Anda di halaman 1dari 11

Membangun Industri Yang Ramah Lingkungan

PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN


KELOMPOK 1
MUHAMMAD ANANTA SHAKAWALI
PUTRI HANDAYANI
FITRAH INSANIAH TAONA
REGITA SRI NURBINI
Ketika masalah pencemaran muncul pada dasawarsa 1960an dan masyarakat menuntut agar lingkungan
dibersihkan, maka kebijakan yang diambil pemerintah dan perusahaan adalah membersihkan
pencemaran yang sudah terjadi dan membersihkan emisi gas buang dan limbah cair ketika akan keluar
lewat pipa pembuangan. Kebijakan ini disebut end­of­pipe control, yang secara harfiah berarti
kebijakan di ujung pipa. Sekarang kebijakan yang lebih baru lebih menekankan pada pencegahan atau
pollution prevention. Pembersihan gas dan cairan pembuangan masih penting juga, tetapi itu
menduduki tahapan terakhir dalam hirarki manajemen limbah atau waste management hierarchy.
Tahapan pertama adalah pencegahan polusi atau pengurangan sumber polusi, bahkan jika
memungkinkan menghilangkannya. Tahapan kedua adalah penggunaan ulang (reuse) dan daur ulang
(recycle). Tahap ketiga baru perlakuan (treatment), ketika bahan tidak dapat lagi digunakan
ulang atau didaur ulang. (Hill, 2010).
Prinsip-Prinsip Rekayasa Ramah Lingkungan

Para ilmuwan dan praktisi industri sudah merumuskan 12 prinsip rekayasa hijau 1.Tujuan dari suatu rancangan sebaiknya adalah menciptakan
atau principles of green engineering, seperti di bawah ini : produk yang mampu bertahan sesuai dengan waktu yang
1.Perancang perlu mengusahakan agar seluruh input dan output energi dan
dikehendaki dan bukan produk yang bertahan selamanya.
materi sedapat mungkin tidak memiliki sifat yang membahayakan. Dampak
buruk dari penggunaan bahan­bahan yang memiliki sifat membahayakan
2.Rancangan untuk produk dengan kapasitas dan kemampuan yang
(misalnya beracun) sebenarnya dapat dikurangi, tetapi hal itu memerlukan tidak perlu (misalnya, satu ukuran untuk semuanya) sebaiknya
investasi modal, waktu, energi dan materi yang besar. Jadi lebih baik, sejak awal dianggap sebagai cacat rancangan.
sudah dipilih bahan­bahan dan sumber energi yang tidak memiliki sifat yang 3.Keragaman materi dalam produk yang komponennya banyak
membahayakan.
sebaiknya diminimalisir untuk memudahkan penguraian dan
2.Lebih baik mencegah timbulnya limbah daripada mengolahnya atau
penyelematan nilai.
membersihkannya setelah limbah itu terjadi.
3.Pemisahan dan pemurnian sebaiknya dirancang untuk meminimalisir 4.Rancangan produk, proses dan sistem harus memasukkan
konsumsi energi dan materi. integrasi dan interkonektifitas dengan aliran energi dan materi
4.Pemisahan dan pemurnian sebaiknya dirancang untuk meminimalisir yang ada.
konsumsi energi dan materi. 5.Produk, proses dan sistem sebaiknya dirancang agar dapat
5.Produk, proses dan sistem sebaiknya ditentukan oleh “tarikan output” dan
memiliki nilai komersial setelah umurnya berakhir.
bukan “dorongan input” melalui penggunaan energi dan materi.
6.Entropi dan kompleksitas yang melekat harus dipandang sebagai suatu 6.Materi dan energi sebaiknya bersifat dapat diperbarui dan bukan
investasi ketika membuat pemilihan rancangan untuk daur ulang, penggunaan yang menyusut habis.
ulang atau pembuangan yang bermanfaat
Pengurangan Konsumsi Sumberdaya dan Polusil
Secara etimologi ekologi adalah studi tentang rumah atau habitat makhluk hidup, yang berupa ekosistem, sementara ekonomi studi
tentang pengaturan rumah tangga. Namun, dalam prakteknya kepentingan ekonomi dan ekologi seringkali bertentangan. Kegiatan
yang dianggap menguntungkan secara ekonomi seringkali dianggap merugikan secara ekologi, dan sebaliknya.

Ekologi industri yang berupaya meniru ekosistem alami telah membantu menjembatani perbedaan kepentingan ekonomi dan
ekologi. Perusahaan yang menjalankan prinsip green engineering ternyata memperoleh keuntungan ekonomi dan ekologi
sekaligus. Kedua keuntungan tersebut diperoleh dengan cara peningkatan efisiensi sumberdaya. Dengan memanfaatkan
sumberdaya secara efisien berarti mengurangi tekanan terhadap alam, mengurangi pencemaran dan sekaligus menghemat biaya. Peningkata
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sumberdaya adalah mengganti bahan baku untuk suatu
produk. Mobil lama menggunakan banyak baja sehingga berat. Untuk menggerakkan mobil yang berat itu diperlukan mesin yang
n Efisiensi
besar dan bahan bakar yang banyak. Dalam pemakaian sehari­hari di kota, kapasitas mesin yang besar itu tidak sepenuhnya
terpakai.
Sumberdaya
Efisiensi berikutnya dengan rancangan badan mobil yang lebih ramping, mulus, tidak banyak tonjolan
sehingga mengurangi gesekan antara badan mobil dan udara. Maka mobil dapat meluncur dengan lebih cepat
tanpa menambah bahan bakar.

Efisiensi berikutnya adalah dengan mengubah sistem penggerak roda menjadi hybrid­electric. Dengan sistem ini
roda digerakan oleh motor elektrik, tetapi tenaga listriknya tidak disimpan dalam bateri yang diisi ulang melalui
jaringan listrik ketika mobil sedang berhenti, melainkan tenaga itu diproduksi sendiri oleh mesin mobil.
Pengurangan Konsumsi Sumberdaya dan Polusil
Penghematan energi dan materi untuk membuat suatu produk dapat dilakukan dengan cara menggunakan
ulang produk atau komponen­-komponen produk yang sudah habis umur pakainya. Industri merancang produk
agar mudah dipreteli menjadi bagian-­bagian yang dapat dimanfaatkan ulang. Dengan rancangan khusus
tersebut, ketika produk mereka sudah tidak dipakai oleh konsumen, perusahaan dapat membeli kembali barang
bekas tersebut, kemudian melepas bagian­bagiannya dan membuat kembali produk baru dengan menggunakan
bahan­bahan lama yang masih dapat dipakai. Penggunaan
Ulang dan
Dengan pemakaian ulang barang bekas tersebut maka volume limbah akan berkurang jauh. Selain
itu perusahaan juga mendapat untung karena dengan pemakaian ulang tersebut tidak perlu Penyediaan
ongkos untuk membuat produk dari materi yang semuanya baru dapat ditekan.
Layanan
Penghematan sumberdaya bisa lebih ditingkatkan lagi ketika perusahaan
mengubah bentuk jualannya, dari produk berupa barang menjadi layanan.
Pengurangan Konsumsi Sumberdaya dan Polusil

Pengurangan konsumsi sumberdaya sekaligus juga pengurangan polusi dapat


dilakukan dengan mendaur ulang limbah.

Ada satu contoh pemanfaatan limbah secara terpadu di taman industri di kota Kalunborg,
Denmark. Industri pembangkit listrik berbahan baku batu bara bernama Asnaes menghasilkan
limbah berupa uap panas, emisi gas sulfur dioksida, abu dan debu. Uap panas tersebut sebagian
dialirkan untuk pemanas bagi 5000 rumah dan gedung, sebagian dijual ke perusahaan farmasi
Novo Nordisk yang menggunakan mikroorganisme. Uap air tersebut digunakan sebagai disinfektan Daur Ulang
(menghilangkan mikroba pembawa penyakit) bagi lumpur berupa mikroba yang sudah mati,
sehingga lumpur tersebut dapat dijual sebagai pupuk. Sebagian lagi dijual ke perusahaan
pengolahan minyak Statoil. Limbah berupa emisi sulfur dioksida dibuat menjadi kalsium sulfat dan
dijual ke perusahaaan Gyproc yang menggunakan kalsium sulfat untuk papan dinding, bahan
bangunan.
Pengurangan Emisi dan Efluen
Emisi adalah gas buang dan efluen adalah cairan buangan dari industri. Sumber emisi
pencemar udara dapat dikategorikan menjadi tak bergerak, seperti pabrik­-pabrik, dan
bergerak, yaitu kendaraan bermotor. Ada beberapa pendekatan untuk pengurangan sumber
emisi yang dapat dilakukan, yaitu:
·Perbaikan manajemen dan operasional
Untuk memperbaiki manajemen dan operasional, pertama­tama perlu dilakukan audit lingkungan untuk mengetahui di mana dan berapa banyak
polutan dikeluarkan. Problem operasional yang seringkali ditemui antara lain pintu inspeksi terbuka, saluran yang tidak disegel dengan baik, dan
penutup tidak tertutup. Ini semua mengakibatkan terjadi kebocoran emisi. Ada banyak sumber kebocoran emisi seperti kelep, tangki,
sambungan selang, pompa, packing dan seals. Sumber-­sumber kebocoran tersebut perlu dipantau dan jika perlu diganti untuk mencegah
kebocoran.
·Optimasi proses
Pendekatan kedua adalah optimasi proses. Ada beberapa alternatif. Misalnya, mengoperasikan peralatan di bawah kapasitas maksimum, yang
biasanya menghasilkan emisi pencemar yang lebih rendah. Namun pilihan ini memiliki kelemahan yaitu mengurangi efisiensi penggunaan
energi.
·Modifikasi bahan bakar
Penurunan emisi dapat dilakukan dengan mengganti bahan bakar. Batubara merupakan bahan bakar yang murah, tetapi kotor, menghasilkan
banyak emisi zat pencemar. Minyak lebih mahal tetapi lebih bersih. Gas paling bersih, tetapi juga paling mahal. Dapat juga dilakukan
penggunaan dua macam bahan bakar.
Pembersihan Emisi dan Efluen
Pembersihan emisi dapat dibagi menjadi dua yaitu untuk menghilangkan gas pencemar dan
partikulat. Namun dalam emisi biasanya terkandung gas sekaligus partikulat. Satu rangkaian
alat pembersih biasanya digunakan sekaligus. Pembersih yang lebih simpel ditempatkan di
tempat pertama untuk mengkoleksi sebagian besar kontaminan, kemudian dilakukan lagi
pembersihan dengan alat lebih baik untuk mengambil sisanya.

Pembersihan dari partikulat.


Pembersihan dari gas pencemar.
Ada beberapa alat pembersih emisi dari partikulat,
Pencemar berbentuk gas dapat dikelompokkan
yaitu pengumpul mekanis, electrostatic precipitator
menjadi dua, yaitu gas hasil dari proses dan (menjatuhkan secara Bab 13. Membangun Industri yang
gas hasil dari pembakaran. Gas hasil dari Ramah Lingkungan 167 elektrostatik), bag­houses atau
proses meliputi senyawa organik yang dapat kain penyaring, scrubber basah, dan unit kombinasi
menguap atau volatile organic compound (VOC) seperti venturi scrubbers. Pada prinsipnya, tingkat
sebagai pelarut, uap bahan bakar, zat kimia efektifitas pembersihan dari partikulat ini
organik, dan gasgas asam, seperti asam dipengaruhi oleh ukuran partikulat. Partikulat yang
fospat, SO2 dan NO2. Gas pembakaran misalnya berukuran besar dan lebih berat lebih mudah
adalah karbon monoksida, produk pembakaran dijatuhkan dan ditangkap, sementara partikulat
berukuran kecil dan lebih ringan lebih sulit
tak sempurna, sulfur oksida, dan NOx.
dibersihkan.
Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah Dilihat dari prosesnya, pengolahan air limbah dapat
dilakukan melalui beberapa dikelompokkan menjadi proses fisika, kimia dan biologi.
-Proses fisika merupakan tahapan awal, yaitu melalui
tahapan, yaitu :
penyaringan benda­benda yang terapung dan pengendapan
1.Perlakuan pendahuluan secara grafitasi.
(preliminary treatment) -Proses kimia digunakan untuk menggumpalkan benda
2.Perlakuan primer (primary teruspensi dan terlarut yang tidak dapat disaring atau
diendapkan secara fisika, dengan menggunakan senyawa
treatment).
kimia.
3.Perlakuan sekunder -Proses biologi menggunakan bakteri dan mikroorganisme
(secondary treatment). lainnya untuk menguraikan limbah berupa bahan organik.
4.Perlakuan lanjut (advanced Selain itu perlu juga dilakukan pengambilan dan penanganan
lumpur (sludge) yang diendapkan dalam proses pengolahan
treatment)
limbah.
Pengolahan Air Limbah
Secara Alami

Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan memanfaatkan proses fisika, kimia dan biologi dalam
suatu ekosistem. Salah satu caranya adalah dengan membuat kolam air dengan kedalaman antara 1­2
meter, yang memungkinkan ganggang, bakteri, oksigen dan cahaya matahari berinteraksi satu sama
lain. Proses fisika, kimia dan biologi dalam ekosistem kolam air dapat menghilangkan bahan
organik yang biodegradable (dapat terurai secara biologis) dan sebagian nitrogen. Hasil dari
kolam pengolah limbah ini kurang lebih setara dengan perlakuan sekunder dalam instalasi pengolah
air limbah. Dapat juga kolam pengolah limbah ini dipadukan dengan instalasi pengolah limbah untuk
hasil yang lebih optimal. Air limbah yang telah dibersihkan dari pathogen dan bahan berbahaya
dapat juga diolah melalui aplikasi pada lahan. Ada tiga metode yang dapat ditempuh, yaitu
infiltrasi lambat, pengaliran di atas lahan dan infiltrasi cepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai