Anda di halaman 1dari 50

FARMASI RUMAH SAKIT

ORGANISASI DAN
PERIZINAN RUMAH SAKIT
apt. Dita Permatasari, M.Farm.
K E B I J A K A N O R GA N I S A S I
RUMAH SAKIT
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit
P E D O M A N O R GA N I S A S I R U M A H
SAKIT
untuk mewujudkan organisasi Rumah Sakit yang efektif,
efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan
misi Rumah Sakit sesuai tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola
klinis yang baik (Good Clinical Governance).
O R GA N I S A S I R U M A H S A K I T

Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah Sakit


wajib menerapkan prinsip:
Ø koordinasi,
Ø integrasi,
Ø simplifikasi,
Ø sinkronisasi dan
Ø mekanisasi
di dalam lingkungannya masing-masing serta dengan
unit-unit lainnya.
O R GA N I S A S I R U M A H S A K I T

Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:


a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
b. unsur pelayanan medis;
c. unsur keperawatan;
d. unsur penunjang medis;
e. unsur administrasi umum dan keuangan;
f. komite medis; dan
g. satuan pemeriksaan internal.
UNSUR-UNSUR RUMAH SAKIT

• Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah


Sakit atau direktur Rumah Sakit dapat berupa
direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja,
komite dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan
dan beban kerja Rumah Sakit.
• Unsur organisasi Rumah Sakit dapat digabungkan
sesuai kebutuhan, beban kerja, dan/atau klasifikasi
Rumah Sakit.
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
Sakit
• Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
adalah pimpinan tertinggi dengan nama jabatan
kepala, direktur utama, atau direktur.
• Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
bertugas memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
Sakit
• Dalam melaksanakan tugas kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi :
1. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi;
2. penetapan kebijakan penyelenggaraan Rumah
Sakit sesuai dengan kewenangannya
3. penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit;
4. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi;
dan
5. evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
Unsur Pelayanan Medis

• Unsur pelayanan medis merupakan unsur organisasi


di bidang pelayanan medis yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit
atau direktur Rumah Sakit
• Unsur pelayanan medis dipimpin oleh direktur, wakil
direktur, kepala bidang, atau manajer (sesuai bentuk
struktur organisasi dalam peraturan internal rumah
sakit atau Hospital by Law)
Unsur Pelayanan Medis

• Unsur pelayanan medis unsur pelayanan medis


menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan rencana pemberian pelayanan medis
2. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis
3. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan
keselamatan pasien di bidang pelayanan medis
4. pemantauan dan evaluasi pelayanan medis

• Unsur pelayanan medis meliputi


1. pelayanan rawat jalan,
2. rawat inap, dan
3. gawat darurat
Unsur Keperawatan

• Unsur keperawatan merupakan unsur organisasi di


bidang pelayanan keperawatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
• Unsur keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil
direktur, kepala bidang, atau manajer.
• Unsur keperawatan bertugas melaksanakan
pelayanan keperawatan
Unsur Keperawatan

• Dalam melaksanakan tugas unsur keperawatan


menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan rencana pemberian pelayanan
keperawatan
2. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan
keperawatan
3. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan
keselamatan pasien di bidang keperawatan
4. pemantauan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Unsur Penunjang Medis

• Unsur penunjang medis merupakan unsur organisasi


di bidang pelayanan penunjang medis yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.
• Unsur penunjang medis dipimpin oleh direktur, wakil
direktur, kepala bidang, atau manajer.
Unsur Penunjang Medis

• Unsur penunjang medis unsur penunjang medis


menyelenggarakan fungsi
1. penyusunan rencana pemberian pelayanan
penunjang medis;
2. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan
penunjang medis;
3. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan
keselamatan pasien di bidang pelayanan
penunjang medis;
4. pengelolaan rekam medis; dan
5. pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang
medis
Unsur Penunjang Medis

• Rumah Sakit dapat membentuk unsur pelayanan


penunjang non medis sesuai dengan kebutuhan.
• Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
menetapkan lingkup pelayanan atau bidang yang
masuk dalam unsur pelayanan penunjang medis dan
unsur pelayanan penunjang non medis.
Unsur Administrasi Umum dan Keuangan

• Unsur administrasi umum dan keuangan merupakan


unsur organisasi di bidang pelayanan administrasi
umum dan keuangan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit.
• Unsur administrasi umum dan keuangan dipimpin oleh
direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau manajer
• Unsur administrasi umum dan keuangan bertugas
melaksanakan administrasi umum dan keuangan.
Unsur Administrasi Umum dan Keuangan

• Tugas administrasi umum dan keuangan


menyelenggarakan fungsi pengelolaan :
1. ketatausahaan;
2. kerumahtanggaan;
3. pelayanan hukum dan kemitraan;
4. pemasaran;
5. kehumasan;
6. pencatatan, pelaporan, dan evaluasi;
7. penelitian dan pengembangan;
8. sumber daya manusia; dan
9. pendidikan dan pelatihan.
Unsur Administrasi Umum dan Keuangan

• Dalam melaksanakan tugas keuangan unsur


administrasi umum dan keuangan menyelenggarakan
fungsi :
1. perencanaan anggaran;
2. perbendaharaan dan mobilisasi dana; dan
3. akuntansi.
• Dalam hal diperlukan, penyelenggaraan fungsi dalam
unsur administrasi umum dan keuangan dapat
menjadi unsur tersendiri.
Komite Medis

• Komite Medis merupakan unsur organisasi yang


mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan tata
kelola klinis yang baik (good clinical governance).
• Komite Medis dibentuk oleh dan bertanggung jawab
kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
Sakit.
Komite Medis

• Komite Medis bertugas meningkatkan profesionalisme


staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara :
1. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis
yang akan melakukan pelayanan medis di rumah
sakit;
2. memelihara mutu profesi staf medis; dan
3. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
medis.
Komite Medis

• Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Medis


menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan dan pengkompilasian daftar
kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis berdasarkan norma
keprofesian yang berlaku;
2. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian
kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku,
dan etika profesi;
3. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran
atau kedokteran gigi berkelanjutan;
4. wawancara terhadap pemohon kewenangan
klinis;
Komite Medis

• Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Medis


menyelenggarakan fungsi :
5. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat;
6. pelaporan hasil penilaian kredensial dan
menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik;
7. pelaksanaan proses rekredensial pada saat
berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari komite medik; dan
8. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan
surat penugasan klinis
Komite Medis

• Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi


staf medis Komite Medis menyelenggarakan fungsi:
1. pelaksanaan audit medis;
2. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis;
3. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka
pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah
sakit tersebut; dan
4. rekomendasi proses pendampingan (proctoring)
bagi staf medis yang membutuhkan.
Komite Medis

• Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika,


dan perilaku profesi staf medis Komite Medis
menyelenggarakan fungsi :
1. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
2. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin;
3. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di
rumah sakit; dan
4. pemberian nasehat atau pertimbangan dalam
pengambilan keputusan etis pada asuhan medis
pasien.
Komite Komite Lain

• Rumah Sakit dapat dibentuk komite lain untuk


penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai
kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien. Komite lain dapat berupa
komite :
1. Keperawatan (PMK 49/2013)
2. farmasi dan terapi (PMK 72/2016)
3. pencegahan dan pengendalian infeksi (PMK 27/2017)
4. pengendalian resistensi antimikroba (KMK 55/2020)
5. etika dan hukum (PMK 42/2018)
6. koordinasi Pendidikan (PP 93/2015)
7. manajemen risiko dan keselamatan pasien (Komite
Mutu RS PMK 80/2020)
Satuan Pemeriksaan Internal

• Satuan pemeriksaan internal erupakan unsur


organisasi yang bertugas melaksanakan pemeriksaan
audit kinerja internal rumah sakit.
• Satuan pemeriksaan internal berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit
Satuan Pemeriksaan Internal

• Dalam melaksanakan tugas satuan pemeriksaan


internal menyelenggarakan fungsi
1. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
manajemen risiko di unit kerja rumah sakit;
2. penilaian terhadap sistem pengendalian,
pengelolaan, dan pemantauan efektifitas dan
efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang
administrasi pelayanan, serta administrasi umum
dan keuangan;
3. pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup
pengawasan intern yang ditugaskan oleh kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
Satuan Pemeriksaan Internal

• Dalam melaksanakan tugas satuan pemeriksaan


internal menyelenggarakan fungsi
4. pemantauan pelaksanaan dan ketepatan
pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil
audit; dan
5. pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan,
dan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional rumah sakit.
Dewan Pengawas Rumah Sakit

• Dewan Pengawas Rumah Sakit Rumah Sakit dapat


membentuk Dewan Pengawas Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Dewan Pengawas Rumah Sakit merupakan unit
nonstruktural yang bersifat independen, dibentuk,
dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit
KEBIJAKAN PERIZINAN RUMAH
SAKIT
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
PERIZINAN RUMAH SAKIT

Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin setelah


memenuhi persyaratan meliputi:
v Lokasi
v Bangunan
v Prasarana
v Sumber daya manusia
v Kefarmasian
v Peralatan.
PERIZINAN RUMAH SAKIT

Lokasi
• harus berada pada lahan yang sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata
bangunan lingkungan kabupaten/kota setempat, dan
peruntukan lahan untuk fungsi Rumah Sakit.
• harus memiliki batas yang jelas dan dilengkapi
akses/pintu yang terpisah dengan bangunan fungsi
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PERIZINAN RUMAH SAKIT

Bangunan dan prasarana


• harus memenuhi prinsip keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan keamanan serta kemudahan.
• Rencana blok bangunan Rumah Sakit harus berada
dalam satu area yang terintegrasi dan saling
terhubung.
PERIZINAN RUMAH SAKIT

Sumber Daya Manusia


• merupakan tenaga tetap yang bekerja secara purna
waktu yang diangkat dan ditetapkan oleh pimpinan
Rumah Sakit.
• Selain tenaga tetap, Rumah Sakit dapat
mempekerjakan tenaga tidak tetap dan/atau
konsultan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PERIZINAN RUMAH SAKIT

Kefarmasian
• merupakan pelayanan kefarmasian yang menjamin
ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang aman, bermutu,
bermanfaat, dan terjangkau.
• Pelayanan kefarmasian dilaksanakan di instalasi
farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PERIZINAN RUMAH SAKIT

Peralatan
• meliputi peralatan medis dan peralatan nonmedis
yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan
mutu, keamanan, keselamatan, dan laik pakai.
• Peralatan medis berupa peralatan medis yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
JENIS IZIN

Izin Mendirikan Izin Operasional


IZIN MENDIRIKAN

merupakan izin yang diajukan oleh pemilik Rumah Sakit


untuk mendirikan bangunan atau mengubah fungsi
bangunan yang telah ada menjadi Rumah Sakit.

Izin Mendirikan berlaku selama Rumah Sakit


memberikan pelayanan kesehatan.
S YA R AT I Z I N M E N D I R I K A N

a) dokumen kajian dan perencanaan bangunan yang


terdiri atas Feasibility Study (FS), Detail Engineering
Design, dan master plan; dan
b) pemenuhan pelayanan alat kesehatan.
IZIN OPERASIONAL

merupakan izin yang diajukan oleh pimpinan Rumah


Sakit untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
termasuk penetapan kelas Rumah Sakit dengan
memenuhi persyaratan dan/atau komitmen.

Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima)


tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan dan klasifikasi Rumah Sakit.
S YA R AT I Z I N O P E R A S I O N A L

a) profil Rumah Sakit paling sedikit meliputi visi dan misi, lingkup
kegiatan, rencana strategi, dan struktur organisasi;
b) self assessment meliputi jenis pelayanan, sumber daya
manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana Rumah Sakit
dengan mengacu pada Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
c) surat keterangan atau sertifikat izin kelayakan atau
pemanfaatan dan kalibrasi alat kesehatan;
d) sertifikat akreditasi;
e) surat pernyataan yang mencantumkan komitmen jumlah tempat
tidur untuk Rumah Sakit penanaman modal asing berdasarkan
kesepakatan/kerja sama internasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal Rumah Sakit memberikan pelayanan
kesehatan tertentu, Rumah Sakit harus mendapatkan
izin dari Menteri.

Pelayanan kesehatan tertentu yang harus mendapatkan


izin dari Menteri berupa
• pelayanan radioterapi,
• kedokteran nuklir,
• kehamilan dengan bantuan atau kehamilan di luar
cara alamiah,
• transplantasi organ, dan
• sel punca untuk penelitian berbasis pelayanan
terapi.
L E M B AGA O S S / O n l i n e S i n g l e
Submission https://oss.go.id
Izin Mendirikan dan Izin Operasional merupakan
perizinan berusaha sektor kesehatan yang diterbitkan
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota
berdasarkan kewenangan masing-masing melalui
Lembaga OSS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penerbitan izin melalui Lembaga OSS ]dilakukan dalam
bentuk dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang informasi
dan transaksi elektronik.
IZIN MENDIRIKAN & OPERASIONAL
Perpanjangan, Peningkatan Kelas,

dan Perubahan Izin Operasional


§ Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
§ Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan perpanjangan Izin
Operasional paling lambat 6 (enam) bulan sebelum Izin
Operasional berakhir.
§ Dalam hal masa berlaku Izin Operasional berakhir dan
pemilik Rumah Sakit belum mengajukan perpanjangan Izin
Operasional, Rumah Sakit harus menghentikan kegiatan
pelayanannya kecuali pelayanan kegawatdaruratan dan
pasien yang sedang dalam perawatan inap.
§ Tidak mematuhi ketentuan dan tetap menyelenggarakan
pelayanan tanpa Izin Operasional, dikenakan sanksi
pidana sesuai aturan yang berlaku
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai