Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN EKOSISTEM TERPADU PADA AREA INDUSTRI

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Abdan Syakur
NIM : 112220042
Kelas : B

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2023/2024
A. PENDAHULUAN

Manusia adalah bagian dari alam. Manusia di pengaruhi oleh lingkungan dan
sebaliknya juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Memang, semua komponen
komponen saling terkait satu sama lain. Tumbuh-tumbuhan mempengaruhi suhu dan
kelembapan udara, dan sebaliknya suhu dan kelembapan udara menentukan jenis
tumbuhan yang dapat tumbuh.
Kita manusia hidup tidak sendirian di alam. Di sekitar kita terdapat organisme lain
yaitu binatang, tumbuhan dan mikroorganisme yang tidak terlihat. Semua organisme dia
dalam suatu tempat yang berinteraksi satu sama lain disebut komunitas biologi. Organisme
juga berinteraksi dengan benda-benda mati disekitarnya,seperti udara,air dan tanah
membentuk suatu kesatuan yang merupakan sebuah sistem ekologi, yang dinamai
ekosistem. Ekosistem tidak memiliki ukuran minimal dan tidak memiliki batas yang tegas.
Batas suatu ekosistem hanyalah batas arbitrary (manasuka) yang dibuat oleh peneliti atau
pengelola untuk memudahkan studi atau pengelolaan.
Istilah ekosistem pertama kali dibuat oleh Sir Arthur dari Inggris pada tahun 1935.
Meskipun istilah ini muncul pada tahun 1935, tetapi sebenarnya ide tentang unit yang
menyatukan komponen biotik dan abiotic sudah ada sejak lama. Tetapi istilah yang artinya
serupa seperti ekosistem baru muncul sejak pada abad (Odum,1983). Di tahun 1877, Karl
Mobus salah seorang berkependudukan Jerman menyebutkan komunitas organisme pada
karang tiram dengan istilah bioceonosis. Di tahun 1887 di Amerika Serikat, Forbes menulis
karangan tentang danau sebagai microsom. Di Rusia, Dokuchaef mendukung istilah
biocoenosis yang kemudian dikembangkan di negara itu menjadi geobiocienosis.
Pengertian yang lengkap tentang ekosistem yaitu dikemukakan oleh Odum (1983)
yaitu setiap unit biosistemyang meliputi seluruh organisme yang berfungsi sama (yaitu
komunitas biologi) dalam suatu wilayah yang berinteraksi dengan lingkungan fisiknya
sehingga aliran energi menghasilkan struktur biota yang jelas dan siklus materi antara
bagian hidup dan tak hidup adalah suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Di dalam ekosistem, posisi manusia adalah sebagai heterotroph atau konsumen
karena manusia mendapatkan makanan dari organisme lain, yaitu tumbuhan dan hewan.
Pada umumnya manusia termasuk kategori omnivora, tetapi sebagian kecil orang hidup
sebagai vegetarian, atau hanya memakan tumbuhan sehingga termasuk herbivora.
Di masyarakat awam terdapat pandangan bahwa alam iciptakan dalam keadaan
seimbang. Tetapi sebenarnya masyarakat jarang yang merenungkan betul apa arti
seimbang. Keseimbangan alam bukanlah keseimbangan yang statis, melainkan dinamis.
Keseimbangan bukan berarti keadaan seimbang yang tidak mengalami perubahan, seperti
sebuah bangunan buatan manusia. Keseimbangan alam atau ekosistem harus di fahami
sebagai adanya aksi tanggapan atau interaksi antar komponen dalam ekosistem menuju
kesuatu titik keseimbangan antar komponen tersebut. Di Indonesia sendiri telah banyak
terjadi kerugian ekonomi akibat rusaknya ekosistem yang di dasari oleh kurangnya
kesadaran dari setiap individu masyarakat juga kurangnya pegetahuan cara pengelolaan
ekosistem yang baik atau terpadu di Indonesia khususnya di area industri.
B. PEMBAHASAN
Area / kawasan industry merupakan merupakan suatu kawasan tempat pemusatan
kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industry. Aktivitas industri memiliki
peran sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi di sisi lain juga mendorong
terjadinya kerusakan lingkungan. Keberadaan kawasan industri dalam sebuah ekosistem
tentunya akan menimbulkan dampak dan perubahan pada ekosistem tersebut. Padahal
dalam ekosistem sendiri terdapat berbagai macam komponen yang menyusunnya, baik itu
komponen biotik maupun abiotik. Sehingga muncullah sebuah sebuah konsep industry
hijau, yaitu konsep industry yang ramah lingkungan yang bertujuan mempertahankan
keseimbangan ekosistem yang menjadi tempat kebrlangsungannya tempat kegiatan
industry di Kawasan atu aea industry itu sendiri.
Untuk meminimalkan kerusakan lingkungan, diperlukan suatu konsep yang
menyelaraskan antara pertumbuhan ekonomi dan dan kelestarian lingkungan yang
dinamakan industry green/industry hijau. Industry hijau adalah industry yang dalam
prosesnya mengutamakan proses efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehinggga mampu menyelaraskan pembangunan industry dengan kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Diantaranya
adalah efisiensi bahan baku,energi dan air, sehingga limbah dan emisi yang dihasilkan
menjadi minimal. Sehingga dengan proses produksi yang lebih efisien, akan turut
meningkatkan daya saing produk.
Para ilmuan dan praktisi indutsi telah merumuskan 12 prinsip rekayasa hijau atau
principles of green engineering, sebagai berikut (Anastas dan Zimmerman, 2003)
1. Perancang perlu mengusahakan agar seluruh input dan output energi dan
materi sedapat mungkin tidak memiliki sifat yang membahayakan.
2. Lebih baik mencegah timbulnya limbah dari pada mengolahnya atau
membersihkannya setelah limbah itu terjadi.
3. Pemisahan dan pemurnian sebaiknya dirancang untuk meminimalisir
konsumsi energi dan materi.
4. Produk, proses, dan sistem sebaiknya dirancang untuk memaksimalkan
efisiensi massa, energi, ruang dan waktu.
5. Produk, proses, dan sistem sebaiknya ditentukan oleh “trikan out-put” dan
bukan “dorongan input” melalui penggunaan energi dan materi.
6. Entropi dan kompleksitas yang melekat harus dipandang sebagai suatu
investasi ketika membuat pemilihan rancangan untuk daur ulang,
peggunaan ulang, atau pembuangan yang bermanfaat.
7. Tujuan dari suatu rancangan sebaiknya adalah menciptakan produk yang
mampu bertahan sesuai dengan waktu yang dikehendaki dan bukan produk
yang bertahan selamanya.
8. Rancangan untuk produk dengan kapasitas dan kemampuan yang tidak
perlu (misalnya,satu ukuran untuk semuanya) sebaiknya di anggap sebagai
cacat rancangan.
9. Keragaman materi dalam produk yang komponennya banyak sebaiknya
diminimalisir untuk memudahkan penguraian dan penyelamatan nilai.
10. Rancangan produk, proses dan sistem harus memasukkan integritas dan
interkonektifitas dengan aliran energi dan materi yang ada.
11. Produk, proses, dan sistem sebaiknya dirancang agar dapat memiliki nilai
komersial setelah umurnya berakhir.
12. Materi dan energi sebaiknya bersifat dan dapat diperbarui dan bukan yang
menyusut habis.

Adapun langkah-langkah dalam membangun industry yang ramah lingkungan


diantaranya sebagai berikut:
1. Pengurangan konsumsi sumber daya dan polusi
a) Peningkatan efisiensi sumber daya
b) Penggunaan ulang dan penyediaan layanan
c) Daur ulang
2. Penguranga emisi dan efluen
a) Modifikasi bahan bakar
3. Pembersihan emisi dan efluen
a) Penjernihan udara
4. Pengolahan air limbah

Ekologi Industry
Untuk mengelola aliran energi dan material diperlukan suatu sistem agar nilai
efisiensi yang tinggi dan dihasilkan polusi yag sedikit. Sistem itu adalah sistem ekologi.
Konsep ekologi industry sangatb erat dengan proses (cleaner production) dan menjadi
komplemeter satu dengan yang lainnya. Ekologi industri adalah studi mengenai aliran
energi dan materi dalam sistem industry. Dan istilah ekologi industry ini di populerkan
oleh Roberth Froch dan Nicholas E. Gallopoulus. Yang mana mereka bermaksud bahwa
sistem ekologi industry ini sistem yang berjalan seperti ekosistem, dimana buangan dari
suatu industry itu sendiri bisa dijadikan sebagai bahan baku dari industry yang lain.
Sehingga tidak ada emisi hasil buangan industry yang tersisa dan terbuang.
Konsep ekologi industry dapat berhubungan dan diimplikasikan dalam sistem
industry. Ada dua hal yang mendasari konsep ekologi industry, yaitu metabolisme industry
dan ekosistem industry. Dasar utama dari ekologi industry adalah untuk membentu eco
industrial park (metabolisme industry dan symbiosis industry). Sehingga Ekologi industry
dapat diartikan sebagai Kawasan indsutri yang berfokus pada desain produk dan
manufaktur (Ningrum dan Guntama,2020).
Kawasan ekologi industry dapat diimplrmentasikan dengan baik jika masing-
masing industry dalam kawasan tersebut dapat saling terbuka dan terhubung dengan baik.
Dalam hal ini diperlukan kesepakatan bersama tentang pengelolaan kawasan industry
bersama dengan tetap berpegang pada prinsip ekonomi dan keselamatan lingkungan. Peran
pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen sangat diperlukan untuk mendorong
industry menerapkan ekologi industry. Pemerintah dapat berperan dalam pembuatan
kebijakan peraturan dan pemberian insentif bagi industry yang menerapkan ekologi
indisustri. Masyarakat sebagai konsumen dapat menekan industry dengan memilih produk
yang dihasilkan dari proses yang ramah lingkungan.

Simbiosis industry
Symbiosis industry merupakan suatu bentuk kerja sama diantara industry-industri
yang berbeda. Bentuk kerja sama ini dapat meningkatkan keuntungan masing-masing
industry dan pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan. Dalam proses symbiosis
ini limbah suatu industry diolah menjadi bahan baku industry lain. Proses ini akan sangat
efektif jika komponen-komponennya dilakukan secara tertata dalam Kawasan industry
terpadu (eco-industrial park). Berikut adalah beberapa karakteristik symbiosis industry
yang efektif.
1. Industry anggota symbiosis ditempatkan dalam satu kawasan dan memiliki
bidang produksi yang berbeda-beda.
2. Jarak antar industry di buat dekat sehingga meningkatkan efisiensi
tranportasi bahan .
3. Masing-masing industry membuat suatu kesepakatan bersama dengan
berprinsip ekonomi yaitu saling menguntungkan.
4. Masing-masing industry harus dapat berkomunikasi dengan baik.
5. Tiap industry bertangggung-jawab pada keselamatan lingkungan dalam
kawasan tersebut.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari essay ini adalah pentingnya menjaga
ekosistem pada area industry serta mengelola dengan baik dan benar sesuai dengan aturan
yang berlaku serta tidak merusak ekosistem yang telah ada. Limbah-limbah yang terbuang
atau sudah tidak terpakai bisa di manfaatkan kembali di bidang lainnya sehingga
mengurangi rusaknya ekosistem yang telah ada. Untuk melindungi lingkungan atau
ekosistem yang telah ada dari Tindakan yang merusak kita tidak sepenuhnya
mengandalkan pada kesadaran warga. Memang kesadaran warga adalah factor yang
terpenting dalam perlindungan lingkungan atau ekosistem. Yang terpenting adalah dengan
memiliki pengetahuan tentang pengelolaan ekosistem yang baik seperti ekologi industry
dan symbiosis industry mampu membawa dan menjadikan ekosistem terpadu. Sehingga
mengurangi adanya limbah-limbah yang terbuang yang diantaranya bisa menimbulkan
bahaya bagi warga di sekitar tempat industry tersebut.
b. Saran
Saran yang dapat diberikan dari essay ini adalah pemerintah harus lebih
memperhatikan dan berpartisispasi dalam melakukan pengelolaan industry yang ada di
Indonesia sehingga lebih mengetahui dimana letak kesalahan yang tidak di ketahui
sebelumnya dan memberikan penjelasan tentang dampak yang dapat terjadi dari hasil
pembuangan pengelolaan industry tersebut terhadap ekosisitem.
DAFTAR PUSTAKA

Wiryono. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bengkulu: Pertelon Media. 11-12

Hariz A.R., Purwanto, Suherman. 2018. Pengembangan Kawasan Industri Ramah


Lingkungan Sebagai Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem (Studi Kasus di
Taman Industri BSB Semarang). Journal of Biology and Applied Biology,1-2

Wiryono. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bengkulu: Pertelon Media. 157-172

Ningrum, S. S., & Guntsma, D. (2020). Penerapan Ekologi Industri Dalam Membangun
Eco Industrial Park Pada Industri Kota X. Jurnal Migasian, 4(1), 8-15.

Ismail, Y. (2016). Kebijakan Pembangunan Kawasan Industri Yang Berwawasan


Lingkungan (Eco-Industrial Park). FIRM Journal Of Management Studies, 1(1).

Sulaiman. 2016. Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Berkelanjutan . Untinta Press.


Serang, Banten.

Anda mungkin juga menyukai