NIM: 20031104104
PRODI: AGRIBISNIS
KELAS: C
Sementara itu, modal ekonomi merujuk pada aset atau sumber daya yang dimiliki
oleh individu atau kelompok untuk menghasilkan kekayaan dan nilai ekonomi. Modal
ekonomi dapat berupa uang tunai, properti, saham, investasi, serta keterampilan atau
pendidikan yang dimiliki oleh seseorang. Modal ekonomi yang cukup dapat
membantu individu atau kelompok dalam menghasilkan pendapatan yang stabil,
memperbaiki standar hidup, dan mengurangi risiko kebangkrutan atau kemiskinan.
Jaringan pertemanan yang solid dan saling mendukung dalam suatu komunitas
atau lingkungan tertentu.
Adat istiadat atau tradisi yang terjaga dalam suatu masyarakat, yang dapat
memperkuat identitas dan solidaritas sosial.
Kepercayaan pada institusi publik seperti pemerintah, kepolisian, atau
pengadilan, yang dapat meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
masyarakat.
Keluarga dan hubungan antar-kerabat yang saling mendukung dan berperan
penting dalam membentuk kepribadian dan nilai-nilai moral individu.
Properti seperti rumah atau tanah, yang dapat dijadikan sumber pendapatan
melalui sewa atau jual beli.
Investasi seperti saham atau obligasi, yang dapat memberikan imbal hasil atau
keuntungan finansial.
Pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu, yang dapat
meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik.
Modal usaha seperti modal awal atau mesin dan peralatan, yang dapat
membantu memulai atau memperluas bisnis dan meningkatkan pendapatan.
Modal sosial merujuk pada jaringan hubungan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan
yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Modal sosial
dapat membantu memperkuat solidaritas sosial, meningkatkan kepercayaan, serta
memfasilitasi koordinasi dan kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan. Contoh
modal sosial antara lain adalah jaringan pertemanan, dukungan keluarga, kepercayaan
pada institusi publik, serta adat istiadat atau tradisi yang terjaga.
Kedua faktor ini dapat saling mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan. Modal
sosial yang kuat dapat membantu memperkuat kualitas sumber daya manusia, karena
mendorong kerja sama dan kolaborasi antar individu atau kelompok dalam mencapai
tujuan bersama. Sementara itu, sumber daya manusia yang berkualitas dapat
membantu memperkuat modal sosial, karena individu atau kelompok yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang cukup dapat membantu meningkatkan
produktivitas dan kemajuan dalam suatu masyarakat.
Istilah modal sosial pertama kali muncul pada tulisan L.J.Hanifan (1916) dalam
konteks peningkatan kondisi hidup masyarakat melalui keterlibatan masyarakat, niat
baiknya, serta atribut-atribut sosial lain dalam bertetangga. Dalam karya tersebut muncul
ciri utama dari modal sosial yaitu membawa manfaat internal dan eksternal.
Contohnya:
Norma dan nilai: Keluarga memiliki norma dan nilai yang berbeda dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Norma dan nilai ini dapat membantu
memperkuat hubungan dan meminimalkan konflik di antara anggota keluarga.
Menurut Paul B. Horton, Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri
dengan hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama serta mendiami suatu wilayah
tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam
kelompok itu.
Modal sosial juga dapat membantu memperkuat jaringan sosial dan meningkatkan
rasa solidaritas antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Dengan begitu, modal
sosial dapat memperkuat kepercayaan, saling menghormati, dan saling membantu antar
individu dalam masyarakat.
Disinilah letak hubungannya antara modal sosial dengan masyarakat sipil. Modal
sosial yang kuat di masyarakat menciptakan suatu masyarakat yang demokratis,
menjunjung tinggi HAM, dan nilai-nilai keadilan. Tocqueville dalam Putman (Ibib: 172)
"Democratic government is strengthened, not weakened, when it faces a vigorous civil
society." Dalam sebuah negara yang demokratis, pemerintahan yang kuat dan tidak lemah
ketika menghadapi masyarakat sipil yang kuat. Masyarakat sipil, melalui berbagai
komunitas yang dibentuknya menjadi pengontrol kebijakan pemerintah yang berpihak
kepada rakyat demi mewujudkan keadilan sosial masyarakat itu sendiri.
Contohnya:
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang
meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.
Pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya
meliputi kekuasaan eksekutif. (C.F. Strong)
Hubungan modal sosial dengan pemerintah sangat penting karena modal sosial dapat
membantu memperkuat tata kelola pemerintahan dan meningkatkan kualitas kebijakan
publik. Pemerintah dapat memanfaatkan modal sosial untuk memperkuat partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program-program publik.
Dalam konteks ini, hubungan antara modal sosial dan pemerintah harus dibangun
berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan responsivitas. Pemerintah
harus berupaya untuk membangun kepercayaan dengan masyarakat melalui transparansi
dan partisipasi dalam pengambilan keputusan, serta memastikan bahwa kebijakan publik
yang diambil berdasarkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Contohnya :
Kerja sama dalam pengambilan keputusan: Modal sosial dapat membantu pemerintah untuk
melakukan konsultasi dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang lebih
partisipatif. Dengan adanya modal sosial, masyarakat dapat mempercayai dan merespons
kebijakan pemerintah dengan lebih positif.