Anda di halaman 1dari 13

BAB V

Kritik Karya Seni Rupa


Setelah mempelajari Bab V kamu diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi simbol, jenis,fungsi dan nilai estetis serta tokohnya dalam kritik karya seni rupa sesuai
dengan konteks budaya
2. Mendeskripsikan simbol, jenis,fungsi dan nilai estetis serta tokohnya dalam kritik karya seni rupa sesuai
dengan konteks budaya,
3. Membandingkan simbol, jenis,fungsi dan nilai estetis serta tokohnya dalam kritik karya seni rupa sesuai
dengan konteks budaya,
4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam proses menulis kritik karya seni rupamengenai jenis,
fungsi, simbol, nilai estetis dan tokoh berdasarkan hasil evaluasi,
5. Membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol, nilai estetis dan tokoh
berdasarkan hasil evaluasi,
6. Mengkomunikasikan tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol, nilai estetis dan tokoh
berdasarkan hasil evaluasi.
Kamu masih ingat pengertian apresisi dan kritik karya seni rupa? Cobalah pelajari kembali materi
seni budaya di kelas XI. Pada pembelajaran seni budaya (seni rupa) di kelas XI kamu telah mempelajari dan
mempraktekkan kegiatan apresiasi dan kritik karya seni rupa. Kegiatan apresiasi dan kritik sering kamu
lakukan sehari-hari pada berbagai jenis danbentuk karya seni rupa. Menanggapi, memberi komentar,
memberi penilaian “bagus” atau “jelek”, “suka” dan “tidak suka” adalah bagian dari kegiatan kritik.
Pengetahuan tentang apresiasi dan kritik tidak saja bermanfaat bagi kamu dalam pembelajaran seni di
sekolah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di luar sekolah.
Ketika kamu melihat sebuah karya seni rupa, aspek apa saja yang kamu lihat? Dapatkah kamu
mengidentifikasi simbol, jenis, fungsi, nilai estetis dalam sebuah karya seni rupa. Tahukah kamu tokoh seni
rupa yang ada di daerahmu. Apakah tokoh seni rupa yang ada di daerahmu berskala nasional dan
internasional. Tahukah kamu mengapa mereka disebut tokoh dalam dunia seni rupa.
Cobalah amati gambar-gambar karya seni rupa berikut ini:

1) Dapatkah kamu mengidentifikasi symbol yang ada pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
2) Dapatkah kamu mengidentifikasi jenis dari masing-masing karya seni rupa tersebut?

Seni Budaya XII Halaman 56


3) Dapatkah kamu mengidentifikasi fungsi masing-masing karya seni rupa tersebut?
4) Dapatkah kamu menunjukkan nilai estetis masing-masing karya seni rupa tersebut
5) Bandingkan, manakah karya seni rupa yang paling menarik menurut kamu berdasarkan simbol, jenis,
fungsi dan nilai estetisnya ? Jelaskan alasan ketertarikan kamu!
Berdasarkan pengamatan kamu, cobalah mengidentifikasi simbol, jenis, fungsi, dan nilai estetis,
pada karya-karya seni rupa tersebut dengan mengisi kolom-kolom di bawah ini sesuai dengan nomor
karyanya, kemudian diskusikanlah dengan teman-teman kamu! Uraikan hasil pengamatan kamu sesuai
keterangan yang ada pada kolom karya.

Format Diskusi Hasil Pengamatan


Nama Siswa/Kelompok : …………………………………………..
NIS : …………………………………………..
Hari/Tanggal Pengamatan : …………………………………………..

Seni Budaya XII Halaman 57


Uraian kamu tentang simbol, jenis, fungsi, dan nilai estetis dalam karya seni rupa adalah
pengetahuan yang penting sebagai bahan membuat kritik berkarya seni rupa. Hal tersebut membuat kamu
semakin mudah memahami tentang kritik karya seni rupa, bacalah konsep-konsep tentang, simbol, jenis,
fungsi, dan nilai estetis dalam kritik karya seni rupa di bawah ini. Selanjutnya, kamu dapat mengamati
tulisan-tulisan kritik karya seni rupa berkaitan dengan simbol, jenis, fungsi, dan nilai estetis yang ada di
berbagai media cetak maupun elektronik. Di akhir pembelajaran kamu akan diajak untuk menulis kritik
karya seni rupa berdasarkan simbol, jenis, fungsi, dan nilai estetisnya.

A. Simbol
Saat pembelajaran seni budaya di kelas XI kamu sudah mengetahui pengertian ”simbol”. Secara
konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan,
objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau dengan kesepakatan atau kebiasaan.
Misalnya, rambu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti
tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol
dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.
Dalam seni rupa, kata Simbol dapat diartikan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa
baik pada wujud objeknya maupun pada unsur-unsur rupanya. Misalnya, unsur warna hijau yang dominan
menjadi adalah simbol kesuburan. Patung dengan objek katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung
dengan objek kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya.

B. Jenis
Karya Seni rupa sangat beraneka ragam. Walaupun demikian karya yang beraneka ragam ini dapat
dikelompokan atau dikategorian sesuai dengan jenisnya berdasarkan kesamaan karakteristik yang
dimilikinya. Pengelompokan karya seni rupa berdasarkan jenisnya ini tidak bersifat kaku, tetapi lebih
cenderung untuk kepentingan mempelajari atau mengapresiasinya.
Pengelompokan jenis karya seni rupa ini dapat dilakukan berdasarkan teknik pembuatan dan
perwujudannya, bahan dan medium, objek, tema, isi pesan, gaya pengungkapan, dan sebagainya. Cobalah
kamu cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai pengategorian jenis karya seni rupa ini. Masih ingatkah
kamu pada karya-karya seni kriya yang dikategorikan berdasarkan teknik utamanya atau bahan utamanya.
Carilah informasi jenis-jenis karya seni kriya yang ada di daerah kamu.

C. Fungsi
Fungsi sebuah karya seni rupa telah kamu pelajari di kelas XI. Jenis karya seni rupa pada dasarnya
dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya. Cobalah kamu pelajari kembali apa yang dimaksud dengan
Seni Budaya XII Halaman 58
karya seni murni dan karya seni terapan. Dapatkah kamu membedakan fungsi dari karyaseni murni dan seni
terapan ini? Dengan memahami pengkategorian karya berdasarkan fungsinya ini kamu akan lebih mudah
untuk melakukan apresiasi dan kritik terhadap karya seni rupa tersebut. Kumpulkan sebanyak-banyaknya
gambar karya seni rupa kemudian cobalah tunjukkan mana karya seni rupa terapan dan mana karya seni
rupa murni. Uraikan alasan kamu pada masing-masing gambar tersebut mengapa karya yang satu disebut
karya seni murni dan karya yang lain disebut seni terapan.

D. Nilai Estetis
Nilai estetis secara umum dapat dimaknai sebagai nilai keindahan dari sebuah karya seni rupa. Nilai
estetis atau nilai keindahan ini dilihat berdasarkan unsur-unsur rupa yang terdapat pada sebuah karya seni
dan prinsip-prinsip penataanya. Ingatkah kamu pada unsur-unsur sebuah karya seni rupa seperti: warna,
bangun, bidang, tekstur, garis, dan sebagainya.
Coba kamu periksa kembali materi di kelas XI kemudian lihat juga prinsip-prinsip penataan unsur-
unsur tersebut seperti keseimbangan, komposisi, irama, harmonis, dan sebagainya. Penataan unsur-unsur
rupa inilah yang memberikan kesan indah, unik, menarik dan sebagainya pada sebuah karya seni rupa.
Cobalah juga bandingkan penataan unsur-unsur rupa sebuah karya seni rupa dengan karya seni rupa yang
lainnya. Deskripsikan bagaimana unsur-unsur rupa tersebut disusun dalam sebuah karya seni rupa, kesan
apa yang kamu rasakan? Kemudian tunjukkan karya mana yang lebih menarik perhatian kamu, jelaskan
alasan ketertarikan kamu. Semakin banyak karya seni yang kamu lihat dan kamu perbandingkan,
semakin kaya wawasan dan pengalaman estetis yang kamu miliki. Hal ini sangat bermanfaat ketika kamu
melakukan kritik atau evaluasi sebuah karya seni rupa.
Pelajari kembali materi di kelas XI tentang apresiasi dan kritik karya seni agar kamu dapat lebih
memahami pembuatan kritik karya seni rupa. Secara umum untuk mengapresiasi karya seni kamu
diharapkan memahami dahulu seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi
estetikanya. Dengan mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi
sensitif terhadap segi-segi estetiknya seseorang diharapkan mampu menikmati dan menilai karya tersebut
dengan semestinya (Soedarso, 1990).
Tidak jauh berbeda dengan kegiatan apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan
menanggapi karya seni. Perbedaannya adalah pada fokus dari kritik seni yang bertujuan untuk menunjukkan
kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini
dipergunakan, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni
umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi)
kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai
hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Kritik karya seni kemudian tidak hanya bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi penikmat terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan
juga oleh seniman atau perupanya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seninya.
Secara ekonomis, tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama bahkan
dapat mempengaruhi harga jual dari karya seni tersebut.

E. Tokoh Seni Rupa


Karya seni rupa dibuat atau diciptakan oleh seorang seniman atau perupa. Dalam dunia seni rupa,
seorang seniman atau perupa dianggap sebagai tokoh terutama karena kepeloporan, keunikan bentuk atau
gagasan karyanya yang dikenal luas menginspirasi perupa yang lainnya. Tokoh seni rupa umumnya
dijumpai pada penciptaan karya-karya seni rupa murni seperti karya seni lukis dan seni patung atau pada
penciptaan karya-karya seni rupa modern dimana sebuah karya selalu disertai dengan inisial pembuat atau
penciptanya. Bandingkan dengan karya-karya seni rupa tradisi yang umumnya bersifat kolektif dan
komunal.
Ketokohan seseorang dalam dunia seni rupa tidak terlepas dari peran para kritikus karya seni rupa.
Bahkan dapat dikatakan para kritikus inilah yang membuat seseorang seniman atau perupa menjadi tokoh
dan mendapat pengakuan dari masyarakat luas melalui ulasan kritiknya. Kamu mungkin pernah mendengar

Seni Budaya XII Halaman 59


atau membaca informasi tentang tokoh-tokoh seni rupa di Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, Basuki
Abdullah, Sudjojono, GM Sidharta, Popo Iskandar, Barli dan Sasmitawinata. Kamu juga mungkin sudah
pernah mendengar tokoh-tokoh seni rupa mancanegara seperti Rembrant, Vincent Van Gogh, Andy Warhol,
Kandinsky, dan sebagainya. Ketokohan seorang perupa ini ada yang bersifat internasional, regional,
nasional bahkan lokal.
Kumpulkanlah informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber tentang tokoh-tokoh seni rupa
baik nasional, mancanegara maupun tokoh-tokoh seni rupa lokal yang ada di wilayah kamu. Cermati karya-
karya yang dihasilkan para tokoh ini agar kamu dapat mengapresiasi mengapa para seniman ini dapat
dianggap sebagai tokoh dalam dunia seni rupa. Cobalah untuk mengidentifikasi medium, bahan, teknik,
tema gaya pengungkapan, dan lain sebagainya pada masing-masing karya para tokoh tersebut sehingga
kamu dapat memahami kepeloporan dan atau keunikan karyanya.
Dengan mengetahui dan mempelajari tokoh-tokoh dalam dunia seni rupa ini diharapkan wawasan
serta pengetahuan kamu dalam apresiasi, kritik dan berkarya seni akan semakin luas. Wawasan dan
pengetahuan yang luas ini akan sangat membantu kamu dalam mengapresiasi dan mengkritisi (memberikan
tanggapan) karya seni rupa dengan lebih baik sekaligus memperkaya gagasan kamu dalam proses berkarya
seni.

F. Teori Apresiasi Seni Rupa


Apresiasi berasal dari Bahasa Inggris appreciation yang artinya penghargaan atau penilaian, jadi
apresiasi karya seni rupa adalah kegiatan mengamati, menghargai, menilai bobot karya seni rupa yang
disajikan.
Terdapat tiga tingkatan apresiasi ;
1) Apresiasi Empatik yaitu meyimpulkan karya seni rupa berdasarkan indera saja khususnya penglihatan,
2) Apresiasi Estetik yaitu penilaian karya seni rupa yang melibatkan pengamatan dan perasaan yang
mendalam,
3) Apresiasi Kritis yaitu apresiasi dengan pengamatan dan analisis yang mendalam yang biasanya dilakukan
oleh para kritikus.
Dalam apresiasi terdapat berbagai pendekatan diantaranya 1) pendekatan kritik. Terdapat berbagai
jenis kritik :
1) Kritik Jurnalistik yaitu jenis kritik ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan
secara terbuka.
2) Krtik Popoler yaitu jenis kritik seni yang tujuannya untuk konsumsi umum/ masyarakat. Tanggapan
yang disampaikan melalui kritik populer biasanya bersifat umum atau lebih kepada pengenalan atau
publikasi sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya menggunakan gaya bahasa dan istilah-istilah
sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat awam,
3) Kritik Pendidikan/Paedagogik yaitu kritik seni yang bertujuan untuk mengangkat atau meningkatkan
kepekaan artistik dan estetik subjek belajar seni.
4) Kritik Keilmuan yaitu kritik seni yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kepekaan, serta
kemampuan kritikus yang tinggi untuk menilai dan menanggapi sebuah karya seni. Kritik keilmuan
umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kemampuannya dalam bidang seni atau
kritik yang disampaikan sudah mengikuti metodologi atau kaidah-kaidah kritik secara akademis.
Sudarmaji seorang kritikus seni Indonesia menyampaikan tiga tipe atau gaya kritik seni yaitu :
1) Kontekstual : tidak hanya berpedoman pada unsur-unsur seni rupa melainkan juga pada tema atau
norma yang berlaku (moral, sosiologi, dan religi)
2) Intrinstik : menonjolkan penilaian pada aspek-aspek fisik, murni untuk kepentingan keindahan, tanpa
mempertimbangkan keahlian seniman.
3) Komparatif : membandingkan karya seseorang dengan karya orang lain.
Yang kedua Pendekatan analitik adalah apresiasi seni rupa yang di kembangkan Feldman and
Plumer meliputi tahapan : Deskripsi, analisis, interpretasi, judgement.
Sedangkan yang ketiga apresiasi pendekatan Kognitif dikembangkan oleh Michael Pearson yang

Seni Budaya XII Halaman 60


membedakan tingkatan apresiasi antara lain :
1) Favoritisme ; apresiasi berdasarkan kesukaann pengamat
2) Keindahan dan realisme ; karya seni yang indah merefleksikan realitas
3) Ekspresi ; keindahan karya seni dinilai dengan melibatkan pengalaman seni penikmatnya.
4) Gaya dan Bentuk ; apresiasi yang melibatkan forum diskusi apresiator yang meliputi aspek Teknik
hingga bentuk
5) Otonomi ; judgement apresiator menyesuaikan perkembagan zaman.
Soedarso seorang dosen dan kritikus seni Indonesia menyampaikan empat pendekatan apresiasi yaitu :
1) Pendekatan aplikatif ; menumbuhkan pemahaman karya seni melalui keterlibatan langsung.
2) Pendekatan Kesejarahan ; pengembanagan apresiasi melui penelusuran sejarah.
3) Pendekatan Problematik ; mengapresiasi karya melalui pemahaman makna dan pencarian jawaban
seputar seni sehingga didapatkan informasi holistic (utuh dan luas)
4) Pendekatan Semiotik ; apresiasi dengan memahami tanda-tanda atau makna yang terdapat pada
karya seni.

G. Menulis Kritik
Kamu mungkin pernah melakukan apresiasi dan kritik secara lisan. Ketika kamu diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu benda, disadari atau tidak kamu telah melakukan sebagian kegiatan
kritik dan apresiasi. Beberapa tahapan berikut ini dapat kamu gunakan dalam mengkritisi sebuah karya seni
rupa.
1. Mendeskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar
dapat mendeskripsikan dengan baik, kamu harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan
dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kamu akan kesulitan untuk mendeskripsikan
fenomena karya yang dilihatnya.Cobalah mendeskripsikan karya berikut ini, tuliskan hasil deskripsi kamu
dan diskusikan dengan teman-teman kamu.

2. Menganalisis
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni
berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kamu harus memahami unsur-
unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Perhatikan karya

Seni Budaya XII Halaman 61


berikut ini, telusuri unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam karya tersebut.

3. Menafsirkan
Menafsirkan atau menginterpretasi adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema
yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat
terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kamu. Semakin luas wawasan kamu semakin
kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus banyak
mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa. Perhatikan karya berikut
ini, tafsirkan makna simbolik yang terdapat pada karya tersebut.

4. Menilai
Apabila tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan merupakan tahapan yang juga umum
digunakan dalam apresiasi karya seni. Tahap menilai atau evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri
Seni Budaya XII Halaman 62
dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu
karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai
aspek yang terkait dengan karya tersebut, baik aspek formal maupun aspek konteks.
Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.
(2) Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi.
(3) Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada sebelumnya.
(4) Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pakai tertentu yang
melatarbelakanginya.
Perhatikan gambar karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi berikut ini. Kemudian tuliskan
kritik karya-karya tersebut. Gunakan langkah-langkah kritik secara bertahap mulai dari mendeskripsikan
hingga menilai atau mengevaluasi.

1. Kamu telah mengamati dan belajar tentang kritik karya seni rupa.
2. Kamu dapat membuatnya juga.
3. Perhatikan contoh tulisan tentang karya seni rupa di bawah ini!
4. Buatlah ulasan sederhana bagian-bagian dari tulisan kritik karya seni rupa tersebut adakah yang berisi
deskripsi, analisis formal, interpretasi dan evaluasi.

Contoh tulisan tentang karya seni rupa (1)

Hardi, “Pedagang Asongan”


Dalam lukisan yang berjudul “Pedagang Asongan” (1988) ini, Hardi mengungkapkan sebuah satire
simbolis tentang kecemasan anak jalanan. Anak-anak pedagang asongan berlari tercerai-berai dikejar sosok

Seni Budaya XII Halaman 63


benda semacam bola api yang berpijar merah. Di belakangnya menyusul sepotong wajah petugas keamanan
dengan senjata yang muncul teracungkan. Secara visual dari gerak semua figur mengungkap realitas
kekacauan, sedangkan bola api memberi dimensi simbolis pada kecemasan. Suasana itu didukung dengan
seting kota yang kering. Lewat warna kontras pada jalanan yang hitam dan dominan warna kuning, serta
gedung-gedung putih dengan latar langit yang biru, maka karakter siang yang terik panas menambah
suasana kegalauan. Karya ini dapat dikategorikan dalam gaya ekspresionisme simbolis.
Hardi adalah salah seorang eksponen Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang banyak menyuarakan
kontekstualisme dan pluralitas bentuk pada ungkapan seni rupa. Dia adalah seorang seniman yang
berkepribadian terbuka, kritis, dan banyak mengekspos permasalahan sosial yang terjadi.
Dalam banyak karyanya Hardi secara tajam banyak mengungkapkan ironi sosial politik masyarakat
dalam berbagai idiom visual baru. Pada waktu muncul gerakan itu pada masa Orde Baru, ia mencipta karya
yang menghebohkan yang berjudul “Suhardi Calon Presiden Tahun 2001”. Ia dipenjara, karena karya itu
dianggap menyindir kekuasaan presiden.
Berbagai ungkapan kritik yang dibalut nuansa parodi memang menjadi warna yang khas dalam
karya-karyanya. Dalam karya “Pedagang Asongan” terungkap sebuah satire yang menggambarkan
kehidupan masyarakat marjinal yang selalu tersingkir. Dikejar dan digusur adalah riwayat nasib mereka
yang tak berkesudahan. Kekerasan dan tekanan ibarat bola api yang terus mengejar, sementara kebijakan
pemerintah dan alat-alat negara menjelmakan diri sebagai sosok-sosok kontradiksi. Menjadi sebuah ironi
ketidakmampuan, bahwa pemerintah tidak menghidupi dan mengayomi warganya yang lemah.
Karya ini selain menghadirkan sisi drama parodi yang menyentuh juga menunjukkan sisi humanis
yang kuat.(Sumber: http://galeri-nasional.or.id/ collections/ 752-pedagang_asongan )

Contoh tulisan tentang karya seni rupa (2)

Sumber: Dokumen
Galeri Nasional
Indonesia
Gambar 10.15 Boyke
Aditya K.S, “Dialog”,
1991,
Akrilik pada kanvas, 110
x 130 cm Boyke Aditya
K.S, “Dialog”

Suasana fantastis dengan imaji mistis tersirat dalam karya Boyke Aditya K.S. yang berjudul
“Dialog” (1991) dalam gaya Surrealisme. Sebuah lanskap dunia imajinatif hadir dengan makhluk-
makhluk khayat yang tinggal dengan terjerat dalam sulur-sulur yang membentuk labirin. Sosok merah
dalam bentuk transformatif manusia binatang mengulurkan tangan, melakukan dialog dengan figur
berwarna hijau yang berdiri menunggang kerbau. Karya ini secara visual menunjukkan idiom yang
bersumber dari seni tradisi wayang maupun stilasi dari berbagai seni tradisi yang lain. Oleh karena itu,
sebagai ungkapan surrealis, karya ini dapat dikatagorikan dalam bentuk surrealisme biomorphic yang
menggunakan idiom-idiom visual stilasi bentuk-bentuk makhluk hidup.
Kecenderungan pada gaya surrealisme merupakan salah satu periode yang pernah dominan
dalam seni lukis Indonesia, khususnya pada pelukis-pelukis Yogyakarta. Kemunculan kecenderungan ini
merupakan kelanjutan dari paradigma estetik humanisme universal yang lebih menekankan pada
kebebasan personal dalam mengungkapkan pencarian jati diri seniman. Dalam kecenderungan itu banyak
seniman yang melahirkan karya dengan menggali konsep dan tema dari masalah sosiokultural dengan

Seni Budaya XII Halaman 64


tekanan nilai-nilai lokal dan tradisi. Karya yang dihadirkan Boyke Aditya ini banyak mengungkapkan
ironi kehidupan sosial dalam simbol-simbol personal yang digali dari mitos maupun legenda masyarakat
Jawa dan lainnya.
Dalam karya ini, pelukis mengungkapkan proses dialog atau problem komunikasi dari suatu dunia
imajiner yang bersumber dari kepercayaan gaib, kehidupan spiritual, maupun suatu sistem reliji. Dalam
kehidupan kemanusiaan modern ini, tahap kebudayaan mitis di mana pkamungan manusia yang masih
menyatu dengan alam dan mengidentifikasi problem transendensi sebagai dunia gaib, masih banyak
menguasai berbagai praktik kebudayaan. Boyke Aditya yang hidup dalam komunitas kebudayaan Jawa
dan Sunda yang masih banyak menganut sistem reliji lokal berupaya mereflesikan berbagai problem
simbolik dari nilai kehidupan itu. Suasana fantastis yang diciptakan merupakan refleksi dari keterbatasan
manusia memahami berbagai kekuatan transedental.
(Sumber: http://galeri-nasional.or.id/collections/959-dialog)

H. Uji Kompetensi
a) Pilihlah satu jawaban yang paling benar !
1. Dalam gaya kritik seni ada yang dikenal dengan istilah intrinsik, apa maksudnya?
a. Deskripsi karya seni dengan fokus utama tentang estetikanya
b. Pembahasan karya seni berdasarkan kepentingan umum
c. Pengkajian yang mengandalkan kemampuan berkesenian
d. Proses pembandingan karya seni dengan karya yang lain
e. Mengkritisi Karya seni berdasarkan bahannya
2. Suatu proses apresiasi yang dilakukan dengan pengamatan dan perasaan yang mendalam adalah tingkatan
apresiasi ….
a. Deskriptif c. Estetis e. Interpretative
b. Empatik d. Kritis
3. Apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik yang berdasarkan indera penglihatan saja disebut
dengan apresiasi ….
a. Empatik b. Estetis c. Kritis d. Analitis e. Deskriptif
4. Pendekatan dalam apresiasi seni dengan melakukan apresiasi secara kritis adalah...
a. Pendekatan Analitik c. Pendekatan Kritik e. Pendekatan Problematik
b. Pendekatan Aplikatif d. Pendekatan Kesejarahan
5. Menurut Soedarso ada empat pendekatan apresiasi. Pendekatan yang bertujuan menumbuhkan
pemahaman tentang karya seni melalui keterlibatan langsung dalam proses pembuatan karya seni tersebut
adalah...
a. Pendekatan Aplikatif c. Pendekatan Kesejarahan e. Pendekatan Deskriptif
b. Pendekatan Problematik d. Pendekatan Semiotik
6. Pendekatan analitik merupakan suatu cara melakukan apresiasi dengan melakukan analisis terhadap
sebuah karya seni rupa. Yang bukan tahapan dalam pendekatan apresiasi analitik adalah ....
a. Deskripsi b. Analisis c. Interpretasi d. Judgement e. Ekspresi
7. Pendekatan kritik seni rupa yang menampilkan analisis yang mendalam dengan data-data lengkap dan
hasil evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan disebut dengan …
a. Kritik jurnalistik c. Kritik ilmiah e. Kritik komparatif
b. Kritik paedagogik d. Kritik populer
8. Apresiasi seni rupa yang dilakukan dengan menilai keindahannya setelah membandingkannya dengan karya
lainnya adalah gaya kritik ….
a. Komparatif b. paedagogik c. Kontekstual d. Analitik e. Intrinsik
9. Refleksi intuitif yang sifatnya subyektif sangat kuat terhadap karya seni adalah salah satu tingkatan dalam
pendekatan apresiasi menurut Michael Parson yaitu ….
a. Otonomi c. Ekspresi e. Favoritisme
b. Keindahan dan Realisme d. Gaya dan bentuk
Seni Budaya XII Halaman 65
10. Jika terdapat beberapa karya seni rupa dua dimensi kemudian dikelompokkan, ada kelompok karya yang
dibuat dengan memoleskan cat cair secara tipis berulang, ada yang karya yang dibuat dengan mengkuaskan
cat ketal tebal merata, dan lain-lain. Pengelompokan jenis karya tersebut berdasarkan ….
a. bahannya b. alatnya c. tekniknya d. fungsinya e. alirannya
11. Aspek penilaian sebuah karya seni rupa yang disimpulkan berdasarkan komposisi unsur-unsurnya atau
berdasarkan perasaan orang yang menilainya disebut …
a. Nilai simbolis c. Nilai soasial e. Nilai material
b. Nilai estetika d. Nilai moral
12. Berdasarkan titik tolaknya kritik dibedakan menjadi 3 yaitu …
a. Kritik formalistic, kritik ekpresivistik, kritik instrumentalistik
b. Kritik jurnalistik, kritik paedagogik, kritik instrumentalistik
c. Kritik formalistic, paedagogik, kritik populer
d. Kritik ilmiah, kritik ekpresivistik, kritik populer
e. Kritik sosial, kritik komersial, kritik pendidikan
13. Kritik seni yang lebih banyak menilai sebuah karya dari keberhasilannya mencapai tujuan disebut …
a. Kritik instrumentalistik c. Kritik ekspresivistik e. Kritik polpuler
b. Kritik jurnalistik d. Kritik formalistic
14. Kritik seni yang lebih banyak menilai keindahan sebuah karya dari komposisi unsure-unsur seni yang
membentuknya disebut …
a. Kritik instrumentalistik c. Kritik ekspresivistik e. Kritik polpuler
b. Kritik jurnalistik d. Kritik formalistic
15. Salah satu hal yang dinilai dalam kritik formalisme adalah . . . .
A. gagasan pencipta D. latar belakang pencipta
B. situasi sosial ketika karya dibuat E. pendapat masyarakat
C. bidang dan bentuk
16. Perhatikan aspek-aspek berikut:
(1) alat yang digunakan oleh pencipta; (4) kombinasi warna dalam karya;
(2) gagasan pencipta; (5) pengalaman pencipta.
(3) perasaan pencipta;
Hal-hal yang dianggap memengaruhi karya dalam kritik ekspresivisme adalah .
A. (1), (4), dan (5) C. (1), (3), dan (4) E. (3), (4), dan (5)
B. (2), (3), dan (4) D. (2), (3), dan (5)
17. Cara yang tepat dalam melakukan kritik ekspresivisme adalah . . . .
A. menginterogasi pencipta m engenai karyanya
B. mencari-cari niat pencipta sesungguhnya
C. berkonsultasi dengan pencipta
D. menjadikan niat pencipta sebagai standar untuk menilai
E. melihat bagaimana karya tersebut menghasilkan dampak indrawi bagi penikmat
18. Kritik berdasarkan kemampuan suatu karya dalam mencapai suatu tujuan disebut juga kritik . . . .
A. instrumentalisme C. formalisme E. individualisme
B. ekspresivisme D. pragmatisme
19. Bagi para kritikus instrumentalis, seni bernilai tinggi jika . . . .
A. memiliki harga (price) yang tinggi
B. warna yang digunakan bervariasi
C. mampu menyampaikan maksud tertentu dan berdampak pada sikap penikmatnya
D. dibuat oleh seniman terkenal
E. memiliki unsur estetika yang tinggi
20. Salah satu hal yang dapat menyulitkan penafsiran seni instrumentalis adalah . . . .
A. rumitnya gagasan yang ingin disampaikan pencipta

Seni Budaya XII Halaman 66


B. adanya motivasi dalam penciptaan karya untuk melayani kebutuhan pihak tertentu
C. kompleksitas garis dalam karya
D. karya yang terlalu gelap
E. tidak jelasnya latar belakang pencipta
21. Perhatikan beberapa langkah-langkah kritik seni berikut.
1) evaluasi 2) deskripsi 3) interpretasi 4) analisis
Urutan yang tepat dalam membuat sebuah kritik s e n i adalah . . . .
A. (4), (1), (3), dan (2) C. (2), (4), (1), dan (3) E. (1), (3), (2), dan (4)
B. (2), (4), (3), dan (1) D. (2), (3), (1), dan (4)

22. Berikut ini yang bukan termasuk hal-hal yang diungkapkan dari sebuah karya dalam tahap deskripsi adalah
....
A . judul C. penekanan nuansa E . bahan yang digunakan
B. tahun pembuatan D . ukuran
23. Penjelasan dalam tahap deskripsi berfungsi untuk . . . .
A. membangun bayangan bagi pembaca mengenai karya seni yang disajikan
B. mempengaruhi pandangan pembaca
C. mendorong pencipta untuk mengubah karyanya
D. memperbaiki ukuran karya
E. menemukan gagasan pencipta
24. Tahap dalam kritik yang berisi penjelasan mengenai kualitas unsur-unsur visual untuk mewujudkan
gagasan disebut tahap . . . .
A. pendahuluan C. analisis E. evaluasi
B. deskripsi D. interpretasi
25. Tahap dalam kritik yang berisi pendapat kritikus atas penyajian suatu karya disebut tahap . . . .
A. pendahuluan B. analisis D. evaluasi
B. deskripsi C. interpretasi
26. Berikut ini yang tidak termasuk langkah-langkah untuk mengevaluasi karya secara kritis adalah . . . .
A. menyelidiki sponsor yang mempengaruhi pencipta
B. mengaitkan karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
C. menetapkan tujuan atau fungsi karya
D. menetapkan sejauh mana karya tersebut "menyimpang" dari karya sebelumnya
E. menelaah karya dari sudut pandang tertentu yang melatarbelakanginya
27. Kritik sebagai apresiasi seni rupa dapat digunakan untuk . . . .
A. menentukan harga (price) sebuah karya
B. memahami permasalahan sosial yang diperlihatkan oleh sebuah karya
C. menyelidiki latar belakang pencipta
D. membantu perkembangan seni rupa menjadi lebih baik
E. mendorong pencipta untuk mengubah karyanya
28. Berikut ini termasuk dalam fungsi kritik seni rupa, kecuali . . . .
A. menjembatani persepsi antara pencipta dan penikmat karya
B. mendeteksi kelemahan karya
C. membangun kekurangan karya
D. memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik dan estetika dalam karya
E. memberi makna yang akurat mengenai karya
29. Berikut ini yang tidak termasuk dalam manfaat kritik seni rupa adalah . . . .
A. berguna bagi perkembangan seni rupa
B. pencerahan bagi penikmat seni
C. berguna bagi perkembangan ilmu seni rupa
D. "cambuk" bagi pencipta karya
Seni Budaya XII Halaman 67
E. sumbangan pemikiran untuk menyusun sejarah seni
30. Standar penilaian terhadap sebuah karya dalam kritik ekspresivisme berfokus pada . . . .
A. dampak indrawi bagi penikmatnya
B. dampak sosial bagi masyarakat
C. kemampuan karya untuk memecahkan masalah
D. harga (price) yang ditentukan
E. kualitas karya

b. Jawablah pertanyaan berikut ini.


1. Apa yang dimaksud dengan kritik paedagogik?
2. Jelaskan apresiasi dengan pendekatan aplikatif menurut Soedarso!
3. apa yang dimaksud dengan “tahap analisis” dalam kritik karya seni rupa?
4. Sebutkan seorang tokoh seni rupa di Indonesia yang kamu ketahui beserta karya atau jasanya dalam
sejarah perkembangan seni rupa Indonesia!
5. Sebutkan 2 tokoh seni rupa manca negara yang kamu ketahui beserta karyanya yang terkenal!

Referensi :
Seni Budaya Untuk SMA kelas XII, Kemendikbud Jakarta.
Seni Budaya Untuk SMA kelas XII, Erlangga
Gambar Teknik Dasar Untuk SMK
Cara Mudah Menggambar dengan Pensil oleh Veri Apriyatno, S.Sn, dll.

Seni Budaya XII Halaman 68

Anda mungkin juga menyukai