Anda di halaman 1dari 9

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12

Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 1 of 9

TUJUAN
Prosedur ini dimaksudkan untuk:
1. Menjamin keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tambang, terutama
dalam penanganan limbah B3 dan non B3 serta pelaksanaan aktifitas bongkat muat
limbah B3 di Tempat Penumpukan Sementara (TPS)
2. Untuk memastikan bahwa limbah dipisah-pisahkan sesuai jenisnya dan dibuang
dengan benar sehingga tidak merugikan / merusak lingkungan
3. Sebagai pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan penanganan limbah B3 dan
non B3 serta aktifitas membongkar & memuat limbah B3 di Tempat Penumpukan
Sementara (TPS).

RUANG LINGKUP
1. Prosedur ini meliputi seluruh karyawan dan limbah B3 dan non B3 yang dihasilkan di
areal kerja yang berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan PT. MAPSUS.
2. Prosedur ini meliputi seluruh aktifitas membongkar & memuat limbah B3 di Tempat
Penumpukan Sementara (TPS) yang berada di bawah tanggung jawab dan
pengawasan PT. MAPSUS.

DEFINSIS – DEFINISI
1. Sampah / limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah setiap bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Sampah / limbah B3 adalah sisa usaha dan / atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan / atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
lingkungan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup
lainnya.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 2 of 9

PERTANGGUNGJAWABAN
1. Project Manager

a. Memastikan bahwa telah terdapat suatu standar yang efektif dan efisien untuk
penanganan sampah / limbah di daerah-daerah kerja.
b. Memastikan tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan
prosedur ini di lapangan
c. Memastikan bahwa standar yang ada, diimplementasikan dan dipatuhi dengan
baik di lapangan.
d. Memastikan bahwa telah tersedia sistem kode warna bagi tempat-tempat
sampah / limbah sesuai dengan jenisnya.
e. Memastikan bahwa sistem sanksi terhadap pelanggaran standar ini tersedia
dan diimplementasikan dengan baik.
f.Menunjuk dan mendelegasikan wewenang kepada karyawan yang berkompeten
dan telah mendapatkan pelatihan yang memadai secara tertulis untuk
melakukan penanganan limbah B3 dan non B3.
g. Memastikan bahwa karyawan yang ditunjuk diberi pelatihan yang memadai,
peralatan yang diperlukan, prosedur keselamatan kerja dan wewenang untuk
melaksanakan tugas seperti yang ditentukan dalam peraturan.
h. Memastikan bahwa suplier yang ditunjuk untuk pengangkutan limbah B3 dari
site ke lokasi pengumpulan sementara adalah yang memiliki ijin resmi yang
dikeluarkan oleh pihak pemerintah.
i. Memastikan bahwa setiap limbah B3 yang dibongkar & dimuat, dibuatkan
laporannya dan dikirimkan kepada Safety & Environmental Department.

2. Logistic Department

a. Memastikan bahwa suplier yang ditunjuk untuk melakukan pembelian limbah B3


adalah yang memiliki ijin resmi yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah.
b. Memastikan bahwa B3 yang dibeli dan limbah B3 yang disimpan TPS,
dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Memastikan bahwa tersedia APD yang memadai untuk melakukan aktifitas
tersebut.
d. Memastikan karyawan yang terlibat dalam pembongkaran dan pemuatan limbah
B3 telah mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai aktifitas ini
e. Memastikan bahwa semua kontainer dan paket berisi limbah B3 dalam jumlah
besar yang keluar dari site, diberi label sesuai dengan peraturan, berada dalam
keadaan baik, tidak rusak atau bocor.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 3 of 9

3. Pengawas Lapangan

a. Memastikan bahwa telah terdapat suatu sistem yang efektif dan efisien untuk
penanganan sampah / limbah di daerah-daerah kerja.
b. Memastikan semua sampah / limbah dibuang dengan cara yang benar.
c. Memastikan bahwa terdapat jadwal-jadwal pembuangan sampah / limbah.
d. Memastikan bahwa telah tersedia sistem kode warna bagi tempat-tempat sampah
/ limbah sesuai dengan jenisnya.
e. Memastikan bahwa arti kode warna untuk jenis-jenis sampah / limbah telah
disosialisasikan kepada seluruh karyawan.
f. Memastikan semua tempat sampah / limbah dipelihara

4. SHE Departement

a. Menyediakan aturan dan prosedur kerja yang aman untuk pembuangan sampah
/ limbah.
b. Mengusahakan Kebijakan dan Program Pengelolaan Sampah / Limbah.
c. Memastikan inspeksi areal kerja secara rutin dilakukan
d. Memastikan tersedianya tempat penimbunan sampah / limbah sementara
(sesuai dengan jenis sampah / limbah) di lokasi kerja
e. Memastikan bahwa suplier yang mengangkut limbah B3 dari site, dilengkapi
dengan ijin dan dapat menunjukkan manifest / dokumen limbah B3
f. Memastikan bahwa standar membongkar & memuat limbah B3 dipatuhi dan
diimpelentasikan dalam aktifitas ini.
g. Memastikan seluruh drum / kontainer berisi limbah B3, dilengkapi dengan label
dan stiker, sesuai dengan peraturan, tidak rusak atau bocor.
h. Memastikan bahwa seluruh karyawan / suplier yang terlibat dalam aktifitas ini,
dilengkapi dengan APD yang dipersyaratkan.
5. Security

Memastikan bahwa jumlah limbah B3 yang keluar dari TPS sama dengan jumlah
yang tercantum pada manifest.

6. Karyawan

a. Membuang sampah / limbah ke dalam tempat yang sesuai.


b. Memberitahu pengawas bila tempat sampah / limbah telah penuh sebelum
waktu pengambilannya tiba.
c. Memastikan semua tempat sampah / limbah dipelihara
d. Memastikan kebersihan dan kerapian areal kerja selalu terjaga
e. Mengikuti pelatihan yang dilakukan mengenai aktifitas ini.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 4 of 9

f. Memakai APD yang dipersyaratkan saat melakukan aktifitas ini.

KETENTUAN - KETENTUAN

1. Umum
a. Jenis-jenis tempat sampah / limbah yang cukup harus disediakan di seluruh
areal kerja untuk memenuhi seluruh kebutuhan.
b. Setiap jenis tempat sampah / limbah harus dikosongkan sesuai dengan jadwal
dan isinya harus dibuang dengan tepat.
c. Bila lantai diberi demarkasi, setiap lokasi tempat sampah / limbah harus diberi
nomor dan ditandai dengan garis batas warna putih selebar 75mm.
d. Tempat sampah / limbah dan wadah pengumpul harus diberi kode warna yang
sesuai dan diberi label nama jenis limbahnya. Suatu sistem kode warna harus
digunakan untuk dapat menunjukkan jenis sampah / limbah yang hendaknya
dimasukkan ke dalam tempat-tempat sampah tersebut. Dua tempat sampah /
limbah beserta penutupnya, bila memungkinkan, hendaknya digunakan, yaitu
untuk:
1) Sampah / Limbah Organik; terbuat dari logam dan diberi warna kuning
dengan label / tulisan warna hitam, dan
2) Sampah / Limbah B3; terbuat dari logam dan diberi warna merah dengan
label / tulisan warna putih.
e. Seluruh tempat sampah / limbah yang diperuntukkan bagi sisa-sisa makanan
harus memiliki pembungkus dari plastik atau harus dicuci secara berkala
dengan sabun / zat pembunuh kuman dan air.
f. Pembuangan sampah / limbah akhir harus dilaksanakan sesuai dengan
Kebijakan Pengelolaan Limbah. Lokasi pembuangan untuk sampah / limbah
organik adalah di waste dump aktif sedangkan sampah / limbah B3 di TPS
(Tempat Penumpukan Sementara)
g. Sarana dan prasarana penunjang aktifitas penanganan sampah harus sesuai
dengan kondisi lokasi kerja dan Peraturan Keselamatan & Kesehatan Kerja.
2. Penanganan / Pembuangan Limbah
a. Karena sifat manusia yang ingin tahu, maka orang lebih cenderung menyentuh /
memegang sesuatu termasuk limbah (padat/cair/ atau gas) dalam bentuk yang
berbeda-beda, maka penanangannya juga berbeda. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1) Sediakan APD (sarung tangan, masker, sepatu karet dll.) yang diperlukan
untuk penanganan limbah tersebut.
2) Pastikan ventilasi yang cukup dalam penanganan limbah.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 5 of 9

3) Beri pelatihan bagi karyawan mengenai cara penanganan dan bahaya


yang bisa timbul.
b. Limbah Non B3
1) Sampah makanan, penanganannya:
a) Buanglah di tempat sampah yang telah disediakan dalam keadaan
tertutup.
b) Harus dibuang di tempat pengumpulan sampah (rubbish tip/dump)
secara teratur/rutin.
c) Yakinkan tidak ada sampah yang tercecer.
d) Masukkan sampah ke lubang yang telah disiapkan. Bila terkadi
ceceran gunakan alat bantu seperti loader untuk mendorongnya.
e) Setelah beberapa waktu, sisa sampah dapat digunakan sebagai
tanah pelapis pada permukaan areal yang telah direhabilitasi
2) Plastik, penanganannya dilakukan dengan cara:
a) Buanglah sampah plastik di tempat yang telah disediakan.
b) Kumpulkan di tempat pengumpulan plastik.
c) Kubur/tanam di waste dump/disposal ayng aktif.
3) Kertas, penanganan dilakukan dengan cara:
a) Gunakan kertas semaksimal mungkin, bolak balik.
b) Kumpulkan semua kertas bekas di daerah kantor.
c) Jika tidak terpakai, kertas dapat dihancurkan dengan mesin
penghancur kertas.
d) Kemudian serpihan kertas dapat ditebar di atas permukaan tanah
yang telah direklamasi.
4) Untuk menghindarkan terjangkit penyakit, bau serta diganggu oleh
binatang atau paparan kimia akibat penanganan limbah domestik maka:
a) Tutup lubang sampah yang telah penuh dengan ketebalan yang
cukup dan lalu dipadati.
b) Beri pagar pelindung yang aman dan masukkan lokasi pembuangan
sampah itu ke dalam peta.
c) Bersihkan badan setelah selesai melakukan penanganan limbah.
c. Limbah B3
1) Limbah B3 dapat berbentuk padat, cair atau gas yang dapat merugikan
kesehatan manusia atau dapat mencemari/merusak lingkungan alam
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 6 of 9

sekitarnya. Untuk itu perlu penanganan dari pihak perusahaan dengan


menunjuk secara tertulis di masing-masing job site
2) Umumnya limbah industri adalah limbah yang beracun atau disebut
dengan limbah B3. Oleh karena itu semua peyimpanan dan pembuangan
harus mengacu kepada Kebijakan Lingkungan Perusahaan dan Peraturan
Pemerintah.
3) Karena orang lebih cenderung untuk memegang atau menyentuh bahan
limbah dalam bentuk padat, cair atau gas maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Dapatkan MSDS (Material Data Safety Sheet) atau standar
pemerintah untuk semua material yang digunakan atau digolongkan
sebagai limbah industri.
b) Sediakan dan pakailah alat pelindung diri yang tepat dalam
menangani limbah domestik.
c) Beri pelatihan bagi semua karyawan mengenai cara yang tepat
untuk menangani limbah sesuai dengan jenisnya dan bahaya yang
dapat ditimbulkannya.
d) Pastikan ventilasi yang cukup dalam penanganan limbah.
e) Sampah yang tidak termasuk limbah B3 tidak dicampur dengan
sampah yang mengandung B3.
4) Penanganan limbah B3 yang berasal dari ban:
a) Kumpulkan pada masing – masing area kerja
b) Memilah ban bekas yang mana bisa divulkanisir atau di buang
c) Bila jenis dan/atau bahan yang dinilai ekonomis maka hubungi dan
carikan supplier yang akan mengelola ban bekas. Jika tidak ada nilai
ekonomis, maka:
(1) Ban bekas/belt dipotong-potong menjadi lempengan (dipotong
menjadi 2 / 4 bagian)
(2) Ditimbun pada areal disposal aktif dengan kedalaman minimal
15 meter dari permukaan tanah.
(3) Setelah ditimbun diberi tanda dan dimasukkan dalam peta
tambang.
(4) Catat / dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan
5) Penanganan limbah B3 yang berasal dari baterai bekas:
a) Kumpulkan pada Tempat Penumpukan Sementara (TPS)
b) Hubungi suplier yang bersertifikat, yang mau menampung / membeli
baterai bekas
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 7 of 9

c) Membuat jadwal penjualan


d) Catat / dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan
6) Penanganan limbah B3 yang berasal dari oli bekas:
a) Kumpulkan pada Tempat Penumpukan Sementara (TPS)
b) Masukan ke dalam drum/ tangki yang sesuai.
c) Hubungi suplier yang bersertifikat, yang mau menampung / membeli
oli bekas
d) Membuat jadwal penjualan
e) Catat / dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan
7) Penanganan limbah B3 yang berasal dari filter bekas:
a) Kumpulkan di area masing-masing
b) Bersihklan sisa oli dari filter-filter tersebut
c) Sisa oli dikumpulkan di tempat yang telah disediakan
d) Filter bekas yang bersih dikompres sehingga menjadi lempengan-
lempengan besi
e) Kumpulkan lempengan besi di suatu tempat sementara
f) Jika sudah banyak dapat ditimbun pada disposal area dengan
kedalaman 15 meter dari permukaan tanah atau dijual kepada
penampung.
g) Dokumentasikan / catat semua kegiatan dilakukan.
8) Untuk menghindarkan terjangkit penyakit atau paparan kimia akibat
penanganan limbah maka:
a) Tutup lubang pembuangan yang telah penuh dengan ketebalan yang
cukup dan lalu dipadati.
b) Beri pagar pelindung yang aman dan masukkan lokasi pembuangan
limbah itu ke dalam peta
c) Bersihkan badan setelah selesai melakukan penanganan limbah

3. Penjualan Limbah B3

a. Limbah B3 harus dijual pada perusahan pengumpul yang telah memiliki ijin dari
pemerintah.
b. Semua limbah B3 yang dimasukkan dalam drum 200 liter, diberi label dan stiker
standart.
c. Jika limbah B 3 ditampung dalam bentuk drum 200 liter maka:
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 8 of 9

1) Posisi drum harus tegak / berdiri.


2) Jika tidak disimpan di tempat penampungan sementara, drum harus
didirikan.
3) Jika tidak memungkinkan, drum diletakkan berbaring dengan posisi tutup
di bagian atas sehingga tidak terjadi kebocoran, diberi tanda dengan
safety line untuk menghindari agar jangan sampai drum terlindas oleh unit
lain yang sedang beroperasi di sekitarnya.
4) Diletakkan di atas palet; bersusun 4 ke samping dan 2 ke atas, dengan
jarak antar pallet 60 cm.
5) Jika menggunakan forklift untuk mengangkat / menurunkan, drum harus
diikat sehingga tidak bocor tertusuk garpu forklift.
d. Selama proses loading / unloading, periksa seluruh tutup drum, apakah tutup
drum tertutup rapat / kondisi baik dan jangan menjatuhkan / melempar drum ke
tanah karena drum bisa penyok.
e. Jika drum bocor, pindahkan isi limbah B3 ke drum yang lain di daerah isolasi
(dalam daerah tanggul) sehingga tidak mencemari lingkungan.
f. Dalam proses loading / unloading dengan forklift, drum harus dalam posisi
tegak pada pallet kayu dan diikat pada bak truck sehingga tidak jatuh /
terguling.
g. Kegiatan Loading / Unloading harus dilakukan pada siang hari.
h. Area penyimpanan drum harus berlantai semen untuk lokasi yang sudah tetap /
permanen atau dilapisi clay atau plastik untuk lokasi sementara.
i. Pasang label / tanda pada tempat penampungan limbah B3 dan tunjukan
bahaya yang ada dan peraturan-peraturan khusus seperti “Dilarang Merokok”.
j. Jangan mencampur drum dengan limbah B3 yang berbeda, buat sekat
diantaranya.
k. Sebaiknya daerah penyimpanan dipagari sehingga tidak dimasuki oleh orang
atau kendaraan yang tidak berkepentingan.
l. Untuk menghindari ceceran limbah B3 yang dapat menimbulkan pencemaran
maka pastikan pompa pengisap dan selang:
1) Ditempatkan didalam areal isolasi.
2) Menggunakan selang standar dan layak.
3) Selang dilengkapi dengan penjepit yang layak.
4) Tidak ada kebocoran pada selang / sambungan selang.
5) Kendaraan tangki dalam kondisi baik.
m. Jika ada tumpahan oli bekas baik di dalam daerah isolasi, bersihkan lokasi
dengan menyiramkan air.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 22 / MAPSUS / 12
Rev. 0 / 01.01.08
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Production
B3 & NON B3 Page 9 of 9

n. Jika terjadi tumpahan di luar daerah isolasi, maka:


1) Jika ceceran limbah B3 terjadi di daerah daratan, isolasi daerah ceceran.
Keruk tanah yang tercemar sampai kedalaman tertentu di mana ceceran
tidak lagi menyerap, tampung tanah di dalam penampung yang baik dan
perlakukan sebagai limbah.
2) Jika ceceran limbah B3 terjadi di daerah perairan, isolasi daerah ceceran
dengan alat yang sesuai (boom) kemudian sedot limbah yang mengapung
dengan menggunakan mesin pompa dan tampung ke penampung yang
masih dalam keadaan baik.
o. Masukan seluruh bahan-bahan yang terlibat dalam penanganan ceceran tersebut
(sarung tangan, kain majun, dll.) ke tempat penyimpanan sementara seperti drum,
ember, dll.

SANKSI

Setiap pelanggaran yang terjadi terhadap ketentuan-ketentuan yang telah tertuang dalam
standar ini, akan diberikan sanksi.

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

SHE Staff Project Manager Kepala Tehnik Tambang

Anda mungkin juga menyukai