Anda di halaman 1dari 35

D3 TLM SMT 5

Kimia Darah Enzimatik

Kalium
Kelompok 2
1. Fitri Indah P (P1337434120011)
2. Mitha K.A.W (P1337434120015)
3. Darien Yuvadella (P1337434120033)
4. Dian Nur Hidaya (P1337434120038)
5. Ina Diniatul M (P1337434120053)
Topik Bahasan

Latar Belakang Tinjauan Pustaka


01 02
Definisi elektrolit Definisi, fungsi, metabolism,
dan gangguan metabolisme
kalium

Pembahasan Penutup
03 04
Pemeriksaan kalium Simpulan
01
Elektrolit
Elektrolit merupakan senyawa dalam larutan yang
menghasilkan partikel yang bermuatan ion positif
(kation) atau ion negative (anion). Keseimbangan
kedua electron tersebut disebut elektronetralitas.
Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan
dipengaruhi oleh elektrolit.
Dalam tubuh manusia, kation yang sangat
penting adalah natrium (Na+), potasium (K+),
kalsium (Ca++) dan magnesium (Mg++)
sedangkan pada anion yang penting adalah
klorida (Cl-), fosfat (HPO4 2¯, H2PO4), sulfat
(SO4 -2), dan bikabonat (HCO3¯).

— Tarwoto dan Wartonah (2015)


Kalium adalah kation terbanyak dalam cairan
intrasel. Jumlah natrium, kalium dan klorida
dalam tubuh merupakan keseimbangan antara
yang masuk terutama dari saluran cerna dan
yang keluar terutama melalui ginjal saluran
cerna dan yang keluar terutama melalui ginjal.

— Yaswir R dan Ferawati I (2012)


02
Kalium
Kalium merupakan ion intrasel utama pada tubuh,
beberapa dalam menentukan potensial membran sel.
Perubahan dalam konsentrasi ekstrasel dapat
menimbulkan gangguan pada fungsi saraf dan jantung
yang dapat menimbulkan kematian maka pengaturan
kadar kalium dalam cairan ekstrasel dilakukan
dengan cermat, meski konsentrasinya dalam ekstrasel
rendah (Corwin EJ 2009).
Fungsi

1. Transmisi dan konduksi implus saraf


2. Kontraksi otot rangka, jantung dan otot polos
3. Untuk kerja enzim dalam proses glikolisis (proses
merubah karbonhidrat menjadi energi) dan proses
merubah asam amino menjadi protein.
4. Meningkatkan penyimpanan glikogen dihati
5. Mengatur osmolitas cairan selurel (Pranata, 2013)
METABOLISME KALIUM

Sekitar 90% kalium yang dikonsumsi (60-


100 mEq) hilang melalui urin, 10% lainnya
diekskresikan dalam tinja, dan sejumlah kecil hilang
melalui keringat. Kalium memiliki rasio asupan
makanan yang lebih tinggi terhadap ukuran kolam
ekstraseluler; hanya 2% dari total K+ tubuh yang
terdistribusi di CES dengan sisanya terdistribusi di
ICF berbagai jaringan. Kalium difiltrasi secara bebas
oleh glomerulus ginjal, dengan sebagian besar
direabsorbsi (70%-80%) di tubulus proksimal dan
lengkung Henle.
METABOLISME KALIUM

Regulasi utama ekskresi K+ terjadi di


tubulus kontortus distal akhir (DCT) dan tubulus
penghubung awal. Pada luminal DCT awal,
masuknya Na+ dimediasi oleh co-transporter
natrium klorida (Na+-Cl) apikal, dan berlanjut ke
DCT akhir melalui saluran Na+ epitel (ENaC).
Keduanya diekspresikan secara apikal dan
merupakan sarana utama reabsorpsi Na+ dari
cairan luminal. Reabsorpsi Na+ menyebabkan
potensial elektrokimia yang lebih negatif daripada
cairan kapiler peritubulus.
Gangguan Metabolism Kalium
Hipokalemia Hiperkalemia
Kadar kalium serum kurang dari 3,5 Kadar kalium serum lebih atau
mEq/L. Kadar kalium pada serum tidak sama dengan 5,5 mEq/L.
selalu mencerminkan kalium tubuh Hiperkalemia akut harus segera
total. pH darah juga mempengaruhi ditangani untuk menghindari
kadar kalium serum. disritmia dan henti jantung yang
Penyebab: fatal.
1. Asupan kalium yang kurang Penyebab:
2. Pengeluaran kalium yang 1. Keluarnya kalium dari
berlebihan intrasel ke ekstrasel
3. Kalium masuk kedalam sel 2. Berkurangnya ekskresi
kalium melalui ginjal
Hipokalemia
Hiperkalemia
03
Pemeriksaan
Metode : Ion Selective Electrode / ISE
Prinsip :
Menghitung kadar ion sampel dengan
membandingkan kadar ion yang sudah diketahui
nilainya. Membran ion selektif pada alat mengalami
reaksi dengan elektrolit sampel. Membran
merupakan penukar ion, bereaksi terhadap
perubahan listrik ion sehingga menyebabkan
perubahan potensial membrane.
Alat dan Bahan
1. Cup serum 8. Serum
2. Tabung vacuntainer merah 9. Tissue
3. mikropipet tip 10. Reagen Conditioner
4. Sentrifuge 11. Reagen solution
5. Rak tabung reaksi
6. Elektrolit analizer
7. Darah vena
Prosedur
Pra Analitik
1
3
Cuci tangan dan Persiapan alat Pengambilan
kenakan APD dan bahan. sample darah
lengkap. vena pasien.

2
Pengambilan Sample Darah Vena

1. Melakukan palpalasi dan disinfeksi kulit


pasien dengan alcohol.
2. Pasang torniquite.
3. Ambil darah.
4. Masukkan pada tabung vacuntainer merah.
5. Tunggu darah membeku kurang lebih selama
5 menit.
6. Centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit.
7. Pisahkan serum.
Prosedur
Analitik

Ambil serum menggunakan mikropipet sebanyak 500


1 mikroL ke dalam sample cup.

2 Pastikan alat sudah standby lalu lanjutkan kalibrasi.


Prosedur
Analitik
Jika alat minta daily cleaning maka masukkan reagen
3 clean solution melalui jarum aspirator dan lap jarum
dengan tisu.

Jika alat meminta daily conditioner maka masukkan


4 reagen conditioner melalui jarum aspirator dan lap
kembali dengan tisu.
Prosedur
Analitik
Jika muncul daily maintenance klik NO dan tunggu
5 hingga alat ready.

Buka tutup sample dan tunggu berbunyi beep lalu


6 masukkan sample melalui jarum respirator dan tunggu
sampai ada suara beep kembali.
Prosedur
Analitik

Ambil sample lalu tisu, tutup pintu sample, dan tunggu


7 hasil.
Pros
edur 1. Mematikan alat electrolyte
Pasc analyzer.
a 2. Membersihkan alat dan meja
Anal kerja dengan disinfektan.
itik 3. Mencuci tangan dan melepas
APD.
4. Melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan kadar kalium.
5. Mencetak hasil pemeriksaan
dan melakukan pelaporan hasil.
Hasil
4,1 mmol/L (normal).
Nilai Rujukan
Sample Nilai Rujukan

Serum Bayi 3,6- 5,8 mmol/L


Serum Anak 3,5-5,5 mmol/L
Serum Dewasa 3,5-5,3 mmol/L

Urine Anak 40-80 mmol/24 jam

Urine Dewasa 40-80 mmol/24jam

Cairan Lambung 10 mol/L


Pra
Analitik Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemeriksaan

Persiapan pasien sangat perlu sebelum dilakukan pemeriksaan


elektrolit (Na, K, Cl).

Penggunaan obat-obatan diuretik seperti tiazid dan furosemid dapat


menyebabkan penurunan kalium.

Adanya leukositosis dan trombositosis yang ekstrem


dapat meningktakan kadar kalium serum
Pra
Analitik Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemeriksaan

Bila terlalu lama dalam penggunaan torniquet dapat


menyebabkan kenaikan level potassium 10-20%.

Pada masa kehamilan minggu ke 10-35 akan terjadi hemodilusi


(pengenceran darah), sehingga kadar kalium meningkat.

Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi


hari sebelum banyak melakukan aktifitass fisik.
Analitik
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemeriksaan

Suhu penyimpanan reagen.

Keadaan fisik reagen mengenai kemasan


dan masa kadaluwarsanya.

Kondisi alat yang digunakan.

Penggunaan alat.

Pmx bahan control sebelum pemeriksaan.


Pasca
Analitik Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemeriksaan

Kesesuaian antara
pencatatan dan
pelaporan hasil
dengan hasil aslinya.
KESALAHAN YANG
SERING TERJADI

01 02
Sampel yang Cara Pemipetan
hemolisis yang Tidak Sesuai
Kelebihan Video

1. Pada video dijelaskan runtut


dari pra analitik sampai dengan
Kekurangan Video
pasca analitik.
2. Menggunakan APD dengan 1. Pada video tidak
sesuai. diberikan teks supaya
pembaca lebih paham
dalam melihat video.
S
O
P
S
O
P
04 Simpulan
Kalium merupakan ion intrasel utama pada tubuh.
Perubahan dalam konsentrasi ekstrasel dapat
menimbulkan gangguan pada fungsi saraf dan jantung
yang dapat menimbulkan kematian.
Dengan metode pemeriksaan Ion Selective
Elektrode/ISE, menghitung kadar ion sampel dengan
membandingkan kadar ion yang sudah diketahui
nilainya.
Banyak factor baik dari pra analitik, analitik, maupun
pasca analitik yang dapat mempengaruhi pemeriksan
Kalium.
Resources
Cicik Fitriani, N. L., Walanda, D., & Rahman, N. (2012). Penentuan Kadar Kalium
(K) Dan Kalsium (Ca) Dalam Labu Siam (Sechium Edule) Serta
Pengaruh Tempat Tumbuhnya. Jurnal Akademika Kimia, 1(4), 224128.
Ferawati I, Yaswir R., 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium
dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium, Jurnal Kesehatan.
Larasati, S. A., & Riza, M. (2020). Pengaruh Transfusi Sel Darah Merah
Terhadap Perubahan Kadar Kalium pada Pasien Thalassemia Mayor. Sari
Pediatri, 21(4), 241. https://doi.org/10.14238/sp21.4.2019.241-5.
Masfria, M., Maulidar, N. P., & Haro, G. (2018). PENETAPAN KADAR
KALIUM, KALSIUM, NATRIUM DAN MAGNESIUM DALAM BUNGA
NANGKA (Artocarpus eterophyllus Lam.) JANTAN SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Media Farmasi: Jurnal lmu
Farmasi, 15(2), 81. https://doi.org/10.12928/mf.v15i2.12659.
Resources
Sandala, G. A., & Mongan, A. E. (2016). Gambaran Kadar Kalium Serum
Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialisis Di Manado
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
merupakan hal yang sangat penting untuk neuromuskular . Transfer
kalium antara Keadaan as. Jurnal E- Biomedik (EBm), 4, 4–9.
Stone, Michael., Lisa Martyn., & Connie, M. Weaver. (2016). Potassium
Intake, Bioavailability, Hypertension, and Glucose Control.
Department of Nutrition Science, College of Health and Human Sciences,
Purdue University, West Lafayette.
Does anyone have any
questions?
Thank Kelompok 2
D3 TLM SMT 5
Kimia Darah Enzimatik

you!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai