Anda di halaman 1dari 14

PERTIMBANGAN TPP ASN DAERAH

TA 2024

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


27 FEBRUARI 2024
DASAR HUKUM Permendagri 15/2023:
Sesuai amanat pasal 58 PP 12/2019 tentang Pengelolaan
1. Hasil Validasi perhitungan Kemendagri terhadap
Keuangan Daerah disebutkan bahwa:
Beban kerja, Prestasi kerja, Kondisi kerja, Tempat
1. Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan
bertugas, Kelangkaan profesi; dan/atau,
penghasilan kepada Pegawai ASN dengan
Pertimbangan objectif lainnya.
memperhatikan kemapuan Keuangan Daerah dan
2. Berdasar hasil validasi di atas, Ditjen Bina Keuangan
memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan
Daerah meminta pertimbangan kepada
peraturan perundang-undangan.
Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal
2. Pemberian tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN
Perimbangan Keuangan
daerah ditetapkan dengan Perkada dengan berpedoman
3. Pemerintah Daerah tidak mengajukan permohonan
pada Peraturan Pemerintah.
persetujuan TPP ASN TA 2024 kepada Mendagri
3. Dalam hal belum adanya Peraturan Pemerintah, Kepala
dalam hal:
Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan bagi
i. tidak terdapat kenaikan besaran nominal yang
Pegawai ASN setelah mendapat persetujuan Menteri
diterima oleh ASN setiap bulan dalam 1 (satu)
yang ditetapkan setelah memperoleh pertimbangan
TA dibandingkan dengan TPP ASN TA 2023.
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
ii. terdapat kenaikan pagu total TPP ASN akibat
bidang keuangan.
adanya penambahan jumlah ASN

Posisi Kementerian Keuangan dalam hal ini hanya memberikan pertimbangan atas usulan TPP dari pemerintah daerah
yang sudah divalidasi oleh Kemendagri. Keputusan persetujuan tidaknya usulan TPP dari Pemda sepenuhnya
kewenangan Menteri Dalam Negeri
2

KEMENTERIAN KEUANGAN 2
VARIABEL TUNJANGAN KINERJA DAERAH (Pasal 143 UU 1/2022)

4 variabel utama dalam formulasi tukinda akan mewarnai desain simulasi, & diperoleh dari
existing regulasi

Capaian Reformasi Nilai kelas jabatan


Birokrasi
• Prasyarat pemberian • Prasyarat pemberian tukinda
tukinda • Penentu besaran tukinda yang
• Penentu besaran tukinda diterima per grading
yang diterima

Jumlah PNSD/ kelas Kapasitas fiskal daerah &


jabatan Perkada TPP
• Untuk menghitung kebutuhan • Sebagai proxy dari aspek kelayakan
per daerah dalam pemberian tukinda
3

KEMENTERIAN KEUANGAN 3
BEBERAPA PERTIMBANGAN DALAM MEMBERIKAN PERSETUJUAN TPP 2024

PENERAPAN KELAS PENYAMPAIAN PERDA


JABATAN APBD TA 2024
Penerapan kelas jabatan dalam Progres penyampaian Perda APBD
pemberian TPP kepada ASN TA 2024 tepat waktu dan lengkap
Pemda agar besaran antar jabatan serta valid (hardcopy sama dengan
terdapat standarisasinya softcopy) perlu menjadi
sebagaimana diamanatkan dalam pertimbangan Menteri Dalam
ketentuan perundangan Negeri dalam memberikan
persetujuan TPP Pemda TA 2024

Kemendagri diharapkan dapat mulai mendorong daerah untuk menerapkan:


PELAKSANAAN AMANAT 1. Kebijakan pengendalian belanja pegawai (diluar tunjangan guru)
maksimal 30%; dan
UU 1/2022 TENTANG HKPD 2. Pemberian TPP yang mempertimbangkan progres capaian reformasi
dalam rangka peningkatan kualitas belanja daerah birokrasi dan kemampuan keuangan daerah (KFD)

KEMENTERIAN KEUANGAN 4
EVALUASI TPP ASN DAERAH TA 2023
1. Terdapat 292 daerah yang telah mendapatkan pertimbangan dalam pembayaran TPP pada tahun 2023 dalam 31 tahap.
2. 255 daerah mengalami peningkatan dibandingkan TA sebelumnya, 10 daerah turun, sedangkan 4 daerah merupakan daerah pemekaran baru
3. Terdapat 87 daerah yang memiliki nilai TPP dalam APBD pada SIKD yang berbeda dengan TPP yang dimintakan pertimbangan kemendagri, 182
daerah memiliki belanja pegawai diatas 30% dan 60 daerah memilki capaian reformasi birokrasi < 50%
4. Mayoritas Pemda telah membayarkan TPP/Tukin melalui Peraturan Kepala Daerah dengan memperhatikan kemampuan Keuangan;
TOP 10 PROV TPP/TUKIN ES-I TERTINGGI TOP 10 KAB. TPP/TUKIN ES-II TERTINGGI TOP 10 KOTA TPP/TUKIN ES-II TERTINGGI
(dalam juta rupiah per bulan) (dalam juta rupiah per bulan) (dalam juta rupiah per bulan)

PROV Sekda Es II Es III Es IV KAB Sekda Es II Es III Es IV KOTA Sekd


Es II Es III Es IV
a
PROV1 180.6 82.7 20.1 15.2 KAB1 109.9 45.7 36.6 13.8
KOTA1 201.6 125.3 102.8 34.1
PROV2 99.2 45.4 26.1 12.2 KAB2 96.1 21.9 13.7 6.4
KOTA2 96.8 47.7 36.8 10.1
PROV3 97.1 51.9 24.9 14.6 KAB3 88.5 41.4 19.9 10.6
KOTA3 88.5 35.0 29.8 10.4
PROV4 93.9 42.8 23.5 12.3 KAB4 87.6 45.4 28.9 15.4 KOTA4 76.3 35.3 21.8 11.0
PROV5 89.8 39.3 40.7 17.7 KAB5 78.4 32.0 21.4 11.5 KOTA5 74.0 39.3 41.0 15.4
PROV6 80.0 46.0 27.4 10.0 KAB6 71.8 21.9 21.3 9.2 KOTA6 73.5 50.4 41.2 21.0

PROV7 76.5 49.9 31.0 19.7 KAB7 71.5 27.2 22.3 7.2 KOTA7 71.9 40.1 31.5 15.3

PROV8 68.0 49.5 19.0 8.7 KAB8 70.6 16.6 10.9 5.0 KOTA8 68.1 23.3 19.8 6.3

PROV9 61.8 19.2 3.4 4.7 KAB9 69.5 30.2 18.4 5.9 KOTA9 64.6 23.3 16.5 5.7

PROV10 47.1 23.4 14.5 7.2 KAB10 63.6 14.8 10.5 2.8 KOTA10 64.4 29.8 23.1 7.9

* Peraturan BKN No. 5 Tahun 2021 5

KEMENTERIAN KEUANGAN 5
PERTIMBANGAN TPP ASN DAERAH TA 2024
1. Terdapat 81 daerah yang telah dimintakan Daerah belum menyampaikan data APBD
pertimbangan TPP pada tahun 2024 dalam 10 No Pemda No Pemda
tahap. 1 Provinsi Aceh 15 Kab. Mamberamo Raya
2. Sampai dengan tanggal 21 Februari 2024 masih 2 Kab. Aceh Tenggara 16 Provinsi Maluku Utara
3 Kota Subulussalam 17 Kab. Kepulauan Sula
terdapat 28 daerah belum menyampaikan data
4 Kab. Kuantan Singingi 18 Kab. Teluk Bintuni
APBD dalam SIKD. 5 Kab. Muara Enim 19 Kab. Teluk Wondama
3. 72 daerah mengalami peningkatan dibandingkan 6 Kab. Bengkulu Utara 20 Kab. Kaimana
Total TPP TA sebelumnya dan 11 daerah memiliki 7 Kab. Barito Utara 21 Provinsi Papua Pegunungan
angka TPP dalam APBD pada SIKD berbeda dengan 8 Kab. Murung Raya 22 Kab. Jayawijaya
9 Kab. Hulu Sungai Tengah 23 Kab. Yahukimo
TPP yang dimintakan pertimbangan kemendagri. 10 Kab. Buton Utara 24 Kab. Tolikara
4. 53 daerah memiliki persentase belanja pegawai > 11 Kab. Kepulauan Tanimbar 25 Kab. Mamberamo Tengah
30% dan 18 daerah memilki capaian RB <50%. 12 Kab. Kepulauan Aru 26 Kab. Lanny Jaya
13 Kab. Waropen 27 Kab. Nduga
5. Besaran belanja pegawai terhadap total belanja 14 Kab. Supiori 28 Kab. Sorong
APBD cenderung naik, meskipun jumlah PNS
Daerah cenderung turun. Kenaikan belanja pegawai
tersebut antara lain disebabkan adanya kenaikan
tunjangan tambahan penghasilan daerah dari tahun
ke tahun.
6

KEMENTERIAN KEUANGAN 6
Pemberian TPP Pemda Belum Dikaitkan dengan Progres RB
Besaran TPP pada masing-masing pemerintah daerah sangat bervariasi dan beberapa pemerintah daerah bahkan memberikan TPP melampaui
Tunjangan Kinerja pada K/L pada Pemerintah, sehingga tidak sejalan dengan asas kepatutan, kewajaran dan akuntabilitas.

Kementerian Kesehatan (IRB: BB)


(dalam juta rupiah per bulan) PEMDA TELAH REFORMASI BIROKRASI: PROV XXX (IRB: BB)
(rupiah per bulan)
Jabatan Grade Nominal
Prov. XXX Grade Nominal (Rp)
Eselon 1 Max 17 33,240,000
Eselon I 16 67,982,000
Eselon 2 Min 14 17,064,000 Min 14 25,195,000
Max 15 19,280,000 Eselon II
Max 15 51,385,000 PEMDA BELUM REFORMASI BIROKRASI: KAB. XXX
Eselon 3 Min 12 9,896,000 Min 12 9,564,000 (rupiah per bulan)
Eselon III
Max 14 17,064,000 Max 13 22,613,000
Eselon 4 Min 8 4,595,150 Min 8 7,159,000 Kab. xxx Grade Nominal (Rp)
Eselon IV
Max 9 10,559,000
Max 9 5,079,200 Min 15 47,650,000
Min 1 1.923,000 Eselon II
Staf Max 16 153,003,640
Permenkes 41 Tahun 2022 Max 7 6,312,000 Min 13 12,750,260
Eselon III
Max 14 13,021,220
Min 11 6,430,200
Kementerian Desa & PDT (IRB: B) PEMDA TELAH REFORMASI BIROKRASI KAB. XXX (IRB: B) Eselon IV
Max 12 7,263,640
(rupiah per bulan)
(dalam juta rupiah per bulan) Staf Min 1 1,000,000
Kab. Bogor Grade Nominal (Rp) Max 7 2,500,000
Jabatan Grade Nominal Min 14 16.000.000
Eselon II
Eselon 1 Max 17 29,085,000 15 109,925,000
Eselon 2 Min 14 11,670,000 Min 11 17,296,000
Eselon III
Max 15 14,721,000 Max 13 43,024,000
Eselon 3 Min 11 5,183,000 Eselon IV
Min 8 7,500,000
Max 12 7,271,000 Max 9 25,928.618
Eselon 4 Max 9 3,781,000 Staf
Min 2 852,140
Max 7 11,037,000 7
PermendesPDT 2 Tahun 2020
KEMENTERIAN KEUANGAN 7
PETA SEBARAN DAERAH KLUSTERISASI TPP-RB
Pemetaan sebaran daerah dalam kluster TPP-RB dapat menjadi salah satu strategi implementasi pengaturan Tukinda dalam APBD
selaras dengan strategi implementasi kebijakan belanja pegawai dalam APBD sebagaimana diamanatkan dalam UU HKPD.

Mapping Daerah Kluster TPP - RB


❑ Secara nasional daerah yang berada pada kluster dengan bobot
Jenis Kluster Prov. Kab. Kota Jumlah Total RB TINGGI hanya sejumlah 155 daerah sementara 387 daerah
lainnya capaian RB-nya masih rendah. Sementara daerah dengan
Kluster I 22 19 20 61 TPP & RB Tinggi TPP TINGGI secara nasional berjumlah 170 daerah, dan 372
lainnya diasumsikan TPP-nya masih rendah.
Kluster II 2 93 14 109 TPP Tinggi RB Rendah ❑ Daerah provinsi mayoritas memberikan TPP dengan kategori tinggi
sebanyak 24 daerah dengan 2 daerah diantaranya mempunyai
Kluster III 8 57 29 94 TPP Rendah RB Tinggi capaian RB yang rendah;
❑ Untuk daerah tingkat kabupaten, secara nasional menunjukkan
Kluster IV 2 246 30 278 TPP & RB Rendah
angka jumlah daerah yang dominan berada pada kluster dengan
Total 34 415 93 542 capaian RB yang rendah yakni sebanyak 339 daerah dengan 93
daerah diantaranya memberikan TPP yang relatif tinggi.
Ket: RB Tinggi = Bobot RB >= 70% ❑ Sementara untuk daerah tingkat kota relatif lebih berimbang
TPP Tinggi = Nilai TPP diasumsikan >= Rp18 Juta sebaran dalam kluster TPP-RB, meskipun demikian daerah dengan
Estimasi rata-rata TPP Nasional Rp18 Juta capaian RB rendah masih cukup banyak yakni 44 daerah dengan
14 daerah diantaranya memberikan TPP yang relatif tinggi.

KEMENTERIAN KEUANGAN 8
PERBAIKAN PROSES PENGUSULAN TPP PEMDA TAHUN BERIKUTNYA

Pengusulan dan Pemberian Persetujuan TPP


• Periodisasi pengusulan dan pemberian persetujuan dilakukan dalam
jangka menengah (tidak tahunan), cukup 1 (satu) kali pengusulan TPP
dan berlaku untuk beberapa tahun ke depan.
• Penetapan besaran TPP selaras dengan capaian reformasi birokrasi
daerah
• Dilakukan evaluasi setelah beberapa tahun jika terdapat penyesuaian
besaran nominal dalam kelas jabatan atau hal-hal lain sesuai peraturan
perundang-undangan
• Kementerian Dalam Negeri hendaknya merumuskan mekanisme beserta
kriteria evaluasi TPP dengan mempertimbangkan simplifikasi prosedur
tersebut

Dalam hal terdapat hal-hal yang kurang tepat dalam


implementasi pemberian TPP oleh pemerintah daerah,
pemerintah dapat memberikan sanksi kepada pemda
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

KEMENTERIAN KEUANGAN 9
URGENSI PENGATURAN
Pemberian TPP perlu selaras dengan pelaksanaan reformasi birokasi ASN sekaligus optimalisasi pengelolaan belanja daerah

TUJUAN PENGATURAN

1 Sebagai upaya utk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi PNS instansi daerah,

Pemberian Tukinda agar inline dengen penerapan di pusat (berdasarkan nilai &
kelas jabatan) 2

3 RPP Tukinda diharapkan menjadi salah satu input bagi penyusunan RPP GTF
sebagai amanat dari UU ASN dan reformasi pensiun;

4
Menurunkan kesenjangan besaran Tukinda dan memberikan tukinda yang layak
(antar daerah, dalam suatu daerah dan antar kelas jabatan).

Penghitungan besaran TPP/Tukin Daerah hendaknya juga dilakukan dengan mempertimbangkan faktor POTENSI
EFISIENSI terhadap pos-pos belanja tertentu dalam APBD secara selektif, sehingga pemberian TPP/Tukin bagi PNS
Instansi Daerah menjadi “layak” dan tidak menambah beban APBD.
10

KEMENTERIAN KEUANGAN 10
7 Tantangan yang Harus Diselesaikan Tukinda
Mencerminkan reformasi
birokrasi

Amanat UU HKPD
Menggunakan kelas jabatan

Sesuai kemampuan
keuangan
Tukinda

Membatasi maksimal belanja Selaras dengan Tanpa membuat


pegawai RPP GTF gaduh

Menghilangkan kesenjangan
antar kelas jabatan

Kepatutan dengan beban


kerja

Kewajaran nominal
11

KEMENTERIAN KEUANGAN 11
TERIMA KASIH

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan


Jl. Wahidin Raya 1, Gedung Radius Prawiro
Jakarta Pusat 12
TANTANGAN DESENTRALISASI FISKAL
Meskipun telah menunjukkan kinerja-kinerja positif, pelaksanaan desentralisasi fiskal masih dihadapkan pada
berbagai tantangan.
Pemanfaatan TKDD yang belum optimal
BELUM MERATANYA LAYANAN
• Sebagian besar DAU digunakan untuk belanja pegawai PUBLIK ANTAR DAERAH
(64,8%)
• Ketergantungan terhadap DAK sebagai salah satu sumber Indeks Pembangunan Manusia
belanja modal Kota Yogyakarta (86,61) x Kab Nduga (31,55)
Struktur belanja daerah yang belum memuaskan Nasional 71,94
• Program & kegiatan belum fokus (29.623 program dan
APM SMP/SMA
263.135 kegiatan)
• Dominasi belanja pegawai (32,4%) Kab. Humbang Hasundutan (90,38%) x Kab. Intan Jaya
• Belanja infrastruktur sangat rendah (11,5% ) (13,34%)
Pemanfaatan pembiayaan yang masih terbatas Nasional 70,68%
• Pemanfaatan KPBU masih terbatas
• Total pinjaman daerah di Indonesia sangat rendah (0.049% PDB)
Akses Air Minum Layak
dibandignkan rata-rata pinjaman daerah di negara berkembang Kota Magelang (100%) x Kab. Lanny Jaya (1,06%)
sebesar 5% PDB (2000); Nasional 89,27%
Sinergi fiskal pusat - daerah yang belum optimal
Masih ditemukan mismatch antara program pusat dan daerah Sumber: BPS (2019-2020)
sehingga layanan kepada masyarakat menjadi tertunda. 13

KEMENTERIAN KEUANGAN 13
BELANJA DAERAH KOMPOSISINYA BELUM IDEAL
Penganggaran belanja daerah yang bersifat produktif perlu terus ditingkatkan
Triliun Rupiah
•Dalam kurun waktu 10 tahun, seluruh komponen
belanja terus meningkat, dan turun pada tahun
2020 karena pandemi covid-19.
•Dilihat dari proporsi per jenis belanja, belanja
pegawai merupakan belanja dengan proporsi
terbesar (rata-rata 10 tahun 37%) dari seluruh
komponen belanja. Namun proporsi belanja
pegawai terus mengalami penurunan dari 2011
sebesar 44,4% menjadi 33,3% pada tahun 2020.
•Meskipun proporsi belanja masih didominasi oleh
belanja pegawai, namun terdapat pergeseran
proporsi dalam 10 tahun terakhir dimana proporsi
belanja barang/jasa dan belanja lainnya
mengalami peningkatan proporsi.
•Belanja modal merupakan belanja yang perlu
mendapatkan perhatian khusus karena meskipun
secara nominal mengalami peningkatan, namun
proporsinya terus mengalami penurunan, bahkan
hanya 14% pada tahun 2020.
*data Realisasi 2020 dicetak pada tanggal 8 September 2021
*data Realisasi 2020 masih bersifat sementara
14

KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN 14
4

Anda mungkin juga menyukai