Anda di halaman 1dari 44

DARI REDAKSI

Perayaan Hari Jadi Pembina/Penasehat :


H. Mohamad Luthfi, ST, M.Si
(Ketua DPRD Kabupaten Cirebon)
Rudiana, SE
(Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon)
Teguh Rusiana Merdeka, SH
(Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon)
Drs. H. Subhan
(Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon)

Pengarah :
Muklisin Nalahudin, SH, MH.
(Ketua Badan Pembetukan Peraturan Daerah
(Bapemperda) DPRD Kab. Cirebon)
Munawir, SH.
(Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kab. Cirebon)
Abdul Rohman
(Ketua Komisi 1)
Mad Saleh
(Ketua Komisi 2)
H. Hermanto, SH
(Ketua Komisi 3)
Siska Karina, MH
(Ketua Komisi 4)

S
Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi :
etiap 2 April, Kabupaten hari jadi Kabupaten Cirebon? Ikin Asikin, S.Sos, M.Si
Cirebon senantiasa mem­ Pada edisi ini, dalam rangka (Sekretaris DPRD Kabupaten Cirebon)

peringati hari jadi. Tanggal memperingati HUT Kabupaten Wakil Pimpinan Redaksi :
tersebut ditetapkan ber­ da­ Cirebon, kami pun menyajikan Drs. Raden Chaidir Susilaningrat
(Kabag Humas, Protokol, Kerjasama, dan Aspirasi)
sarkan peristiwa lampau: le­pas­ liputan khusus mengenai bahasa
nya Kesultanan Cirebon dari dan aksara Cirebon. Drs. H. Sucipto, MM
(Kabag Persidangan dan Perundang-undangan)
Kerajaan Pajajaran pada 2 April Sebagai satu suku, Cirebon Redaktur Pelaksana :
1482 silam. memiliki karakteristik unik ba­
Handi Eko Prasetyo, S.Kom, MM
Tahun ini, usia Kabupaten hasa. Hal tersebut tak terlepas (Kasubag Humas dan Protokol)
Cirebon telah genap menginjak dari kondisi geografis yang sem­ Redaksi Ahli :
540 tahun. Pemerintah Kabu­ pat menjadi wilayah titik temu S. Yudi
paten Cirebon maupun seluruh semua etnis, ras, suku bahkan
Penyunting :
instansi tak luput memeriahkan agama. Sehingga, bahasa Cire­
Dra. Puti Amanah Sari
hari dikenangnya peristiwa pegot bon memiliki kekhasan yang (Kasubag Kerjasama dan Aspirasi)
tetali pancen tersebut, melalui unik dan penting diketahui se­ Redaktur :
berbagai macam selebrasi kegia­ jauh mana upaya pelestariannya. Yusuf
tan. Dari lomba, kajian, pemu­ Selain perayaan hari jadi,
Reporter :
taran film hingga ajang seremoni bulan April tahun ini, kita me­
Supardi • Kustano • Muiz • Amir
lainnya. masuki bulan ramadan dalam
Tak lupa DPRD dan Bupati hitu­ngan hijriyah. Ramadan di­ Fotografer :
juga menggelar paripurna hari jadi maknai sebagai bulan pening­ Qushoy
dengan menampilkan kekhasan katan ibadah dan sarana per­ Desain Grafis :
budaya dan kesenian Cirebon. juangan bagi umat muslim. Oleh Boyke Datu • Andri
Selebrasi atau ekpresi emo­ karenanya kami seluruh jajaran Data dan Riset :
sional untuk merayakan hal ter­ redaksi majalah Cirebon Katon Oman
tentu merupakan sesuatu yang mengucapkan Marhaban Ya Ra­ Distribusi :
lumrah. Meski demikian, setiap madan. Selamat menunaikan Firman • Misbah
selebrasi yang dinanti juga mem­ ibadah puasa bagi yang men­
Korespodensi:
punyai arti. Lalu apakah makna jalankan. Dan selamat membaca
dan pesan dari selebrasi perayaan Cirebon Katon. redaksi.cika@gmail.com
Penerbit :
Sekretariat DPRD Kabupaten Cirebon
Jl. Sunan Bonang No. 01 Sumber Cirebon
• Telp. 0231 32150 • Kode Pos 45611

2| CIREBON KATON | Edisi April 2022


DAFTAR ISI

04 | FOKUS 30 | PROFIL
Gotrasawala Sekretaris DPRD Ikin Asikin
Mata Rantai Penamaan Bahasa Cirebon Mantan Atlet , Hobi Berkebun

7 | Menilik Ragam Aksara Cirebon


11 | Pegiat Bahasa:
Bahasa Cirebon Seolah Dibunuh

34 | DINAMIKA
Perda Retribusi Bangunan Gedung Disahkan
36 | Validitas LKPJ 2021 Dipertanyakan

22 | LENSA 36 | POTENSI
Kapal Otok-otok Bukit Pasir Selawe
Mainan Ikonik yang Tak Sepi Peminat Segera Jadi Wisata Paralayang

28 | INSPIRASI 38 | DESA
Jamur Krispi Mushi Beber
Bersiap Tembus Pasar Global Manfaatkan Hutan Jadi Wisata Belajar

Edisi April 2022 | CIREBON KATON |3


FOKUS

Gotrasawala
Mata Rantai Penamaan Bahasa Cirebon
Meski tak secara eksplisit, babak awal penamaan bahasa Cirebon ditengarai setelah
kegiatan Gotrasawala digelar yang menyisakan ratusan naskah.

Foto-foto: Nationaal Archief @ cirebonheritage


Cirebon 1910-1914

P
ada medio 1620 Masehi, Cirebon menjadi tem­ terbentuknya bahasa Cirebon.
pat agenda besar yang dihadiri banyak pujang­ “Salah satunya mengenai alfabet yang mulai
ga, ahli sastra dari wilayah Nusantara hingga berbeda di setiap daerah. Semula penulisan bahasa
mancanegara. Acara tersebut dinamakan Gotra­ Sunda dan Jawa itu sama. Setelah kegiatan tersebut
sawala yang digagas Pangeran Wangsakerta, seorang muncul jenis-jenis tulisan yang berbeda,” ungkap
putra Panembahan Girilaya, Sultan Cirebon. Akbar.
Sebagai wilayah yang berada di pantai utara, Lahirnya bahasa Cirebon juga dipengaruhi seja­
Cirebon merupakan destinasi studi dan titik temu rah penyerbuan Mataram ke Batavia (Jakarta). Cire­
seluruh berbagai etnis dan suku. Tak heran, jika bon, sempat menjadi lokasi pemberhentian pasukan
kemudian Cirebon memiliki bahasa khas karena Mataram pada tahun 1628 dan 1629 M.
menyerap bahasa-bahasa yang ada di Nusantara. Fakta cikal bakal akulturasi kebahasaan sema­
Ketua Dewan Kesenian Cirebon Akbar Sucipto kin terlihat. Dalam perjalanan, Sultan Agung An­
mengungkapkan, kegiatan Gotrasawala tersebut, yokrokusumo, Raja Mataram saat itu menaruh pa­
menyisakah naskah-naskah yang selanjutnya di­ sukan di wilayah pantai utara termasuk Cirebon
koleksi Pangeran Wangsakerta. Menurutnya, seiring sejumlah 500 ribu pasukan.
waktu, naskah tersebut menjadi embrio awal mula Ketika pasukan Jawa dari Mataram ini berangkat

4| CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
daerah tersebut. Sehingga kemu­
dian lahirlah bahasa Kawi, Jawi
atau Jawa,” jelas Akbar.
Sementara bahasa Cirebon,
berasal dari proses dialektika
kesastraan yang bertemu dalam
lintas zaman hinggu terbentuk
bahasa tertentu.
Secara budaya dan bahasa,
Cirebon berada di antara ma­
syarakat yang berbahasa Sunda
dan Jawa. Wilayah sekitar yang
menggunakan bahasa Sunda,
yakni Majalengka dan Kuni­
ngan. Sedangkan bahasa Jawa
yaitu Indramayu dan Brebes.
Menurut Yayat dalam jurnal
“Bahasa Daerah di Wilayah Cire­
bon”, percampuran orang Jawa
dan Sunda di wilayah Cirebon
melahirkan orang Cirebon.
Keduanya hidup berdampi­
ngan dan berkomunikasi meng­
gunakan dua bahasa yang
dicampur. Campuran bahasa
Sunda dan Jawa di wilayah
Cirebon itulah yang selanjutnya
menghadirkan bahasa Cirebon.
Meski masyarakat Cirebon se­
cara etnik dapat dibedakan men­
jadi dua suku: Sunda dan Jawa.
Masing-masing suku memiliki
budaya dan bahasanya sendi­
ri-sendiri. Suku Sunda kebanya­
Cirebon 1947
kan mendiami daerah dataran
menyerang Batavia, para pasukan pada sekitar tahun 300 hingga tinggi atau selatan Cirebon.
tak sedikit yang menetap di seki­ 400 Masehi. Seperti Kerajaan Sa­ “Kontak bahasa terjadi kare­
tar pantura. Mereka menyebar lakanegara, Tarumanegara, Pajaja­ na kedua suku yang mendiami
di wilayah Cirebon, Indramayu, ran dan Majapahit. daerah Cirebon memerlukan
Subang, Tegal dan Brebes sehing­ Bahasa kerajaan-kerajaan di sarana komunikasi sehingga
ga melahirkan proses akulturasi. Nusantara tersebut, menggu­ terwujudlah dua bentuk bahasa
“Seiring waktu setelah pulu­ nakan huruf atau alfabet yang yang merupakan fusi dari dua
han tahun menetap lahirlah ba­ sama. Baik Sunda, Jawa yang buah bahasa,” tulis Yayat.
hasa baru yang dikenal dengan memakai aksara hanacaraka Bahasa Cirebon dapat di­
bahasa Cirebon. Jadi memang atau aksara carakan. pandang sebagai dialek dari
berasal dari sejarah panjang,” “Saya anggap ini merupakan dua bahasa. Jika yang domi­
ujar Akbar. kekuatan dan kecerdasan bang­ nan adalah bahasa Sunda,
Asal-usul bahasa Cirebon, kata sa kita khususnya di Nusan­ maka disebut bahasa Sunda di­
Akbar, merupakan proses meta­ tara, karena bahasa-bahasa yang alek Cirebon. Jika yang dominan
morfosis dari perjalanan panjang datang ke nusantara itu kemu­ adalah bahasa Jawa, maka dise­
bahkan beriringan masuknya ker­ dian terjadi akulturasi atau per­ but bahasa Jawa dialek Cirebon.
ajaan-kerajaan India ke Nusantara kawinan dengan bahasa lokal di Gabungan dari dua bahasa

Edisi April 2022 | CIREBON KATON |5


FOKUS

Cirebon 22-23 Juli 1947

tersebut tidaklah selalu seim­ Cirebon jenis Bebasan diciptakan ta tetap digunakan oleh mas­
bang bobotnya. Bervariasi ter­ sengaja pada masa pemberon­ yarakat Cirebon. Sehingga sei­
gantung bahasa itu lebih ban­ takan Darul Islam Tentara Islam ring perjalanannya menjadi ba­
yak digunakan. Bahasa Sunda Indonesia (DI TII) di Jawa Barat. hasa mandiri yang berasal dari
Cirebon di daerah selatan, tak Akbar pun mengutip pen­ serapan bahasa para leluhur.
sedikit yang memperoleh pe­ dapat Budayawan Cirebon Al­ “Jadi memang kalau Bebasan
ngaruh bahasa Jawa. Sedangkan marhum Nurdin M Noer, yang itu bahasa yang diciptakan oleh
bahasa Cirebon di pusat-pusat menjelaskan salah satu anggota kita sendiri yang tidak terpe­
pemukiman juga memperoleh DI TII yang berasal dari Cirebon ngaruh oleh bahasa Jawa atau
pengaruh bahasa Sunda. memakai dialek Cirebon dalam pun Sunda. Diambil dari bahasa
Pengaruh dari bahasa lain percakapan sehari-hari sebagai nenek moyang dulu dan diserap.
mencakup berbagai tataran li­ kode pembeda komunikasi an­ Kalimat dan pengucapannya leb­
nguistis, seperti fonologi, mor­ tara Anggota DI TII dengan ma­ ih halus,” jelas Akbar.
fologi, leksikal dan sintaksis. syarakat Cirebon yang tidak ter­ Keberadaan bahasa Cirebon
Keadaan itu lah yang meng­ gabung pemberontakan. sebagai bahasa mandiri, seiring
gambarkan daerah Cirebon Saat itu, seorang tokoh berini­ waktu akhirnya diperkuat den­
mun­cul dua macam bahasa, yak­ siatif menggunakan bahasa Cire­ gan lahirnya Peraturan Daerah
ni bahasa Cirebon yang berbasis bon Bebasan untuk digunakan Provinsi Jawa Barat Nomor 5
bahasa Sunda, dan bahasa Cire­ masyarakat Cirebon agar tidak Tahun 2003 yang memasukan
bon yang berbasis bahasa Jawa. terjadi kesalahpahaman. bahasa Cirebon menjadi bahasa
Meski demikian, Akbar me­ Setelah DI TII habis, peng­ yang diakui di Jawa Barat selain
nerangkan jika kelahiran bahasa gunaan bahasa Bebasan ternya­ Sunda dan Betawi. •Suf

6| CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS

Menilik Ragam Aksara Cirebon


Ada 5 ragam aksara yang dimiliki Cirebon dan sempat menandakan peradaban yang maju. Apa saja?

C
irebon merupakan daerah di kawasan pantai masa Syekh Nurjati bersama sejumlah kongsi Arab
utara (pantura) Jawa Barat yang masih kental datang dalam rangka menyebarkan ajaran Islam.
dengan sejarah dan budaya. Keberadaan ragam Misi dakwahnya juga diterapkan bersama Su­
aksara di Cirebon menjadi salah satu bukti kuat nan Gunung Jati. Hingga dalam perkembangannya,
bagaimana perjalanan dan perkembangan Cirebon banyak warga Timur Tengah yang memilih menetap
beberapa abad silam. Budayawan Cirebon Mukhtar dan menikah dengan pribumi. Salah satu buktinya
Zaedin menuturkan, setidaknya ada lima aksara
kehadiran Kampung Arab yang terletak di Lemah­
yang masuk ke Cirebon.
wungkuk, Kota Cirebon.
“Mereka punya komunitas dalam menyebarkan
Aksara arab ajaran Islam. Sehingga menurut saya, pada ma­
sa-masa itu aksara arab sudah digunakan di Cire­
bon,” katanya.

Aksara China

Keberadaan aksara ini ditandai dengan masukn­


ya bangsa Cina ke Cirebon. Budayawan Tionghoa
asal Cirebon Jeremy Huang pernah mengungkap­
kan, warga Tionghoa datang berbondong-bondong
ke Cirebon membawa barang perdagangan. Salah
satu tokoh Tiongkok yang terkenal adalah kedatan­
gan Laksamana Cheng Ho ke Pelabuhan Muara Jati
pada sekitar tahun 1400.
Menurut Jeremy, salah satu rombongan Laksa­
mana Cheng Ho menamakan Cirebon dengan se­
butan Ching Li Wen, yang artinya sumber yang da­
Keberadaan aksara arab ditandai dengan ma­ lam. Sebutan itu juga terdapat dalam buku “Yingya
suknya bangsa Arab ke Cirebon melalui pelabu­ Sheng Lan” dikarenakan Cirebon memiliki banyak
han Muara Djati pada sekitar tahun 1300 M, untuk kekayaan alam dan hewan laut.
melakukan transaksi perdagangan. Pada tahun 1700 M, salah seorang bangsa Cina
Adapun kisah masuknya bangsa Arab yang ter­ Tan Ko Leng tinggal dan menetap di daerah Geb­
kenal yakni pada tahun 1410 Masehi. Tepatnya, pada ang. Dan memiliki banyak keturunan yang tinggal

Edisi April 2022 | CIREBON KATON |7


FOKUS
dan menetap di beberapa wilayah Cirebon. Dengan Aksara Pegon
begitu, kedatangan bangsa Tiongkok diduga kuat
membawa aksara Cina. Hal itu dibuktikan dengan
banyaknya benda peninggalan Cina dan terdapat
tulisan jenis aksara cina seperti makam Cina.

Aksara Hanacaraka

Pada tahun 1400-an, aksara Hanacaraka telah di­


gunakan masyarakat Cirebon. Dalam Naskah Naga­
rakerthabumi, Pangeran Wangsakerta menjelaskan,
masyarakat saat itu telah mengenal aksara seperti
aksara Cina dan Arab. Selain bahasa Cirebon, aksara
Hanacaraka juga digunakan untuk menulis dan
mengucapkan bahasa Jawa, Sunda dan Bali.
“Baik di Sunda, Bali maupun Cirebon jenis aksa­
ranya sama seperti itu. Penyebutan nama aksaranya
tergantung konteksnya,” katanya.
Aksara ini merupakan aksara arab yang
dipergunakan untuk menulis bahasa Cirebon, Jawa
Aksara Latin dan Indonesia. Dalam bahasa jawa, aksara Pegon
berasal dari kata Pego yang memiliki makna ora
lumrah anggonen ngucapake (tidak mudah diucapkan).
Dalam bentuk tulisan, aksara pegon berjenis
tulisan Arab. Namun isi bahasa bisa menggunakan
bahasa Cirebon, Sunda, Jawa, Madura dan bahasa
daerah lainnya yang hidup di Indonesia. Selain
itu, aksara tersebut memiliki 20 huruf, lebih sedikIt
dari aksara arab yang sebanyak 30 huruf.
Kelebihan lain aksara Cirebon yang tidak dimiliki
aksara arab terletak pada jenis huruf konsonannya.
Sebagai contoh, dalam aksara Pegon terdapat huruf
konsonan (C). Karena itulah aksara ini juga sering
disebut aksara arab pegon.
Penggunaan aksara pegon bersifat fleksibel. Bisa
untuk penulisan naskah sejarah, kitab keagamaan,
buku primbon dan lain-lain.
Aksara Latin masuk ke Cirebon berbarengan bang­ Di Cirebon, keberadaan aksara pegon dibuktikan
sa kolonial pada tahun 1681 Masehi. Hal itu dibuktik­ salah satunya dengan adanya Naskah Keraton
kan dengan sebuah naskah zaman perjanjian yang Kacirebonan yang bertuliskan huruf Arab Pegon
ditandatangani oleh tiga sultan Cirebon, yakni Sultan pada 1750-an. Buku tersebut sudah tersimpan di
Sepuh, Sultan Anom, dan Pangeran Wangsakerta. Perpustakaan Nasional.•Muiz

8| CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS

Bahasa Cirebon
Ragam Dialek, Berfilosofi Luhur
Bahasa Cirebon mengandung filosofis yang luhur ketuhanan. Beragam dialeknya
pun menjadi penanda peradaban yang maju.

B
ahasa Cirebon salah satu dari banyaknya atau kosong.Dalam penuturannya, sebagian besar
kekayaan Nusantara yang telah ada sejak ra­ wilayah Cirebon menggunakan bahasa cirebon. Ke­
tusan tahun. Sebab bahasa tersebut, menja­ cuali sebagian kecil wilayah selatan atau berbatasan
di identitas kebudayaan Cirebon dan bagian dengan Kuningan menggunakan bahasa Sunda.
khazanah kebudayaan Indonesia.Sejak abad ke 15 Sementara itu, bahasa cirebon terbagi menjadi dua,
hingga 17 M, bahasa Cirebon ditengarai telah digu­ yakni bahasa bagongan atau disebut padinan, kro­
nakan dalam tuturan warga pesisir utara Jawa Barat. mo atau bebasan. Adapun penggunaan­nya menye­
Secara filosofis, bahasa Cirebon dinilai memiliki suaikan tingkatan kriteria seperti umur, kedudukan,
sosial, ekonomi pendidikan dan pengetahuan.
sarat transedental. Dalam menyebut subjek misal­
Penutur bahasa Cirebon yang menggunakan
nya, bahasa Cirebon menggunakan kata: isun/ingsun bentuk padinan biasanya terhadap lawan bicaranya
atau kita dalam penyebutan lain. yang sebaya dan juga terhadap orang yang memili­
Menurut ahli bahas, isun, merupakan salah satu ki status di bawahnya. Contohnya percakapan antar
dialek bahasa Jawa kuno yang memiliki arti: saya teman dalam pergaulan sehari-hari.
kosong. Dengan arti lain, tanpa bantuan kekuatan Sebaliknya, kebiasaan penutur bahasa Cirebon
tuhan maka seorang manusia hanyalah kehampaan menggunakan bentuk bebasan terhadap orang

Edisi April 2022 | CIREBON KATON |9


FOKUS
yang memiliki status lebih ting­
gi. Karena itu, bahasa bebasan
dikenal dengan bahasa halus.
Akademisi IAIN Syekh Nur­
jati Cirebon Syibli Maufur men­
gatakan, penggunaan bahasa
Cirebon bertujuan untuk men­
junjung tinggi nilai kesopanan
dalam tingkah laku. Istilah ini
sering dikenal dengan ung­
gah-ungguh. Misalnya, anak ber­
bicara dengan orang tua harus
berbahasa bebasan.
Dalam penelitian yang ditulis
Supriatnoko pada tahun 2012,
masuknya adat unggah-ungguh
di Cirebon dipengaruhi oleh
kebudayaan Jawa. Tepatnya
pada awal abad ke-17, Kerajaan
Mataram yang di bawah oleh
Sultan Agung, ketika bekerjasa­
ma dengan masyarakat Cirebon
dalam bidang pemerintahan
dan ekonomi serta Cirebon di­
paksa menjadi kerajaan jajahan
Mataram.

Dialek Bahasa Cirebon


Bahasa Cirebon berbeda de­
ngan bahasa Jawa, meskipun ter­
dengar sekilas memiliki kemirip­
an dengan bahasa Brebes dan
T­egal. Perbedaan tersebut men­ cirebon asli digunakan oleh ma­ alih bahasa cirebon asli. Dialek
colok dalam banyak kosa-kata. syarakat daerah keraton. gegesik telah melahirkan banyak
Dalam sebuah penelitian, M Kedua, dialek dermayon. dalang Cirebon, karena sering
Abdul Khak saat menjadi kepala Salah satu ciri khasnya yakni kata digunakan dalam perwayangan.
bahasa Bandung (Sekarang Balai ‘reang’ untuk menyebut kata isun Terakhir, dialek jawareh. Di­
Bahasa Provinsi Jawa Barat) dalam dialek bahasa cirebon asli. alek ini merupakan gabungan
membeberkan, terdapat 75 per­ Umumnya dialek ini digunakan dari separuh bahasa Jawa dan
sen perbedaan kosa kata antara oleh masyarakat sekitar per­ separuh bahasa Sunda. Maka
bahasa Cirebon dengan bahasa batasan Cirebon dan Indramayu. tak heran dialek ini digunakan
Jawa Tengah. Sedangkan perbe­ Namun juga digunakan sebagian oleh masyarakat yang tinggal
daan dengan bahasa Jawa Timur masyarakat pesisir. di wilayah perbatasan Brebes,
mencapai 76 %. Ketiga, dialek Plered dan Kuni­ngan dan Majalengka.
Selain itu, bahasa Cirebon Lor. Penuturan vokal “o” yang Karena itu, bahasa Cirebon
juga memiliki dialek yang be­ menjadi ciri khasnya. Contohnya sebagai warisan budaya menja­
ragam. Tercatat ada lima dialek penggunaan kata “sira” menjadi di penanda peradaban Cirebon
bahasa Cirebon yang biasa digu­ “siro” dan gawa menjadi “gawo“. tempo dulu yang maju. Maka tak
nakan masyarakat Cirebon da­ Dialek ini digunakan masyarakat aneh jika kini keberadaannya te­
lam kehidupan sehari-hari. Cirebon bagian barat dan utara. lah diakui secara hukum melalui
Pertama, dialek irebon asli. Keempat, dialek gegesik. Dia­ Peraturan Daerah Jawa Barat
Dialek ini belum tercampur den­ lek ini juga digunakan masya­ Nomor 5 Tahun 2003. Perda ini
gan serapan bahasa lain. Salah rakat Cirebon bagian barat dan menyebut selain bahasa sunda
satu ciri khasnya adalah kata utara, khususnya di sekitar dan bahasa betawi, bahasa cire­
“isun” untuk menyebut kata Kecamatan Gegesik. Dialek ini bon perlu dipelihara dan dile­
“saya”. Umumnya dialek bahasa dipercaya lebih halus dengan di­ starikan. •Muiz

10 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS

Pegiat Bahasa:
Bahasa Cirebon Seolah Dibunuh
Mulai ditinggalkan sebagai bahasa ibu di wilayah perkotaan, perawatan bahasa Cirebon dinilai juga tak
dilakukan oleh Pemkab Cirebon. Bagaimana kondisinya?

K
ondisi bahasa Cirebon yang menjadi wari­ ngan kabupaten salah satunya di Sumber. Orangtua
san bahasa daerah perlahan dianggap mulai tak lagi menggunakan bahasa Cirebon sebagai ba­
di­
tinggalkan sebagai bahasa ibu di wilayah hasa ibu maupun untuk berkomunikasi dengan
perkotaan Cirebon. anak-anaknya,” ungkapnya.
Pegiat Bahasa Cirebon Akbar Sucipto mengung­ Belum lagi jika melihat para pakar bahasa Cire­
kapkan, secara umum kondisi bahasa Cirebon saat bon yang semakin berkurang baik karena mening­
ini cukup memprihatinkan. Di wilayah perkotaan gal maupun minimnya regenerasi.
atau perbatasan kota, telah jarang digunakan se­ “Sekarang sudah masuk ke level emergency atau
bagai bahasa keseharian. Sementara di wilayah per­ darurat, karena tokoh-tokoh dan para ahli Bahasa
desaan penggunaan bahasa Cirebon masih dipakai Cirebon yang semakin sedikit. Walaupun dari sisi
dalam interaksi sehari-hari. akademik masih ada para pakar filologi, namun
“Kalau di lingkungan kota saya merasa yakin mereka hanya ahli dalam membunyikan huruf bu­
banget banyak yang tidak mengenal bahasa Cire­ kan menggunakan huruf,” ungkapnya.
bon. Dan itu berdampak di lingkungan perkampu­ Meski demikian, Akbar menilai, beruntung

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 11


FOKUS
peles­tarian bahasa Cirebon ma­
sih dirawat oleh kelompok mas­
yarakat kultural di kawasan pon­
dok pesantren maupun keraton.
Hampir sebagian besar pesant­
ren dan keraton memakai bahasa
Cirebon Bebasan dalam percaka­
pan sehari-hari atau pun dalam
proses pembelajaran.
“Kita itu tertolong dengan
adanya pondok pesantren. Ka­
lau di pondok itu setiap kali bic­
ara de­ngan kiai atau santri pasti
menggunakan bebasan untuk
menjaga etika dan sopan santun.
Begitu juga di keraton, di mana
masih ada aturan adat keluarga
keraja­an yang mengharuskan
berbica­ra bahasa bebasan,” jelas
Akbar.
Sementara penggunaan baha­
sa Cirebon selain di dua entitas
tersebut, hanya dapat ditemui
dalam acara adat atau pagelar­
an kesenian khas cirebon. Da­
lam setiap pertunjukan wayang
cepak misalnya, bahasa Cirebon
digunakan untuk mengisahkan
babad cirebon. tertentu, bukan kegiatan rutin,” Daerah wajib mengembangkan,
Pegiat Bahasa Cirebon lain­ ujar Imam. membina, dan melindungi baha­
nya sekaligus Founder Komuni­ Imam pun berpendapat, akan sa dan sastra daerah agar tetap
tas Sketsa Pribumi Imam Mifta­ lebih baik jika dalam setiap ra­ memenuhi kedudukannya dalam
hul Jannah (MJ) beranggapan, pat pemerintah baik desa hingga kehidupan bermasyarakat sesuai
bahasa Cirebon seperti sedang kabupaten penggunaan bahasa dengan perkembangan zaman.
terjun bebas dan tidak ada yang Cirebon mulai dilakukan. Di­ Meski demikian, Imam me­
menyelamatkan. Dalam arti, tambah dengan wajib berbahasa ngakui tugas menjaga bahasa
kondisinya tengah dibunuh Cirebon seminggu sekali. Cirebon bukan hanya peme­
maupun bunuh diri. “Saya mengibaratkan demiki­ rintah, melainkan seluruh ma­
Hal itu terbukti dari nihilnya an seperti dibunuh atau bunuh syarakat Cirebon khususnya
peraturan daerah sebagai dasar diri. Kita sebagai masyarakat para orangtua juga memiliki
hukum penggunaan bahasa cirebon seakan membunuhnya, tanggungjawab untuk memas­
Cirebon dalam lingkup pemerin­ dari mulai malas mempelajari tikan warisan leluhur tersebut
tah. Percakapan bahasa Cirebon bahasa Cirebon hingga tidak tetap ada dan terjaga.
tak ditemui dalam rapat peme­ adanya hukum yang mengatur “Kepada orang tua juga
rintah desa hingga kabupaten. pelestarian bahasa Cirebon,” seharusnya membantu me­
“Bahasa Cirebon hanya di­ ujar Imam. ngenalkan bahasa daerah ke­
gunakan pada saat pementasan Pemerintah Kabupaten Cire­ pada anak-anaknya sejak kecil.
wayang dan acara adat tertentu bon memiliki tanggung jawab Kalo bahasa indonesia saya rasa
saja. Di lingkungan pemerin­ yang cukup besar dalam upaya dengan sendirinya anak akan
tah sepertinya jarang, bahkan pelestarian bahasa daerah. Se­ bisa, entah itu belajar dari TV
mungkin tidak ada. Kalaupun bagaimana amanat Undang-Un­ ataupun saat di sekolah nanti,”
ada mungkin hanya di momen dang, kata Imam, Pemerintah tandasnya. •Par

12 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS

Penilaian Publik: Minim Pelestarian


Penggunaan Bahasa Cirebon di ka- Ibarat kata “jauh panggang dari api”
langan generasi muda saat ini kian yang kita dengar di Cirebon hari ini
berkurang, mung­kin ada rasa malu lebih cenderung ke bahasa pergaulan,
atau takut dibilang kampungan. Pa- sudah bercampur-baur dengan bahasa
dahal bahasa Cirebon adalah identitas dari daerah lain. Ini mengindikasikan
kita, yang harusnya menjadi kebang- bahasa asli Cirebon sendiri sudah
gaan bersama. Sebagaimana warga Tia hampir punah.
Hasanudin Pasundan yang bangga dan terbiasa Pegawai
Mahasiswa menggunakan bahasa Sunda dalam
kesehariannya.

Eksistensi bahasa asli Cirebon saya


Bahasa Cirebon saat ini sudah mulai kira masih terjaga bagi masyarakat,
tersisih, apalagi di daerah perkotaan. akan tetapi, jika kita bicara mengenai
Kehadi­ran sosial media menjadi salah upaya pelestariannya, itu yang saya
satu pe­ngaruh terhadap perubahan kira masih sangat minim. Sederha­
bahasa daerah tak lagi digandrungi nanya, kamus bahasa Cirebon saja
oleh mahasiswa. Rizal kita enggak punya Maman
Mahasiswa Dosen

Makin lama mungkin makin jarang


yang berbicara bahasa Cirebon. Di
Saya melihat pemahaman generasi
sekitar daerah yang saya tinggal para
penerus kita akan bahasa asli Cirebon
orang tua kebanyakan berinteraksi
mulai menyusut. Mayoritas mereka
dengan anaknya menggunakan baha-
tidak begitu paham dan mengerti ten-
sa Indonesia. Bahkan para pembeli
tang bagaimana cara berinteraksi dan
Siti saat ini lebih menyukai berbicara ba-
mengguunakan bahasa daerah yang
Pegawai hasa Indonesia. Mas, beli bukan Kang Muhaimin sesuai.
tuku kang. Kuwu Sindang Mekar

Penggunaan bahasa asli di Cire-


bon setahu saya memang belum Yang saya amati, popularitas bahasa
menyeluruh, seperti di daerah kota, asli Cirebon di kalangan pelajar masih
hampir semua menggunakan bahasa kalah dibandingkan dengan bahasa
Indonesia. Saya hanya melihat se­ Indonesia. Karena setahu sedikit
sekali orang yang kemudian meng- sekali yang menggunakannya sebagai
gunakan bahasa asli Cirebon dalam bahasa sehari-hari di sekolah.
kesehariannya.
Rinni Mastur
Guru
Kuwu Kecomberan
Sebagai warga pendatang, Cirebon ini
sangat berbeda, saya melihat Cirebon
adalah salah satu daerah yang cukup Jika bicara mengenai Bebasan atau ba-
dinamis dalam hal komunikasi. Saya hasa Cirebon. Saya lihat memang ada
seringkali melihat para warga sekitar penurunan dari tahun ke tahun. Para
berkomunikasi dengan bahasa Indone- orangtua seperti tidak lagi mengajar-
sia. Tapi saya meyakini, mereka bukan kan ke anak-anak mereka.
Julfa tidak bisa, tetapi memang menye- Sukardi
Kepala Sekolah Kuwu Karangwangi
suaikan dengan perkembangan.

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 13


FOKUS

Tak Miliki Kurikulum Lokal


Hingga Minim Pengajar
Sulitnya siswa menangkap mapel Bahasa Cirebon ditengari kurikulum yang tak sesuai dengan kebutuhan.
Juga rendahnya kompetensi pengajar. Mengapa?

B
ahasa Cirebon menjadi salah satu mata pelaja­ suai kebutuhan.
ran (mapel) muatan lokal (mulok) yang ditetap­ “Nah kalau waktu atau hari mapel Bahasa Cire­
kan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cire­ bon diserahkan ke sekolah yang mengatur. Begitu
bon. Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon me­ pun dengan gurunya,” tambahnya.
wajibkan seluruh jenjang SD dan SMP menambah Meski demikian mapel Bahasa Cirebon dalam
mapel Bahasa Cirebon satu kali pertemuan dalam sekali pertemuan dinilai belum optimal karena tak
seminggu. membuat siswa cepat memahami bahasa Cirebon.
“Memang kita sudah instruksikan seluruh se­ Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) KH Abdu­
kolah SD dan SMP di bawah kita untuk wajibkan rrahman Mahmud, Desa Mertapadawetan, Keca­
mapel bahasa Cirebon minimal 2 jam untuk SMP matan Astanajapura misalnya, rata-rata siswa lancar
dan 1 jam SD sekali pertemuan dalam seminggu,” berbahasa Cirebon Padinan. Tetapi tidak dengan ba­
ujar Kasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP hasa Cirebon Bebasan.
Disdik Kabupaten Cirebon Muhamad Rukhyat Zain. “Sebagian besar siswa hanya memahami sedikit
Menurutnya, secara teknis, Disdik Kabupaten kosa-kata bahasa Cirebon Bebasan. Misalnya kata
Cirebon hanya memfokuskan dua kurikulum mu­ sampun (sudah) karena sering mereka ucapkan ke­
lok: Bahasa Sunda dan Cirebon. Namun tak dipung­ tika selesai belajar,” ujar Munawaroh, Guru SDIT
kiri, jika sekolah juga berhak menambah mulok se­ Abdurrahman.

14 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
gul dalam Bahasa Cirebon juga
dianggap menjadi penyebab pa
ra siswa di sekolah tak mudah
menerima pelajaran.
“Bahasa Cirebon ini penting
diajarkan di sekolah. Sayangnya,
hingga kini belum ada guru lu­
lusan prodi bahasa Cirebon. Se­
bab belum ada universitas yang
membuka prodi bahasa Cirebon.
Bagi saya itu juga penyebab,”
kata Syibli.
Oleh karenaya, Syibli juga be­
rupaya mengatasi kekurangan
guru bahasa Cirebon dengan me­
nambah mata kuliah (MK) Bu­
daya dan Bahasa Cirebon bagi ma­
hasiswa prodi PGMI IAIN Syekh
Nurjati Cirebon sebanyak 8 satuan
kredit semester (sks).
Kondisi tersebut juga disadari
Rukhyat. Ia mengaku kesulitan
mendapatkan guru bahasa Cire­
bon sehingga pengambilan guru
bahasa Cirebon diserahkan ke­
pada kebijakan sekolah ma­sing-
masing.
Upaya melahirkan sarjana ba­
hasa Cirebon, Rukhyat sejatinya
telah berkoordinasi dengan Lem­
baga Pendidik Tenaga Kepen­
didikan (LPTK) agar perguruan
tinggi membuat program studi ba­
hasa Cirebon. Namun hingga kini
belum ada satu pun perguruan
tinggi yang mau merealisasikan.
“Sebenarnya ada sih univer­
sitas yang ingin membuka prodi
bahasa Cirebon, tapi mereka kha­
watir sepi peminat,” ungkapnya.
Jadwal pelajaran bahasa Cire­ Munawaroh. Meski demikian Rukhyat
bon yang hanya 1 jam untuk ting­ Sejumlah Budayawan Cire­ ber­harap, pelestarian bahasa
kat SD, kata Munawaroh, dirasa bon ditengarai tengah berinisiasi Cirebon melalui pembelajaran
kurang untuk bisa dipahami membuat buku Bahasa Cirebon di sekolah tetap harus dilaku­
oleh para siswa. Selain itu, belum yang akan ditawarkan ke peme­ kan karena dapat meningkatkan
adanya standar kurikulum Baha­ rintah daerah sebagai kurikulum karakter siswa. Ia pun menghim­
sa Cirebon produk Pemerintah pembelajaran. bau para pengajar mengajarkan
Kabupaten Cirebon juga diang­ “Saya sempet jadi tim penu­ mapel Bahasa Cirebon sampai
gap menjadi penyebab. Sementa­ lisan buku bahasa Cirebon ber­ tahap budi pekerti siswa.
ra ini, yang diajarkan di sekolah sama Pak Salim, Mas Imam Pa “Contohnya ketika guru me­
masih menggunakan buku terbi­ Akbar Sucipto dan lain-lain. manggil siswa, siswa diajarkan
tan milik pemerintah provinsi. Tetapi saya tidak melanjutkan untuk menjawab enggih dengan
“Saya ngajar Bahasa Cirebon karena bentrok dengan kegiatan badan menunduk. Itu menan­
ke siswa pakai buku “Belajar yang lain,” ujar Akademisi IAIN dakan siswa tidak hanya mema­
Basa Lan Sastra Cerbon-Der­ Syekh Syibli Maufur. hami arti bahasa bebasan tetapi
mayu” yang dibuat oleh Disdik Di luar itu, keterbatasan guru juga sikap dalam berkomunika­
Provinsi Jawa Barat,” ungkap yang memiliki kompetensi ung­ si,” pungkasnya. •Muiz

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 15


FOKUS

Mati Suri Balai Bahasa


Lembaga bahasa Cirebon tak lagi aktif. Padahal keberadaannya begitu penting
sebagai penjaga pelestarian bahasa Cirebon. Mengapa?

L
embaga Basa lan Sastra Cirebon (LBSC) semula Kabupaten Cirebon maupun Pemkot Cirebon. Se­
merupakan wadah yang merawat keberadaan lain itu, kata Akbar, sulitnya mencari tenaga penga­
bahasa maupun aksara Cirebon. Berbagai ke­ jar yang kompeten berbahasa Cirebon.
giatan diselenggarakan dari seminar, kajian dan Pegiat Budaya dan Sastra Cirebon Raden Chaid­
riset. Diisi oleh para pegiat budaya dan sastra, LBSC ir Susilaningrat berpendapat perubahan sosial ma­
menjadi lembaga penjaga bahasa daerah yang diini­ syarakat yang tak lagi menganggap penting bahasa
siasi Pemerintah Kabupaten Cirebon. Cirebon sebagai bahasa ibu, menjadi kekhawatiran
Namun hal itu tak berlangsung lama. Setelah bahasa Cirebon akan dilupakan generasi muda di
meninggalnya salah satu pengurus LBSC, seluruh kemudian hari. Di luar itu, perkembangan teknologi
program pengembangan bahasa Cirebon di LBSC yang cepat telah melahirkan kebiasaan baru terma­
seolah terhenti. Akibatnya upaya pelestarian bahasa suk dalam berbahasa.
Cirebon melalui strukturisasi tak lagi dilakukan. “Zaman dulu petani menggarap sawah menggu­
“Kita menyayangkan semenjak almarhum Pak nakan kerbau, tapi sekarang sudah menggunakan
Noer meninggal, LBSC menjadi mandek dan pro­ mesin. Semua jadi lebih mudah. Saya rasa fenome­
gram-program yang telah dirumuskan berhenti,” na sosial ini juga yang mempengaruhi masyarakat
ujar Ketua Dewan Kesenian Cirebon Akbar Sucipto. mengalami perubahan dalam berbahasa,” jelas
Beberapa faktor penyebabnya, bahasa daerah Chaidir.
Cirebon tak lagi mendapat dukungan Pemerintah Sebagai pegiat budaya, ia pun waswas meli­

16 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
rah Cirebon.
“Dalam setiap pertemuan,
kadang saya ajak teman-teman
untuk hidupkan lagi lembaga
bahasa Cirebon. Dengan kegia­
tan seminar, lomba pidato atau
standup bahasa Cirebon,” ung­
kap Chaidir.
Oleh karenanya ia berharap
LBSC dihidupkan kembali. Pe­
merintah harus mulai bertindak
serius mengaktifkan lembaga
tersebut.
“Banyak jika kita bahas ten­
tang bahasa daerah. Tapi seder­
hananya harus ada perda khusus
bahasa. Selain lembaga bahasa
yang harus aktif lagi,” tandasnya.
Sejauh ini, Imam MJ, Pegiat
Bahasa sekaligus Founder Ko­
munitas Sketsa Pribumi menilai
pemerintah kurang tegas dalam
upaya pelestarian bahasa daerah.
“Yang saya tahu peraturan
untuk pelestarian bahasa daerah
itu masuk dalam 5 pasal Perda
kebudayaan, dan menurut saya
itu kurang efektif, karena dalam
pelestarian bahasa itu akan ada
revitalisasi bahasa daerah, re­
konstruksinya, kemudian doku­
mentasi,” tegas Imam.
Imam juga berharap agar di­
nas yang bertanggungjawab me­
lestarikan bahasa Cirebon bisa
hat fenomena tersebut. Cirebon Menurutnya, keberadaan lem­ lebih membuka ruang bagi para
dikenal dengan wilayah yang baga bahasa sangat penting un­ pegiat bahasa yang berjuang me­
memiliki banyak budaya, tidak tuk pelestarian bahasa daerah. lestarikan bahasa daerah. Pasal­
hanya ritual adat tetapi memi­ Dengan adanya lembaga bahasa, nya, sejauh ini, ia melihat perha­
liki bahasa yang khas. Sehing­ setidaknya menjadi wadah dari tian dinas terhadap komunitas
ga menyesalkan pasifnya LBSC produk-produk para pegiat bu­ dan pegiat budaya dianggap
yang dapat berakibat pelestarian daya. kurang.
bahasa Cirebon semakin tidak “Jadi sangat disayangkan jika “Saya berharap Disbudpar bisa
terkendali. lembaga bahasa Cirebon dibi­ memberi respon yang serius pada
“Dulu di Cirebon LBSC men­ arkan tidak aktif begitu saja,” komunitas atau pegiat budaya
jadi corong penjaga bahasa Cire­ ujarnya. yang berniat untuk melestarikan
bon. Tapi semenjak Pak Nurdin Ia pun mengungkapkan, se­ bahasa daerah. Jika Disbudpar
wafat pada tahun 2020 kemarin, ring berdiskusi bersama para bisa berjalan beriringan dengan
lembaga tersebut mulai tidak ak­ pegiat bahasa dan budaya untuk komunitas atau pegiat bahasa
tif. Saya rasa ini juga yang menja­ bersama-sama membenahi LBSC mungkin akan lebih mudah un­
di faktor pelestarian bahasa cire­ dengan membuat kegiatan ber­ tuk sama-sama mengawal bahasa
bon tidak terkontrol,” tuturnya. temakan pelestarian bahasa dae­ Cirebon,” jelas Imam. •Par

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 17


FOKUS

Senarai Asa Merawat Basa Cerbon


Disbudpar berjanji hidupkan kembali peran Lembaga Bahasa Cirebon yang sempat vakum, sementara Disdik
upayakan pendirian program studi Bahasa Cirebon di perguruan tinggi.

K
epala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan buatan kamus lengkap bahasa Cirebon yang mudah
dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cire­ dipahami masyarakat.
bon Amin Mughni berjanji berupaya meng­ Selanjutnya, Disbudpar juga bekerjasama de­
hidupkan kembali balai Lembaga Basa lan Sas­ ngan Disdik Kabupaten Cirebon soal pematangan
tra Cirebon (LBSC), agar keberadaan bahasa Cire­ penerapan kurikulum Bahasa Cirebon untuk seko­
bon bisa tetap tarjaga dan lebih dikenali masyarakat. lah. Ia memastikan akan menyediakan kamus leng­
“Lembaga bahasa Cirebon sudah ada sejak kap bahasa bebasan sebagai bahan ajar para guru.
zaman Pak Subandi, almarhum Pak Nur, Mas Supa­ Di luar itu, upaya lainnya yakni penerapan pro­
ri dan kawan-kawan. Maka itu lembaga ini harus gram wajib berbahasa Cirebon seminggu sekali di
digerakkan lagi. Sekarang lagi digodok terus soal lingkungan sekolah. Penerapan ini dilakukan oleh
mengaktifkan lagi” ujar Mughni. guru terlebih dahulu sebelum para siswa.
Menurutnya, banyak kegiatan yang akan dilak­ “Ayo kita unggah-ungguh dengan berbahasa be­
sanakan di LBSC jika lembaga ini aktif kembali. basan di sekolah. Jika siswa SD sampai SMA terbiasa
Salah satunya, program belajar bahasa Cirebon un­ menerapakan pengetahuan dasar bahasa bebasan,
tuk masyarakat umum. secara otomatis penerapan di masyarakat juga akan
Selain itu, LBSC juga akan dijadikan wadah bagi terbiasa,” jelas Mughni.
para pegiat bahasa membuat karya. Misalnya, pem­ Sementara itu, Kasi Tenaga Pendidik dan Kependi­

18 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
Sastra dan Aksara Daerah.
“Tidak ada yang tidak mung­
kin ketika pemerintah pusat
dan pemerintah daerah bersi­
nergi. Apalagi di pusat program
bidang pendidikan dan kebu­
dayaan menyatu di bawah Ke­
mendikbud,” kata Mughni.
Sementara itu, DPRD Ka­
bupaten Cirebon juga tengah
menginisiasi lahirnya Perda
Bahasa Cirebon. Wakil Ketua
DPRD Kabupaten Cirebon Drs
Subhan mengatakan, DPRD
berkeinginan Kabupaten Cire­
bon memiliki perda khusus agar
pelestarian bahasa daerah be­
nar-benar tercapai.
“Sekarang masih embrio,
kita di legislatif sudah mendis­
kusikannya. Semoga segera bisa
kita wujudkan perda bahasa
Cirebon,” jelas Subhan.
Menurutnya, perawatan ba­
hasa Cirebon tak cukup bila ha­
nya mengandalkan dari bahan
ajar saat sekolah. Melainkan ha­
rus diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itu, jika per­
da bahasa sudah ada tentu akan
mampu mengatur penggunaan
bahasa Cirebon bagi instansi
maupun sekolah.
“Kalau ada Perda minimal
dikan Dinas Pendidikan (Disdik) hasa Cirebon bisa cepat menjadi payung hukum untuk menga­
Kabupaten Cirebon Muhamad guru Pegawai Pemerintah dengan tur para pejabat, guru menggu­
Rukhyat Zain mengatakan, un­ Perjanjian Kerja (P3K),” ujarnya. nakan bahasa Cirebon minimal
tuk menyelesaikan persoalan mi­ Untuk mendorong universi­ seminggu sekali bisa kita laku­
nimnya tenaga pengajar kompeten tas membuka program studi Ba­ kan,” tambahnya.
berbahasa Cirebon, ia akan men­ hasa Cirebon, kata Mughni, tentu Selain itu, perda juga akan
dorong perguruan tinggi melahir­ tidaklah mudah. Setidaknya ha­ membahas dan mengatur lemba­
kan program studi Bahasa Cirebon. rus terlebih dahulu me­ngajukan ga yang merawat bahasa Cirebon.
Sekalipun mapel muatan lo­ Naskah Akademik (NA) yang “LBSC memang sempat ada
kal (mulok) bahasa Cirebon te­ menjelaskan pentingnya prodi. tapi belum punya payung hu­
lah lama menjadi mulok wajib Meski demikian, ia optimis­ kum kuat setahu saya. Makan­
tingkat SD dan SMP, keberadaan tis pendirian prodi Bahasa Cire­ ya keinginan para pegiat untuk
guru lulusan bahasa Cirebon tak bon dapat terwujud. Apalagi melahirkan Perda saya sepakat.
kalah penting. pelestarian bahasa Cirebon tel­ Kalau sudah ada perda, peran
“Supaya orang tertarik pada ah diikat oleh Peraturan Daerah LBSC sebagai wadah pembela­
prodi bahasa Cirebon di kampus, Nomor 14 Tahun 2014 peruba­ jaran dan pengembangan baha­
kita perjuangkan dan menguta­ han Perda Nomor 5 Tahun 2009 sa Cirebon akan dapat hidup,”
makan para lulusan sarjana Ba­ tentang Pemeliharaan Bahasa, pungkasnya. •Muiz

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 19


FOKUS

Harapan Publik: Perlu Ketegasan Kebijakan Pelestarian


Perlu peran semua pihak dalam Bahasa Cirebon itu bukan sekadar
melestarikan bahasa Cirebon. Tak tutur kata, akan tetapi soal tata krama
terkecuali Pemda yang diharapkan atu anggah-ungguh. Untuk menja-
bisa membangun program studi di ganya, saya mendorong perlu adanya
perguruan tinggi atau fakultas khu- payung hukum seperti Perbup atau
sus Sastra Bahasa Cirebon, sehingga Perwali yang dapat mendasari upaya
melahirkan sarjana-sarjana bahasa Jajat Sudrajat pelestariannya. Sekaligus sebagai ben-
Abraham Cirebon yang menghasilkan SDM Budayawan tuk keseriusan pemerintah menjaga
Pengusaha berkualitas sebagai pengajar mata pe- bahasa daerah Cirebon.
lajaran Bahasa Cirebon.

Upaya yang tetap harus dilakukan


yakni edukasi. Sejauh ini Pemerintah Pentingnya ketersediaan buku-buku
Daerah belum terlihat mengkampa- bacaan yang berbahasa Cirebon asli.
nyekan pentingnya merawat bahasa Di luar itu, kewajiban dan optimal-
Cirebon. Mungkin mereka masih be- kan muatan lokal bahasa Cirebon di
lum merasa ini sebagai urgensi. Fanani sekolah.
Mahasiswa Rifki
Dosen

Pemerintah Daerah Kabupaten Cire- Selain harus mengintensifkan dialog


bon harus waspada, jangan sampai sehari-hari dengan berbahasa Cirebon,
apa yang menjadi identitas baik itu saya kira perlu juga membekali ge­
bahasa atau budaya Cirebon semakin nerasi muda dengan pengetahuan ba-
pudar. Jadi mengenalkan bahasa Cire- hasa daerah Cirebon sejak SD hingga
bon kepada anak cucu setiap warga SMA, sebagai bentuk komitmen agar
Agus Cirebon harus dikampanyekan. Gunawan bahasa Cirebon tetap terjaga.
Pedagang Kuwu Ciperna

Saya kira salah satu upaya adalah Kayanya di sekolah juga harus ada
dengan membiasakan bahasa Cirebon pembiasaan menggunakan bahasa
sebagai bahasa sehari-hari. Kita juga Cirebon di salah satu hari. Semua
wajib mengenalkan bahasa Cirebon guru dan siswa bebasan atau bahasa
kepada anak, istri, suami dan orang- Cirebon halus.
orang di sekeliling kita.
Lutfi Ayyuwbi
Pelajar
Guru

Untuk upaya pelestarian, saya kira Sebagai langkah awal, Kita bisa mulai
Cirebon bisa mencontoh daerah lain dari lingkup terkecil seperti keluar-
yang lebih intensif menggunakan ba- ga. Membiasakan orang sekitar kita
hasa daerah mereka seperti Bandung menggunakan Bebasan dalam ke-
misalnya, atau Yogjakarta yang dalam hidupan sehari-hari mereka. Kemudi-
kesehariannya banyak menggunakan an mewajibkan penggunaan Bebasan
Taufik bahasa daerah mereka. Hj. Solihah di hari-hari tertentu bagi seluruh lem-
Santri Pengasuh Pesantren baga maupun instansi di Cirebon.

20 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
# Unit Nomor Telepon

1 Polresta Kab. Cirebon 0231-204466


2 Polres Cirebon Kota 0231-205179
3 Pemadam Kebakaran Kab. Cirebon 0231-638249
4 Pemadam Kebakaran Kota 0231-484113
5 Ambulance 0231-206330 ext.1042
6 Pos SAR Cirebon 0231-8356347
7 Unit Transfusi Darah PMI Kota 0231-204964
8 Unit Donor Darah PMI Kota 0231-201003
9 Pengaduan PLN Kota Cirebon 0231-236551
10 Pengaduan Gangguan PDAM 0231-244222
11 PDAM Tirtajati (Sumber) 0231-321457
12 PDAM Kota Cirebon 0231-204800
13 Pengaduan Gas Kota Cirebon 0231-203323
14 Terminal Bis Harjamukti 0231-248902
15 Stasiun Kejaksan 0231-210444
16 Stasiun Parujakan 0231-202577
17 RSUD Arjawinangun 0231-358335 / 359090
18 RSUD Gunung Jati 0231-206-330
19 RSUD Waled 0231-661126; IGD: 0231-661275
20 RSIA Sumber Kasih 0231-203815
21 RS Ciremai 0231-238335
22 RS Hasna Medika 0231-343405; IGD: 0231-8825010
23 RS Mitra Plumbon 0231-323100
24 RS Pelabuhan 0231-230024 / 205657
25 RS Permata 0231-8338877 / 8338899; IGD 0231-8338881
26 RS Pertamina Klayan 0231-224797 / 224798; IGD: 08112433338
27 RS Putra Bahagia 0231-485654
28 RS Sumber Urip 0231-8302689
29 RS Sumber Waras 0231-341079

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 21


LENSA

Perayaan
Hari Jadi ke 540
Penanda
Kebangkitan
Kesenian
Puncak perayaan hari jadi Kabu-
paten Cirebon ke 540 digelar terbatas
di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
Seluruh unsur Forum Koordinasi
Pimpinan Daerah (Forkopimda)
hingga jajaran kepala dinas seirama
memakai beskap dan kebaya khas
Cirebon khidmat mengikuti rapat
paripurna yang dibacakan dengan
bahasa Cirebon.
Sebelumnya, rangkaian perayaan
hari jadi telah dilakukan dengan
berbagai kegiatan diskusi, vaksinasi,
lomba olahraga hingga doa bersama.
Sudah dua tahun keriaan hari jadi
hanya dilakukan secara sederhana.
Meski demikian, nuansa khusyuk dan
bahagia masih terasa saat melihat
para seniman, budayawan bergan-
tian menampilkan dengan gagah
kesenian khas Cirebon di penghujung
kegiatan. •Soy

22 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


LENSA

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 23


FOKUS

Diikat Perda, Dijaga Bersama


Para pegiat bahasa serta akademisi berrpendapat agar bahasa Cirebon tetap terjaga harus ada upaya
yang dilakukan secara seirama. Apa langkahnya?

A
kademisi IAIN Syekh Nurjati Cirebon Syib­ berbicara dengan bahasa Cirebon selama sehari.
li Maufur mengatakan, agar bahasa Cirebon “Akan menarik, jika itu terjadi. Warga berkomu­
bisa tetap lestari dan tidak punah, maka harus nikasi dengan pegawai bank misalnya, harus meng­
ada keseriusan Pemerintah Kabupaten Cire­ hapal lebih dulu bahasa Cirebon. Tukang parkir me­
bon dalam merawatnya. markir kendaraan dengan bahasa Bebasan. Itu kan
Menurutnya, banyak upaya yang dapat dilaku­ unik,” tuturnya.
kan, salah satunya dengan mengkampanyekan ke­ Selanjutnya tak kalah penting, yakni simbolisasi
giatan literasi budaya dan bahasa Cirebon. Teruta­ petunjuk arah di sejumlah kawasan yang menam­
ma bagi anak-anak agar bahasa Cirebon dapat dike­ bahkan keterangan bahasa Cirebon. Petunjuk arah
nal sejak dini. lebih sering dilihat dan dicari sehingga dengan ti­
“Khususnya kepada pelajar SD sederajat. Kegia­ dak sadar akan berpotensi mudah dihapal.
tan yang bertemakan bahasa Cirebon harus lebih “Bahkan petunjuk benda, arah atau pengumum­
sering diadakan,” kata Syibli. an, kalau perlu juga ditambahkan dengan ketera­
Kedua, perlunya penetapan hari berbahasa Cire­ ngan bahasa Cirebon,” jelasnya
bon yang mengharuskan seluruh elemen di Kabupaten Sementara itu, Pegiat Budaya Cirebon Raden
Cirebon dari pemerintah, sekolah dan lembaga swasta Chaidir Susilaningrat berharap Pemerintah Kabu­

24 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
local genius yang mesti dihidup­
kan adalah membiasakan diri
berbahasa Cirebon. Baik meng­
gunakan bahasa Bagongan mau­
pun Bebasan. Seiring itu, dunia
literasi juga harus didukung
dengan memperbanyak bahan
bacaan bahasa Cirebon.
“Meski para siswa mendapat
bekal pelajaran bahasa Cirebon
saat di sekolah, bagi saya itu tak
cukup. Pengajaran di sekolah
memang penting, tapi apakah
itu efektif. Sementara kalau kita
lihat mata pelajaran Bahasa Cire­
bon ini porsinya sangat sedikit.
Makanya perbanyak bacaan juga
harus dilakukan,” ujar Doddy.
Belum lagi jika melihat ba­gai­
mana fakta para pengajar bahasa
Cirebon saat ini yang berbeda dari
latar belakang pendidikannya.
“Itu karena memang karena
belum adanya prodi bahasa Cire­
bon. Jadi enggak aneh kalau gu­
runya saja kadang enggak kompe­
ten. Bahkan seringkali sing penting
ana sing gelem,” ungkapnya.
Oleh karena itu, agar upaya
menjaga bahasa bisa terwujud,
harus ada daya dukung terlebih
dahulu dari legislatif dan ek­
sekutif dengan bersama-sama
membentuk peraturan daerah
untuk menjaga keberlangsungan
paten Cirebon segera mengak­ ikut andil melestarikan dengan basa Cerbon.
tifkan kembali Lembaga Balai membuat sebuah karya berbaha­ Menurutnya, kehadiran Per­
Bahasa lan Sastra Cirebon (LBSC) sa Cirebon yang bisa berguna un­ da telah dinantikan oleh seluruh
yang semula menjadi wadah tuk generasi muda. Seperti, buku, pegiat budaya dan bahasa di
para pegiat bahasa. tulisan atau film pendek yang Cirebon. Dengan adanya payung
“Dulu lembaga ini sempat diterbitkan di media untuk mem­ hukum, maka semua akan diatur
aktif. Namun karena ketuanya perkenalkan bahasa Cirebon. dari pendidikan, lembaga mau­
sudah meninggal, statusnya kini “Ayo kita bikin sesuatu, mi­ pun kebijakan lainnya.
vakum dan belum ada yang me­ salnya bikin kamus bahasa Cire­ “Sehingga sekali lagi, selain
neruskannya,” jelas Chaidir. bon atau saluran media yang pentingnya dibiasakan berba­
Chaidir juga meminta kepada isinya tentang bahasa Cirebon,” hasa Cirebon dalam kesehari­
pemerintah agar pelestarian bu­ kata Chaidir. an di berbagai tempat maupun
daya dan bahasa Cirebon diikat Senada itu, Pegiat Bahasa platform dan tak perlu merasa
dengan lahirnya peraturan dae­ Cirebon Doddy Yulianto ber­ malu. Keberadaan Perda sebagai
rah (perda). harap bahasa Cirebon selalu di­ pengikat menjadi penting se­
Di sisi lain, Chaidir mengajak gaungkan baik secara ucapan bagai langkah awal. Itu pun ka­
para pegiat dan masyarakat juga maupun tulisan. Oleh karenanya, lau serius,” pungkasnya. •Kus

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 25


FOKUS

Belajar dari Indramayu


Berhasil Kuatkan Peran Lembaga Bahasa
Upaya pelestarian bahasa Dermayu dinilai berhasil setelah memperkuat keberadaan LBSD yang sukses
selenggarakan kongres bahasa Dermayu pertama untuk penetapan kosakata. Bagaimana bisa?

S
alah satu objek kemajuan budaya sebagaimana Selain itu, LBSD Indramayu juga membuat karya
amanat Undang-Undang yakni terjaganya ba­ tulis berbahasa daerah, seperti cerpen, puisi hingga
hasa. Baik bahasa Indonesia maupun bahasa novel yang didistribusikan untuk sekolah. Setiap
daerah. peringatan bahasa di bulan Februari, tak lupa LBSD
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu ikut memeriahkannya dengan mengadakan pen­
daerah yang menggunakan bahasa khas daerah. tas berbahasa daerah: menyanyi, pembacaan puisi,
Keberadaan lembaga bahasa di Indramayu, dinilai stand up comedy.
berhasil dalam menjaga eksistensi bahasa Dermayu. “Upaya itu kami lakukan agar keberlangsungan
Sekretaris Lembaga Basa dan Sastra Dermayu bahasa Dermayu yang begitu ragam tetap dikenali
(LBSD) Saptaguna mengatakan, lembaga bahasa di dan terjaga oleh generasi muda,” jelas Sapta.
Indramayu masih cukup aktif dalam mengawal peles­ Menurutnya, LBSD hanya menjalankan amanat
tarian bahasa. Menurutnya, LBSD seringkali melaku­ Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2017 tentang Pe­
kan pertemuan bersama para pegiat budaya, seni un­ majuan Kebudayaan maupun Perda Provinsi Jawa
tuk membahas keberlangsungan bahasa Dermayu. Barat Nomor 05 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan
Hampir sebulan sekali, LBSD Indramayu intens Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah.
melakukan forum diskusi perkembangan bahasa “Itu yang menjadi dasar hukum kami untuk mau
daerah serta merancang program perawatan bahasa. bergerak mengembangkan bahasa di daerah,” tuturnya.

26 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


FOKUS
keberadaan LBSD, tak kalah
penting yakni mengedukasi
masyarakat untuk mengajarkan
bahasa daerah sejak kecil. Oleh
karenanya, saat ini LBSD telah
merencanakan untuk membuat
kurikulum pendidikan beker­
jasama dengan Dinas Pendi­
dikan Kabupaten Indramayu.
“Kita sudah merencanakan
pembuatan materi atau kuri­
kulum di lembaga pendidikan.
Yang nanti akan dicetak dan
disebar di sekolah mulai dari SD,
SMP, sampai SMA,” ungkapnya.
Sementara guna mengimba­
ngi perubahan sosial, LBSD juga
membuat karya bahasa daerah
yang dipublikasi melalui me­
dia sosial. Puluhan konten telah
diproduksi dari video, tulisan
dan infografis.
“Sampelnya sudah banyak,
di youtube saja sudah banyak
konten dengan bahasa jawa nga­
pak. Ini yang seharusnya di laku­
kan oleh generasi muda yang
didukung oleh pemerintah dae­
rah,” ujarnya.
Bagi Sapta dan seluruh pe­
ngurus LBSD, sangat baik jika
masyarakat mempelajari bahasa
asing dan bahasa nasional. Na­
mun jangan sampai lupa terha­
dap jati diri. Semua daerah, ten­
Belum lama ini, mereka telah pembakuan ejaan dalam bahasa tu memiliki bahasa daerah yang
berhasil menyelenggarakan kon­ dialek Indramayu,” jelasnya. sejak turun menurun sudah ada.
gres bahasa Dermayu yang perta­ Keseriusan dalam melestari­ Hal itu merupakan warisan le­
ma untuk menetapkan kosa-kata kan bahasa Dermayu, kata Sapta, luhur dan identitas seseorang
hingga penentuan kata baku. tak luput dari peran LBSD yang yang harus dijaga.
Upaya tersebut berangkat dari merupakan lembaga bahasa re­ Selain itu, dengan tetap
keresahan para pegiat LBSD yang smi dengan dukungan pemerin­ menggunakan bahasa daerah,
melihat dialek-dialek yang ada di tah daerah. secara tidak langsung, kata Sap­
Indramayu belum terawat. “Pentingnya sebuah lemba­ ta, seseorang akan tahu etika da­
“Makanya agar bisa tetap ter­ ga punya legalitas yang ter-akta lam bertutur kata.
jaga kita perlukan pertemuan be­ notariskan semacam yayasan de­ “Kekhasan berbahasa itu
sar dengan tokoh-tokoh dan pi­ ngan support pemerintah dae­ yang menjadi kekayaan kita.
hak yang berkepentingan untuk rah. Sehingga dapat memasifkan Salah satu cara yang paling mu­
mendiskusikan dan mengambil kegiatan-kegiatan yang bersifat dah mengetahui identitas seseo­
keputusan perihal bahasa Indra­ pelestarian bahasa,” kata Sapta. rang dapat dilihat dari bahasa
mayu, seperti tentang tata bahasa Meski begitu, Sapta mengu­ atau pun dialek tutur katanya,”
(Paramasastra), kesusastraan dan ngkapkan, selain mengaktifkan pungkasnya.•Suf

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 27


INSPIRASI

Jamur Krispi Mushi


Bersiap Tembus Pasar Global
Awalnya, jamur tiram milik Lia sulit terjual hingga ia mengolahnya menjadi kudapan krispi yang sukses di retail
modern. Selanjutnya, ia tengah bersiap ekspor Mushi ke pasar global. Bagaimana bisa?

M
emulai usaha tentu bu­ duk jamur lainnya, seperti jamur ma petani jamur juga merasakan
kanlah hal mudah, ba­ krispi, krupuk jamur, kaldu bagaimana sulitnya memasarkan
nyak lika-liku yang ha­ jamur bubuk, dan tepung jamur. jamur saat itu,” ungkap Lia.
rus dilewati. Tantangan Berawal dari rasa empati­ Produksi jamur yang ber­
dan halangan pun menjadi hal nya terhadap para petani jamur limpah ternyata tak sebanding
yang tak lepas dari kisah perjala­ yang sulit menjual hasil panen, dengan permintaan pasar. Lia
nan pemilik usaha jamur krispi Lia pun begitu gelisah. Lia yang pun tak ingin rugi. Keadaan
Mushi Lia Amalia yang ia diri­ juga seorang petani jamur hanya itu, menuntut Lia harus memu­
kan sejak 2018 silam. berharap jerih payahnya mena­ tar otak agar hasil panen
Tak banyak yang tahu jika nam jamur bisa dirasakan hasil­ melimpahnya tak sia-sia.
kudapan jamur krispi Mushi te­ nya untuk memenuhi kebutuhan Di tahun 2018, bermodal kege­
lah sukses di retail modern dan hidupnya. marannya memasak, Lia bereks­
toko oleh-oleh khas Cirebon. “Dulu setiap kali musim perimen mengolah jamur tiram
Olahan berbahan dasar jamur panen para petani kebingungan menjadi makanan ringan. Ide se­
tiram ini, bukan hanya berjenis untuk menjual. Sementara sifat derhana yang terlintas di benak
makanan ringa melainkan juga jamur mudah membusuk jika tak Lia saat itu adalah membuat
melahirkan beberapa jenis pro­ segera diolah. Saya sebagai sesa­ jamur krispi dalam bentuk kema­

28 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


INSPIRASI
dan Indomart. Ada juga dis­
tributor dan reseller. Bisa juga
didapat­ kan di Blibli.com, yang
sudah mendapatkan top rat-
ed karena penjualannya yang
meningkat,” kata Lia.
Untuk harganya, Mushi cu­
kup terjangkau, dengan mero­
goh kocek Rp 13 ribu Mushi
bisa didapatkan untuk ukuran
80 gram. Sebelum pandemi
Covid-19, jamur krispi Mushi
mampu terjual 12 ribu pcs da­
lam sebulan. Namun, semenjak
pandemi penjualannya sempat
anjlok 80 %.
Sekarang, perlahan de­ngan mu­
lai menurunnya angka Covid-19,
omzet Mushi berangsur kembali
naik. Bahkan saat ini Lia tengah
menyiapkan Mushi untuk dijual di
Amerika.
“Saya sudah membuat ke­
masan khusus untuk dijual ke
Amerika, mungkin nanti saya
akan jual dengan harga 3,5 dolar
untuk satu pcs. Sebelumnya saya
juga sempat tanda tangan kon­
trak untuk menjual Mushi di
beberapa negara lain seperti, Si­
ngapura, Malaysia, dan Austra­
lia, tapi tertunda karena terjadin­
ya pandemi,” ungkapnya.
Lia menuturkan, untuk men­
capai pada posisi ini ia harus
melewati berbagai kondisi, tapi
dia terus berusaha dan tak patah
san. Baginya mudahnya pembua­ terletak di Desa Karangwangi, arang. Hal itu terbukti dengan
tan jamur krispi menjadi alasan ia Kecamatan Karangwareng Mushi keberhasilan Mushi menembus
sangat yakin untuk mengekseku­ pertama kali terlahir. Seiring ber­ retail modern hingga pasar glo­
si ide bisnis tersebut. jalannya waktu, Mushi mulai bal. Lia berharap semoga per­
“Memang dasarnya saya suka dikenal oleh masyarakat. Lia terus jalanan Mushi akan memberi in­
memasak, jadi secara autodidak mempromosikan Mushi dari ru­ spirasi bagi para pelaku UMKM
saya coba membuat jamur kris­ mah ke rumah hingga dipasarkan lainnya.
pi waktu itu. Pembuatannya ti­ di retail modern setelah menem­ “Untuk pelaku UMKM, baik
dak sulit, dan bahan-bahannya puh persyaratan. Untuk mengim­ yang baru memulai ataupun
juga cukup mudah didapatkan. bangi perkembangan zaman, Lia yang sudah berjalan tetap se­
Setelah itu saya coba keluarga juga menjual Mushi di beberapa mangat dan telaten. Jangan mu­
dan tetangga saya nyicipi ternya­ marketplace. dah putus asa. Namanya juga
ta suka. Mulai saat itu saya seri­ “Sampai sekarang, kurang usa­ha pasti ada naik turunnya,
usi hingga sekarang,” tuturnya. lebih sudah hampir 3 tahun dan yang paling penting harus
Di rumah kontrakannya yang Mushi juga dijual di Alfamart rajin berdo’a,” pungkas Lia. •par

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 29


PROFIL

Sekretaris DPRD Ikin Asikin


Mantan Atlet , Hobi Berkebun
Saat muda, Ikin pernah jadi atlet karate dan sempat mewakili daerahnya di Kejurda. Ia juga menggemari
hobinya berkebun. Bagaimana kisahnya?

B
icara olahraga, laki-laki satu ini memiliki kisah Bagi Ikin, itu adalah momen menarik. Karena
sendiri. Kegemarannya dalam berbagai jenis saat berolahraga semua orang tak lagi memiliki
olah tubuh sejak muda, sempat membawanya batasan karena perbedaan status sosial, karir mau­
bercita-cita menjadi guru olahraga. pun pekerjaan. Semuanya baik anggota dewan, ASN
“Saya gemar olahraga apapun dari sepakbola, Pemkab Cirebon menyatu menjadi tim. Itu juga ala­
futsal, voli, basket sampai bela diri. Makanya saya san menurutnya mengapa olahraga adalah hal yang
dulu pernah ingin sekali jadi guru olahraga,” ujar paling berkesan.
pemilik nama lengkap Ikin Asikin. “Kalau di tempat kerja kadang kita punya
Saat masih duduk di bangku SMP, Ikin bahkan batasan antara atasan dan bawahan kalau olahraga
pernah menyabet gelar atlet karate. itu kan tidak ada,” jelasnya.
“Jadi atlet sejak SMP terus berlanjut sampai saya Namun demikian, cita-cita Ikin saat muda men­
bekerja. Dan sudah sampai sabuk hitam,” ungkap jadi guru olahraga ternyata berbeda dengan takdir.
Ikin. Ia justru diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara
Selama dirinya menjadi atlet, banyak kejuaraan (ASN) di Kabupaten Cirebon dimulai dari bagian
yang telah ia ikuti mulai dari tes naik sabuk sampai keuangan, Camat hingga kini menjadi Sekretaris
lomba kejuaraan tingkat daerah (Kejurda) mewakili DPRD Kabupaten Cirebon.
banyak instansi. Di luar dari kebiasannya berolahraga hingga ki­
“Walaupun belum pernah juara tapi saya selalu wari, Ikin juga memiliki hobi lain yakni berkebun.
dipercaya untuk ikut kejuaran-kejuaran tersebut,” Ia memiliki ladang yang ia tanami berbagai macam
ujarnya terkekeh. tumbuhan seperti kopi, palawija, pisang dan se­
Bagi Ikin, karate adalah olahraga yang paling ia jenisnya.
gemari. Meski semua cabang olahraga apapun ia “Kalau libur ya saya di kebun mas, kita punya
bisa.
“Ya semua bisa dari bola, voli, bulu tangkis mau­
pun futsal. Cuman bisa enggak mahir-mahir amat.
Dengan berolahraga banyak pelajaran yang dapat
diambil terutama soal kekompakan tim,” tuturnya.
Selain itu, ada juga nilai sportifitas yang selalu
dijunjung tinggi. Di usianya saat ini, ia juga tetap
berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
Di sela-sela obrolan, Ikin menceritakan pengala­
mannya ketika bermain sepakbola beberapa waktu
lalu antara eksekutif dengan legislatif Kabupaten
Cirebon dalam rangka memeriahkan HUT Kabupa­
ten Cirebon ke 540.
“Ya walaupun kami kalah mas, dan saya pada
saat itu berposisi sebagai gelandang tengah. Tapi itu
sangat berkesan,” terang Ikin.

30 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


PROFIL
kebun sendiri di Majalengka te­ bermain di sungai dan ikan itu
patnya di atas puncak sadarehe,” masih banyak, sekarang banyak
terangnya. yang mencari ikan dengan cara
Ikin mengakui, sudah lama yang tidak baik seperti diportas
memiliki kebun itu karena sampai diserum. Itu kan jelas
kepeduliannya dengan alam. Ia merusak habitat dan alam,” ge­
juga tak sungkan menghabiskan ramnya.
waktu menginap berkebun jika Di akhir percakapan, Ikin ber­
sedang jenuh karena pekerjaan. pesan ketika merawat alam pada
“Kalau sedang jenuh saya akhirnya akan menuai.
kadang nginep di kebun, dan “Anak -anak sekarang harus
kadang juga di lembah gunung bisa bagaimana mengolah ke­
Ciremai bareng teman-teman bun, menanam singkong, mena­
sekadar menjernihkan pikiran,” nam padi, jangan hanya tau pro­
ungkapnya. duk jadi nya saja. Ketika nanti
Ikin memiliki prinsip jika ma­ pensiun jadi PNS, saya juga akan
nusia harus mau menanam dan kembali ke alam mengurus ke­
tak merusak alam karena hidup bun yang sudah saya punya saat
berdampingan dan saling mem­ ini,” pungkasnya. •Kus
butuhkan.
“Tanaman itu harus kita jaga
dan rawat, mulai dari disiram,
dikasih pupuk, dikasih vitamin,
intinya jangan merusak alamlah.
Kita semua kan butuh pada akh­
irnya. Tanpa alam manusia bisa
apa?” ujarnya.
Semasa kecil, Ikin sudah
membiasakan diri menanam
karena kebiasannya bermain di
kali, mencari ikan dan bermain
di kebun.
“Masa kecil saya dulu indah,

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 31


PROFIL

Tanung Hidayat
Libur Sekolah,
Berjualan Buah di Bus
Untuk menghidupi kebutuhannya, saat libur sekolah Tanung
remaja akan berjualan buah. Termasuk menjajakannya di bus.
Bagaimana kisahnya?

L
aki-laki yang satu ini merupakan seorang pengusaha dari
Cirebon wilayah timur. Usahanya yang bernama CV WTN
Jaya tersebar di 2 tempat, di antaranya Desa Pengarengan
dan Desa Gebang Mekar. Bisnisnya ini merupakan penjual­
an garam dan ikan, tak ayal namanya sudah tidak asing bagi
para petani garam dan nelayan di wilayaha setempat.
Jauh sebelum terpilih menjadi legislator, Tanung lebih dulu
menggeluti bisnisnya berdagang hasil laut yang ia mulai sejak
tahun 2000. Dimulai dari berbagai jenis ikan tangkap.
“Dari tahun 2000 hingga 2009, bisa dibilang usaha saya
meningkat. Saya memiliki banyak pelanggan yang tersebar di
beberapa wilayah 3 Cirebon. Dalam sehari saya bahkan mam­
pu menjual 7 hingga 15 ton ikan,” ungkap Tanung.
Memasuki medio 2010, bisnis penjualan ikannya be­
rada di titik nadir. Ia tengah mengalami kebangkrut­
an akibat pasokan ikan yang menurun. Tanung
pun terpaksa memilih gulung tikar.
Meski demikian, Tanung tak menyerah
begitu saja. Ia beralih berbisnis garam di
tempat kelahirannya, Desa Pengare­
ngan, Kecamatan Pangenan. Bisnis
garamnya pun sedikit-demi sedikit
meningkat tajam dalam 3 tahun.
Hingga pada 2013, Tanung
harus menelan pil pahit kem­
bali karena harga garam saat
itu sedang turun, ditambah
produksi garam yang te­
ngah anjlok. Akibatnya
ia juga sempat kewala­
han. Namun kali ini,
ia tak buru-buru ber­
henti. Ia tetap berta­

32 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


PROFIL
Bahkan hingga SMK, kebiasaan
itu ia lakoni. Tanung menjajakan
buah di dalam bis kota jurusan
Cirebon-Ciledug.
“Ya kalau dibandingkan 11
saudara, sepertinya hanya saya
yang mengalami menjadi orang
susah. Untuk bisa jajan saya ha­
rus berjualan dulu,” kenangnya
terkekeh.
Menahun berdagang dan
merasakan susah, menumbuh­
kan empatinya yang besar. Ta­
nung berkeinginan membantu
masyarakat yang kesulitan ter­
utama dalam mendapatkan hak
pendidikan dan kesehatan.
“Saya pernah menjadi orang
susah, itulah kenapa saya ingin
membantu masyarakat yang ke­
sulitan. Banyak warga tak mam­
pu yang enggak bisa berobat
karena belum punya kartu sehat.
Ada juga warga yang tak bisa
beli buku maupun sekolah kare­
na hanya cukup untuk makan,”
jelasnya.
Ia pun mengaku, sejak terpi­
han menekuni bisnis garam, caleg kabupaten. Alhamdulillah lih hingga di periode keduanya
“Saya menyadari kalau bisnis Pileg 2014 saya terpilih,”ujar saat ini, ia telah banyak diminta
apapun pasti mengalami harga pemilik nama lengkap Tanung tolong para warga yang kesulitan
tinggi dan turun. Apalagi ber­ Hidayat. mendapatkan kartu kesehatan
bisnis garam yang tak selama­ Memilih menjadi politisi, ba (KIS). Ia juga telah menginisiasi
nya untung. Makanya saya tetap gi Tanung juga tak terlepas dari pendirian saung literasi dengan
bertahan untuk memilih menjadi kisah masa kecilnya. Semasa mendirikan taman baca di Desa
penjual garam ini,” jelas Tanung. kanak-kanak, ia telah merasakan Babakan, Gagasari hingga Pasa­
Di tahun yang sama, Tanung asam garam hidup. Untuk be­ leman. Tak sedikit para peng­
yang memiliki banyak relasi rangkat sekolah di SMP 3 Kanci, geraknya anak-anak disabilitas,”
ternyata diminta menjadi tim Tanung remaja, harus berjalan tambah Tanung.
sukses (timses) salah satu caleg. kaki terlebih dahulu sejauh 5 kilo. Meski di tengah kesibukan­
Semula ia pun menyanggupin­ Tak ayal ia akan selalu kesiangan. nya menjadi wakil rakyat, Ta­
ya. Seiring perjalanannya, Ta­ “Setiap berangkat sekolah, nung tetap konsisten menggeluti
nung yang semakin dikenal ma­ kalo tidak numpang teman saya bisnisnya menjadi penjual ga­
syarakat mendapat respon posi­ jalan kaki, jadi hampir setiap hari ram. Baginya konsistensi meru­
tif dan mudah . Tak disangka, kesiangan,” tuturnya. pakan kunci kesuksesan.
ia bahkan diminta mencalonkan Setiap libur sekolah, Tanung “Yang saya dapatkan saat ini
pula menjadi caleg. pun kerap menghabiskan wak­ merupakan hasil dari perjuangan
“Awalnya memang timses tunya untuk berdagang. Ia akan saya dari bawah, doa orangtua
tapi justru saya didorong untuk bepergian ke Ibukota Jakarta serta konsisten. Jadi tidak ujug-
maju. Setelah berdiskusi dengan untuk berjualan ikan, berjualan ujug warisan dari orangtua atau
keluarga akhirnya saya pun me­ buah di festival bancakan Sin­ apa, makanya saya tetap ber­
nerimanya untuk maju menjadi danglaut dan Pasar Babakan. wirausaha,” pungkasnya. •Par

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 33


DINAMIKA

Perda Retribusi Bangunan


Gedung Disahkan
Beberapa pasal dalam Perda RPBG dihapus maupun perbaikan klausul setelah Pansus I
mendapat masukan dan studi banding. Bagaimana isinya?

S
etelah melewati beberapa but telah diatur dalam UU No­ Imron juga menjelaskan
tahapan rapat paripurna, mor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Perda ini menjadi penting un­
Dewan Perwakilan Rakyat kerja yang mengubah ketentuan tuk acu­ an pemerintah daerah
Daerah (DPRD) Kabupaten Pasal 141 UU Nomor 28 Tahun melakukan pemungutan pajak
Cirebon bersama Bupati Cirebon 2009 tentang Pajak Daerah dan maupun retribusi.
akhirnya mengesahkan Peratur­ Retribusi Daerah. “Sementara kalau kita lihat
an Daerah (Perda) tentang Retri­ Sesuai Surat Edaran (SE) Pasal 286 Undang-Undang No­
busi Persetujuan Bangunan Ge­ Kemendagri tentang percepat­ mor 23 Tahun 2014 tentang Pe­
dung (RPBG). an penyusunan regulasi per­ merintah Daerah menerangkan
Bupati Cirebon Imron me­ syaratan dasar perizinan ba­ jika pemerintah daerah dilarang
nerangkan, jika bangunan ge­ ngunan gedung, serta retribusi, memungut pajak daerah dan
dung merupakan salah satu jenis penggunaan tenaga kerja asing retribusi daerah sebelum adanya
retribusi perizinan tertentu yang mengarahkan agar pemerintah perda sebagai landasan hukum,”
menjadi kewenangan pemerin­ daerah segera menetapkan pera­ jelas Imron.
tah daerah kabupaten/kota. turan daerah atau merevisi per­ Sekretaris Pansus I DPRD Ka­
Menurutnya, ketentuan terse­ setujuan bangunan gedung. bupaten Cirebon Diah Irwani In­

34 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


DINAMIKA
nya, lebihan pembayaran retri­
busi dikembalikan.
Adapun Pasal 5 ayat 2 me­
ngatur tata cara permohonan
pengajuan persetujuan bangu­
nan gedung yang menggunakan
sistem informasi manajemen
bangunan gedung yaitu sistem
elektronik berbasis web yang
digunakan untuk memproses
penyelenggaraan PBG dan pen­
dataan bangunan gedung diser­
tai dengan informasi lainnya.
“Sementara dalam Pasal 9
ayat 3, klasifikasi bangunan ge­
dung ditentukan berdasarkan
tingkat kompleksifitas, tingkat
permanensi, tingkat risiko baha­
ya kebakaran, lokasi, ketinggian
bangunan gedung, kepemilikan
bangunan gedung, dan khas ba­
ngunan,” kata Diah.
Pasal 17 ayat 1 yang dimaksud
bangunan gedung pendidikan
keagamaan yakni pondok pesan­
tren, MDTA dan sejenisnya.
“Pondok pesantren secara
umum dapat terbagi menjadi
pesantren terpadu atau pesan­
tren salaf yang berbeda sumber
penerimaan pengelolaan,” ung­
driyati mengatakan, sebelumnya disingkat SBKG adalah surat tan­ kap Diah.
Pansus I yang bertugas mengkaji da bukti atas status kepemilikan Diah mengungkapkan, hasil
raperda telah melakukan stu­ bangunan gedung,” terangnya. perubahan maupun tambahan
di banding ke beberapa daerah Perubahan selanjutnya yakni berasal dari masukan, saran dan
agar penerapan Perda RPBG pasal 3 ayat 2 yang mengalami perbandingan dengan daerah
dapat berjalan optimal. penambahan pada huruf E se­ lain yang disesuaikan dengan
“Setelah mengkaji dan me­ hingga berbunyi: objek retribu­ kondisi Kabupaten Cirebon.
lakukan analisis ke daerah lain si sebagaimana dimaksud pada Setelah disahkan, Diah pun
kami pun menyepakati untuk ayat 1 adalah penerbitan RPBG meminta agar Pemkab Cirebon
menyetujui raperda Retribusi untuk bangunan milik daerah segera menindaklanjuti perda
PBG disahkan menjadi Perda,” atau bangunan yang memiliki disampaikan kepada Guber­
ujar Diah. fungsi keagamaan. nur Jawa Barat untuk dilakukan
Meski demikian, Diah me­ “Pasal 17 ayat 1 huruf a juga evaluasi.
nerangkan ada beberapa pasal mengalami perubahan dari fung­ “Setelah raperda tentang
yang diubah maupun ditambah­ si sosial dan budaya menjadi RPBG di Kabupaten Cirebon
kan di antaranya: pasal 1 ayat 4, fungsi pendidikan keagamaan,” menjadi perda, kita berharap
pasal 13 ayat 4,5 dan 6 yang di­ tutur Diah. Pemda segera menerapkan se­
hapus dan penambahan klausul Dalam pasal 19 ayat 4 juga suai ketentuan agar tercapain­
di ayat 19. ditambahkan sehingga berbunyi: ya retribusi secara optimal dan
“Ayat 19 surat bukti kepemi­ jika pengajuan keberatan dika­ dapat menguatkan iklim investa­
likan gedung yang selanjutnya bulkan sebagian atau seluruh­ si,” pungkasnya.•Kus

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 35


DINAMIKA

Validitas LKPJ 2021 Dipertanyakan


Setelah membaca LKPJ Bupati 2021, DPRD Kabupaten Cirebon menyimpulkan ketidakvalidan data dalam
LKPJ 2021 yang berbeda dengan laporan BPS. Seperti apa?

W
akil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diren­
Teguh Rusiana Merdeka menanggapi canakan sebesar 69,93 persen pada RPJMD, realisa­
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban si pada LKPJ sebesar 69,12 persen. Namun setelah
(LKPJ) Bupati Cirebon tahun anggaran diklarifikasi ke BPS pencapaian IPM justru berada
2021. Menurutnya sumber data penyusunan LKPJ di angka 69,83 persen.
Bupati tahun 2021 tidak dapat diyakini kebenaran­ Selanjutnya, peningkatan derajat pendidikan
nya. Karena angka-angka yang muncul memiliki masyarakat dengan indikator Rata-rata Lama Seko­
perbedaaan data. lah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Dalam
“Angka-angka LKPJ justru tak jauh berbeda de­ RPJMD, Teguh mengungkapkan, RLS ditargetkan
ngan data Rencana Pembangunan Jangka Mene­ngah mencapai 7,05 dalam setahun, sedangkan realisasi
Daerah (RPJMD) Kabupaten Cirebon. Kalau kedua dalam LKPJ tercatat 7,10 tahun. Padahal data BPS
data itu dibandingkan dengan milik BPS Kabupaten mencatat, pencapaiannya 6,88 tahun.
Cirebon maka akan kelihatan perbedaan­nya. Kita Selain itu, indikator HLS yang ditargetkan 12,34
memang mengaitkan pula dengan visi misi bupati,” tahun pada 2021 dalam RPJMD, realisasi menurut
ujar Teguh. data LKPJ adalah 12,86 tahun.
Misalnya berkaitan pencapaian kinerja target “Namun, Setelah diklarifikasi ke BPS Kabupaten

36 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


DINAMIKA
ni peningkatkan produtifiktas
masyarakat untuk lebih maju
dan unggul di tingkat nasional
dan regional. Tujuan dari misi
ini yakni untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. De­ngan
indikator laju pertumbuhan
ekonomi direncanakan sebesar
4,38 dan terlaksana sebesar 4,38
persen.
“Padahal data BPS justru
mencatat belum terealisasi kare­
na hanya 2,30 persen. Ini kan ter­
paut jauh,” ujarnya.
Tujuan selanjutnya dari visi
Bupati Cirebon adalah terseleng­
garanya tata kelola pemerintah­
an yang baik. Dengan indikator
reformasi birokrasi, menurut
data RPJMD direncanakan sebe­
sar 60 persen sedangkan dalam
LKPJ sebesar 55 persen. Semen­
tara data pembanding dari BPS
belum dikatahui hasilnya.
Dari hasil laporan yang
disam­ paikan Bupati Cirebon
mengenai LKPJ tahun 2021,
Teguh menyimpulkan dalam
laporan LKPJ 2021 banyak me­
Cirebon, diketahui capaiannya mi disfungsi sosial. Dengan ngalami penggelembungan data
hanya 12,27 tahun. Belum sesuai indikator persentase Pemerlu karena tidak sesuai dengan hasil
terget,” ungkapnya. Pelayanan Kesejahteraan Sosial sebenarnya.
Perbedaan lainnya muncul (PPKS) yang tertangani. Dalam Menurutnya, DPRD menilai
pada program kesejahteraan so­ RPJMD dan LKPJ, angka yang LKPJ Bupati 2021 belum me­
sial berupa indikator Tingkat muncul sama yakni 70,17 pers­ menuhi target sebagaimana da­
Pengangguran Terbuka (TPT). en. Sementara data pembanding lam RPJMD. Oleh karena itu, ia
Menurut data dari LKPJ dan dari BPS belum diketahui hasil­ pun menyarankan agar ada per­
RPJMD tercatat 11,12 persen nya. baikan data yang sesuai dengan
dan indikator Produk Domestik Dalam upaya meningkatkan kondisi riil. Dari visi misi bu­
Regional Bruto (PDRB) sebesar daya saing angkatan kerja den­ pati dan program kerja belum
23,25 pesen. gan indikator rasio kesempatan sepenuhnya target diselesaikan
Sedangkan menurut data dari kerja, RPJMD menargetkan se­ oleh Pemerintah Daerah Kabu­
BPS Kabupaten Cirebon diper­ besar 57,22 persen. Sedangkan paten Cirebon.
oleh angka 10,38 persen TPT dan dalam realisasi pada data LKPJ “Selain kami ingin LKPJ di­
PDRB sebesar 22,10 %. sebesar 88,88 persen. susun sebenar-benarnya, DPRD
“Maka dengan ini, saya berat “Indikator tersebut setelah Kabupaten Cirebon merekomen­
hati meragukan kebenaran data klarifikasi ke BPS datanya juga dasikan agar seluruh Satuan Ker­
dari LKPJ Bupati 2021,” jelas belum diketahui. Kita juga be­ ja Perangkat Daerah (SKPD) bisa
Teguh. lum tahu apakah angka 88,88 % mengoptimalkan kinerja untuk
Selanjutnya, pencapaian kin­ telah sesuai, ” kata Teguh. mencapai terget pembangunan
erja dalam menurunkan kelom­ Teguh mengatakan, salah sebagaimana visi misi bupati,”
pok masyarakat yang mengala­ satu misi Bupati Cirebon yak­ pungkasnya. •Soy

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 37


POTENSI

Bukit Pasir Selawe


Segera Jadi Wisata Paralayang
Bukit Pasir Selawe dinilai layak jadi lokasi wisata paralayang, sebab miliki ketinggian yang mendukung.
Pemdes berharap agar ada upaya bersama wujudkan destinasi adrenalin tersebut.

K
awasan Agroforesti Bukit Selawe yang berada mereka begitu puas dan merasa tempat tersebut
di Desa Kertawangun, Kecamatan Sedong, Ka­ layak menjadi salah satu lokasi olahraga adrenalin
bupaten Cirebon diwacanakan akan menjadi di Jawa Barat.
lokasi wisata paralayang. Selain udara sejuk Menurutnya, inisiatif atlet paralayang melaku­
ditambah panorama alam yang memanjakan mata kan uji coba di daerah ini berawal dari keinginan
di setiap sudut, Bukit Salawe memiliki ketinggian Pemerintah Kecamatan Sedong yang mengetahui
kurang lebih 378 meter dengan kondisi angin yang potensinya pada 2020 lalu. Tak ingin tinggal diam,
mendukung untuk disulap menjadi lokasi wisata mereka pun bergegas melakukan studi banding di
olahraga lepas landas. wisata paralayang Kabupaten Majalengka.
Olahraga paralayang atau lepas landas dari se­ Setelah itu dilanjut berkonsultasi dengan Ang­
buah lereng atau bukit memang menjadi pilihan katan Udara Penggung, Harjamukti Kota Cirebon
yang tak kalah adrenalin. Meski demikian dibutuh­ dan meminta Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
kan lokasi yang benar-benar sesuai. (PASI) Jawabarat agar atlet paralayang melakukan
Kepala Desa Kertawinangun Mastidja mengung­ uji coba.
kapkan, atlet paralayang Jawa Barat pernah melaku­ “Hasilnya, PASI Jawa Barat dan TNI AU Penggung
kan uji coba take off di daerah tersebut. Hasilnya berkomitmen mendorong Bukit Pasir Palawe menja­

38 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


POTENSI
pusat bisa turut membantu.
“Kami sebagai pemdes hanya
punya tempat wisata. Untuk sia­
pa kepemilikannya saya belum
bisa memastikan. Tetapi Desa
Kertawangun tetap akan mener­
ima banyak manfaat bila pemba­
ngunan wisata paralayang ini
bisa terwujud,” ungkap Mastidja.
Sejauh ini, potensi Bukit Pasir
Salawe telah diketahui Pemkab
Cirebon. Pada tahun 2020, Bu­
pati Cirebon bersama Wakil Bu­
pati Cirebon sempat berkunjung
ke Bukit Selawe. Mereka pun
mengakui jika panorama alam
yang indah di Bupati Pasir Pasir
Salawe layak digarap menjadi
destinasi wisata. Pemkab Cire­
bon pun berjanji akan terus me­
mantau dan berencana mengon­
sultasikan hal tersebut ke dinas
dan DPRD.
“Pak Bupati sudah mengami­
ni kalau wisata ini benar-benar
terwujud akan memberikan
keuntungan untuk masyarakat
di sekitarnya. Walau sebenar­
nya saya juga kurang tahu apa­
kah bukit ini sudah layak per­
syaratan menjadi lokasi wisata,”
tutur Mastidja.
Sementara DPRD Kabupaten
Cirebon juga kembali berkun­
jung ke Kantor Kecamatan Se­
dong belum lama ini. Dalam
di lokasi pariwisata paralayang. Dengan begitu, ia optimistis ke­sempatan tersebut, para legis­
Nantinya, para atlet belajar teori perekonomian warga lokal akan lator menyetujui Desa Kertawa­
paralayang di Pangkalan TNI AU bertambah, karena dapat mem­ ngun masuk sebagai kawasan
Peng­gung dan praktiknya di Bukit buka kran lapangan pekerjaan proyek desa wisata Kabupaten
Pasir Palawe,” kata Mastidja. dan menciptakan geliat pere­ Cirebon dan tengah dikaji Dinas
Sejalan dengan potensi kegia­ konomian masyarakat sekitar. Kebudayaan dan Pariwisata Ka­
tan paralayang, Pemdes Kertawi­ Namun rencana besar terse­ bupaten Cirebon.
nangun berencana membangun but tak bisa hanya mengandal­ “Belum ada kelanjutannya se­
bumi perkemahan seluas 1 hek­ kan kemampuan desa karena ter­ jak dari 2 tahun lalu karena ma­
tare agar para wisatawan dapat batasnya anggaran. Sementara sih ada Pandemi Covid-19. Nanti
menginap menikmati panora­ untuk membangun proyek wisa­ kalau sudah siap akan ada tindak
ma alam dan serunya para altlet ta paralayang memerlukan biaya lanjut dari dinas untuk dibentuk
paralayang berselancar di udara. yang besar. Karena itu Pemdes Kelompok Sadar Wisata yang
Mastidja berharap agar Desa Kertawinangun mengingingkan difasilitasi Pemkab Cirebon. Se­
Kertawangun dapat segera men­ agar seluruh seluruh jajaran pe­ moga itu benar-benar segera,”
jadi desa wisata paralayang. merintah baik kota, provinsi dan pungkasnya. •Muiz

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 39


DESA

Beber
Manfaatkan Hutan Jadi Wisata Belajar
Pemdes Beber akan manfaatkan hutan terbengkalai menjadi tempat wisata yang
mendidik guna tingkatkan PADes. Seperti apa?

tetap fokus untuk realisasi pe­


manfaatan kawasan hutan pada
tahun ini. Ia juga mengajak me­
ngajak masyarakat untuk meng­
hasilkan karya kreatif dari hasil
hutan.
“Selain fokus pada program
pembenahan hutan menjadi
wisata edukasi, kami juga me­
ngajak masyarakat agar bisa le­
bih kreatif dan inovatif membuat
kerajinan dari rotan. Saat ini su­
dah ada pot bunga karya warga
sekitar,” tambahnya.
Momon mengungkapkan, ter­
capainya program tersebut juga
harus dilakukan oleh semua war­
ga. Ia berharap masyarakat dapat
bergotong-royong menyukseskan

D
dan menumbuhkan kembali jiwa
esa Beber, Kecamatan Be­ masyarakat,” ujar Momon. sosial. Sejauh ini, ia melihat nilai
ber, Kabupaten Cirebon Rencananya, hutan edukasi gotong royong masyarakat sema­
memiliki hutan seluas 100 itu akan menjadi referensi tem­ kin menurun.
hektare yang akan disulap pat belajar outdor atau belajar “Dengan program ini saya
menjadi wisata edukasi. Sebe­ sambil bermain. Selain itu ma­ berharap masyarakat bisa lebih
lumnya hutan tersebut sudah syarakat sekitar juga dapat mem­ peduli dengan sesama. Saya juga
lama tak disentuh dan dirawat. buka usaha di sekitar lokasi. mengajak pemuda untuk bisa ber­
Kuwu Desa Beber Momon Momon pun berencana mem­ gotong-royong menyulap potensi
mengatakan, rencana tersebut, beri nama hutan edukasi terse­ hutan itu lebih bermanfaat bagi
selain berguna menjadi aset but dengan sebutan ‘Bulak Baca’ masyarakat desa,” ungkapnya.
desa yang dapat meningkatkan karena akan diisi perpustakaan, Ia pun berharap, pandemi
Pendapatan Asli Desa (PADes) pembibitan hingga penangkaran Covid-10 benar-benar reda agar
juga agar pemulihan ekonomi madu. segala visi misi desa dapat ter­
dapat tercapai. “Jadi semacam wadah lit­ wujud.
“Kita tahu sejak pandemi erasi, edukasi pertanian dan “Karena pandemi beberapa
kemarin, kondisi ekonomi war­ peternakan. Nanti masyarakat program saya harus tertunda,
ga maupun desa mengalami bisa sambil berjualan di sana, karena anggaran harus dialo­
penurunan. Makanya target pas­ lumayan buat nambah pengha­ kasikan pada kebutuhan mas­
ca pagebluk ini kita akan fokus silan,” jelas Momon. yarakat. Semoga tahun ini Covid
tingkatkan PADes dan UMKM Momon memastikan akan bisa hilang,” pungkasnya. •Kus

40 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


DESA

Sindangmekar
Kuliah Gratis Untuk Warga
Program bernama kuliah gratis tengah digagas Pemdes Sindangmekar untuk
memastikan para warga mendapat hak akses pendidikan tinggi.

menggodoknya bersama BPD


pada tahun ini.
Melalui program kuliah gra­
tis, Sihab, sapaan akrabnya,
berharap akan menjadi solusi
jangka panjang bagi warga Desa
Sindangmekar dalam mengakses
pendidikan tinggi, terutama bagi
mereka yang kurang mampu se­
cara finansial.
“Progresnya sedang kami ke­
but dan akan segera kami musya­
warahkan dengan BPD dalam
Musrenbangdes. Semoga semua
sepakat kalau menyiapkan SDM
unggul warga adalah keharu­
san,” jelas Sihab.
Untuk mewujudkan program
kuliah gratis, kata Sihab, Pemdes
Sindangmekar akan menguta­

P
makan pembiayaan yang ber­
emerintah Desa (Pemdes) ekonomi, para remaja masih asal dari Pendapatan Asli Desa
Sindangmekar, Kecamatan belum menganggap pendidikan (PADes) sebagai motor peng­
Dukupuntang berkeinginan sebagai faktor penting dalam gerak utama. Oleh karenanya,
para warga bisa mendapat­ menjawab tantangan di masa upaya menggenjot PADes pun
kan pendidikan yang layak. Se­ mendatang. juga akan terus dilakukan. Se­
jauh ini, persentase para remaja “Para remaja masih belum lain itu, Pemdes juga telah men­
yang menempuh jenjang pen­ memandang pendidikan seba­ jalin kerjasama dengan berbagai
didikan tinggi baru sedikit. gai prioritas. Pasca lulus dari perguruan tinggi di Kabupaten
Penyebab utamanya karena ke­ bangku SMA, mayoritas mereka Cirebon.
terbatasan ekonomi maupun ku­ langsung terjun ke dunia kerja “Sudah ada beberapa kampus
rangnya kesadaran. demi mengejar kemampuan fi­ yang ngasih beasiswa untuk desa
Sekretaris Desa Sindangme­ nansial. Padahal, ini akan men­ kita. Program ini merupakan
kar Sihabudin mengatakan, para jadi penghambat mereka untuk pondasi dasar untuk me­ngawali
remaja enggan melanjutkan pen­ mencapai kesejahteraan di masa kemajuan Desa Sindangmekar.
didikan ke strata perguruan ting­ mendatang,” ujar Sihabudin. Saya hanya berharap masyarakat
gi karena besarnya biaya kuliah. Oleh karenanya, Pemdes Sin­ turut hadir dan ikut serta men­
Walhasil, kebanyakan dari me­ dangmekar telah mencanang­ dukung program yang sedang
reka menunda untuk melanjut­ kan program kuliah gratis yang diupayakan,” pungkas Sihab.
kan pendidikan. Selain faktor sedang dibahas. Mereka tengah •Mir

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 41


KOPI PAGI
Mohamad Luthfi

Visi Bobadan vs Visi Beneran


D
ulu saya bertanya pada diri sendiri, bisakah nan kemiskinan. Dari enam indikator tersebut, dirin­
dalam masa jabatan lima tahun seorang kepala ci lagi menjadi 800 lebih indikator kinerja daerah.
daerah mampu membangun daerahnya? Jujur, Apakah semua indikator itu dikerjakan Anas?
waktu itu hanya yakin: bisa. Sekarang? Tam­ Ia fokus pada pariwisata sebagai penggerak utama
bah yakin dong…. Kok bisa? pembangunan Banyuwangi sejak awal kepemim­
Sebenarnya, dalam tiga atau empat tahun setelah pinannya. Berbagai bidang disinkronisasikan untuk
menjabat, kinerja seorang kepala daerah akan ter­ mendukung pengembangan pariwisata.
lihat: terasa ada perubahan di daerahnya. Sebelum Dinas lainnya, seperti pertanian, pengairan,
dilanjutkan, silakan sejenak, rasakan-renungkan pekerjaan umum, serta perindustrian dan perda­
tentang daerah Anda, bagaimana perubahannya? gangan harus berjalan di rel yang berujung sama:
Kita lanjutkan dulu ya, nanti Anda bisa renung­ pariwisata. “Semua dinas adalah dinas pariwisata,”
kan kembali. Kenapa bisa demikian (dalam tiga-em­ seloroh Anas pada sebuah kesempatan. Itu karena
pat tahun ada perubahan)? Mari lihat beberapa con­ Anas tahu persis daerahnya, dan pariwisatalah yang
toh saja. menjadi leading sector pembangunan untuk keluar
Joko Widodo ketika menjadi Walikota Solo di dari kemiskinan.
periode pertama (sekitar tiga atau empat tahun Anas pun berhasil menanamkan komitmen ting­
setelah menjabat), sukses membenahi PKL, terminal gi kepada para kepala dinas terhadap fokus pem­
bus, dan mem-branding Solo. Walhasil di pemilihan bangunan yang telah digariskan, dengan segala
periode kedua, ia meraup suara 90%, sebelumnya di inovasinya. Ia juga mampu menyampaikan visinya
periode pertama hanya 36,62%. secara jelas ke aparat birokrasi di bawahnya. Inilah
Hal yang sama juga dialami Tri Rismaharini kunci penting keberhasilan Anas: visi pembangunan
yang dianggap mampu mengubah wajah Kota Sura­ menginternalisasi dan menjiwai seluruh aparatnya.
baya, dengan membangun taman-taman kota dan Beberapa program yang digarap Anas: Banyu-
mener­ tibkan PKL. Sehingga di periode kedua ia wangi Ethno Carnival, Banyuwangi Jazz Festival,
mendapat­kan kepercayaan 86,34% suara, sebelum­ Tour de Ijen, Banyuwangi Festival, dan Banyuwan-
nya hanya 38,53%. gi Eco-tourism. Ia juga melengkapi sarana dengan
Tak kalah dengan Jokowi dan Risma, yang pa­ membangun Bandara Internasional Banyuwangi.
ling fenomenal adalah Abdullah Azwar Anas dalam Sedangkan di bidang pendidikan ia membuat SAS
membangun Kabupaten Banyuwangi selama dua (siswa asuh sebaya).
periode (2010-2020). Ini contoh yang tepat bagi Ka­ Hasilnya? Kemiskinan diturunkan ke level
bupaten Cirebon, karena sama-sama kabupaten. 7,52% (2019), padahal sebelumnya 20,09% (2010).
Pada saat ia memulai memimpin Banyuwangi di Pendapatan per kapita melonjak menjadi Rp 51,80
2010, Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah juta per orang per tahun (2019), sebelumnya (pada
(KPPD) Banyuwangi menurut evaluasi Kemendagri 2010) hanya Rp 20,86 juta.
berada di peringkat 156 dari 395 kabupaten seluruh PDRB juga terus naik, menjadi Rp 83,61 triliun,
Indonesia. Lima tahun (2015) setelah menjabat sebelumnya hanya Rp 32,46 triliun. Turis domestik
meningkat di posisi 20, kemudian pada 2016 di po­ dari 654.602 orang (2010) menjadi 5,48 juta orang
sisi 16, 2017 di posisi 6, 2018 peringkat 4, dan 2019 (2019). Turis mancanegara dari 16.977 orang (2010)
peringkat pertama. Luar biasa! menjadi 109.089 orang (2019).
Evaluasi KPPD oleh Kemendagri itu dilakukan Secara politik pun keberhasilan Anas tercermin
pada enam urusan pemerintahan: pendidikan, kese­ dalam perolehan suara di pilkada periode kedua,
hatan, PUPR, pertanian, pariwisata, hingga pena­nga­ yang mencapai 88,96%. Di periode sebelumnya ha­

42 | CIREBON KATON | Edisi April 2022


KOPI PAGI
nya 49,23%. Eit…Namun, kita tak perlu berlama-lama mera­
Buah dari keseriusan pengaplikasian visi seo­ tapi angka-angka yang memprihatinkan. Saatnya se­
rang pemimpin telah dibuktikan oleh Anas: keluar karang berubah, dimulai dengan (salah satunya) be­
dari kemiskinan, kabupaten berkinerja terbaik (pe­ lajar dari Banyuwangi. Betapa visi seorang pemim­pin
ringkat pertama) se tanah air, dan pengakuan poli­ telah menjadi mesin yang memompa kinerja.
tik secara elektoral. Untuk itu pertama mari kenali potensi diri, lalu
Bagaimana dengan Kabupaten Cirebon? Kini buat visi yang serius dan menjawab persoalan. Jangan
kita menjumpai angka-angka statistik yang mem­ asal hanya karena untuk memenuhi syarat mendaftar
prihatinkan. Angka pengangguran tertinggi di Jabar di KPUD, atau hanya pajangan di RPJMD.
dan tingkat kemiskinan lima terbesar di Jabar. Jika memiliki visi dan determinasi untuk mewu­
Pada 2021, persentase penduduk miskin di Ka­ judkan visi, saya yakin dalam empat tahun sebuah
bupaten Cirebon mencapai 12,30%, atau sekitar daerah akan berubah, seperti halnya Solo, Surabaya,
271,02 ribu jiwa. Sedangkan pengangguran terbuka dan Banyuwangi. Saatnya sekarang membuat itu, ti­
sebanyak 10,38%, atau sekitar 112.429 penganggu­ dak ada kata terlambat.
ran. Angka tersebut masih di atas angka pengang­ Di HUT Kabupaten Cirebon (yang konon) ke-540
guran Provinsi Jawa Barat yang mencapai 9,82%. ini mari kita mulai fokus membangun Kabupaten
Data 2020 pendapatan perkapita Kabupaten Cirebon. Jangan lagi setiap ulang tahun kabupaten,
Cirebon sebesar 21,87 juta rupiah. Angka ini hampir kita terjebak pada isu artifisial: perdebatan hari lahir
sama dengan kondisi Banyuwangi 10 tahun yang kabupaten dan kota Cirebon.
lalu. Bahkan prosentase kemiskinan di Banyuwa­ “Diskusi hari lahir bae, kapan diskusi mikiri rakyate,”
ngi waktu itu lebih parah (20,09%), kini mereka jauh begitu celetukan beberapa teman. Waktunya kita
lebih maju. menyusun ulang visi yang beneran, bukan formali­
Sekarang, mari cek bagaimana penilaian Ke­ tas, apalagi visi bobadan. Selamat ulang tahun Cire­
mendagri terhadap kinerja pemerintah Kabupaten bon, bahagia selalu!
Cirebon. Pada 2014, Kabupaten Cirebon berada di
peringkat 64 dari 395 kabupaten seluruh Indoensia.
Sedangkan pada 2017, Kabupaten Cirebon terjun
bebas ke peringkat 316.
Ini lebih memprihatinkan lagi jika dibandingkan
dengan beberapa kabupaten tetangga. Indramayu
yang sebelumnya (2014) di peringkat 123, pada 2017
di posisi 41, dan Majalengka yang sebelumnya di
peringkat 66 menjadi 45.
Sedangkan Kuningan membuat capaian
luar biasa, sebelumnya (pada 2014) di posi­
si 71 menjadi peringkat 5. Jadi, ketika para
kabupaten tetangga unjuk gigi, Kabupa­
ten Cirebon malah jeblok.

Edisi April 2022 | CIREBON KATON | 43

Anda mungkin juga menyukai