Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


BALAI PENGENDALI PENDIDIKAN MENENGAH DAN KHUSUS WILAYAH X
SMA NEGERI 1 PATIKRAJA
Jln. Adipura 3 Patikraja Kec. Patikraja 53171 Telp. 0281-6844576

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Pribadi
Topik / Tema Layanan : Berani Bermimpin Meraih Cita-cita
Kelas / Semester : 11 / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli mampu mengungkapkan keinginan, harapan, dan mimpi atau cita-citanya
2. Peserta didik dapat menimbang secara realistis mimpi-mimpinya
3. Peserta didik/konseli dapat mengekspresikan sikap antusiasnya untuk meraih mimpi
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Berani Bermimpin Meraih Cita-cita
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta didik,
kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi lebih
semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi
layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak
peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang terkait dengan “kl
”Cita-cita Setinggi Tanah”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan
video tersebut.
2.5. Peserta didik memperhatikan tampilan slide tetang kisah inspiratif “Kisah lima ekor monyet”,
kemudian membaca dan memahaminya
2.6. Peserta didik dengan perasaan, pikiran dan pengalamannya bisa memberikan makna dari kisah
inspiratif tersebut
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik agar berani bermimpi untuk meraih cita-cita
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan
layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal,
antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya. (bisa
melalui link google form.

Patikraja, Juli 2020


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Patikraja Guru BK

Nastiti Rahayu, M.Pd Yetti Susi Suprapti, S.Pd


NIP. 19691116 199702 2 004 NIP. 19750812 200312 2 004
1. URAIAN MATERI

BERANI BERMIMPIN MERAIH CITA-CITA

Impian atau dream lebih kita kenal dengan istilah cita-cita. Cita-cita cenderung ke profesi
pekerjaan. Impian, dream, cita-cita merupakan segala bentuk harapan dan keinginan kita. Baik itu berupa
pekerjaan/profesi, atau materil, atau yang abstrak sekalipun.
Maria Nofaola, M.Psi., Psikolog pernah melakukan riset kecil terhadap siswa SMP di tahun 2008.
Dia pernah bertanya, “Apa impian kamu?”, kepada anak-anak SMP. Respon mereka, langsung melihat
teman ke kiri dan ke kanan, seperti kebingungan. Lalu, dia betanya lagi, “Cita-cita kamu apa?”. Mereka
tetap masih bingung, meski beberapa menjawab dengan menyebutkan nama-nama profesi, seperti guru,
polisi, pedagang. Itu pun hanya beberapa orang saja yang dapat menyebutnya dengan mantab. Akhirnya,
rasa keprihatinannya terhadap generasi muda ini mendorong saya memberikan pelatihan mental tentang
impian dan cita-cita. Dia tahu bahwa tugas ini tidak ringan. Dia harus membuka pikiran anak-anak
SMP bahwa mereka butuh impian dan cita-cita supaya mereka punya arah hidup. Setelah lulus sekolah
mau apa. Kalau ingin jadi A, B, atau C, apa yang harus mereka lakukan. Jika mau menjadi dokter, pelajaran
apa yang harus ditekuni.
Kita memang tidak terbiasa dengan dengan istilah impian. Bahkan beberapa orang mengartikan
dream sebagai mimpi. Ya, jika diterjemahkan dari segi bahasa artinya memang mimpi. Namun, maknanya
jauh lebih dalam dari yang dibayangkan orang.
Menurut ilmu psikologi, dream atau mimpi itu sendiri merupakan harapan-harapan atau
keinginan-keinginan yang tersimpan ke alam bawah sadar manusia.
Mari meniru Hyvon Ngetich yang mencapai garis finish dengan cara merangkak. Dia terjatuh
karena kondisi gula darah yang menurun. Dia menolak kursi roda yang disiapkan untuknya. Itulah salah
satu contoh orang yang memiliki impian.

Manfaat dan Arti Penting Memiliki Mimpi


Mimpi itu milik siapa saja karena semua orang berhak punya mimpi dan mewujudkan impiannya. Mimpi
memang tak selamanya jadi kenyataan, but the dreams will come true if we believe and we try. Mimpi
bisa membuat kita bersemangat menjalani kehidupan, ketika kita yakin bisa mewujudkan impian itu dan
terus mencoba dan mengubahnya menjadi nyata.
apa manfaatnya kalau kita punya mimpi?
Pertama,
Punya target dan tujuan yang hendak dicapai. Orang yang punya mimpi dan yakin bisa
mewujudkannya pasti akan terus berusaha dan mencoba, sekalipun banyak hambatannya.
Kedua,
Dengan memiliki impian, kita belajar mengorganisasikan harapan, perencanaan, penyesuaian
dengan kenyataan dan mengaplikasikan berbagai strategi dalam meraih impian tersebut. Berbagai bentuk
kegagalan sejatinya merupakan berbagai bentuk strategi yang kita temukan untuk mencapai sebuah
keberhasilan.
Ketiga,
Dengan memiliki impian, kita lebih bersemangat menjalani kehidupan,siap menghadapi
masalah/risiko dan memiliki tekad/keyakinan untuk bisa meraih sesuatu yang diinginkan. So, jangan takut
bermimpi karena mimpi bagian dari harapan yang hendak kita wujudkan, tentunya dengan bersikap
realistis dan yakin akan kuasa Tuhan.

Mengapa Cita-cita itu Penting


1. Cita-cita dan impian akan membantu kamu untuk selalu memiliki semangat untuk hidup, memiliki
semangat juang dan untuk membantu kamu untuk selalu mengingat masih ada hal yang harus diraih.
Belum waktunya untuk menyerah dan bersantai.

2. Cita-cita bisa membantu orang untuk terhindar dari depresi. Memiliki tujuan hidup dapat membantu
seseorang untuk selalu fokus dan tidak beranggapan bahwa dirinya tidak berarti.

3. Cita-cita akan membuat kamu termotivasi untuk selalu berusaha setiap hari. Tidak ada batas usia
untuk bermimpi. Cita-cita tidak mengenal batas usia selama kamu tahu apa yang ingin kamu lakukan.
Selama kamu memiliki tujuan hidup yang jelas, maka kamu pasti akan bisa meraih impianmu.

4. Cita-cita bisa mengubahmu menjadi orang dermawan dan murah hati. Saat kamu berhasil mencapai
impian kamu, maka tanpa kamu sadari kamu sudah berbagi cerita, memberi harapan dan menjadi
inspirasi bagi orang lain.
5. Cita-cita dapat mengubah sudut pandang kamu menjadi lebih positif. Kamu akan fokus pada hal yang
ingin kamu raih, dan perlahan melupakan hal negatif yang bisa menjadi penghalang.

6. Cita-cita dapat menjadikan kamu sebagai orang yang mandiri. Melakukan usaha sendiri untuk meraih
cita-cita, dan ketika tiba waktunya kamu berhasil meraih impian tersebut, kamu akan menjadi orang
yang paling bangga dengan hasil kerja kerasmu sendiri.

7. Cita-cita dan impian akan membawa kamu ke tujuan hidup yang lebih besar lagi. Bahkan orang paling
sukses di dunia sekalipun, memulainya dari impian kecil lebih dahulu. Mengambil keputusaan dan
mulai melangkah tahap demi tahap menuju impian dan harapan.

8. Tanpa cita-cita, kamu tidak akan bisa ke mana-mana karena kamu tidak tahu harus melakukan apa.
Cita-cita mampu membuat kamu termotivasi, terinspirasi, dan terus membantu kamu untuk meraih
setiap tujuan yang ingin kamu capai.

2. KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

NAMA KEGIATAN : KISAH “LIMA EKOR MOYET

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang
dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A
dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa
pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai
mencoba meraih pisang-pisang tersebut. Monyet A yang mula-mula mencoba men-daki tiang. Begitu
monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepa danya, sehingga terpleset dan
jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-kali sampai akhirnya monyet A
menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya
menyerah pula.
Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan
lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai me-nyentuh tiang, dia langsung
ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’
seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi na-sehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat
keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta
memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-monyet sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik
dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah
keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-teman yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu,
ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel.
“Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak
bisa menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad
naik.
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E dapat meraih pisang yang di inginkannya.

HIKMAH :
Pisang menggambarkan impian seseorang.
Setiap orang pasti mempunyai impian.
Namun sayangnya,
banyak hal-hal yang terjadi di sekitar kita,
yang menyebabkan impian kita terkubur dalam-dalam. Kegagalan bukan sesuatu yang menakutkan.
Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu,
belum tentu kita juga akan gagal.
Kegagalan merupakan tangga menuju
sebuah keberhasilan. Jangan biarkan orang lain
membunuh impian kita.
Tetaplah optimis dalam meraih cita-cita

Lampiran : 3 Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang ( √ ) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban “ TIDAK” apabila
anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK

Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberiikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk lebih dapat
mandiri.

Kisah inspiratif datang dari siswa tunanetra di Ponorogo yang berhasil menulis sebuah novel.

Solopos.com, PONOROGO — Cacat fisik bukan berarti menjadi penghalang seseorang dalam
berkarya. Itulah yang menjadi prinsip Nabiel Ghali Azumi, 15, siswa kelas X IPS SMA
Muhammadiyah Ponorogo yang mengalami tunanetra sejak lahir.

Nabiel, panggilan akrabnya, merupakan satu-satunya siswa tunanetra di SMA tersebut. Nabiel
merupakan penulis novel yang karyanya sudah banyak beredar di toko buku. Saat ini, siswa yang
tidak suka pelajaran matematika dan bahasa Inggris ini tengah merampungkan novel keduanya.

Kepada Madiunpos.com, dia mengatakan novel pertamanya yang berjudul Nafas Sang Pekat sudah
dua kali dicetak, karena masih banyak permintaan dari pembaca. Dalam novel itu, Nabiel
menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang mengalami tunanetra dan berharap kesembuhan.

Dalam novel setebal 130 halaman itu, dia menceritakan keinginan keluarga anak tunanetra itu supaya
bisa sembuh dan hidup normal seperti kehidupan anak pada umumnya.

Namun, kebutaan tersebut tidak dapat disembuhkan dengan berbagai pengobatan. Akhirnya sang
anak tunanetra itu pun menerima kenyataan dengan ikhlas.

“Sebenarnya kisah dalam novel itu adalah menceritakan kehidupan saya. Saya ingin berbagi cerita
dan motivasi kepada seluruh lewat novel itu,” ujar dia di ruang kelasnya, Senin (2/5/2016).

Novel Nafas Sang Pekat itu mulai ditulis pada 5 Mei 2015 dan rampung pada 14 September 2015.
Kemudian, naskah novel tersebut diedit oleh ayahnya yang juga penulis novel, selanjutnya naskah itu
dibawa ke penerbit yang ada di Jogja.

Dalam menuliskan cerita, Nabiel menggunakan laptop. Dia mengaku sudah hafal letak dan posisi
huruf, angka, dan tanda baca yang ada di keyboard laptop, sehingga tidak mengalami kesusahan saat
mengetik.

Mengenai novel kedua, ujar dia, masih nyambung dengan novel pertamnya. Cerita di novel keduanya
yang saat ini sudah 53 halaman itu juga bercerita mengenai sesosok anak yang mengalami tunanetra.
Dari hasil penulisan buku itu, mulai Januari 2016 lalu, Nabiel setiap bulan mendapatkan royalti dari
penerbit senilai Rp600.000. Uang tersebut biasanya digunakan untuk membeli kebutuhan hidup dan
menabung.

“Meski saya cacat, saya tetap ingin mandiri. Meski hanya lewat tulisan,” ujar warga Bojonegoro,
Jawa Timur itu.

Nabiel yang merupakan warga Bojonegoro, Jawa Timur, ini hidup di Ponorogo bersama sejumlah
anak penyandang tunanetra di pondok khusus tunanetra Muhammadiyah di Jl. Ukel Ponorogo.

Dia mengakui meski terlahir dalam kondisi tunanetra, dirinya tidak pernah merasa minder dan malu.
Justru, kekurangannya itu menjadi penyemangat bagi dirinya untuk terus maju dan berkreasi dengan
kemampuan yang dimilikinya.

Di sekolahan, dirinya juga tidak pernah mendapat perlakuan diskriminatif dari teman-temannya.
Justru teman-teman di kelasnya sering membantu Nabiel saat dirasa kesulitan dalam melakukan
aktivitas.

“Teman-teman di sekolahan sini baik-baik, saya sering dibantu dan mereka juga menghargai saya.
Kalau untuk prestasi akademik, saya biasa-biasa saja,” jawab anak pertama dari lima bersaudara ini.

Anda mungkin juga menyukai