Anda di halaman 1dari 48

Proposal Penelitian

STUDI KASUS  Halaman Pernyataan Keaslian/Orisinalitas


 Studi kasus ditemukan pada berbagai bidang dengan  Halaman Persetujuan Pembimbing
bentuk yang beraneka ragam tergantung keperluan  Halaman Pengesahan Penguji
bidang tersebut.  Halaman Kata Pengantar
 Studi kasus kesejarahan  Halaman Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa
 Studi kasus observasi (participant observation) Inggris)- Untuk proposal tidak perlu
 Studi kasus sejarah hidup  Halaman Daftar Isi
 Studi kasus kemasyarakatan (community study)  Halaman Daftar Lampiran
 Studi kasus analisis situasi  Halaman Daftar Tabel (jika ada)
 Mikroethnografi  Halaman Daftar Gambar (jika ada)
 Studi kasus keperawatan  Daftar Arti Lambang, Singkatan dan Istilah (jika
ada)
TUJUAN STUDI KASUS Bagian Inti
 Mempelajari secara intensif tentang latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN
keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan dari suatu 1.1 Latar Belakang Masalah
unit sosial: kelompok, lembaga atau masyarakat 1.2 Rumusan Masalah
 Menggambarkan situasi individu (kasus) secara 1.3 Tujuan
Proposal  BAB 1-3
terperinci 1.4 Manfaat
 Mengidentifikasi masalah-masalah utama dari kasus KTI atau Hasil studi kasus 
1.4.1 Teoritis
BAB 1-5
tersebut 1.4.2 Praktis
 Menganalisis kasus menggunakan konsep-konsep BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
teoritis yang relevan dari unit atau disiplin ilmu tertentu  Teori Dasar yang relevan (dapat terdiri dari beberapa
 Merekomendasikan tindakan untuk kasus tertentu sub bab yang relevan dengan topik penelitian)
(terutama untuk studi kasus penyelesaian masalah).  Hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan terkait
dengan topik penelitian
Subyek studi kasus dalam bidang keperawatan
Berisi hasil penelitian yang terkait
 Klien:
 Individu BAB 3 METODE STUDI KASUS
 Keluarga 3.1 Desain/Rancangan
 Kelompok maupun masyarakat 3.2 Subyek Penelitian
 Pelaksanaan dalam kurun waktu tertentu 3.3 Lokasi & Waktu Penelitian
 Fokus studi dikaji secara komprehensif 3.4 Fokus studi dan Definisi Operasional Fokus Studi
3.5 Metode Pengumpulan Data
CIRI-CIRI STUDI KASUS 3.6 Analisis Data dan Penyajian Data
 Mendalam 3.7 Etika Penelitian

 Jumlah unit kecil BAB 4: HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

 Menggunakan berbagai teknik secara integrative 4.1 Hasil Studi Kasus


4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
SISTEMATIKA atau OUTLINE KTI Studi Kasus
4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Bagian Awal
4.1.3 Data Fokus Studi
 Halaman Sampul Depan
4.2 Pembahasan
 Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat Gelar
4.3 Keterbatasan Studi Kasus
 Halaman Pernyataan Bebas Plagiasi
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan  Bagaimanakah keperawatan pasien gangguan suhu
5.2 Saran tubuh (hipertermi)yang mendapatkan terapi
Bagian Akhir kompres hangat?
 Daftar Pustaka  Bagaimanakah implementasi kompres hangat pada
 Lampiran pasien dengan gangguan suhu tubuh (hipertermi)?
1. Jadwal Kegiatan 1.3 Tujuan
2. Surat Jawaban Ijin Penelitian dari lahan  Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai
3. Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed melalui studi kasus terhadap masalah yang telah
Consent) dikemukakan
4. Instrumen Penelitian  Dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan secara
5. Panduan Tindakan /SOP jelas, tegas, tidak bermakna ganda dan konsisten
6. Foto-foto (Jika ada, namun tetap memperhatikan dengan rumusan masalah
aspek etika penelitian)  Formula rumusan tujuan = kata kerja + judul
7. Denah, dst (jika ada, sesuai dengan topik studi Contoh:
kasusnya)  Mendiskripsikan keperawatan pasien gangguan
Keterangan: suhu tubuh (hipertermi)yang mendapatkan terapi
 Lampiran No 2), 6) dan 7) tidak perlu untuk kompres hangat
proposal  Mengeksplorasi implementasi kompres hangat

Lampiran pada proposal: pada pasien dengan gangguan suhu tubuh


(hipertermi)
 Inform Consent
 Intrume Penelitian  Mendeskripsikan pengalaman psikologis ibu dalam
 Kisi-Kisi (Sebelum Instrumen) merawat anak autis di ….
 Foto Denah
 Mendeskripsikan pengelolaan stres pada lanjut usia
 Jadwal kegiatan
yang mengalami hipertensi di….
PENJELASAN 1.4 Manfaat
JUDUL Manfaat memuat uraian tentang implikasi temuan penelitian
 Hendaknya yang berkaitan dengan fokus studi studi kasus yang meliputi:
keperawatan atau masalah keperawatan 1. Manfaat teoritis
 Dirumuskan secara padat dan jelas  ditujukan sebagai sumber informasi untuk
 Aspek yang harus ada pada rumusan judul: pengembangan ilmu keperawatan
 Fokus penelitian 2. Manfaat praktis
 Subyek penelitian  ditujukan untuk perawat, Institusi Yankes,
BAB 1 PENDAHULUAN Institusi Pendidikan, dan klien
1.1 Latar Belakang
 Introduksi masalah (M)
 Justifikasi/Skala masalah (S)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
 Kronologi masalah (K)
Tinjauan Pustaka
 Konsep Solusi (S)
 Ditekankan pada penulisan teori-teori yang diuraikan
1.2 Rumusan Masalah
secara sistematis dan relevan dengan fokus studi, dapat
 Merupakan rumusan pertanyaan yang perlu dijawab
berisi tentang konsep kebutuhan dasar manusia, konsep
melalui dengan studi kasus
penyakit, penatalaksanaan, dsb.
 Formula rumusan masalah = kata tanya + judul +
 Diuraikan menjadi sub bab-sub bab
tanda tanya
 Hasil-hasil Penelitian yang terkait dengan focus
Contoh:
penelitian
BAB 3 METODE STUDI KASUS
3.1 Desain/Rancangan Studi Kasus
 Studi kasus merupakan studi yang mengeksplorasi Definisi Operasional
suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci,  Penjelasan/definisi tentang fokus studi yang
memiliki pengambilan data yang mendalam dan dirumuskan secara operasional yang akan digunakan
menyertakan berbagai sumber informasi. pada penelitian ini dan bukan merupakan definisi
Contoh : konseptual berdasarkan literatur.
 Karya tulis ini ini merupakan studi kasus dengan 3.5 Pengumpulan Data
desain (deskriptif) yang  Pada bagian ini menjelaskan tentang instrumen studi
mengeksplorasi………………………… kasus dan langkah-langkah pengumpulan datanya
3.2 Subyek Penelitian  Pengumpulan datanya dapat menggunakan berbagai
 Subyek penelitian adalah satu atau lebih klien instrumen penelitian dan berbagai metode untuk
(individu, keluarga atau masyarakat) yang diamati mendapatkan data secara mendalam
secara mendalam.  Untuk yang pendekatan riset deskriptif dapat juga
 Pada penentuan subyek perlu dijelaskan kriteria inklusi dilakukan Focus Group Discussion (FGD)
dan eksklusi subyek penelitian  Instrumen penelitian studi kasus=
3.3 Lokasi & Waktu Penelitian  lembar observasi
 Lokasi  lembar wawancara
 Pada proposal penelitian: dijelaskan lokasinya skala pengukuran, dst.
dimana Langkah-langkah pengumpulan data
 Untuk Hasil studi kasus/KTI:  Perlu dijelaskan secara rinci langkah-langkah
 Dijelaskan tentang tempat atau lokasi studi pengumpulan data
kasus, khususnya pada setting lokasi perlu  Uraikan mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
dijelaskan secara detail letak dan kondisi  Kegiatan kunjungan di RS maupun di rumah
layanan kesehatan / keluarga / komunitas. diuraikan dari waktu ke waktu termasuk

 Waktu: kegiatan / rencana tindakan keperawatan yang

 Waktu penyelenggaraan kegiatan penyelenggaraan dilakukan

studi kasus adalah: 3.6 Analisis Data dan Penyajian Data

 Untuk studi kasus individu (di rumah sakit) Analisis Data

 Lama waktu sejak klien pertama kali  Pada studi kasus, data diolah menggunakan aturan-

MRS sampai pulang dan atau klien aturan yang disesuaikan dengan pendekatan studi

yang dirawat minimal 3 hari. Jika kasus.

sebelum 3 hari klien sudah pulang,  Pada umumnya, jenis pengolahan datanya secara

maka perlu dilanjutkan dalam bentuk naratif bersumber dari fokus studi dan sesuai dengan

kunjungan rumah/home care. tujuan yang telah ditetapkan.

 Untuk studi kasus pada keluarga di 3.6 Analisis Data dan Penyajian Data

komunitas Penyajian Data

 Lama waktu bisa menyesuaikan  Uraikan jenis penyajian data yang direncanakan dalam

sesuai dengan target keberhasilan  Tekstual/narasi dan dapat disertai dengan cuplikan

dari tindakan, bisa 2 s/d 3 minggu ungkapan verbal dari subyek penelitian yang

(dengan jumlah kunjungan minimal 4 merupakan data pendukungnya.

kali selama masa perawatan).  Gambar-gambar untuk melengkapi tampilan visual

3.4 Fokus Studi & Definisi Operasional fokus studi, misalnya kondisi phlebitis sebelum

 Fokus Studi adalah kajian utama dari masalah yang dan sesudah perawatan luka.

akan dijadikan titik acuan kegiatan studi kasus.  Grafik atau tabel. Grafik atau tabel ini bukan

 Contoh Fokus Studi: merupakan distribusi frekuensi dari banyak

 Judul  Pengelolaan stres pada lanjut usia yang sampel.

mengalami hipertensi Etika Penelitian

 Fokus studi  Pengelolaan stres


Pelaksanaan studi kasus harus selalu memperhatikan etika
penelitian. Pada bagian inti dicantumkan etika yang
mendasari penyusunan studi kasus.
Terdiri dari :
1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)
2. Anonimity (tanpa nama)
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Proposal Kegiatan
Pengertian Proposal Kegiatan  nama/judul kegiatan
 Untuk rencana kegiatan  lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan
 Tematis  penyelenggara yang bermaksud mengadakan kegiatan
 Tahapan pengerjaannya mungkin tidak selama
proposal proyek Latar Belakang
 Ditawarkan ke pihak2 untuk terlibat dalam Secara umum esensi isi latar belakang adalah
kegiatan yang direncanakan kesenjangan antara fakta yang ada dan apa yang
 Contoh Proposal Acara Peringatan 17 Agustus, seharusnya.
Proposal Bakti anak bersama Syekh Puji  Biasanya penulisannya dari yang bersifat umum ke
khusus (general to spesific)
Isi proposal Kegiatan  Terdiri dari 3 tahap pendahuluan isi penutup
 Secara garis besar isi proposal tidak lepas dari  Prinsip Why
prinsip 5W 1H
 Why Berhubungan dengan kenapa kegiatan/acara harus Tujuan Kegiatan
dilaksanakan (di Latar belakang dan tujuan  Mengenai kenapa dan untuk apa kegiatan tersebut
kegiatan/acara) direncanakan
 What Apa jenis kegiatan dan temanya  Tujuan dapat terdiri hanya 1 tujuan
 Who Berhubungan dengan sasaran kegiatan dan  Atau kalo tujuan lebih dari satu urutkan dari yang
penyelenggara kegiatan terpenting hingga yang kurang penting
 When Berhubungan dengan tanggal dan pelaksanaan  Buatlah tujuan relevan dengan latar belakang yang
kegiatan dikemukakan sebelumnya.
 Where Tempat pelaksanaan kegiatan  Prinsip Why
 How Berhubungan dengan bagaimana konsep dan
bentuk kegiatan, Bagaimana aturan aturan untuk Bentuk Kegiatan
berpartisipasi dalam kegiatan (atau bagaimana event  Buatlah relevan dengan tujuan kegiatan
tersebut dikelola, (acara,dana,publikasi)  Berisi tentang format kegiatan
 Contoh kegiatan/ acara Maulid Nabi
Format Proposal Kegiatan  Tema misal Meneladani Rosulullah Cinta Anak Yatim
 Halaman Sampul /Cover  Bentuk kegiatannya
1. Latar Belakang
 Kunjungan ke Panti Asuhan
2. Tujuan Kegiatan
 Ngaji bersama anak anak panti asuhan
3. Nama dan Tema Kegiatan
 Pembagian baju baju dan alat2 tulis kepada
4. Bentuk Kegiatan
anak2 panti asuhan
5. Peserta
 Lomba mewarnai gambar Yesus bersama Anak2
6. Penyelenggara
 Dll
7. Jadwal dan Lokasi Kegiatan
 Prinsip What
8. Susunan Acara
9. Susunan Panitia
10. Rencana Anggaran
11. Penutup
Penyelenggara
12. Penawaran Kerjasama (sponsorship)
 Berisi keterangan siapa yang menjadi
Halaman Sampul/Judul/CoverBerisi
penyelenggara kegiatan.
 Biasanya penyelenggara ini adalah suatu kelompok  Ada format perjanjiannya
organisasi atau komunitas yang hendak melaksanakan  Biasanya ada kategori sponsor utama atau tunggal,
kegiatan karena alasan sponsor pendukung dan sponsor partisipatif atau Mitra
tertentu(mengacu pada latar belakang)  Baisanya pihak sponsor mau berpartisipasi dalam
 Pada bagian penyelenggara ini perlu pula kegiatan jika
ditampilkan nama dan nomor kontak atau  Skala kegiatan besar, kegiatannya menarik dan
sekretariat yang dapat dihubungi marketable
 Prinsip Who  Diberi kesempatan untuk menjual / promo / publikasi
produknya (diberi stan,Spot Acara, pemasangan media
Jadwal dan Lokasi Kegiatan promo dsb)
Berisi keterangan kapan dan dimana kegiatan  Urusannya mudah dan tidak berbelit belit
akan dilaksanakan  Panitianya/Humasnya bisa meyakinkan pihak sponsor
 Prinsip where dan When  sepadan dengan Apa yang bisa ditawarkan atau dijual
panitia kepada pihak sponsor
Peserta/Sasaran
 Berisi tentang siapa yang menjadi sasaran dari
kegiatan yang kita rencanakan
 Kelompokkan sasaran ini kedalam segmen2 yang
sesuai dengan bentuk kegiatan yang kita
rencanakan
 Buatlah relevan dengan tema dan bentuk kegiatan
 Prinsip Who

Susunan Panitia
Isinya susunan panitia yang udah dibentuk
 Tujuannya agar pihak2 yang ditawari untuk bekerja
sama tahu dengan siapa mereka bekerja sama
 Susunan yang umum Penanggung Jawab, Panitia
Pengarah (SC), Panitia Pelaksana(OC)gt
Ketupel,Bendahara,Sekretaris dan Seksi2
 Prinsip who

Rencana Anggaran
Berisi rincian pemasukan (Cash In), pengeluaran (Cash
Out), dan jumlah kekurangan dana
 Dapat di breakdown dengan merancang anggaran dana
masing2 seksi kemudian ditotal secara keseluruhan
 Pake sistem penyusunan anggaran yang sederhana
aja asal rapi,jelas dan rinci
 Biasanya di mark up antara jumlah dana kebutuhan
riil dengan dana kebutuhan yg terlampir di
proposal( mark upnya yang realistis)

Penawaran Kerjasama (sponsorship)


 Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran kerjasama
kepada pihak sponsor
Antophologi dan Dunia
Keperawatan
Perkembangan Antropologi Dalam Keperawat-an
Sejak 1969, perawat dan antropolog telah mengidentifikasi MANUSIA
persamaan di antara keduanya keperawatan dan  Model keperawatan menggambarkan sifat manusia
antropologi dalam sejumlah dimensi, membantu dalam hal atribut individu, keutuhan, dan integritas.
perkembangan lebih jauh, telah membandingkan Antropologi sosiokultural mengkonseptualisasikan
penelitian antropologis dan sosiologis masalah medis manusia melalui fokus pada etnosentrisme dan
setidaknya dalam empat dimensi: relativisme budaya, yang menempatkan berbagai cara
 topik penelitian, dalam melihat interaksi manusia dan menunjukkan
 dasar pendekatan konseptual terhadap masalah, perspektif dari mana karakteristik ditafsirkan.
 metodologi penelitian, dan  Dalam keperawatan, ini menunjukkan apakah data
 identifikasi dengan para aktor dalam drama kesehatan ditafsirkan dari perspektif klien atau perawat.
LINGKUNGAN
Manfaat Antropologi Dalam Keperawatan  Dalam model keperawatan istilah lingkungan mengacu
 Dalam keperawatan, basis teoritis sebagian dihasilkan pada semua pengaruh yang mempengaruhi perilaku dan
sendiri dan sebagian ditarik dari bidang lain. perkembangan orang.
 Sebagai disiplin profesional, keperawatan  Di sini kontribusi utama antropologi adalah konsep
menggunakan hasil penelitian dan memilih teori dari budaya.
ilmu lain berdasarkan kekuatan penjelas mereka dalam  Teks keperawatan dasar membahasa filiasi budaya
kaitannya dengan fenomena yang di diagnosis dan di sebagai latar belakang dari mana nilai klien, keyakinan,
obati oleh perawat. dan praktik dapat diantisipasi, tetapi menyusui juga
 Ada kesepakatan umum tentang fenomena minat telah memperluas konsep budaya dalam model
terhadap disiplin keperawatan. penilaian budaya.
 Penulis terkemuka pada teori keperawatan telah  Pedoman penilaian mengidentifikasi domain budaya
mengidentifikasi empat elemen penting dalam domain utama yang penting bagi perawat dalam situasi klinis
keperawatan: atau di tingkat komunitas dan menggambarkan nilai-
• Sifat Manusia, nilai, keyakinan, dan perilaku yang relevan. Model
• Lingkungan, penilaian budaya dalam keperawatan berurusan dengan
• Kesehatan, dan tiga aspek utama: data apa yang harus diperoleh,
• Perawatan mengapa itu penting, dan bagaimana cara
Empat Elemen Penting Dalam Domain Keperawatan: mendapatkannya.
 Cara keempat komponen utama ini
dikonseptualisasikan dan saling terkait membingkai KESEHATAN
berbagai teori keperawatan.  Konsep kesehatan dalam keperawatan telah diperkaya
 Namun, struktur konseptual suatu disiplin dapat oleh perbedaan penyakit yang dijelaskan dalam
berubah dan berevolusi. antropologi medis. Penyakit didefinisikan dalam istilah
 Unsur-unsur dalam suatu disiplin ilmu dapat diperluas yang dianggap objektif dan dapat diukur.
dengan memasukkan pengetahuan tambahan atau dapat  Penyakit, bagaimanapun, adalah fenomena pribadi
dipersempit atau disempurnakan ketika konseptualisasi mengenai persepsi individu yang berubah tentang diri.
yang lebih tepat menjadi mungkin
Sebelum perbedaan penyakit-penyakit,  Investigasi lain telah berfokus pada kepercayaan
kesehatan dikonseptualisasikan dalam keperawatan sebagai: kesehatan rakyat dari kelompok tertentu mengenai
(a) variabel dikotomis (ada atau tidak ada), kondisi spesifik seperti; penyakit angin, mata jahat,
(b) sebagai kontinum (dari kesehatan hingga kematian), hipertensi, dan penggunaan vitamin.
atau  Kontribusi penelitian meliputi ;
(c) Sebagai kondisi holistik inklusif 1. integrasi perspektif emik dan etik untuk
KEPERAWATAN memperoleh pemahaman
 Elemen ini terdiri dari diagnosis dan intervensi 2. yang lengkap tentang fenomena, pentingnya
keperawatan, yang terakhir dipengaruhi oleh teori keragaman dalam budaya ketika
antropologis. menyelidiki kepercayaan
 Perawat sebagai mediator atau penghubung berasal dari 3. tradisional, pentingnya kedalaman generasi dalam
tahun 1929. studi populasi imigran.
 Sejalan dengan ini, Brink memikirkan mediasi dalam 4. Penyempurnaan definisi kepercayaan kesehatan
hubungan antara pasien, dokter, dan perawat sebagai rakyat telah dihasilkan dari penekanan pada
analog untuk "naturalt riad", Freilich. sinkretisme.
 Konstruk "broker budaya" adalah diterapkan pada
Pemeriksaan asal-usul kepercayaan kesehatan
beberapa peran yang menghubungkan berbagai sektor
wanita Meksiko-Amerika, misalnya, mengarah pada temuan
masyarakat dengan pemberian layanan
bahwa ada sumber yang dominan dan umum apa yang saat
kesehatan. Sebagai intervensi keperawatan, broker
ini dianggap sebagai obat "asli" di Barat Daya.
budaya melibatkan perawat yang menjadi penengah
Karya abad kedelapan belas, The Florilegio
antara klien dan profesional kesehatan.
Medicinal, yang mengkombinasikan pengetahuan herbal
 Perspektif unik keperawatan ditingkatkan oleh
orang Indian Amerika dengan kategori materia medica
kontribusi antropologi untuk konstruksi penting dari
dan kategori penyakit para ahli kesehatan Eropa, melayani
jenis ini.
berbagai standar kesehatan di seluruh wilayah Barat Daya.

>> Antropologi <<


Antropologi menyediakan teori untuk literatur >> Teori Antropologi <<
penelitian keperawatan yang didistribusikan oleh perawat
 Teori yang berasal dari antropologi telah di adaptasi
antropolog menunjukkan teori antropologi topi memandu
untuk memandu peneliti-an keperawatan.
penelitian tentang sistem kepercayaan klien,
 Perubahan Lexemik dan pergeseran
perawatan dalam konteks multikultural, dan keperawatan
semantik, misalnya, membantu menunjukkan bahwa
sebagai subkultur.
kosa kata istilah penyakit dipengaruhi oleh
Mayoritas penelitian tentang sistem kepercayaan
bilingualisme dan koeksistensi beberapa sistem
klien terdiri dari akun deskriptif tentang keyakinan dan
kesehatan, dan bahwa istilah penyakit itu dinamis.
praktik kelompok tertentu.
 Disonansi kognitifme mandu studi tentang faktor-
Sebuah studi etnografi Anglos berpenghasilan
faktor yang terkait dengan tekanan lingkungan pada
rendah menggambarkan penyebab penyakit, kepercayaan
kelahiran dirumah sakit.
tentang cara untuk menjaga kesehatan yang baik, definisi
 Teori pertukaran digunakan dalam penelitian tentang
kesehatan yang baik, dan apa yang merupakan
perawatan lansia yang dilembagakan di Skotlandia dan
penyimpangan dari kesehatanyang baik. Kemudian
Amerika Serikat.
penelitian ini diperluas kepopulasi Anglo berpenghasilan
 Masih karya lain yang terkait relativisme budaya dan
menengah.
etno sentrisme yang membingkai pencarian ulang pada
Studi-studi ini memberikan data dasar tentang
mis. Pandangan profesional kesehatan Appalachian dan
keyakinan dan menunjukkan perbedaan penting antara
non-Appalachian tentang perilaku klien Appalachian di
persepsi subjektif dari keadaan kesehatan klien dan patologi
mana pentingnya teoritis mempertimbangkan
objektif yang mungkin terbukti.
pendekatan sinkronik dan diakronis ketika memeriksa mendukung hipotesis bahwa perawat dalam budaya
pola kesehatan etnis ditunjukkan. yang berbeda-berbeda dalam tingkat penderitaan yang
 Teori antropologi telah menjadi dasar untuk penelitian mereka simpulkan.
keperawatan deskriptif pada berbagai aspek dari  Studi-studi ini menunjukkan variabel budaya yang
beberapa budaya: Indian Paiute, Indian Papago, secara langsung mempengaruhi asuhan keperawatan.
Indian Salish, dan Appalachia.  Perawat sebagai subkultur telah dipelajari di
rumah sakit pendidikan, unit kanker, unit perawatan
 Studi telah dilakukan pada budaya di luar negeri oleh intensif neonatal, dan walk-in clinic.
perawat antropologi.  Hasilnya menunjukkan bahwa perawat Amerika
 Beberapa studi secara khusus meneliti hubungan Serkat memiliki keyakinan, nilai, dan pola perilaku
perilaku perawatan kesehatan dengan aspek lain dari yang sama
struktur sosial. Dengan beberapa pengecualian, studi
ini memiliki sedikit penerapan langsung ke praktik  Etnografi dan insiden kritis memiliki potensi tinggi
keperawatan, tetapi mereka memperluas penelitian untuk mempelajari budaya keperawatan. Meskipun ini
keperawatan ke dalam analisis sosiokultural dan merupakan bidang investigasi yang relatif baru,
menyatukan pendekatan dari duabidang. pengetahuan penting telah dihasilkan melalui penelitian
 Penelitian dalam keperawatan lintas budaya telah keperawatan lintas-budaya.
menghasilkan kontribusi teoritis yang terbatas karena  Sosialisasi perawat telah dipelajari secara luas.
hanya sedikit peneliti yang secara progresif  Studi sosialisasiyang mengambil pandangan luas
membangun penelitian dalam satu atau dua budaya. dilakukan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan
metode kualitatif.
 Penelitian keperawatan lintas-budaya didominasi oleh  Secara khusus, Olesen & Whittaker menunjukkan
etnografi dan telah mengabaikan bangunan teori kompleksitas sosialisasi menjadi peran profesional,
perbandingan etnologi. pentingnya sosialisasi sebelumnya, dan pengaruh nilai-
 Namun, beberapa kontribusi memberikan dasar untuk nilai sosial pada proses.
mengejar etnografi keperawatan transkultural dan
untuk mengembangkan tubuh pengetahuan di mana  Pada dekade 1970-an, lebih dari 102 artikel berbasis
teori dapat dibangun. penelitian muncul, banyak diantaranya menekankan
 Antropologi memberikan deskripsi yang kaya tentang perbedaan antara program dan perubahan
kelompok etnis dan budaya; keperawatan semakin psikis pada siswa.
menyadari implikasi dari memberikan perawatan dalam  Studi sosialisasi ke peran profesional setelah
konteks multi kultural, seperti yang terlihat dalam pendidikan dasar selesai masih kurang.
penelitian pada tema ini.  Perspektif ilmu sosial melampaui proses pendidikan
Studi budaya dan keperawatan meliputi ; persemester dan berharga untuk menilai peran
(a) cara di mana perawat memandang klien dari masyarakat keperawatan
kelompok etnis yang berbeda, dan
(b) budaya keperawatan Contoh –Contoh Penerapan Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan
 Kontribusi meliputi studi tentang variabel kepribadian • Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau
perawat dan fakultas keperawatan. rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
 Perbandingan perawat di Amerika Serikat dan luar diberikan kepada klien sesuai dengan
negeri pada peran sakit, perilaku pasien, dan asuhan latar belakang budayanya.
keperawatan menunjukkan bahwa perawat dari budaya • Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
yang berbeda menunjukkan perbedaan dalam nilai, individu sesuai dengan budaya klien.
harapan, dan perilaku caring. • Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
 Studi lintas budaya dan penilaian dalam penilaian adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
perawat tentang nyeri fisik dan stres psikologis mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,  Faktor teknologi (tecnological factors)
1991).  Faktor agama dan falsafah hidup (religious
andphilosophical factors )
Mempertahankan budaya  Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinshipand
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien social factors)
tidak bertentangan dengan kesehatan.  Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural valueand
Perencanaan dan implementasi keperawatan life ways)
diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah  Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku(political
dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau and legal factors)
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya  Faktor ekonomi (economical factors)
berolahraga setiap pagi  Faktor pendidikan (educational factors)

Negosiasi budaya Diagnosa keperawatan


 Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap  Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan dikurangi melalui intervensi keperawatan, (Giger and
kesehatan. Davidhizar, 1995).
 Perawat membantu klien agar dapat memilih dan  Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering
menentukan budaya lain yang lebih mendukung ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil yaitu :
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka gangguan komunikasi verbal berhubungan
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi
lain. sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
Restrukturisasi budaya dengan sistem nilai yang diyakini.
 Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya
yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perencanaan dan Pelaksanaan
 Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup  Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan
klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. transkultural adalah suatu proses keperawatan yang
 Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih tidak dapat dipisahkan.
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang  Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang
dianut tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan
yang sesuai dengan latar belakang budaya klien, (Giger
Proses keperawatan and Davidhizar, 1995).
 Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks transkultural (Andrew andBoyle, 1995) yaitu :
budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya
(Sunrise Model). klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi
 Geisser (1991), menyatakan bahwa proses keperawatan budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang
dan memberikan solusi terhadap masalah klien dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan
(Andrew and Boyle, 1995).
 Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari 1. Cultural care preservation/maintenance
mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,  Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. perawat
 Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat
Pengkajian berinterkasi dengan klien
 Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki
klien dan perawat

2.Cultural care accomodation/negotiation


 Gunakan bahasa yang mudah di pahami oleh klien
 Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
 Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan
negosiasi di mana kesepakatan
berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien
dan standar etik.

3.Cultual care repartening/reconstruction


 Beri kesempatan pada klien untuk memahami
informasi yang diberikan dan melaksanakannya
 Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya
dari budaya kelompok
 Gunakan pihak ketiga bila perlu
 Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam
bahasa kesehatan yang di pahami oleh klien dan
orang tua.
 Berikan informasi pada klien tentang sistem
pelayanan kesehatan

Evaluasi
 Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya
yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau
beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki
klien. Melalui evaluasi bisa diketahui latar belakang
budaya pasien

Rujukan
Dougherty& Tripp-Reimer, 1985.TheInterface Of Nursing
And Anthropology.
Norma-norma Masyarakat
PENGERTIAN NORMA Fungsi Norma
 Bahasa Belanda yaitu norm yang memiliki arti  memastikan terciptanya kehidupan masyarakat yg lebih
patokan, pedoman, atau pokok kaidah aman & tertib.
 Bahasa Latin yaitu mos yang memiliki arti tata  mengatur perbuatan masyarakat agar sesuai dg nilai yg
kelakuan, adat istiadat, atau kebiasaan. ada & berlaku.
 KBBI, norma adalah aturan maupun ketentuan yang  mencegah benturan kepentingan antar masyarakat.
sifatnya mengikat suatu kelompok orang di dalam  membantu masyarakat mencapai tujuan atau
masyarakat kesepakatan bersama
 norma diterapkan sbg panduan, tatanan, & pengendali  sebagai petunjuk/pedoman individu untuk menjalani
tingkah laku yang sesuai. hidup di masyarakat
 Craig Calhoun (sosiologis Amerika), norma adalah  mengatur perilaku masyarakat.
pedoman maupun aturan yang menyatakan bagaimana
 digunakan agar adanya suatu batasan untuk tidak
seorang individu seharusnya bertindak di dalam suatu
dilanggar .
situasi di tengah masyarakat
 mendorong individu beradaptasi dg lingkungan
 E. Utrecht, norma adalah segala himpunan petunjuk
masyarakat berdasarkan nilai-nilai yg berlaku.
hidup mengatur berbagai tata tertib peraturan tersebut
harus ditaati oleh setiap masyarakat jika melanggar Macam-macam Norma

akan ada suatu bentuk konsekuensi Norma Formal


 aturan yang dijalankan oleh masyarakat

Pengertian Norma dari ahli  dirumuskan oleh pihak yang berwenang seperti
Broom & Selznic, norma adalah: pemerintah/lembaga masyarakat/institusi resmi
 sebuah rancangan yg sifatnya ideal serta  berguna untuk mengatur masyarakat
 berasal dari perilaku manusia  memastikan adanya kesepakatan bersama yang sifatnya
 memberikan batasan bagi anggota masyarakatnya resmi/formal.
 tujuan agar bisa mencapai hidup yg lebih sejahtera.  Contoh: Pancasila dan UUD45, Permenkes, perda,
Bellebaum (Jerman), norma sosial: permendagri, dll
 sebuah alat
 untuk mengatur tiap individu yang ada dalam suatu Norma non-formal
lingkungan masyarakat  bentuk ketentuan/aturan
 agar bertindak dan berperilaku yang sesuai dg sikap  tanpa diketahui siapa yang merumuskannya
& keyakinan yg berlaku  biasanya berbentuk tidak tertulis,
 masyarakat menjalankannya karena kesadaran/sudah
John J. Macionis (1997), norma: menjadi kebiasaan dalam diri masyarkat
 segala aturan dan harapan yang ada di masyarakat
 menjaga keharmonisan lingkungan masyarakat
memandu segala perilaku yang dilakukan anggota
 sifatnya tidak resmi & tidak memaksa masyarakatnya
masyarakat
untuk menjalankan aturan tersebut.
Contoh dari norma non-formal
Soerjono Soekanto, norma sosial adalah
 aturan-aturan yang ada di rumah maupun keluarga,
 sebuah perangkat
seperti:
 dibuat agar hubungan yang ada di dalam suatu
 cara kita bersikap ketika makan maupun minum,
lingkungan masyarakat berjalan sesuai dengan yang
 cara kita berpakaian
diinginkan atau diharapkan.
 biasanya berbentuk sebuah kebiasaan.
 penerimaan diri dari masyarakat,
Jenis-jenis Norma dan Contohnya  mampu menghargai orang lain khususnya orang yang
Norma Agama lebih tua,
 aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat  memahami hakikat dan tata etika dalam bergaul, dan
 sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.  mampu bersosialisasi dengan baik tanpa melanggar
 Norma ini biasanya berisi akan perintah yang harus hal-hal yang tidak baik.
dijalankan oleh seseorang,
 ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun pedoman Contoh norma kesopanan
bagi para penganut agama tersebut,  menghormati orang yang lebih tua dengan memanggil
 maupun larangan yang berarti tidak melakukan suatu panggilan kakak kepada orang yang lebih tua,
perbuatan yang seharusnya dihindari.  tidak membuang ludah sembarangan di tempat umum,
 memiliki sifat yaitu dogmatis , aturan yang ada tidak  siswa yang bersikap sopan sebagai bentuk hormat
boleh ditambah maupun juga dikurangi nilainya sesuai terhadap pengajar
dengan yang tertulis pada kitab suci masing-masing  harus ditanamkan sejak kecil oleh orang tuanya agar
agama. pemahaman tersebut sudah ada sejak dini.
 jika dilanggar memiliki sanksi yang nantinya akan
diberikan setelah orang tersebut meninggal dunia
berupa dosa maupun hukuman Norma Hukum
 Contoh: Agama Islam larangan makanan yang  aturan-aturan yang dibuat oleh badan yang bertanggung
mengandung babi, jawab seperti pemerintah yang dikemas dalam bentuk
Undang-Undang.
Norma Kesusilaan  Norma ini memiliki sifat yang memaksa guna menjaga
 aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang dan melindungi kepentingan
sumbernya berasal dari hati nurani seseorang.  masyarakat.
 sesuatu yang kita jalani dan rasakan setiap harinya,  diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan yang
dimana seseorang didorong untuk melakukan tindakan diterima setiap orang dan menciptakan kehidupan
yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. masyarakat yang tertib, aman, rukun, serta damai.
 Intinya, norma ini memiliki tujuan untuk mengatur  sifat norma ini tertulis dan memaksa, maka jika aturan
perbuatan atau tingkah laku seseorang. yang ada dilanggar, akan mendapatkan hukuman/sanksi
 orang yang melanggar akan mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan seperti membayar denda
berupa perasaan bersalah, penyesalan, atau bahkan atau dipenjara
dikucilkan di tengah masyarakat.
 menjadi sebuah batasan bagi seseorang untuk tidak
melanggar dan melakukan tindak kejahatan

Norma Kesopanan
 aturan-aturan yang menekankan pada perbuatan
seseorang untuk menjaga kesopan santunan, tata krama
mereka, dan juga ada istiadat setiap individu.
 dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan
beragam suku, budaya, dan adat istiadat yang berbeda-
beda dan hidup berdampingan satu sama lain.

Tujuan norma kesopanan


 menjaga dan menghargai satu sama lain dalam
kehidupan sehari-hari.
Sistem Perkemihan
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN (URINARIA)  Ginjal manusia dpt membentuk urin dgn kadar zat
MANUSIA terlarut total (osmolalitas) yang lebih tinggi atau rendah
Sistem urinaria terdiri dari: dibandingkan plasma.
1. Ginjal (renal)  Proses miksi ialah refleks kompleks yang diatur oleh
2. Ureter pusat-pusat yg lebih tinggi.
3. Kandung kemih (vesica urinaria)
4. Urethra GINJAL (RENAL)
Urinary System Anatomy  Jumlah sepasang, terletak di bagian belakang rongga
perut (retro perito-neal), pada regio lumbal superior
pada kedua sisi columna vertebralis setingkat antara
vertebra thoracalis 12 sampai lumbalis 3
 Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena
terdapat hepar. Ukuran ginjal (Panjang 11-12 cm,
Lebar 6-7 cm, Tinggi 4cm)
 Ginjal dibungkus oleh selaput capsula fibrosa, yang
terdiri dari jaringan lemak yaitu capsula adiposa, untuk
mempertahankan bentuk dan posisi ginjal. Pada orang
yang kurus atau jaringan lemak sedikit maka ginjal
mudah goyah atau bergerak, ini disebut ren mobilis.
 Bentuk ginjal seperti buah kacang buncis, pada bagian
medial terdapat bagian yang cekung tempat masuknya
pembuluh darah Arteri renalis dan tempat keluarnya
vena renalis dan ureter. Bagian yangcekung disebut
Hilus
 Berat ginjal dewasa ± 150 gr (± 0,5% BB total, ukuran:
12x6x3-4 cm3
 3 lapis jaringan penunjang yg melapisi bgn luar tiap
ginjal:
 Kapsul ginjal (fibrosa; transparan),
 Kapsul adiposa (massa lemak) & Fascia renal
(jar.penunjang fibrosa tebal)
 Tepi medial ginjal yg cekung disebut hilus (tempat
KONSEP PENTING keluar- masuknya arteri,vena, & nervus renalis); pelvis
 Ginjal mengatur komposisi & volume cairan ekstrasel. renis fi pelebaran ureter yg berbentuk corong
Plasma darah disaring oleh glomerulus dgn kec tinggi  3 lapisan jaringan ikat:
& di tubulus ginjal berbagai zat direabsorpsi dan/atau  Lapisan dalam- Kapsul ginjal
disekresikan, shg akan diekskresikan dlm jumlah yg  Lapisan tengah- Kapsul adiposa
tepat.  Lapisan luar-fasia ginjal
 Ginjal mengatur jumlah natrium dlm tubuh dg
mengekskre-sikan dlm jumlah tertentu untuk
mempertahankan homeostasis.
ke v. Arcuata, terus ke v. Interlobaris dan akhirnya
terus ke v. Renalis, terus ke v. Cafa inferior.
 Dari arteriole eferen sebelum dilanjutkan ke sisitim
vena, maka di daerah medula akan membentuk
anyaman kapiler disekitar tubuli yg disebut dgn
kapiler peritubuler.
 Kapiler peritubuler kemudian akan berhubungan
dengan vasa recta yaitu anyaman kapiler yg
panjang yg posisinya paralel dgn saluran loop
hanle.

ALIRAN DARAH YG MASUK DAN KELUAR DARI


GINJAL UTK FILTRASI

LAPISAN GINJAL
Ginjal mempunyai 2 lapisan : lapisan luar (cortex renalis)
dan lapisan dalam (medula renalis).
 Cortex renalis
 Banyak terdapat pembuluh darah, renal corpuscle,
dan sebagian saluran tubuli.
 Pembuluh darah pada ginjal berasal dari a. Renalis
sebagai cabang dari aorta abdominalis.
 A. Renalis masuk ke ginjal melalui hilus, berbelok
ke arah cortex, bercabang ke arah dorsal dan
ventral, kemudian bercabang-cabang menjadi a.
Interlobaris.
 A. Interlobaris ini berjalan antara cortex dan
medulla, hampir sejajar dgn permuka-an ginjal,
bercabang menjadi a. Arcuata, terus bercabang
menjadi a.interlubolaris ascendens dalam cortex,
terus bercabang menjadi arteriola aferens
 Aferens akan membentuk anyaman kapiler yg
disebut dgn glomerulus, yg berada dalam capsula
bowman.  Ginjal menerima darah 25% dari total curah
 Dari tiap glomerulus akan keluar arteriole eferens, jantung/menit (± 1200ml)
terus ke v. Interlobularis, terus ke v medularis, terus  Dari arteriole eferen sebelum dilanjutkan ke sisitim
vena, maka di daerah medula akan membentuk
anyaman kapiler diseki-tar tubuli yg disebut dgn
kapiler peri-tubuler.
 Kapiler peritubuler kemudian akan berhu-bungan
dengan vasa recta yaitu anyaman kapiler yg
panjang yg posisinya paralel dgn saluran loop
hanle.
 Air dan zat-zat lain yg diabsorpsi oleh nephron
akan masuk ke dalam kapiler peri-tubuler dan vasa
recta ini untuk dialirkan ke sirkulasi darah
kembali.
 Medula renalis
 Terdapat saluran pengumpul, kapiler peritubuler,
vasa recta, dan pyramid renal
 Terdiri dari dari 6 – 18 buah pyramid renal (piala
ginjal).
 Dasar dari pyramid berhadapan dgn kortex, dan
puncak dari pyramid mengarah ke medula di sebut
dgn papila renal.

Renal Lobe

NEPHRON (UNIT FUNGSIONAL GINJAL)


 Jumlahnya 1 juta nephron tiap 1 ginjal (2 ginjal  2
juta nephron)
 Fungsi nephron untuk membentuk urin melalui proses
filtrasi, absorpsi dan sekresi.
 Nephron ini akan berhubungan dgn sistem pengum-ul
yg terdiri dari : collecting duct dan papilary duct.
 Urin dari saluran pengumpul akan bermuara di calix
minor, terus ke calix major, terus ke pelvis renal dan
akhirnya ke uréter NEPHRON (UNIT FUNGSIONAL GINJAL)

 Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal untuk  1 nephron terdiri dari :

produksi urine  1 buah badan maphigi/renal corpuscle yg berisi-kan

 Ada ±1,3 juta nefron/ ginjal anyaman kapiler yaitu glomerulus.


 1 buah capsula bawman, tempat glomerulus berada.
 1 buah tubuli proximal convoluted (PCT/ TC1)
 1 buah loop hanle
 1 buah tubuli distal convoluted (DCT/TC2)  Dindingnya dibentuk oleh sel tunggal kuboid yg
saling menjalin satu dgn yg lain dan disatukan oleh
tautan kedap apikal.
 Apeks sel yg menghadap ke lumen tubuus banyak
mikrovilli yg panjangnya 1 µm, berbentuk brush
border (batas sikat).
 Fungsi : reabsorpsi ion, molekul organik, vitamin,
air dan sekresi obat, racun, asam

LOOP HANLE
 Saluran setelah pct, turun ke arah medula renal,
terbagi atas bagian yg turun (descending limb),
bagian melengkung, dan bagian yg naik (ascending
GLOMERULUS
limb). Dimana tiap limb mempunyai bagian yg tebal
 Glomerulus dilapisi oleh lembaran dalam yg menutup dan tipis. (thick dan thin)
kapiler yaitu lapisan epitel viseral, sedangkan lembaran  Panjangnya 30 mm dengan diamater 15 µm. Terbuat
luar yg membentuk batas luar tebal malphigi disebut dari sel kuboid dan squamos.
lapisan epitel parietal.  Fungsi descending limb : reabsorpsi air, ion natrium
 Antara dua lapisan tsb terdapat ruang kapsula yg akan dan chlorida dari cairan tubular.
menerima filtrat menuju tubulus proksimal.  Fungsi ascending limb : membantu dalam mengatur
 Filtrat merupakan cairan plasma darah yg akan konsentrasi gradien medula.
menjadi urin, normalnya tidak berisi sel-sel darah dan
protein (albumin). TUBULI DISTAL CONVOLUTED (DCT)
 Lapisan viseral mempunyai sel-sel lapisan internal yg  Panjangnya 5 mm dengan diamater 30-50 µm.
disebut podosit. Kaki dari podosit disebut dgn pedicles.  Dindingnya dibentuk oleh sel tunggal kuboid
 Podosit mempunyai badan sel berbentuk tonjolan dengan mikrovilli yg sedikit.
primer, yg saling bertautan, sehingga membentuk  Fungsi : reabsorpsi selektif ion natrium, calcium, air
celah-celah filtrasi. dan sekresi asam, nitrogen, amoniak, obat dan
 Setiap renal corpuscle mempunyai katup vas-kuler racun.
tempat arteri aferen dan eferen keluar, dan katup  Fungsi : mengatur kepekatan urine (kental atau
urinarius tempat tubulus proksimal dimulai encer), melalui pengaruh hormon adh (anti diuretic
hormone) atau disebut juga vasopresin.
JUXTAGLOMERULUS APARATUS  Semakin banayk adh maka tubulus semakin
 Adalah : sel epitel dct dekat renal corpuscle, lebih permiabel
tinggi dan lebih panjang dari dct.
 Daerahnya/areanya disebut dgn macula densa. COLLECTING DUCT DAN PAPILAR DUCT
 Sel dari macula densa tertutup dan berhubungan  Colecting duct, panjangnya 15 mm dengan diamater
dengan serat dinding arteriole afferent. Sel ini 50-100 µm, sedangkan papilar duct panjangnya 5
disebut dgn juxtaglomerular. mm dengan diamater 100-200 µm
 Gabungan dari makula densa dan juxtaglomerular  Dindingnya dibentuk oleh sel kuboid kolumnar
sel disebut dgn justaglomerular aparatus (jga).  Fungsi colecting duct : reabsorpsi selektif air, ion
 Jga mempunyai struktur endokrin dan berfungsi natrium, sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen dan
menghasilkan hormon erytropoietin dan enzim ion bicarbonat.
renin.  Fungsi : sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen (H+)
dan ion bicarbonat (HCO3--) merupakan fungsi
TUBULI PROXIMAL CONVOLUTED (PCT) ginjal dalam menciptakan keseimbangan asam basa
 Panjangnya 14 mm dengan diamater 60 µm. cairan tubuh.
 Fungsi papilar duct : menyalurkan cairan filtrat ke
calix minor dan membantu dalam mengatur
konsentrasi gradien medula karena pengaruh ADH.

URETER
 Ureter mempunyai kemampuan peristaltik untuk
mendorong urin ke v. Urinaria

FUNGSI GINJAL
Fungsi spesifik ginjal bertujuan memper-
tahankan cairan ekstrasel (CES) yang konstan.
1. Mempertahankan keseimbangan air seluruh tubuh;
mempertahankan volume plasma yg tepat mll
pengaturan ekskresi garam dan air ⇒ pengaturan
tekanan darah jangka panjang.
2. Mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES,
spt: ion Na+, Cl-, K+, HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-,
PO43-, dan H+ ⇒ mengatur osmolalitas cairan

Structure of Bladder tubuh.

 3 layers 3. Membantu mempertahankan kesimbangan asam-

 Outer layer  Loose connective tissue basa dengan mengatur kadar ion H+ dan HCO3-.

 Middle layer  Smooth muscle and elastic 4. Membuang hasil akhir dari proses metabolisme, spt:

fibres ureum, kreatinin, dan asam urat yg bila kadarnya

 Inner layer  Lined with transitional meningkat di dlm tubuh dapat bersifat toksik.

epithelium 5. Mengekskresikan bbg senyawa asing, spt: obat,

 Membentang dari dasar kandung kemih hingga ke pestisida, toksin, & bbg zat eksogen yg msk ke dlm

dunia luar. Perbedaan anatomi berarti uretra pria dan tubuh.

wanita berbeda. 6. Menghasilkan bbrp senyawa khusus:

 Perempuan: panjang 4 cm  Eritropoietin: hormon perangsang kecepatan


pembentukan, pemarangan & penglepasan
eritrosit
 Renin: enzim proteolitik yg berperan dlm
pengaturan volume CES & tekanan darah
 Bbrp macam prostaglandin & tromboksan:
derivat asam lemak yg bekerja sbg hormon
lokal; prostaglandin E2 & I1 di ginjal
menimbulkan vasodilatasi, › ekskresi garam &
air, & merangsang penglepasan renin;
tromboksan bersifat vasokonstriktor
 Laki-laki: panjang 14 cm
7. Melakukan fungsi metabolik khusus:
 Mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk
aktif (1,25-dihidroksi-vitamin D3), suatu
hormon yg merangsang absorpsi kalsium di
usus
 Sintesis amonia dari asam amino fi untuk  Untuk proses filtrasi, disebut Effective Renal
pengaturan imbangan asam-basa Blood Flow (ERBF)
 Sintesis glukosa dari sumber non-glukosa  Aliran plasmanya disebut Effective Renal Plasma
(glukoneogenesis) saat puasa berkepanjangan Flow (ERPF)
 Menghancurkan/menginaktivasi berbagai  Kecepatan RBF ginjal = 420 ml/mnt
hormon, spt: angiotensin II, glukagon, insulin,
& hormon paratiroid ALIRAN DARAH GINJAL & RENAL FRACTION
 Renal Blood Flow (RBF) = 1200 ml/menit
FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN  Cardiac Output ( CO) = 5000 ml / menit
1. Mengeluarkan sampah metabolisme seperti urea, asam  Renal Plasma Flow (RPF) = plasma yang mengalir ke
ura dan creatinin yang berada dalam urin. ginjal = 650 ml/menit
2. Mengatur jumlah cairan tubuh melalui peran hormon  Bagian dari Cardiac Output Total yang melewati ginjal:
ADH dan Mekanisme Pemekatan Urin kecepatan aliran drh mellui ren 1200
3. Mengatur konsentrasi Na, K, Cl dan ion lainnya dalam = ----------------------------X 100% = ------=24% cardiac
plasma darah melalui mekanisme reabsorpsi dan output 5000
sekresi.
4. Membantu menstabilisasi pH darah dengan cara PROSES PEMBENTUKAN URIN
mengontrol jumlah ion hidrogen dan bicarbonat yang
hilang melalui urin.
1 s/d 4 adalah FUNGSI HOMEOSTASIS
5. Mengatur tekanan dan volume darah dgn cara:
 Mengatur jumlah air yang dibuang dalam urine
dengan cara pengenceran dan pemekatan urin.
 Memproduksi hormon renin dalam rangka
stabilisasi tekanan darah.
 Memproduksi hormon erythropoietin dalam rangka
stimulasi pembentukan sel darah merah.
6. Mengeluarkan berbagai benda asing seperti obat,
makanan perangsang, pestisida, dan material non
nutrisi eksogen lainnya yang masuk ke dalam tubuh
7. Merubah vitamin D menjadi bentuk yang aktif utk
absosrpsi Ca di intestinal
8. Mekanisme Pembentukan Urin
3 proses utama pembentukan urin:
 Filtrasi glomerulus, proses penyaringan besar-
besaran plasma (hampir bebas protein) dari kapiler
glomerulus ke dalam kapsula bowman
 Reabsorpsi tubulus , perpindahan zat dari lumen FILTRASI
tubulus menuju plasma kapiler peritubulus Filtrasi : proses penyaringan plasma darah di glomerulus.
 Sekresi tubulus , perpindahan zat dari plasma Proses filtrasi terjadi karena adanya :
kapiler menuju lumen tubulus (1) celah-celah filtrasi pada podosit,
(2) perbedaan tekanan filtrasi antara tek. hidrostatik (35
ALIRAN DARAH GINJAL mmhg) dengan tek. kolloid osmotic (25 mmhg) sebesar
10 mmhg.
 Aliran darah yang ke ginjal (Renal Blood Flow, RBF)
Membran: sangat permeabel thd air & kristaloid (solut
dipakai untuk:
bermolekul kecil), tidak permeabel thd molekul besar,
 Memberi nutrisi ginjal
yaitu koloid (protein plasma)
 Kekhususan (Specifisity):
 Common carrier syst Competitive
Inhibition
 Jumlah terbatas Ada maks
 Tm (Tubular maximum) utk reabs& sekresi

REABSORPSI
 Reabsorpsi adalah proses pergerakan material hasil
filtrasi dari lumen nefron kembali ke darah melalui
kapiler peritubuler
 Air, > 99% direabsorbsi sehingga konsentrasi bahan
GFR
yang terlarut naik > 99%.
 Glomerulus filtration rate (GFR) atau kecepatan filtrasi
 99% cairan yang difiltrasi glomerulus diserap
glomerulus adalah jumlah filtrat yg dapat diproduksi
kembali oleh tubulus (sebagian besar di tubulus
ginjal dalam 1 menit.
proksimal), 1% diekskresi
 Luas permukaan membran glomerulus/filtrasi: 6 m2
 Glukosa dan asam amino hampir seluruhnya
 Glomerulus,melakukan penyaringan plasma darah 60 –
direabsorbsi sehingga praktis tak ada zat ini di urine.
70 kali/hari, dengan jumlah total darah 180 liter/hari,
 Contoh Reabsorbsi aktif: Na, K, Glukosa & Asam
(GFR: 125 ml/ mnt), tetapi 99% dari 180 liter itu akan
amino
diabsorpsi kembali di tubulus renal, dan hanya 1% (1,5
 Sekresi aktif: K, & H
-1,8 liter/hari) yg menjadi filtrat/urin, sehingga
 Ion positif biasanya dengan transpor aktif.
produksi urin tiap jam 60 – 70 ml.
 Ion negatif biasanya dengan transpor pasif sebagai
 Bila nilai GFR menurun maka menunjukan fungsi
akibat dari electric gradient dari reabsorbsi ion
ginjal terganggu.
positif.
FILTRASI-REABSORPSI-SEKRESI
 Bbrp senyawa asing yang difiltrasi tidak akan
direabsorpsi, GFR yang tinggi per hari membantu
membersihkan plasma dari senyawa asing tsb.
 GFR yang tinggi menyebabkan air & ion terfiltrasi
dengan cepat. Ketika filtrat melalui tubulus ginjal &
memerlukan air & ion yg terfiltrasi tsb, maka akan
diserap kembali.

REABSORBSI AKTIF Na
MEKANISME TRANSPORT (Reabsorbsi & Sekresi)  Terjadi di tubulus proksimal (TC I) melalui:
1. Transport Pasif  Kanal ion karena adanya gradien elektrokimia
 Selalu dari gaya tinggi rendah (down-hill) di membaran apikal,&
 Bisa akibat:  Transport aktif pompa Na-K-ATPase di
 Selisih konsentrasi (Ureum) membran basolateral
 Selisih muatan listrik (Cl-)
 Selisih tekanan (Filtrasi) REABSORBSI UREA
 Contoh Reabsorbsi pasif: Air, Urea, Ion Cl • Terjadi di tubulus proksimal dengan cara difusi
2. Transport Aktif: pasif karena gradien konsentrasi urea yang
 Butuh Energi disebabkan oleh reabsorpsi natrium dan solut lain.
 Melawan Electro chemical gradient (Up-hill)
 Butuh carrier system PENANGANAN GLUKOSA OLEH NEFRON
 Proses yang terjadi di nefron dapat digambarkan  Sekresi kalium juga dipengaruhi oleh hormon
sbb: aldosterone
 jumlah yang diekskresi = jumlah yang difiltrasi -
jumlah yang direabsorpsi + jml yg disekresi SEKRESI
 Glukosa tidak disekresi, sehingga:  Sekresi adalah pengeluaran substansi (molekul ion
 jml glukosa yg diekskresi = jml glukosa yg dll) dari pemb. Darah dan ditambahkan ke cairan
difiltrasi - jml glukosa yg direabsorpsi dalam lumen nefron.
 Dalam keadaan normal, semua glukosa yg difiltrasi  Sekresi aktif adalah suatu proses yg lebih selektif yg
direabsorbsi ⇒ jml glukosa yg filtrasi = jml yg menggunakan membran protein untuk
direabsorpsi menggerakkan molekul melewati lapisan epitel
 Ketika ambang renal untuk glukosa tercapai, maka tubulus
glukosa akan diekskresikan ⇒ glikosuria » kadar
gula darah meningkat SEKRESI OLAHAN METABOLIK PROTEIN
 Berbentuk urea (NH3), amoniak (NH4), kreatinin
REABSORPSI GLUKOSA dan uric acid.
 Dalam keadan normal semua glukosa di filtrasi dan  Urea merupakan produk akhir pemecahan asam
akan di reabsorpsi di tubulus melalui mekanisme amino. Mengandung nitrogen.Tubuh menghasilkan
transport aktif. urea: 21 gr/hari
 Dalam reabsorpsi glukosa, ditemukan istilah total  Amoniak, juga produk akhir pemecahan protein,
maksimum (tm) yaitu jumlah suatu bahan yg dapat bersifat basa.
ditransportasikan oleh pembawa per satuan waktu.  Creatinin merupakan hasil pecahan creatinin
Disebut juga beban /ambang filtrasi. phospate di jaringan otot, sebagai sumber energi
 Apabila jumlah glukosa melebihi total maksimum otot, mengandung unsur nitrogen (N), normal
ini, maka glokosa tsb tidak semuanya direabsorpsi dibuang ke urin. Tubuh menghasilkan creatinin 1,8
tetapi akan di ekskresikan di urin, sehingga timbul gram/hari.
glukosuria seperti pada penderita dm.  Uric acid (asam urat) adalah bahan yg terbentuk
 Tm glukosa 375 mg/menit, setara dengan 150 dari hasil daur ulang nitrogen molekul RNA. Tubuh
mg/100 ml dalam darah. menghasilkan asam urat (uric acid): 480 mg / hari,
tapi banyak diabsorpsi kembali untuk keperluan
REABSORPSI NATRIUM pembuatan asam amino esensial, yg dibuang di urin
 Natrium difiltrasi secara bebas di glomerulus, hanya 40 mg/dl.
reabsorpsi di tubulus melalui mekanisme difusi
sederhana dan transport aktif.
 65% direabsorpsi di tubulus proksimal, 25% di loop
hanle dan hanya 10% di tubulus distal
 Dipengaruhi oleh hormon aldosterone (hormon yg
diproduksi oleh cortex supra renalis).

SEKRESI KALIUM
 Walaupun kalium sebagian besar di reabsorpsi di
tubulus melalui mekanisme difusi pasif, tetapi
kalium lebih banyak di sekresi di tubulus untuk di
buang ke luar tubuh melalui mekanisme transport
aktif.
 Jumlah kalium yg disekresikan bervariasi dan
bergantung pada intake kalium pada makanan.
 Reabsorsi  Tubulus ke dalam darah
 Sekresi  Darah ke unit nefron

Missal: Air Kembali ke tubuh  reabsorsi  Apabila air reabsorsi, urine akan menjadi pekat.
 Apabila banyak minum air, akan menyebabkan
urine cair atau bening.

ADH (Antidiuretic hormone)


 ADH diproduksi oleh hipotalamus, disimpan di
PEMEKATAN URIN (COUNTERCURRENT
hipofisis posterior.
SISTEM)
 ADH dilepaskan pada saat dehidrasi.
 Pada kondisi tubuh kekurangan cairan (defisit), urin
 ADH meningkatkan permeabilitas TC-II dan DC
dipekatkan dgn tujuan yg keluar hanya produk buangan
terhadap air reabsorbsi air meningkat.
tanpa kehilangan air (urin hipertonik), sebaliknya pada
 Fungsi utamanya menghemat air
kondisi kelebihan cairan tubuh, ginjal dpt
mengeluarkan sejumlah besar air atau urin diencerkan
Anatomy of Micturition
(urin hipotonik).
 Detrusor muscle
 Ginjal telah beradaptasi untuk menangani variasi harian
 External and Internal sphincter
konsumsi air, mekanisme ini disebut countercurrent
 Normal capacity 300-600cc
multiplier system.
 First urge to void 150-300cc
 Mekanisme yg mendasar adalah (1) permiabilitas air di
 CNS control
tubulus dan (2) transport aktif Na di ascending limb,
 Pons - facilitates
(3) dipengaruhi oleh hormon ADH.
 Cerebral cortex - inhibits

Peripheral Nerves in Micturition


 Parasympathetic (cholinergic) - Bladder contraction
 Sympathetic - Bladder Relaxation
 Sympathetic - Bladder Relaxation (β adrenergic)
 Sympathetic - Bladder neck and urethral contraction (α
adrenergic)
 Somatic (Pudendal nerve) - contraction pelvic floor
musculature

EKSKRESI
 Kadar zat dlm a.renalis > kadar zat dlm v.renalis
sehingga plasma ‘dibersihkan’ dari bbg zat
 Bersihan ginjal (renal clearance) suatu zat: volume
plasma (dlm ml) yg mll ginjal yang dibersihkan dari s/
zat per satuan waktu
 Untuk mengevaluasi fungsi ginjal ⇒ pengukuran LFG
(Laju Filtrasi Glomerulus/ GFR=glomerulus filtration
rate)

INNERVASI VESICA URINARIA


 ANS (Autonomic Nervous System =SSA)
 Parasimpatis  Rangsang kontraksi 
Mikturasi
 Simpatis: Sedikit peran untuk mikturasi, lebih
berperan pada pembuluh darah.
 N. pudendalis (skeletal motor fiber): innervasi
Pengaruh Penuaan pada Ginjal
external bladder sphincter, suatu voluntary skeletal
 Penurunan ukuran ginjal secara bertahap
muscle
 Penurunan ukuran ginjal menyebabkan penurunan
aliran darah ginjal
 Penurunan jumlah nefron fungsional
 Penurunan sekresi renin dan sintesis vitamin D
 Penurunan kemampuan nefron untuk mensekresi dan
menyerap

Konstituen Urine yang Tidak Normal


 Glukosa- bila terdapat dalam urin, kondisi ini disebut
glikosuria (nonpatologis) [glukosa biasanya tidak
ditemukan dalam urin.
Indikasi dari:
 Asupan karbohidrat berlebihan
 Menekankan
 Diabetes mellitus
 Albumin-abnormal dalam urin; molekulnya sangat
besar, terlalu besar untuk melewati membran
glomerulus > peningkatan permeabilitas membran yang
tidak normal
 Albuminuria- kondisi nonpatologis- aktivitas
berlebihan, kehamilan, asupan protein berlebihan--
menyebabkan albuminuria fisiologis. Kondisi
patologis- trauma ginjal akibat pukulan, logam berat,
toksin bakteri
 Badan keton- normal dalam urin tetapi dalam jumlah
kecil. Ketonuria- temukan selama kelaparan,
menggunakan simpanan lemak. Ketonuria adalah
pasangan dengan temuan glikosuria-- yang biasanya
didiagnosis sebagai diabetes melitus
 RBC-hematuria
 Hemoglobin- Hemoglobinuria- karena fragmentasi
atau hemolisis sel darah merah; kondisi: anemia
hemolitik, reaksi transfusi, luka bakar atau penyakit
ginjal
 Pigmen empedu- Bilirubinuria (pigmen empedu dalam
urin)- patologi hati seperti hepatitis atau sirosis
 WBC-
 Piuria- infeksi saluran kemih; menunjukkan
peradangan pada saluran kemih
 Gips- pecahan sel yang mengeras, silindris, keluar dari
saluran kemih
 Pemeran WBC- pielonefritis
 Pemeran RBC- glomerulonefritus
 Gips berlemak- kerusakan ginjal
Keterampilan Dasar Penyuluh Anti
Korupsi
7 Keterampilan Dasar Penyuluh Antikorupsi Kelengkapan pelatih (dress-code pelatih, draft pointers
Dasar: SKKNI Penyuluh Antikorupsi kata, handout peserta), dll
1. Merencanakan penyuluhan,
2. Mengorganisasikan penyuluhan, MELAKSANAKAN PENYULUHAN
3. Melaksanakan penyuluhan,  Cara menarik penyampaian materi penyuluhan terletak
4. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan, pada:
5. Membuat laporan kegiatan, • Cara menarik membuka penyuluhan,
6. Menerapkan K3 dalam penyuluhan, dan • Kegiatan inti dan
7. Menangani konflik yang muncul dalam kegiatan • Cara menarik menutup penyuluhan.
penyuluhan  Pembukaan yang kuat, audiens akan ingat.
 Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, kini tibalah
MERENCANAKAN PENYULUHAN saatnya untuk menyampaikan materi penyuluhan sesuai
 Perencanaan diperlukan untuk mengantisipasi dengan rencana
terjadinya gap atau penyimpangan antara tujuan yang
ingin dicapai dengan hasil yang diperoleh. METODE PENYULUHAN
 Perencanaan yang baik akan mampu memberikan • Boardgame
jaminan terhadap pencapaian mutu hasil penyuluhan Beberapa manfaat memainkan boardgame:
Perencanaan penyuluhan antikorupsi  mampu mengasah kemampuan berpikir dan
 Yakni pemilihan dan penetapan metode dan langkah- kreativitas,
langkah pembelajaran yang interaktif sesuai dengan  menjadi lebih aktif,
tujuan, materi, dan kelompok sasaran.  bersosialisasi dan komunikatif,
 Atau identifikasi kelompok sasaran dan merumuskan  mengasah kemampuan dalam menyusun
sosok ideal yang akan dihasilkan sesuai dengan strategi,
kedudukan dan perannya di masyarakat.  menanamkan rasa saling menghormati,
keakraban dan kejujuran, dan
MENGORGANISASIKAN PENYULUHAN  mengasah ketelitian dalam menyelesaikan
• Tahapan ini meliputi pengorganisasian waktu, sesuatu.
tempat, dan pelaksana penyuluhan serta menyiapkan • Role Playing
bahan ajar dan media pembelajaran yang  Strategi pembelajaran role playing adalah
dibutuhkan. metode pembelajaran berbentuk permainan
• Pengorganisasian waktu, tempat, dan pelaksana gerak yang di dalamnya terdapat sistem, tujuan
penyuluhan biasanya dituangkan dalam sebuah dan juga melibatkan unsur keceriaan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK)  Beberapa keunggulan menggunakan metode
Mempersiapkan check list role playing adalah mampu menumbuhkan
• Berdasarkan perencanaan yang disusun, perlu semangat serta rasa kebersamaan melalui
disiapkan checklist sebagai alat kontrol. pembelajaran yang menyenangkan.
• Contoh check list : • Studi kasus
• Daftar kebutuhan seperti fasilitas  Studi kasus dalam hal ini bukan hanya berarti
(lokasi/tempat, tempat duduk), kasus tindak pidana korupsi.
• Kelengkapan pelatihan (lembar/poster,  Penyuluh sebelumnya menyiapkan bahan
audio/video, alat bantu visual, banner), diskusi bagi peserta, dimana studi kasus terdiri
dari topik, deskripsi fakta, hipotesa, dan MENERAPKAN K3 DALAM PENYULUHAN
skenario jawaban. -
 Studi kasus merupakan pengujian secara rinci MENANGANI KONFLIK KEGIATAN
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau PENYULUHAN
satu tempat penyimpanan dokumen  Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu
• Demonstrasi dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain
 Pengertian metode demonstrasi menurut Syah karena beberapa alasan.
(2000:208) adalah metode mengajar dengan  Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya
cara memperagakan barang, kejadian, aturan perbedaan antara dua atau lebih individu yang
dan urutan melakukan kegiatan, baik secara diekspresikan, diingat, dan dialami.
langsung maupun melalui penggunaan media  Beberapa cara mengelola konflik salah satunya adalah
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan dengan mediasi yaitu suatu komitmen dan tindakan
atau materi yang sedang disajikan yang dibangun secara bersama dalam menangani
• Brainstorming masalah.
 Metode brainstorming disebut juga metode
sumbang saran. Suatu bentuk metode diskusi
untuk menghimpun gagasan, pendapat dan
pengalaman peserta.
 Metode ini adalah teknik mengajar dengan cara
melontarkan suatu masalah ke peserta,
kemudian peserta menjawab, menyatakan
pendapat, atau memberi komentar sehingga
memungkinkan masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru.
• Advesory dan fishbowl
 Menyuluh menggunakan metode advesory dan
metode fishbowl adalah metode diskusi yang
mengedepankan fokus pada solusi.
 Terdapat fasilitator yang menyiapkan skenario
dimana dalam setiap kelompok diskusi, dipilih
1-2 orang yang menghadapi tantangan.

MENGEVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN


• Cara melakukan evaluasi penyuluhan menjadi
kegiatan yang strategis untuk menilai apakah suatu
penyuluhan berjalan sesuai tujuan pelatihan yang
dirancang sebelumnya.
• Evaluasi ala Kirk Patrick menyatakan
• evaluasi level 1 atau reaksi,
• evaluasi level 2 atau evaluasi belajar,
• evaluasi level 3 atau tingkah laku (behavior)
dan
• evaluasi tahap 4 atau evaluasi hasil.
MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
-
Malpraktik
Malpraktik • Perawat bertindak tidak sesuai dengan Etika
Praktek yang salah atau tidak sesuai dengan standar keperawatan
pelayanan, standar profesi atau standar prosedur • Dampak negatif dari kemajuan teknologi
operasional. • Melakukan pemeriksaan laboratorium yang
tidak perlu
Contoh Standart Layanan Kep Jiwa : Restrain • Sponsor obat merk tertentu oleh pihak
Skala GAF untuk Pasien Intensif farmasi
 30 - 21 Perilaku sangat dipengaruhi oleh delusi atau Malpraktek Hukum
halusinasi atau gangguan serius dalam komunikasi atau • Memenuhi delik pidana ( perbuatan tercela dan
penilaian atau ketidakmampuan untuk berfungsi di dilakukan dengan sikap batin yang salah).
hampir semua bidang. Pertangung jawaban individu
 20 - 11 Beberapa bahaya melukai diri sendiri atau • Kesengajaan (intensional) : membuka
orang lain atau kadang-kadang gagal menjaga rahasia jabatan (Pasal 322 KUHAP), abortus
kebersihan minimal seseorang atau gangguan berat provokatus (Pasal 346 –349 KUHAP),
dalam komunikasi. Penganiayaan (Pasal 351 KUHAP)
 10-01 bahaya terus-menerus yang mengakibatkan luka • Kecerobohan (recklessness) : Bertindak
parah pada diri sendiri atau orang lain atau tidak sesuai standar profesi dan bertindak
ketidakmampuan terus-menerus untuk menjaga tanpa persetujuan pasien
kebersihan pribadi minimal atau tindakan bunuh diri • Kealpaan (negligence): bertindak
serius dengan harapan kematian yang jelas. menyebabkan kematian, cacat atau luka
berat (Pasal 359 –361 KUHAP)
Contoh Standart Prosedur Operasional TINDAKAN Malpraktek Perdata
KEPERAWATAN PADA HALUSINASI • Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya
wajib dilakukan
Intensif I Intensif II Intensif III

Dengarkan Dengarkan keluhan Dengarkan keluhan


• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya
ungkapan pasien pasien tanpa pasien
tanpa membantah menghakimi Latih cara
dilakukan tetapi terlambat atau tidak sempurna
atau mendukung Latih cara mengontrol
Yakinkan pasien mengontrol halusinasi dengan
melakukannya
dalam keadaan halusinasi dengan bercakap dengan
aman menghardik orang lain, dan • melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
Berikan Beri psikofarmaka: melakukan aktivitas
psikofarmaka antipsikotik oral terjadwal. dilakukan
parenteral: anti Pertahankan
psikotik pemberian Malpraktek Administrasi
psikofarmaka oral:
anti psikotik • Melanggar hukum Administrasi
• Persyaratan Profesi
• STR
Jenis Malpraktek
• SIP
Aspek Etika Profesi dan Aspek hukum
• SIPP
 Malpraktek Etik
• Batas kewenangan Perawat
 Malpraktek Hukum
• Kewajiban Perawat
 Malpraktek Pidana
 Malpraktek Perdata
 Malpraktek Administrasi
Kriteria dan Unsur Malpraktek
 Kelayakan pelayanan yang diberikan (Duty of Care) :
Malpraktek Etik
Profesional (with reasonable care and skill)
 Ada tidak nya pelanggaran kuwajiban ( The breach of • Ceroboh (Recklesness)
the duty)
 Tindakan merupakan penyebab dari akibat (Causation) Lalai (Negligence)
 Adanya ganti rugi (Damaged)  Meninggalkan benda asing didalam tubuh pasien
setelah pembedahan
Kriteria dan unsur Malprktek Keperawatan  Gagal mengobservasi pasien sesuia prosedur
 KMK-No-HK-01-07-MENKES-425-2020  Gagal mendapatkan informed Consent sebelum
 Bertindak teliti dan hati hati (Culpa) tindakan pembedahan
 Sesuai ukuran ilmu keperawatan saat ini  Gagal melaorkan vital sign
 Kemampuan rata rata dibanding kategori keahlian  Gagal memberikan keamanan pasien
 Sarana upaya yang sebanding dengan tujuan  Gagal memberikan penyuluhan yang diperlukan
sebelum pulang
Pembuktian Pidana Malpraktik
 Perbuatan pidana biasa: pembuktian akibatnya Cara menentukan kelalaian

 Perbuatan pidana Medik : pembuktian kausanya  Adanya Kewajiban (duty)

 Pasal 183 KUHP: larangan hakim menjatuhkan  Adanya penyimpangan dari kewajiban (derelection of

hukuman kecuali didasarkan sekurang-kurangnya dua duty)

alat bukti yang sah  Adanya Kerugian (damage)


• Kasus tidak melanggar kode etik  masalah  Adanya kaitan langsung antara penyimpangan
selesai kewajiban dengan kerugian (direct causal relationship
• Melanggar kode etik  diberi peringatan  Perbuatan tersebut bertentangan dengan hukum
• Melanggar hukum  diserahkan pengadilan  Akibat dari perbuatan tersebut dapat dibanyangkan
 Akibat perbuatan tersebut sebenarnya dapat dihindari
Kelalaian dalam Malpraktik  Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan kepadanya
 Penelantaran : Kegagalan melakukan perawatan hingga karena sebenarnya pelaku mestinya dapat
tingkat tertentu yang dilakukan seseorang berdasarkan membayangkan dan dapat menghindarinya.
ketentuan yang lazim jika ia berada pada situasi serupa.
Kesalahan Perdata yang disengaja
• Klaim ini dikeluarkan bila ada kewajiban yang
Penyerangan (Assault) Fitnah
seharusnya dilakukan terhadap orang lain, tetapi
Mengancam pasien Membuat pernyataan palsu
tugas tersebut tidak dilakukan sehingga pasien tentang pasien kepada orang
mengalami cidera ketiga yang menyebabkan
reputasi pasien rusak

Meyebarkan diagnosa
penyakit pasien
Klaim Perdata dan Tindakan yang dapat diklaim
Tidak disengaja Disengaja Kekerasan (Battery) Pemenjaraan yg salah
Lalai (Negligence) Penyerangan Membantu pembedah-an Mengikat pasien di unit
Kekerasan yang tidak bersifat darurat psikiatri yang tidak sesuai
Pemenjaraan yg salah tanpa per-setujuan pasien prosedur
Pelanggaran privacy Memukul pasien Menolak membiarkan
Fitnah pasien untuk pulang
Memaksa pasien menerima
Lalai injeksi
Memaksa pasien berjalan
• Kesalahan terhadap standar
padahal pasien tidak
• Kurang perhatian, kurang peduli menginginkannya
• Ketidak hati hatian karena kurang menduga atau
kurang memahami akibat yang akan terjadi
• Lupa
Pelanggaran Privacy
Menyiarkan informasi
pribadi pasien kepada
orang ketiga termasuk
anggota keluarga tanpa
persetujuan pasien
Membiarkan orang lain
yang tidak berkepentingan
membaca rekam medik
pasien, mengamati
prosedur tindakan
Mengambil gambar wajah,
gambar luka, gambar tato
tanpa persetujuan pasien
Aspek Legal dan System Kredensial
Perawat
TUJUAN bukti-bukti konkrit dan akurat yg digunakan dlm proses
Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mampu: keperawatan.
 Menjelaskan aspek hukum dalam dokumentasi Bukti relevan yg diperlukan adalah: riwayat pasien,
keperawatan pengkajian fisik keperawatan, diagnosis kep, rencana dan
 Jelaskan aspek hukum dari informed consent intervensi kep. Outcome dan evaluasi, termasuk rencana
 Menjelaskan aspek normatif perawat tindak lanjut).

 Menjelaskan peran dan fungsi perawat dalam  Catat situasi yg ada pd pasien (frek, severitas san

asuhan keperawatan detailnya), meliputi:

 Untuk mengetahui profesionalisme perawat dalam  Pasien dg mslh kes yg kompleks

pelayanan kesehatan Rumah Sakit  Pasien dg kondisi akut (nyeri berat, perdarahan,

 Identifikasi faktor predisposisi & unsur kelalaian. kesulitan nafas, Vital sign tdk stabil)

 Mengetahui tanggung jawab & tanggung jawab  Kondisi pasien yg berhub dg kemungkinan klaim ttg

perawat dalam Upaya Pelayanan Keperawatan. kelalaian petugas

ASPEK HUKUM DALAM DOKUMENTASI Aspek Hukum dari Informed Consent

KEPERAWAT-AN  Persetujuan yang diinformasikan adalah proses

Dokumentasi keperawatan mempunyai implikasi hukum pengungkapan informasi sedemikian rupa sehingga

bila diakui secara legal dan dapat dijadikan bukti dalam individu perlu membuat keputusan rasional yang

persidangan. disengaja mengenai informasi yang disajikan dan perlu


memberikan izin tertulis resmi untuk prosedur apa pun

Informasi di dalam dokumen asuhan keperawatan harus yang dilakukan atau di mana pun informasi

dapat memberikan catatan secara singkat tentang asuhan diungkapkan.

keperawatan klien dan sesuai dengan standar hukum.  Informed consent ~ ‘persetujuan berdasarkan tindakan’
 Informed Consents adalah Persetujuan yang diberikan
ASUHAN DAN PROSES KEPERAWATAN oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan
Implikasi hukum yg relevan adalah berhubungan dengan mengenai tindakan medik yang akan dilakukaan
dokumentasi asuhan keperawatan. terhadap pasien tersebut.
 Semua tindakaan yg akan dilakukan thd pasien harus
Merupakan aspek penting krn sbg bukti mendapat persetujuan secara tertulis atau lisan.
pertanggungjawaban praktek keperawatan. Dapat dijadikan  Tindakan dengan resiko tinggi HARUS secara tertulis
bukti dalam persidangan. dan ditandatangani oleh yg berhak memberikan
perstujuan
PETUNJUK PENDOKUMENTASIAN YANG
RELEVAN MENURUT HUKUM (SESUAI STANDAR
HUKUM)
Uraikan secara detail ttg kondisi fisik pasien kejadian
malpartik sering disebabkan oleh personal injury / harm to Kewajiban Moral berhubungan dengan Informed
a patient. Catat informasi ttg kondisi dan perilaku pasien, Consent:
medical and nursing treatments, askep yg diberikan, follow  kapasitas klien untuk memberikan persetujuan
up yg dilakukan, serta perubahan2 yg terjadi. Tunjukkan
 Memperoleh informasi yang relevan secara jelas dan
tidak ditutup-tutupi
 kebebasan klien untuk menentukan pilihan)

Kewajiban Moral Keprofesian perawat


Situasi yang menyangkut hubungan perawat – klien adalah :
Sebagai profesi, dlm memberikan pelayanan / asuhan
1. Prosedur terkait praktek independen perawat,
keperawatan, perawat bertanggung jawab (responsibility) &
2. Prosedur keperawatan yang berhubungan dengan
bertanggung gugat (liability) atas tindakannya.
prosedur pengobatan
3. Aspek keperawatan yang berhubungan praktisi Perawat dlm memberikan pelayanan / asuhan keperawatan

kesehatan lain perlu pengawasan oleh lembaga yg berwenang agar dapat

4. Tanggung jawab perawat adalah memberikan ditegakkannya instrumen normatif yg berlaku  Komite

proteksi dan meningkatkan otonomi klien. Keperawatan

5. Perawat berperan sebagai advocate selama proses


6. pemberian informasi (informed consent)
TANGGUNG GUGAT PERAWAT DLM UPAYA
dilaksanakan.
PELAYANAN KEPERAWATAN

Aspek normative Adalah kesediaan untuk mengganti kerugian yg timbul


Ketentuan2 yg berlaku dlm instrumen normatif, harus akibat perbuatan yg melanggar hukum, bersifat perdata
dipatuhi oleh perawat agar terhindar dr kesalahan yg Tanggung gugat muncul apabila upaya pelayanan di RS
berdampak pada tuntutan pertanggungjawaban & gugatan tidak memuaskan pasien krn tidak tercapainya tujuan upaya
ganti kerugian apabila pasien tdk menerima kegagalan kesehatan & bahkan menimbulkan kerugian pasien / klg.
perawat dlm memberikan asuhan keperawatan Dasar hukum: Pasal 55 ayat (1) UU 23/1992 ttg hak atas
ganti rugi terhadap kegagalan upaya kes krn kesalahan dan
Produk Hukum yg relevan atau kelalaian.
 Pasal 53 ayat (2) & Pasal 50 ayat (1) UU 23/1992
 Pasal 22 ayat (1) PP 32/1996
Ps 55 (makna) Perawat sebagai tenaga kesehatan
 Pasal 24 ayat (1) PP 32/1996 (terkait standar profesi)
yg memberikan pelayanan kesehatan / keperawatan,
 Kep Dirjen Yanmed No : Y.M.00.03.2.6.7637, th 1993
memikul tanggung gugat atas kesalahan dan / atau kelalaian
ttg pemberlakukan SAK di RS
dlm melaksanakan tugasnya di RS.
 Kep Munas PPNI No : 09/MUNAS IV/PPNI/1989 ttg
Perawat yg bekerja di RS tidak memikul tanggung gugat
pemberlakukan Kode Etik Keperawatan Indonesia
krn ia sbg pegawai RS yg menjalankan upaya pelay. Kes yg
 Kepmenpan Nomor: 94/Kep/M.PAN/11/2001 ttg
merup. Fungsi & tugas RS sbg badan usaha atau badan
Jabatan Fungsional Perawat & Angka Kreditnya.
hukum
 Kepmenkes Nomor: 1239/Menkes/SK/XI/2001 ttg
Tanggung gugat dibebankan kpd pemilik RS jk dikaitkan
Registrasi & Praktik Perawat.
dg kewajiban memberikan ganti rugi.

Peran perawat dlm pelayanan keperawatan


 Perawat sebagai pelaksana (care giver)
 Bertindak sebagai: comforter, protector, advocate
communicator, & rehabilitator
 Perawat sebagai pendidik (educator)
 Perawat sebagai pengelola (manager)
 Perawat sebagai peneliti (researcher)

Ada 3 Fungsi utama


Independent Function
Interdependent Function
Dependent Function

Cairan Elektrolit Tubuh


Apa pentingnya Cairan bagi tubuh manusia?
Karena Cairan dibutuhkan untuk menjadi pelarut (nutrisi,
deliver/mengantar dan membuang urea)

FUNGSI & PERANAN CAIRAN


 Melarutkan dan mengantarkan nutrisi ke sel, sekaligus
membantu tubuh menghilangkan produk limbah dari
sel
 Semua reaksi kimia terjadi di media air (metabolisme)  Berapa % perbandingan cairan tubuh antara intra sel

 Mengangkut zat seperti dengan ekstra sel pada manusia dewasa??


A. 50 : 50
 Hormon dan nutrisi
B. 20 : 40
 Transportasi O2 dari paru-paru ke sel-sel tubuh dan
C. 40 : 20 
transportasi CO2 dalam arah sebaliknya
D. 40 : 15
 Ini penting dalam mengatur distribusi kimia dan
bioelektrik di dalam sel Komposisi normal kompartemen cairan tubuh utama
 Mengencerkan zat beracun dan produk limbah dan (Mosmol / L H2O)
mengangkutnya ke ginjal dan hati
 Mendistribusikan panas ke seluruh tubuh
 Homeostatis: asam & basa, elektrolit dan suhu
 Melumasi sendi dan bertindak sebagai peredam kejut di
dalam mata dan sumsum tulang belakang. Cairan
ketuban, yang sebagian besar berupa air, melindungi
janin dari benturan dan benturan.

Mengapa balita/bayi mudah meninggal apabila Komposisi Cairan Tubuh


dehidrasi, dibandingkan dengan orang dewasa?
Karena bayi lebih banyak asupan cairan, sehingga apabila
bayi kekurangan cairan/dehidrasi akan mengakibatkan
kematian. Selain itu karena bayi berada di 75%-80% dan
itu lebih tinggi dari pada dewasa pria dan dewasa wanita.

Body Water

 Bayi  75%-80%
 Laki-laki  50%-60%
HOMEOSTASIS (KESEIMBANGAN) CAIRAN
 Wanita  50%-55% TUBUH
 Mutlak diperlukan agar organ dan jaringan tubuh
berfungsi dengan baik
TOTAL BODY WATER
 Keseimbangan tbw ditentukan oleh keseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran (pemasukan =
pengeluaran)
 Asupan cairan akan bervariasi karena harus disesuaikan
dengan banyak-sedikit jumlah cairan yang keluar dari
tubuh sehingga penurunan atau peningkatan cairan dalam kead statis, konstan atau tetap (kulit – suhu,
tubuh dapat dihindari. ginjal – air & elektr, GI – nutrisi, paru – O2 & CO 2).
Cairan tubuh terdiri dari:
Asupan & Keluaran Air Dalam Tubuh (Dewasa Sehat) 1. Zat bukan ion: glukose, Creatinine, Urem.
2. ION : Na, Cl, K dll.

Organ tubuh yang terlibat dalam regulasi


keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :

1. Ginjal (air, elektr, asam – basa) 173L plasma/hari


melalui ginjal  1.5 l urine
2. Jantung dan pembuluh darah :
Gangguan fungsi jantung  RBF ↓ GFR ↓ 
keseimbangan cairan, elektr dan asam basa
Body Water Balance
terganggu
Minum dan makan menyediakan air
Ginjal menghemat air sehingga keluaran = asupan
3. Paru  Terutama keseimbangan asam- basa.
Insensible water loss (IWL) 300 – 400 cc sehari
4. Kulit  500 – 600 cc/hari  keringatan/penguapan
IWL
5. Kelenjar Pituitary ADH  vol. darah dikendalikan
absorbsi & sekresi air dalam ginjal
6. Kelenjar adrenal Memproduksi hormon Aldosteron
 krn rangsangan dari Agiostensin  Na retansi 
retensi air
7. Kelenjar Parathyriod Mempertahankan kadar Ca
yang berguna untuk kontraksi jantung dan
pertumbuhan tulang.

Komposisi ION pada tubuh

HOMEOSTASIS CAIRAN
 Cairan yg masuk tubuh = keluar
 Proporsi % cairan dalam kompartemen cairan harus
relatif tetap (60 = 40 : 20)
 Apa respon tubuh bila ia merasakan dirinya kurang
cairan?
 Apa respon tubuh bila di dalam tubuhnya kelebihan
cairan?
 Homeo = sama
 Statis = tetap

Peranan Vasopresin/ADH

 Homeostatis:
Segala upaya yang dilakukan tubuh, agar
lingkungan hidup sel didalam tubuh kita selalu berada
 Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin) 
 ekskresi
Na & air

Faktor-faktor yg mempengaruhi Keseimbangan Cairan


& Elektrolit
 Umur
 Suhu lingkungan
 Diet
 Stres
 Penyakit
Mekanisme Kerja Vasopresin/ADH
Pengaturan Natrium (Na)
 Ion natrium terlibat dalam mempertahankan
keseimbangan air, mentransmisi impuls saraf, dan
kontraksi otot.
 Nilai laboratorium normal untuk natrium serum adalah
137 - 147 mEq/L.
 Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan
keluaran urin.
 Sumber utama natrium adalah garam dapur, daging
Pengaturan Keseimbangan Cairan & Elektrolit
olahan, makanan ringan, dan makanan kaleng.
1. Pengaturan volume cairan ekstrase
 Individu yang memiliki fungsi renal yang normal,
 Asupan cairan
dapat meningkatkan ekskresi natrium
 Peranan Ginjal
 Pengontrolan tekanan darah Pengaturan Kalium (K)
 Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic  Kalium merupakan kation intrasel utama, yang
peptide) mengatur eksitabilitas (rangsangan) neuromuskuler dan
 Pengontrolan keseimbangan garam kontraksi otot.
 Sistem Renin – Angiotensin Aldosteron  Kalium dibutuhkan untuk pembentukan glikogen,
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel sintesis protein, dan upaya memperbaiki asam-basa.
 Perubahan osmolaritas di nefron  Nilai laboratorium normal kalium serum adalah 3,5 -
 Peranan Vasopresin/ADH 5,0 mEq/L.
 Sumber kalium terdapat pada gandum utuh, daging,
Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbang-an polong-polongan, buah-buahan, dan sayur-mayur.
Cairan  Kalium membantu pengaturan keseimbangan asam-
1. Sistem saraf Reseptor basa karena ion kalium dapat ditukar dengan ion
 Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis hydrogen.
 Reseptor regang tekanan rendah di thorak  Kalium terutama diatur oleh ginjal. Suatu kondisi yang
Sistem saraf simpatis menurunkan haluaran urine akan menurunkan ekskresi
kalium.
2. Sistem endokrin  Seiring dengan peningkatan sekresi aldosteron, kalium
 Angiotensin II   reabsorpsi Na yang diekskresikan melalui urine akan lebih banyak
 Aldosteron   reabsorpsi Na sehingga kadar kalium serum menurun.
 Antidiuretic hormone (ADH)   reabsorpsi  Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran
air ion kalium dengan ion natrium di tubulus ginjal.
Apabila natrium dipertahankan, kalium akan
diekskresi.
Komunikasi Terapeutik Dalam Keluarga,
Kelompok dan Masyarakat
A. Tujuan umum
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROPOSAL
B. Tujuan khusus
PENYULUHAN PADA KELUARGA & MASYRAKAT
1. Persiapan 3. Perumusan tujuan mengikuti kaidah SMART
2. Pengkajian (Assessment) A. Spesific (spesifik/khusus)
3. Perencanaan Program atau Kegiatan (Designing) B. Measurable (dapat diukur)
4. Implementasi C. Achievable (dapat dicapai)
5. Evaluasi D. Realistic dan relevan (harus sesuai dengan visi
6. Terminasi misi)
E. Time bound (terikat dengan waktu)
Pengertian
IMPLEMENTASI
PERSIAPAN
1. Melakasanakan kegiatan sesuai rencana
1. Penyiapan Petugas:
2. Rinci prosedur operasional untuk melaksanakan
 Menyamakan persepsi anggota tim
program
2. Penyiapan Lapangan:
3. Perlu kerjasama yang baik antara petugas dan
 Studi kelayakan daerah sasaran
masyarakat
 Mengurus perijinan 4. Meningkatkan peran masyarakat dalam pelaksanaan
 Menjalin kontak dengan tokoh informal kegiatan
 Menjalin kontak dengan masyarakat
EVALUASI PROGRAM
PENGKAJIAN 1. Tentukan metode evaluasi
1. Mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) 2. Lakukan evaluasi bersama masyarakat
2. Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki 3. Pilih jenis evaluasi (formative atau summative)
3. Masyarakat sudah dilibatkan dalam tahap penilaian 4. Evaluasi pada komponen:
4. Kadang ditemukan ‘kebutuhan normatif’ yang tidak A. Input
dirasakan masyarakat B. Proses
C. Output
PERENCANAAN PROGRAM
1. Formulasikan tujuan yang ingin dicapai TERMINASI
2. Buat urutan pelaksanaan kegiatan (Isi kegiatan) 1. Saat mengakhiri ‘hubungan’ secara formal dengan
3. Pilih pendekatan dan metode yang akan digunakan, sasaran
Bisa juga metode dirinci masing-masing kegiatan 2. Perlu dilakukan secara pelan-pelan
4. Tentukan personalia yang bertanggung jawab pada 3. Perlu dijaga kontak setelah program selesai.
tiap kegiatan
5. Susun waktu pelaksanaannya
6. Buat rencana evaluasinya sesuai indikator
7. Tentukan anggaran kegiatannya

PENENTUAN TUJUAN
1. Maksud utama penentuan tujuan adalah untuk
membimbing program ke arah pemecahan masalah
2. Tingkatan tujuan ada dua:
Psikologi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL  Penerapannya dapat dilihat dalam berbagai setting
 Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku kehidupan manusia, yang pada dasarnya mengarah
individu sebagai fungsi dari rangsangan-rangsangan pada:
sosial. 1. Social Development
 Psikologi Soisal adalah subdisiplin ilmu psikologi yang 2. Group/Organizational Development
mempelajari interaksi: 3. Community Development
 Individu dengan individu
ASUMSI-ASUMSI DALAM PSIKOLOGI SOSIAL
1. Tingkah laku yang ditampilkan individu adalah tingkah
laku sosial karena berkaitan dengan kehidupan

 Individu dengan kelompok sosialnya


2. Dalam pembentukkan tingkah laku individu, faktor
individual selalu berinteraksi dengan faktor lingkungan
3. Tingkah laku individu dan kelompok merupakan akibat
 Kelompok dengan kelompok dari stimulus sosial pada saat-saat tertentu
4. Terdapat perbedaan individual dalam proses internal
sebagai akibat dari stimulus sosial tersebut (stimulus
yang sama dapat menimbulkan respon yang berbeda
karena proses internal yang berbeda)
CIRI-CIRI KEILMUAN
A. Psikologi Sosial sebagai disiplin ilmu mempelajari:
SUDUT PANDANG PEMBAHASAN OSIKOLOGI
 Hukum-hukum universal tentang tingkah laku
SOSIAL
sosial individu
Perilaku karakter orang lain
 Tingkah laku indivdu sebagai makhluk sosial
1. Proses-proses kognitif  tidak faham atau berbeda
 Tingkah laku individu dalam situasi sosial
sekali dengan yang kita harapkan
Wilayah studi psikologi sosial
2. Variabel-variabel lingkungan  daya
 Studi tentang pengaruh sosial terhadap individu
3. Konteks Budaya
(persepsi, motivasi)
4. Faktor-faktor biologis
 Stud tentang proses-proses individual sebagai
hasil dari proses Bersama (sikap, perasangka)
 Studi tentang interaksi kompleks (komunikasi,
kerja sama, kepemimpinan)
B. Aspek Epiotemologis
Ilmu Pengetahuan  psikologi sosial mempelajari sutu
 Asumsi (tidak perlu dibuktikan) determinasi
gejala dalam kondisi-kondisi yang terkontrol
 Pendekatan empiric (Harus ada bukti nyata)
Individu  unit analisis adalah individu, bukan masyarakat
 Menggunakan definsisi operasional (definisi yang
atau budaya
bisa diukur  Indeks Prestasi)
Rangsangan-rangsangan sosial  manusia dan seluruh
 Objektif dalam deduktif dan verifikasi (Sesuai
hasil karya manusia yang ada disekitar( norma-norma,
dengan kata-kata atau kondisi real)
kelompok sosial dan produk sosial lainnya
C. Aspek Aksiologia
 Psikologi sosial sebagai ilmu berfungsi untuk
Pendekatan Psikologi Sosial
mengetahui, menggambarkan, menjelaskan,
memprediksikan dan melakukan kontrol terhadap
tingkah laku sosial manusia
Psikologi Sosial berusaha memahami masalah Metoda & Teknik Pengumpulan Data
pembentukan kesan, konformitas, perubahan sikap, agresi, Dasar
kepatuhan dan perilaku menolong.  Observasi
 Interview
Berbagai pendekatan berbeda  Angket
 Tes Proyeksi
Khusus
 Pengukuran sikap (Thurstone, Likert, Gutmann,
Bogardus)
 Pengukuran persepsi (Osgood, Tannenbaum)

Problem-Problem yang dihadapi Dalam Pembentukan


Teori Psikologi Sosial
1) Kesulitan dalam definisi
 Konsep dengan menggunakan istilah yang
banyak digunakan
 Membuat definisi operasional
2) Masalah reabilitas data
 faktor alat pengukur
 Sumber data
 Pengendalian eksperimental

3) Ruang Lingkup Teori


 Jangkauan penerapan
 Keterbatasan
 generality ( keumuman)
4) Penentuan Jenis teori

METODA & TEKNIK


Metoda & Teknik Penelitian
 Survey: Deskriptif, explanatory
 Grounded Research
 Action Research
Menulis Artikel Jurnal Ilmiah
BENTUK KARYA TULIS ILMIAH (KTI) penulis lain dimuat di catatan kaki atau catatan
• Memiliki ISSN (International Serial Series Number) akhir.
• Memiliki mitra bestari sedikitnya 4 orang
• Terbit minimal 2 x 1 tahun ABSTRAK ARTIKEL DAN KATA KUNCI
• Bertiras minimal 300 eksemplar • Abstrak: rangkuman lengkap tentang isi artikel
• Tiap terbit, minimal memuat 5 artikel utama • Isi abstrak: permasalahan yang diteliti, subjek
penelitian, metode penelitian secara ringkas,
SIFAT KARYA TULIS ILMIAH temuan, kesimpulan.
• Objektif; subjektif; Rasional; Kritis; Pembaru dan up- • Menguraikan seluruh esensi tulisan; bukan
to-date; proporsional; memenuhi asas kejelasan, komentar atau pengantar dari penulis; sekitar 300
keringkasan, ketuntasan. kata, spasi tunggal, format lebih sempit (menjorok
ke dalam); Disertai 3-5 kata-kata kunci; Wajib
SUBSTANSI ARTIKEL ILMIAH ditulis dalam bahasa Indonesia & Bahasa Inggris.
Kumpulan/akumulasi pengetahuan baru; Pengamatan • Ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris)
empirik; Pengembangan gagasan baru

Bagian Utama Artikel


Jenis Artikel Jurnal Ilmiah Rekomendasi DP2M
Kemendikbud Pendahuluan

• Relevan dengan ranah ilmu tertentu; Ketercukupan • Memberikan acuan (konteks) permasalahan; Berisi

informasi atau data atau rujukan; Kesesuaian dengan hal-hal yang menarik (kontroversial, belum tuntas,

kepakaran atau minat; Kemutakhiran rujukan. perkembangan baru); Juga berisi rumusan singkat
hal-hal pokok yang akan dibahas; 15 – 20% dari

PENULISAN AFRTIKEL ILMIAH panjang artikel; Tanpa (sub) judul.

Pedoman Umum • Harus mencerminkan wawasan penulis tentang

• Artikel yang akan dimuat di jurnal: karya ilmiah permasalahan yang diteliti dan ditulis.

hasil penelitian atau penelitian konseptual yang • Secara implisit atau eksplisit menyampaikan

belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding, pemecahan masalah.

atau penerbitan lain. • latar belakang dipadukan dengan kajian pustaka

• Ditulis secara naratif (hindari penomoran, kecuali • Isi latar belakang, memuat alasan penelitian

terpaksa). (dipaparkan dalam bentuk harapan dan kenyataan)

• Jumlah halaman antara 15-20 dengan margin • Mengandung rumusan masalah.

4/3/4/3. • Kajian pustaka dalam pendahuluan mencakup teori


yang digunakan serta hasil penelitian yang

PEMBUKA ARTIKEL mendukung.

• Judul artikel
• Maksimal 12 kata. METODE PENELITIAN

• Harus mencerminkan masalah penelitian. Memuat ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil

• Menunjukkan hakikat objek, metode, dan wilayah penelitian sehingga peneliti dapat mereplikasi penelitian.

penelitian. Memuat populasi dan sampel atau subjek penelitian

• Ada identitas penulis (Nama tanpa gelar), lembaga dan data, instrumen, prosedur penelitian, teknik

tempat penulis bernaung. pengumpulan data, dan teknik analisis data.

• Jika penulis lebih dari 3 orang, yang dicantumkan


hanya penulis utama, dilengkapi dengan dkk; nama HASIL DAN PEMBAHASAN
• Berupa kupasan; Bersifat analitik, argumentatif, TEKNIK PENGACUAN
logis, kritis; Unsur penting: pendirian/sikap penulis; • Kutipan tidak langsung, sumber ditulis sesudah
60 – 80% artikel; Biasanya dibagi dalam beberapa pendapat yang diacu ditulis dan diletakkan dalam
sub-heading kurung.
• Pembahasan harus berisi penjelasan tentang temuan – (Nama, th.:hal.).
penelitian, interpretasi temuan berdasarkan teori • Kutipan tidak langsung (dibahasakan dengan bahasa
yang dirujuk di bagian pendahuluan, sumbangan sendiri) ditulis tanpa halaman.
penelitian terhadap bidang ilmu, sumbangan – (nama, tahun).
terhadap pemecahan masalah, serta konsekuensi
teoretis dari hasil penelitian.
• Hasil penellitian diarahkan untuk menjawab
masalah atau tujuan penelitian.
• jika terdapat 3 masalah atau 3 tujuan, juga ada 3
hasil yang dikemukakan.
• Tujuan pembahasan: menjawab masalah penelitian,
menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan ke
dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan
menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang
sudah ada.
• Dengan kata lain, pembahasan harus dapat
menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana.

KESIMPULAN
• Berisi: Penegasan pendirian penulis; Saran-saran; 10
– 15% panjang artikel
• Kesimpulan harus menggambarkan adanya
hubungan sebab akibat dari permasalahan dan
pemecahannya sehingga tersusun suatu rumusan
teoretis tentang jawaban masalah.

DAFTAR PUSTAKA
• Daftar pustaka disusun secara alpabetis dengan
urutan nama, tahun. Judul, Kota:penerbit.
• Hanya daftar pustaka yang benar-benar disebut
dalam artikel yang boleh ditulis dalam daftar
pustaka.
• Daftar pustaka yang baik, 80%-nya merupakan
acuan primer dari jurnal dengan masa terbit 10
tahun terakhir.
• Jurnal yang dimaksud lebih baik jurnal yang akan
dituju oleh artikel yang ditulis.
• Penulisan daftar pustaka dilanjutkan di akhir artikel
(bukan di halaman baru.
Sistem Limfatik
SISTEM LIMFATIK  Merupakan muara kapiler limfe
Terdiri atas:  Menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan
 Pembuluh Limfe mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan
 Nodus limfatik limfe kembali kejaringan kontraksi otot yang
 Organ limfatik berdekatan juga mencegah limfe keluar dari pembuluh
 Nodul limfatik  Beberapa pembuluh limfe berhubungan dengan
 Sel limfatik nodulilimfatisi yang terdapat pada organ
Cairan yang terdapat pada pembuluh limfe disebut cairan  Pembuluh limfe aferen membawa limfe ke Nn LL yang
limfe menyaringnya dari benda asing
 Setelah disaring, limfe dikeluarkan melalui pembuluh
Sistem Limfatik mempunyai fungsi: limfe eferen
 Transportasi kelebihan cairan intersisial ke aliran darah
 Transportasi diet lipid Trunkus Limfatikus
 Merupakan tempat limfosit  Terdiri atas: bagian kiri dan kanan
 Meningkatkan respon imun  Merupakan muara dari pembuluh limfe
 Terdiri atas:
Komponen pembuluh Limfe  Trunkus yugularis  menerima limfe dari kepala
Kapiler Limfe dan leher
 merupakan pembuluh limfe kecil yang merupakan  Trunkus subclavia  menerima limfe dari
tempat pertama dari jaringan limfe exterminitas superior, glandula mama, dinding
 tubulus yang terdapat sepanjang jaringan kapiler, thorax superficialis
kecuali di dalam sumsum tulang merah dan susunan  Trunkus Bronchomediastinalis  menerima limfe
saraf pusat dari struktur thorax bagian dalam
 Terdiri atas selapis endotelium, tetapi membran basalis  Trunkus Intestinalis  menerima limfe dari
lebih tipis dan diameter lebih besar struktur abdomen
 Filamen yang berbentuk jangkar mengikat sel endotelia  Trunkus Lumbalis  menerima limfe dari
ke struktur yang berdekatan extremitas inferior, dinding abdomino perlvic dan
 Sel endotelial yang overlap berperan sebagai katup organ perlvis
 Bila tekanan cairan intertitialis meningkat, cairan
masuk ke kapiler limfe dan sel endotelial menutup Duktus Limfatikus
 Cairan yang sudah masuk, tidak bisa kembali lagi  Merupakan muara trunkus limfatikus
kejaringan  Mengembalikan limfe ke sirkulasi vena

 Usus halus mempunyai kapiler limfatik yang spesial  Terdiri atas:

yang dinamakan lacteal Duktus Limfatikus Destra

 Lacteal  Lokasi: dekat clavicula

= mengangkut cairan intertitial  bermuara ke pertemuan V. Subclavia

= lipid  dextra dan V. Yugularis interna dextra

= vitamin larut dalam lipid  menerima limfe dari truncus lymphaticus leher dan

 Limfe pada tractus ini seperti susu dan disebut juga kepala kanan, ext superior kanan dan bagian kanan

chyle thorax

Pembuluh Limfe Ductus Thoracicus


 Panjang 37,5 – 45 cm
 Basis terletak pada bagian anterior vert. lumbalis 2
yang dinamakan cysterna chyli yang memerima limfe
dari:
 truncus lumbalis
 usus halus
 Ductus thoracicus memanjang dari cysterna chyli di
anterior corpus vertebra menuju pertemuan V.
Subclavia kiri dan V. Yugularis interna kiri
 Menerima limfe dari:
 bagian kiri leher dan kepala
 bagian kiri extremitas Sup Nodus Lymphaticus
 bagian kiri thorax  Terdapat sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda
 bagian tubuh inferior diaphragma oval atau bulat yang kecil
 Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari
Nodul Lympatic (Lymphatic Follicles) bagian tubuh
 Kelompok sel limfatik yang diselubungi oleh matrix  Fungsi utama menyaring antigen dari limfe dan
extra celluler menginisiasi respon imun
 Bagian tengah disebut pusat benih (germinal center)  Terdiri atas:
yang berisi proliferasi limfosit B dan makrofag  Cortex  terdiri dari atas nodul limfatik
 Limfosit T terdapat diluar pusat benih  Medulla  mempunyai untaian sel limfatik yang
 Berfungsi menyaring dan membunuh antigen disokong oleh jaringan ikat disebut medullary cords
sinus medullaris berupa rongga
Malt (Mucosa-Associated Lymphatic Tissue)  Vasa aferen membawa limfe ke nodus da vasa
 Kumpulan Nodul Lymphatic yang terdapat dilamina eferen membawa limfe keluar dari nodus
propria mucosa tractus gastrointestinalis, respiratorius
genitalis dan urinarius Thymus
 Terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus
 Bila ada antigen, akan menginisiasi respon imun
 Pada bayi dan anak-anak, timus agak besar dan sampai
 Sangat banyak di ileum, yang disebut peyer patches
ke mediastinum superior
 Timus terus berkembang sampai pubertas mencapai
berat 30 -50 gr
 Kemudian mengalami regresi dan digantikan oleh
Tonsil
jaringan lemak
 Merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra
 Pada orang dewasa timus mengalami atrofi dan hampir
seluler yang dibungkus oleh capsul jaringan
tidak berfungsi
pemyambung, tapi tidak lengkap
 Terdiri atas:
Limpa (Spleen)
 bagian tengah (germinal center)
 Terletak di Quadran atas kiri abdomen, di inferior
 Crypti, pinggir yang menonjol
diaphragma yang memanjang dari iga 9 – 11
 Ditemukan dipharyngeal yaitu :
 Terletak dilateralis ginjal dan posterolateral gaster
 tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior
 Bagian posterolateral disebut permukaan diaphragmatic
naso pharynx
dan bagian antero medeoial berisi hillus dimana A, V
 tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
dan Nervus, masuk-keluar melalui hillus ini
 tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
 Limpa disuplai oleh A. Splenicus
 Struktur Limpa

 Capsul
 terdiri atas jaringan pengikat yang iregular yang
membungkus limpa

 capsul akan menjulur kedalam dinamakan trabecula


dimana akan berjalan A dan V trabecularis
 Sel disekitar trabecula akan terbagi menjadi Pulpa
Alba dan Pulpa Rubra, yang mengelilingi pulpa
putih

Pulpa Alba
 Dihubungkan dengan arteri yang mensuplai
limpa
 Terdiri atas kelompok sel limfatik (limfosit T, B
dan Makrofag)
 Dipusat kelompok terdapat A. Centaralis
Pulpa Rubra
 Dihubungkan dengan vena yang mensuplai
limpa
 Terdiri atas:
 Splenic Cords mengandung eritrosit,
platelet, makrofag dan sel plasma
 Splenic Sinusoid berperan sebagai kapiler
yang membawa darah

Fungsi Limpa

 Menginisiasi respon imun bila ada antigen didalam


darah

 Reservoir eritrosit dan platelet


 Memfagosit eritrosit dan platelet yang defectiv
 Phagosit bacteri dan benda asing lainnya
Sistem Reproduksi
ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI  Penis: Merupakan alat kelamin luar yang berfungsi
untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.

ALAT REPRODUKSI WANITA

Alat reproduksi laki-laki terdiri dari:


 Testis: kelenjar kelamin penghasil sperma dan hormon
testosteron
 Saluran kelamin
Vasa eferentia: menampung sperma
Epididimis: mengabsorpsi sperma hingga kental dan
menyimpan sperma sementara (3 minggu)
 Vasdeferens: saluran penghubung epididimis
dengan uretra pada penis. Dibagian ujungnya
terdapat saluran ejakulasi  Ovarium (indung telur) Merupakan kelenjar kelamin
 Uretra merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma yang memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi
dan urine hormon estrogen dan progesteron

 Kelenjar tambahan:  Oviduk/tuba Fallopii (saluran telur): Berfungsi


 Vesika seminalis: Merupakan kantong semen (mani) menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan gerakan
yang dindingnya menghasilkan cairanlendir yang peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia pada
mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam dindingnya.
amino sebagai makanan dan pelindung sperma  Uterus (rahim): Tempat berkembangnya embrio.
sebelum membuahi ovum Selama kehamilan volume uterus mampu mengembang
 Semen (mani) adalah cairan yang terdiri dari sperma hingga 500 kali
dan cairan yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar  Vagina: Tempat penis pada saat kopulasi dan sebagai
 Kelenjar tambahan: jalan keluar bayi pada proses kelahiran

 Kelenjar prostat: Menghasilkan cairan basa  Organ kelamin luar:


berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk - klitoris/klentit: struktur yang sama dengan penis
menetralkan sifat asam pada saluran vasa eferentia - Vulva: terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan
dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat labium minor (bibir kecil)
bergerak dengan aktif - Lubang saluran kencing
 Kelenjar tambahan: - Lubang vagina: bagian terluar vagina

 Kelenjar cowperi (bulbouretralis): Penghasil cairan - Fundus: bagian lipat paha

pelicin
Pembentukan Sel Kelamin
 Oogonium berkembang menjadi oosit primer.
 Oosit primer membelah diri secara meiosis menjadi
oosit sekunder dan badan kutub pertama
 Oosit sekunder mengandung kuning telur dan
sitoplasma, badan kutub pertama merupakan inti sel
yang kemudian membelah diri menjadi dua
 Oosit sekunder membelah diri secara meiosis menjadi
otid dan badan kutub ke dua
 Otid berkembang menjadi ovum yang haploid
 Setiap oosit primer menghasilkan satu ovum.

OVULASI
 Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium.
 Ovum akan bergerak ke rahim, bersamaan dengan
proses ini, didnding rahim menjadi tebal seperti spon
penuh dengan pembuluh darah yang siap menerima
 Pembentukan Sperma (spermatogenesis) Terjadi di
zigot
dalam testis.
 Spermatogonium bersifat diploid dan selalu membelah
Fertilisasi/Proses Pembuahan
diri secara metosis sehingga berjumlah banyak.
Fertilisasi adalh proses peleburan antara satu sel sperma
 Sebagian spermatogonium membesar menjadi
dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang
spermatosit primer.
Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot dan
 Spermatosit primer terus membelah diri secara meiosis menempel pada dinding rahim
membentuk spermatosis sekunder.
 Spermatosit sekunder membelah diri kembali secara Kehamilan
meiosis menjadi spermatid.  Setelah zigot terbentuk, zigot langsung membelah diri
 Spermatid berdiferensiasi menjadi sperma menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya
 Tiap-tiap sperma memiliki jumlah kromosom setengah  Hasil pembelahan berupa sekelompok sel dengan
dari jumlah kromosom spermatogonium ukuran yang sama, mirip buah arbei disebut morula
 Morula akan terus membelah sampai terbentuk
blastosit, tahap ini disebut blastula. Rongga didalam
blastula disebut blastosol
 Dalam waktu bersamaan dinding rahim menebal penuh
dengan pembuluh darah siap menerima zigot
 Zigot menempel pada dinding rahim untuk berkembang
 Zigot berubah menjadi embrio

Kehamilan
 Terbentuk plasenta dan tali pusat sebagai penghubung
antara embrio dengan ibunya.
 Embrio dikelilingi cairan amnion untuk melindungi
dari bahaya benturan
 Pembentukan Ovum (oogenesis) Terjadi di dalam
 Usia 4 minggu, embrio mulai membentuk mata, tangan
ovarium.
dan kaki
 Oogonium bersifat diploid.
 Oogonium membelah diri secara mitosis sehingga
berjumlah banyak.
 Usia 6 minggu,embrio berukuran 1,5 cm. Otak, mata,  Aids (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
telinga dan jantung sudah berkembang. Tangan dan  Penyebab: virus HIV (Human Immunodedeficiency
kaki beserta jari-jarinya mulai terbentuk Virus)
 Usia 8 minggu, embrio sudah memiliki organ lengkap.  Akibat: hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap
Embrio berubah menjadi janin (fetus) penyakit karena virus ini menyerang sel-sel darah
 Setelah usia kehamilan mencapai kira-kira 9 bulan 10 putih
hari, bayi siap dilahirkan  Penyebaran: kontak cairan tubuh dengan penderita
AIDS. Orang yang terinfeksi virus HIV akan
Menstruasi menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih
Bila ovum tiadak dibuahi, dinding rahim yang telah tergantung daya tahan tubuh.
menebal dan penuh dengan pembuluh darah, akan rusak dan
luruh/runtuh. Bersama-sama dengan ovum, jaringan
tersebut dikeluarkan melalui vagina dalam proses
menstruasi (haid)

Penyakit pada Sistem Reproduksi


 Gonorhea (kencing nanah)
 Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae,
ditularkan melalui hubungan seksual.
 Akibat: radang pada organ reproduksi yang
menyebabkan kemandulan, mata, persendian dan
selaput otak pada bayi
 Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung
saluran kencing dan terasa panas (terbakar) saat
buang air kecil

 Sifilis
 Penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan
melalui hubungan seksual
 Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium
lanjut, sifilis menyerang hati, susunan syaraf dan
otak

 Herpes genital
 Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2
ditularkan melalui hubungan seksual
 Akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan
menyebabkan kanker rahim

 Keputihan (fluor albus)


 Penyebab: parasit seperti jamur Candida albicans,
protozoa Trichomonas vaginalis, bakteri dan virus.
Candida albicans menyukai lingkungan yang
mengandung gula dan hangat, sering ditemukan
pada wanita hamil dan penderita diabetes melitus
 Akibat: gangguan pada organ reproduksi wanita
Antrophol
ogi

Anda mungkin juga menyukai