Anda di halaman 1dari 20

KATEGORI I GELOMBANG 2

KOMISI B
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

ANGGOTA

Muh. Darwis.,S.Pd.,M.Pd., QPOA.


Nashrullah, S.Pd.
Dr. Sanatang, S.Pd., M.T.
Dr. Andi Nurmaidah, S.Pd., M.Si.
Dra. St. Hajerah Hasyim, M.Si.
Sulastri Sasmita, S.Pd., Gr., M.Pd.
Naston, S. Pd, M. Pd.

PROGRAM PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

1. Gambaran dan Analisis Pelaksanaan

Gambaran pengembangan perangkat pembelajaran disusun


berdasarkan desain pembelajaran inovatif dan kreatif yang memiliki beban
belajar 3 (tiga) sks. Kegiatan pembelajaran pengembangan perangkat
pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu : (1) eksplorasi alternatif solusi,
(2) penentuan solusi, (3) pembuatan rencana aksi, dan (4) pembuatan
rencana evaluasi. Alur kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran
ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Desain Pembelajaran Inovatif

Pelaksanaan PPG kategori 1 gelombang 2 tahun 2023 dilaksanakan


dengan model baru yang berbeda dari periode sebelumnya. PPG periode ini
dilaksanakan dalam dua siklus, sehingga berdampak pada pola pelaksanaan.
1. Kegiatan Eksplorasi Alternatif Solusi
Kegiatan eksplorasi alternatif solusi berlangsung selama 2 hari (14 jam
pelajaran) dengan cara mengeksplorasi beberapa alternatif solusi
berdasarkan penentuan penyebab masalah yang ditemukan. eksplorasi ini
dilakukan melalui riset sederhana berdasarkan kajian literatur dan hasil
wawancara dengan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya.
Termasuk di antaranya adalah membimbing mengarahkan mahasiswa untuk
lebih banyak mengkaji hasil-hasil penelitian pada artikel sebagai suatu basis
pemerolehan pengetahuan-pengetahuan baru. , mengelompokkan, menyusun
dan mempersiapkan bahan presentasi. Langkah berikutnya adalah
melakukan analisis pros dan cons (kelebihan dan kekurangan) dari masing-
masing literatur yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, dikhususkan
pada karakteristik siswa ABK, guru dan sekolah.

2. Kegiatan Penentuan Solusi

Kegiatan penentuan solusi berlangsung selama 1 hari (7 jam pelajaran)


dengan mengidentifikasi alternatif solusi untuk menjadi solusi. Analisis solusi
yang paling relevan dari alternatif solusi dilakukan melalui kajian literatur dan
wawancara dengan guru, rekan sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah,
dan pakar (expert dibidangnya) yang ditentukan secara mandiri oleh
mahasiswa. Setelah melakukan analisis penentuan solusi, mahasiswa
berkonsultasi dengan dosen dan GP melalui kegiatan syncronuous maupun
asyincronuous, selanjutnya mahasiswa mempresentasikan hasil analisanya
terhadap solusi yang dipilihnya yang disertai dengan argumentasi alasan atau
penyebab mengapa ia menentukan solusi tersebut.

3. Kegiatan Pembuatan Rencana Aksi


Kegiatan pembuatan rencana aksi berlangsung selama 3 hari (21 jam
pelajaran) yang dilakukan dengan membuat strategi implementasi
berdasarkan pada pilihan solusi yang sudah diambil. Strategi implementasi ini
dapat meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, dan kelengkapan
perangkat pembelajaran terkait dengan pemecahan masalah yang telah
diidentifikasi, serta relevan terhadap pilihan solusi, meliputi : (1) rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) bahan ajar, (3)media pembelajaran
yang menekankan pada pemanfaatan media. Pembuatan media dapat
berbasis Artificial Intelligence (AI) atau dikenal sebagai kecerdasan buatan
merupakan aktivitas komputer yang dirancang dengan kemampuan untuk
menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya jika kemampuan
tersebut dilakukan oleh manusia. Dapat juga berbasis Augmented Reality
(AR) merupakan teknologi yang menggabungkan dunia nyata dengan dunia
maya dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang diproyeksikan
dalam sebuah lingkungan nyata dalam waktu yang bersamaan dengan
bantuan alat khusus. Alat yang digunakan dalam menerapkan teknologi
berbasis AR biasanya adalah kamera, webcam, atau bahkan ada yang
menggunakan kacamata khusus AR. Ataupun dengan berbasis Virtual Reality
(VR) merupakan teknologi yang dirancang khusus untuk pengguna agar
dapat berinteraksi dengan dunia virtual layaknya di dunia nyata. Dengan
menciptakan lingkungan sungguhan di dunia nyata yang disalin atau
lingkungan fiktif yang hanya ada dalam imajinasi, (4) lembar kerja peserta
didik (LKPD), (5) Kisi-kisi soal, instrumen, dan rubrik penilaian.
Dalam membuat strategi implementasi ini, mahasiswa berkonsultasi
dengan dosen, dan GP. Mahasiswa juga dapat menyusun strategi
implementasi ini dengan kajian literatur, wawancara dengan guru, rekan
sejawat di sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, wawancara dengan
pakar, serta narasumber lain yang dianggap ahli atau kompeten.
Dalam pembuatan rencana aksi mahasiswa diberikan kebebasan untuk
menyusun rencana aksinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah
masing-masing. Hal ini mengingat sebagian sekolah masih menggunakan
kurikulum 2013 dan sebagian lainnya menggunakan kurikulum merdeka.
Khusus untuk modul kurikulum merdeka, maka mahasiswa dianjurkan
membuat modul ajar dengan komponen lengkap sesuai dengan standar
kemdikbud yang meliputi;
Informasi Umum
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik

Komponen Inti

● Tujuan pembelajaran
● Pemahaman permakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Asesmen
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan guru

Komponen lampiran

● Lembar Kerja Peserta Didik


● Bahan bacaan guru dan peserta didik
● Glosarium
● Daftar pustaka

Namun pada prinsipnya mahasiswa menyusun rencana aksi dengan


mempertimbangkan kondisi disekolah masing asing terkait budaya sekolah,
lingkungan sekitar sekolah, kondisi siswa, dukungan SDM, dan ketersediaan sarana
dan prasarana yang memungkinkan untuk implementasi dari rencana aksi tersebut.

4. Kegiatan Pembuatan Rencana Evaluasi


Kegiatan Pembuatan Rencana Evaluasi dilakukan selama 1 hari (6 jam
pelajaran) dengan cara membuat rencana evaluasi sebagai dukungan
pelaksanaan rencana aksi dan membuat strategi evaluasi secara rinci
berdasarkan strategi implementasi yang sudah dibuat. Strategi evaluasi ini
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, diantaranya jurnal refleksi, video,
lembar observasi, wawancara, survei kepada murid/guru/kepala
sekolah/pengawas sekolah/orang tua, artifak hasil belajar murid, dan
sebagainya. Dalam membuat strategi evaluasi ini, mahasiswa berkonsultasi
dengan dosen, dan guru pamong. Mahasiswa juga dapat menyusun strategi
evaluasi ini dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru, kepala
sekolah/pengawas sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar, dan
lainnya yang relevan.
Instrumen evaluasi ini diharapkan dapat merekam proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa dan mengukur apakah pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai atau tidak dengan rencana aksi yang dibuat. Hal
ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi mahasiswa untuk
memperbaiki proses pelaksanaan rencana aksi pada siklus berikutnya.

B. PRAKTIK BAIK
Dalam pelaksanaan PPG kategori I Gel 2 tentu ada praktik baik yang terjadi
selama pelaksanaan di setiap prodi. Berikut praktik baik yang dirangkum pada
table berikut:
No PRAKTIK BAIK
1 Koordinasi antara pengelola PPG UNM, dosen, dan guru
pamong pada tiap awal tahap kegiatan dilakukan melalui
kegiatan penyamaan persepsi, terkait langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2 Dosen mencontohkan cara sitasi yang baik dan
memperkenalkan aplikasi referensi kepada mahasiswa
3 Dosen mendemonstrasikan cara mencari jurnal dengan
cepat dan tepat
4 Dosen dan Guru Pamong memastikan mahasiswa
menyiapkan pedoman wawancara sebelum melakukan
wawancara kepada guru, kepala sekolah, pengawas maupun
pakar
5 Admin selalu mengingatkan pengisian jurnal mengajar dan
memberikan link untuk vicon, serta link untuk penilaian pada
setiap langkah
6 Dosen dan Guru Pamong memberikan tambahan materi
terkait model-model pembelajaran, strategi pembelajaran,
penilaian berbasis HOTS, media pembelajaran dan
pendekatan TPACK, pendekatan STEM (bidang studi IPA),
Teaching at the Righ Level, Responsive Teaching Culturally
dan keterampilan abad 21.
7 Dosen dan Guru Pamong melakukan diskusi tentang
pembelajaran melalui media WA.
8 Dosen dan guru pamong mengembangkan materi lebih
spesifik terkait pengembangan perangkat pembelajaran
khususnya RPP, materi tambahan penyusunan perangkat
ajar Kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka (modul
ajar) dan pembuatan video pembelajaran.
9 Guru pamong berbagi praktik baik penyusunan program
pembelajaran inovatif (PPI) maupun pembuatan video
pembelajaran dan pemanfaatan channel youtube sebagai
media pembelajaran .
10 Diskusi bersama mahasiswa melalui google meet di luar jam
perkuliahan, terkait mendesain perangkat pembelajaran,
pembuatan media pembelajaran dan pembuatan channel
youtube pendidikan.
11 Guru pamong menginisiasi mahasiswa melakukun diskusi
dalam bentuk tutor sebaya. Berlatih mengembangkan media
pembelajaran berbasis canva dalam menghasilkan media
pembelajaran yang terkait dengan KD yang di buat.
12 Guru Pamong memberikan materi tambahan penyusunan
perangkat ajar Kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka
(modul ajar).
13 Dosen dan Guru Pamong memberikan suplemen materi
tentang materi Higher Order Thinking Skills, dan TPACK
(Technological, Pedagogical, and Content Knowledge)
kepada mahasiswa.
14 Guru pamong berbagi praktik, baik dalam penyusunan
program pembelajaran inovatif.
15 Diskusi dan berbagi pengalaman dengan guru di sekolah
inklusif terkait perangkat pembelajaran yang digunakan.
C. KENDALA DAN ALTERNATIF SOLUSI
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan PPG Kategori 1 Gel 2 dapat
dijabarkan sebagai berikut:

NO KENDALA
1 Kendala dalam proses pembelajaran terkadang aspek
jaringan internet tidak stabil karena adanya pemadaman
sehingga beberapa peserta didik terkadang keluar dari
Room, begitupun dengan dosen dan guru pamong
2 Ada beberapa sekolah yang wilayahnya sulit untuk
jaringan internet karena berada di daerah pegunungan
3 Perlu ketegasan izin pelaksanaan PPG dari pihak sekolah
karena beberapa mahasiswa dalam pelaksanaan video
conference (vicon) yang seharusnya tepat waktu
bergabung tetapi terlambat gabung karena masih harus
mengikuti beberapa rangkaian kegiatan yang berlangsung
di sekolahnya dan bahkan masih mengajar di kelas sambil
zoom PPG.
4 Kurikulum yang digunakan oleh peserta tidak seragam
(kurikulum merdeka dan K13)
5 Keterbatasan sarana dan prasarana mempengaruhi model
dan metode pembelajaran yang dibuat peserta di mana
mereka menyesuaikan dengan ketersediaan sarana dan
prasarana di sekolah masing-masing.
6 Beberapa peserta masih belum memahami tingkatan kata
kerja operasional (KKO) yang seharusnya dijabarkan pada
IPK.
7 Mahasiswa belum mampu membedakan unsur
kompetensi dan unsur konten dalam KD sehingga IPK
yang dirumuskan tidak sinkron dengan KD dan umumnya
mahasiswa merumuskan IPK berdasarkan materi pada
buku
8 Mahasiswa beranggapan bahwa setiap pertemuan harus
merumuskan IPK dari KD 4 (keterampilan) dalam bentuk
praktikum
9 Sulitnya Mahasiswa PPG dalam mengurai IPK untuk
mencapai tujuan pembelajaran, begitupun pada capaian
pembelajaran di kurikulum merdeka, mahasiswa masih
kesulitan dalam menentukan tujuan pembelajarannya.
10 Masih terdapat mahasiswa PPG yang belum
mengintegrasikan HOTS dan TPACK ke dalam perangkat
pembelajaran.
11 Ada beberapa mahasiswa yang belum dapat
membedakan antara model pembelajaran, metode dan
strategi yang digunakan.
12 Sulitnya Mahasiswa PPG membuat soal yang berbasis
HOTS kedalam soal Evaluasi pembelajaran
13 Kendala yang dihadapi mahasiswa lebih kepada
permasalahan dalam melakukan analisis soal hingga
menyusun soal dengan berbagai kriteria, misalnya kriteria
sulit, tidak sulit dan sedang. Mahasiswa dalam menyusun
penilaian belum sampai pada tahap melakukan analisis
item untuk setiap soalnya, jarang melakukan analisis
seperti menganalisis hasil belajar siswa dengan melihat
berapa banyak peserta didik yang tuntas, melakukan
analisis soal yang paling sulit.
14 Beberapa mahasiswa masih menggunakan media berupa
video pembelajaran yang sudah ada di Youtube bukan
hasil karyanya sendiri, sehingga terkadang materi pada
video tersebut kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran
di RPP. Hal ini dikarenakan karena waktu pembuatan
video pembelajaran sangat terbatas.
15 Mahasiswa belum mampu membuat pedoman wawancara
sesuai dengan konteks dan permasalahan terpilih dalam
menentukan solusi dan narasumber yang tepat.
16 Beberapa mahasiswa tidak merevisi perangkat
pembelajarannya sesuai saran Dosen dan Guru Pamong
pada saat Vicon
17 Beberapa mahasiswa belum mampu membedakan antara
model pembelajaran dan metode pembelajaran
18 Beberapa mahasiswa belum mampu membuat RPP atau
modul ajar sebab selama ini hanya menggunakan RPP
yang telah jadi. Beberapa ada yang mengambil di PMM
19 Beberapa mahasiswa belum mampu merumuskan tujuan
pembelajaran
20 Perangkat yang dikembangkan belum berdasarkan
kebutuhan dan karakter dari peserta didik
21 Pada kegiatan eksplorasi alternatif solusi, beberapa
mahasiswa masih menggunakan referensi yang tidak
sesuai (lampau dan sumbernya tidak dapat
dipertanggungjawabkan).
22 Beberapa mahasiswa belum mampu membuat perangkat
pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi tertentu
(misalnya Canva, CapCut, dll) sehingga penampilan
tampak biasa saja.
23 Alat evaluasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan
level kognitif yang dirumuskan dalam IPK, mahasiswa
kesulitan dalam mengembangkan soal-soal HOTS
24 Pembuatan instrumen untuk mengukur keberhasilan dari
penerapan solusi seringkali tidak tuntas dibahas karena
waktu yang tersedia dalam LMS hanya 2 hari. Hari
pertama membahas instrumen dan hari kedua sudah
digunakan untuk peer teaching.
25 Beberapa mahasiswa tidak memahami karakteristik model
PBL, seringkali masalah yang diangkat bukan masalah
yang sifatnya kontekstual
26 Perangkat yang dikembangkan belum berdasarkan
kebutuhan dari peserta didik
27 Perangkat yang dikembangkan kurang maksimal karena
KD yang dikembangkan terbatas pada semester berjalan
dan juga berakibat adanya duplikasi perangkat oleh
mahasiswa
28 LKPD yang dikembangkan seringkali tidak sesuai dengan
model pembelajaran yang dipilih
29 Bahan ajar yang dikembangkan umumnya belum
memanfaatkan hasil penelitian
30 Pengembangan instrumen umumnya tidak didahului
dengan pembuatan kisi-kisi.
31 Jaringan terkadang kurang stabil sehingga kegiatan daring
pada saat mahasiswa presentasi kurang maksimal
32 Masih ada mahasiswa yang belum dapat membedakan
antara model, pendekatan, metode dan strategi
pembelajaran
33 Masih adanya mahasiswa yang penerapan model
pembelajaran PBL dan PjBL belum sesuai sintaks dan
karakteristik model pembelajaran
34 Masih ada mahasiswa kurang memahami asesmen yang
akan dilakukan dalam pembelajaran
35 Masih ada RPP yang dibuat berbasis LOST dan belum
sesuai dengan Sintak
36 Masih ada materi yang tidak sesuai dengan analisis
kurikulum yg sdh diterapkan di sekolah.
37 Kesalahan Pemilihan model yang sesuai dengan
karakteristik pembelajaran.
38 Mahasiswa masih banyak yang terlalu fokus pada
penerapan TPACK, sehingga pembelajaran Pendidikan
Jasmani yang berbasis pada gerak sering terabaikan.
39 Dalam kegiatan inti belum menggambarkan situasi yang
akan dilakukan dalam PPL
40 Pemahaman tentang peserta didik ABK kurang
41 Pemahaman peserta mengenai model dan metode
pembelajaran masih terbatas dan cenderung menganggap
sama antara model/metode satu dengan lainnya, hal ini
terlihat dari sintaks yang itu-itu saja
42 Pembelajaran TIK harus berbasis learning by doing tidak
bisa hanya menerapkan teori dan penjelasan satu arah
43 Beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum
semua memiliki mata pelajaran TIK, karena dalam K-13
memang tidak terdapat mata pelajaran TIK
44 Peserta belum terbiasa membuat LKPD yang bersifat
HOTS
45 Peserta masih membuat LKPD yang tidak memiliki
instruksi yang jelas untuk siswa
46 Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa lebih kepada
pemahaman dan kemampuan mahasiswa untuk
merumuskan tujuan pembelajaran, dan indikator
pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran,
dan menerapkan sintaks dari model Pembelajaran yang
dipilih, sedangkan untuk penyusunan penilaian mahasiswa
masih banyak yang tidak bisa membedakan kategori
penilaian (BB, MB, BSH dan BSB) sehingga menyusun
instrumen penilaian sampai pada pedoman penskoran
masih kurang dipahami. Selain itu belum juga dapat
memahami fungsi dari beberapa jenis penilaian, sehingga
penilaian awal yang dilakukan seringkali tidak dijadikan
sebagai bahan informasi
47 Sering ditemukan mahasiswa kesulitan membedakan isi
dari data observasi dan identifikasi masalah. Beberapa
kasus, hasil dari kedua kegiatan ini sering tumpang tindih
atau tertukar.
48 Dalam proses diskusi, baik pada aktivitas syncronuous
maupun asyncronuous mahasiswa kurang komunikatif.
Mahasiswa sebagian besar tidak mempunyai cukup bahan
dan kemampuan terhadap materi diskusi, baik pada bagian
teknis maupun pada level substansi. Penyebabnya adalah
mahasiswa kurang pengalaman dalam pembelajaran bidang
kejuruan

49 Terdapat beberapa mahasiswa yang basic keilmuannya


memang (1) administrasi perkantoran dan (2) administrasi
pendidikan, namun pengalaman mengajarnya justru diperoleh
di sekolah non kejuruan (SD, SMP dan SMA), sehingga
pengetahuan bidang studinya tidak berkembang. Terkendala
pada beberapa bagian. Misalnya mahasiswa terkendala pada
kegiatan eksplorasi penentuan solusi. Mahasiswa dalam hal
ini tidak cukup mampu mengeksplorasi penentuan solusi
karena tempat mereka berkegiatan, mulai dari identifikasi
masalah sampai kegiatan praktik pembelajaran inovatif
bukanlah sekolah homabase nya. Terdapat sedikit
keterbatasan dalam membangun komunikasi dengan siswa,
guru dan kepala sekolah

50 Mahasiswa juga kesulitan dalam hal penentuan solusi.


Penyebabnya adalah mahasiswa yang harus berkegiatan di
sekolah lain tidak cukup memiliki informasi tentang lingkungan
sekolah, termasuk karakteristik dari peserta didik yang akan
menjadi sasaran dalam kegiatan praktik pembelajaran inovatif.
Mahasiswa sedikit kurang percaya diri untuk betul-betul
mengeksplorasi masalah yang ada dalam rangka menentukan
solusi yang tepat

51 Sebagian mahasiswa terkendala dalam penyusunan rencana


aksi, khususnya terkait dengan tingkat pemahaman terhadap
modul ajar (kurikulum merdeka). Beberapa peserta belum
pernah mengembangkan modul adaj sebelumnya sehingga
dampaknya, mahasiswa mengembangkan perangkat tidak
sesuai ketentuan kurikulum merdeka. Misalnya, mahasiswa
hanya mengembangkan pada level elemen C dan D,
sementara harusnya pada SMK sudah berada pada level
elemen E

52 Masih terdapat mahasiswa yang tidak mengikuti petunjuk


penyusunan recana evaluasi meskipun sudah dijelaskan
dengan detil oleh dosen dan GP. Antara lain instrument yang
dikembangkan kurang lengkap. Sebagian besar hanya
menyusun instrument evaluasi untuk mengamati guru, namun
tidak dilengkapi dengan instrument pengamatan terhadap
peserta didik, terlebih itu jika masalah yang ingin dipecahkan
terkait dengan motivasi belajar, semangat belajar, minat
belajar, dan sebagainya. Terjadi pada siklus I, selanjutnya
pada siklus II kembali terulang tetapi jumlahnya tidak terlalu
signifikan lagi

53 Kendala yang umum juga ditemui adalah terkait kemampuan


mahasiswa dalam hal pemahaman dan keterampilan IT yang
masing kurang

Selanjutnya, Adapun solusi yang dilakukan selama pelaksanaan PPG


Kategori I Gel 2 ini adalah sebagai berikut:

NO ALTERATIF SOLUSI
1 Sebaiknya Mahasiswa selalu membiasakan diri untuk
membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dan
dengan bimbingan Dosen dan Guru Pamong
2 Sebaiknya setiap peserta didik mencari tempat yang
relatif stabil jaringan internetnya utamanya yang berada
di daerah pegunungan, demikian pula penyediaan WIFI
diwajibkan untuk setiap sekolah
3 Sebaiknya Mahasiswa PPG dalam menarik IPK harus
memperhatikan tingkatan kognitif/psikomotor dan KKO
yang ada.
4 Mahasiswa membiasakan diri menyusun tujuan
pembelajaran dan butir soal penilaian sesuai KKO pada
KD.
5 Memberikan pemahaman tentang model pembelajaran
metode dan strategi yang digunakan.
6 mahasiswa diberikan berbagai contoh terkait
pengintegrasian TPACK, HOTS, dan 4C ke dalam
perangkat pembelajaran.
7 Mahasiswa PPG diajarkan menyusun soal berbasis
HOTS
8 Mahasiswa diberikan tambahan materi dan
pembimbingan terkait pembuatan media pembelajaran
yang variatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
9 Melalui bimbingan dan arahan dosen dan guru pamong,
mahasiswa menyusun rencana pembelajaran berbasis
HOTS.
10 Sebaiknya mahasiswa membiasakan diri membuat RPP
sendiri agar dapat disesuaikan dengan karakter dan
kebutuhan siswa, bukan lagi mengandalkan RPP yang
telah jadi.
11 Sebaiknya sebelum mahasiswa melakukan wawancara
atau kegiatan eksplorasi, mereka terlebih dahulu
membuat daftar pertanyaan agar lebih terarah.
12 Sebaiknya mahasiswa memperbanyak kajian literatur
agar bisa membedakan antara model pembelajaran dan
metode pembelajaran
13 Dosen dan Guru Pamong membentuk grup WA sebagai
kanal mahasiswa untuk konsultasi
14 Penilaian proses perangkat pembelajaran bagi
mahasiswa yang terkendala jaringan pada saat ingin
presentasi dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Guru
Pamong dilakukan berdasar tugas yang di upload di LMS
yang sudah diunggah
15 Dosen pembimbing dan Guru Pamong memberikan
penguatan terkait dengan komponen-komponen yang
terdapat dalam perangkat pembelajaran (model
pembelajaran, pendekatan, metode dan strategi
pembelajaran serta instrumen penilaian serta cara
penulisan soal level HOTS).
16 Guru Pamong berbagi praktik baik kepada mahasiswa
terkait dengan cara penulisan soal level HOTS
17 Dosen dan guru pamong mengembangkan materi lebih
spesifik terkait pengembangan perangkat pembelajaran
khususnya RPP, sesuai dengan karakteristik peserta
didik abad 21
18 Dosen dan Guru Pamong memberikan materi lebih
spesifik tentang HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan
TPACK (Technological, Pedagogical, and Content
Knowledge).
19 Dosen dan Guru Pamong memberikan gambaran dan
contoh tentang pembelajaran bagi peserta didik ABK
20 Dalam mengembangkan Perangkat diperlukan
penyesuaian dengan Kekhasan bidang studi
21 Perlu dipetakan penggunaan kata operasional yang
memudahkan mahasiswa dalam mengidentifikasi tujuan
khusus
22 Sebaiknya untuk pengembangan perangkat menambah
waktu pengerjaan begitupun dalam melakukan presentasi
23 Dalam pembuatan rencana aksi, peserta menyesuaikan
dengan kurikulum yang ada di sekolah masing-masing
24 Dosen dan guru pamong mengarahkan peserta untuk
mencari alternatif lain yang memiliki benang merah yang
sama dengan materi inti, meskipun tidak menggunakan
teknologi yang sama (unplugged)
25 Dosen dan guru pamong memberikan wawasan
tambahan misalnya dengan penerapan contoh
implementasi model/metode yang berbeda pada pokok
bahasan yang sama agar guru mampu membedakan
sintaks di setiap model/metode pembelajaran.
26 Dosen dan guru pamong mengarahkan peserta untuk
memberdayakan sumber dan sarana belajar yang dimiliki
dan dapat dijangkau siswa misalnya perangkat HP
masing-masing siswa.
27 Peserta guru SMP di bidang TIK yang tidak memiliki mata
pelajaran TIK di sekolahnya harus melakukan simulasi ke
sekolah lain yang memiliki mapel tersebut.
28 Dosen dan guru pamong memberikan wawasan dan
contoh implementasi LKPD yang bersifat HOTS
29 Dosen dan guru pamong mengarahkan peserta untuk
mengkaji ulang LKPD yang sudah dibuat agar lebih
terinci dalam memberikan instruksi pada siswa
30 Dosen Pembimbing dan Guru Pamong memberikan
contoh cara menentukan tujuan dan indikator
pembelajaran, serta cara merumuskan kategori penilaian
(BB, MB, BSH dan BSB).
31 Memberikan pembiasaan kepada mahasiswa dalam
melakukan observasi dan identifikasi masalah secara
baik berdasarkan prosedur dan langkah yang sistematis.
32 Mahasiswa diminta membuat beberapa indikator
berdasarkan KD dan KI dalam kegiatan pembelajaran
yang inovatif yang sesuai permasalahan
33 Sebaiknya mahasiswa diberikan berbagai contoh terkait
pengintegrasian TPACK, HOTS, dan 4C ke dalam
perangkat pembelajaran.
34 Sebaiknya DP dan GP tegas dalam memeriksa referensi
yang digunakan mahasiswa dalam menuliskan sumber
literatur yang digunakan

D. REKOMENDASI

NO REKOMENDASI
1 Menambahkan waktu untuk pembahasan model dan
metode pembelajaran di rencana aksi dan rencana evaluasi
2 Perlu adanya penilaian persamaan perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan bidang studi masing-masing.
3 Perlu pembimbingan dan pengalokasian waktu yang lebih
banyak pada tahap penyusunan dokumen untuk
mengembangan kemampuan mahasiswa dalam menyusun
tujuan dan instrumen penilaian pembelajaran yang sesuai.
4 Perlunya pembimbingan dalam pemilihan/ pembuatan
Media pembelajaran yang harus sesuai dengan karakteristik
isi berupa fakta, konsep, prinsip, prosedural atau generalisasi.
Agar dapat membantu proses pembelajaran menjadi efektif
dan sesuai dengan kebutuhan dari siswa itu sendiri.
5 Perangkat yang dirancang (RPP, media pembelajaran,
bahan ajar, LKPD, instrumen penilaian) seharusnya
diberikan penjelasan teknis yang dapat menjadi panduan
bagi mahasiswa, dan berkesesuaian dengan Rubrik
Penilaian UKIN.
6 Menginisiasi mahasiswa untuk memanfaatkan tambahan
waktu setelah sesi Sinkronous berakhir guna mencari
literatur yang sesuai dan berbagi informasi.
7 Perlunya ada refleksi usai pembahasan materi atau setiap
kegiatan dalam membahas suatu masalah.
8 Penambahan alokasi waktu dalam pembuatan perangkat
pembelajaran dan rencana evaluasi
9 Penambahan alokasi waktu peer teaching
10 Penambahan alokasi waktu kegiatan eksplorasi penyebab
masalah dan eksplorasi alternatif solusi sebab mahasiswa
terkendala dengan narasumber
11 Penambahan waktu untuk langkah pembuatan rencana
evaluasi
12 Terdapat langkah khusus untuk peer teaching, tidak
digabung dengan rencana evaluasi (minimal 3 hari)
13 Penambahan langkah pencarian informasi (kajian literatur)
14 Sebelum mahasiswa melakukan kegiatan penyusunan
perangkat pembelajaran, sebaiknya mahasiswa
konsultasikan terlebih dahulu terkait alokasi waktu materi
yang akan dibuatkan perangkatnya
15 Menjalin kolaborasi antara mahasiswa, Guru pamong dan
Dosen Pembimbing diluar jam pelajaran (daring) agar
kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa dalam
menyusun perangkat pembelajaran dapat diminimalisir.
16 Dalam pemilihan literatur Dosen Pembimbing dan Guru
Pamong mempunyai peran penting, terutama dalam
pemilihan kata kunci.
17 Penyusunan RPP diarahkan untuk berbasis permainan
yang disesuaikan dengan model, metode dan strategi
pembelajaran yang telah ditentukan (termasuk di dalamnya
peserta ABK).
18 Perlu tambahan waktu untuk pengembangan Perangkat
Layanan dan waktu presentasi
19 Penyamaan persepsi dengan serumpun ilmu
20 Sebaiknya Format perangkat pembelajaran disediakan di
LMS versi K13 dan Kurikulum Merdeka (RPP, LKPD dan
Instrumen pembelajaran lain).
21 Pihak LPTK memberikan bimtek kepada dosen terkait
kurikulum merdeka dan K13
22 Perlu penambahan durasi waktu untuk kegiatan Observasi
dan Identifikasi Masalah, agar mahasiswa dapat memahami
betul perbedaan kedua kegiatan tersebut.
23 Perlu pembimbingan dan pengalokasian waktu yang lebih
banyak pada tahap penyusunan dokumen untuk
mengembangan kemampuan mahasiswa dalam menyusun
tujuan dan instrumen penilaian pembelajaran yang sesuai.
24 Penyamaan persepsi pada rumpun ilmu yang sama.
25 Penegasan penggunaan kurikulum yang akan digunakan
peserta sebagai acuan dalam penyusunan RPP.
26 Melakukan pembimbingan mahasiswa dalam mengkaji
jurnal dalam penentuan solusi.
27 RPP yang disusun dapat mengakomodasi untuk Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) dan pembelajaran
berdiferensiasi.
28 Perangkat yang dirancang (RPP, media pembelajaran,
bahan ajar, LKPD, instrumen penilaian) seharusnya
diberikan penjelasan teknis yang dapat menjadi panduan
bagi mahasiswa, dan berkesesuaian dengan Rubrik
Penilaian UKIN.
29 Sebelum mengelompokkan mahasiswa pada kegiatan
perangkat pembelajaran yang dimulai pada tahap 4 dan
seterusnya, maka penting melakukan deteksi dini terkait
kompetensi pengetahuan IT mahasiswa, sehingga dalam
prosesnya nanti bisa saling melengkapi dan membantu,
antara yang melek teknologi dan yang kurang penguasaan
teknologinya.
30 Pemetaan perlu dilakukan dengan baik, khususnya terkait
dengan pengelompokan peserta PPG. Dapat ditempuh
dengan cara membuat kelompok menjadi heterogen
dengan tingkat kemampuan yang berbeda beda sehingga
diskusi dan hasil kerja nantinya lebih produktif
31 Lebih banyak mengarahkan mahasiswa untuk menganalisa
solusi yang akan dipilih dengan menjadikan hasil-hasil
penelitian (artikel ilmia) sebagai rujukan, baik artikel
terakreditasi nasional (SINTA) maupun Internasional
(Scopus, WoS, Dll).

FORMAT FOTO-FOTO PELAKSANAAN

Aktivitas : Diskusi Eksplorasi Alternatif Solusi


Aktifitas :Diskusi Penentuan Solusi

Aktifitas : Diskusi Pembuatan Rencana Aksi

Aktifitas : Presentasi Pembuatan Media Pembelajaran

Aktifitas : Presentasi Pembuatan Rencana Pembelajaran


Aktifitas : Pengantar Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Aktifitas : Pengantar Pembuatan Rencana Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai