Cecklist Evidence SMKK - Keselamatan Lingkungan
Cecklist Evidence SMKK - Keselamatan Lingkungan
D.1.3 Tersedia Material Safety Data Sheet (MSDS) dengan informasi seperti berikut:
Setiap wadah/kontainer yang digunakan untuk menampung zat kimia harus diberi label dan identitas yang jelas yang Label, tagging dan/atau identitas
D.1.7 1
menjelaskan isi yang ada di dalamnya serta bahaya yang terkait. Bahan Kimia
D.1.8 Ketentuan dalam bekerja dengan zat kimia atau zat berbahaya lainnya: 1 Hapus
Sumber air bersih dapat berasal dari PDAM atau sumber alami air permukaan seperti sungai, danau, mata air, air laut - Hasil uji baku mutu air minum
D.2.1 yang didesalinasi dan air tanah. Semua air minum yang dikonsumsi harus memenuhi persyaratan kesehatan yang 1 - Dokumentasi sumber air bersih di
ditetapkan oleh Pemerintah. proyek
D.2.2 Pemanfaatan Air Permukaan dan Air Tanah - Dokumentasi pemanfaatan air
- Pemanfaatan/penggunaan air alami dari sungai dan danau memerlukan izin; alami atau PDAM (pilih yang dipakai)
1
- Pemanfaatan air tanah harus memiliki izin khusus dan peraturan yang berlaku - Dokumen izin khusus dari pihak
- Koordinasikan dengan Petugas KK untuk setiap pemanfaatan sumber air alami. terkait jika memakai air alami
Potensi pencemaran air yang mungkin terjadi ketika melakukan pekerjaan dekat dengan badan air, sumber air atau - IADL/HIRADC mencakup potensi Dokumentasi
D.2.3 rambu, Himbauan
saluran air. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan: pencemaran air tanah
- Analisis keselamatan konstruksi
- Jangan menempatkan polutan dekat dengan sumber air atau saluran air; 1
mencakup penanganan pencemaran
- Membuang tanah terkontaminasi, kerikil dan material lainnya ke badan air tanpa izin khusus; air tanah
- Melakukan penambangan pada badan air tanpa izin khusus. -<<dokumentasi>>
D.3 Pengelolaan Limbah 100% 0% 0%
D.3.1 Pengelolaan Sampah
Dokumentasi tempat sampah di
a. Terdapat tempat sampah sekurang-kurangnya 1 (satu) set tempat sampah di setiap area pekerjaan (dipisahkan
setiap area kerja sesuai dg jenis
berdasarkan jenis sampah yaitu sampah organik, sampah anorganik, sampah B3) 1 sampah
b. Terdapat Tempat penampungan sampah sementara (TPS) berdasarkan jenis sampah yaitu sampah organik, sampah Dokumentasi TPS sesuai jenisnya di
anorganik dan sampah B3. proyek
D.3.2 Pengelolaan Limbah Cair
a. Limbah cair harus diidentifikasi, apakah termasuk golongan limbah berbahaya atau tidak. Selanjutnya limbah cair
tersebut harus ditangani sesuai dengan kategorinya.
b. Limbah domestik berasal dari seluruh kegiatan domestik (non produksi).
-IADL yang memuat risiko limbah
c. Air limbah yang dibuang ke badan air harus memiliki izin dan harus diolah terlebih dahulu serta memenuhi baku Cair
mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah. - Dokumentasi
1 -Hasil uji baku mutu limbah cair
Hal - jal yang tidak boleh dilakukan
harian misal hasil pH
- Membuang tanah terkontaminasi, kerikil dan material lainnya ke badan air tanpa izin khusus;
- hasil pemeriksaan baku mutu
- Melakukan penambangan pada badan air tanpa izin khusus;
lingkungan hidup limbah cair
- Dilarang membuang air limbah secara langsung ke badan air, diantaranya: air limbah dari kegiatan cuci dan kamar
mandi, zat kimia dan air buangan industri, air yang bersuhu tinggi.
Cair
- Dokumentasi
1 -Hasil uji baku mutu limbah cair
harian misal hasil pH
- hasil pemeriksaan baku mutu
lingkungan hidup limbah cair
Baku Mutu Air Limbah yang harus dipatuhi. Untuk memastikan bahwa baku mutu tersebut masih berlaku, lakukan
pengecekan secara berkala terhadap ketentuan baku mutu yang berlaku. Selalu gunakan persyaratan baku mutu
terbaru yang dikeluarkan oleh instansi terkait untuk menghindari permasalahan hukum di kemudian hari.
D.3.3 Limbah Udara atau Gas
a. Limbah gas berasal dari sumur minyak, emisi peralatan/mesin, tangki timbun, kegiatan loading/unloading, emisi
kendaraan bermotor, serta sumber tidak spesifik lainnya.
-IADL yang memuat risiko limbah
b. Jenis-jenis limbah gas dapat dibedakan menjadi: udara
1
- Gas: merupakan gas yang tidak bisa dimanfaatkan - Hasil pemeriksaan baku mutu
- Fugitive gas: merupakan limbah gas yang berasal dari sumber yang tidak spesifik seperti evaporasi pada tangki, lingkungan hidup emisi udara
kebocoran perpipaan maupun pada peralatan.
- Gas Emission: merupakan limbah gas yang berasal dari alat- alat yang digunakan seperti boiler, kendaraan dan mesin
lainnya.
D.4 Transportasi Limbah 100% 0% 0%
D.4.1 Jadwal Transportasi/Pengiriman Limbah
Hal-hal yang diperhatikan sebelum pengiriman
1. Limbah terlebih dahulu ditampung di TPS dipisah sesuai jenis sampah Schedule pengiriman limbah sesuai
1
2. Minimal penjemputan 1 minggu sekali kriteria
3. Dikelola oleh departemen Logistik/Layanan Umum atau sebagaimana ditetapkan
4. Diperiksa dan dilaporkan ke pengawas lingkungan
D.4.2 Persyaratan Transportasi/Pengiriman
a. Kontainer/wadah limbah harus dalam kondisi baik dan aman berdasarkan jenis limbah dan sesuai untuk proses
transportasi/ pengiriman.
b. Kontainer/wadah harus ditutup dengan penutup selama proses pengiriman.
c. Kontainer/wadah harus ditangani dengan cara tepat untuk meminimalkan kebocoran.
d. Limbah yang tidak sejenis, sebaiknya tidak diangkut bersamaan. Jika hal ini tidak memungkinkan, mereka tidak boleh
disimpan dalam kompartemen kapal yang berdekatan/sama. Catatan inspeksi Limbah (Lampiran
4 SP 014 HS W 068 Petunjuk kerja
1
e. Transportasi/pengiriman tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca yang tidak sesuai, dan harus mendapatakan pelaksanaan kegiatan inspeksi
persetujuan Pengawas Pekerjaan atau Ahli KK. proyek)
f. Setiap tumpahan/kebocoran selama pengiriman harus segera ditampung dan dibersihkan.
g. Setiap kendala operasional selama proses pengiriman harus dilaporkan ke Pengawas Pekerjaan atau Ahli KK. Jika
terjadi masalah/kendala, prosedur dan/atau tindakan alternatif/perbaikan dapat dipertimbangkan dan dilaksanakan.
h. Jika memungkinkan, rute yang diambil harus menghindari daerah padat penduduk, sensitif atau dilindungi.
i. Jika terjadi kendala akibat faktor eksternal yang tidak diantisipasi (cuaca, kerusakan mekanis), tidak boleh ada
pemberhentian tanpa izin selama perjalanan.
D.4.3 Prosedur Transportasi/Pengiriman Limbah B3
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi yang menangani pengangkutan limbah B3 wajib memiliki izin yang diterbitkan - Prosedur pengangkutan limbah B3
oleh Kementerian Lingkungan Hidup. 1 - Manifest limbah B3
- Dokumentasi pengangkutan LB3
b. Setiap pemindahan limbah B3 ke luar lokasi pekerjaan konstruksi harus memenuhi persyaratan Manifes Limbah
Berbahaya, yang merupakan formulir resmi yang disediakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
D.5 Kebersihan 100% 0% 0%
D.5.1 Kebersihan (Housekeeping) di Lokasi Kerja
a. Kebersihan di lokasi kerja dilaksanakan sesuai standar yang ditetapkan dengan menjaga kebersihan dan kerapian
ruangan untuk memberikan tempat yang aman, sehat dan nyaman untuk bekerja dan tinggal.
b. Pihak manajemen dan seluruh pekerja harus memahami praktek kerja kebersihan dan sehingga dapat mendukung
upaya pencegahan kecelakaan di lokasi kerja.
c. Pengelolaan Kebersihan (Housekeeping) di lokasi kerja dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip 5R : Ringkas,
Rapih, Resik, Rawat, Rajin.
d. Mengelola kotoran dan sampah dengan memisahkan sesuai karakteristik 1 Hasil penilaian single number 5R
e. Memastikan lintasan Akses Jalan Darurat bebas dari halangan dan dapat digunakan sewaktu-waktu
f.Memastikan Perkakas diperiksa secara teratur dan digunakan sesuai petunjuk kerja yang telah ditetapkan
g. Memastikan Penerangan Lampu dan Penyejuk Udara beroperasi dengan baik dan cukup untuk memenuhi kebutuhan
ruangan
h. Memastikan Sumber Tenaga Listrik dan kelistrikan (kabel, sakelar) aman
i. Memastikan Penyimpanan Material sesuai dengan syarat dan ketentuan
j. Menganalisa dan melakukan mitigasi berdasarkan potensi bahaya di Ruangan Kantor
D.5.2 Higiene dan Perilaku Individu
a. Menetapkan standar Higiene bagi seluruh individu di area proyek Form inspeksi higiene dan sanitasi
1 makanan (Lampiran SP 014 HS W38
b. Memastikan pakaian yang digunakan tidak kotor dan terkontaminasi oleh bahan berbahaya Petunjuk kerja pelaksanaan hygiene
c. Menetapkan perilaku Higiene kepada pekerja dan pegawai sebelum dan saat makan dan sanitasi makanan)
- Dilarang interverensi terhadap margasatwa dan cagar alam yang dilindungi oleh Pemerintah.
- Dilarang membiarkan/membuang makanan dan sampah sisa makanan secara terbuka atau di area terbuka yang dapat
diakses oleh satwa liar. IADL (mencakup tentang flora
1
- Jangan memberi makan, menghampiri atau mengganggu satwa liar. fauna)
- Jangan menyentuh/mengambil burung atau hewan lainnya yang mati/terluka/terkena polutan.
- Janganmemelihara hewan yang dilindungi tanpa seijin dari petugas yang berwenang.
- Berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam upaya perlindungan fauna.
D.7.2 Flora
Tumbuhan invasif umumnya tumbuh dominan pada suatu wilayah. Pertumbuhannya sangat cepat bahkan mampu
menekan pertumbuhan jenis tumbuhan lain yang pada akhirnya merusak ekosistem di wilayah tersebut. Tumbuhan IADL/HIRADC (mencakup
D.8.2 1
invasif mampu menguasai ekosistem dan menyebabkan jenis tumbuhan asli kehilangan tempat tumbuh bahkan dapat penanganan tumbuhan invasif)
pula mematikan jenis tumbuhan asli dengan cara menutupi tajuk pohon.
IADL/HIRADC (mencakup
D.8.3 Beberapa cara dalam penanganan tumbuhan invasif dapat dilakukan melalui:
penanganan tumbuhan invasif)
1
- cara mekanis, misalnya disiangi atau ditebang;
- cara kimiawi, misalnya menggunakan pestisida; Analisis keselamatan konstruksi
- cara biologi, menggunakan musuh alami; dan
D.9 Penanganan Benda Kepurbakalaan (Arkeologi) 100% 0% 0%
D.9.1 Kenali
IADL/HIRADC (mencakup
Suatu benda untuk menjadi atau ditetapkan menjadi Cagar Budaya harus melalui proses yang panjang. Namun ketika 1
penanganan benda kepurbakalaan)
menemukan benda, harus dapat menduga-duga apakah benda itu besar kemungkinan dapat menjadi Cagar Budaya.
D.9.2 Amankan
Banyak Cagar Budaya yang ditemukan masyarakat di tempat-tempat yang terbuka dan terpendam. Pastikan benda ini 1 Dokumentasi (jika ada)
tetap aman di tempat dimana ditemukan sampai dengan petugas yang berwenang datang
D.9.3 Laporkan
Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan jika menemukan benda yang kemungkinan merupakan benda Cagar Budaya 1 Analisis keselamatan konstruksi
adalah melaporkan kepada pihak yang telah ditunjuk dalam Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010.