Anda di halaman 1dari 8

DOSEN PENGAMPU : Dr. Muh.Idrus, M.

Pd

OLEH :

KELOMPOK 2

1) Muhammad Aditya (A1M122056)


2) Nirma olo (A1M122058)
3) Marsya (A1M122052)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024

KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena rahmat dan limpahannya
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai dengan
tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan beberapa pihak.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang
diberikan oleh Dr.Muh. Idrus, M. Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terhadap pihak
pihak yang telah terlibat dalam membantu pembuatan makalah ini, semoga
makalah yang telah kita buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

BAB IIPEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

Simpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Pembahasan

Latar belakang
Rumusan masalah

Tujuan

BAB II

Pembahasan
A. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang memiliki arti semangat dan


kesadaran cinta terhadap tanah air, memelihara kehormatan bangsa, memiliki
kebanggaan sebagai penduduk bangsa, serta memiliki rasa solidaritas terhadap
sesama bangsa dan negara.

Secara etimologi, kata “nasionalisme” berasal dari kata Latin “natio” yang berarti
kelahiran, dan kemudian berkembang menjadi kata “nation” dalam bahasa Inggris,
Jerman, dan Belanda yang berarti bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), nasionalisme diartikan sebagai paham untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri.

B. Prinsip Nasionalisme Dalam Pancasila

Semangat kebangsaan di dalam suatu negara didorong oleh enam prinsip


nasionalisme, yaitu:

1. Kesatuan

Prinsip ini menekankan pada kesatuan dalam hal wilayah teritorial, bangsa,
bahasa, ideologi dan doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem
perekonomian, sistem pertahanan keamanan, dan aturan kebudayaan.

2. Kebebasan

Prinsip ini memberikan kebebasan dalam beragama, berbicara, berpendapat secara


lisan maupun tulisan, serta dalam berkelompok dan berorganisasi.

3. Kesamaan

Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap anggota bangsa memiliki kesamaan dalam
kedudukan hukum, hak, dan kewajiban.

4. Kepribadian
Prinsip ini menekankan pada identitas bangsa, yang meliputi harga diri, rasa
bangga, dan rasa sayang terhadap kepribadian dan identitas bangsa yang tumbuh
sesuai dengan sejarah dan kebudayaan.

5. Demokrasi

Prinsip demokrasi ini memandang bahwa setiap warga negara memiliki


kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Karena pada hakikatnya, kebangsaan
adalah tekad untuk hidup bersama mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk bersedia hidup sebagai bangsa
yang bebas, merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

6. Prestasi

Prestasi adalah cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan serta kebesaran dan


kemanusiaan dari bangsa tersebut.

C. Paham Yang Bertentangan Dengan Nasionalisme

D. Nilai-nilai Nasionalisme

E. Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai-nilai Nasionalisme

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat terutama teknologi


informasi,

komunikasi, dan transportasi telah menyebabkan batas-batas geografis antar


negara dan bangsa seolah olah tidak nampak lagi. Komalasari dan Syaifullah
mengemukakan bahwa “Kecenderungan kehidupan bangsa dan negara saat ini
mengarah kepada terbentuknya suatu masyarakat global (global village)”.

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang


bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses global
itu sendiri. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi memperepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru
yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memenfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang
muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu dan mulai begitu populer sebagai
ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir.

Pada era globalisasi sekarang dan semakin berkembangnya teknologi informasi


dapat mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara politik,
ekonomi, maupun sosial). Era globalisasi sekarang ini, salah satu permasalahan
penting yang sedang dihadapi bangsa ini adalah memudarnya semangat
nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. Berbagai permasalahan
yang timbul akibat memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme banyak
terjadi belakangan ini, banyak generasi muda yang mengalami disorientasi dan
terlibat pada suatu kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi dan
terkadang tidak peduli dan tidak mau tahu bagaimana para pejuang kita dengan
susah payah memperoleh kemerdekaan.

Terkait dengan globalisasi, Peterson dalam pandangannya menyampaikan bahwa


proses globalisasi berhubungan erat dengan pendidikan kewarganegaraan. Hal ini
tidak terlepas dari semakin mengglobalnya dunia, sehingga diperlukan upaya
pemerintah dan warga negara termasuk generasi muda dalam menghadapi
tantagan globalisasi. Tantangan globalisasi ini tercermin dalam bentuk kemajuan
media, sikap manusia, aksi sosial dan jaringan sosial. Oleh karena itu, secara lebih
jelas pendidikan kewarganegaraan dapat dipahami sebagai upaya yang melibatkan
generasi muda dalam menangani tantangan perubahan zaman yang semakin
kompleks akibat pengaruh globalisasi

dengan adanya globalisasi ini akan membawa dampak negatif, tergantung


bagaimana cara menyikapinya. Globalisasi tentunya bak mata pisau bagi generasi
muda, di satu sisi aman namun di satu sisi lagi sungguh membahayakan.
Sebagaimana dikemukakan bahwa “Barat menjajah dunia dalam arti yang
sebenarnya, termasuk yang tampak adalah masalah budaya dan peradaban, lebih
khusus lagi ketergantungan dalam bidang ilmu dan teknologi”. Teknologi
memiliki peluang besar dalam menciptakan dunia baru yang mengglobal.
Perkembangan teknologi, perubahan lingkungan sosial budaya, pergaulan, dan jati
diri terhadap nasionalisme kini telah mengalami degradasi atau penurunan moral.
Pengaruh globalisasi telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian
diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang
muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian
masih jarang terlihat anak muda yang memakai pakaian batik khas bangsa
Indonesia untuk mempertahankan atau melestarikan budaya asli bangsa Indonesia.
Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai