THE Sistem Keuangan Pusat Dan Daerah
THE Sistem Keuangan Pusat Dan Daerah
THE Sistem Keuangan Pusat Dan Daerah
Nama Mahasiswa :
Tanggal Lahir :
Kode/Nama UPBJJ :
Hari/Tanggal UAS THE :
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Nama Mahasiswa :
NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah :
Fakultas :
Program Studi :
UPBJJ-UT :
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
…………….., ………………………..
Yang Membuat Pernyataan
Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1)Kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah melalui APBN dan APBD memiliki pengaruh
yang besar terhadap sektor ekonomi lainnya, seperti sektor moneter, neraca pembayaran, dan
sektor produksi. Kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah dapat berupa kebijakan dari sisi
penerimaan maupun sisi belanja.
Sebagai contoh riil dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah, pada tahun 2020
pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan insentif pajak untuk mendorong investasi di tengah
pandemi COVID-19. Kebijakan ini termasuk dalam kebijakan dari sisi penerimaan.
Sebagai contoh lain, pada tahun 2021 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan belanja
untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan ini termasuk dalam kebijakan dari
sisi belanja.
2)a. Indikator Keberhasilan Desentralisasi Fiskal: Desentralisasi fiskal adalah sistem di mana
otoritas fiskal dan tanggung jawab untuk pengelolaan keuangan publik diberikan kepada
pemerintah daerah. Beberapa indikator keberhasilan desentralisasi fiskal yang dapat dievaluasi
dari data APBD Provinsi Seluruh Indonesia antara tahun 2019-2021 meliputi:
Pendapatan Asli Daerah (PAD): Tingkat keberhasilan dapat diukur dari seberapa besar
pendapatan yang dihasilkan oleh daerah dari sumber-sumber ekonomi lokalnya.
Peningkatan PAD menunjukkan kemampuan daerah untuk mandiri secara ekonomi.
Dana Perimbangan: Evaluasi dapat dilakukan terhadap seberapa besar dan seberapa baik
pemerintah pusat mengalokasikan dana perimbangan kepada daerah. Dana perimbangan
yang cukup dan tepat dapat memastikan pemerataan pembangunan antar-daerah.
Kesinambungan kebijakan fiskal secara makro.
Mengoreksi ketimpangan vertikal antara pusat dan daerah.
Mengoreksi ketimpangan horizontal antar daerah.Meningkatkan akuntabilitas, efektivitas
& efisiensi pemerintah daerah.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan.
b. Pendapat mengenai Derajat Kemandirian Provinsi Seluruh Indonesia:
Pendapatan Daerah: Dari segi pendapatan daerah, terlihat peningkatan dari tahun 2019
hingga 2021, yang mencerminkan upaya daerah untuk meningkatkan pendapatan asli.
Pendapatan daerah yang meningkat menunjukkan langkah positif menuju kemandirian
finansial.
Pendapatan Asli Daerah (PAD): Peningkatan PAD dari tahun ke tahun menunjukkan
potensi daerah untuk menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber lokalnya, yang
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
3)Selain kelemahan dalam sistem penganggaran, terdapat beberapa kelemahan lain dalam proses
pengelolaan keuangan negara di Indonesia. Beberapa Kelemahannya:
1. Ketidaktransparanan: Proses pengelolaan keuangan negara di Indonesia masih terkendala
oleh kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Hal ini dapat memicu
terjadinya praktik-praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
2. Keterlambatan dalam pelaporan: Pelaporan keuangan negara di Indonesia masih sering
terlambat dan tidak tepat waktu. Hal ini dapat menghambat proses pengawasan dan
pengendalian keuangan negara.
3. Kurangnya akuntabilitas: Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara di Indonesia
masih tergolong rendah. Hal ini dapat memicu terjadinya praktik-praktik korupsi dan
penyalahgunaan wewenang.
4. Kurangnya pengawasan: Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara di Indonesia
masih tergolong lemah. Hal ini dapat memicu terjadinya praktik-praktik korupsi dan
penyalahgunaan wewenang.
5. Kurangnya koordinasi: Koordinasi antar instansi dalam pengelolaan keuangan negara di
Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dapat menghambat proses pengawasan dan
pengendalian keuangan negara.
6. Kurangnya keterbukaan: Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara di Indonesia
masih tergolong rendah. Hal ini dapat memicu terjadinya praktik-praktik korupsi dan
penyalahgunaan wewenang.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
7. Kurangnya kualitas SDM: Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam
pengelolaan keuangan negara di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dapat
menghambat proses pengawasan dan pengendalian keuangan negara.
SUMBER:
-BMP MODUL ESPA4524
-http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/eko-regional/article/download/421/423
-https://pustaka.ut.ac.id/lib/espa4524-sistem-keuangan-pusat-dan-daerah/