DI PERBANKAN
ERM in Banking
2
Tempatyang paling aman untuk sebuah kapal
memang adalah dipelabuhan.
Namun, kapal tidak diciptakan untuk
senantiasa ditambatkan di pelabuhan.
5
Pendahuluan: Pemahaman Risiko
Risiko adalah potensi
kerugian akibat terjadinya
suatu peristiwa (events/ Pricing/
kejadian) tertentu. (OJK). Margin/bagi Hasil
Risiko dapat berdampak Expected Loss
negative terhadap
pendapatan dan permodalan CKPN/Cadangan
Risiko
bank (OJK)
Kerugian
7
What is
ERM?
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Manajemen Risiko
Perbankan
Terjadinya krisis keuangan pada tahun 2008 menuntut pengembangan penerapan
manajemen risiko sebagai komponen terintegrasi dari keseluruhan strategi bisnis
bank. Hal ini biasa disebut sebagai Enterprise Risk Management (ERM) yang juga
diartikan sebagai kemampuan manajemen untuk mengelola seluruh risiko
perusahaan/bank untuk mencapai target bisnis yang optimal. ERM memiliki 8
komponen framework/kerangka yaitu risk appetite, business strategy and risk
coverage, governance and policies, risk data and infrastructure, measurement
and evaluation, control environment, response, dan stress testing.
(KepMen Ketenagakerjaan Ri No 218 tahun 2020)
8
What is
ERM? Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas- aktivitas suatu organisasi dengan tujuan
meminimalkan dampak risiko terhadap permodalan dan pendapatan
organisasi.
ERM mencakup metodologi dan proses yang digunakan organisasi untuk
mengelola risiko dan memanfaatkan kesempatan sesuai dengan tujuan
perusahaan
9
What is
ERM merupakan
ERM? pengelolaan risiko secara terintegrasi, yang
menghubungkan antara strategic planning, risk appetite, execution,
risk assessment dan performance evaluation, dalam upaya
memaksimalkan shareholder value.
Strategic
Planning
Performance VALUE
Evaluation ADDED Risk Appetite
return - risk
Risk
Execution
Assessment
Source:
10 BaRa
Benefit of ERM?
Menjawab Tantangan dan Issue dalam Pengelolaan Risiko Secara
Sistematis dan Komprehensif
Apa situasi sulit Apa saja risiko yang
lainnya yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan
kita hadapi dan kita ?
antisipasinya ?
Seberapa besar
Apa respon kita Risiko yang akan
terhadap risiko Risk kita ambil ?
Respon Appetit
yang dihadapi se e
Culture
Control Governan
Enviroinme ce & Seberapa baik kita
Seberapa baik kita nt Policies
dalam mengambil
dalam mengelola
Risiko ?
risiko ?
11
The Basic Theory of
ERM
ERM
Konsep dasar ERM ditunjukan untuk
memecahkan permasalahan manajemen
risiko pada korporasi, yaitu agency problem
dan information problem.
Risk Risk
ERM terdiri atas RISK GOVERNANCE dan Governance Aggregation
RISK AGGREGATION
(Hakan Jankensgarad, 2019)
12
Keterkaitan antara Corporate Governance dan
Manajemen Risiko
Penerapan Tata Kelola sekurang-
kurangnya mencakup:
a. pelaksanaan tugas dan tanggung Risk Management merupakan faktor
jawab Direksi dan Dewan penting dalam penerapan corporate
Komisaris; governance:
Tata Kelola/CG
b. kelengkapan dan pelaksanaan
Suatu tata cara pengelolaan bank
tugas komite dan satuan kerja yang dengan menerapkan prinsip • Sangatlah penting bagi suatu
menjalankan fungsi pengendalian keterbukaan, akuntabilitas, perusahaan untuk memiliki ketentuan
intern; pertanggungjawaban, independensi yang jelas mengenai aktivitas
c. penerapan fungsi kepatuhan, audit dan kewajaran
manajemen risiko
intern, dan audit ekstern;
d. penerapan manajemen risiko; • Suatu kegagalan dalam fungsi
Risk manajemen risiko seringkali dikaitkan
e. penyediaan dana kepada pihak
Management
terkait dan penyediaan dana besar; dengan kesalahan tata kelola
f. rencana strategis; dan
g. transparansi kondisi keuangan dan
non keuangan
13
ERM in Banking
14
REGULASI
…”Bank wajib menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk Bank secara individu
maupun untuk Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak. Penerapan manajemen risiko
paling sedikit mencakup:
a) pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b) kecukupan kebijakan, prosedur dan limit risiko;
c) kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
d) sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh”
(POJK No 18/POJK.03.2016)
..”Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan Manajemen Risiko Terintegrasi secara
komprehensif dan efektif sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas JasaKeuangan ini.” (POJK
No. 17/POJK.03.2014)
15
16
KERANGKA RISK MANAGEMENT
Pengawasan Aktif
Direksi, Dewan Kecukupan Kebijakan, Keseluruhan proses
Komisaris dan Prosedur dan Risk manajemen risiko
Penetapan Limit Risk Appetite
Dewan Pengawas & Strategy
Governance merupakan suatu
Syariah Risiko Org & Control
pendekatan terstruktur
yang menggabungkan
4 Pilar strategi, kebijakan, proses,
Risk
Prinsip- Awareness Risk Policy & sumber daya dan
Prinsip Limits
Manajemen
& Culture teknologi dengan tujuan
Kecukupan proses Risiko mengevaluasi seluruh
Identifikasi, Risk
jenis risiko yang ada pada
Pengukuran, Resources & perusahaan.
Pemantauan dan Sistem Risk Process
Information
Pengendalian Risiko Pengendalian Intern System
17
Kerangka Manajemen Risiko
Risk Reporting
Operational
Risk
Tools Tools Other Tools
Management
Risk Policies and Procedure
Framework
Risk Culture and Awareness
18
STRATEGI BANK
KPIs KRIs
19
VISI
VISI pernyataan yang menjelaskan bagaimana perusahaan bercita-
cita untuk mencapai tujuannya di masa depan
RAS/KEBIJAKAN
pedoman yang menjabarkan hukum- hukum, peraturan-
peraturan, sasaran- sasaran, dan bisa digunakan untuk
pengambilan keputusan
21
STRATEGI BANK
Strategi Manajemen Risiko adalah bagian dari strategi bank sehingga harus
memperhatikan visi, misi dan perencanaan Bank.
Contoh:
22
STRATEGI BANK Pengelolaan risiko melalui proses operasional harian dan cadangan
modal yang cukup serta ditunjang oleh infrastruktur dan tools.
Business Process Pendekatan pengelolaan risiko dengan
Managing Risk Middle
melakukanpengendalian internal dalam
Back End kegiatan bisnis bank sehari-hari
Through Front End End
(identifikasi‚pengukuran‚ monitoring dan
Operation mitigasirisiko).
Pengelolaan risiko melalui
Dua pendekatan aktivitas bisnis harian
pengelolaan risiko Capital Management & Planning Pendekatan pengelolaan risiko dengan
memastikan bahwa Bank memilikimodal
Managing Risk Regulatory Capital, Stress Test, yang cukup untuk meng-cover kerugianyang
Through Capital tidak diantisipasi(unexpected loss) sesuai
Modal sebagai cadangan bagi profil risiko yang dimilikinya (Basel II & III
unexpected loss; Framework).
Risk Infrastructure
dan Tools
23
RISK Risiko Perbankan
Risiko Kredit: adalah risiko Risiko Pasar adalah
COVERAGE kerugian akibat kegagalan
nasabah atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban
risiko pada posisi
neraca dan rekening
Risiko Kepatuhan adalah
risiko akibat Bank tidak
mematuhi peraturan
kepada bank sesuai dengan administratif akibat perundang-undangan yang
perjanjian yang disepakati perubahan harga pasar, berlaku serta prinsip
Risk Coverage adalah Syariah
jenis risiko yang
Risiko Investasi adalah
muncul akibat dari risiko akibat Bank ikut Risiko Operasional diartikan
menanggung kerugian usaha sebagai risiko akibat tidak Risiko Stratejik adalah
strategi dan kegiatan nasabah yang dibiayai dalam berfungsinya proses internal,
risiko akibat ketidaktepatan
pengambilan keputusan
bisnis bank pembiayaan berbasis bagi kesalahan manusia, kegagalan yang bersifat stratejik serta
hasil sistem, dan/atau akibat kejadian- kegagalan dalam
Bank Syariah kejadian eksternal. mengantisipasi lingkungan
(SKKNI 2020) bisnis
Risiko Likuiditas adalah
risiko akibat
ketidakmampuan Bank
untuk memenuhi Risiko Hukum adalah Risiko Reputasi adalah risiko
risiko yang disebabkan akibat menurunnya tingkat
kewajiban yang jatuh oleh tuntutan hukum atau kepercayaan pemangku
tempo kelemahan aspek yuridis kepentingan (stakeholder)
yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap Bank.
Bank Syariah
Risiko Asuransi adalah risiko akibat Risiko Imbal Hasil adalah
Risiko Transaksi Intra Group adalah
kegagalan perusahaan asuransi memenuhi risiko akibat perubahan tingkat
risiko akibat ketergantungan suatu imbal hasil yang dibayarkan
entitas baik secara langsung maupun kewajiban kepada pemegang polis sebagai
bank kepada nasabah dana
tidak langsung terhadap entitas lainnya akibat dari ketidakcukupan proses seleksi pihak ketiga (DPK),
risiko/underwriting, premi, reasuransi dan
klaim
24
RISK CAPACITY
Risk Capacity adalah level risiko maksimum yang dapat diterima oleh bank untuk
mencapai target bisnis (SKKNI 2020)
Risk Capacity dapat dipengaruhi oleh permodalan, sumber daya manusia, infrastruktur
(kebijakan/prosedur, teknologi informasi) dalam menyerap risiko.
Modal berfungsi sebagai penyangga kerugian dari berbagai risiko. Oleh karena itu
Perbankan harus mengelola modal sesuai dengan profil risikonya (Capital Management
Plan) . Pengelolaan modal akan dipengaruhi oleh: Pemegang saham, regulator, strategi
bisnis,
25
RISK CAPACITY
Example of Capital
Adequacy Framework
26
RISK CAPACITY
27
RISK APPETITE
vs
RISK TOLERANCE
28
RISK APPETITE
Strategi manajemen risiko ditetapkan sesuai dengan strategi bisnis dengan memperhatikan tingkat
Risiko yang akan diambil (Risk Appetite) dan toleransi Risiko (Risk Tolerance,) serta kemampuan dalam
menyerap risiko (Risk Bearing Capacity).
2 Profitability Risk Mencapai dan memperoleh target Memelihara level minimum RRWA 2,5% atau ROE 12%
imbal hasil (risk return) bank
3 Strategic Risk Mengelola area risiko stratejik yang Memelihara profil risiko stratejik pada level Low Risk
kritikal seperti: produk baru, bisnis
baru, regulasi baru.
4 Credit Risk Mengelola profil risiko kredit bank Mengelola credit loss melalui Risk Density ratio pada 1,10% (RD=EL/EAD)
Credit Concentration Mengelola risiko konsentrasi kredit Mengelola konsentrasi kredit sesuai ketentuan BMPK yang berlaku dan
Risk bank industry limit
30
RISK APPETITE
Contoh: Risk Appetite Statement pada bank (agar disesuaikan dengan kebutuhan)
Trading risk Mengelola eksposur market risk pada tingkat Daily trading Value-at-Risk tidak lebih dari 30% trading
yang maksimum budget.
Interest Rate Risk in the Banking Mengelola dampak maksimum pada nilai Membatasi dampak nilai ekonomis modal dibawah
Book/ Suku bunga pada Banking ekonomis capital (EVAR) 7,5% capital pada 100 bps rate shock scenario (100
Book basis point=1,01%)
Mengelola dampak maksimum pada earning Membatasi earning volatility akibat 100 bps perubahan
volatility (NII) (EAR) suku bunga pada 12,5% NII tahunan..
6 Liquidity Risk Mengelola persyaratan minimum rasio Mimimum LCR 110%, Minimum 100% NSFR, Minimum
likuiditas 21 hari survival period berdasarkan stress test.
Atau
FDR atau Funding Concentration LImit
31
RISK APPETITE
Contoh: Risk Appetite Statement pada bank (agar disesuaikan dengan kebutuhan)
No. Jenis Risiko Risk Appetite Risk Tolerance
7 Operational Risk Mengelola kerugian operasional risk pada tingkat Mengalola kerugian operasional sebesar 0,25% dari rata
yang dapat ditoleransi rata annual income 5 tahun terakhir dari bank
Operational Risk – IT Risk Mengelola cumulative unscheduled downtime Mengelola unscheduled downtime maksimum 8 jam
pada bank untuk Critical System selama 12 bulan
Operational Risk – Cyber Risk Zero tolerance terhadap Cyber Risk atas Critical Zero tolerance terhadap Cyber Risk atas Critical System
System
8 Compliance Risk- Regulatory Memastikan kepatuhan terhadap seluruh Zero tolerance terhadap setiap ketidakpatuhan regulasi
Risk peraturan regulator, Syariah dan perundang dan prinsip syariah
undangan yang berlaku dan menindaklanjuti
setiap pelanggaran pada batas waktu tertentu.
9 Reputational Risk Mengelola risiko reputasi secara efektif pada Mengelola rating bank menjadi rating…dari ….
bank Memelihara level profil risiko reputasi pada tingkat Low
Risk
32
RISK ORGANIZATION
Dalam menerapkan Manajemen Risiko, terdapat 3 (tiga) jenjang pertahanan dalam Perusahaan dalam rangka
mengelola Risiko (3 Lines ofDefense)
Built-in control oleh risk taking units (risk Control dan check & balance mechanism oleh independent risk management & compliance
owners) yang berfungsi sebagai 1st line of units sebagai 2nd line of defense dan oleh independent assurance unit sebagai 3rd line of
defense. defense.
33
RISK ORGANIZATION
34
RISK ORGANIZATION
Peran Aktif Dewan Komisaris, Direksi dan DPS
35 • IT Steering Commitee
RISK POLICY Risk Policy Risk Limit
Penetapan Risiko atas Produk dan Layanan Penetapan limit sesuai dengan risk appetite,
risk tolerance, strategi bisnis, kemampuan
SDM dan modal bank dan regulasi yang
Kerangka Risiko/Risk berlaku.
Frameworks Penetapan metode proses identifikasi, Penetapan limit dilakukan untuk seluruh
Kerangka kerja yang mencakup pengukuran, pemantauan, pengendalian aktivitas yang mengandung risiko
prinsip prinsip dasar manajemen dan sistem manajemen risiko
risiko
Penetapan limit dan toleransi risiko, baik Akuntabilitas dan jenjang delegasi
Kebijakan Risiko/ Risk Policies risiko keseluruhan dan atau per jenis risiko/ wewenang yang jelas
Petunjuk pembatasan sejauh mana aktivitas, dan limit wewenang
risiko dapat diambil/ ditolak Penetapan penilaian peringkat risiko (profil Mekanisme pelampauan limit
risiko) dan laporan risiko lainnya untuk
pengambilan keputusan
Prosedur dan Petunjuk/ Risk Penyusunan rencana darurat atau Penetapan limit didokumentasikan, dikaji
Procedures contingency plan, seperti business ulang secara berkala dan disosialisasikan
Petunjuk tahapan2 proses continuity plan, contingency funding plan,
operasional untuk eksekusi disaster recovery plan dsb.
kebijakan
Penetapan sistem pengendalian intern guna Penetapan limit diusulkan oleh unit
memastikan kepatuhan terhadap regulasi operasional/bisnis, direkomendasikan oleh
dan ketentuan yang berlaku. SKMR dan disetujui oleh Direksi.
36
RISK POLICY - Contoh
37
RISK AWARENESS & CULTURE
Risk Culture didefinisikan oleh Institute of International Finance (‘IIF’) as, “The norms and traditions
of behaviour of individuals and of groups within an organization which determine the way in which
they identify, understand, discuss and act on the risks the organization confronts and assumes.”
Behaviour
BEHAVIOUR – conviction that you personally
make a difference to risk management
39
RISK AWARENESS & CULTURE
Budaya sadar risiko dapat kita lihat dan amati dari kategori berikut:
40
RISK AWARENESS & CULTURE
Progam Peningkatan Risk Culture
Memastikan bahwa nilai nilai perusahaan telah dipahami oleh seluruh karyawan
Menerapkan program training yang terstruktur dan berkelanjutan.
Menciptakan komunikasi yang aktif dan terbuka untuk mencapai hasil yang positif
Memastikan bahwa kinerja dan remunerasi karyawan konsisten dengan risk appetite
Mendelegasikan tanggung jawab dan akuntabilitas pengelolaan risiko
Memastikan bahwa keputusan keputusan terkait pengambilan
risiko telah di evaluasi
Belajar dari kegagalan budaya sadar risiko dimasa lalu untuk memperkuat budaya
sadar risiko di masa depan dengan menciptakan alat ukur dan control yang tepat.
41
RISK AWARENESS & CULTURE
Faktor untuk mensupport risk culture
42
Contoh: Risk Culture Campaign
43
RISK MANAGEMENT PROCESS
44
Risk Management Process
Sistem Informasi
Manajemen Risiko &
Laporan Risiko
45
Credit Risk Management Process
46
Liquidity Risk Management Process
Risk Identification Risk Measurement Risk Monitoring Risk Control
Jenis risiko likuiditas pada Flow based approach: Liquidity risk limit
Monitoring atas liquidity
perbankan Analyis Liquidity Gap early warning signal Segregation of duties
• Risiko likuiditas Management/ Maturity Gap
pendanaan Monitoring atas liquidity gap Contigency Fundng Plan
Nominal Stock Based:
• Risiko likuiditas pasar Liquidity risk rasio Monitoring atas indikator,
Penyebab risiko likuiditas - FDR, rasio dan limit risiko
pada Perbankan: - GWM, likuiditas
• Liquidity Gap - LCR, Analisis profil risiko
• Struktur Funding tidak - NSFR,
Pelaporan risiko likuiditas
stabil dan terkonsentrasi - MCO
• Tidak ada aset likuid - Aset Likuid/Kewajiban
Identifikasi: - Konsentrasi Pendanaan
• Struktur Funding/ Stress Test
Aset Likuid Assessment Liquidity Risk
• Proyeksi arus kas Profile
• Kondisi external
• Risiko lainnya
47
Market Risk Management Process
48
Operational Risk Management Process
49
Operational Risk Management Process
50
Risk Resource & Information System
Information System
Sumber Daya Manusia • Sistem informasi Manajemen Risiko yang memadai yaitu
sistem informasi manajemen yang mampu menyediakan
• Direksi harus memastikan kecukupan kuantitas dan data dan informasi yang valid, lengkap, akurat, terkini, dan
kualitas SDM untuk mengelola dan mengendalikan utuh untuk pengambilan keputusan oleh Direksi
risiko, baik yang melakukan fungsi manajemen risiko,
• Sistem informasi Manajemen Risiko digunakan untuk
fungsi bisnis/operasional ataupun fungsi internal mendukung pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran,
audit. pemantauan, dan pengendalian Risiko.
• Sumber daya manusia harus memiliki keahlian, • Sistem Informasi paling sedikit harus mencakup laporan
kompetensi dan pengalaman untuk melaksanakan atau informasi mengenai”
tanggung jawab mereka secara mandiri dan efektif, Eksposur risiko
yang disesuaikan dengan budaya, skala dan Kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, limit dan
kompleksitas aktivitas bisnis bank. wewenang
• Program peningkatan kompetensi kualitas SDM Realisasi manajemen risiko dibandingkan dengan target
diantaranya melalui sosialisasi/ pelatihan/ sertifikasi
terkait manajemen risiko.
51
Profil Risiko
RISK ASSESSMENT & REPORTS Contoh Laporan Profil Risiko
53
Profil Risiko
54
Tingkat Kesehatan
Bank
Net Risk
Profil Risiko Inherent Risk Risk Control Rating
55
Tingkat Kesehatan
Bank
56
RISK ASSESSMENT & REPORTS
KPPM
ATMR Kredit:
1. Standardized
Approach
CAR/ MODAL (SA)
Minimum KPMM/ = 2. Foundation Internal
Sesuai profil Rating Based
ATMR Risiko Kredit + Pasar (TB) + Operation + (FIR)
Pilar 1
risiko Risks Kecukupan stress testnya 3. Advance Internal
Rating Based ( AIR)
+ ATMR Ops
ICAAP Risiko Konsentrasi Kredit, Risiko Suku Bunga pada 1. Basic Indicator
Banking Book , Risiko Likuiditas , risiko-risiko lainnya + Approach
Sesuai Pilar 1I BIA
Risks Kecukupan stress test nya
kebijakan 2. Standardized
Approach
internal bank SA
3. Advance
Measurement
ICAAP adalah Internal Capital Adequacy Assessment Process yaitu perhitungan Approach
AMA
kecukupan modal secara internal dengan memperhitungkan risiko risiko Pillar 2.
Komponen ICAAP paling sedikit mencakup:
Buffer Modal - pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi ATMR Pasar
1. Standard Model
- kecukupan modal SA
Capital Conservation Buffer - pemantauan dan pelaporan 2. Internal Model
,Counter Cyclical Buffer, - pengendalian internal IMA
Systemic Risk Buffer
57
RISK ASSESSMENT & REPORTS
KPPM/ ICAAP
58
CASE STUDIES
59
CASE 1 Pelanggaran Regulasi
60
CASE 2 Meningkatkan Budaya Risiko melalui Penerapan
Operasional Risk
62
CASE 4 One Culture
Bank Syariah Indonesia, entitas baru hasil penggabungan tiga bank syariah BUMN,
hingga saat ini masih menjalani masa transisi pasca merger. salah satu tantangan
paling besar dalam tahap ini adalah integrasi budaya.
"Ini adalah tantangan tersendiri. Sebab 80 persen proses keberhasilan merger itu
banyak yang tidak berhasil karena belum terharmonisasi nilai-nilai culture," ujar
Firman dalam Webinar Langkah Terarah Perbankan Syariah, Sabtu (19/6). Menurut
Firman, proses harmonisasi ini cukup sulit karena BSI berasal dari tiga entitas berbeda,
yang masing-masing memiliki behavior, beliefs dan value yang tidak sama. Ke depan
Firman mengatakan BSI hanya akan punya BSI One Culture, yaitu hasil dari integrasi
budaya ketiga entitas sebelumnya.
Mengapa Fraud mudah terjadi di BPR? Padahal telah diawasi oleh OJK.
Bagaimana budaya risiko di BPR/S?
64
CASE 6 A Case of Corporate Governance Failure: Barings Bank (1995)
• Nick Leeson, a derivatives trader, was
given too much freedom by the
Head Office - London Branch - Singapore management such that he could identify
potential trades and unilaterally execute
them.
• At one point, he executed speculative
trades worth more than $7 billion dollars
in a matter of hours, Leeson lost, and the
bank collapsed?
• How did he do it?
• After a series of eye-watering profits
soon after his appointment, Leeson
instilled confidence in the management
who turned a blind eye to his
subsequent dealings.
• There were no checks and balance
within the department, Leeson ran
both the front and back offices. He
confirmed and settled trades
transacted by the front office-which he
himself passed! He was therefore able
to hide what he wanted.
65
CASE 7 Kasus PT Sun Prima Nusantara Pembiayaan
Antonius Alijoyo Center for Risk Management Studies
Jeffrey Siregar Komite Nasional Kebijakan Governance
Kasus bermula dari gagal bayar (default) medium term notes (MTN) yang diterbitkan SNP Finance pada 9
Mei dan 14 Mei 2018. Total kewajiban bunga utang yang harus dibayar mencapai Rp.6,75 miliar dari dua
seri MTN. Menurut data dari KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), seluruh nilai MTN adalah sebesar
Rp 1,852 triliun dengan jatuh tempo dan seri yangberbeda.
Nilai MTN yang jatuh tempo di tahun 2018 sebesar Rp 725 miliar dengan 5 seri. Sementara MTN yang
jatuh tempo di tahun 2019 sebesar Rp 817 miliar dengan 10 Seri dan yang jatuh tempo di tahun 2020
sebesar Rp 310 miliar dengan 4 seri. Semua dengan rating idA/Stable dari Pefindo. Kasus kemudian
berlanjut, perseroan juga kesulitan dalam membayar utang kepada para krediturnya. Tak tanggung-
tanggung, nilai kredit SNP Finance kepada 14 bank mencapai Rp 6 triliun. Bank-bank besar ikut
memberikan kredit kepada SNP Finance.
Buntutnya saat ini Kepolisian telah menetapkan delapan orang tersangka jajaran manajemen SNP Finance
dalam kasus pembobolan kredit 14 bank dengan nilai kerugian mencapai Rp 1,4 triliun, yang dilaporkan
pertama kali oleh Bank Panin. Beberapa di antara tersangka sudah ditahan oleh Kepolisian, termasuk
Direktur Utama dan pendiri Columbia Group.
66
Risiko Tata Kelola atau Risiko Keuangan?
T E R I M A
K A S I H
References:
• POJK/SEOJK Manajemen Risiko
• SKKNI Manajemen Risiko 2020
• Manajemen Risiko berbasis SNI ISO 31000 Hak cipta 2018 oleh
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
• Materi presentasi ERM, Bpk Tedi Nurhikmat, Anggota KTKT PT
BRI, BARA.
Disclaimer: Dokumen ini (beserta informasi apapun yang terkandung didalamnya), merupakan hak milik Lembaga Pengembangan
PerbankanIndonesia (LPPI). Dokumen ini merupakan proposal penawaran program milik Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Bagi pihak-
pihak lain yang ingin memperbanyak, menyadur, atau memanfaatkan sebagian maupun keseluruhan isi dokumen ini, harus dengan izin tertulis dari
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.