbang utama untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus
kepada manusia. seorang mukmin sangat dekat dengan Allah ketika ia
bersujud yaitu ketika kepala dan kaki tergeletak ditempat yang sama

0
Silvia Sandi Wisuda Lubis, “Membangun Budaya Literasi Membaca dengan
Pemanfaatan Media Jurnal Baca Harian”, Jurnal Pendidikan, Vol. 9. No. 01, 2020, h. 129.
0
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, (Bandung: Nusa Media, 2018), h. 85.
33

sejajar. Maka bagaimana mungkin kita bisa merasa diri lebih hebat dari
orang lain.
Ketika kita ingin dihargai oleh orang lain maka singkirkanlah rasa
sombong dan angkuh dari diri kita dan tanamkan sifat rendah hati karena
hanya dengan menghilangkan kesombongan diri kita bisa menghargai
orang lain, tidak merasa diri paling benar dan mau menerima kritik
maupun nasehat. Orang-orang seperti ini akan mendapatkan penghargaan
dari lainnya karena penghargaan tidak pernah datang sebelum kita
berusaha menghargai orang lain meskiput terhadap orang-orang yang jahil.

‫َو ِعَباُد الَّر َٰمْحِن اَّلِذ يَن ْمَيُش وَن َعَلى اَأْلْر ِض َه ْو ًنا َو ِإَذا َخ اَطَبُه ُم اَجْلاِه ُلوَن َقاُلوا‬

‫َس اَل ًم ا‬
Terjemahnya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang
itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-
kata (yang mengandung) keselamatan.” (Q.S. Al-Furqan/25:63).
Cara yang diberikan Al-Qur’an untuk menghadapi orang-orang
jahil sebagaimana ayat diatas adalah dengan membalas ucapan mereka
dengan ucapan yang bijak bukan membalas dengan hinaan, ejekan dengan
ejekan, cacian dengan cacian lainnya dan kemarahan denga kemarahan.
Bukan berarti kita berdiam diri saja dengan semua makian yang bahkan
mungkin tidak mendasar, namun yang dianjurkan oleh Al-Qur’an adalah
membalasnya dengan berkata yang baik karena itu merupakan salah satu
penghargaan terhadap makhluk Allah sekaligus rasa diri bahwa
kesempurnaan hanya berhak disandarkan kepada Allah.
Sikap rendah hati itu akan membawa jiwa manusia kepada ajaran
Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Membimbing
dan membawa manusia untuk menjadi seorang yang ikhlas serta
menerima apa adanya.0
k. Selalu Bersyukur
0
Ahda Segati, “Penyuluhan Sikap Tawadhu (Rendah Hati) Di Panti Asuhan Putri
Aisyiyyah (PDA Kota Pekanbaru, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1. No. 03, 2022,
h. 16.
34

Syukur secara bahasa bermakna membuka dan menyatakan .


syukur berarti membuka dan menyatakan kenikmatan kepada Allah
dengan menggunakan nikmat Allah di jalan yang benar, dalam rangka
mendekatkan diri kepada-Nya.0 Sebagaimana syukur bisa menggunakan
lisan maupun hati maka syukur juga bisa dilakukan dengan semua anggota
tubuh. Allah juga berjanji kepada orang-orang yang bersyukur
memberikan mereka balasan yang baik dan melipat gandakan rezeki yang
diterima.

‫َو ِإْذ َتَأَّذَن َر ُّبُك ْم َلِئْن َش َك ْر ْمُت َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئْن َك َف ْر ْمُت ِإَّن َعَذ ايِب َلَش ِد يٌد‬
Terjemahnya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim/14:7).
Bersyukur tidak hanya terbatas dengan mengucapkan kata syukur
saja kepada Allah. Namun, menggunakan potensi yang Allah berikan
kepada manusia dengan sebaik mungkin juga merupakan bentuk syukur
terhadap nikmat yang Allah berikan. Menggunakan kemampuan akal
untuk belajar dan merenungi keagunganNya merupakan manifestasi rasa
syukur.
Bersyukur adalah bentuk rasa berterimakasih individu terhadap
segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, baik kejadian maupun
menerima sesuatu dari pihak lain. Termasuk juga didalamnya respon
kegembiraan dan kecenderungan untuk melihat kehidupannya sebagai
anugerah.0
l. Tidak Mudah Menyerah
Albert einstein pernah berkata, “Seseorang yang tidak pernah
melakukan kesalahan berarti tidak pernah mencoba sesuatu.” Kesalahan
yang dilakukan seseorang merupakan suatu pengalaman dan pelajaran agar
tidak terjatuh pada lubang yang sama dua kali. Jika masih jatuh maka tidak

0
Muhammad Qhadir, Tetaplah Bersyukur, (Yogyakarta, DIVA Press, 2017), h. 12.
0
Bernard Lubis, “Syukur Dengan Kebahagiaan Remaja”, Jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan, Vol. 5. No 04, 2019, h. 284.
35

peduli berapa kali jatuh, tapi yang lebih penting ialah senantiasa bangkit
tiap kali terjatuh. Sikap seperti ini bisa dikategorikan dalam persistensi,
sikap tidak mudah menyerah menghadapi masalah dan tantangan apapun.
‫ِس ِن‬ ‫ِد‬ ‫ِف‬ ‫ِذ‬
‫َو اَّل يَن َج اَه ُد وا يَنا َلَنْه َيَّنُه ْم ُسُبَلَناۚ َو ِإَّن الَّلَه َلَمَع اْلُم ْح َني‬
Terjemahnya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut/29:69).
Tidak mudah menyerah bukan berarti seseorang memperjuangkan
secara egois hasrat dan keinginan ideal tanpa henti. Apalagi yang
diperjuangkan adalah urusan dunia seperti harta, kedudukan, wanita, dan
sejenisnya. Tidak mudah menyerah artinya kita harus memasrahkan arah
hidup kita ini hanya kepada Allah. Tidak mudah menyerah harus dipahami
sebagai sikap syukur dalam menghadapi segala rupa permasalahan hidup.0
m. Suka Kebersihan Dan Peduli Lingkungan
Islam sangat menekankan kebersihan dan menjaga lingkungan
terhadap para pemeluknya. Dalam masalah kebersihan misalnya banyak
kitab-kitab kesilaman yang dimulai dengan bab Thaharah yang merupakan
kunci ibadah. Kebersihan dalam islam tidak hanya terfokus pada anggota
badan saja namun juga pada aspek lainnya seperti kebersihan rumah,
asrama, dan semua hal yang bisa membuat lingkungan kita asri, nyaman
dan indah. Bahkan bahasan mengenai kebersihan ini juga pada konsep
bersuci secara sosial dalam artian menjaga kebersihan dilingkungan
masyarakat.
Allah menyukai orang-orang yang berusaha terus menerus menjaga
kebersihan, baik kebersihan fisik maupun kebersihan rohani.
‫ِب ِحُي‬ ‫ِحُي‬ ‫ِإ‬
‫َّن الَّلَه ُّب الَّتَّو ا َني َو ُّب اْلُم َتَطِّه ِر يَن‬

0
Arifin Ilham dan Yudy Effendy, 4 Zikir Superdahsyat, (Jakarta: Qultum Media, 2011), h.
178.
36

Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang


bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. Al-
Baqarah/2:222).
Begitu juga dengan sikap peduli lingkungan, dalam Islam sikap
peduli lingkungan disebut dengan istilah Habluminalalam. Hal ini
merupakan bentuk menjaga keseimbangan hidup antara manusia dengan
alam.0 Contoh sikap peduli lingkungan yaitu dengan menjaga kebersihan
lingkungan, mencegah penebangan liar, tidak mengeksploitasi alam, dan
lain lain.
n. Tanggung Jawab
tanggung jawab ialah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatan manusia. tanggung jawab sudah menjadi kodrat manusia,
artinya sudah menjaadi bagian hidup manusia. 0 Contoh yang indah dapat
kita lihat dari perkataan Umar bin Khattab yang saat itu menjabat sebagai
khalifah, “Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad niscaya
umar akan dimintai pertanggung jawabannya, seraya ditanya: mengapa
tidak merratakan jalan untuknya?” itulah dua dari ribuan contoh yang
pernah dilukiskan para salafus sholih tentang tanggung jawab pemimpin
dihadapan Allah. Pada prinsipnya tanggung jawab dalam islam mengenai
semua orang atas perbuatan yang ia lakukan sebagaimana Allah
firmankan:

‫ُك ُّل َنْف ٍس َمِبا َك َس َبْت َر ِه يَنٌة‬


Terjemahnya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang
telah diperbuatnya.” (Q.S. Al-Mudatsir/74:38).
Orang yang bertanggung jawab tidak akan pernah lari dari
konsekuensi atas apa yang ia putuskan atau lakukan. Semua resiko yang
lahir dari kesalahan yang diperbuat akan dipikulnya dengan penuh kehati-
hatian agar tidak muncul kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
0
Andri Nurjaman, Santrilogi: Berbicara Segala Hal Persepektif Seorang Santri, (t.tp, t.p,
t.th), h. 171.
0
Imam Musbikin, Penguatan Karakter Kemandirian, Tanggung Jawab dan Cinta Tanah
Air, (t.tp: Nusa Media, 2021), h. 22.
37

Seorang yang bertanggung jawab akan menegaskan kepala ketika ia


diminta untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan.
o. Mandiri
Sifat mandiri yang dimaksud disini adalah sifat ketidak
bergantungan seseorang terhadap orang lain dalam masalah-masalah yang
sifatnya umum atau sudah seharusnya bisa dilakukan oleh seseorang atau
dalam kata lain berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri dengan
bekerja keras agar terhindar dari sikap meminta-minta. Seperti seorang
mahasiswa maka bisa dikatakan mandiri ketika ia tidak meminta orang
lain membuat tugas makalahnya karena memang membuat tugas makalah
sudah seharusnya dilakukan sendiri. Sedangkan dalam pengertian tidak
bergantung sama sekali dengan orang lain mmaka islam tidak mengenal
konsep ini. Manusia diciptakan dalam keadaan lemah sehingga ia
membutuhkan orang lain untuk menutupi kelemahannya.
Al-Qur’an sendiri sangat menekankan bagi kaum muslim untuk
berusaha hidup mandiri dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam
masalah ekonomi. Islam tidak menganjurkan bahkan menganggap salah
seorang hamba yang hanya memfokuskan diri untuk beribadah tanpa
mempedulikan kebutuhan diri dan keluarganya, islam sangat menekankan
keseimbangan dalam hidup, antara kehidupan dunia dan akhirat. Oleh
karena itu Al-Qur’an memerintahkan kita untuk mencari rezeki ke segala
pelosok bumi setelah melakukan ibadah.

‫َفِإَذا ُقِض َيِت الَّصاَل ُة َفاْنَتِش ُر وا يِف اَأْلْر ِض َو اْبَتُغوا ِم ْن َفْض ِل الَّلِه َو اْذُك ُر وا‬

‫الَّلَه َك ِثًريا َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُح وَن‬


Terjemahnya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. Al-Jumu’ah/2:10).
Melalui sikap mandiri inilah diharapkan umat Islam menjadi
pribadi yang mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain.
38

Pribadi mandiri dalam melaksanakan segala pekerjaan dan tanggung


jawabnya.0 Sikap mandiri mencerminkan kemampuan seseorang
mengambil tanggung jawab atas hidup dan keputusannya sendiri, tanpa
bergantung secara berlebihan kepada orang lain. Dengan memiliki sikap
mandiri, seseorang dapat mengambil inisiatif, membuat keputusan yang
tepat, dan mengelola tugas dan tanggung jawabnya sendiri
p. Berpikir Positif
Berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan.
Disebut sumber kekuatan karena ia membantu individu dalam memikirkan
solusi pepecahan masalah yang dihadapi sampai mendapatkannya dengan
begitu anda bertambah mahir, percaya, dan kuat.0 Dengan terus menjaga
pikiran positif mempengaruhi setiap langkah yang diambil niscaya
kebahagiaan akan datang kepada kita. Allah memerintahkan kita untuk
selalu berpikir positif dan melarang berprasangka buruk.

‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْج َتِنُبوا َك ِثًريا ِم َن الَّظِّن ِإَّن َبْعَض الَّظِّن ِإٌمْثۖ َو اَل َجَتَّس ُس وا َو اَل‬

ۚ‫َيْغَتْب َبْع ُض ُك ْم َبْع ًض اۚ َأِحُيُّب َأَح ُد ُك ْم َأْن َيْأُك َل ْحَلَم َأِخ يِه َم ْيًتا َفَك ِر ْهُتُم وُهۚ َو اَّتُق وا الَّلَه‬
‫ِح‬ ‫ِإ‬
‫َّن الَّلَه َتَّو اٌب َر يٌم‬
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.
Al-Hujurat/49:12).
Berpikir positif sangat penting karena apa yang menjadi sikap dan
perilaku seseorang digerakkan oleh pikirannya. Jika dasar sikap dan
perilaku seseorang itu negatif, maka sikap dan perilakunya pun cenderung

0
Amir Maliki Abitolkha dan Muhammad Basyrul Muvid, Islam Sufistik: Membumikan
Ajaran Tasawuf yang Humanis, Spiritualis dan Etiis, (Purwokerto: Pena Persada, 2020), h. 111.
0
Hariadi Ahmad dan Lalu Andry Adifa Maulana, “Pengaruh Teknik Video Edukasi
Terhadap Berfikir Positif Siswa SMPN 16 Mataram”, Jurnal Realita, Vol. 4. No. 07, 2019, h. 731.
39

negatif.0 Manfaat berfikir positif sudah jelas, yaitu membawa diri


seseorang mencapai kesuksesan-kesuksesan karena dengan berpikir
positif, seseorang tidak akan takut menghadapi resiko yang menghambat
proses dalam mencapai kesuksesannya.
q. Tertib
Sikap tertib adalah fithrah, dan merupakan tuntunan Allah dan
Rasul-Nya. Allah menciptakan manusia secara tertib, dengan tahapan-
tahapan yang proporsional. Mulai dari setetes air mani, lalu menjadi
segumpal darah, kemudian menjadi daging, selanjutnya dibalut dengan
tulang, dan terus berproses hingga menjadi janin dan lahirlah seorang
bayi.0 Agama dalam banyak hal baik ibadah mahdah maupun non mahdah
mengajarkan sikap tertib dan disiplin. Hal ini karena, jika ketertiban hilang
dari aktivitas manusia maka hidup akan keos dan amburadul. Dalam
ibadah mahdah seperti shalat, kita diajarkan untuk tertib dan tepat waktu.
Ketertiban merupakan salah satu poin pokok yang menjadi sorotan
Islam karena tertib akan membawa kita untuk selalu fokus terhadap semua
kegiatan sehingga kegiatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Tanpa
ketertiban hanya kehancuran dan kegagalan yang didapatkan. Al-Qur’an
memberikan isyarat bahwa semua pekerjaan baik yang berkaitan dengan
kedunia maupun akhirat harus dibarengi dengan ketertiban.
‫ِإ‬
‫َف َذا َفَر ْغ َت َفاْنَصْب‬
Terjemahnya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Q.S.
Al-Insyirah/94:7).
Ayat ini meminta kita untuk selalu mengerjakan sesuatu selangkah
demi selangkah, tidak menggabungkan satu pekerjaan dangan pekerjaan
lainnya yang tidak berhubungan.

0
Heri Kurniawan Tadjid, Berpikir Positif dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits itu Ada
Seninya, (Yogyakarta: Araska, 2019), h. 3.
0
Wahyudi, “Taat, Tertib dan Disiplin sebagai identitas kehidupan berjamaah”, dalam
https://minanews.net/taat-tertib-dan-disiplin-sebagai-identitas-kehidupan-berjamaah/. Diakses
pada 24 Mei 2017.
40

B. Akhlak Santri
1. Hakikat Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab akhlaq,
bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khuluq, yang secara etimologis
(bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal usul kata
serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna) antara lain berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak diartikan juga
sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik,
mungkin buruk, seperti telah disebut diatas.0
Secara umum pakar-pakar muslim menekankan bahhwa: akhlak
adalah sifat dasar yang telah terpendam didalam diri dan tampak ke
permukaan melalui kehendak/kelakuan dan terlaksanakan tanpa
keterpaksaan oleh satu dan lain sebab.0
Adapun indikator akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an yaitu:
1) Kebaikan bersifat mutlak (al-Khairiyah al-Muthlaq) yaitu kebaikan
yang terkandung dalam akhlak merupakan kebaikan murni dalam
lingkungan, keadaan, waktu dan tempat apa saja.
2) Kebaikan bersifat menyeluruh (as-Shalahiyah al-Ammah) yaitu
kebaikan yang terkandung didalamnya kebaikan untuk seluruh umat
manusia.
3) Implementasi bersifat wajib (al-Ilzam al-Mustajab) yaitu merupakan
hukum, tingkah laku yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi
hukum.
4) Pengawasan bersifat menyeluruh (al-Raqabah al-Muhitah) yaitu
melibatkan pengawasan Allah dan manusia lainnya karena sumbernya
dari Allah.0
b. Macam-macam Akhlak
0
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), H. 346.
0
M. Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: Lentera Hati,
2016), h.
0
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja grafindo, 2012), h. 141.
41

1) Akhlak baik atau Khuluq al-Hasan.


Menurul Al-Gazhali dalam menjelaskan pengertian akhlak baik,
beliau menyimpulkan tentang akhlak yang baik dengan, “Fa
manistawat fihi hadzihil khishal wa tadalat fa huwa husnul khuluqi
muthlaqan”. Sebaliknya bila kekuatan-kekuatan itu tidak seimbang
maka itulah makna akhlak yang buruk. Al-Ghazali juga mengutip
perkataan Ali bin Abi Thalib ra. Yang pernah mengatakan tentang
akhlak yang baik, “Hakikat dari akhlak yang baik dan mulia ialah
menjauhi larangan Allah”.0
2) Akhlak Buruk atau Khuluq al-Sayyi’.
Menurut Al-Ghazali merupakan kebalikan atau lawan dari
perbuatan baik bila mana kekuatan-kekuatan yang ada pada manusia
tidak seimbang. Jadi, menurut Al-Ghazali jika kekuatan emosi terlalu
berlebihan dalam arti tidak dapat dikendalikan dan cenderung liar, maka
hal itu disebut tahawwur, semberono, nekat atau berani tanpa
perhitungan yang matang. Sifat-sifat tersebut tidak pada posisi baik,
cenderung lemah dan mudah terpengaruh pada sifat malas, sehingga
mudah menimbulkan sifat negatif.0
c. Ruang Lingkup Akhlak
1) Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada
Penciptanya. Dalam pelaksanaannya akhlak kepada Allah dapat
dilakukan dengan cara memujinya, yakni adanya pengakuan tiada tuhan
selain Allah yang menguasai segalanya. Sehingga dalam
merealisasikannya seorang hamba bisa melakukannya dengan berbagai
cara diantaranya: Mengesakan Allah, beribadah kepada Allah, bertakwa
kepada Allah, berdoa khusus kepada Allah, bertawakkal dan beryukur

0
Siti Suwaibatul Aslamiyah, et.al, Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami, (Lamongan:
Nawa Litera Publishing, 2021), h. 1-2.
0
Siti Suwaibatul Aslamiyah, et.al, Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami, h. 2.
42

kepada Allah.0 Dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan manusia untuk


beriman kepadanya dan bertawakkal kepadanya.

‫ُقْل ُه َو ٱ لَّر ْح َٰم ُن َءاَم َّنا ِبِهۦ َو َع َلْيِه َتَو َّك ْل َنا ۖ َفَس َتْع َلُم وَن َمْن ُه َو ِفى َض َٰل ٍل‬

‫ُّم ِبيٍن‬
Terjemahnya: “Katakanlah: ‘Dialah Allah Yang Maha Penyayang
kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal.
Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan
yang nyata,” (Q.S. Al-Mulk/67:29).
Selalu mengingat Allah pada setiap saat dan setiap kondisi
merupakan faktor yang terpenting yang bisa menjadikan dada terasa
lapang, begitu juga sebaliknya, lupa kepada Allah menjadi sebab dada
terasa sesak, hati terasa sempit, sedih dan tersiksa.0
2) Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah suatu sikap yang dilakukan
oleh seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani atau ruhani.
Manusia dapat diperbaiki akhlaknya dengan menghilangkan akhlak-
akhlak tercela. Disinilah terletak tujuan pokok agama, yakni
menawarkan dan mengajarkan sejumlah nilai moral atau akhlak mulia
agar seseorang menjadi baik dan bahagia dengan melatih diri untuk hal
terbaik.0 Allah memerintahkan manusia untuk berbuat baik dan
menghindari perbuatan jahat.

