Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH KERAJAAN KEDIRI

Disusun oleh :
ALINKA KHIRANI PUTRI (04)

SMA N 1 KARANGDOWO
TAHUN AJARAN 2024/2025

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini.
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih
terbilang terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya
tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini,
khususnya para rekan-rekan.Terimakasih juga tak lupa saya haturkan kepada Guru
Mata Pelajaran yang telah memberikan saya tugas ini. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang kami buat ini
yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami memohon maaf apabila
ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini
menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

Karangdowo, Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Kerajaan Kediri.............................................................................. 2
B. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri............................................... 2
C. Perkemanbangan Kerajaan Kediri................................................. 3
D. Raja-Raja Kerajaan Kediri............................................................. 4
E. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri............................................ 7
F. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri................................................ 7
G. Runtuhnya Kerajaan Kediri........................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 9
A. Kesimpulan.................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 10
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa-masa awal Kerajaan Panjalu tidak banyak diketahui. Prasasti
TURUN HYANG II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Jangala hanya
memberitakan tentang adanya perang saudara antara kedua Kerajaan sepeninggal
Airlangga.
Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti SIRAH
KETING (1104) atas nama SRI JAYAWARSA. Sebelum Sri Jayawarsa hanya
SRI RAMAWIJAYA yang sudah diketahui dan sesudahnya diketahui secara
jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan.
Kerajaan Panjalu dibawah pemerintahan SRI JAYABHAYA berhasil
menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam
prasasti NGANTANG (1135) yaitu Panjalu Jayati atau Panjalu menang. Kerajaan
Panjalu mengalami masa kejayaan, wilayahnya meliputi Jawa dan beberapa
pulau di Nusantara. bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di
Sumatera. Hal ini diperkuat dengan kronik Cina ling-wai-tai-ta karya Chou-ku-
fei (1178), bahwa pada masa itu negeri yang paling kaya selain cina secara
berurutan adalah Arab, JAWA, Sumatera. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah
Bani Abbasiyah, JAWA adalah kerajaan PANJALU. Sumatera dikuasai oleh
Kerajaan Sriwijaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kerajaan Kediri?
2. Siapa saja Raja-Raja Kerajaan Kediri?
3. Bagaimana Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri?
4. Bagaimana Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri?
5. Kapan Runtuhnya Kerajaan Kediri?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Sejarah Kerajaan Kediri
2. Untuk mengetahui Raja-Raja Kerajaan Kediri
3. Untuk mengetahui Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri
4. Untuk mengetahui Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
5. Untuk mengetahui Kapan Runtuhnya Kerajaan Kediri

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan kediri
Lahirnya Kerajaan Kediri berkaitan dengan adanya pembagian kekuasaan
di Kerajaan Medang Mataram pada tahun November 1041. Airlangga membagi
kerajaan bertujuan untuk menghindari terjadinya perang saudara di Mataram.
Setelah Mataram dibagi 2 oleh Mpu Bharada seorang Brahmana yang terkenal
akan kesaktiannya, muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi gunung Kawi
dan sungai Brantas. Kerajaan barat yang bernama Panjalu diberikan pada
Samarawijaya (iparnya) yang berpusat di kota baru dengan ibukota Daha yang
meliputi Kediri, Madiun sedangkan kerajaan timur yang bernama Janggala
diberikan pada Mapanji Garasakan (anak keduanya) yang berpusat di kota lama
yang meliputi daerah Malang dan delta sungai Bantas, dengan pelabuhan
Surabaya, Rembang dan Pasuruan ibukotanya Kahuripan. Padahal airlangga telah
mempersiapkan putra sulungnya sebagai penggantinya, tapi tidak bersedia dan
lebih memilih menjadi petapa yang bergelar Dewi Kilisuli. Sumber sejarah yang
menceritakan pembagian kerajaan ada dalam Prasasti Wurara ada juga yang
menyebut dengan nama Prasasti Mahaksubya (1289 M), Kitab Negarakertagama
(1365 M), Kitab Calon Arang (1540 M).
Dalam perkembangan selanjutnya, ibukota Kerajaan Panjalu di Daha
dipindahkan ke wilayah Kediri sehingga nama kerajaan lebih dikenal sebagai
Kerajaan Kediri. Pada awalny, nama Panjalu memang lebih sering dipakai
daripada nama Kediri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang
diterbitkan oleh Raja-raja Kediri. Bahkan nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-
Chia-Lung dlm kronik Cina yang berjudul Ling Wai Tai Ta (1178).
B. Sejarah berdirinya Kerajaan Kediri
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini
sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan
lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno
peninggalan Kerajaan Kediri. Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu
tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa
Catur Muka atau bermuka empat.
Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi
kerajaan menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh
seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua

5
kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan
Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkan
dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan
kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak
terjadi pertikaian.
Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas
dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya
Kahuripan, sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi
Kediri, Madiun, dan ibu kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang
ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta
Airlangga sehingga terjadilah peperangan.
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah
kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang
bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang
berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji
Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota
lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama
Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap
memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha.
Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi
pada perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan
dan menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur
berdirilah kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan
tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra.
Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa
kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha yang
ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan
Kediri/Panjalu atas Jenggala.
C. Perkembangan Kerajaan Kediri
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh
menjadi besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga
Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala
mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau
belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala. Kejayaan
Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185-1222) berselisih

6
dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel
Tunggul Ametung.
Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas
Kerajaan Kediri inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan
Kediri berada di bawah kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah
pemerintahan Kertanegara (1268 1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan.
Jayakatwang, raja Kediri yang selama ini tunduk kepada Singasari bergabung
dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya
pada tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara dan
membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.

D. Raja – Raja Kerajaan Kediri


1. Raja-Raja Raja Berkuasa Saat Daha Jadi Ibukota Panjalu
a. SRI SAMARAWIJAYA , putra airlangga = prasasti PAMWATAN
(1042).
Sepeninggal Raja Airlangga dan selama kekuasaan
Samarawijaya, Kerajaan Janggala dan Panjalu tidak pernah hidup
berdampingan secara damai. Perebutan kekuasaan terus berlangsung
hingga tahun 1042, Mapanji Garasakan dapat mengalahkan
Samarawijaya. Diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042-
1052 M) dalam Prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan
Airlangga, yaitu Garuda Mukha (Wisnu Naik Garuda). Namun Mapanji
tidak lama memimpin Kerajaan. Tampuk pemerintahan lalu jatuh
ditangan Raja Mapanji Alanjung Ahyes (1052-1059 M) dan kemudian
digantikan lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha.
b. SRI JAYASWARA = prasasti SIRAH KETING (1104) ,
Tidak diketahui langsung ia adalah pengganti langsung sri
samarawijaya.
c. SRI BAMESWARA = prasasti PADELEGAN I (1117) , prasasti
PANUMBANGAN (1120) , prasasti TANGKILAN (1130).
Raja Sri Maharaja Sri Bameswara (1116-1135 M) dari Kediri yang
menggunakan lancana Candrakapale yaitu tengkorak yang bertaring
diatas bulan sabit. Pada masa pemerintahannya banyak dihasilkan karya-
karya sastra bahkan kiasan hidupnya yang dikenal dalam Cerita Panji.

7
d. SRI JAYABHAYA , raja terbesar panjalu = prasasti NGANTANG
(1135) , KAKAWIN BHARATAYUDHA (1157).
Bameswara diganti oleh Sri Maharaja Sri Jayabhaya (1135-1159 M)
yang menggunakan lencana Kerajaan berupa lencana Narasingha yaitu
setengah manusia setengah singa.
Pada masa pemerintahannya Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan
dan juga banyak dihasilkan karya sastra terutama ramalannya tentang
Indonesia antara lain akan datangnya Ratu Adil. Jayabhaya disebut
sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
e. SRI SARESWARA = PADELEGAN II (1159), prasasti
KAHYUNAN (1161).
Sepeninggal Jayabhaya, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Sareswara
(1159-1169 M). tidak banyak yang diketahui mengenai raja ini sebab
terbatasnya peninggalan yang ditemukan. Ia memakai lencana Kerajaan
berupa Ganesha.
f. SRI ARYESWARA = prasasti ANGIN (1171).
Sepeninggal Sareswara, Kerajaan Kediri berurut-turut dipimpin oleh
Aryyeswara, Kroncaryyadipa. Kemudian pemerintahan Kerajaan jatuh
ditangan Raja Kameswara
g. SRI GANDRA = prasasti JARING (1181).
Terdapat sesuatu yang menarik pada masanya. Yaitu untuk pertama
kalinya didapatkan orang-orang terkemuka mempergunanakan nama-
nama binatang sebagai namanya yaitu seperti Kebo Salawah,
Manjangan Puguh, macan Putih, gajah Kuning dan sebagainya.
h. SRI KAMESWARA = prasasti CEKER (1182), KAKAWIN
SMARADHANA
Raja Kameswara (1182-1185 M) selama beberapa waktu tidak ada
berita yang jelas mengenai Raja Kediri hingga ia muncul. Masa
pemerintahan ini ditulis dalam Kitab Kakawin Smaradhana oleh Mpu
Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja, serta Kitab Lubdaka dan
Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Akung. Kitab Lubdaka
bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan
Wretasancaya yang berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno.

8
i. KERTAJAYA = prasasti GALUNGGUNG (1194) , prasasti
KAMULAN (1194), prasasti PALAH (1197), prasasti
WATESKULON (1205) , NEGARAKERTAGAMA ,
PARARATON.
Selanjutnya pada tahun 1185-1222 M yang menjadi raja Kediri adalah
Kertajaya dan raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda
Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga
tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa
pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para
Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan
Kediri.
2. RAJA-RAJA KERAJAAN KEDIRI SELANJUTNYA
a. Pada saat Daha menjadi bawahan Singhasari
Kerajaan Panjalu runtuh tahun 1222 dan menjadi bawahan Singhasari.
Berdasarkan prasasti Mula Malurung, diketahui raja-raja Daha zaman
Singhasari, yaitu:
 Mahisa Wunga Teleng putra Ken Arok
 Guningbhaya adik Mahisa Wunga Teleng
 Tohjaya kakak Guningbhaya
 Kertanagara cucu Mahisa Wunga Teleng (dari pihak ibu), yang
kemudian menjadi raja Singhasari
b. Pada saat Daha menjadi ibu kota Kadiri
Jayakatwang, adalah keturunan Kertajaya yang menjadi bupati
Gelang-Gelang. Tahun 1292 ia memberontak hingga menyebabkan
runtuhnya Kerajaan Singhasari. Jayakatwang kemudian membangun
kembali Kerajaan Kadiri. Tapi pada tahun 1293 ia dikalahkan Raden
Wijaya pendiri Majapahit.
c. Pada saat Daha menjadi bawahan Majapahit
Sejak tahun 1293 Daha menjadi negeri bawahan Majapahit yang
paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Daha tapi hanya
bersifat simbol, karena pemerintahan harian dilaksanakan oleh patih
Daha. Bhre Daha yang pernah menjabat ialah:
1) Jayanagara 1295-1309 Nagarakretagama.47:2; Prasasti Sukamerta -
didampingi Patih Lembu Sora.

9
2) Rajadewi 1309-1375 Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi
Patih Arya Tilam, kemudian Gajah Mada.
3) Indudewi 1375-1415 Pararaton.29:19; 31:10,21
4) Suhita 1415-1429 ?
5) Jayeswari 1429-1464 Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; Waringin Pitu
6) Manggalawardhani 1464-1474 Prasasti Trailokyapuri
d. Pada saat Daha menjadi ibu kota Majapahit
Menurut Suma Oriental tulisan Tome Pires, pada tahun 1513
Daha menjadi ibu kota Majapahit yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya.
Nama raja ini identik dengan Dyah Ranawijaya yang dikalahkan oleh
Sultan Trenggana raja Demak tahun 1527. Sejak saat itu nama Kediri
lebih terkenal dari pada Daha.
E. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri
Kediri merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri
bersumber atas usaha perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat
yang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya
bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka telah mengadakan
hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai
penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini
terlihat pada kemampuan Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap pada
para pegawainya walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan
tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi (1225) karya Chau Ju-kua mengatakan
bahwan Su-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki
daerah taklukkan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah Kerajaan
yang berada di Jawa Timur, dan yang tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan
Kediri. Mungkin juga Su-ki-tan sebagai kota pelabuhan yang telah dikenal para
pedagang dari luar negeri, termasuk Cina.
F. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan
rakyat meningkat, masyarakat hidup tenang. Dalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178)
karya Chou-Ku-fei yang menerangkan bahwa orang-orang Kediri memakai kain
sampai lutut, rambutnya di urai, rumah-rumah telah teratur dan bersih, lantai
ubinnya berwarna hijau dan kuning. Pertanian dan perdagangan telah maju,
orang-orang yang salah didenda dengan emas. Pencuri dan perampok dibunuh,
telah digunakan mata uang perak, orang sakit tidak menggunakan obat tapi

10
memohon kesembuhan pada Dewa atau kepada Buddha. Tiap bulan ke-5
diadakan pesta air, alat musik yang digunakan berupa seruling, gendang, dan
gambang dr kayu. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka
seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni
sastra terutama Jawa kuno.
G. Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana
Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga
tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa
pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal
inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan
memaksa kaum brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana
kemudian meminta perlindungan pada Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken
Arok juga berkeinginan memerdekakan Tumapel (Singosari) yang dulunya
merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah pertempuran antara prajurit
Kertajaya dan pasukan Ken Arok di desa Ganter. Dalam peperangan ini,
pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya. Dengan demikian
berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan Kerajaan
Singosari. Runtuhnya kerajan Panjalu-Kediri pada masa pemerintahan Kertajaya
dikisahkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lahirnya Kerajaan Kediri berkaitan dengan adanya pembagian kekuasaan
di Kerajaan Medang Mataram pada tahun November 1041. Airlangga membagi
kerajaan bertujuan untuk menghindari terjadinya perang saudara di Mataram.
Setelah Mataram dibagi 2 oleh Mpu Bharada seorang Brahmana yang terkenal
akan kesaktiannya, muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi gunung Kawi
dan sungai Brantas.
Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan dan
pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang
berada di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka
telah mengadakan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri
terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra.
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana
Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga
tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa
pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal
inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa
kesalahan baik dari isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maaf
apabila pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan. Kritik dan
saran kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A. (2022). Pengantar Studi Al-Qur'an. Prenada Media.

Hidayat Yoedoprawiro, 2000. Relevansi Ramalan Jayabaya dan Indonesia Abad


XXI. Jakarta : Balai Pustaka.

Meinsma, 1903. Serat Babad Tanah Jawi, Wiwit Saking Nabi Adam Dumugi ing
Tahun 1647. S’Gravenhage.

Moedjanto, 1994. Konsep Kekuasaan Jawa, Penerapannya oleh Raja-raja Mataram.


Yogyakarta: Kanisius.

Pigeaud, 1924. De Tantu Panggelaran Uitgegeven, Vertaald en Toegelicht. Disertasi


Leiden.

Poerbatjaraka, 1957. Kapustakan Jawi. Jakarta : Djambatan.

Rassers, 1959. De Panji Roman, Leiden : Dissertatie.

Stutterheim, 1930. Rama Legenden und Rama Reliefs in Indonesia, Munchen :


Kulturkreis der Indische.

Teeuw, 1946. Het Bhomakawya, Leiden : Dissertatie.

Zoetmulder, 1985. Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang. Jakarta:


Djambatan.

13
LAMPIRAN

Raja pemimpin kerajaan Prasasti peningalan kerajaan kediri

Candi peningalan kerajaan kediri

14

Anda mungkin juga menyukai