Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 3
D. Tinjauan Pustaka 3
E. Sistematika Penulisan 4

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6


A. Jenis Penelitian 6
B. Bentuk Penelitian 6
C. Sumber Data 6
D. Jenis Data 7
E. Teknik Pengumpulan Data 7
F. Teknik Analisis Data 7

BAB III LANDASAN TEORI 8


A. Dana ZIS (Zakat, Infaq, Sadaqah) 8
1. Pengertian Zakat, Infaq, Sadaqah) 8
B. Pengelolaan Digital 8
1. Pengertian Pengelolaan Digital 8
2. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Digital (Internet) 9

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 11


A. Profil Dompet Dhuafa Jawa Tengah 11
1. Sejarah Singkat Dompet Duafa Jawa Tengah 11
B. Legalitas Dompet Dhuafa 13
C. Visi Misi Dompet Dhuafa 13
D. Struktur Organisasi 14
D. Program 15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang memiliki kekuatan filantropi sosial yang kuat dengan
beberapa instrumen pendukung seperti zakat infaq shadaqah (ZIS). Pengamalan ZIS telah
dijelaskan melalui firman Allah dalam bentuk Al-Quran. Diantara tiga komponen tersebut,
zakat memiliki keistimewaan tersendiri, karena bersifat wajib sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Al-Quran “sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
sholeh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi
Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”
(Q.S Al-Baqarah:277). Selain zakat, meskipun infaq dan shadaqah tidak diwajibkan secara
eksplisit untuk ditunaikan, tetapi sudah menjadi pengamalan penting bagi umat muslim
dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar memiliki angka yang
fantastis mengenai potensi ZIS. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh UIN
Syarif Hidayatullah yang bekerjasama dengan Ford Foundation membuktikan besarnya
potensi ZIS yang diakumulasikan dalam bentuk angka adalah sejumlah 19,3 trilliun (tahun
2005), angka tersebut belum termasuk dengan potensi wakaf yang saat ini juga sedang
menjadi perhatian lembaga amil. Apabila kita bandingkan dengan potensi ZIS yang telah
terkumpul di Malaysia dengan total 620 trilliun dari 24 juta penduduk, jelas sekali jarak
angkanya sangat jauh dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk selalu
menghasilkan kebijakan dan program yang dapat mendorong pengoptimalan potensi ZIS di
Indonesia.
Kesenjangan sosial yang semakin memiliki jurang pemisah antara kaya dengan miskin
mendorong para cendikiawan serta aparat pemerintah beralih pandangan dan fokus
terhadap potensi ZIS yang ada di Indonesia (Azzuhri, 2011). Pembaharuan kebijakan
selalu dilakukan serta melakukan berbagai penelitian tentang program serta angka
peningkatan jumlah dana ZIS.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BASNAZ),
potensi zakat sebesar 217 trilliun1. Potensi ini terdiri dari: Potensi zakat rumah tangga
sebesar 82,7 triliun, potensi zakat industri swasta 114,89 triliun, potensi zakat BUMN 2,4

1
Haekal Reza, Mengangkat Nilai Zakat Dengan Hati: Refleksi Fenomenologis Zakat Perusahaan Pengusaha Arab, Yayasan
Al-Irsyad Malang: 2011, hlm.48
1
2

triliun, potensi zakat tabungan sebesar 17 triliun, namun realisasinya baru mencapai 1,5
triliun tahun 2011 (Irfan 2012).
Dari permasalahan tersebut memaksa harus adanya pembaharuan baik dibidang
pengumpulan dana maupun bidang pengelolaan dana ZIS sehingga menciptakan
kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial. Untuk memaksimalkan potensi ZIS
perlu adanya penerapan teknologi sehingga kendala seperti kurangnya tenaga professional,
jauhnya jarak, kurangnya konektivitas dapat teratasi. Penerapan teknologi yang sesuai
dapat berupa media online dalam bentuk website dengan konten yang memberikan layanan
sehingga memudahkan dalam menunaikan zakat.
Pengumpulan dana yang optimal melalui media online juga harus diimbangi dengan
menciptakan dana ZIS yang produktif. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang dana ZIS
produktif menyebabkan kemalasan dan menanamkan sifat konsumtif. Salah satu cara untuk
menciptakan dana ZIS produktif adalah dengan menggalakan program desa binaan yang di
sinergikan dengan program One Village One Product (OVOP). Pelaksanaan mengenai
desa binaan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
20142, Keberhasilan program OVOP juga telah dibuktikan oleh beberapa daerah seperti
salah satunya adalah wisata kampung batik kauman, kabupaten pekalongan, jepara dan lain
sebagainya. Apabila potensi dana ZIS diberdayakan melalui program desa binaan serta
OVOP dengan pengelolaan modern digital maka akan meningkatkan tingkat produktivitas
masyarakat khusunya di pedesaan.
Dompet dhuafa Jawa Tengah sebagai salah satu lembaga amil zakat besar yang berada
di kota Semarang sudah melaksanakan program tersebut dan untuk mengetahui keefektifan
dan keefisian hal itu. Salah satunya adalah dusun Truko, desa branjang, Kecamatan
Semarang barat. Desa ini adalah salah satu contoh yang sedang berkembang terkait
pengelolaan dana ZIS untuk pemberdayaan desa binaan dimana yang dibina adalah petani
jamur di dusun tersebut sebagai salah satu upaya untuk pendistribusian zakat secara
produktif maka penulis tertarik untuk membuat penelitian mengenai hal itu dengan judul
“Implementasi Pengelolaan Digital Dana ZIS untuk stabilisasi perekenomian desa Binaan
Dompet Dhuafa Jawa tengah (Studi kasus Dusun Jamur Truko Ungaran Jawa Tengah)”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka penulis
mengidentifikasi masalah pada penulisan ini adalah bagaimana strategi serta manajemen

2
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/PP%20Nomor%2043
%20Tahun%202014.pdf diakses pada 03 soktokber 01.19 WIB
3

pengelolaan distribusi zakat menggunakan media digital dan pemberdayaan desa binaan.
Adapun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi penggunaan media digital dalam pengelolaan zakat di LAZ
Dompet Dhuafa Jawa Tengah?
2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan disribusi ZIS Produktif melalui pemberdayaan
desa binaan di Dusun Jamur Truko?

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas
mengenai :
1. Untuk mengetahui strategi penggunaan media digital dalam pengelolaan zakat di
LAZ Dompet Dhuafa Jawa Tengah
2. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan distribusi ZIS produktif melalui
pemberdayaan desa binaan di Dusun Jamur Truko
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi tambahan rujukan
perbendaharaan literatur di lingkup UIN Walisongo pada umumnya dan untuk
mahasiswa Ekonomi Islam pada khususnya. Serta dapat berguna bagi banyak
pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi
yang akan datang.
2. Bagi praktisi adanya penelitian ini diharapkan untuk dapat mengembangkan
wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para praktisi yang konkrit terhadap
perkembangan ilmu manajemen atau lebih khusus mengenai peran teknologi
digital. Serta terobosan bagi LAZ atau BAZ untuk berinovasi atau berkolaborasi
dengan media digital sebagi upaya untuk meningkatkan kinerja lembaga

D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka atau bisa diartikan sebagai penelitian terdahulu, yang mana
digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang pembahasan permasalahan dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang mana pembahasannya
mengenai strategi serta manajemen distribusi dana zis berbasis pemberdayaan desa binaan,
yang mana akan penulis fokuskan pada penelitian ini.
Pertama, Mohammad Toriqudin dan Abdur Rouf dari UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang yang dalam penelitiannya membahas bagaimana menganalisis strategi
pendistribusian zakat dengan cara yang produktif yang mana mengambil studi kasus di
4

Yayasan As Shahwah Malang. Dalam pembahasan penelitian ini adalah bagaimana pihak
yayasan melakukan manajemen POACE dalam mengorganisasi zakat selain itu yayasan
juga menggunakan dua cara pendistribusian zakat yakni melalui cara produktif dan
konsumtif yang menghasilkan berbagai program yakni di bidang pendidikan keagamaan
maupun kewirausahaan.
Kedua, Dinar wahyuni dalam jurnalnya di jurnal aspirasi. Dalam penelitian ini
membahas tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat desa atau pengembangan desa
hal ini tidak lain dan tidak bukan karena dalam sektor ekonomi mikro perdan desa
terkadang justru dilupakan padahal desa adalah salah satu sektor yang tertinggal dan justru
mempunyai besar sebagai penyokong ekonomi nasional.3
Ketiga, Herman menulis dalam jurnalnya serta melakukan penelitian. Dalam
penelitian ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengoptimalan dana ZIS salah satunya adalah penggunaan media sosial sebagai media
komunikasi pada Lembaga Amil Zakat. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus kepada
bagaimana strategi penggunaan media sosial sebagai upaya untuk mengoptimalkan
pengelolaan dana ZIS bagi lembaga amil zakat khususnya di lembaga Amil zakat Darut
Tauhid Bandung.4
Penelitian penulis ini akan berbeda dengan penelitian sebelumnya, dari segi objek
penulis akan melakukan penelitian di Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Jawa Tengah
yang terletak di Kota Semarang, dikarenakan penelitian terdahulu hanya di Yayasan As
Shahwah Malang dan di Lembaga Amil Zakat Darut Tauhid. Pada penelitian ini berfokus
pada strategi media sosial dan strategi distribusi dana ZIS kepada pemberdayaan desa.
Selain itu, perbedaan penelitian penulis yang berbeda dengan lainnya disini adalah
bagaimana menganalisa terkait bagaimana agar sinergi antara penggunaan media sosial
serta pemberdayaan desa menggunakan dana ZIS dapat terintegrasi dengan baik.

E. Sistematika Penulisan
Untuk menguraikan rumusan masalah di atas, maka penulis berusaha menyusun
kerangka penelitian secara sistematis, supaya pembahasan penelitian mudah dipahami dan
lebih terarah sehingga tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Penulisan skripsi
ini terbagi kedalam lima bab dengan perincian, sebagai berikut:

3
Dinar Wahyuni, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran”
Jurnal Aspirasi, Vol. 9 No.1, 2018.
4
Herman, “Strategi Komunikasi Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Melalui Media Sosial” Jurnal Ilmiah,
Communicatus UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol. 1 No. 2, 2017.
5

BAB I Pendahuluan: Pada bab pertama terdiri dari latar belakang


masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Metodologi penelitian : Pada bab kedua menjelaskan terkait
metodologi penelitian yang digunakan dlam penelitian ini
bab ini berisi antara lain jenis penelitian,bentuk penelitian,
jenis data sumber pengumpulan data dan analisis data yang
didapatkan
BAB III Gambaran Umum Tentang Profil dan sejarah Dompet
Dhuafa Jawa Tengah ada bab ketiga tersusun atas lima sub
judul. Pertama gambaran Dompet Dhuafa Jawa Tengah yang
meliputi sejarah berdiri, visi, dan misi serta susunan
pengurus Dompet Dhuafa Jawa Tengah. Kedua, program
kerja LAZIS Al- Ihsan Jawa Tengah yang terdiri dari empat
program yang terdiri dari program pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan pembangunan sosial
BAB IV Pembahasan : Pada bab keempat merupakan analisis atas
pendayagunaan zakat yang dilaksanakan oleh Dompet
Dhuafa Jawa Tengah sebagai stabilitator ekonomi melalui
peengelolaan digital dan pemberdayaan desa dusun Jamur
Truko
BAB V Penutup
Pada bab kelima teridiri dari kesimpulan penelitian dan sara-
saran terkait dengan penelitian.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penelitian ini secara
umum bertujuan untuk memahami dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku
masyarakat menurut perspektif masyarakat. Kirl dan Miller dalam Sudarto mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang dalam bahasannya dan istilahnya.5
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
yang mana mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskriptifkan apa saja yang saat ini
berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasi kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.6

B. Bentuk Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan bentuk penelitian survei, Kerlinger (1996)
mengatakan bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan
antar variabel sosiologis maupun psikologis.” Penelitian survei biasanya dilakukan untuk
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi
yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Maka disini
penulis langsung melakukan survei ke kantor LAZ Dompet Duafa yang berlokasi di Kota
Semarang dan Dusun jamur Truko seabagai objek dari desa binaan.

C. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang
didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lainnya. Untuk mendapatkan data dan informasi maka informan dalam

5
Sudarto, Metodelogi Penelitian Filsafat,Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, hal 62.
6
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara, 1999, hal. 26.
6
7

penelitian telah ditetapkan sebelumnya dan proses pelaksanaan dan perumusan program
dilokasi penelitian.7

D. Jenis Data
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu:
a. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui observasi
maupun wawancara langsung dengan pihak informan yaitu pihak LAZ Dompet
Dhuafa.
b. Data Sekunder, yaitu berupa dokumen atau literatur dari Badan Pengawas Statistik,
internet, jurnal dan lain sebagainya.

E. Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi, yaitu bertujuan untuk mengamati subjek dan objek penelitian, sehingga
peneliti dapat memahami kondisi yang sebenarnya.
b. Wawancara, yaitu bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
informan dalam menginterpretasi situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi.
c. Dokumentasi, dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Penelitiaan
deskriptif adalah penelitian yang didasarkan data deskriptif dari status, keadaan, sikap,
hubungan atau sistem pemikiran masalah yang menjadi objek penelitian. Pada kali ini,
dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi LAZ dompet dhuafa dalam
mengoptimalkna distribusi dana ZIS menggunakan program pemberdayaan desa.

7
Moleong , Lexy J. Metodelogii Penelitian Kualitatif, Bandung : Renaja Rosdakarya Offset, 2007, hal. 165.
8
BAB III
LANDASAN TEORI

A. Dana ZIS (Zakat, Infaq, Sadaqah)


1. Pengertian Zakat, Infaq,Sadaqah)
Zakat apabila ditlihat dari segi bhaasa dapat diartikan sebagai Zakat mengacu pada
bahasa kata Zakat, yang berarti suci (athtaharah), pertumbuhan dan perkembangan (alnama'),
berkah (al barakah), dan kebaikan (thayib). Dalam yurisprudensi Islam, zakat didefinisikan
sebagai "sejumlah tertentu harta yang Allah perlu diberikan kepada mereka yang berhak
menerimanya dalam kondisi tertentu." Merumuskan pengertian ini dalam hubungannya dengan
pengertian kebahasaan menunjukkan bahwa harta yang dikeluarkan untuk zakat adalah berkah,
tumbuh, berkembang, berkembang biak, suci dan baik.8
Selain definisi di atas, zakat juga didefinisikan sebagai spesifik. Banyaknya harta yang
harus diberikan kepada suatu golongan, syarat-syarat tertentu dengan syarat yang berbeda-beda,
yaitu zakat, adalah sebutan penarikan tertentu suatu harta tertentu yang diberikan kepada
golongan tertentu menurut sifat-sifat tertentu Selain definisi di atas, zakat juga diartikan dengan
sejumlah harta tertentu yang harus diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat
atau dengan kata lain zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu,
menurut sifat-sifat yang tertentu utntuk diberikan kepada golongan tertentu.

B. Pengelolaan Digital
1. Pengertian Pengelolaan Digital
Peran teknologi saling berkaitan dengan bidang informasi, komunikasi, dan internet.
Dengan adanya teknologi, akan mempermudah manusia dalam berkomunikasi dan mencari
informasi dengan cepat. Peran teknologi sangatlah besar, karena dengan adanya kemajuan
teknologi maka akan majulah suatu perusahaan. Teknologi digital (internet) telah banyak
mengubah wajah dunia bisnis, termasuk aktivitas pemasaran. Banyak manajemen yang tidak
menyadari kehebatan teknologi digital (internet) dalam aktivitas marketing.
Dengan digunakannya teknologi cerdas melalui teknologi digital (internet) dan telepon
cerdas makin membuat orang mudah menggunakan teknologi digital (internet) dimana saja dan
kapan saja. Mereka bisa menelusur microblogging, membuat blog atau jejaring sosial. Dengan
terhitung ada 150 milyar lebih pengguna internet, jelas ini adalah marketplace (pasar) yang luas.

8
Hamid Abidin , Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 6
9
10

Ada beberapa penggunaan teknologi digital (internet) dalam komunikasi pemasaran di era
digital, yakni sebagai;28
a. Pengiriman pesan (email)
Satu fungsi utama teknologi digital (internet) adalah pertukaran world wide web.
Kelebihan teknologi digital (internet) adalah secara dasar dan luas menggunakan berbagai
alamat pada ribuan email hanya dengan satu tekanan (pijatan) tuts pada keypad. Apalagi
kehadiran milinglist mengkompilasi alamat email, sehingga email bisa secara bersamaan
dikirim.
b. Transfer Data/Files
Penggunaan program FTP (File Transfer Protocol), files computer dapat ditransfer
dari komputer satu ke yang lain lewat internet. Hal ini sangat bernilai untuk menghubungkan
antara organisasi misalnya perusahaan, supplier, dan konsumen.
c. Penelusuran dan Pencarian
Sejumlah besar literatur dan khazanah di dunia ini, seperti; buku, mjalah dan karya-
karya rujukan, juga terbitan Pemerintah ada di internet. Hanya dengan menggunakan
penelusuran (search engine) maka semua itu dapat ditelusur melalui internet,
d. Pengiriman, Penyimpanan dan Penyajian Informasi
Laporan perusahaan, pesan komunikasi pemasaran dan informasi dikirim
kepada publik melalui situs dan laman yang ada di teknologi digital (internet), sehingga
mudah dan cepat dicari dan ditelusuri.
Dari berbagai fungsi dan peran yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
teknologi digital (internet) memiliki peran yang penting dalam membantu fundraising zakat,
infak, dan sedekah. Teknologi digital (internet) dapat menjadi alat kemudahan bagi masyarakat
dalam menyalurkan zakat dan bersedekah kepada lembaga penerima zakat tanpa harus datang
langsung ke lembaga zakat. Bagi lembaga, teknologi digital (internet) adalah suatu alat yang
efektif untuk mengenalkan lembaga nya kepada masyarakat yang lebih luas dan melalui
teknologi digital (internet), lembaga-lembaga zakat dapat dengan cepat menggalang dana untuk
kepentingan yang urgent, seperti contoh : peduli gempa, peduli banjir, dsb.

2. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Digital (Internet)9


Saat ini, teknologi digital (internet) telah menjadi dunia kita. Semua orang yang
menggunakan teknologi digital (internet) dapat mencari berita dan informasi apa saja hanya

9
Alfiyatun Ni’mah, “Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Pendiddikan Agama Islam”, (Tesis
Master, Pendidika Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2016), h. 12
11

dalam dengan hitungan detik. Menurut Supriyanto (2009) dampak positif dari teknologi digital
(internet) yaitu :
A. Dapat dengan mudah memperoleh informasi dengan waktu yang singkat
B. Sebagaimedia komunikasi dengan pengguna teknologi digital (internet)
lainnya dari seluruh dunia
C. Memudahkan dalam pengiriman data-data. Hal ini dapat memudahkan lembaga
zakat dalam pengiriman data-data, mengkonfirmasi keberhasilan pembayaran
kepada donatur, ataupun mengaudit laporan hasil fundraising yang otomatis
tersimpan pada sistem teknologi digital (internet)
D. Sebagai sumber penghasilan. Bagi lembaga zakat, teknologi digital (internet)
menjadi peluang yang besar dalam meningkatkan pengumpulan dana zakat,
infak, dan sedekah. Lembaga zakat yang inovatif akan memanfaatkan
momentum ini dan akan mentargetkan sekian persen dari fundraising zakat,
infak, dan sedekah diperoleh melalui teknologi digital (internet).
Adapun dampak negatif menurut Supriyanto (2009) dari teknologi digital yaitu :
A. Penipuan
Dalam hal membayar zakat atau berdonasi, sebagian kecil dari calon donatur masih ada
yang belum percaya dalam melakukan pembayaran melalui teknologi digital (internet), karena
banyaknya kasus penipuan yang terjadi melalui teknologi digital (internet), sehingga sebagian
calon donatur terkadang berfikir bahwa ada yang mempermainkan atau mengatasnamakan
lembaga penerima zakat dengan hanya mencari keuntungan individual.
Cara yang terbaik bagi calon donatur yang ingin berdonasi atau membayar zakat adalah
dengan mencari lembaga zakat yang terpercaya dan mengantisipasi jika diarahkan untuk
membayar zakat atau donasi dengan mentransfer dana tersebut ke rekening pribadi. Karena
lembaga zakat yang terpercaya tidak menerima transferan dana zakat melalui rekening atas nama
pribadi, melainkan atas nama lembaga zakat itu sendiri.
12

BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Profil Dompet Dhuafa Jawa Tengah
A. Sejarah Singkat Dompet Duafa Jawa Tengah

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang
berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana Zakat,
Infaq, Shodaqah dan Wakaf (ZISWAF) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari
perorangan, kelompok, dan perusahaan atau lembaga (http://jateng.dompetdhuafa.org/
diakses pada tanggal 14/01/2017/11.05).
Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi
dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah
manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa.
Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri
Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa
Republika.
Awal Kelahiran Dompet Dhuafa bermula pada April 1993, Koran Republika
menyelenggarakan promosi untuk surat kabar yang baru terbit tiga bulan itu di stadion
Kridosono, Yogyakarta. Di samping sales promotion untuk menarik pelanggan baru,
acara di stadion itu juga dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat Yogya untuk
membeli saham koran umum Harian Republika. Hadir dalam acara itu Pemimpin
Umum atau Pemred Republika Parni Hadi, Dai Sejuta Umat yaitu (alm) Zainuddin MZ,
Raja Penyanyi Dangdut H. Rhoma Irama dan awak pemasaran Republika. Memang,
acara itu dikemas sebagai gabungan antara dakwah dan entertainment.
Selepas acara tersebut, rombongan Republika bergabung dengan teman-teman dari
Corps Dakwah Pedesaan (CDP) di bawah pimpinan Ustadz Umar Sanusi dan binaan
pegiat dakwah di daerah miskin Gunung Kidul, (Alm) Bapak Jalal Mukhsin. Dalam
obrolan ringan, pimpinan CDP melaporkan kegiatan mereka yang meliputi mengajar
ilmu pengetahuan umum, ilmu agama Islam dan pemberdayaan masyarakat miskin. Jadi
anggota CDP berfungsi all- round: ya guru, dai dan sekaligus aktivis sosial. Dari
obrolan tersebut, terungkap bahwa gaji atau honor perbulan dari masing- masing pihak
CDP hanya Rp. 6.000,-.Uang tersebut merupakan hasil penyisihan oleh para mahasiswa
13

dari kiriman orang tua mereka. Sehingga Parni Hadi berujar untuk membantu teman-
teman, yang kemudian Zainuddin MZ segera menambahkan bahwa dia bersiap untuk
mencarikan dana.
Peristiwa itulah yang menginspirasi lahirnya Dompet Dhuafa Republika. Dari
penggalangan dana internal, Republika lalu mengajak segenap masyarakat untuk ikut
menyisihkan sebagian kecil penghasilannya. Pada 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman
muka Harian Umum Republika dengan tajuk “Dompet Dhuafa” pun dibuka. Kolom
kecil tersebut mengundang pembaca untuk turut serta pada gerakan peduli yang
diinisiasi Harian Umum Republika. Tanggal ini kemudian ditandai sebagai hari jadi
Dompet Dhuafa Republika.
Rubrik “Dompet Dhuafa” mendapat sambutan luar biasa, hal ini ditandai dengan adanya
kemajuan yang signifikan dari pengumpulan dana masyarakat. Maka, muncul
kebutuhan untuk memformalkan aktivitas yang dikelola Keluarga Peduli di
Republika. Pada 4 September 1994, Yayasan Dompet Dhuafa Republika pun didirikan.
Empat orang pendirinya adalah Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinansari Ecip, dan Erie
Sudewo. Sejak itu, Erie Sudewo ditunjuk mengawal Yayasan Dompet Dhuafa dalam
mengumpulkan dan menyalurkan dana Ziswaf dalam wujud aneka program
kemanusiaan, antara lain untuk kebutuhan kedaruratan, bantuan ekonomi, kesehatan,
dan pendidikan bagi kalangan dhuafa (Katalog Dompet Dhuafa “Menyantun Dhuafa,
Menjalin Ukhuwah dan Membangun Etos Kerja”, 2015: 2).
Profesionalitas Dompet Dhuafa kian terasah seiring meluasnya program
kepedulian dari yang semula hanya bersifat lokal menjadi nasional, bahkan
internasional. Tidak hanya berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya
dalam bentuk tunai, DD juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas seperti
bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.
Pada 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan untuk pertama kalinya
oleh pemerintah sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh
Departemen Agama RI. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu
Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No.
163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat, Dompet Dhuafa merupakan institusi pengelola
zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang
PENGUKUHAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA sebagai Lembaga Amil Zakat
tingkat nasional. Dompet Dhuafa saat ini telah memiliki jaringan pelayanan yang
14

berlokasi pada 21 provinsi di negara Indonesia dan 5 di mancanegara yakni Hongkong,


Australia, Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan. Seluruh kegiatan terlaksana
dengan dukungan 60.000 orang donatur loyal yang secara ekonomi mapan, profesional
dan terpelajar.
Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dinilai memiliki potensi
Ziswaf yang cukup besar. Dompet Dhuafa cabang Jawa Tengah mempunyai kantor di
Semarang tepatnya di Jl. Abdulrachman Saleh no 199 D Manyaran, Semarang. Dompet
dhuafa juga berlokasi di Purwokerto yang lebih fokus pada Layanan Kesehatan Cuma-
Cuma. Untuk wilayah kerja Dompet Dhuafa Jawa Tengah mencakup seluruh area Jawa
Tengah.
B. Legalitas Dompet Dhuafa

a. Akta Pendirian Nomor 41 tanggal 14 September 1994 dibuat dihadapan H.


Abu Jusuf, S. H., Notaris di Jakarta dengan Akta Perubahan Terakhir No. 2
tanggal 19 Juli 2004 yang dibuat oleh Herdardjo, Notaris di Tangerang.
b. Persetujuan Operasi dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI Nomor
162/A. YAY. HKM /1996/ PN. JAK.SEL dan diperbaharui oleh Dirjen
Administrasi Hukum No. C-HT.01.09-88, tertanggal 21 September 2004.
c. Surat Keputusan Menteri Agama No. 439 Tahun 2001 tentang dikukuhkannya
Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat dan
Shodaqoh (LAZ) tingkat Nasional
C. Visi Misi Dompet Dhuafa
A. Visi
Terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan, dan
pemberdayaan berbasis pada sistem keadilan.
B. Misi

1) Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai


kebaikan.
2) Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi
kerakyatan.

3) Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan


jaringan global.
4) Melahirkan kader pemimpin berkarakter dan berkompetensi global.
15

5) Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yang


berkeadilan
d. Brand Value
Brand Value dari lembaga amil zakat nasional Dompet Dhuafa adalah
INSPIRASI, adapun nilai-nilai yang termuat dalam INSPIRASI adalah sebagai
berikut:
1) Islami
2) Universal
3) Peduli
4) Inovatif
5) Responsif
6) Amanah
7) Profesional

D. Struktur Organisasi

Bidan dan
Perawat
Balqis Annisa

Dokter
dr. Wahyudi P

Surveyor
Rina gustiana
LKC Jateng Manager Area
Purwokerto Titi Ngudiati Program
Arif Rahman
CRM Oktafian
Yolanda
Koor LKC
Program
Wahyu Nur Arifah
Pimpinan Setiawan
Cabang GA
Fundraising Staf Asep Fajar
Imam Baihaqi
Satriyo Prajab Yasinta
Keu dan
Operasional GA
Fani Suwito Slamet Riyadi

Deskom
Hajar Nuris
SHofa

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dompet Dhuafa Jawa Tengah


16

Sumber: Dokumentasi Profil Dompet Dhuafa Jawa Tengah 2017

Keterangan:
CRM : Customer Relation Management
GA : General Affair
LKC : Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Deskom :
Desain Komunikasi

E. Program

Sebagai lembaga yang lahir dari masyarakat, Dompet Dhuafa terus


mengembangkan berbagai program yang terintegrasi dengan empat pilar utama,
yakni kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi. Program-program dari Dompet
Dhuafa dalam 4 bidang tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan aset nasional yang berharga dan menjadi tolak
ukur kemajuan sebuah bangsa. Dengan pendidikan yang mumpuni maka
mampu mengubah individu, dunia bahkan sebuah peradaban. Dompet Dhuafa
sebagai Lembaga Amil Zakat yang ikut ambil bagian dalam perjuangan
mencerdaskan bangsa, mendirikan beberapa jejaring dengan beragam program
pendidikan gratis serta beasiswa untuk siswa unggul tidak mampu. Dalam
pendidikan tidak hanya menyentuh siswa dan mahasiswa, bahkan terdapat pula
program untuk guru dan sekolah. Contoh dari program pendidikan seperti Bea
studi Etos dan Smart Ekselensia Indonesia (SEI).

Smart Ekselensia Indonesia yakni sekolah menengah berasrama,


bebas biaya dan akseleratif, yakni hanya 5 tahun dari SMP hingga SMA. SEI
berdiri sejak tahun 2004 di Parung, Bogor, didedikasikan untuk anak-anak
dhuafa yang berprestasi di seluruh Indonesia. Sekolah bebas biaya tersebut
dikelola oleh Dompet Dhuafa Pusat, sedang pelaksana seleksi masing-masing
dikelola oleh Dompet Dhuafa cabang di setiap daerah (Katalog Dompet
17

Dhuafa “Menyantun Dhuafa, Menjalin Ukhuwah dan Membangun Etos


Kerja”, 2015: 8).
b. Kesehatan
Dompet Dhuafa dalam program kesehatan, mengebangkan berbagai
program dan lembaga kesehatan yang bertujuan untuk melayani seluruh
mustahik dengan sistem yang mudah dan terintegrasi dengan sangat baik.
Diharapkan dengan adanya program kesehatan yang menyentuh mustahik,
maka kaum dhuafa mempunyai kualitas hidup yang lebih baik dan lebih
produktif. Beragam kegiatan yang dilaksanakan bersifat preventif, promotif,
dan kuratif.

Dompet Dhuafa Jawa Tengah memiliki Lembaga yang konsen pada


kesehatan yakni Layanan Kesehatan Cuma- Cuma yang dikembangkan di
Purwokerto, juga terkadang memberi perhatian kepada bidang yang lainnya
jika memang dirasa perlu. Program yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa
seperti Aksi Layanan Sehat, yaitu program pemeriksaan kesehatan secara
bebas biaya di daerah yang sekiranya membutuhkan.
c. Ekonomi
Kemiskinan merupakan musuh dalam masalah sosial yang telah lama
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Berbagai program dan kebijakan yang telah
dilakukan belum mampu sepenuhnya mengatasi masalah dengan kemiskinan
yang menjadi akarnya. Meskipun tidak dapat disangkal bahwa pertumbuhan
ekonomi Indonesia bisa dibilang melesat. Oleh karenanya, Dompet Dhuafa
mendirikan devisi ekonomi dengan jejaring yang tersebar di hampir seluruh
pelosok Indonesia dalam berbagai rupa usaha.

Tujuan dari devisi ekonomi adalah mendampingi masyarakat melalui


berbagai program yang disesuaikan dengan daerahnya agar tercipta lahan-
lahan pekerjaan baru, serta masyarakat yang berdaya sehingga mereka dapat
mandiri secara finansial. Harapan selanjutnya, Dompet Dhuafa mampu
menjadi lembaga yang mempertegas bahwa zakat bisa menjadi solusi dari
masalah yang dihadapi oleh masyarakat ini. Dompet Dhuafa Jawa Tengah
dalam bidang ekonomi melakukan pemberayaan yang terdiri dari dua jenis,
yakni pemberdayaan ekonomi perorangan dan pemberdayaan. ekonomi
kelompok. Pemberdayaan ekonomi perorangan terdiri dari usaha Mendoan
Bang Sidik dan Tahu Mercon, dengan sasaran mustahiknya adalah masyarakat
miskin kota. Pemberdayaan ekonomi kelompok berupa Dusun Jamur Truko,
18

Kampung Buah Produktif dan Kampung Ternak. Pemberdayaan ekonomi


kelompok mempunyai sasaran masyarakat miskin pedesaan dengan
pertimbangan berbagai faktor.
d. Pembangunan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang
lain. Untuk itulah Dompet Dhuafa ada untuk membantu sesama. Dalam
Program Sosial, terdapat upaya penyuluhan terhadap masyarakat juga advokasi
bagi pihak yang membutuhkan. Untuk beberapa program juga ada yang
menjadi gagasan Dompet Dhuafa Pusat, dan Dompet Dhuafa Jawa Tengah
menjadi pihak pelaksana. Contoh Pembangunan sosial adalah program Air
untuk Kehidupan, Dakwah di Kalialang (rawan Kristenisasi), Dakwah di Lapas
Wanita dan Cordofa, yaitu pengiriman dai ambassador ke wilayah yang
membutuhkan dan juga mengisi pengajian di perkantoran.

Disaster management center (DMC) adalah salah satu unit aktivitas


Dompet Dhuafa dalam bidang penanggulangan bencana berbasis informasi dan
keahlian, serta jaringan relawan di seluruh Indonesia dan beberapa negara lain.
Fungsi utama DMC adalah mitigasi, respon penyelamatan dan pemulihan-
pembangunan kembali bencana yang tengah terjadi baik di dalam maupun luar
negeri.
Berikut merupakan peta wilayah persebaran program reguler Dompet
Dhuafa Jawa Tengah.
19

Gambar 1.2 Peta Wilayah Persebaran Program Reguler Dompet


Dhuafa Jawa Tengah

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
20

DAFTAR PUSTAKA

Alfiyatun Ni’mah, “Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Pendiddikan Agama

Islam”, (Tesis Master, Pendidika Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

2016), h. 12

Dinar Wahyuni, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata

Nglanggeran”, Jurnal Aspirasi, Vol. 9 No.1, 2018.


21

Haekal Reza, Mengangkat Nilai Zakat Dengan Hati: Refleksi Fenomenologis Zakat Perusahaan

Pengusaha Arab, Yayasan Al-Irsyad Malang: 2011, hlm.48

Hamid Abidin , Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 6

Herman, “Strategi Komunikasi Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Melalui Media Sosial”

Jurnal Ilmiah, Communicatus UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol. 1 No. 2, 2017.

https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/PP%20Nomor%2043%20Tahun

%202014.pdf diakses pada 03 soktokber 01.19 WIB

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara, 1999, hal. 26.

Moleong , Lexy J. Metodelogii Penelitian Kualitatif, Bandung : Renaja Rosdakarya Offset, 2007, hal.

165.

Sudarto, Metodelogi Penelitian Filsafat,Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, hal 62.

Anda mungkin juga menyukai