Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan medis bagi rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat serta pelayanan penunjang seperti laboratorium, radiologi serta layanan lainnya.
Untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien, rumah sakit dituntut memiliki
kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan efektif ini ditentukan oleh sinergi yang positif antara
Pemilik Rumah Sakit/Representasi Pemilik/Dewan Pengawas, Direktur Rumah Sakit, para
pimpinan di rumah sakit, dan kepala unit kerja unit pelayanan.
Direktur rumah sakit secara kolaboratif mengoperasionalkan rumah sakit bersama dengan para
pimpinan, kepala unit kerja, dan unit pelayanan untuk mencapai visi misi yang ditetapkan serta
memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan pengelolaan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien, pengelolaan kontrak, serta pengelolaan sumber daya. Operasional rumah sakit
berhubungan dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada mulai dari pemilik, jajaran
direksi, pengelolaan secara keseluruhan sampai dengan unit fungsional yang ada. Setiap
pemangku kepentingan memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan peraturan dan
perundangan yang berlaku.
1. Pemilik/Representasi Pemilik:
o satu atau sekelompok orang sebagai Pemilik atau sebagai Representasi Pemilik,
misalnyaDewan Pengawas.
2. Direktur/Direktur Utama/Kepala rumah sakit:
o satu orang yangdipilih oleh Pemilik untuk bertanggung jawab mengelola
rumahsakit
3. Para Wakil direktur (Pimpinan rumah sakit):
o beberapa orang yang dipilih untuk membantu Direktur Apabila rumah sakit tidak
mempunyai Wakil direktur, maka kepala bidang/manajer dapat dianggap sebagai
pimpinan rumah sakit.
4. Kepala Unit klinis/Unit non klinis:
o beberapa orang yang dipilih untuk memberikan pelayanan termasuk Kepala IGD,
Kepala Radiologi, Kepala Laboratorium, Kepala Keuangan, dan lainnya.
Rumah sakit yang menerapkan tata kelola yang baik memberikan kualitas pelayanan yang baik
yang secara kasat mata, terlihat dari penampilan keramahan staf dan penerapan budaya 5 R (rapi,
resik, rawat, rajin, ringkas) secara konsisten pada seluruh bagian rumah sakit, serta pelayanan
yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
Representasi pemilik, sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan rumah sakit memiliki
wewenang dan tanggung jawab untuk memberi persetujuan, dan pengawasan agar rumah sakit
mempunyai kepemimpinan yang jelas, dijalankan secara efisien, dan memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan aman.
Tanggung jawab representasi pemilik harus dilakukan agar rumah sakit mempunyai
kepemimpinan yang jelas, dapat beroperasi secara efisien, dan menyediakan pelayanan kesehatan
bermutu tinggi. Tanggung jawabnya mencakup namun tidak terbatas pada:
1. Menyetujui dan mengkaji visi misi rumah sakit secara periodik dan memastikan bahwa
masyarakat mengetahui misi rumah sakit.
2. Menyetujui berbagai strategi dan rencana operasional rumah sakit yang diperlukan untuk
berjalannya rumah sakit sehari-hari.
3. Menyetujui partisipasi rumah sakit dalam pendidikan profesional kesehatan dan dalam
penelitian serta mengawasi mutu dari program-program tersebut.
4. Menyetujui dan menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang
diperlukan untuk menjalankan rumah sakit dan memenuhi misi serta rencana strategis
rumah sakit.
5. Melakukan evaluasi tahunan kinerja Direksi dengan menggunakan proses dan kriteria
yang telah ditetapkan.
6. Mendukung peningkatan mutu dan keselamatan pasien dengan menyetujui program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
7. Melakukan pengkajian laporan hasil pelaksanaan program Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) setiap 3 (tiga) bulan sekali serta memberikan umpan balik
perbaikan yang harus dilaksanakan dan hasilnya di evaluasi kembali pada pertemuan
berikutnya secara tertulis.
8. Melakukan pengkajian laporan Manajemen Risiko setiap 6 (enam) bulan sekali dan
memberikan umpan balik perbaikan yang harus dilaksanakan dan hasilnya di evaluasi
kembali pada pertemuan berikutnya secara tertulis.
Khusus mengenai struktur organisasi rumah sakit, hal ini sangat bergantung pada kebutuhan
dalam pelayanan dan ketentuan peraturan perundangan yang ada.
Pimpinan tertinggi organisasi Rumah Sakit adalah kepala atau Direktur Rumah Sakit dengan
nama jabatan kepala, direktur utama atau direktur, dalam standar akreditasi ini disebut Direktur
Rumah Sakit. Dalam menjalankan operasional Rumah Sakit, direktur dapat dibantu oleh wakil
direktur atau direktur (bila pimpinan tertinggi disebut direktur utama) sesuai kebutuhan,
kelompok ini disebut direksi.Persyaratan untuk direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan
perundangan adalah tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan.
Pendidikan dan pengalaman Direktur tersebut telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan
tugas yang termuat dalam uraian tugas serta peraturan dan perundangan. Tanggung jawab
Direktur dalam menjalankan rumah sakit termasuk namun tidak terbatas pada:
1. Mematuhi perundang-undangan yang berlaku.
2. Menjalankan visi dan misi rumah sakit yang telahditetapkan.
3. Menetapkan kebijakan rumah sakit.
4. Memberikan tanggapan terhadap setiap laporan pemeriksaan yang dilakukan oleh
regulator.
5. Mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya
lainnya.
6. Merekomendasikan sejumlah kebijakan, rencana strategis, dan anggaran kepada
Representatif pemilik/Dewan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
7. Menetapkan prioritas perbaikan tingkat rumah sakit yaitu perbaikan yang akan
berdampak luas/menyeluruh di rumah sakit yang akan dilakukan pengukuran sebagai
indikator mutu prioritas rumah sakit.
8. Melaporkan hasil pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien meliputi
pengukuran data dan laporan semua insiden keselamatan pasien secara berkala setiap 3
(tiga) bulan kepada Representasi pemilik/Dewan Pengawas.
9. Melaporkan hasil pelaksanaan program manajemen risiko kepada Representasi
pemilik/Dewan Pengawas setiap 6 (enam) bulan.
Berdasarkan misi tersebut, pimpinan bekerja sama untuk menyusun rencana kerja dan kebijakan
yang dibutuhkan. Apabila misi dan rencana kerja dan kebijakan telah ditetapkan oleh pemilik
atau Dewan Pengawas, maka pimpinan bekerja sama untuk melaksanakan misi dan kebijakan
yang telah dibuat.
Jenis pelayanan yang akan diberikan harus konsisten dengan misi rumah sakit. Pimpinan rumah
sakit menentukan pimpinan setiap unit klinis dan unit layanan penting lainnya.
1. Merencanakan cakupan dan intensitas pelayanan yang akan disediakan oleh rumah sakit,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Meminta masukan dan partisipasi masyarakat, rumah sakit jejaring, fasilitas pelayanan
kesehatan dan pihak- pihak lain untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
Bentuk pelayanan ini akan dimasukkan dalam penyusunan rencana strategis rumah sakit
dan perspektif pasien yang akan dilayani rumah sakit.
3. Menentukan komunitas dan populasi pasien, mengidentifikasi pelayanan yang
dibutuhkan oleh komunitas, dan merencanakan komunikasi berkelanjutan dengan
kelompok pemangku kepentingan utama dalam komunitas. Komunikasi dapat secara
langsung ditujukan kepada individu, melalui media massa, melalui lembaga dalam
komunitas atau pihak ketiga
Jenis informasi yang disampaikan meliputi:
1. informasi tentang layanan, jam kegiatan kerja, danproses untuk mendapatkan pelayanan;
dan
2. informasi tentang mutu layanan, yang disediakankepada masyarakat dan sumber rujukan.
Referensi :
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien ada standar pengelolaan RS
sesuai dengan Instrumensurvei Standar nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) 1.1 sebagai
berikut:
1. Standar TKRS 1 : Organisasi serta wewenang pemilik dan representasi pemilik dijelaskan
di dalam regulasi yang ditetapkan pemilik RS.
2. Standar TKRS 2: Direktur RS sebagai pimpinan tertinggi di RS bertanggungjawab untuk
menjalankan RS dan mematuhi perarturan dan perundang -undangan
3. Standar TKRS 3: Para Kepala Bidang/ Divisi RS ditetapkan dan secara bersama
bertanggungjawab untuk menjalankan misi dan membuat rencana serta regulasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.
4. Standar TKRS 4: Direktur RS merencanakan , mengembangkan dan melaksanakan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
5. Standar TKRS 5: Direktur RS memprioritaskan proses di Rs yang akan diukur , program
PMKP yang akan diterapkan dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di
seluruh RS
6. Standar TKRS 6: Para kepala bidang/ divisi di RS bertanggungjawab untuk mengkaji/
review, memilih dan memantau kontrak klinis dan kontrak manajerial.
7. Standar TKRS 7: Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan
Sumber Daya dengan mempertimbangkan mutu dan keselamatan.
8. Standar TKRS 8: RS menerapkan struktur organisasi pelayanan medis, pelayanan
keperawatan dan pelayanan klinis lainnya secara efektif, lengkap dengan uraian tugas dan
tanggungjawabnya.
9. Standar TKRS 9: Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit
di masing – masing unit pelayanan di RS sesuai peraturan perundang –undangan.
10. Standar TKRS 10: Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan
oleh unit, serta mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan
pelayanan dari unit lain.
11. Standar TKRS 11: Kepala unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS,
melakukan monitoring, meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
12. Standar TKRS 12: Rs menetapkan tata kelola untuk manajemen etis dan etika pegawai
agar menjamin bahwa asuhan pasien diberikan di dalam norma – norma bisnis, finansial,
etis dan hukumyang melindungan pasien dan hak mereka.
13. Standar TKRS 13: Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di
seluruh area RS sesuai perarturan dan perundang -undangan.
Sumber : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Instrumen Survei Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1.1 Jakarta : 2019