Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan Ridho-Nya sehingga kalian bisa menyelesaikan materi pada Bab 6 tentang Hak dan
Kewajiban dalam Berdemokrasi. Semoga kalian mendapatkan nilai yang memuaskan pada
ulangan harian Bab 6 sehingga kalian dapat menyelesaikan materi berikutnya dengan hasil
yang memuaskan.
Amatilah peta Indonesia berikut ini
Sebelum lebih jauh kita akan mendalami Bab 7, ada baiknya kalian amati dan simak
gambar tersebut di atas. Coba kalian perhatikan gambar tersebut? Bagaimana usaha kita agar
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh? Mengapa musyawarah mufakat
dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
lebih diutamakan? Silahkan kalian membuat beberapa pertanyaan yang dapat menyadarkan
rakyat Indonesia agar menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman
dalam dan luar negeri.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………
Daerah atau provinsi mana yang pernah kalian kunjungi?Berapa jumlah pulau di
Indonesia?Berapa jumlah bahasa di Indonesia?Mengapa kebudayaan setiap daerah di
Indonesia berbeda-beda?Selain kebudayaan, apa saja yang berbeda?
Kalian harus ingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang
terdiri atas pulau-pulau yang dibatasi oleh laut dan selat. Sebagai sebuah Negara kepulauan
yang terdiri dari banyak etnis dan budaya, Indonesia menghadapi berbagai kemungkinan
adanya perpecaan yang dapat menjadi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan,
kesatuan bangsa. Untuk menyiasati hal tersebut, berbagai upaya tengah dilakukan. Salah
satunya diterapkan dalam berbagai aspek, yakni diwajibkan kepada seluruh masyarakat untuk
memupuk komitmen persatuan dalam keberagaman, seperti tidak menyinggung SARA, harus
saling menghormati antaragama dan keyakinan, serta menghargai perbedaan budaya.
Oleh karena itu, pada bab ini akan dibahas bagaimana pentingnya peran kalian
sebagai generasi muda dalam upaya menjaga integrasi bangsa dalam konteks Bhinneka
Tunggal Ika. Dengan demikian, akan muncul karakter bangsa yang tercermin lewat generasi
muda yang mampu menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan, serta sikap
saling toleransi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Tugas Mandiri
Carilah berita dimedia cetak, elektronik atau sumber lain dengan jujur dan cermat tentang peristiwa
yang dapat menimbulkan pecahnya persatuan bangsa Indonesia. Kemudian berikanlah komentar
atau pendapatnya.
Nama peristiwa
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Penyebab peristiwa
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Pendapat kalian
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Indonesia merupakan Negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan
konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik,
budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan
negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan
sebagainya dibandingkan dengan negara lain. Pernahkah kalian mendengar atau membaca
peristiwa konflik antarsuku di Indonesia?atau konflik yang mengatasnamakan wilayah atau
daerah?Jadikanlah peristiwa konflik tersebut sebagai pelajaran agar tidak terjadi kembali di
masa yang akan datang. Konflik dapat mengakibatkan perpecahan dan akhirnya merugikan
seluruh rakyat Indonesia.
Tugas Mandiri
Coba kalian cari informasi di internet atau sumber lain tentang nama provinsi beserta, nama
bahasanya, rumah adat dan tariannya. Kemudian, tuliskan dalam kolom berikut.
Tabel 7.1. Nama Provinsi
No Nama Provinsi Bahasa Daerah Rumah adat Tariannya
1.
2.
3.
4.
5.
Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang
tertanam disetiap warga negara Indonesia. Namun, dalam kenyataanya masih ada konflik
yang terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, rasa atau antargolongan tertentu. Hal ini
menunjukkan yang ada harusnya bisa menjadi modal bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa
yang kuat. Untuk mendukungnya, diperlukan persatuan yang kokoh dan kuat. Tetapi, masih
banyaki permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satunya masih ada bentrokan yang
mengatasnamakan suku tertentu dalam hal penggarapan lahan pertanian atau hutan. Hal ini
menunjukkan belum adanya kesadaran akan sikap komitmen persatuan dalam keberagaman
di Indonesia. Komitmen akan persatuan akan tegak jika peraturan yang mengatur masalah
suku atau hak individu ditegakkan dengan baik.
Jika bentrokan ini diakibatkan karena masalah berkaitan dengan hukum, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur dalam Pasal 28D Ayat
(1) bahwa ”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Dengan demikian, permaslahan dan
bentrokan bisa dihindari dengan memberikan perlindungan secara penuh kepada setiap warga
negara.
Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu adanya toleransi yang tinggi
antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali dan mencintai budaya
lain dengan cara pengenalan budaya adalah hal yang perlu dibudayakan. Contoh nyata
implementasi hal tersebut adalah dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di
Indonesia. Dengan demikian setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama lain.
Tugas Mandiri
Diskusikanlah bersama teman kalian tentang sikap yang harus dilakukan dalam
menjaga persatuan dan kesatuan negara di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
bangsa. Apa akibatnya jika tidak dilakukan dan bagaimana cara membiasakannya. Tuliskan
dalam kolom berikut.
2. Sekolah
3. Masyarakat
Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban. Hal
ini agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain dan
diri sendiri. Misalnya, pertumbuhan pembanguanan infrastruktur (jalan dan jembatan) di satu
daerah dengan daerah lainnya harus sama. Jika berbeda akan terjadi kecemburuan dan
berakibat terganggunya integrasi nasional. Dengan demikian, sangat penting integrasi
nasional bagi pembangunan bangsa dalam masyarakat yang berbeda-beda. Setiap warga
masyarakat didaerah harus menyadari perbedaan etnik, suku, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya jangan dijadikan sebagai pemicu disintegrasi nasional. Oleh karena itu, kalian
harus memahami hak, dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu kewajiban sebagai warga negara adalah menjaga integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana cara menjaga integrasi tersebut?Kalian tentu
pernah melihat di televisi atau membaca di media massa, anggota TNI yang ditempatkan
diujung pulau untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Memang saat ini Indonesia tidak dalam keadaan atau suasana peperangan, tetapi
negara menuntut kita sebagai warga negara untuk ikut serta menjaga integrasi nasional.
Tugas Mandiri
Diskusikan dengan teman kalian tentang beberapa sikap dan perilaku yang dapat
menyebabkan disintegrasi nasional di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa.
Tabel 7.4. Penyebab Disintegrasi
Lingkunga Sikap dan Perilaku yang Akibat dari Sikap Alternatif agar Tidak
n Menyebabkan Disintegrasi dan Perilaku Terulang
Nasional Tersebut
Keluarga …………………………………. ………………………. …………………………
. ………………………. …………………………
…………………………………. .
Sekolah …………………………………. ………………………. ………………………….
. . ………………………….
…………………………………. ……………………….
. .
Masyarakat …………………………………. ………………………. ………………………….
. ………………………. ………………………….
…………………………………. .
.
Bangsa …………………………………. ………………………. ………………………….
. ………………………. .
…………………………………. . ………………………….
. .
Semua rakyat Indonesia harus memiliki sikap untuk mempersiapkan diri jika ada
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang mengganggu integrasi nasional.
Kalian juga wajib ikut serta dalam menjaga integrasi nasional dari segala macam
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Oleh karena itu, kalian sebagai warga negara yang baik wajib menaati semua peraturan-
peraturan yang berlaku.
3. Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
a. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah
2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika
3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan muncul semangat nasionalisme dikalangan
bangsa Indonesia.
b. Faktor pendukung integrasi nasional
1) Penggunaan bahasa Indonesia
2) Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam suatu bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia
3) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
4) Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
5) Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang diderita.
c. Faktor penghambat integrasi nasional
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
2) Kurangnya toleransi antargolongan
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat indonesia terhadap ancaman, gangguan dari luar
4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan
Dalam upaya untuk mencapai integrasi nasional dengan cara menjaga keselarasan
antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi
masyarakat dalam proses integrasi nasional.
1. Peran Pemerintah
a. ……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
b.
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
d.
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
e. ……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Partisipasi Masyarakat
a. ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
b.
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
d.
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
e. …………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
C. Membangkitkan Kesadaran Warga Negara untuk Bela Negara
1. Kesadaran Warga Negara
Amatilah gambar berikut
Coba kalian cari di Internet atau sumber lain mengenai contoh bentuk kesadaran
warga negara untuk bela negara. Kemudian berikanlah pendapat atau komentar.
Coba amati cerita fiktif berikut ini dengan teliti dan seksama
Elan adalah seorang pelajar. Di sekolah Elan terkenal sebagai anak yang suka membuat
masalah. Elan sering diingatkan oleh bapak atau ibu guru untuk tidak membuat masalah yang
membuat orang lain terganggu di sekolah. Misalnya, meminta uang secara paksa, melakukan
tawuran, dan mengganggu adik kelas yang sedang belajar. Bahkan Elan sudah membuat surat
perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut di hadapan Kepala sekolah dan
orang tuanya. Namun, Elan tetap belum sadar akan sikap dan perbuatannya. Akhirnya,
dengan terpaksa sekolah mengeluarkan Elan dari sekolah setelah beberapakali diperingatkan.
4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Tugas Kelompok
Diskusikanlah dengan teman kalian atau buatlah kelompok yang terdiri atas laki-laki dan
perempuan berjumlah 5-7 orang. Carilah informasi atau data dari berbagai sumber, baik
dimedia cetak atau elektronik (internet) tentang contoh kasus ancaman, terhadap negara
Indonesia. Buatlah laporannya berbentuk makalah. Kemudian setelah selesai dibuat,
dipresentasikan didepan kelas dalam kegiatan gelar kasus (show case).
1. Bagaimana pendapat kalian dengan kemenangan Timnas U-19 atas Vietnam di Piala AFC
2013?
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Apa yang akan dilakukan jika salah satu pemain Timnas U-19 adalah kalian?
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Setujukah dengan pemberian beasiswa kepada para pemain?
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Apakah kemenangan ini menunjukkan sikap bela negara para pemain Timnas?alasannya
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5. Bagaimana mempertahankan jiwa dan semangat bela negara para pemain muda Timnas U-19
ini?
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Segala usaha untuk membela negara, mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan bangsa merupakan hak dan kewajiban setiap warga
negara. Semua usaha tersebut dapat dilakukan disegala bidang, seperti dilakukan oleh para
pemain Timnas U-19 yang melaksanakan kewajiban membela negara dalam bidang olahraga.
Dapatkah kalian menyebutkan bidang yang lainnya selain bidang olahraga?
Tugas Mandiri
Diskusikan dengan teman kalian mengenai sikap dan perbuatan yang kurang
menunjukkan komitmen, kecintaan pada tanah air, tidak memiliki jiwa patriotisme, tidak mau
rela berkorban, dan tidak perhatian terhadap pelaksanaan bela negara dalam bidang hukum,
ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
N Bidang Sikap dan Perbuatannya Langkah
o Penyelesaiannya
1 Hukum ……………………………………. ………………………
. ……………………………………. ……….
……………………………………. ………………………
……….
………………………
……….
2 Ekono ………………………………. ………………………
. mi ………………………………. ……….
………………………………… ………………………
……….
………………………
………..
3 Pendidi ……………………………………… ………………………
. kan …………………………………………………………… ……….
………………… ………………………
……….
………………………
……….
4 Sosial ………………………………. ………………………
. Budaya …………………………………………………………… ……….
……………….. ………………………
………..
………………………
……….
5 Pertaha ………………………………. ………………………
. nan …………………………………………………………… ……….
Keama ………………… ………………………
nan ……….
………………………
……….
TUGAS KELOMPOK
Diskusikanlah dengan teman kalian atau buatlah kelompok yang terdiri atas laki-laki dan
perempuan berjumlah 5-7 orang Carilah berita atau kasus dengan cermat dan tanggung jawab di
media cetak atau elektronik mencerminkan sikap dan perbuatan yang mengancam rasa kebhinneka
Tunggal Ikaan. Bagaimana hubungan antara ancaman dengan lemahnya rasa kebhinneka Tunggal
Ikaan? Buat laporan hasil diskusi kelompok dalam bentuk tertulis (makalah) tersebut. Kemudian,
presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
Catatan :
Laporan hasil diskusi kelompok dan ditandatangani orang tua kalian !
REFLEKSI :
Setelah mempelajari mengenai Merajut Kebersamaan dalam Kebhinnekaan, manfaat apa saja
yang dapat Kalian dapatkan dari pembelajaran tersebut ?
RANGKUMAN
1. Kata Kunci
Kata Kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pada bab ini, yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kebhinnekaan, integrasi, persatuan, bela
negara, archipelago, dan kesadaran.
2. Intisari Materi
Setelah kalian mempelajari Bab 7 tentang Merajut Kebersamaan dalam Kebhinnekaan,
dapat kita simpulkan antara lain
a. Setiap warga negara wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman,
gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
b. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.Tantangan adalah hal atau
usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.Hambatan adalah Usaha yang berasal
dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional.Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
c. Sikap-sikap yang harus dihindari agar perilaku toleransi tetap ada dan terjaga sehingga
kehidupan beragama di masyarakat aman dan damai. Sikap tersebut adalah fanatik yang
berlebihan, ekstremisme dan eksklusivisme.
2. Integrasi Nasional
A. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”. Integrasi berasal
dari bahasa Inggris, Integrate artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya
bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan
antropologis.
1) Secara Politis
Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2) Secara Antropologis
Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
B. Syarat Integrasi
1) Anggota – angota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan –
kebutuhan satu dengan yang lainnya.
2) Terciptanya kesepakatan ( consensus) bersama mengenai norma – norma dan nilai –
nilai social yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
3) Norma – norma dan nilai – nilai social dijadiakan aturan baku dalam melangsukan proses
integrasi social.
3. Bela Negara
A. Pengertian Bela Negara
Sebelum membahas lebih jauh mengenai bela Negara, sebaiknya kalian memahami
terlebih dahulu pengertian bela negara. Menurut penjelasan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang Pertahanan Negara, Upaya Bela
Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Bukan hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan kehormatan
warga negara sebagai wujud pengabdian dan rela berkorban kepada bangsa dan negara.
Bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela
serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan
setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam
pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan undang-undang.
Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus
didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada
kekuatan sendiri. Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 1 ayat 1, yaitu Pertahanan Keamanan Negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan
keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan terhadap bangsa dan
negara.
Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan. Dalam
Alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa pun
harus diselesaikan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia, perang harus dihindari.
Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha-usaha dan penyelesaian
secara damai tidak berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut
politik bebas aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea pertama Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
(ATHG) pada Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela
berkorban demi kedaulatan dan kesatuan. Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
tersebut dapat datang dari luar negeri bahkan dalam negeri sekalipun. . Adapun pengertian
sederhana dari arti ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan sebagai berikut:
1) Ancaman
Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman militer adalah
ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari luar negeri maupun dari luar
negeri. Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :
Dari luar negeri
Agresi
Pelanggaran wilayah oleh negara lain
Spionase (mata-mata)
Sabotase
Aksi terror dari jaringan internasional.
Dari Dalam Negeri
pemberontakan bersenjata
konflik horizontal
aksiteror dari dalam negeri
sabotase dari dalam negeri
Aksi kekerasan yang berbau SARA
Gerakan separatis pemisahan diri membuat Negara baru
Pengrusakan lingkungan.
Ancaman Non Militer
Adapun ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi jika di
biarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
2) Tantangan
Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
3) Hambatan
Hambatan adalah Usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
4) Gangguan
Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
http://pknabita.blogspot.co.id/2015/03/bab-7-merajut-kebersamaan-
dalam_7.html
http://rovisolihati.blogspot.co.id/2015/05/merajut-kebersamaan-
dalam-kebhinekaan.html
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
F. Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Serta Moraliras Modal Utama Kemajuan Bangsa
Dan Kokoh
Bencana, konflik, korupsi dan perseteruan terorisme yang sering ditonton sekarang ini
di Media, sebagai rakyat jelata saya hanya melongok dan melongok kondisi bangsa yang
semakin terpuruk dan memprihatinkan. Disamping banyak disaksikannya anak-anak terlantar
dan jerit masyarakat dengan mahalnya bahan pokok. Kalau kita runtut kembali sejarah
fenomenal bangsa Indonesia yang menyisakan detak takjub dan kebanggaan terhadap para
pahlawan yang berjuang mati-matian. Dalam upaya mengisi kemerdekaan, berbagai macam
cara ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, seperti
telah dicita-citakan dan tercantum dalam Pancasila dan pembukaan Undang-undang dasar
1945.
Indonesia merupakan Negara majemuk. Kemajemukan tersebut, disatu sisi menjadi
suatu potensi kemungkinan terjadinya konflik, disisi lain bisa menjadi unsur perekat dalam
rangka membina persatuan dan kesatuan bangsa.Masalah persatuan dan kesatuan bangsa
menjadi masalah utama negara untuk mencapai kemajuan dan tujuan bangsa Indonesia.
Upaya itu telah ditempuh oleh bangsa Indonesia sejak masa pergerakan nasional, karena pada
masa itu persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan dan menjadi modal utama dalam
menghadapi kekuasaan kolonial ( penjajahan ).
Sebelum merdeka, bangsa Indonesia punya luka besar yang menganga dan parah.
Ketika merdeka, sepintas lalu seolah-olah kita punya kesempatan untuk mengobati luka dan
mengolah lahan bumi pertiwi secara berdaulat. Tapi lagi lagi kekuasaan orde lama, tak terlalu
bisa kita sebut sebagi kekuatan penyelamat. Tumbang Orde lama, tumbuh orde baru. Lagi-
lagi negeri ini menyambutnya dengan penuh harapan. Tapi rupanya, selama 32 tahun negeri
ini diolah semaunya, seolah-olah lahan milik pribadi dan bukan milik bersama. Dan setelah
rezim tumbang, yang tersisa kini hanya kubang yang besar,
Hutangnya sampai beranak cucu. Baru 10 tahun, semangat kebaikan mendapat tempat
dan kesempatan. Reformasi. gerakan Islam tumbuh dengan berbagai wadah dan wajahnya.
Ada yang berbentuk partai, ada pula yang merintis gerakan, tak kurang jumlahnya yang
mengambil metode organisasi kemasyarakatan. Mereka bekerja membangun negeri mengolah
lahan dengan semangat kebaikan. Baru 10 tahun, sejak 1998. Itupun dilalui dengan segala
macam rintangan yang tak pernah ringan. Ada gerakan kebebasan, ada geliat globalisasi dan
ada arus besar pemikiran yang membahayakan.Baru 10 tahun, Tanahnya belum lagi subur.
Kita masih harus menata lagi irigasi dan pematang. Kita harus menyiangi lahan siang dan
malam. Memupuknya, menanam benih unggulan dan menjaganya dari wereng dan hama
lainnya yang siap mengancam.Tapi sungguh Ironis, ditengah proses berat sedemikian rupa,
ternyata ada saudara kita yang merasa sudah tiba saatnya memetik buah. Bahkan lebih
menyeramkan lagi, sebagian dari mereka ada yang menganggap, sudah tiba masanya panen
raya.
Dengan segala dalil, mereka membangun dalih agar mereka mendapatkan
pembenaran untuk menikmati usaha yang sedang dilakukan. Kata-kata memukau diumbar
obral. Ada yang bilang strategi, juga ada yang menyebutnya diplomasi. Bahkan tak sedikit
yang mengatakan, bahwa Idealisme dan pragmatisme adalah satu kesatuan yang harus selalu
berdampingan.
H.Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideologi yang
menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status
sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering
digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam
suatu negara.
Multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan cultural (budaya
atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti
dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua
dialektika manusia terhadap kehidupannya. Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah,
seperti sejarah, pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
Sedangkan yang menjadi ukuran ”baik” dalam berbudiluhur adalah baik secara aturan
dan sikap (cara penyampaian) menurut;
1. Agama,
2. Aturan perundangan yang berlaku,
3. Norma dan etika yang berlaku dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Ajaran agama sebagai ajaran yang bersumber dari wahyu adalah suatu kebenaran
mutlak yang mengandung tuntunan kebajikan yang bersifat universal dan meliputi seluruh
aspek kehidupan. Peraturan agama adalah peraturan yang dibuat oleh Tuhan dan Utusan-Nya,
bersifat tetap dan mengikat semua umat tanpa ada batasan wilayah atau negara dengan
”reward and punishment” (pahala dan hukuman) berupa surga dan neraka (akhirat) dan tidak
secara langsung diterima di dunia. Dengan demikian peraturan ini wajib untuk diikuti dan
mengikat manusia baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Aturan Perundangan adalah kesepakatan tertulis yang dibuat oleh manusia/pemerintah
dengan batas negara/wilayah/daerah tertentu, bersifat mengikat pada masyarakat di wilayah
tersebut dengan sanksi hukuman denda atau kurungan dan sebagainya yang sejenis serta
biasanya tanpa reward / penghargaan yang terukur. Dengan demikian boleh jadi aturan
negara/wilayah/daerah satu dengan lainnya akan berbeda.
Sedangkan norma dan etika adalah aturan kesepakatan tidak tertulis yang secara
umum diakui/dianggap baik dan dianut oleh masyarakat yang biasanya berlaku pada daerah
tertentu yang tidak lebih besar dari sebuah negara. Aturan ini secara eksplisit tidak ada
”reward and punishment”, akan tetapi biasanya si pelanggar akan dikenakan sanksi sosial
yaitu dijauhi dan dianggap jelek oleh lingkungan sosialnya yang berakibat si pelanggar akan
terkucilkan. Sebaliknya yang mengikuti aturan norma dan etika ini akan mendapatkan reward
berupa hubungan baik dengan lingkungan sosialnya dan dianggap baik oleh lingkunganya.
Tentunya normal dan etika pada suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, akan
tetapi pada umumnya akan mengacu/seiring dengan aturan diatasnya yaitu agama dan aturan
perundangan. Aturan yang ketiga ini walaupun tidak ada hukuman tertulis dan tidak ada
hukuman fisik, akan tetapi bisa jadi dampak hukumannya lebih berat dari aturan kedua
karena hukuman yang bersifat sosial seringkali memberikan dampak psikologis yang lama
bahkan tidak ada batasan waktu yang jelas.
Pelanggaran pada peraturan Agama atau aturan perundangan sering kali juga
dibarengi dengan sanksi sosial sebagaimana pelanggaran norma dan etika. Oleh karena itu
yang harus difahami adalah dalam pelaksanaan praktek budiluhur urutan nomer yang bawah
tidak boleh bertentangan dengan nomor urutan yang diatasnya.
Dengan demikian secara umum, apabila seseorang/sekelompok orang/lembaga
melaksanakan konsep budiluhur, maka akan memberikan dampak dan kontribusi yang positif
kepada masyarakat dan lingkungannya sehingga akan terbangun pula citra yang positif.
Dengan kata lain jika dalam kehidupan bermasyarakat terbangun citra yang negatif, maka
perlu dilakukan mawas diri, barangkali ada ucapan/sikap/perilaku yang tidak budiluhur atau
budiasor.
Individu seseorang adalah elemen terkecil dari sebuah lingkungan sosial, dimana
segala proses interaksi sosial itu berawal dari kepentingan individu tersebut. Sebagai contoh
ketika seseorang membutuhkan tenaga kerja untuk memperbaiki rumahnya, maka dia harus
berinteraksi dengan individu lain yang punya keahlian memperbaiki rumah, yang juga sama-
sama punya kepentingan yaitu untuk mendapatkan penghargaan. Dalam interaksi sosial
tersebut harus ada komunikasi dan kompromi/kesepakatan yang saling menguntungkan dan
saling menerima kepentingan masing-masing sehingga terciptanya sebuah kesepakatan
kerjasama antar dua individu atau lebih. Proses interaksi inilah yang sering kali menimbulkan
masalah sosial ketika salah satu atau kedua individu tersebut tidak berbudi pekerti luhur
(tidak berperilaku baik), baik itu lewat ucapan, tingkah laku, atau janji yang tidak ditepati
sehingga menimbulkan kekecewaan salah satu pihak.
Contoh di atas baru menggambarkan satu kepentingan saja, padahal dalam kehidupan
sehari-hari seseorang mempunyai banyak sekali kepentingan dan keperluan yang berarti akan
banyak sekali berinteraksi dengan orang lain. Dengan dasar inilah maka praktek budiluhur ini
haruslah diawali dengan memahamkan diri sendiri bahwa;
(1) Apabila kita tidak senang diperlakukan tidak baik, maka orang lain pada hakikatnya juga
tidak senang apabila diperlakukan tidak baik. Apabila diri kita merasa senang dihormati,
maka orang lain juga senang hal yang serupa sebagaimana kita sendiri.
(2) Tidaklah mungkin kita memaksakan kehendak kita agar orang lain mengikutinya
sebagaimana tidak mungkinnya kehendak orang lain dipaksakan kepada kita.
(3) Budiluhur ataupun budiasor (budi pekerti yang tercela) yang kita perbuat secara individu
haruslah difahami bisa membawa dampak pada lingkungan sosial atau kelompok kita. Maka
tidak benar jika kita menganggap langkah budiasor kita secara individual adalah
tanggungjawab pribadi, akan tetapi dapat mempengaruhi baik buruknya kelompok atau
lingkungan sosial kita dan tentunya orang lain.
Penerapan budiluhur pada diri sendiri ini bukanlah sesuatu yang begitu saja dengan
mudah berubah, tapi harus dilatih terus-menerus karena ada unsur pengendalian hawa nafsu.
Pada hakikatnya budiluhur juga merupakan sikap pengendalian emosi kita untuk
melakukan/mengerjakan sesuatu yang belum tentu sesuai dengan hati kecil kita. Hal ini
terjadi karena setiap manusia punya egoisme yang sering muncul sebagai individu yang
merasa mempunyai kelebihan dari orang lain, tidak mau ngalah, perasaan harus menang dan
lain lain. Sehingga dengan sikap emosional tersebut sering muncul dalam hati kecil suatu
ungkapan: .. kenapa saya yang harus memulai?.., kenapa saya harus mengalah?..., emangnya
gua takut?.., jangan jangan saya dikira takut?... dan lain sebagainya yang akan menjadi
penghalang munculnya perilaku budiluhur. Padahal mempraktekkan budiluhur bukanlah
berarti sebagai ungkapan bahwa kita lebih rendah dari orang lain, atau kita kalah dengan
orang lain, akan tetapi budiluhur dalam hal ini harus dilihat sebagai sikap sosial yang harus
dilakukan oleh individu yang melakukan interaksi sosial dengan individu yang lainnya.
Apabila orang tua berhasil dalam mendidik anaknya menjadi anak yang berbudiluhur
orang tua juga akan memetik hasilnya baik di dunia maupun di akhirat. Namun apabila orang
tua tidak berhasil dalam mendidik anak-anaknya maka akan menjadi beban berat bagi orang
tuanya baik di dunia maupun di akhirat.
Sedangkan bagi anak, orang tua merupakan jembatan untuk mencapai keberhasilan,
baik di dunia maupun di akhirat. Karena dengan dapat menghormat kepada orang tua dan
selalu tho’at kepadanya, orang tua akan selalu mendo’akan yang baik, sedangkan do’a orang
tua terhadap anaknya adalah sangat mustajab.
Untuk mewujudkan hal tersebut kita dituntut untuk mampu mengendalikan hawa
nafsu dan emosi kita untuk mengalah dan lebih bisa mementingkan kepentingan yang lebih
besar dibandingkankan dengan kepentingan pribadi sesaat. Karena dampak dari perilaku
budiasor bisa sangat besar sekali yang tidak hanya menimpa pada diri pelaku itu sendiri, akan
tetapi juga membawa dampak pada pencitraan jelek pada keluarga, kelompok atau institusi si
pelaku. Yang akhirnya bisa menjadikan tidak lancarnya agama Allah yang tentunya ini
merupakan dosa yang sangat besar jika terjadi. Tetapi sebaliknya jika kita bisa berbudi
pekerti yang luhur sehingga dinilai baik oleh masyarakat luas sehingga terjadi pencitraan
yang baik, maka itu tidak hanya baik untuk dirinya sendiri tapi juga baik untuk keluarga,
kelompok atau institusinya. Akhirnya agama Allah juga akan bertambah lancar yang berarti
itu andil dalam perjuangan agama Allah yang pahalanya besar.
Karena disadari sebagaimana keterangan pada bab sebelumnya bahwa Indonesia ini
sangat beragam/heterogen, maka persatuan dan kesatuan hanya dapat dibangun atas dasar
saling menghargai, saling rela berkorban untuk menyamakan persepsi/pola pikir (Taswiyatul
Manhaj atau Manhaj al-fikr), sehingga terciptanya kesamaan/keserasian langkah (Tansiqul
Harokah). Disinilah budiluhur menjadi kunci untuk bisa menyatukan persepsi dan
menyerasikan langkah.
Dengan demikian penerapan budiluhur dalam berbangsa dan bernegara dapat dicontohkan
sebagai berikut;
1. Mensepakati dan mendukung sepenuhnya untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Rela berkorban untuk tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Berusaha menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
4. Komitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-undang Dasar 1945.
5. Menghormat, menjunjung tinggi dan tidak mencela lambang-lambang kebesaran negara.
2. Syarat Integrasi
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat keberhasilan suatu integrasi
sbb:
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya.
b. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan
nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial.
Permasalahan yang terjadi dalam mencapai Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional
Sejarah telah mencatat bahwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tahun 1928 adalah
suatu perwujudan solidaritas sosial begitu kental merasuk dalam kalbu antargolongan
pemuda. Tidak perlu dipertanyakan darimana asal-usul suku bangsa, ras, agama, bahasa dan
lain sebagainya. Mereka bergabung, membaur, menyatu, dalam kadar solidaritas yang tinggi,
menuju terwujudnya integrasi sosial dan integrasi nasional.
Bangsa dan budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu. Kenyataanya adanya
berbagai suku bangsa, ras dan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan
budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
sehingga menjadi modal dasar terwujudnya integrasi sosial-nasional.
Sudah menjadi takdir bangsa Indonesia, bahwa neraga ini terdiri atas maysarakat yang
heterogen, masyarakat majemuk. Kenyataan ini merupakan kenyataan bagi bangsa Indonesia
dan sekaligus menciptakan tantangan-tantangan. Sejarah telah membuktikan kepada kita,
bahwa perjalanan masyarakat nusantara menuju terwujudnya kesatuan bangsa tidak selalu
berjalan mulus, melainkan kadang-kadang berhadapan dengan berbagai masalah.
Secara umum terdapat tiga masalah besar yang harus dikaji dengan serius untuk mencapai
Integrasi Sosial – Integrasi Nasional yang mantap, yaitu:
a. Pembauran Bangsa
Pembauran bangsa (dalam hal ini bangsa Indonesia) Merupakan usaha untuk menyatukan
suku-suku bangsa dalam masyarakat bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh atau
pemaduan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa baru,
yaitu Indonesia. Bersatu sebagai satu bangsa tidak hanya berdasarkan atas kesamaan ras,
suku, bangsa, bahasa, agama, kepentingan atau batas-batas geografis, tetapi berdasarkan pada
kesaman perasaan, kesamaan niat yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dialami
di masa lampau, masa kini, dan akan dialami bersam-bersama di masa mendatang.masyarakat
indonesia sebagai suatu bangsa, tidak hanya merupakan federasi antara kelompok-kelompok
manusia nusantara yang masing-masing memiliki ciri khas, melainkan merupakan satu
kesatuan baru dan mewujudkan ikatan solidaritas yang mencakup segenap manusia-manusia
indonasia seluruhnya. Dengan demikian ikatan solidaritas itu bukan lagi karena persamaan
suku bangsa, ras agama, maupun golongan, melainkan berdasarkan ikatan kejiwaan,
solidaritas, dan kesetiakawanan seluruh rakyat indonesia yang berkeyakinan sebagai satu
bangsa Indonesia(Sukanto, 1984: 730).
Titik rawan dari pembauran bangsa tetap terletak pada kelompok keturunan. Perhatian
khusus diberikan kepada kelompok masyarakat keturunan Tionghoa, ini disebabkan beberapa
hal, yaitu:
1) Jumlah kelompok masyarakat itu cukup besar, sekitar 3,5 juta orang;
2) Pola hidup mereka secara relatif masih eksklusif; dan
3) Pada umumnya mereka berada dalam kelompok masyarakat ekonomi kuat.
Berdasarkan pada hal itu kita dapat mengatakan bahwa masih ada beberapa hambatan
dalam proses pembauran kelompok keturunan Tionghoa ini antara lain faktor budaya,
ekonomi, dan politik (Bahri, 1984: 694).
c. Perubahan Nilai-nilai
Dari mulai Indonesia merdeka sampai sekarang ini, masih terdapat pandangan umum
bahwa ada kesulitan untuk menentukan nilai-nilai Indonesia, akibat adanya kesenjangan yang
bersifat struktural dalam masyarakat. Kesenjangan itu semakin terasa manakala arus budaya
barat masuk dengan deras tak tertahan ke persada Nusantara. Lebih tragis lagi karena
ketidaksiapan dan ketidakmatangan budaya domestik untuk merangkul budaya barat yang
disebut budaya modern itu.
Akibat dari perkembangan teknologi komunikasi juga muncul kelompok masyarakat
yang merasa mandiri, kemudian muncul egoisme, asalkan saya selamat, yang lain masa
bodoh. Bila kita sampai pada pemikiran seperti itu akan sampai pada satu bahaya besar,
karena akan terjadi disintegrasi yang tidak tampak. Disintegrasi seperti itu baru akan terlihat
bila kita telah mengalami suatu musibah besar perpecahan politik etau serangan dari luar. Jika
ini terjadi, neragara hanyalah tinggal sebagai kerangka tetapi isinya keropos.
Sekelompok pakar berpendapat bahwa proses pembangunan di negara-negara
berkembang berpotensi untuk menjadi violent-generating process (proses pembentukan
kekerasan). Olson misalnya menyatakan bahwa perubahan secara cepat di dalam teknik
produksi dan prilaku ekonomi akan membawa masyarakat pada situasi anomy yang dicirikan
dengan perasaan hilangnya pijakan dan hilangnya norma-norma (Olson 1997). Ironi dari
bangsa Indonesia hari ini adalah rontoknya tradisi meritokrasi dan hilangnya kapasitas
visioner yang diiringi dengan menggejalanya “tradisi instan” di segala lapisan masyarakat.
Belajar dari pengalaman negara-negara di Amerika Latin, suatu sistem politik yang
didominasi oleh kalkulasi materi dan agenda-agenda politik yang pragmatis, tidaklah
memiliki kemampuan jangka panjang untuk mengantarkan suatu negara bangsa mencapai
fase demokrasi yang terkonsolidasi.
Bela Negara
Bela Negara adalah tekad,sikap dan prilaku warga Negara yang di jiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara.
Pembelaan Negara bukan semata mata tugas TNI tetapi segenap warga Negara sesuai
kemampuan dan propesinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Kesadaran Bela Negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada
Negara dan berkorban demi membela Negara. Upaya bela Negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga Negara yang di laksanakan dengan
penuh kesadaran,tanggung jawab,dan rela berkorban dalam pengabdian kepada Negara dan
Bangsa.
Ketentuan tersebut di atur dalam Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Rebublik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan “bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan Negara” dan Pasal 30 ayat (1) UUD Negara Rebublik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan “bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”
Kedua ketentuan tersebut menegaskan bahwa setiap warga Negara harus memiliki kesadaran
bela Negara
Membangun kesadaran bela Negara saat ini masih ada kecenderungan masyarakat
bahwa kesadaran bela Negara ini di tafsir hanya berhubungan dengan angkat senjata melawan
militer dari Negara luar saja .Bela Negara bukan hanya tanggung jawab TNI dan POLRI
saja,tetapi merupakan tanggung jawab semua warga Negara sebagai komponen Negara.
Sebagai warga Negara Indonesia harus lebih kreatif menerapkan arti bela Negara ini dalam
kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat bela Negara itu sendiri.Menjadi keharusan bagi
warga Negara Indonesia untuk ikut bertanggung jawab mengembangkan bela Negara,sebab
apabila sudah tidak memiliki kesadaran mengenai bela Negara ini ,maka ini merupakan
bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara ,yang mengakibatkan bangsa ini akan
jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain
yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain
Untuk membangun kesadaran bela Negara masyarakat harus mempunyai unsur dasar
bela Negara yaitu :
v Cinta Tanah Air
v Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
v Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
v Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
v Memiliki kemampuan awal Bela Negara
Keikutsertaan setiap warga Negara dalam usaha pembelaan Negara bukan hanya
merupakan hak,tetapi juga sebagai kewajiban.
Kesadaran bela Negara banyak sekali cara untuk mewujudkannya membela Negara tidak
harus dalam wujud perang atau angkat senjata ,tetapi dapat juga di lakukan dengan cara lain
seperti dalam usaha pembelaan Negara di lingkungan :
v Masyarakat
v Keluarga
v Sekolah
v Negara
Salah satu solusi jangka panjang menjaga keutuhan, keamanan, dan kenyamanan hidup
berbangsa dan bernegara, setiap negara membutuhkan fundamental ekonomi, budaya, dan
pertahanan keamanan nasional yang kuat dan kokoh. Tanpa fundamental ketahanan nasional
yang kuat, ancaman keamanan dan kenyamanan bangsa sangat rentan. Untuk itu, solusinya
adalah pendidikan kewarganegaraan melalui pendidikan bela negara.
Pendidikan bela negara ini menjadi penting, karena pertama kebutuhan legal. Secara
hukum, khususnya merujuk Pasal 30 UUD 1945, setiap warga negara memiliki kewajiban
bela negara. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan bela negara menjadi sesuatu hal yang
legal dan dipayungi konstitusi negara yang sangat kuat.
Kedua, sebagaimana merujuk pada penjelasan di atas, pendidikan bela negara menjadi
sesuatu yang wajib, sejalan dengan kenyataan empiris yang berkembang saat ini, yaitu jika
dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada persimpangan kepentingan
dunia. Realitas empiris inilah yang menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan
reorientasi sistem ketahanan nasional.
Ketiga, kepentingan masa depan, khususnya dikaitkan dengan potensi ancaman di masa
yang akan datang. Negara besar yang kuat secara militer dan atau kuat secara ekonomi-
politik, merupakan ancaman yang potensial sebagai terorisme negara di masa yang datang.
Sebagai contoh kasus penyerangan ke Irak. Kendati tidak mengantongi izin PBB, AS yang
merasa kuat secara ekonomi dan militer, kemudian melaksanakan penyerangan ke Irak. Hal
demikian, menjadi preseden dan indikasi bahwa negara yang kuat secara ekonomi dan
militer, potensial menjadi terorisme negara kepada negara-negara lain. Dengan
mengatasnamakan melawan terorisme, negara besar dapat menjadi negara teroris.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Pengertian Bela Negara ( UU No 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 )
Sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu
hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai
dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata.
Unsur Dasar Bela Negara
Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara
Pasal 30 (1 &2) ;
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara
(2) Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai
komponen Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung).
d. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta
pembelaan terhadap negara.
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara
langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata
dalam proses Pembangunan).
Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya
memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya.
Pengertian ancaman
Setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
Jenis-jenis ancaman
a. Ancaman Militer ; Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir
yang dinilai dapat mengancam kedaulatan negara.
Spionase
Sabotase
Aksi teror bersenjata
Agresi
Pelanggaran wilayah
Bentrokan bersenjata
Perang saudara
b. Ancaman Non Militer ; Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara
Aksi radikalisme
Konflik komunal
Terorisme
Gerakan separatis
Kejahatan lintas negara
Kegiatan imigrasi lengkap
Gangguan keamanan
Polusi
Bencana alam
http://adikurniaw.blogspot.co.id/2015/04/merajut-kebersamaan-dalam-
kebhinnekaan_82.html