‫ِإْن َأْح َس ْنُتْم َأْح َس ْنُتْم َأِلْنُف ِس ُك ْم ۖ َو ِإْن َأَس ْأْمُت َفَلَه اۚ َفِإَذا َج اَء َو ْعُد اآْل ِخ َر ِة ِلَيُس وُءوا‬

‫ُوُج وَه ُك ْم َو ِلَيْد ُخ ُلوا اْلَمْس ِج َد َك َم ا َدَخ ُلوُه َأَّو َل َم َّر ٍة َو ِلُيَتِّبُر وا َم ا َعَلْو ا َتْتِبًريا‬
Terjemahnya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan)
yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan
0
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, h. 201.
0
Shaleh Ahmad Asy-Syaami, Berakhlak dan Beradab Mulia: Contoh-contoh dari
Rasulullah, (Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 249.
0
Muhiyi Subhie, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2023), h. 215.
43

muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana


musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (Q.S.
Al-Isra/17:7).
Ayat ini menjelaskan bahwa jika manusia berbuat baik maka
kebaikan itu juga untuk dirinya sendiri, dan jika manusia berbuat jahat
maka kejahatan itu juga untuk dirinya sendiri. Akhlak terhadap diri
sendiri seperti memelihara kesucian diri, menutup aurat, jujur dalam
perkataan dan perbuatan, malu melakukan perbuatan jahat, ikhlas,
sabar, rendah hati, menjauhi dengki, menjauhi dendam, berlaku adil
terhadap diri sendiri dan orang lain, menjauhi segala perkataan dan
perbuatan sia-sia.0 Akhlak terhadap diri sendiri juga dengan mengenali
diri sendiri yakni dengan mensyukuri apa saja yang diberikan Allah
dimulai dari fisik, kemampuan berbicara, mendengar, melihat, berjalan,
berfikir dll. Maka itu semua harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
dalam kegiatan positif dan mendekatkan diri kepada Allah. Manusia
juga diberikan kemampuan atau skil yang berbeda-beda, maka
seseorang harus sadar betul terhadap apa yang dimilikinya dan tidak
membanding bandingkan dengan orang lain.
3) Akhlak Terhadap Keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah membangun keluarga yang
menjalin perbedaan karakter dan kepribadian menjadi satu kesepakatan
bersama untuk saling memberikan pengertian, saling memberikan
perhatian, saling memberikan pengorbanan antara satu dengan yang
lainnya sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Karena itu,
keluarga disebut sebagai institusi sosial yang didalamnya terdapat
norma-norma yang mengatur kehidupan bersama.0
Diantara akhlak terhadap keluarga yaitu dengan menjaga nama
baik keluarga, saling mencintai dan menyayangi dalam kehidupan
keluarga, saling melakukan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti

0
Daud Ali, Pendidikan Agama islam, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), h.353.
0
Darmadi, Arsitektur Akhlak dan Budi Pekerti dalam Interaksi Lintas Budaya, (Lampung:
Swalova Publishing, 2019), h. 34.
44

kepada orang tua, mendidik anak dengan kasih sayang, memelihara


silaturrahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.
Sebagai anak, berakhlak yang baik dan berbakti kepada orang tua
adalah kewajiban yang mutlak yang harus ditunaikan. Hal ini tentunya
sangat mudah difahami dalam persepektif naluriah manusiawi.
Sehingga persepektif sosial semua budaya meyakini bahwa berakhlak
baik kepada kedua orang tua adalah mutlak dilakukan. 0 Orang tuanya
telah dengan susah payahnya mengandung, menyusui, melahirkan dan
menjaganya. Anak harus hormat dan memperlakukan kedua orang
tuanya dengan baik sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an.
‫ِنْي ِن‬ ‫ِف‬ ‫ِب ِل ِه‬
‫َو َو َّص ْيَنا اِإْل ْنَس اَن َو ا َد ْي َمَحَلْتُه ُأُّمُه َو ْه ًنا َعَلٰى َو ْه ٍن َو َص اُلُه يِف َعاَم َأ اْش ُك ْر‬
‫ِل ِل ِإ ِص‬
‫يِل َو َو ا َد ْيَك َّيَل اْلَم ُري‬
Terjemahnya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman/31:14).
Akhlak dalam keluarga juga harus dilalui dengan memberikan
keteladanan dan contoh dari orang tua kepada anak-anaknya. Perilaku
dan sopan santun dalam hubungan dan pergaulan antara ibu dan ayah,
perlakuan orang tua terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan orang
tua terhadap orang lain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat akan menjadi teladan bagi anak-anak mereka.0
4) Akhlak Terhadap Masyarakat
Akhlak terhadap masyarakat merupakan sebuah bentuk
sekumpulan kehidupan yang anggotanya bergerak secara dinamis. Yang
mana didalam bermasyarakat manusia hidup bersama, berdampingan,
dan lain sebagainya. Maka dari kondisi tersebut dalam bermasyarakat
manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
0
Hardisman, Tuntunan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Sunnah, (Padang: Andalas
University Press, 2017), h. 125.
0
Hasbi Indra, Pendidikan Keluarga Islam membangun Generasi Unggul, (Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2017), h. 217.
45

Sehingga akhlak terhadap masyarakat menjadi kewajiban dalam


kehidupan manusia.0 Ada hal-hal yang bisa dilakukan sendiri apalagi
untuk kepentingan sendiri, ada juga hal-hal yang dimana manusia harus
saling membantu dan bekerja sama apalagi untuk kepentingan bersama.
Seseorang dituntut untuk memiliki akhlak terhadap masyarakat.
Seseorang tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat. Pergaulan
masyarakat akan berjalan dengan baik jika berlaku akhlak yang
berisikan hak dan kewajiban yang harus ditaati oleh setiap anggota
masyarakat seperi menjaga lisan, saling menghormati, saling tolong-
menolong, meminta izin jika akan masuk ke rumah orang, dan saling
berlaku sopan.0 Allah mengisyaratkan agar berlaku sopan dalam
bermasyarakat seperti ketika hendak masuk ke rumah orang.
‫ِن‬ ‫ِت‬ ‫ِذ‬
‫َيا َأُّيَه ا اَّل يَن آَم ُنوا اَل َتْد ُخ ُلوا ُبُيوًتا َغْيَر ُبُيو ُك ْم َح ٰىَّت َتْس َتْأ ُس وا َو ُتَس ِّلُم وا َعَلٰى‬

‫َأْه ِلَه اۚ َٰذ ِلُك ْم َخ ْيٌر َلُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر وَن‬
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q.S. An-Nur/24:27).
Prinsip-prinsip akhlak ini membantu menjaga harmoni, kerjasama,
dan saling pengertian dalam bermasyarakat. Bisa juga membentuk
hubungan yang sehat dan positif antara individu-individu dalam
masyarakat.
5) Akhlak Terhadap Lingkungan
Akhlak terhadap lingkungan adalah sikap seseorang terhadap
lingkungan disekelilingnya. Sebagaimana diketahui bahwa Allah
menciptakan lingkungan yang terdiri dari hewan, tumbuh-tumbuhan,
air, udara, dan benda-benda lain yang terdapat di muka bumi.
Semuanya diciptakan Allah untuk manusia. pada dasarnya semua yang
diciptakan Allah tersebut diperuntukkan untuk kepentingan manusia
0
Saadatus Salamah dan Abdul Muiz, Nilai-nilai Akhlak dalam Surat Ad-Dhuha,
(Sukabumi: Haura Utama, 2022), h. 45.
0
Mulyadi dan Adriantoni, Psikologi Agama, (Jakarta: Kencana, 2021), h. 29.
46

dalam rangka memudahkan dirinya dalam beribadah kepada Allah.


Manusia adalah makhluk Allah sejak dulu merasa mampu
melaksanakan amanah yang diberikan Allah kepadanya. Baik dalam
bentuk peribadahan kepada Allah maupun memelihara bumi dan langit
tersebut dari kerusakan yang dibuat oleh tangan manusia sendiri.0

ۚ ‫َو اَل ُتْف ِس ُد وا ِف ي اَأْلْر ِض َبْع َد ِإْص اَل ِح َه ا َو ا ْد ُع و ُه َخ ْو ًفا َو َطَم ًع ا‬


‫ِس ِن‬ ‫ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِإ‬
‫َّن َر ْح َم َت ال َّل َقِر ي ٌب َن ا ْل ُم ْح ي َن‬
Terjemahnya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”. (Q.S. Al-A’raf/7:56).
Oleh karena itu, terlihat bahwa perintah untuk berakhlak terhadap
lingkungan bukan saja karena itu merupakan perintah dari Allah saja,
akan tetapi juga dengan berakhlak terhadap lingkungan dapan
menimbulkan kemaslahatan untuk manuisa itu sendiri.
Akhlak terhadap lingkungan bersumber dari tugas manusia
sebagai khalifah di muka bumi. Kekhalifahan yang mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap makhluk di
bumi mencapai tujuan penciptaannya.0 Maka dalam memanfaatkan
alam, manusia dituntut untuk bersikap adil dan kasih sayang terhadap
lingkungan dengan menjaga dan memeliharanya dengan sebaik
mungkin bukan malah merusaknya dengan alasan untuk kepentingan
dirinya sendiri. Dengan demikian, manusia diperintahkan bukan untuk
mencari kesenangan dan kemakmuran dirinya semata, tetapi juga
mengusahakan kelestarian alam.
2. Hakikat Pesantren

0
Ovi Munawaroh dan Hilyah Ashoumi, Budaya Religius, (t.tp, t.p, t.th), h. 11.
0
Priyono, Menata Akhlak, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2019), h. 110.
47

Secara terminologis dapat dijelaskan bahwa pendidikan pesantren


adalah merupakan tempat dimana dimensi ekstorik (penghayatan secara
lahir) Islam diajarkan.0
Istilah pesantren sendiri seperti halnya istilah mengaji, langgar,
atau surau di Minangkabau, Rangkang di Aceh bukan berasal dari istilah
Arab, melainkan India. Namun bila kita menengok waktu sebelum tahun
60-an, pusat-pusat pendidikan tradisioanal di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan pondok,0 barangkali istilah pondok berasal dari kata Arab
funduq,0 yang berarti pesangrahan atau penginapan bagi para musafir.
Di Indonesia, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah
dikenal sejak zaman kolonial. Umur pesantren sudah sangat tua dan tidak
pernah lekang diterpa perubahan zaman. Semakin lama, semakin modern
dan jumlahnya semakin banyak. Pesantren adalah tempat para santri
belajar ilmu agama islam. Kata pesantren berasal dari kata “santri”, artinya
murid yang belajar ilmu agama islam. Kemudian, mendapat awalan pe-dan
akhiran-an, menjadi pesantrian. Huruf I dan an mengalami perubahan
sehingga sebutan pesantrian menjadi pesantren.0
Banyak dari kalangan yang memaknai pesantren dengan bentuk
fisik pesantren itu sendiri, berupa bangunan-banguan tradisional, para
santri yang sederhana dan juga kepatuhan mutlak para santri pada kyainya,
atau disisi lain, tidak sedikit yang mengenal pesantren dari aspek yang
lebih luas, yaitu peran besar dunia pesantren dalam sejarah penyebaran
Islam di Indonesia, begitu pula begitu besarnya sumbangsih pesantren
dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial, kultural, politik dan
keagamaan.0

0
Said Agil Syiraj, Pesantren Masa Depan, Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 85.
0
Herman, “Sejarah Pesantren di Indonesia”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 06 No. 02, 2013, h.
146-147.
0
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), h. 97.
0
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta:
LP3ES, 1984), h.18.
0
Herman, “Sejarah Pesantren di Indonesia”, h. 147.
48

Disebut pesantrian atau pesantren karena seluruh murid yang


belajar atau thalabul ‘ilmi di pesantren disebut dengan istilah santri. Tidak
dikenal sebutan siswa atau murid. Santri hanya berlaku bagi siswa yang
belajar di pesantren dan objek kajian yang dipelajarinya ilmu agama islam,
sedangkan murid atau siswa berlaku umum untuk semua peserta didik,
yang secara khusus tidak belajar ilmu agama Islam.0
Sehingga dengan demikian dari asal kata, maka dapat kita ambil
benang merah mengenai pengertian pesantren secara istilah yakni,
pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang menampung
sejumalah santri maupun santriwati dalam rangka mempelajari ilmu-ilmu
agama di bawah bimbingan seorang kyai.
4. Hakikat Santri
Kata santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
(1) orang yg mendalami agama Islam; (2) orang yang beribadat dengan
sungguh-sungguh (orang yg saleh); (3) Orang yang mendalami
pengajiannya dalam agama islam dengan berguru ketempat yang jauh
seperti pesantren dan lain sebagainya. Santri secara umum adalah sebutan
bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren,
biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai.0
Ada beberapa pendapat mengenai kata “santri”, pendapat yang
mengatakan bahwa “santri” berasal dari kata “sastri”, sebuah kata dari
bahasa sansakerta yang artinya melek huruf.0 Pendapat lain mengatakan
bahwa kata “santri” dalam bahasa india berarti orang yang tahu buku-buku
suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab agama Hindu. Atau
secara umum dapat diartikan buku-buku suci, buku-buku agama, atau
buku-buku tentang ilmu pengetahuan.0 Ada juga pendapat yang
mengatakan bahwa kata “santri” sesungguhnya berasal dari bahasa jawa,

0
Hasan basri, Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, jilid II, (Bandung: Pustaka
Setia, 2010), h. 227.
0
Muhammad Sali, Mendisiplinkan Santri, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2019), h. 25.
0
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramida,
2016), h. 19.
0
Zamkhasyari Dofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: Mizan, 2016), h. 18.
49

yaitu kata “cantrik”, berarti orang yang selalu mengikuti seorang guru
kemana guru itu pergi menetap.0
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan definisi operasional yang dikenukakan diatas, maka
peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah program kajian
17 sikap memiliki pengaruh terhadap akhlak santri? Berdasarkan pertanyaan
diatas maka dapat diajukan hipotesa sebagai berikut:
Ha: ada pengaruh program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri pondok
pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
Ho: tidak ada pengaruh program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri pondok
pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.

0
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, h. 20.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
Penilitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengambilan data menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya bersifat
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.0
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif
survey. Metode deskriptif kuantitatif survey adalah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data yang pokok.0 Maksimalisasi objektivitas penelitian ini dilakukan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik dengan program SPSS
(Statistical Program for Social Science). Metode ini bertujuan untuk melihat
keterkaitan antara dua variabel atau lebih melalui analisis data yang didapat. Hal
ini sebagaimana dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah
membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki 0 yaitu
variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini adalah pengaruh
program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin
Bogor, penelitian ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan yaitu dari bulan
mei sampai bulan juni. Alasan penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren
Nurul Qur’an Rumpin Bogor adalah dikarnakan merupakan Cabang ke-dua dri
tujuh cabang pondok pesantren Nurul Qur’an yang didirikan oleh KH. Dr. Ali

0
Sugiyono, Metode Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian R&D,
h. 34.
0
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
2014), h. 3
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2016), h. 67.

50
51

Nurdin, MA pada tahun 2016. Dan cabang Pertama adalah tempat dimana penulis
belajar dan menghafal Al-Qur’an.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan penelitian.0 Adapun populasi dari
penelitian “Pengaruh program kajian 17 sikap terhadap akhlak santri Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor” ini adalah seluruh santri Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor dengan jumlah 20 santri sehingga
jumlah populasi secara keseluruhan sebesar 20 santri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Arikunto
memberikan anjuran bahwa dalam pengambilan sampel, apabila jumlah subjek
kurang dari 100 orang lebih baik jumlah tersebut diambil seluruhnya sehingga
penelitian menjadi penelitian populasi, selanjutnya apabila jumlah subjek besar
atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% -25% atau
lebih.0 Karena populasi sebesar 20 santri berdasarkan pendapat diatas maka
peneliti mengambil sampel seluruhnya yaitu 20 santri.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.0 Sebagaimana tersirat dalam judul, ada dua variabel yang menjadi
objek penelitian ini, yaitu “Program kajian 17 sikap” sebagai variabel independent
atau variabel X dan “Akhlak santri” sebagai variabel dependent atau variabel Y.
Adaapun variabel independent atau variabel bebas yang dinotasikan
dengan simbol X. pada penelitian ini yang menjadi variabel independentnya
meliputi:
1. Materi kajian 17 sikap, yaitu suatu bahan ajar yang memberikan pemahaman
kepada santri dalam memperbaiki akhlak. Adapun materi kajian 17 sikap itu
meliputi:

0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, h. 68.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 118.
0
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, h. 3.
52

a) Berakidah yang kuat, yaitu santri selalu menjaga keyakinannya kepada


Allah dalam keadaan apapun.
b) Istiqamah dalam ibadah, yaitu santri selalu berusaha konsisten dalam
menjalankan ibadah wajib maupun sunnah.
c) Jujur, yaitu santri selalu berkata dan berbuat yang sesuai dan tidak
menyimpang.
d) Suka berbagi, yaitu santri senang tolong menolong dan bersedekah kepada
sesama.
e) Toleransi, yaitu santri selalu menghargai perbedaan dan hak orang lain.
f) Setia kawan, yaitu santri menjaga pergaulan dan menjaga hubungan
dengan sesama teman.
g) Disiplin, yaitu santri berusaha untuk memelihara waktu.
h) Bersungguh-sungguh, yaitu santri selalu memanfaatkan waktu belajar
dengan baik
i) Gemar membaca, yaitu santri senang membaca Al-Qur’an, buku pelajaran
atau buku pengetahuan yang lain.
j) Rendah hati, yaitu santri selalu sadar bahwa harus selalu belajar.
k) Selalu bersyukur, yaitu santri menerima segala pemberian dari Allah
l) Tidak mudah menyerah, yaitu santri selalu belajar dari kesalahan dan
kegagalan.
m) Suka kebersihan dan peduli lingkungan, yaitu santri bekerja sama dalam
menjaga lingkungan pondok pesantren.
n) Tanggung jawab, yaitu santri selalu menyadari perbuatannya masing-
masing.
o) Mandiri, yaitu santri tidak bergantung kepada orang lain dalam hal
pribadinya.
p) Berpikir positif, yaitu santri selalu berpikir dan melakukan hal-hal yang
baik.
q) Tertib, yaitu santri selalu ikut serta dalam kegiatan pondok pesantren.
53

Sedangkan variabel dependent atau variabel terikat yang dinotasikan


dengan variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependentnya
meliputi:
1. Akhlak terhadap Allah
2. Akhlak terhadap diri sendiri
3. Akhlak terhadap keluarga
4. Akhlak terhadap masyarakat
5. Akhlak terhadap lingkungan
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
observasi, angket dan wawancara sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan menggunakan indera
penglihatan akan tetapi tidak mengajukan pertanyaan. Serta pengamatan ini
akan dilakukan terhadap objek penelitian di tempat kejadian peristiwa. 0
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung kegiatan yang dilaksanakan di pondok Pesantren Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.
2. Angket
Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung bertanya dan menjawab terhadap responden. Alat pengumpulan
datanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang wajib dijawab atau direspon
oleh responden.0 angket yang di sebar luaskan dalam bentuk Print-out kepada
para santri yang telah mengikuti program kajian 17 sikap sebagai responden
secara langsung.

0
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainya, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011) h. 69.
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 57.
54

Tabel 3.1
Skala Likert

Jawaban Responden Skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam melengkapi
data-data yang sudah ada seperti buku-buku, majalah, dokumen, majalah,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 0 Data yang dibutuhkan yaitu
terkait pondok pesantren Nurul Qur’an itu sendiri, kitab/buku yang dikaji, dan
foto yang dapat menunjang teori penelitian.

F. Teknik Uji Coba Instrumen


1. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat
dilaporkan oleh peneliti.0 Oleh demikian data yang valid merupakan data
yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Pengujian validitas pada
penelitian inimenggunakan metode yang dikembangkan oleh Karl Pearson
yaitu rumus korelasi product moment sebagai berikut:
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 231.

0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 10.
55

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

rxy

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi
X : Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y : Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑ 𝑋 : Jumlah skor dalam distribusi X
∑ 𝑌 : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ 𝑋2 : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ 𝑌2 : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya responden
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan
nilai r tabel. Dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 10%, valid atau
tidaknya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Uji Realibilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat ukur untuk menunjukkan
keakuratan instrumen dalam mengukur konsep menilai kebaikan ukuran dan
konsistensi serta stabilitas ukurannya.0 Reliabilitas konsumen dihitung dengan
mengkorelasi antara dua instrumen satu dengan instrumen yang dijadikan
equivalent, bila korelasi positif signifikan maka instrumen dinyatakan
reliabel.0 Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach Alpha, yaitu:

Keterangan :

0
I Made Sudana dan Rahmat Heru Setianto, Metode Penelitian Bisnis & Analisis Data
dengan SPSS, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 115.
0
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 179.
56

r1.1 = reliabilitas instrument

k = banyak butir pertanyaan

= varian total

= jumlah varian butir

Reliabilitas kurang dari 0,60 dianggap buruk, reliabilitas dalam


kisaran 0,70 dapat diterima dan reliabilitas yang melebihi 0,80 adalah baik. 0
Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak digunakan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60, maka instrumen dinyatakan reliabel.
b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60, maka instrument dinyatakan tidak
reliabel.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
normal atau tidak. Apabila variabel tidak berdistribusi secara normal maka
hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Uji normalitas data dapat
dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu
dengan ketentuan apabila nilaisignifikansi diatas 0,05 maka data berdistribusi
normal. Sedangkan jika hasil One Sample Kolmogorov Smirnov
menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data tidak terdistribusi
normal.0
2. Uji Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak.0 Apakah fungsi yang digunakan
dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk liniear, kuadrat, atau kubik.
0
Uma Sekaran, dan Roger Bougie, Metode Penelitian Untuk Bisnis, Pendekatan
Pengembangan Keahlian, (Jakarta: Salemba Empat, 2017), h. 159.
0
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
(Semarang: Universitas Diponegoro,2018), h. 154.
0
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 25, h. 167
57

Data yang baik seharusnya memiliki hubungan linier antara variabel depenten
dan variabel independent.
1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel bebas
Kajian 17 sikap (X) dengan variabel terikat Akhlak santri (Y) adalah
linier.
2. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel bebas
Kajian 17 sikap (X) dengan variabel terikat Akhlak santri (Y) adalah
tidak linier.
3. Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier sederhana adalah sebuah prosedur statistic untuk
menganalisis hubungan asosiatif antara sebuah dependent variabel
dengan satu atau lebih independent variabel. Dalam penelitian ini
digunakan regresi linier untuk mencari tahu hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Pada tahapan awal regresi linier
akan dilakukan hanya untuk menganalisis dua variabel yaitu variabel
Kajian 17 sikap dengan Akhlak santri. Regresi linear sederhana memiliki
persamaan seperti yang tertera dibawah ini :
Y-a + bX
Keterangan :
Y = variabel dependent
X = variabel independent
a = konstanta regresi
b = slope atau kemiringan garis regresi
Tahap pertama adalah melakukan analisis faktor terhadap indikator
yang terpilih menjadi bentuk faktor skor. Tahap kedua melakukan
estimasi dari faktor skor yang diperoleh dengan analisis regresi
linierdengan bantuan SPSS 27. hasil keluarannya berupa uji F dan
tingatsignifikasi.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
58

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent


terhadap variable dependent digunakan dengan analisis koefisien
determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
kebenaran model analisis regresi. Dimana analisisnya adalah apabila R2
mendekati angka 1, maka variabel independen semakin mendekati
hubungan dengan variabel dependent sehingga dapat dikatakan bahwa
penggunaan model tersebut dapat dibenarkan. Model yang baik adalah
model yang meminimumkan residual berarti variasi variabel independ
dapat menerangkan variabel dependennya dengan α sebesar diatas 0,75,
sehingga diperoleh korelasi yang tinggi antara variabel dependent dan
variabel independent.0
Akan tetapi ada kalanya dalam penggunaan koefisien determinasi
terjadi bias terhadap suatu variabel independent yang dimasukkan dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independent akan menyebabkan
peningkatan R2, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependent (memilikinilai t yang signifikan).

0
Damodar N Gujarati, Ekonometri Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 220.
BAB IV
PROFIL DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Profil
1. Profil Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor merupakan
Pondok Pesantren takhasus yang fokus dalam bidang tahfidz. Didirikan pada
tanggal 01 Agustus 2016. Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
juga merupakan cabang ke-2 dari 7 cabang Pondok Pesantren Nurul Qur’an
yang berada dalam naungan Yayasan Nurummubin. Dengan program
“Hamalatul Qur’an” untuk mencetak Santri Hafidz 30 juzz yang
mengintegrasikan 4T, yaitu: Tilawah (membaca), Tafhim (memahami),
Tahfidz (menghafal), Tathbiq (mengamalkan) Al-Qur’an. Santri juga
diajarkan untuk fokus membangun kepribadian yang berkarakter akhlak Al-
Qur’an yang mengacu buku pegangan pesantren yaitu buku 17 sikap.
2. Letak geografis Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
Pesantren ini berfokus pada bidang dakwah dan pendidikan Islam
bersifat nun-profit. Karena sifatnya yang non-profit, maka partisipasi dan
kepedulian dari masyarakat menjadi penopang utama bagi keberlangsungan
seluruh kegiatan. Di antara Program kegiatan yang telah berjalan adalah:
Takhasus Al-Qur’an, TPA Nurul Qur’an, kajian bulanan dan mingguan Ibu-
ibu Jama’ah Nurul -Qur’an.
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
a. Visi
Terbentuknya kepribadian Santri yang berkarakter Qur’ani.
b. Misi
1) Mencetak Hamil Qur’an yang istiqamah.
2) Membangun kepercayaan diri Santri dengan dasar Akhlakul
Karimah.
c. Tujuan
Untuk mencetak para hafidz qur’an dengan berakhlak al-Qur’an.
4. Daftar pengajar di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.

59
60

Tabel 4.1
Daftar pengajar
No. Materi Pengampu
1. Tahfidz Qur’an Ustadz Tarom,Sy
2. Tahfidz Qur’an Ustadz Agus.S.Sos.
3. Tahfidz Qur’an Ustadz Aziz
4. Tafsir Tematik Ustadz Agus.S.Sos.
5. Ta’lim Bahasa Arab Ibu Hj. Maimunan.S.Pd.i
6. Kitab Hadist KH. Dr. Ali Nurdin, MA
7. Fiqih Ustadz Tarom,Sy
8. Kitab Jurmiyyah Ustadz Aziz
9. Kajian 17 Sikap KH. Dr. Ali Nurdin, MA
10. Tajwid Ustadz Agus.S.Sos.
11. Kitab Ta’allim Ustadz Tarom,Sy

5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor


Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan
1. Masjid 1 Baik
2. Meja Belajar 40 Baik
3. Soundsystem 1 Baik
4. Proyektor 1 Baik
5. Papan Tulis 2 Baik
6. Almari 40 Baik
7. Kipas 8 Baik
8. Kasur 40 Baik
9. Print 1 Baik
10. Laptop 1 Baik

6. Program Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor


61

a. Program harian

Tabel 4.3
Program harian

NO
JAM KEGIATAN KETERANGAN
.
1 03.30 - 03.40 Persiapan Tahajjud
4 Rakaat, 1 Witir ( Maqro' 1/4 Juz atau 5
2 03.40 - 04.00 Tahajjud Berjamaah
Halaman )
Persiapan Setoran Hafalan
3 04.00 - 04.30 Di Masjid
Baru
4 04.30 - 04.50 Sholat Subuh Berjama'ah Maqro' 1 Lembar / 2 Halaman
5 04.50 - 06.10 Setoran Baru Di Masjid, Aula dan Asrama
6 06.10 - 06.30 Sholat Dhuha Berjamaah 4 Rakaat ( Maqro' 1/4 Juz atau 5 Halaman )
7 06.30 - 07.00 Piket Lingkungan Pesantren
8 07.00 - 07.30 Sarapan Di Dapur
07.30 -
9 Kegiatan Masing – Masing
08.30 Olahraga, mencuci, mandi, dll.
08.30 –
10 Takrir Berjama’ah
10.00 Takrir 2 Juz Terbaru
Istirahat / Qoilullah /
11 10.00 - 11.00 Di Kamar / Di Asrama
Aktifitas Lain
Takrir 1 Juz Lama, Per Halaqah ( sistem
12 11.00 - 11.45 Takrir Halaqah Per Ayat
ayat-ayatan )
13 11.45 - 12.05 Sholat Dzuhur Berjama'ah Di Masjid
14 12.05 - 13.00 Setoran Lama Di Masjid, Aula dan Asrama
15 13.00 - 13.30 Makan Siang Di Dapur
16 13.30 - 14.30 Istirahat / Aktifitas Lain
17 14.30 - 15.10 Takrir Berjama'ah Takrir 1 Juz Lama
18 15.10 - 15.30 Sholat Ashar Berjamaah Di Masjid
62

Di Aula
19 15.30 - 16.30 Mengajar TPA ( Bagi yang tidak mengajar, melanjutkan
takrir / membuat hafalan baru / menulis )
Di Lapangan ( Bagi yang sudah
20
16.30 - 17.30 Olahraga menyelesaikan Takrir 5 Juz )
21 17.30 - 18.00 Makan Malam Di Dapur
22 18.00 - 18.20 Sholat Maghrib Berjama'ah Maqro' 1 Lembar / 2 Halaman
23 18.20 - 18.40 Kultum Di Masjid
24 18.40 – 19.30 Kajian Kitab Di Masjid
25 19.30 - 19.50 Sholat Isya Berjama'ah Maqro' 1 Lembar / 2 Halaman
Membuat Setoran Baru, Bagi Santri Baru
26 19.50 - 21.00 Jam Wajib Mengaji Menghafal & Menulis ( Di Masjid / Di Aula
)
Di kamar / Di asrama, kecuali bagi yang
27 21.00 - 03.30 Istirahat
terjadwal ronda

b. Program Mingguan

Tabel 4.4
Program mingguan

No. Hari Kajian

1 Malam Ahad Muhadhoroh


2 Malam Senin Evaluasi
Buka Bersama Bapak Pimpinan Pesantren Nurul
3 Malam Selasa
Qur’an
4 Rabu Pagi Kajian 17 Sikap/Kitab Jurmiyah Muhammadiyah
5 Malam Kamis Fiqih / Ta’lim Muta’alim/ Tafsir Tematik
Yasin dan Tahlil
6 Malam Jum'at
Maulid Diba’i
7 Jum’at pagi Al – Kahfi
8 Malam Sabtu Tajwid / Sholawat Nariyah
63

c. Program bulanan
Tabel 4.5
Program bulanan

No. Kegiatan Keterangan

1 Refresing ke Wisata Minggu Pertama


2 Khatmil Qur'an Bil Ghoib Musyrif Minggu Pertama
3 Nobar Film Minggu Ketiga
4 Khatmil Qur'an Bil Ghoib Santri Minggu Terakhir

B. Gambaran Program Kajian 17 Sikap


1. Definisi Program Kajian 17 Sikap
Program ini merupakan program yang berbentuk kajian berupa
ceramah yang diselenggarakan satu pekan sekali setiap hari rabu.
2. Perencanaan Program
Nama Pondok Pesantren : Nurul Qur’an Rumpin Bogor
Nama kegiatan : Kajian 17 Sikap
Kelas/Semester : Umum/Ganjil
Tema : 17 Sikap dalam Al-Qur’an
Alokasi Waktu : 60 Menit
Pelaksanaan : Setiap Hari Rabu, Pukul 05:00 WIB
Jumlah Pertemuan : 18 pertemuan (Bulan Juli-November)

a) Materi Kajian 17 Sikap


Tabel 4.6
Materi Kajian 17 Sikap

Pertemua Materi Program Kajian 17 Sikap


n ke
1. Pengenalan
64

2. Berakidah kuat
3. Istiqamah dalam beribadah
4. Jujur
5. Dermawan
6. Toleransi
7. Setia kawan
8. Disiplin
9. Bersungguh-sungguh
10. Gemar membaca
11. Rendah hati
12. Selalu bersyukur
13. Tidak mudah menyerah
14. Suka kebersihan dan peduli lingkungan
15. Tanggung jawab
16. Mandiri
17. Berpikir positif
18. Tertib

b) Metode Kajian 17 sikap


Tabel 4.7
Metode kajian 17 Sikap

No Metode Kajian 17 Sikap


1. Ceramah
2. Tanya jawab
65

c) Media, Alat dan Sumber Belajar

Tabel 4.8
Media, Alat dan Sumber Belajar

Media Alat Sumber belajar

microphone Buku Tulis Buku pedoman 17


sikap
Pulpen

d) Langkah-langkah pembelajaran

Tabel 4.9
Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan
 Kyai memberikan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, menanyakan kabar santri
 Kyai menanyakan terkait materi sebelumnya kepada santri
 Kyai menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran yang akan 15 menit
dicapai

2. Kegiatan Inti
A. Pertemuan ke-1
Kyai mengenalkan materi 17 sikap

B. Pertemuan ke-2
Kyai menjelaskan tentang sikap berakidah kuat
66

C. Pertemuan ke-3
Kyai menjelaskan tentang sikap istiqamah dalam beribadah

D. Pertemuan ke-4
Kyai menjelaskan tentang sikap jujur

E. Pertemuan ke-5 30 menit


Kyai menjelaskan tentang sikap dermawan

F. Pertemuan ke-6
Kyai menjelaskan tentang sikap toleransi

G. Pertemuan ke-7
Kyai menjelaskan tentang sikap setia kawan

H. Pertemuan ke-8
Kyai menjelaskan tentang sikap disiplin

I. Pertemuan ke-9
Kyai menjelaskan tentang sikap bersungguh-sungguh

J. Pertemuan ke-10
Kyai menjelaskan tentang sikap gemar membaca

K. Pertemuan ke-11
Kyai menjelaskan tentang sikap rendah hati

L. Pertemuan ke-12
Kyai menjelaskan tentang sikap selalu bersyukur

M. Pertemuan ke-13
67

Kyai menjelaskan tentang sikap tidak mudah menyerah

N. Pertemuan ke-14
Kyai menjelaskan tentang sikap suka kebersihan dan peduli
lingkungan

O. Pertemuan ke-15
Kyai menjelaskan tentang sikap tanggung jawab

P. Pertemuan ke-16
Kyai menjelaskan tentang sikap mandiri

Q. Pertemuan ke-17
Kyai menjelaskan tentang sikap berpikir positif

R. Pertemuan ke-18
Kyai menjelaskan tentang sikap tertib

3.
1. Kyai bertanya kepada santri terkait materi yang sudah dijelaskan
2. Kyai memimpin do’a penutup kegiatan pembelajaran 15 menit

e) Penilaian
Tabel 4.10
68

Penilaian

No Penilaian

1. Pengetahuan Santri
2. Menulis
3. Sikap santri

3. Kendala program
Seringkali terdapat santri yang mengantuk saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung.
4. Profil Pembicara
Dr. Ali Nurdin, MA, lahir di Boyolali, 26 Juni 1970. Saat ini pembicara
merupakan Pimpinan Cariustadz.id sekaligus sebagai salah satu Dewan Pakar
Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ). Dosen tetap Institut PTIQ Jakarta ini diamanahi
sebagai Wakil Rektor III di institusi tersebut dalam bidang kemahasiswaan.
Selain itu, pembicara yang aktif berdakwah di media sosial ini juga
merupakan Ketua Pembina Pusat Studi Akhlak dalam Al-Qur'an (PSAQ)
serta Khadim Ma’had Pesantren Nurul Qur’an.
Riwayat Pendidikan formalnya ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah di
Boyolali 1982, Madrasah Tsanawiyah di Boyolali 1985, Madrasah Aliyah di
Boyolali 1988, Institut PTIQ Jakarta (S-1) 1995, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (S-2 Tafsir-Hadis) 1999, dan gelar doktornya juga diraih di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ( S-3 Tafsir/ Program Doktor) 2005.
Selain pendidikan formal, pembicara juga menimba ilmu di lembaga
pendidikan nonformal, yaitu Pesantren Sunan Pandan Aran Yogyakarta
(khusus menghafal Al-Qur’an) : 1991, Daurah Lughat al-‘Arabiyah : 1995,
Kursus Bahasa Inggris IEC Jakarta : 1995, Dirasah Lughat al-‘Arabiyah
(Pusat Studi Islam al-Manar): 1996, dan Pesantren Darus-Sunnah (khusus
Hadis dan Ilmu Hadis): 2000.
Pembicara juga aktif dalam berbagai aktivitas organisasi dan
kemasyarakatan seperti Ketua SEMA PTIQ Jakarta: 1994, relawan pada
69

Yayasan Sosial Dzurriyyatan Thayyibah Jakarta: 1995 – 2000, relawan pada


Yayasan Sosial Ainal Mafar Jakarta: 1995 – sekarang, Pendiri dan Ketua
Yayasan Mahyuddin Ahmad Jakarta: 2005– sekarang, Koordinator Rabithah
Huffazh Al-Qur’an Indonesia; Organisasi para Penghafal Al-Qur’an Seluruh
Indonesia (RHQI) : 1995 – 2000, Sekretaris Yayasan Darus-Sunnah Jakarta:
1998 – Sekarang, Anggota Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an DEPAG
RI: 2002 – Sekarang, Pengasuh Rubrik Tanya Jawab majalah Hikmah
Jakarta: 2003 – 2004, Anggota Pengurus Pusat Jami’atul Qurra’ Wal Huffazh
(JQH) PB NU periode 2000 –2004 dan 2004 – 2009, Anggota Tim Penyusun
Tafsir Tematik Depag RI: 2007 – sekarang.
Kegiatan lainnya, pembicara juga menjadi nara- sumber tetap acara Tele
Tilawah TVRI: 2007 – 2008, dewan hakim pada acara Tele Dakwah TVRI:
2008 – sekarang, Anggota Dewan Pakar Tafsir Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ)
Jakarta, Pengasuh kajian Tafsir Al-Qur’an di berbagai tempat di Jakarta,
relawan program Re-Edukasi para Napi Teroris di Polda Metro Jaya 2009.
Karya tulis yang pernah dibukukan ialah: Konsep Al-Qur’an tentang
Manusia (tesis): 1999, Sejarah Pemalsuan Hadis (Jurnal al-Burhan) : 1999,
Wawasan Al-Qur’an tentang Hukum: 2001, 365 Hari Bersama Ujaran Nabi
(sudah terbit sepuluh jilid dari 12 jilid yang direncanakan (Erlangga, 2003
dan 2004 ), Qur’anic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Menurut
Al-Qur’an (Penerbit Erlangga: 2006) dan Al-Qur’an Solusi Kehidupan
(Nurummubin: 2018), Penjelasan 40 Hadis tentang Al-Qur'an (Nurummubin:
2019), Tirai Al-Qur'an (Nurummubin: 2020).
C. Deskripsi Data Penelitian
1. Analisis Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang Santri
Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor. Berikut ini adalah analisis
karakteristik responden.
Karakteristik responden dalam penelitian berdasarkan faktor usia
dapat dilihat dilihat pada tabel berikut ini:
70

Tabel 4.11
Deskripsi responden berdasarkan usia
No Usia Responden Frekuensi Persen
1 13 tahun 4 20%
2 14 tahun 4 20%
3 15 tahun 5 25%
4 16 tahun 3 15%
5 17 tahun 4 20%
Total 20 100%

Berdasarkan keterangan tabel diatas menunjukkan bahwa usia


responden dibagi menjadi 5 level. Maka dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki usia 13 tahun sebanyak 4 orang atau 20%, responden yang
memiliki usia 14 tahun sebanyak 4 orang atau 20%, responden
yangmemiliki usia 15 tahun sebanyak 5 orang atau 25%, responden yang
memiliki usia 16 tahun sebanyak 3 orang atau 15%, responden yang
memiliki usia 17 tahun sebanyak 4 orang atau 20%. Maka dapat
disimpulkan bahwa analisis karakteristik responden berdasarkan usia paling
banyak pada santri dengan usia 15 tahun dengan presentase 25%.
D. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Hasil pengujian validitas dalam penelitian ini untuk mengetahui valid
atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini menggunakan metode
pearson correlation, diketahui jumlah n yaitu 20 sehingga r table 0,444%.
Hasil uji validitas dapat ditunjukkan pada table dibawah ini:
1) Validitas item Variabel Kajian 17 sikap
71

Variabel Kajian 17 sikap terdiri dari 17 pernyataan maka pengujian


ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r table. Hasil uji
validitas ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Kajian 17 Sikap
No Nomor Item rhitung Rtabel Validitas
1 Item 1 0,665 0,444 Valid
2 Item 2 0,888 0,444 Valid
3 Item 3 0,845 0,444 Valid
4 Item 4 0,875 0,444 Valid
5 Item 5 0,892 0,444 Valid
6 Item 6 0,862 0,444 Valid
7 Item 7 0,888 0,444 Valid
8 Item 8 0,800 0,444 Valid
9 Item 9 0,872 0,444 Valid
10 Item 10 0,901 0,444 Valid
11 Item 11 0,822 0,444 Valid
12 Item 12 0,863 0,444 Valid
13 Item 13 0,868 0,444 Valid
14 Item 14 0,813 0,444 Valid
15 Item 15 0,860 0,444 Valid
16 Item 16 0,813 0,444 Valid
17 Item 17 0,798 0,444 Valid

Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan pada
variabel X memiliki nilai r hitung lebih besar daripada r tabel. Maka dari
itu seluruh pernyataan variabel X dinyatakan valid.
2) Validitas item Variabel Kajian 17 sikap
72

Validasi variabel kajian 17 sikap terdapat 17 item pernyataan


dimana pengujian ini dapat dibandingkan r hitung dan r tabel. Hasil dari
pengujian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Variabel Akhlak Santri
No Nomor Item rhitung Rtabel Validitas
1 Item 1 0,796 0,444 Valid
2 Item 2 0,677 0,444 Valid
3 Item 3 0,734 0,444 Valid
4 Item 4 0,853 0,444 Valid
5 Item 5 0,774 0,444 Valid
6 Item 6 0,792 0,444 Valid
7 Item 7 0,843 0,444 Valid
8 Item 8 0,567 0,444 Valid
9 Item 9 0,644 0,444 Valid
10 Item 10 0,734 0,444 Valid
11 Item 11 0,853 0,444 Valid
12 Item 12 0,734 0,444 Valid
13 Item 13 0,813 0,444 Valid
14 Item 14 0,853 0,444 Valid
15 Item 15 0,853 0,444 Valid
16 Item 16 0,796 0,444 Valid
17 Item 17 0,792 0,444 Valid

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan pada
variabel Y memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Maka dari itu
seluruh pernyataan variabel Y dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas
73

Uji reliabilitas pada penelitian ini memakai Cronbach Alpha


Coeficient dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari
0,60. Hasil pengujian reliabilitas setiap variabel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini, sebagai berikut :
Tabel 4.14
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
variabel variabel keterangan
X (kajian 17 sikap) 0,976 Reliabel
Y (akhlak santri) 0,946 Reliabel

Pada tabel 4.8 diatas menyatakan bahwa hasil pengujian reliabilitas pada
variabel brand image dan minat beli terdapat nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,060 yang menerapkan jika seluruh variabel
menunjukankuatnya reliabilitas.
2. Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji
One Sample Kolmigorov Smirov. Apabila nilai signifikansi diatas 0,05
maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika hasil One Sample
Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka
data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 4.15
74

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov


Unstandardized
Residual

N 20

Mean ,0000000
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation 5.18982835

Absolute ,152

Most Extreme Differences Positive ,091

Negative -,152

Kolmogorov-Smirnov Z ,152

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200b

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c.Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance

Pada tabel 4.9 diatas hasil uji normalitas diketahui nilai sign 0,200
> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi
normal.

Gambar 4.1
75

Histogram Uji Normalitas

Gambar 4.2
Histogram Hasil Normalitas

Gambar dari 4.1dan 4.2 dari kurva histogram dan kurva normal Q-
Q plot yang menunjukan jika data pada seluruh variabel penelitian
berdistribusi normal. Diperoleh bahwa grafik ogive lurus atau hampir
lurus. Artinya, sampel yang diambil berdasarkan dari populasi.
b. Uji Linieritas
76

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model


yang digunakan sudah linier atau tidak. Ada korelasi yang tinggi dalam
hubungan linier antar variabel. Apabila nilai signifikan lebih besar dari
0,05, sehingga terdapat hubungan linier yang signifikan. Berikut hasil
yang diperoleh dari uji linieritas:
Tabel 4.16
Hasil Uji Linearitas

Sum of df Mean F Sig.

Squares Square
Akhlak santri*Kajian 17
Sikap (Combined) 1618.375 91 179.819 7.908 .002

Between Groups 718.014 1 718.014 56.23 .001


Linierity
1

284.377 8 35.547 1.563 .250


Deviation From Liniearty

227.375 10 22.737

Within Groups Total 1845.750 19

Total

ANOVA Table

Pada Tabel 4.10 memperlihatkan nilai signifikansi Deviantion


From Linearity sebesar 0,013 lebih dari 0,05 atau 0,013 < 0,05.
Olehkarena itu, bisa di tarik kesimpulan yakni terdapat hubungan yang
linier dalam uji linieritas ini.
c. Uji Hipotesis
1) Uji Regresi Linear Sederhana
Salah satu cara untuk merepsentasikan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat adalah melalui regresi sederhana.
Perubahan variabel X akan selalu disertai dengan perubahan variabel Y
dalam regresi linier sederhana karena hubungan antara variabel bersifat
linier. Tabel uji regresi linier sederhana disediakan berikut ini:
77

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 1333.998 1 1333.998 46.921 .001b

1 Residual 511.752 18 28.431

Total 1845.750 19

a. Dependent Variable: Akhlak Santri

b. Predictors: (Constant), kajian 17 sikap

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa F hitung = 46,921


dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001 < 0,05, maka model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau dengan kata
lain ada pengaruh variabel X (Kajian 17 sikap) terhadap variabel Y
(Akhlak santri).
Tabel 4.12
Hasil Akhir Uji Regresi Linear Sederhana
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

1 .850a .723 .707 5.332

a. Predictors: (Constant), Pengaruh 17 sikap

Berdasarkan Tabel 4.12 diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi


atau hubungan (R) yaitu sebesar 8,50, Dari Tabel diatas diperoleh
koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23, yang mengandung
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17 sikap terhadap
variabel terikat Akhlak santri adalah sebesar 7,23%.

2) Uji Koefisien Determinasi (R2)


78

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent


terhadap variable dependent digunakan dengan analisis koefisien
determinasi (R2). Dalam penelitian ini nilai total koefisien determinasi
yang dipakai adalah nilai adjusted R2. Hasil uji determinasi sebagai
berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate

1 .850a .723 .707 5.332

Dari Tabel 4.13 diatas didapatkan nilai Adjustred R2 (koefisien


determinasi) sebesar 7,07 yang artinya pengaruh variabel independent
Kajian 17 sikap (X) terhadap variabel dependen Akhlak santri (Y)
sebesar 7,07%.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Kajian 17 Sikap
terhadap Akhlak Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor”
dengan jumlah responden 20 Santri dari Mulai usia 13 tahun sampai 17 tahun
(SMP-SMA).
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengaruh Kajian 17 sikap terhadap Akhlak santri Pondok Pesantren Nurul
Qur’an Rumpin Bogor. Dapat dilihat dari hasil penelitian data ini sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil dari Uji Validitas dan Uji Reliabilitas pada variabel X
(Kajian 17 sikap) dan variabel Y (Akhlak santri) dapat diketahui semua
butir soal angket dari variable Kajian 17 sikapdan Akhlak santri
menunjukan r hitung lebih besar dari r tabel (0,444), sehingga semua butir
79

soal dinyatakan valid. Dari hasil Uji Reliabilitas diatas dapat diketahui
pada variabel Kajian 17 sikap dan Akhlak santri terdapat nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,060 yang menerapkan jika seluruh variabel
menunjukan kuatnya reliabilitas.
2. Berikut ini adalah hasil Analisa dari Uji normalitas dengan menggunakan
metode Kolmogrov-Simogrov dengan bantuan SPSS Versi 27. Diketahui
bahwa nilai signifikan yang didapatkan 0,200 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
3. Uji Linieritas dihitung dengan menggunakan SPSS Versi 27, Adapun hasil
dari uji linieritas dalam penelitian ini adalah kelinieran antara variabel X
Kajian 17 sikap dan variabel Y Akhlak santri dapat diketahui dari nilai
signifikansi yang didapat yaitu sebesar 0,250 lebih besar dari 0,05. Oleh
karena itu dapat disumpulkan yakni antara hubungan variabel X Kajian 17
sikap dan variabel Y Akhlak santri bersifat linier.
4. Selanjutnya perhitungan Uji Regresi Linier Sederhana digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas (independent)
terhadap variabel terikat (dependen). Dan dapat diketahui bahwa nilai F
hitung = 46,921 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001 < 0,05, maka
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau
dengan kata lain ada pengaruh variabel X Kajian 17 sikap dan terhadap
variabel Y Akhlak santri. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23,
yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17
sikap terhadap variabel terikat Akhlak santri adalah sebesar 7,23%.
5. Terakhir pengukuran ketetapan model dalam menerangkan variabel
dependen, maka digunakan koefisien determinasi menunjukan hasil bahwa
dapat diketahui nilai Adjustred R2 sebesar 7,07, yang artinya pengaruh
variabel independent Kajian 17 sikap (X) terhadap variabel dependen
Akhlak santri (Y) sebesar 7,07% sisanya dipengaruhi oleh varibel-variabel
lain diluar model penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh program kajian 17 sikap
terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor, maka
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebegai berikut:
Berdasarkan Uji Regresi Linier Sederhana yang digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas (independent)
terhadap variabel terikat (dependen). Dan dapat diketahui bahwa nilai F hitung
= 46,921 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001 < 0,05, maka model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi variabel partisipasi atau dengan kata lain ada
pengaruh variabel X Kajian 17 sikap dan terhadap variabel Y Akhlak santri.
Koefisien determinasi (R Square) sebesar 7,23, yang mengandung pengertian
bahwa pengaruh variabel bebas Kajian 17 sikap terhadap variabel terikat
Akhlak santri adalah sebesar 7,23%.
Berdasarkan Uji koefisien determinasi yang digunakan untuk menentukan
seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel Independent terhadap
variabel dependen, menunjukan hasil bahwa dapat diketahui nilai Adjustred R2
sebesar 7,07, yang artinya pengaruh variabel independent Kajian 17 sikap (X)
terhadap variabel dependen Akhlak santri (Y) sebesar 7,07% sisanya
dipengaruhi oleh varibel-variabel lain diluar model penelitian ini. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa kajian 17 sikap memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin
Bogor, maka Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak,
karena program sudah berjalan dengan baik, santri disiplin dalam mengikuti
program sehingga dapat membangun akhlak yang baik yg diajarkan dalam Al-
Qur’an.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran untuk penelitian yaitu sebagai
berikut:

80
81

1. Untuk Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor disarankan


agar dapat memperhatikan kembali alokasi waktu untuk program
kajian 17 sikap, sehingga bisa menjadi program unggulan untuk dapat
mencetak generasi yang berakhlak Al-Qur’an.
2. Untuk para pengajar di Pondok Pesantren Nurul Qur’an disarankan
agar selalu konsisten dalam memberikan keteladanan yang kepada
para santrinya, sehingga santri benar-benar merasa diberikan contoh
dalam mengamalkan akhlak yang baik. Selain itu, agar selalu
mengembangkan kemampuan dalam mengajar sehingga santri dapat
memahami dengan mudah materi yang disampaikan oleh pengajar.
3. Untuk para santri di Pondok Pesantren Nurul Qur’an disarankan agar
tetap bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an, mempelajari Ilmu-
ilmu Al-Qur’an dan mengamalkan akhlak yang diajarkan dalam Al-
Qur’an.
4. Untuk para peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
literatur, khususnya pada penelitian variabel yang sama untuk
mengungkapkan temuan-temuan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Masykuri. Islam Agama Kedamaian, (Kompas: Jakarta, 2021).
Abitolkha, Amir Maliki dan Muhammad Basyrul Muvid, Islam Sufistik:
Membumikan Ajaran Tasawuf yang Humanis, Spiritualis dan Etiis,
(Purwokerto: Pena Persada, 2020).
Admin KPAI. “202 Anak Tawuran dalam Dua Tahun”, dalam
https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-202-anak-tawuran-dalam-dua-tahun
diakses pada 8 september 2018.
Admin KPAI. “Catatan Pengawasan Perlindungan Anak di Masa Transisi
Pandeemi; Pengasuhan Positif, Anak Indonesia Terbebas dari Kekerasan”,
dalam https://www.kpai.go.id/publikasi/catatan-pengawasan-
perlindungan-anak-di-masa-transisi-pandemi-pengasuhan-positif-anak-
indonesia-terbebas-dari-kekerasan diakses pada 20 januari 2023.
Afif, M. Iqbal. Merevisi Prinsip Muslim Milenial, (jakarta: Gramedia, 2020).
Ahmad, Hariadi dan Lalu Andry Adifa Maulana, “Pengaruh Teknik Video
Edukasi Terhadap Berfikir Positif Siswa SMPN 16 Mataram”, Jurnal
Realita, Vol. 4. No. 07, 2019.
Al Alawi, Muhlis. “Kasus Penganiayaan di Ponpes Gontor, Santri MFA didakwa
Keroyok Juniornya hingga Tewas”, dalam
https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/230732178/kasus-
penganiayaan-di-ponpes-gontor-santri-mfa-didakwa-keroyok-juniornya-
am, diakses pada 22 Februari 2023.
Ali, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).
Arif, Mahmud. Akhlak Islami dan Pola Edukasinya, (Jakarta: Kencana, 2021).
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (t.tp: t.p,
2001).
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2016).
Aslamiyah, Siti Suwaibatul. et.al, Pendidikan Akhlak dengan Literasi Islami,
(Lamongan: Nawa Litera Publishing, 2021).

82
83

Asroruddin, Muhammad. Belajar Akidah Akhlak, (Yogyakarta: DEEPUBLISH,


2015).
Asy-Syaami, Shaleh Ahmad. Berakhlak dan Beradab Mulia: Contoh-contoh dari
Rasulullah, (Jakarta: Gema Insani, 2005).
Atanto, Nugroho Eko dan Umi Muzayanah, “Sikap Toleransi Beragama Siswa
Madrasah Aliyah di Kabupaten Kendal Jawa Tengah”, Jurnal Smart, Vol.
6. No 02, 2020.
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, jilid II, (Bandung:
Pustaka Setia, 2010).
Bayu, Dimas. “Indonesia miliki 26,975 pesantren” dalam
https://dataindonesia.id/ragam/detail/indonesia-miliki-26975-pesantren-
ini-sebaran-wilayahnya, diakses pada 5 mei 2022.
Cahya, Fajar Septiana., et.al, “Nilai-Nilai Karakter dalam Kitab Al-Akhlaq Lil
Banin Karya Syekh Umar Bardja”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 12, No.1,
(Tahun 2016).
Darmadi, Arsitektur Akhlak dan Budi Pekerti dalam Interaksi Lintas Budaya,
(Lampung: Swalova Publishing, 2019).
Darmadi, Membaca Yuk, (t.tp: t.p, t.th), h. 10-11.
Dhofier, Zamkhasyari. Tradisi Pesantren, (Jakarta: Mizan, 2016).
Dhofier,Zamakhsyari. Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
(Jakarta: LP3ES, 1984).
Endriani, Ani.“Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Sikap Disiplin
Siswa”, Jurnal Pedagogy, Vol. 4. No. 02, 2020.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
(Semarang: Universitas Diponegoro,2018).
Gujarati, Damodar N. Ekonometri Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2003).
Hakim, Arif Rahman dan Nur Ikhsan Kharisma Sitorus, “Menumbuhkan Sikap
Dermawan Pada Peserta Didik Di Lingkungan Sekolah”, Jurnal
Pendidikan dan Anak Usia Dini, Vol. 4. No. 03, 2023.
Hardisman, Tuntunan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Sunnah, (Padang: Andalas
University Press, 2017).
84

Hasil Wawancara dengan Pengajar Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin


Bogor.
Hemawati, et.al., Hadist Tarbawi (Medan: Merdeka Kreasi, 2022).
Herman, “Sejarah Pesantren di Indonesia”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 06 No. 02,
2013.
Hermino, Agustinus. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter, (Bandung:
Alfabeta, 2014).
Ilham, Arifin dan Yudy Effendy, 4 Zikir Superdahsyat, (Jakarta: Qultum Media,
2011).
Indra, Hasbi. Pendidikan Keluarga Islam membangun generasi unggul,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017).
Izuddin, Solikhin Abu. Back To Tarbiyah, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2016).
Justitia, Sutji. Adab Menjaga Pergaulan dalam Islam, (San Francisco: Blurb,
2021).
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid x, (Jakarta: Percetakan
Ikrar Mandiri Abadi, 2010).
Kurniawan, Rahmat. Mulai Kembali ke Titik Nol, (Sidoarjo: Genta Group
Production, 2020).
Lestari, Rahmadiani kartika. “Merajalelanya kasus bullying” dalam
https://www.qureta.com/post/merajalelanya-kasus-bullying, diakses pada
5 januari 2023.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter, (Bandung: Nusa Media, 2018).
Lil Banin Karya Syekh Umar Bardja”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 12, No.1,
(Tahun 2016).
Lubis, Bernard. “Syukur Dengan Kebahagiaan Remaja”, Jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan, Vol. 5. No 04, 2019.
Lubis, Silvia Sandi Wisuda. “Membangun Budaya Literasi Membaca dengan
Pemanfaatan Media Jurnal Baca Harian”, Jurnal Pendidikan, Vol. 9. No.
01, 2020.
Madjid, Nurcholish. Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:
Paramida, 2016).
85

Makbuloh, Deden. Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja grafindo, 2012).
Mulyadi dan Adriantoni, Psikologi Agama, (Jakarta: Kencana, 2021).
Munawaroh, Ovi dan Hilyah Ashoumi, Budaya Religius, (t.tp, t.p, t.th).
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Arab Indonesia Al-Munawwir, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997).
Munthe, Ashiong P. “Pentingnya evaluasi program di Institusi pendidikan”,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, vol. 5 No. 02, 2015.
Musbikin, Imam. Pendidikan Karakter Disiplin, ( t.tp: Nusa Media, 2021).
Musbikin, Imam. Penguatan Karakter Kemandirian, Tanggung Jawab dan Cinta
Tanah Air, (t.tp: Nusa Media, 2021).
Nasar, M. Fuad. Capita Selecta Zaka:Esei-esei Zakat, Aksi Kolektif Melawan
Kemiskinan, (Yogyakarta: GRE PUBLISHING, 2018).
Nurdin, Ali. Al-Qur’an Solusi Kehidupan, (Tangerang Selatan: Yayasan
Nurummubin, 2019).
Nurjaman, Andri. Santrilogi: Berbicara Segala Hal persepektif Seorang Santri,
(t.tp, t.p, t.th).
Priyono, Menata Akhlak, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2019).
Qhadir, Muhammad. Tetaplah Bersyukur, (Yogyakarta, DIVA Press, 2017).
Rahman, Izzal Afifir. Jujur Kunci Hidup Makmur: Nilai Kejujuran dalam Al-
Qur’an, (Kota Batu: Beta Muroqi).
Rahman, Patur. “Konsep Istiqamah dalam Islam”, Jurnal Studi Agama, Vol. 2.
No. 02, 2018.
Rezekiyah, Puja Tri. Islamiani Safitri dan Risma Delima Harahap, “Analisis
Nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika”,
Jurnal Cendekia, Vol. 6. No. 02, 2022.
Riski, Anisa. “Akhlak generasi zaman Now”, dalam
https://www.kompasiana.com/anisariski/5a95be56f13344367940d552/akhl
ak-generasi-zaman-now diakses pada 28 Februari 2018.
Salamah, Saadatus dan Abdul Muiz, Nilai-nilai Akhlak dalam Surat Ad-Dhuha,
(Sukabumi: Haura Utama, 2022).
86

Sali, Muhammad. Mendisiplinkan Santri, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,


2019).
Segati, Ahda. “Penyuluhan Sikap Tawadhu (Rendah Hati) Di Panti Asuhan Putri
Aisyiyyah (PDA Kota Pekanbaru, Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol. 1. No. 03, 2022.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie, Metode Penelitian Untuk Bisnis, Pendekatan
Pengembangan Keahlian, (Jakarta: Salemba Empat, 2017).
Shihab, M Quraish. Yang Hilang Dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: PT.
Lentera Hati, 2016).
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta:
LP3ES, 2014).
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainya, (Bandung: PT Rosdakarya,
2011).
Subhie, Muhiyi. Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia, 2023).
Sudana, I Made dan Rahmat Heru Setianto, Metode Penelitian Bisnis & Analisis
Data dengan SPSS, (Jakarta: Erlangga, 2017).
Sugiyono. Metode Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
R&D,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
Suharyat, Yayat. “Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia”, Jurnal
Region, vol I. No. 03, 2009.
Sutisna, Indriya dan Intan Dwi Wijayanti, “Peran Majelis Ta’lim dalam Penguatan
Aqidah Masyarakat Muslim Indonesia di Los Angeles Amerika (Studi
Kasus IMFO), Jurnal Pendidikan Islam, Vol 12. No 01, 2023.
Syam, Herman. Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an itu sulit?!, (Yogyakarta: Pro-
U Media, 2015).
Syarbini, Amirullah dan Sumantri Jamhari, Jika Sungguh-sungguh Pasti Berhasil,
(Bandung: Ruang Kata, 2012),
Syiraj, Said Agil. Pesantren Masa Depan, Wacana Pemberdayaan dan
Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).
87

Tadjid, Heri Kurniawan. Berpikir Positif dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits itu ada
Seninya, (Yogyakarta: Araska, 2019).
Tenrie, M. Shabran. Studi Korelasional Antara Kompensasi dan Sikap Guru
Terhadap Tugas Dengan Disiplin Kerja Guru, (Bekasi: Pascasarjana
UNISMA, 2005).
Thohir, Muhammad. Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar, (Jakarta:
Lentera Hati, 2009).
Tim Tv One. “5 Kasus Pelecehan Seksual dalam Lingkungan Pondok Pesantren di
Indonesia, Para Pelaku Berkedok Petinggi Ponpes”, dalam
https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/53529-5-kasus-pelecehan-
seksual-dalam-lingkungan-pondok-pesantren-di-indonesia-pelaku-
berkedok-petinggi-ponpes?page=4, diakses pada 14 juli 2022.
Wahyudi, “Taat, Tertib dan Disiplin sebagai identitas kehidupan berjamaah”
dalam https://minanews.net/taat-tertib-dan-disiplin-sebagai-identitas-
kehidupan-berjamaah/, Diakses pada 24 Mei 2017.
Wijaya, Hari dan Triton, Pedoman Penuisan Ilmiah Tesis dan Skripsi (t.tp: t.p,
2007).
Xo, Sugy. “Pengertian Program” dalam
https://www.infomase.com/pengertianprogram/#Pengertian_Program_Sec
ara_Umum, Diakses pada 8 juni 2022.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 2. Angket Penelitian

Kuesioner Pengaruh Program kajian 17 Sikap terhadap Akhlak Santri Pondok


Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin:

Bagian A. Variabel X

No Keterangan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak


kadang pernah
1. Saya memahami penjelasan tentang
sikap berakidah kuat

2. Saya memahami penjelasan tentang


sikap istiqamah dalam ibadah
3. Saya memahami penjelasan tentang
sikap jujur
4. Saya memahami penjelasan
tentang sikap suka berbagi
5. Saya memahami penjelasan tentang
sikap toleransi
6. Saya memahami penjelasan tentang
sikap setia kawan
7. Saya memahami penjelasan
tentang sikap disiplin
8. Saya memahami penjelasan tentang
sikap bersungguh-sungguh

9. Saya memahami penjelasan


tentang sikap gemar membaca

10. Saya memahami penjelasan tentang


sikap rendah hati
11. Saya memahami penjelasan tentang
sikap selalu bersyukur
12. Saya memahami penjelasan tentang
sikap tidak mudah menyerah
13. Saya memahami penjelasan tentang
sikap suka kebersihan dan peduli
lingkungan
14. Saya memahami penjelasan tentang
sikap tanggung jawab
15. Saya memahami penjelasan tentang
sikap mandiri
16. Saya memahami penjelasan tentang
sikap berpikir positif
17. Saya memahami penjelasan tentang
sikap tertib

Bagian B. Variabel Y
No Keterangan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
1. Saya meyakini bahwa Allah
selalu ada dalam kondisi
apapun, kapan pun dan
dimanapun..
2. Saya membaca Al-Qur’an setiap hari.

3. Saya menonton video negatif

4. Saya berolahraga.

5. Saya makan dengan teratur.

6. Saya mudah merasa puas dalam


belajar.
7. Saya sabar dalam belajar.

8. Saya berkata baik kepada kedua


orang tua.
9. Saya mengikuti nasihat kedua orang
tua.
10. Saya melawan nasihat kedua
orang tua saya.

11. Saya menyapa teman saya ketika


bertemu.
12. Saya tidak berbaur dengan teman-
teman.
13. Saya sopan ketika berjalan ditempat
umum
14. Saya meminta izin ketika mau masuk
ke rumah orang lain.
15. Saya membuang sampah
sembarangan.

16. Saya menggunakan air secukupnya.

17. Saya ikut serta dalam kegiatan


membersihkan lingkungan sekitar.
Lampiran 3. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel X
Responden ke - x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 total
1 3 4 5 4 3 5 4 5 4 3 5 3 4 5 3 5 5 65
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
7 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 73
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
9 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 77
10 5 3 4 4 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 5 3 5 69
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
12 5 5 3 4 3 4 5 3 5 4 3 5 3 5 5 5 3 70
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
19 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
20 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83

Lampiran 4. Hasil Tabulasi Angket Penelitian Variabel Y


RESPONDEN KE- Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 TOTAL
1 5 4 5 4 3 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 76
2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84
3 5 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5 75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
5 4 5 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 3 5 4 4 3 66
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 70
8 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 4 5 77
9 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 77
10 3 3 4 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 3 4 3 5 62
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
12 5 5 3 4 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 5 4 63
13 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 70
14 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
16 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 83
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 84
18 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 84
19 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 66
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
Lampiran 5. Hasil output SPSS variabel X

Lampiran 6. Hasil output SPSS variabel Y


Lampiran 7. Dokumentasi Penyebaran Angket
Lampiran 8. Dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor
Lampiran 9. Dokumentasi Buku Panduan 17 Sikap
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Rizki Ainurrafik
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 31 Mei 2001
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Status : Belum menikah
6. Alamat : Pamulang, Tangerang Selatan

B. DATA PENDIDIKAN
1. MI Nurul Falah Asem
2. SMPIT Al-Madany
3. MA Al-Mukhlishin
4. Universitas PTIQ Jakarta

Anda mungkin juga menyukai