Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tanah mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, karena semua orang memerlukan tanah semasa hidup sampai dengan

meninggal dunia dan menginggat susunan kehidupan dan pola perekonomian

sebagian besar yang masih bercorak agraria. Tanah bagi kehidupan manusia

mengandung makna yang multidimensional. Pertama, dari sisi ekonomi tanah

merupakan produksi yang dapat mendatangkan kesejahteraan. Kedua, secara

politis tanah dapat menentukan posisi seseorang dalam pengambilan keputusan

dimasyarakat. Ketiga, sebagai kapital budaya dapat menentukan tinggi rendahnya

status sosial pemiliknya. Keempat, tanah bermakna sakral karena pada akhir

hayat semua orang akan kembali kepada tanah. Makna yang multidimensional

tersebut ada kecendrungan bahwa orang yang memiliki tanah akan

mempertahankan tanahnya melalui apapun bila hak-haknya di langgar, sangat

berartinya tanah mempunyai peranan yang besar dalam dinamika pembangunan,

maka didalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan bahwa

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Ketentuan mengenai tanah juga dapat kita lihat dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria atau yang biasa kita sebut dengan UUPA. Keberadaan tanah semakin

1
2

penting sehubungan dengan makin tingginya pertumbuhan penduduk dan

pesatnya kegiatan pembangunan yang menyebabkan kebutuhan akan tanah juga

semakin meningkat, sementara dipihak lain persediaan akan relatif sangat terbatas.

Ketimpangan antara peningkatan kebutuhan manusia akan tanhan dengan

keterbatasan ketersediaan tanah sering menimbulkan benturan kepentingan di

tengah-tengah masyarakat. Terjadinya kebenturan menyangkut sumber daya tanah

tersebutlah yang dinamakan masalah pertanahan.

Masalah pertanahan juga ada yang menyebut sengketa atau konflik

pertanahan. Secara etimologi, istilah „„masalah‟‟ di artikan sebagai sesuatu yang

harus diselesaikan, sedangkan istilah “sengketa” dimaksudkan sebagai sesuatu

yang menyebabkan perbedaan pendapat, pertengkaran/perbantahan, pertikaian/

perselisihan, perkara di pengadilan, dan “konflik” adalah percekcokan,

perselisihan, pertentangan.Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai istilah

yang di gunakan, yang dalam penelitian dipakai istilah “sengketa pertanahan‟‟,

mencakup pengertian adanya duatu persoalan,perselisihan, perbedaan pendapat

antara para pihak yang berkepentingan menyangkut sumber daya tanah.

Namun yang pasti, sengketa pertanahan tersebut harus dilakukan

pengkajian dan penanganan oleh instansi berwenang duna penyelesaiannya secara

tuntas. Pada priinsipnya setiap sengketa pertanahan dapat diatasi dengan norma

dan aturan-aturan yang ada, atau kata lain diselesaikan berdasarkan hukum yang

berlaku. Penyelesaian sengketa pertanahan berdasarkan hukum yang berlaku

tersebut dilandasi oleh konstitusi yang menegakkan bahwa negara indonesia

sebagai suatu negara hukum. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam pasal 1 ayat
3

(3) undang-undang dasar (UUD) 1945. Negara hukum pada prinsipnya memiliki

syarat-syarat esensial, antara lain harus terdapat kondisi-kondisi minimum dari

suatu sistem hukum dimana hak-hak asasi manusia dihormati.

Selanjutnya aturan-aturan dasar tersebut dijabarkan alam peraturan

perundang-undangan ( Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

dasar Pokok-Pokok Agraria atau disebut juga Undang-Undang Pokok Agraria

(UUPA) dan juga dalam peraturan pelaksanaanya yang merupakan substansi

hukum yang disebut hukum pertanahan/ keagrarian. Oleh karena itu pengaturan

dan pengelolaan terhadap bidang pertanahan/keagrarian ini melalui kehadiran

peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya dalam UUPA, di yakini

dapat menyelesaikan masalah/ sengketa tanah. Hal yang lebih penting lagi bahwa

semangat UUPA yang mendahulukan kepentingan rakyat, yakni dalam

pertimbangannya menegaskan bahwa Hukum Agraria Nasional harus memberi

kemungkinan akan tercapainya fungsi bumi, air dan ruang angkasa, sesuai dengan

kepentingan rakyat indonesia dan perkembangan zaman serta merupakan

perwujudan Asas-Asas Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusian, Kebangsaan,

Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.


4

Tabel 1.1: Laporan Daftar AnggotaKelompok Tani Makmur Sejati (KTMS)


Desa Kiyap Jaya Kec. Bandar Sei Kijang Kab. Pelalawan.
No Nama Alamat Luas Bukti Keterangan
Lahan penguasaan
1 Agus s Kiyap jaya 1 Ha Belum ada surat Tebas tebang
2 Atmo Kiyap jaya 4 Ha Belum ada surat Dari musa, edi
sumarlin
3 Edi sumarlin Kiyap jaya 6 Ha Belum ada surat Tebas tebang
4 Abu Kiyap jaya 4 Ha Belum ada surat Tebas tebang
kustomaji
5 M. syukur Kiyap jaya 4 Ha Belum ada surat Tebas tebang
6 Saharudin Kiyap jaya 9 Ha Belum ada surat Tebas tebang
7 Ishak Kiyap jaya 10 Ha Belum ada surat Tebas tebang
8 Nurhayati Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Tebas tebang

9 Mukhlis H Kiyap jaya 6,8 Ha Belum ada surat Tebas tebang

10 Nurwijaya Kiyap jaya 5 Ha Belum ada surat Dari ishak,


rusli
11 Suhaemi J.R Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari edi
sumarlin
12 Sandiono Kiyap jaya 5,5 Ha Belum ada surat Dari ishak,
jamaluddin
13 Budiman Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari
saharuddin
atau mukhlis
14 Hasan lubis Kiyap jaya 6 Ha Belum ada surat Dari H.
Lukman
15 Jumrizal Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari Edi
sumarlin
16 Endang Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari Edi
sumarlin
17 Suprianto Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari basrah
18 Sorani jamasi Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari mukhlis
19 Abdul halim Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari apit
20 Romli Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari kasim
21 Sabar R.A Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Tebas tebang
22 Masnur Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari saharudin
23 S. purba Kiyap jaya 2,5 Ha Belum ada surat Dari saidi
5

24 R. siketang Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari jais


25 A. Gultom Kiyap jaya 3 Ha Belum ada surat Dari jais
26 B. siagian Kiyap jaya 1,5 Ha Belum ada surat Dari
awaluddin
27 D. tambunan Kiyap jaya 1,5 Ha Belum ada surat Dari
awaluddin
28 Tugianto Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari musa
29 Jumadi Kiyap jaya 2,8 Ha Belum ada surat Dari H. M ali
30 Paiman Kiyap jaya 3 Ha Belum ada surat Dari jamal
31 S.D. siahaan Kiyap jaya 5 Ha Belum ada surat Dari rusli
32 B. siagian Kiyap jaya 3,5 Ha Belum ada surat Dari tapih
gayo
33 Harris sihaan Kiyap jaya 3 Ha SKGR-299 & Dari samin
300/SKJ/2001
34 Miskat Kiyap jaya 6 Ha Belum ada surat Dari sulung
35 Sarman Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari sulung/
sujak
36 Sutikno Kiyap jaya 2 Ha Belum ada surat Dari sulung/
sujak
37 Nurfalid Kiyap jaya 5 Ha Belum ada surat Dari h.
Lukman hakim
38 Zulfitri Kiyap jaya 2,5 Ha Belum ada surat Dari h.
Lukman hakim
39 Sukarjo Kiyap jaya 6 Ha Belum ada surat Dari firdaus,
sonek, nuar

40 A. pasaribu Kiyap jaya 5 Ha SKGR- Dari abas


668/SKJ/1996
41 B. manalu Kiyap jaya 3 Ha SKGR- Dari ajar
436/SKJ/1996
Total 145,6
Ha
Sumber: Laporan Daftar Anggota Kelompok Tani Makmur Sejati Desa Kiyap
Jaya Tahun 2014-2016
6

Daftar Gambar 1.2: Daftar Gambar Peta Lokasi Lahan Masyarakat


Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS)Desa kiyap
Jaya Kec. Bandar Sei Kijang Kab. Pelalawan

Pekanbaru Desa Kiyap jaya


Pangkalan Kerinci

Jl. Lintas Timur

Pabrik Sawit
450 M PT. SAR( Sinar Agro
Raya)

Sungai Kiyap Jaya

Jembatan Lokasi Konflik

Lokasi Lahan Perkebunan Masyarakat


KTMS Desa Kiyap Jaya
( 145,6 Ha)

PerkebunanSawit
Desa Lubuk Ogong
PT. CDSL (CIPTA
Daya Sejati Luhur)
Luas ± 3.671,99 Ha

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Kantor Wilayah


Provinsi Riau Tahun 2013

Sebuah kasus yang terjadi di Desa Lubuk Ogong Kec. Bandar Sei Kijang

Kab. Pelalawan ini adalah kasus/ permasalahan tanah antara Masyarakat


7

Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya dengan HGU PT.

CDSL. Permulaan permasalahan persengketaan tanah antara Masyarakat

Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya dengan pihak PT.

CDSL dikarenakan PT. CDSL menguasai lahan tersebut berdasarkan Hak Guna

Usaha No. 133 Tahun 1999 sesuai keputusan pemberian Hak Guna Usaha dari

Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Pusat)

Nomor: 90/HGU/BPN/1998 tanggal 23 Desember 1998 seluas 3.671,99 Ha

sebagaimana dimaksud dalam peta bidang tanah Nomor: 4/1998 Tanggal 27 Juli

1998 di lokasi Lahan Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya yang teletak didesa lubuk ogong seluas 145,6 Ha yang sudah ditanami

sawit oleh masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya,

yang mana pada saat ini lahan tersebut di sengketa oleh perusahaan yaitu PT.

CDSL yang terletak di Desa Lubuk Ogong Kecamataan Bandar Sei Kijang

Kabupaten Pelalawan.

Masalah Sengketa tanah yang terjadi antara Masyarakat Kelompok Tani

Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya dengan HGU PT. CDSL yang terdapat

di Desa Lubuk Ogong Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan ini

sudah berlangsung dari tahun 2010. Demikian juga informasi yang didapat dari

berita Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya

akibat dari terjadi sengketa tanah yang dilakukan oleh PT. CDSL Masyarakat

merasa terintimidasi. Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya sangat kecewa dengan adanya HGU PT. CDSL terhadap lahan tanah

yang dimiliki oleh Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS). Dimana
8

sebelumnya Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap

Jaya dahulunya yaitu kelompok tani peladang palawijaya dan pada tahun 2003

seluruh anggota kelompok tani peladang palawijaya menyatakan penggantian

pengurus kelompok tani yang baru. Adapun yang dipilih menjadi ketua yaitu

bapak saudara Mukhlis Harahap, sekretaris Apit , dan bendahara Nanok.

Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya sudah

mendapat SK Bupati Nomor : KPTS.521./BKKKPP-KSDP/794/2014 yang mana

pada saat ini Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap

Jaya beranggotakan 41 orang.

Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya

menguasai lahan tersebut berdasarkan Surat Keterangan Ganti Kerugian yang

dikeluarkan oleh kepala Desa sekijang kecamatan Langgam Kabupaten Kampar

pada tahun 1994. Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya sudah lama mengelola/ membuka lahan hutan tersebut pada sejak

tahun 1993/1994, yang awalnya ditanam padi dan palawijaya kemudian pada awal

2010 PT. CDSL mengklaim lahan tersebut masuk dalam wilayah HGU PT.

CDSL.

Kemudian Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya memohon agar pemerintah meninjau ulang izin HGU PT. CDSL yang

ditujukan kepada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (pusat) melalui

surat Nomor: 1/IV/KTMS/2010. Menindak lanjuti surat Masyarakat Kelompok

Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya tersebut, maka Badan Pertanahan

Nasional Provinsi Riau menugaskan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten


9

Pelalawan meneliti data fisik dan yuridis lahan tersebut melalui Surat Nomor:

775/18-14/IV/2010. Kemudian Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Pelalawan

mengundang Camat dan Kapolsek Bandar Sei Kijang, Kepala Desa Lubuk Ogong,

Pimpinan PT. CDSL, Ketua KTMS Desa Kiyap Jaya, untuk menijau lokasi lahan

yang disengketakan melalui Surat Nomor: 02/600.14.05/V/UND/2010 dimana

hasil peninjauan lokasi tersebut dilaporkan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Pelalawan ke Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Pusat) melalui

Surat Nomor: 251/600,14.05/V/2010. Masalah sengketa Masyarakat Kelompok

Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya dengan HGU PT CDSL sampai

sekarang belum juga terselesaikan hal ini disebabkan bahwasanya pimpinan

perusahaan pemutus masalah tersebut yang kunjung tidak pernah datang.

Karena permasalahan lahan Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya ini yang kunjung tidak pernah terselesaikan, maka ada inisiatif kepala

desa kiyap jaya (Herman) untuk ikut membantu menyelesaikan masalah ini

dengan surat Nomor: 23/UM/KJ/16, Namun lagi-lagi pertemuan ini tidak dihadiri

oleh wakil dari PT. CDSL yang tidak bisa memutuskan masalah ini. Masyarakat

menduga/ menilai bahwa PT. CDSL selalu mengitimidasi agar masyarakat mau

menyerahkan lahannya dengan ganti rugi yang tidak layak (dibawah harga

pasaran yang berlaku).


10

Tabel 1.3 : Daftar Permasalahan Sengketa Tanah dari Tahun 2010-2016

No Tahun Permasalahan
1 2010 a. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya mengajukan permohonan kepada Bapak Kepala
BPN RI Pusat untuk melakukan peninjauan kembali
HGU PT. CDSL seluas ± 145,6 Ha yang terletak di Desa
lubuk ogong Kec. Bandar Sei Kijang Kab. Pelalawan
Provinsi Riau.
b. Pengurus Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa
Kiyap Jaya meminta kepada Badan Pertanahan Nasional
RI mengadakan penelitian baik data fisik maupun data
yuridis yang berkaitan dengan sengketa lahan hak guna
usaha atas nama PT. CDSL seluas
± 145,6 Ha yang terletak didesa lubuk ogong Kec.
Bandar Sei Kijang Kab. Pelalawan Provinsi Riau.
2 2011 a. Pengurus kelompok tani makmur sejati melakukan
pengaduan kekanwil badan pertanahan nasional provinsi
riau
b. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya melakukan peninjauan lokasi sengketa pertanahan
atas HGU PT. CDSL seluas ± 145,6 Ha yang terletak di
Desa Lubuk Ogong Kec. Bandar Sei Kijang Kab.
Pelalawan ( dahulu Desa Sei Kijang Kec. Langgam Kab.
Kampar) Provinsi Riau.
3 2012 a. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya Melakukan pembahasan permasalahan sengketa
lahan dengan HGU PT. CDSL seluas ± 145,6 Ha yang
terletak di Desa lubuk ogong Kec. Bandar Sei Kijang
Kab. Pelalawan Provinsi Riau.
b. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya menindak lanjuti Pelaksaan pengukuran hasil
internal gelar kasus dengan
PT. CDSL.
c. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya membuat surat pernyataan tentang penguasaan tanah
dan menyatakan belum pernah menerima ganti rugi dari
pihak PT. CDSL.
4 2013 a. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya menindak lanjuti atas koordinasi pengukuran
lanjutan bidang tanah yang belum di ukur dan
pengumpulan surat pernyataan sebagai bukti penguasaan
atas tanah dan pernyataan belum menerima ganti rugi
dari PT. CDSL.
5 2014 a. Mendudukan pihak PT. CDSL dengan Masyarakat
Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
11

Jaya untuk bermusyawarah masalah ganti rugi terhadap


tanah yang diklaim oleh HGU PT. CDSL yang bertepatan
diKantor Desa Kiyap Jaya.
7 2016 a. Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap
Jaya menindak lanjuti kepada kepala BPN Pusat terkait
pembahasan permasalahan lahan dengan pihak
perusahaan PT. CDSL
b. Melakukan perdamaian antara Masyarakat Kelompok
Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya dengan
pihak PT. CDSL dan mencari titik terang dari
penyelesaian konflik sengketa tanah.
Sumber : Laporan Peristiwa Konflik dari Kelompok Tani Makmur Sejati
(KTMS) Desa Kiyap Jaya Tahun 2010-2016

Berdasarkan tabel di atas melalui permasalahan yang terjadi dari tahun

2010-2016 kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya ingin

masalah yang terjadi ini di selesaikan dengan tuntas karna lahan tersebut adalah

sumber yang paling penting bagi Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya di dalam perekonomian hidupnya. Masyarakat Kelompok Tani

Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya sudah segala upaya dilakukannya untuk

menyelesaikan masalah lahan yang diklaim oleh perusahan PT. CDSL yang

masuk diwilyah HGU yang melalui surat nomor : 2745/26.3-600/IX/2010. Mulai

dari pengaduan yag dilakukan oleh masyarakat kelompok tani pada tahun 2010

kepada Badan Pertanahan Nasional Pusat melakukan peninjauan atau pengukuran

lahan oleh pihak Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Pusat kemudian

mengusut kekantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten

pelalawan meminta diselesaikan karna masih mengambang dan tidak jelas.

Sehubungan dengan permasalahan di atas mengenai sengketa tanah yang

terjadi di Desa lubuk Ogong Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan.

Hal ini mendorong penulis untuk meneliti lebih mendalam mengenai sengketa
12

tanah masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya

dengan HGU PT CDSL dengan judul: ‘‘ Analisis Penyelesaian Konflik

Pertanahan Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap

Jaya dengan HGU PT. CDSL di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten

Pelalawan ( Studi Kasus di Desa Lubuk Ogong)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa yang menjadi fokus

penelitian ini adalah penyelesaian konflik Pertanahan Masyarakat Kelompok Tani

Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya Dengan HGU PT. CDSL yang

bertepatan di Desa Lubuk Ogong Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten

Pelalawan. Adapun yang jadi masalah peneliti yaitu:

1. Bagaimana upaya penyelesaian konflik pertanahan antara Masyarakat

Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya dengan

HGU PT. CDSL di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten

Pelalawan?

2. Apa saja hambatan-hambatan dalam penyelesaian konflik pertanahan

antara Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa

Kiyap Jaya dengan HGU PT. CDSL di Kecamatan Bandar Sei Kijang

Kabupaten Pelalawan?
13

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui upaya penyelesaian konflik pertanahan antara

Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Desa Kiyap Jaya

dengan HGU PT. CDSL di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten

Pelalawan.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam penyelesaian konflik

pertanahan antara Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS)

Desa Kiyap Jaya dengan HGU PT. CDSL di Kecamatan Bandar Sei

Kijang Kabupaten Pelalawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis bagi pengembang ilmu pengetahuan yang sudah di

dapatkan di universitas dan mengaplikasikannya.

2. Manfaat praktis, sebagai sumbangan pemikiran penulis terutama bagi

Masyarakat Kelompok Tani Makmur Sejati (KTMS) Dengan HGU PT.

CDSL.
14

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini memuat Latar Belakang masalah, Rumusan masalah,

Tujuan penelitian, Manfaat penelitian dan Sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Pada Bab ini mengemukakan berbagai masalah terkait dengan

penelitian ini yang terdiri dari kerangka teori, penelitian

pendahuluan, konsep operasional dan Hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian,subjek

dan objek penelitian, sumber data penelitian, populasidan sample,

tekhnik pengumpulan data dan analisa data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum tentang objek yang akan

diteliti dan tempat dimana akan dilakukannya penelitian.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Didalam bab ini memuat hasil dari penelitian dan pembahasan yang

penulis lakukan.
15

BAB VI : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup, yang berisikan tentang kesimpulan

dari hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai