Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR PENGESAHAN

NASKAH FILM PENDEK


Ditujukan untuk syarat Mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian Multimedia
SMK ASTRINDO KOTA TEGAL
Tahun 2024

NAMA : MUHAMMAD ABDULLAH

NIS : 26082004

JUDUL ( HILANGNYA SOPAN SANTUN )


SINOPSIS

sopan santun adalah tata krama, merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat
Indonesia. Sejak dulu, bangsa Indonesia dikenal dengan keramahannya, kesopanan,
serta adat istiadat yang dijunjung tinggi. Namun, apabila kita berkaca pada kehidupan
bangsa saat ini, sungguh ironis sekali, banyak sekali pergeseran yang dilakukan oleh
anak-anak remaja mengenai budaya sopan santun ini. Di majalah, televisi, internet, tak
jarang orang berani melakukan perilaku yang sebenarnya dianggap tidak sopan,
namun sudah dianggap biasa.

Tegal,…………….…………2023
Pembimbing , Ketua Kompeteni Keahlian,
Desain Komunikasi Visual

Dwiki Tulus Rahmawan,A.Md.Ds Bahtiar Yusup,A.Md.T


Mengetahui,
Waka Bidang Kurikulum

Robiatul Adawiyah,S.Pd.
CONTOH

Judul : Lima Nol-Nol

Tokoh :

1. Budi : pelajar SD, jujur, lugu, periang, anak tukang parkir


2. Pak Kardi : Tukang parkir, ayah Budi, pekerja keras, jujur, ulet
3. Tukang Parkir : Tidak jujur, keras dan tidak bertanggung jawab
4. Penjual Buku : sederhana, bijaksana

Sinopsis :

Budi sudah dua kali melihat Ayahnya membayar uang parkir motor pada lokasi yang berbeda sebesar Rp 1000.
Seharusnya tarif parkir adalah Rp 500 tetapi tidak juga diberi kembalian. Budi pernah mencoba meminta
kembalian sampai ia mengancam akan melaporkan tukang parkir kepada KPK.

Budi berpikir bahwa tukang parkir banyak yang berlaku tidak jujur begitu juga dengan ayahnya. Akhirnya Budi
tahu, ayahnya merupakan tukang parkir yang jujur dan ia merasa bangga menjadi anak seorang tukang parkir.

Scene 1

EXT. TERAS RUMAH PAK KARDI . SIANG

Terlihat Budi sepulang sekolah melepas sepatunya sambil membaca koran yang ada di atas meja. Koran tersebut
berisi berita mengenai KPK.

EXT. DEPAN TOKO BANGUNAN . SORE

Tampak Pak Kardi sedang keluar dari toko bangunan lalu bunyi peluit tukang parkir terdengar. Pak Kardi
meminta Budi membawakan barang bawaannya.

Pak Kardi : Ayo Budi!

Budi : Baik Pak (terdengar suara peluit kemudian Pak Kardi memberikan selembar uang Rp.1000 kepada tukang
parkir. Tukang parkir tidak memberikan kembalian hingga akhirnya Pak Kardi bergegas pergi menggunakan
motornya. Budi melihat ayahnya yang tidak mendapat uang kembalian parkir)

Pak Kardi : Ayo Budi!

Budi : Yah, uang parkir tadi kenapa tidak mendapat kembalian?

Pak Kardi : Sudah tidak apa-apa. Ayo !

Budi : Tapi tukang parkir itu tidak jujur Yah. Parkir hanya Rp 500 bukan Rp 1000.

Pak Kardi : Sudah…sudah. Kamu ini masih kecil belum tahu apa-apa.
EXT. DEPAN RUMAH PAK KARDI . SORE HARI

Pak Kardi sedang membersihkan motornya kemudian Budi keluar dari dalam rumah dan menghampiri ayahnya.

Budi : KPK itu siapa Yah? Kepala daerah kok banyak yang ditangkap.

Pak Kardi : KPK itu aparat negara, kepala daerah yang ditangkap itu karena mereka menggunakan uang rakyat
yang bukan haknya.

Budi : Berarti tukang parkir kemarin juga menggunakan bukan haknya. Apa perlu kita laporkan ke KPK Yah?

Pak Kardi : (tertawa) Kamu tahu apa soal KPK. Sudah mandi sana keburu sore nanti.

Budi : Baik Yah.

EXT. DEPAN TOKO BUKU. SORE HARI

Pak Kardi dan Budi keluar dari toko buku sambil mengambil uang dari sakunya tapi tidak menemukan uang
receh.
Pak Kardi : Budi, ada uang receh lima ratusan?
Budi : Adanya seribu rupiah Yah.
Pak Kardi : Yaudah itu saja seadanya untuk bayar parkir.
Budi : Paling tidak dikasih kembalian lagi
Setelah membayar parkir, Pak Kardi mengajak Budi pergi namun Budi hanya terdiam.
Budi : Pak, kembaliannya mana? (sambil menyodorkan tangannya ke tukang parkir)
Tukang Parkir : Tidak ada kembaliannya, ini uangnya besar semua.
Budi : Beneran Pak? Jangan berbohong ya…
Tukang Parkir : Kalau tidak percaya lihat sendiri ini,
Budi : Lha terus bagaimana?
Pak Kardi: Sudah Budi, ayo kita pulang saja.
Budi : Sebentar Yah, tukang parkir ini tidak jujur. Mau saya laporkan ke KPK saja.
Tukang Parkir : (mendengar perkataan Budi). Maksud kamu apa bicara seperti itu?
Pak Kardi : Sudah Pak sudah…Seharusnya saya yang protes karena tidak diberi uang kembalian parkir.
Penjual Buku : (mendekati Pak Kardi) Ada apa pak? Saya perhatikan kok ada keributan.
Budi : Ini Pak, uang parkir ayah saya tidak diberi kembalian oleh tukang parkir.
Penjual Buku : Oh begitu ya, maaf ya Pak Parkir. Bukannya saya mau ikut campur tapi lebih baik jangan
mengambil yang bukan hak kita. Tidak bagus bertindak korupsi.
Tukang parkir mengangguk dan mendengarkan penjelasan penjual buku.
Pak Kardi : Terima kasih pak atas penjelasannya. Saya pamit dulu.
EXT. TERAS RUMAH PAK KARDI PADA SORE HARI

Budi sedang belajar dan Pak Kardi sedang membersihkan motornya.

Pak Kardi : Ada PR ya Bud? Kok serius sekali.

Budi : Iya Yah. PR Matematika besok harus dikumpulkan.

Budi : Budi mau minta maaf, gara-gara Budi ayah jadi bertengkar dengan tukang parkir.

Pak Kardi : Tidak apa-apa Bud (mengusap kepala Budi)

Budi : Apa semua tukang parkir seperti itu Yah?

Pak Kardi : Bud, tidak semua tukang parkir itu tidak jujur. Seperti ayahmu ini yang berusaha tidak mengambil
hak orang lain meskipun hanya seorang tukang parkir.

Budi : Budi tahu kok, kalau ayah pekerjaannya berat.

Pak Kardi : Makanya nanti kamu harus jadi orang yang jujur agar dipercaya banyak orang.

Budi : Tapi Budi bangga jadi anak tukang parkir yang jujur jadi tidak takut ditangkap KPK.

Pak Kardi : Budi..Budi (sambil tersenyum).

Anda mungkin juga menyukai