Anda di halaman 1dari 5

A.

LATAR BELAKANG
Dalam Bourdie(1986), mengatakan bahwa social capital adalah keseluruhan sumber
konsep,aktual atau potensial yang dihubungkan dengan kepemilikan dari suatu jaringan yang
tahan lama atau kurang lebih kurang hubungan timbal balik antar institusi yang dikenalnya.
Pernyataan ini belum menjelaskan hubungan antara social capital terhadap manusia secara
langsung. Dalam Robby Djohan(2008), social capital(modal sosial) adalah suatu keadaan
yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujua bersama,
didalam prosesnya gerakan itu ditopang oleh nilai dan norma yang khas, yaitu kepercayaan,
saling memberi, menerima, toleransi, penghargaan, partisipasi, kerjasama dan proaktif, serta
nilai nilai positif yang dapat membawa kemajuan bersama.
Sehingga, bisa diambil kesimpulan bahwa sosial kapital adalah suatu sifat/kapabilitas
yang memiliki bagian bagian dari aspek sosial yang bernilai dan bernorma untuk
meningkatkan efiesiensi dan kerjasama antar sesama manusia. Istilah ini mucul pertama kali
pada tulisan L.J Hanifan (1916) didalam konteks peningkatan kondisi hidup masyarakat
melalui keterlibatan masyarakat ataupun aspek aspek sosial lainnya.
Modal sosial ini dibutuhkan di berbagai macam aspek dan memiliki dampak dampak
terhadap berbagai sektor, misalnya dampak modal sosial terhadap ekonomi, sosial,
lingkungan, budaya dan lain lain. Contohnya adalah salah satu aspek kepercayaan dalam
modal sosial antar perusahaan menjalin kerjasama sehingga bisa meningkatkan pendapatan
perusahaan perusahaan yang bekerjasama. Berbagai macam aspek aspek yang ada didalam
modal sosial didalam R.Djohan(2008) adalah: 1) Social Participation 2) Reciprocity 3)
Kepercayaan 4) Toleransi dan Keragaman 5) Value System 6) Sense of Efficiacy 7)
Cooperation and Proactivity. Dengan aspek atau nilai nilai yang ada didalam modal sosial
ini, bila salah satu atau lebih diterapkan didalam hubungan sosial manusia, tentunya akan
memberikan dampak seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Dari nilai nilai diatas, dampak yang besar tentunya akan berhubungan dengan
perkembangan daerah ataupun negara. Dari modal modal sosial yang ada bisa meningkatkan
kerjasama antar masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan bidang swasta, bidang
swasta dengan pemerintah bahkan adanya kerjasama inklusif antar pemerintah, swasta dan
tentunya masyarakat, yang akan meningkatkan nilai nilai ekonomi secara fluktuatif.

B. PEMBAHASAN
I.

Penerapan Modal Sosial Secara Umum

Dalam hidup bermasyarakat, terdapat modal sosial yang memberi pengaruh besar
didalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan lain lain. Untuk bisa memberikan dampak
yang membangun, ada 7 nilai yang harus diterapkan.
1. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial didalam modal sosial adalah adanya nilai partisipasi dari
masyarakat untuk membahas isu, menyelesaikan permasalahan dengan tujuan
menindak secara bersama sama. Contohnya adalah, masyarakat dalam satu RT saling
membantu membersihkan lingkungannya dengan tujuan estetika lingkungan. Adanya
keikutsertaan

sebuah

keluarga

dalam

berpartisipasi

untuk

membersihkan

lingkungannya dan membantu satu sama lain adalah sebuah partisipasi sosial. Bisa
juga dijelaskan dengan contoh lainnya adalah suatu komunitas yang bekerja sama
dengan perusahaan untuk menanggulangi sebuah bencana yang terjadi di satu daerah.
Partisipasi sosial tidak hanya dikhususkan untuk 1 atau 2 pihak tentunya, partisipasi
sosial bisa dimiliki oleh banyak orang.
2. Reciprocity

Adanya keseimbangan didalam hidup manusia, seperti menyeimbangkan


kepentingan pribadi dan kepentingan orang lain bahkan kepentingan bersama. Dalam
kata lain, tidak ada sifat egois didalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupan
bersosial dengan yang lain
3. Kepercayaan
Adanya sikap saling percaya didalam hubungan sosial antara satu orang,
banyak orang terhadap manusia manusia yang lainnya
4. Toleransi dan Keragaman
Adanya sikap toleransi didalam kehidupan bermasyarakat, adanya sifat saling
menghormati satu sama lain karena sebuah atau banyak perbedaan tentunya dengan
baik dan bijaksana
5. Value System

Adanya suatu norma atau nilai yang diyakini bersama. Semisal didalam suatu
daerah, terdapat hukum adat yang berlaku baik itu secara turun menurun atau hukum
yang dipatuhi dan disusun secara bersama sama dengan tujuan pengaturan dan
menjaga keseimbangan daerah tersebut. Sistem ini harus saling diyakini dan
dihormati untuk mendapatkan status modal sosial yang tinggi
6. Sense of Efficiacy
Adanya kondisi dimana setiap orang merasa dihargai didalam kelompok sosial
bermasyarakat, sehingga nantinya akan menumbuhkan kepercayaan diri satu orang
atau kelompok dan akan berdampak terhadap aspek aspek yang ada didalam sebuah
pembangunan baik itu pembangunan sosial, ekonomi dan lain lain
7. Cooperation and Proactivity

Adanya kerjasama yang baik dan aktif diantara anggota kelompok sosial,
dengan menerapkan nilai nilai yang ada diatas sebelumnya, akan terjalin sebuah
kerjasama yang baik dan memberikan kemudahan untuk mendapatkan dampak positif
didalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai nilai ini akan memberikan dampak yang baik jika seluruh unsur unsur modal
sosial diterapkan didalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya adalah tukang parkir yang
merasa tidak adanya kepedulian dari tetangganya terhadap tukang parkir tersebut dimana ada
sebuah kondisi perbedaan kehidupan ekonomis dari tukang parkir tersebut dengan tetangga
sekitarnya. Taraf kehidupan tukang parkir tersebut tentunya akan meningkat jika ada nilai
modal sosial didalam lingkungan tukang parkir tersebut, sehingga tidak ada kesenjangan
sosial. Modal sosial ini bisa diterapkan didalam kehidupan tukang parkir tersebut, semisal
adanya unsur partisipasi, kepercayaan, dan toleransi untuk menjalin kerjasama antar tetangga
dan tukang parkir tersebut sehingga akan memperbaiki kehidupan tukang parkir tersebut dan
juga memberikan dampak positif bagi tetangga tetangganya yang memberikan bantuan baik
itu berupa dana, modal usaha dan lain lain.

II.

Implementasi Modal Sosial didalam Sosial daerah Gondolayu,

Kampung Code Utara Yogyakarta


Modal Sosial merupakan sebuah kondisi yang baik jika mampu dimanfaatkan oleh
masyarakat yang ada di kawasan Gondolayu, Kampung Code Utara, tepatnya di RT 53-61
RW 10 dan RW 11 Kelurahan Cokrodiningratan Kecamatan Jetis. Ada sebuah potensi yang
bisa dimanfaatkan didalam lingkungan tersebut, yaitu potensi ekonomi yang digerakkan oleh
sektor informal yang belum banyak diketahui oleh orang orang yaitu Sate Kuda Gondolayu
Lor. Sate Kuda terkenal dengan kaya akan oksigen dan rendah kolesterolnya, sehingga jika
dikembangkan dan disebarluaskan akan menjadi manfaat bagi penjual karena banyak orang
yang tertarik untuk mengkonsumsi sate kuda tersebut. Warung ini dibuka oleh ibu yang
bernama Suparti sejak tahun 1997, ada salah satu referensi yang mengatakan bahwa warung
ini sudah terkenal namun, bisa lebih disebar luaskan lagi untuk skala yang lebih luas dengan
adanya sebuah partisipasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut
Namun, belum adanya dampak dari warung tersebut terhadap tingkat perekonomian
lingkungan sekitarnya. Seharusnya potensi ini bisa menjadi modal meningkatkan
perekonomian lingkungan tersebut bahkan untuk manfaat lebih luasnya bisa meningkatkan
nilai perekonomian kota Jogja sendiri dan Provinsi DIY.

Di Provinsi DIY sendiri menurut Human Development Report, sektor informal masih
memainkan peranan penting dari segi penurunan kemiskinan yang didapatkan dari tenaga
kerja yang bekerja di sektor informal tersebut. Di Kota Yogyakarta sendiri perekonomian
meningkat karena adanya indikasi bahwa sektor informal berdampak terhadap perekonomian
provinsi DIY.

Sate kuda tersebut yang ada di Kampung Gondolayu Lor Yogyakarta bisa
dikategorikan sebagai salah satu sektor informal. Dimana modal sosial bisa diterapkan
didalam sektor tersebut yang nantinya akan berdampak terhadap perkembangan ekonomi.
Informasi peluang usaha yang didapatkan dari jejaringan sosial yang ada, bisa
diimplementasikan didalam kawasan Gondolayu Lor sehingga meningkatkan nilai
pertumbuhan perekonomian kawasan. Dari 1 warung yang sudah berhasil ini, akan
memberikan informasi peluang usaha terhadap warga sekitar kawasan tersebut, sehingga
banyak masyarakat Gondolayu Lor lainnya yang tersugesti untuk membangun usaha yang
akan menjadi branding dari kawasan Gondolayu Lor. Sehingga kedepannya, kawasan
tersebut bisa menjadi salah satu kawasan sentra industri dan usaha sate kuda. Untuk modal
juga bisa diterapkan salah satu aspek modal sosial yang ada yaitu kerjasama dan kepercayaan
dari satu pedagang sate kuda untuk membantu warga sekitarnya membuka usaha sate
tersebut, sehingga dengan adanya penerapan unsur modal sosial tersebut, lebih bisa
menambah persentase kawasan tersebut menjadi pusat perdagangan sate kuda.

C. KESIMPULAN
Modal sosial memberikan banyak manfaat dan dampak positif didalam kehidupan
manusia, seperti dampak perekonomian. Tentunya akan banyak dampak dampak selain
ekonomi yang akan didapatkan didalam kasus sate kuda Gondolayu Lor diatas, seperti
bertambahnya

nilai

nilai

kebudayaan

kawasan

tersebut

akan

memproduksi

dan

memperjualbelikan sate kuda tersebut, dan juga menambah nilai sosial yaitu keakraban dan

tidak adanya kecemburuan sesama pedagang sate kuda tersebut karena nantinya akan sama
sama memberi ciri khas kawasan tersebut.

Daftar Pustaka
http://santapjogja.com/sate-kuda-gondolayu/, diakses tanggal 4 April 2016
https://ririsatria40.wordpress.com/2010/04/01/blog-jejaring-sosial-dan-social-capital/, diakses
tanggal 4 April 2016
Bisnis, J. (2010). Social capital, 17(2), 174182.
Ekonomis, N., Sosial, M., Sektor, P., Perkotaan, I., Gunadi, A., Lembaga, B., Bank, W.
(2004). Kata kunci: modal sosial, ekonomi informal, pedagang angkringan.
PENDAHULUAN, (Agustus), 110.

Anda mungkin juga menyukai